BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Anggota populasi bisa benda hidup atau benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut “Populasi Infinitif” atau tidak terbatas dan populasi yang diketahui dengan pasti jumlahnya (Populasi yang dapat diberi nomor identifikasi, misalnya murid sekolah, pasien rumah sakit, disebut “Populasi finit”. Suatu kelompok objek yang berkembang terus (Melakukan proses sebagai akibat kehidupan atau proses kejadian) adalah populasi infinitif. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahya. Apabila penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi populasi yang finit. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi yang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan
diteliti. Anggota populasi bisa benda hidup atau benda
mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur
atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui
dengan pasti jumlahnya disebut “Populasi Infinitif”
atau tidak terbatas dan populasi yang diketahui dengan
pasti jumlahnya (Populasi yang dapat diberi nomor
identifikasi, misalnya murid sekolah, pasien rumah
sakit, disebut “Populasi finit”.
Suatu kelompok objek yang berkembang terus
(Melakukan proses sebagai akibat kehidupan atau proses
kejadian) adalah populasi infinitif. Misalnya penduduk
suatu negara adalah populasi infinit karena setiap
waktu terus berubah jumlahya. Apabila penduduk tersebut
dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi yang
infinit bisa berubah menjadi populasi yang finit.
Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi yang
1
infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahnya.
Apabila penduduk tersebut dibatasi oleh waktu dan
tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi
populasi yang finit.
Umumnya populasi yang infinit adalah teori saja,
sedangkan kenyataan dalam prakteknya semua benda hidup
tergolong populasi yang finit. Bila dinyatakan bahwa
60% penduduk Indonesia adalah petani, ini berarti bahwa
dalam 100 orang penduduk Indonesia, ada 60 orang
petani. Hasil pengukuran atau karakteristik dari
populasi itu disebut “Parameter”. Jadi, populasi yang
didapat harus didapat harus didefinisikan dengan jelas
termasuk didalamnya ciri dimensi waktu dan tempat.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi
objek penelitian (menurut arti kata sampel berarti
contoh)
Pengambilan sampel dilakukan dalam rangka
1. Penghematan biaya, tenaga, dan waktu.h mudah
2. Memberi informasi yang lebih banyak dan mendalam
3. Lebih cepat dan lebih mudah
4. Dapat ditangani lebih teliti
2
Pengambilan sampel merupakan satu-satunya jalan
yang harus dipilih, (tidak mungkin mempelajari seluruh
populasi) misalnya :
1. Mencicipi duku yang dibeli
2. Mencicipi garam di dapur,
1.2 Tujuan
Agar sampel yang diambil dari populasinya
“representatif” atau mewakili agar diperoleh informasi
yang cukup untuk mengestimasi populasinya.
Tujuan pengambilan sampel
1.2.1 Tujuan umum :
1. Dalam rangka menarik kesimpulan dalam populasi,
oleh karena itu, sampel yang diambil harus
dapat mewakili (representatif) populasi.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Untuk memudahkan proses penelitian. Karena
populasi terlalu banyak
2. Menghindarkan terjadinya bias, kesalahan dalam
proses penelitian.
3. Untuk menghemat biaya dan tenaga serta waktu.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Namun, karena cara pengambilan sampel dilakukan
dalam rangka penghematan biaya, tenaga, dan waktu.
Namun, karena cara pengambilan sampel beranekaragam
maka cara pengambilan sampel harus disesuaikan
berdasarkan tujuan penelitian dan kondisi populasi,
seperti luas, sebaran, dan sebagainya.
2.1 Metode pengambilan sampel
Sampling adalah teknik cara atau teknik yang
dipergunakan untuk mengambil sampel. Pada dasarnya ada
dua cara pengambilan sampel (Random sampling dan non
random sampling) (DJarwanto, 1985 : 114).
Keuntungan utama dari sampling dibandingkan dengan
pencatatan menyeluruh (sensus) adalah :
1. Penyelidikan biaya yang terbatas (reduced
cost) : Oleh karena data yang diteliti itu
lebih kecil maka ongkos-ongkos dan biaya
penyelidikannya jauh lebih sedikit.
4
2. Menghemat waktu dan tenaga (greater spreeder),
data dapat dikumpulkan, diolah dan diselidiki
hingga hasilnya dengan cepat dapat
dipergunakan.berapa jenis survai membutuhkan
biaya yang lama
3. Penghematan pada hal-hal khusus: Beberapa jenis
survai membutuhkan wawancara yang lama dan
padat sehingga tidak mungkin dilakukan dengan
cara lain kecuali dengan sampel. Dengan
memakai sampel, memungkinkan perhatian tertuju
pada sejumlah hal-hal yang ditentukan.
4. Greater accurancy : Meskipun data yang
diselidiki itu hanya merupakan bagian dari
populasi namun kualitasnya atau hasil-hasilnya
dapat lebih baik dan lebih tepat daripada
sensus, sebab pengolahan data tidak memerlukan
tenaga yang banyak, sehingga pengolahan datanya
diserahkan kepada tenaga yang betul-betul ahli
dan terlatih.
Kelemahan-kelemahan sampling
5
Dalam keadaan tertentu faedah dari sampling
menimbulkan keragua-raguan. Tiga kaedah pokok dapat
disebutkan sebagai berikut :
1. Jika data yang diperlukan dari wilayah-wilayah
yang amat kecil maka diperlukan sampel yang
relatif besar populasinya
2. Jika data yang dibutuhkan adalah untuk beberapa
periode waktu yang teratur dan diperlukan untuk
mengukur perubahan yang sangat kecil dari suatu
period ke periode berikutnya, sampel yang besar
mungkin dibutuhkan.
3. Jika dalam survai, pengambilan sampel harus
dikeluarkan biaya administrasi yang besarnya
luarbiasa disebabkan oleh pekerjaan pemilihan
sampel, pengawasan dan sebagainya, sampling
mungkin tidak praktis.
Jenis random sampling :
1. Pengambilan sampel acak sederhana (Simple
random sampling)
2. Pengambilan sampel acak stratifikasi
(Stratified random sampling)
6
3. Pengambilan sampel acak bertahap (Multistage
random sampling)
4. Pengambilan sampel secara acak sistematik
(Sistimatic random sampling)
5. Pengambilan sampel acak kelompok (cluster
random sampling)
Pengambilan sampel dilakukan secara acak
sedemikian rupa sehingga probabilitas setiap unit
sampel diketahui, sedangkan pengambilan sampel tanpa
acak dilakukan sedemikian rupa sehingga probabilitas
setiap unit sampel tidak diketahui dan faktor subjek
memegang peran penting. Oleh karena itu, pengambilan
sampel tanpa acak ini, walaupun dilakukan sedemikian
rupa sehingga mempunyai tingkat kewakilan yang tinggi,
tetap dapat diwakili secara objektif. Pengambilan
sampel tanpa secara acak ini digunakan bila kita ingin
mengambil sampel yang sangat kecil pada populasi yang
sangat besar karena dengan cara apapun tidak mungkin
mendapatkan sampel
Suatu cara pengambilan sampel disebut random
apabila kita tidak memilih-milih individu yang akan
7
dijadikan anggota sampel. Seluruh individu dalam
populasi m memiliki kesempatan yang sama untuk
dijadikan anggota.
Hal yang perlu diperhatikan dalam tabel bilangan
random: Misalnya,
1. Besarnya populasi 800 diambil 3 kolom lalu
urutkan ke bawah sampai jumlah sampel yang
diinginkan
2. Bila diperoleh angka yang lebih besar dari
populasi maka angka tersebut tidak digunakan
3. Demikian pula bila memperoleh angka yang sama
dua kali maka satu angka tidak digunakan
Tabel bilangn random terlampir di belakang.
2.1.1 Random Sampling
1. Pengambilan sampel secara acak sederhana (Simplerandom sampling)
Pengambilan sampel secara acak sederhana adalah
pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga sehingga
8
setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang
sama untuk diambil sebagai sampel. ----- Syarat
1. Harus mempunyai unit dasar atau sampling
2. Populasi tersebar
-Keuntungan :
Pengambilan sampel acak sederhana mempunyai
beberapa keuntungan antara lain :
1. Ketepatan yang tinggi artinya setiap unit
sampel mempunyai probabilitas yang sama untuk
diambil sebanyak untuk diambil sebagai sampel
2. Kesalahan sampling dapat ditentukan secara
kuantitatif.
3. Dapat dilakukan pada populasi yang besar.
-Kelemahan
Pengambilan sampel secara acak sederhana
membutuhkan waktu, tenaga, biaya yang sangat
besar.
-Teknik pelaksanaan pengambilan sampel
Cara pengambilan sampel tergantung besar populasi
1.Bila populasi kecil (dilakukan secara lotre)
dibuat daftar semua unit sampel
9
2.Beri nomor secara berurutan
3.Semua unit sampel di tulis pada gulungan kertas
Sedangkan pengambilan sampel dengan populasi
besar dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan
random dengan cara sebagai berikut :
1.Tentukan besarnya populasi studi
2.Buat daftar unit sampling (sampling frame)
3.Semua sampling unit diberi nomor urut agar mudah
dalam mencocokkan
4.Pengambilan sampel pertama, tentukan sembarang
angka yang terdapat pada tabel nomor random
kemudian ambil kolom sebelahnya yang sesuainya
denganbanyaknya digit populasi.
Random sampling
Suatu cara pengambilan sampel disebut
random apabila kita tidak memilih-milih individu
yang akan dijadikan anggota sampel. Seluruh
individu dalam populasi m memiliki kesempatan
yang sama untuk dijadikan anggota sampel. Sering
Hal yang perlu diperhatikan dalam tabel bilangan
random: Misalnya,
10
1. Besarnya populasi 800 diambil 3 kolom lalu
urutkan ke bawah sampai jumlah sampel yang
diinginkan
2. Bila diperoleh angka yang lebih besar dari
populasi maka angka tersebut tidak digunakan
3. Demikian pula bila memperoleh angka yang sama
dua kali maka satu angka tidak digunakan.
Bila tidak mempunyai bil random ,
pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
menggunakan gulungan kertas yang ditulis darii 0
sampai 9 atau disesuaikan dengan besarnya
populasi kemudian diambil sesuai dengan jumlah
digit
Probabilitas teoritis karena besarnya
peluang suatu kejadian dapat ditentukan
berdasarkan logika atau teori sebelum
peristiwanya terjadi.
Probabilitas suatu even adalah jumlah hasil
yang diharapkan terjadi pada sejumlah event (n)
dibagi dengan jumlah semua kemungkinan yang
dapat terja
11
Pengambil sampel tanpa acak (Non Random
Sampling) yang akan diuraikan adalah sebagai
berikut :
1. Pengambil sampel seadanya (Accidental
sampling)
2. Pengambil sampel berjatah (quota sampling)
3. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
(purposive sampling)
2 Pengambilan Sampel Acak Stratifikasi (Stratified
Random Sampling)
Populasi dibagi-bagi menjadi beberapa bagian/
subpopulasi/ stratum. Angota-anggota dari sub-populasi
(stratum) dipilih secara random, kemudian dipilih
secara random, kemudian dijumlahkan
1. Pengambilan sampel dilakukan dengan membagi
populasi ke dalam beberapa strata, dimana setiap
strata adalah homogen. Antar strata ada sifat yang
2. Berbeda kemudian dilakukan dengan pengambilan
sampel pada setiap strata yang berbeda
Ciri-ciri:
12
1. Deviasi standar lebih kecil dibandingkan dengan
pengambilan sampel acak sederhana. Hal ini dapat
terjadi bila pengelompokan dilakukan sedemikian rupa
sehingga dalam satu kelompok mempunyai perbedaan
yang sangat kecil mungkin, sedangkan perbedaan
antarkelompok yang sebesar mungkin dan pengambilan
sampel dilakukan secara proposional.
2. Pengambilan sampel acak dengan stratifikasi akan
lebih efekti bila dalam distribusi populasi terdapat
nilai ekstrim dianrtara kelompok itu sendiri.
3. Setiap unit mempunyai peluang yang sama untuk
diambil sebagai sampel.
Keuntungan
Keuntungan menggunakan pengambilan acak dengan
stratifikasi adalah ketepatan yang lebih tinggi dengan
simpangan baku
1. Proportionate stratified random sampling
Suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila
anggota populasi tidak homogen yang terdiri atas
kelompok homogen atau berstrata yang kurang secara
proporsional.
13
2. Dispropotinate stratified random sampling
Suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila
anggota populasi tidak homogeny terdiri atas kelompok
homogen atau berstrata kurang secara proporsional.
Misalkan kita bermaksud memperkirakan penghasilan
rata-rata pertahun dari (N = 30.000) kepala keluarga
yang bermukim di suatu wilayah pedesaan atau pertanian.
Perkiraan penghasilan rata-rata ini akan didasarkan
pada sebuah sampel berukuran (η = 60). Misalnya populasi
itu dapat dibagi-bagi menjadi beberapa strata, yakni :
petani, buruh tani, dan lain-lain.
Stratum Macam Pekerjaan Banyaknya
1 Petani 15.000
2 Buruh Tani 10.000
3 Lain-lain 5.000
Jumlah 30.000
Dari stratum pertama kemudian diambil sebuah
sampel random, dari statum kedua juga diambil sebuah
sampel random demikian juga pada stratum ke tiga.
Hasilnya kemudian digabungkan menjadi sebuah sampel
14
yang diperlukan untuk memperkirakan penghasilan rata-
rata pertahun.
Apabila pengambilan banyak individu dari setiap
stratum ditentukan sebanding dengan ukuran-ukuran tiap
stratum dan pengambilannya dilakukan secara random,
dinamakan (Proportional Random Sampling). Misalnya dari
contoh tersebut populasi sebanyak 30.000 akan diambil
sebuah sampel berukuran 60. Anggota sampel sebesar 60
ini adalah 1/5 % dari ukuran populasi. Maka dari
stratum petani perlu diambil secara random sebanyak
1/5% dari 15.000 atau 30 orang, dari stratum buruh tani
sebanyak 1/5% dari 10.000 atau 20 orang dan dari
stratum lain-lain sebanyak 1/5% dan dari stratum laim-
lain sebanyak 1/5 % dari sebanyak 1/5 % dari 5000 orang
atau 10 orang. Jumlah seluruhnya 60 orang, sebanyak
sampel yang dikehendaki (Djarwanto, 1985 : 86).
Misalnya kita menghendaki sebuah sampel berukuran
85 dari sebuah populasi yang berukuran 850. Setelah
setiap individu dari populasi itu diberi nomor urut
001 sampai dengan 850. Maka bagilah individu menjadi
85 kumpulan (sub-populasi) dimana setiap kumpulanSub-
15
populasi pertama berisi individu bernomor 001 sampai
dengan 010 sampai dengan 010, sub populasi kedua
berisi individu dengan nomor 011 sampai dengan 020 dan
seterusnya sampai sub populasi yang ke-85 berisi
individu dengan nomor 841 sampai dengan 850. Dari
subpopulasi pertama kita gunakan “tabel bilangan
random” untuk mendapatkan sebuah anggota dari sampel
yang dikehendaki. Misalkan jatuh pada nomor 005, maka
dari subpopulasi kedua diambil individu dengan nomor
005 + 010 = 015, dari kumpulan ketiga individu
bernomor =015 + 010 = 025 dan seterusnya.
Jika dari subpopulasi pertama, individu yang
diambil secara random jatuh pada nomor 003, maka
individu berikutnya perlu diselidiki untuk sampel itu
adalah yang bernomor 013, 023, 033….dan seterusnya.
3 Teknik sampling sistimatik (Systimatik random sampling)
Prosedur :
1) Diberikan nomor pengenal kepada individu populasi
yang homogen secara merata dan berurutan
16
2) Ditentukan proporsi sampel yang akan diambil,
misalnya untuk populasi 100 dengan sampel sejumlah
10, berarti proporsinya 10/100 =1/10 atau 10%
3) Sampel yang pertama ditentukan satu di antara 10
nomor urut pertama secara acak sederhana, misalnya
nomor 5, maka sampel berikutnya adalah nomor 15,
25, 35, 45, 55, 65, 75, 85, 95
Metode “systematic sampling” dapat digunakan dalam
keadaan (Teken, 1965 : 71)
1.Apabila nama atau identifikasi dari satuan-
satuan individu dalam populasi itu terdapat
dalam suatu daftar, sehingga satuan-satuan
tersebut dapat diberi nomor urut.
2.Apabila populasi itu mempunyai pola
beraturan, seperti blok-blok dalam kota itu
dapat diberi nomor urut, sedang rumah-
rumah pada suatu jalan biasanya sudah
mempunyai nomor urut (Djarwanto, dkk,
1985 : 116).
Keuntungannya :
17
a. Dapat dipilih apabila acak sederhana tidak
mungkin untuk dilaksanakan
b. Unit sampel dapat secara teratur
penyebarannya dalam populasi sehingga
dapat lebih dapat mewakili populasi
dibanding dengan acak sederhana.
c. Pada kondisi-kondisi tertentu, rumus-rumus
untuk penghitungan parameter dan varians
dari acak sederhana dapat digunakan untuk
acak sistimatik
Kekurangannya :
a. Kesalahan besar dapat terjadi karena
kerangka sampling dibuat berdasarkan
siklus yang tertentu dengan sebagai jarak
dari siklus tersebut. Misalnya, melakukan
recall 24 jam secara berulang untuk hari
tertentu dalam 1 minggu. Secara acak
sistimatik dari angka 1 (Minggu) sampai 7
(Sabtu) terpilih angka 4 (Rabu), sehingga
recall dilakukan hanya untuk hari Rabu saja,
18
sehingga tidak dapat mewakili hari-hari
dalam seminggu.
b. Mempunyai kesulitan di lapangan seperti
juga pada acak sederhana.
Misalnya kita menghendaki sebuah sampel
berukuran 85 dari sebuah populasi yang
berukuran 850. Setelah setiap individu
dari populasi itu diberi nomor urut 001
sampai dengan 850. Maka bagilah individu
menjadi 85 kumpulan (sub-populasi) dimana
setiap kumpulanSub-populasi pertama berisi
individu bernomor 001 sampai dengan 010,
sub populasi kedua berisi individu dengan
nomor 011 sampai dengan 020 dan seterusnya
sampai sub populasi yang ke-85 berisi
individu dengan nomor 841 sampai dengan
850. Dari subpopulasi pertama kita gunakan
“tabel bilangan random” untuk mendapatkan
sebuah anggota dari sampel yang
dikehendaki. Misalkan jatuh pada nomor
005, maka dari subpopulasi kedua diambil
19
individu dengan nomor 005 + 010 = 015,
dari kumpulan ketiga individu bernomor
=015 + 010 = 025 dan seterusnya
(Djarwanto, dkk, 1985 : 226).
c. Jika dari subpopulasi pertama, individu
yang diambil secara random jatuh pada
nomor 003, maka individu berikutnya perlu
diselidiki untuk sampel itu adalah yang
bernomor 013, 023, 033….dan seterusnya.
Jenis-jenis metode pengambilan sampel
berdasarkan stratifikasi
Misalkan kita bermaksud memperkirakan penghasilan
rata-rata pertahun dari (N = 30.000) kepala keluarga
yang bermukim di suatu wilayah pedesaan atau
pertanian. Perkiraan penghasilan rata-rata ini akan
didasarkan pada sebuah sampel berukuran (η = 60).
Misalnya populasi itu dapat dibagi-bagi menjadi
beberapa strata, yakni : petani, buruh tani, dan
lain-lain.
Stratum Macam Pekerjaan Banyaknya
1 Petani 15.000
20
2 Buruh Tani 10.000
3 Lain-lain 5.000
Jumlah 30.000
4. Pengambilan sampel acak secara bertahap
(Multistage Random Sampling)
Cara ini merupakan salah satu model pengambilan
sampel secara acak yang pelaksanaannya dilakukan
dengan membagi populasi menjadi beberapa fraksi
yang dihasilkan dibagi lagi menjadi fraksi-fraksi
yang lebih kecil kemudian diambil sampelnya.
Pembagian menjadi fraksi ini dilakukan terus sampai
pada unit sampel yang diinginkan. Unit sampel
pertama disebut Primary Sampling Unit (PSU).
PSU dapat berupa fraksi besar atau fraksi kecil.
Pengambilan sampel acak setingkat ini biasanya
digunakan bila kita ingin mengambil sampel dengan
jumlah yang tidak banyak pada populasi yang besar.
Pada pengambilan acak dengan PSU besar akan
mempunyai keuntungan sebagai berikut :
21
1. Varian yang relatif kecil untuk biaya setiap unit
2. Kontrol terhadap kesalahan tak sampling menjadi
lebih baik
3. Penelitian ulang membutuhkan biaya yang relatif
kecil
4. Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah
dilakukan
Pengambilan dengan PSU kecil mempunyai ketepatan
yang lebih tinggi dibandingan dengan PSU besar,
karena populasi dibagi menjadi menjadi fraksi-fraksi
kecioll yang banyak jumlahnya hingga pengambilan
sampel dapat dilakukan secara merata pada seluruh
populasi.
Kerugian
Pada PSU besar, penggambaran terhadap kurang
baik, sedangkan dengan PSU kecil hanya dapat
dilakukan bila individu dalam populasi tersebar dan
transportasi mudah (Budiarto, eko : 2005 :21).
5. Cluster random sampling
Pengambilan sampel acak dengan kelompok
dilakukan apabila kita akan mengadakan suatu
22
penelitian dngan mengambil kelompok unit dasar
sebagai sampel.
Cluster sampling dapat dilakukan denga membagi
populasi menjadi bebeapa blok sebagai cluster dan
dilakukan pangambilan sampel kelompok tersebut.
Misalnya kita akan mengadakan penelitian tentang
status gizi anak Sekolah Dasar di suatu kotaa maka
diambil sampel sekolah sebagai unti sampel. Bila
seluruh murid SD sampel diteiliti status gizinya maka
disebut one stage Simple Cluster Sampling. Namun, bila
diperoleh sampel sekolah dilakukan pengambilan sampel
lagi maka disebut Two Stage Simple Cluster Sampling.
Sampel yang diperlukan terdiri atas individu-
individu (anggota) yang berada dalam kelompok yang
terpilih itu. Jika kelompok-kelompok tersebut
merupakan pembagian daerah-daerah geografis, maka
cluster sampling ini disebut juga area sampling
(Djarwanto, 1985 : 87).
Misalkan kita ingin memilih sebuah sampel
berukuran 100 kepala keluarga dengan cara cluster
23
sampling dari populasi dari poopulasi tentang
perumahan
2.1.2 Metode pengambilan sampel non random sampling
1. Pengambilan sampel seadanya (accidental sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan kebetulan bertemu.
Sebagai contoh, dalam menentukan sampel apabila
dijumpai ada, maka sampel tersebut diambil dan
langsung dijadikan sebagai sampel utama (Hidayat, AA
Aziz ‘Alimul, 82)
2. (quota sampling)
Menurut KBBI quota artinya jatah. Pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan)
Cara pengambilan sampel dengan jatah hampir sama
dengan pengambilan sampel seadanya, tetapi dengan
kontrol yang lebih baik untuk mengurangi terjadinya
bias. Pelaksanaan pengambilan sampel dengan jatah
sangat tergantung pada peneliti, tetapi dengan
kriteria dengan jumlah yang telah ditentukan
sebelumunya.
24
Contoh tentang tingkat pendidikan masyarakat. Dalam
hal ini telah ditentukan jumlahnya, yaitu sebanyak
100 orang dengan kriteia 50 orang laki-laki dan 50
orang wanita yang berumur 20 sampai dengan 35 tahun,
tetapi 50 orang laki-laki dan 50 orang wanita mana
yang akan diteliti tergantung sepenuhnya pada
peneliti ( (Budiarto, eko, 2002 : 26).
3. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (purposif
sampling)
Adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu sehingga keterwakilannya ditentukan peneliti
berdasarkan pertimbangan orang yang telah
berpengalaman berbagai pihak.
Cara ini lebih baik dari 2 cara sebelumnya karena
berdasarkan pengalaman berbagai pihak.
Sampel diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu dari penyelidik. Dalam kuota sampling, para
pencaca diminta untuk wawancara dengan sejumlah
individu yang mempunyai karakteristik atau sifat-sifat
25
tertentu (Jarwanto,dkk, 1985 :119). Misalnya untuk
mengetahui pendapat umum tentang sesuatu hal yang
sedang diselidiki, sipeneliti dapat berwawancara
dengan 18 orang keturunan Cina yang mempunyai penyakit
Diabetes Militus, 25 orang India yang tinggal di Indonesia
yang mempunyai penyakit ISPA, 76 orang Indonesia yang
mempunyai penyakit Diare.
2.2 Besar sampel
Pertimbangan representatif yaitu yang menyangkut
jumlah minimum yang menyangkut minimum sampel yang
masih menjamin represantif terhadap populasi
Pertimbangan analisis yaitu pertimbangan jumlah
minimum sampel yang dapat dianalisis secara
kuantitatif
a. Tingkat homogenitas
b. Banyaknya variabel
c. Jenis rancangan
d. Teknik analisis
26
Rumus Besar sampel 1 populasi adalah sebagai berikut :
1. Untuk estimasi
1) Apabila sampling menggunakan teknik simple random
sampling
1) Data kontinu
Untuk data kontinu jika populasinya infinit (tidak
diketahui), maka rumus besar sampelnya adalah
(Hidayat, AA Aziz ‘Alimul, 2007 : 72):
n = Z 2 1-α/2ơ 2 d2
Keterangan :
n = Besar sampel minimum
Z21- α/2 = Nilai distribusi normal baku (Tabel Z)
ơ2 = Harga varians di populasi
d = Kesalahan absolut yang dapat ditolerans
Untuk data kontinu untuk jika populasinya finit atau
diketahui, maka rumus besar sampelnya adalah :
n = NZ 2 1- α/2 α 2
(N-1).d2 + Z21-
α/2ơ2
Keterangan :
N = besar populasi
27
2) Data proporsi
Untuk data proporsi jika populasinya infinit
(tidak diketahui), maka rumus besar sampelnya
adalah (Hidayat, AA Aziz ‘Alimul) :
n = Z 2 1-α/2.P(1-P) d2
Keterangan :
n = Besar sampel minimum
Z21-α = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada
α tertentu
P = Harga proporsi di populasi
d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditoleransi
Untuk data proporsi jika populasinya finit
(diketahui), maka rumus besar sampelnya adalah :
n =Z 2 1-α/2.P(1-P) (N-1).d2 + Z2
1-α/2.P (1-P)Keterangan :
N = Besar populasi
2) Stratified Radom sampling
1) Data kontinu
Rumus besar sampelnya adalah
28
L
L
n = Z21-α/2 N 2 h. ơ 2 h / [ N2d2 + Z2
1-α/2
Nh ơ2h]
h-1 wh
h-1
Keterangan :
n = besar sampel minimum
N = besar populasi
Z21-α = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada
α tertentu
ơ2h = Harga varians di strata
d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditoleransi
Wh = Fraksi dari observasi yang dialokasi pada
strata h = Nh/N, jika digunakan
alokasi strata, W = 1/ L
L = Jumlah seluruh strata yang ada
2) Data proporsi
Rumus besar sampelnya adalah :
29
Ƹ Ƹ
L
L
n = Z21-α/2 N 2 h. ơ 2 h / [ N2d2 + Z2
1-α/2
Nh ơ2h]
h-1 Wh
h - 1
Keterangan :
n = besar sampel minimum
N = besar populasi
Z21-α = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada
α tertentu
Ph = Harga proporsi di strata h
d = Kesalahan (absolut) yang dapat
ditoleransi
Wh = Fraksi dari observasi yang dialokasi pada
strata h = Nh/N, jika digunakan
alokasi strata, W = 1/ L
L = Jumlah seluruh strata yang ada
1) Data kontinu
Rumus besar sampelnya adalah
30
Ƹ Ƹ
n = NZ 2 1- α/2 α 2
(N-
1).d2(N/C)2+ Z21-α/2ơ2
Kesalahan : n = besar sampel (jumlah
cluster) minimum
N = besar populasi
Z21-α = nilai distribusi normal baku (tabel Z)
pada α tertentu
ơ2 = harga varians di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat
ditoleransi
C = jumlah seluruh cluster di populasi
2) Data proporsi
Rumus besar sampelnya adalah :
Kesalahan : n = besar sampel (jumlah
cluster) minimum
N = besar populasi = Ƹmi (banyaknya
elemen pada cluster ke-i)
Z21-α = nilai distribusi normal baku
(tabel Z) pada α tertentu
31
ơ2 = Ƹ (ai – miP)2 / (C-1) dan P =
Ƹai/mi
d = kesalahan (absolut) yang
dapat ditoleransi
C = jumlah seluruh cluster di
populasi
2. Uji Hipotesis
1) Data kontinu
Rumus besar sampelnya adalah (Hidayat, A
Aziz ‘Alimul).
n = ơ2 (Z1- α/2 +Z1-β) 2
(μ0-μơ)2
Keterangan :
n = Besar sampel minimum
Z1- α/2 = Nilai distribusi normal baku (Tabel Z)
pada α tertentu
Z1-β = Nilai distribusi normal baku (Tabel Z)
pada β tertentu
ơ2 = Harga varians di populasi
32
μ0-μơ = Perkiraan selisih mean yang diteliti
dengan mean di populasi
2.3 Kesalahan sampel
Pada umumnya kesalahan ini sering terjadi pada
waktu menelaah sampel yang akan dipakai sebagai
dasar untuk membuat kesimpulan mengenai populasi
darimana sampel itu diambil.
Penelitian yang dilakukan terhadap sampel yang
diambil dari suatu populasi dan penelitian terhadap
populasi itu jelas akan berbeda hasilnya. Perbedaan
hasil penelitian inilah yang dinamakan kesalahan
sampling (Djarwanto, 1985 : 89).
BAB III
33
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada populasi yang diteliti itu adalah sampel
(bagian yang diteliti dari populasi). Hal ini
dilakukan untuk memudahkan proses dan penyimpulan
data penelitian dan meringankan biaya penelitian.
Sampling adalah cara dalam pengambilan sampel.
Ada 2 teknik sampling yaitu random samping (Symple
Random Sampling, Stratified Random Sampling, Systimatic Random
Sampling, Cluster Random Sampling, Cluster Random Sampling).
Selanjutnya teknik non random sampling (Accidental
Random Sampling, Quota Random Sampling, Purposif Random
Sampling).
Besar sampel didapat ditentukan dengan rumus besar
sampel berdasarkan teknik pengambilan sampel. Selain