Makalah Fisika Lingkungan Efek Rumah Kaca dan Lapisan Ozon Disusun oleh :Kelompok 6 Angela Mutia Emilia Rosa Hani Diana Sipayung Siti Aisyah
Makalah Fisika Lingkungan
Efek Rumah Kaca dan Lapisan Ozon
Disusun oleh :Kelompok 6
Angela Mutia
Emilia Rosa
Hani Diana Sipayung
Siti Aisyah
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, karena
dengan itu kami masih bisa menyelesaikan masalah mengenai Efek Rumah Kaca dan yang
akan di bahas pada makalah ini. Dan tak lupa kita ucapkan salam kepada nabi kita
Muhammad SAW yang membawa kita dari alam yang gelap gilita menuju ke alam yang
terang benderang. Pada makalah ini akan di ulas mengenai Efek Rumah kaca. Mulai dari
pengertiannya, penyebabnya dan apa akibat yang akan di timbulkan oleh Efek Rumah Kaca
bagi bumi kita yang tercinta ini.
Efek Rumah Kaca sangat berpengaruh sekali bagi bumi, karena dengan adanya Efek
Rumah Kaca maka lapisan ozon (o3) pada bumi akan semakin menipis. Apabila lapisan ozon
menipis maka akan terjadi yang namanya pemanasan global, yang di mana seluruh es yang
ada di kutub utara akan mencair dan bisa menenggelamkan bumi. Efek Rumah Kaca sangat
berpengaruh, jadi untuk menanggulangi Efek Rumah Kaca sebaiknya kurangi penggunaan
kaca pada ruangan yang anda miliki. Karena hanya dengan cara itu efek rumah kaca dapat di
tanggulangi.
Jadi sebelum dunia ini kiamat karena ulah manusia sendiri, makanya marilah kita
cintai bumi kita dengan menanam pohon dan mengurangi penggunaan kaca dan mengurangi
polusi agar bumi bisa menjadi surga bagi seluruh umat manusia. Dan marilah kita bersama-
sama membahas mengenai Efek Rumah Kaca agar lebih jelas lagi.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................
Daftar Isi. ...............................................................................................................................
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................
B. Identifikasi Masalah.............................................................................................
C. Rumusan Masalah................................................................................................
D. Tujuan Penulisan..................................................................................................
E. Manfaat Penulisan................................................................................................
Bab II.Pembahasan
A. Pengertian Efek Rumah Kaca..............................................................................
B. Penyebab Efek Rumah Kaca................................................................................
C. Pengertian Ozon dan Fungsinya..........................................................................
D. Akibat Dari Rumah Kaca...........................................................................................
E. Keterkaitan antara Efek Rumah Kaca, Global Warming, dan Perubahan Iklim.
F. Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca..........................................................
G. Kerusakan lapisan ozon.....................................................................................
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit ( terutama planet atau satelit )
yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan benda langit
beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca.
Dari tahun ke tahun jika kita mengamati kejadian di bumi ini, maka kita akan
merasakan suatu perbedaan, yaitu suhu di permukaan bumi ini semakin panas dan cuaca
menjadi tidak menentu. Para ahli menyebutnya dengan istilah pemanasan global atau global
warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi akibat efek rumah kaca.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari
permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang
panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat
menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah
terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa
(stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi
panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih
dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas
rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan
bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim
dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli selama beberapa dekade terakhir ini
menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumu ini terkait langsung dengan gas-
gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Tidak dapat dipungkiri lagi, semakin
maju perkembangan zaman maka teknologi pun semakin maju, mau tidak mau manusia juga
akan mangikuti perkembangan tersebut.
Salah satunya adalah pemakaian bahan bakar fosil yang menghasilkan kontributor
pemanasan global yaitu carbondioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan
peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), nitrogen oksida (NO)
dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC).
Diamana gas-gas tersebut sangat sulit untuk diuraikan di atmosfer bumi. Rusaknya hutan-
hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan
ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam
jaringannya ke atmosfer.
Fokus dari makalah kami adalah membahas tentang efek rumah kaca itu sendiri dan
hubungan nya dengan lapisan ozon ditinjau dari segi pengertian, hal-hal yang menyebabkan
efek rumah kaca, akibat yang ditimbulkannya, serta solusi dalam mengatasi efek rumah kaca
agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkannya.
B. Identifikasi Masalah
Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan
kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan
diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga
sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK)
karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap
di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah
kaca tersebut.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian efek rumah kaca?
2. Apa yang dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca?
3. Apa akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca?
4. Bagaimana solusi untukmengatasi efek rumah kaca?
5. Apa itu Ozon?
6. Apa hubungan efek rumah kaca dengan lapisan ozon?
7. Seperti apa Proses Radiasi Matahari terhadap lapisan Ozon dan bumi?
8. Seperti Apa penjelasan radiasi efek rumah kaca secara fisika?
D. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui bahwa tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian efek rumah kaca.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya efek rumah kaca.
3. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca.
4. Untuk mengetahui solusi untukmengatasi efek rumah kaca.
5. Untuk engetahui hubungan lapisan Ozon dengan efek rumah kaca
6. Untuk mengetahuiseperti apa proses radiasi matahari terhadap lapisan ozon dan bumi?
7. Untuk mengetahui penjelasan radiasi efek rumah kaca menurut fisika?
E. Manfaat Penulisan
Dari segenap pembahasan yang telah dipaparkan, harapan yang ingin diwujudkan dalam
makalah ini tercakup secara teoritis dan secara praktis yang meliputi :
1. Secara teoritis
Makalah ini diharapkan berguna untuk memberikan sumbangan terhadap usaha peningkatan
dan pengembangan mutu pendidikan.
2. Secara praktis Tujuan praktis dari makalah ini adalah: Memberi motifasi kepada kita untuk
dapat memahami penyebab efek rumah kaca dan akibat yang ditimbulkannya, sehingga dapat
dicarikan solusi untuk mengatasinya.Dan seperti apa peran penting lapisan Ozon di atmosfir
untuk bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Efek Rumah Kaca
Istilah efek rumah kaca dalam bahasa inggris disebut green house efect, pada awalnya
berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang
memanfaatkan rumah kaca untuk menanam dan menyimpan sayur mayur dan bunga-bungaan
di musim dingin. Para petani tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat kaca yang
mudah menyerap panas dan sulit melepas panas, di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi
dari pada di luar rumah kaca, karena cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan
kembali oleh benda-benda di dalam ruanagn rumah kaca sebagai gelombang panas berupa
gelombang sinar infra merah, tetapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan
rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan.
Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai tanaman, dan
kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini befungsi untuk menjaga suhu bumi agar
tetap hangat walaupun di musim dingin.
Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam
atmosfer dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi
tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi
tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu
rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek
rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi
kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
Gas Rumah Kaca :
1. Uap air
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab
terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara
regional, dan aktivitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air
kecuali pada skala lokal.
2. Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika
mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan
bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah
pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan
hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.
3. Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia
merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila
dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara,
gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di
tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu,
terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri
pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali
lipat.
4. Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama
dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat
menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah
meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
5. Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran
berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk
selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan
temoat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih
menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu
menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari
radiasi ultraviolet).
B. Penyebab Efek Rumah Kaca
Definisi efek rumah kaca adalah perangkap radiasi. Sedangkan pengertian rumah kaca
adalah rumah pertanian dengan dinding dan atap terbuat dari kaca tembus cahaya. Rumah
pertanian semacam ini disebut green house. Bila ada sinar radiasi matahari masuk ke dalam
rumah kaca, maka akan terjadi kenaikan suhu dalam rumah kaca tersebut.
Rumah kaca mempunyai sifat dapat ditembus sinar radiasi gelombang pendek, tetapi
tidak dapat ditembus sinar radiasi gelombang panjang. Padahal sinar matahari merupakan
radiasi gelombang pendek. Jika sinar matahari menembus masuk rumah kaca, maka akan
diserap oleh lantai dan benda-benda lain dalam rumah kaca itu, kemudian dipancarkan
kembali dalam bentuk radiasi gelombang panjang. Radiasi gelombang panjang hasil pantulan
ini tidak menembus dinding atau atap kaca, sehingga energinya akan terkumpul di dalam
rumah kaca dan mengakibatkan suhu naik. Peningkatan suhu inilah yang disebut green house
effect yang terjadi karena energy terperangkap dalam rumah kaca tersebut.
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2)
dan gas-gas lainnya (CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons),
PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride) di atmosfer yang disebut gas rumah
kaca. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar
minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan
tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Gas rumah kaca dapat dihasilkan baik secara alamiah maupun dari hasil kegiatan
manusia. Namun sebagian besar yang menyebabkan terjadi perubahan komposisi gas rumah
kaca di atmosfer adalah gas-gas buang yang teremisikan keangkasa sebagai hasil dari aktifitas
manusia untuk membangun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama ini. Aktifitas-
aktifitas yang menghasilkan gas rumah kaca diantarnya dari kegiatan perindustrian,
penyediaan energi listrik, transportasi dan hal lain yang bersifat membakar suatu bahan.
Sedangkan dari peristiwa secara alam juga menghasilkan/ mengeluarkan gas rumah kaca
seperti dari letusan gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, peternakan hingga kita
bernafaspun mengeluarkan gas rumah kaca. Selain itu aktifitas manusia dalam alih guna
lahan juga mengemisikan gas rumah kaca.
Mekanisme kerja gas rumah kaca adalah sebagai berikut, lapisan atmosfir yang terdiri
dari, berturut-turut : troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir)
adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca.
Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh
radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan
teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul
gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini,
14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang
sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi
difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan
partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi
yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang
antara lain berupa uap air atau H2O, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas
inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di
troposfir dan permukaan bumi menjadi naik, terjadilah efek rumah kaca.
C. Pengertian Ozon dan Fungsinya
Pengertian Lapisan Ozon Dalam Atmosfer dan Strukturnya) – Ozon adalah zat
oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik yang kuat juga. Ozon biasanya
digunakan untuk mensterilkan air isi ulang, serta dapat juga digunakan untuk menghilangkan
warna dan bau yang tidak enak pada air.
Ozon terbentuk secara alamiah di stratosfer. Pembentukan dan perusakan ozon di
stratosfer merupakan mekanisme perlindungan bumi dari sinar UV dari matahari. Di
troposfer ozon terbentuk melalui reaksi fotokimia pada berbagai zat pencemar udara.
Ozon terdapat dalam lapisan stratosfer dan juga dalam lapisan troposfer. Ozon yang
terdapat dalam stratosfer berfungsi melindungi manusia dan mahluk hidup di bumi dari
penyinaran sunar UV. Sedangkan ozon yang terdapat pada lapisan troposfer memiliki efek
yang berbeda terhadap bumi dan mahluk hidup di dalamnya, walaupun susunan kimianya
sama. Ozon di troposfer ini bersifat racun dan merupakan salah satu dari gas rumah kaca.
Selain itu, ozon di troposfer juga menyebabkan kerusakan pada tumbuhan, cat, plastik dan
kesehatan manusia.
Lapisan Ozon (Ozon Layer)
Ozon memiliki rumus kimai O3, menyerupai rumus kimia molekul oksigen O2
dengan sebuah atom oksigen lebih banyak. Pada suhu kamar ozon berupa gas, terkondensasi
pada suhu -112 °C menjadi zat cair yang berwarna biru. Ozon yang cair ini akan membeku
pada -251,4 °C, sedangkan pada suhu di atas 100 °C ozon dengan cepat mengalami
dekomposisi.
Dari molekol O2, melalui reaksi. Ozon yang terbentuk akan kembali pecah menjadi
molekul oksigen. Dalam alam, pembentukan dan destruksi ozon ada dalam keadaan
seimbang, sehingga kadar ozon terdapat dalam keseimbangan dinamik. Kedua reaksi ini
secara efektif dapat menghalangi sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-
B untuk sampai ke bumi. Inilah mekanisme alam yang melindungi bumi dan penghuninya
dari penyinaran UV gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan. Kedua reaksi ini
juga mengakibatkan naiknya suhu di dalam stratosfer dibandingkan suhu di troposfer.
Kira-kira 3 milyar tahun yang lalu, sebagai hasil evolusi di bumi muncul mahluk
hidup yang berklorofil, mulailah terjadi proses fotosintesis yang salah satu hasilnya adalah
O2. semakin lama, kadar O2 semakin tinggi, sehingga semakin meningkat kadar ozon yang
terbentuk. Dengan demikian, semakin banyak pula sinar UV gelombnag pendek yang
terhalang oleh lapisan ozon untuk sampai ke permukaan bumi. Dan inilah cikal bakal
kehidupan di daratan.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pertambahan jumlah oenduduk dan kemajuan
industri serta pembangunan mengakibatkan lapisan ozon ini mulai berlubang. Lubang ozon
ini sangat merisaukan karena dengan berkurangnya kada ozon berarti semakin bertambah
sinar UV-B yang akan sampai ke bumi. Dampak bertambahnya sinar UV-B ini akan sangat
besar terhadap mahluk hidup di bumi.
Terjadinya lubang ozon ini diakibatkan adanya peningkatan kadar NOx dari
pembakaran bahan bakar pesawat, naiknya kadar N2O karena akibat pembakaran biomassa
dan oenggunaan pupuk, dimana N2O ini merupakan sumber terbentuknya NO.
Selain itu, zat kimia yang kita kenal clorofuorocarbon atau CFC berpengaruh sangat
besar terhadap perusakan ozon. CFC ini adalah segolongan zat kimia yang terdiri atas tiga
jenis unrus, yaitu klor (Cl), fluor (F) dan karbon (C). CFC inilah yang mendominasi
permasalahan perusakan ozon dan menjadi zat yang sangat dicurigai sebagai penyebab
terjadinya kerusakan ozon. CFC ini tidak ditemukan di alam, melainkan merupakan zat hasil
rekayasa manusia. CFC tidak beracun, tidak terbakar dan sangat stabil karena tidak mudah
bereaksi. Karenanya menjadi zat yang sangat ideal untuk industri. CFC banyak digunakan
sebagai zat pendingin dalam kulkas dan AC mobil (CFC-12), sebagai bahan untuk membuat
plastik busa, bantal kursi dan jok mobil (CFC-11), campuran CFC-11 dan CFC-12 digunakan
untuk pendorong aerosol, serta CFC-13 yang biasa digunakan dalam dry cleaning.
D. Akibat Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca tentu saja memiliki dampak yang ditimbulkannya, dampak tersebut
dapat berupa dampak negatif dan positif.
1. Dampak negatif antara lain :
- Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang
sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
- Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan air laut.
- Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan
akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
- Efek rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim. Iklim di bumi
menjadi tak menentu dan susah diprediksikan, sehingga mengganggu sistem penerbangan dan
petani dalam menentukan masa panen.
2. Dampak positif adanyaefek rumah kaca antara lain :
- Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer
dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu
rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek
rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian
besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-
rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan
kehidupan makhluk hidup.
- Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhati-hati dan berhemat
terhadap penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan listrik.
- Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon dan hutan memiliki
arti penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah satunya dapat menyerap gas
polutan dan menghasilkan oksigen. Maka reboisasi kembali digalakkan dan penanaman
pohon di kota-kota besar mulai dilakukan.
- Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas untuk didaur ulang
menjadi barang yang ekonomis.
E. Keterkaitan antara Efek Rumah Kaca, Global Warming, dan Perubahan Iklim.
Secara umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik
dimana parameter-parameternya adalah seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah
hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Iklim merupakan suatu kondisi rata-rata
dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai rata-rata
parameterparameternya selama kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul setelah
berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi.
Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran
planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet
bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata,
sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran
udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari
waktu ke waktu.Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor
pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim
bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya.Secara alamiah sinar matahari yang
masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa.
Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang
menyelimuti bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam
bumi.Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan
rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat
menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
Efek rumah kaca. Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak
ditempati manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat
Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan)
dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6
(Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia
terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan
batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer,
memasak.Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta
aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti
karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di
atmosfer.Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK
secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali
oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat
terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya
menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan
Pemanasan Global. Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan
kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi
gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut
tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer
sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa
(stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi
panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih
dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas
rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan
bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim
dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu,
mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim
kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin
tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino – La Nina dan Indian Ocean
Dipole (IOD).
Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan
berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan,
banjir,wabah penyakit, dan lain-lainnya.
F. Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca
Contoh nyata upaya penanggulangan efek rumah kaca dalam kehidupan sehari-hari
antara lain :
Mengubah perilaku setiap orang
Untuk mencegah terjadinya dampak-dampak dari bahaya efek rumah kaca, tentunya
harus dimulai dari diri sendiri pada setiap orang. Kepedulian setiap individu untuk melakukan
perubahan perilaku pada dirinya akan berdampak bagi generasi penerus di kemudian hari.
a. Penggunaan alat listrik
Listrik tidak sebersih yang dikira, karena letak pembangkit yang jauh, sehingga asap
polusinya tidak kita rasakan. Pembangkit listrik merupakan penyumbang emisi yang besar
karena masih menggunakan bahan bakar fosil untuk prosesnya. Sekitar 27% pembangkit
listrik di Jawa-bali menggunakan batubara, batubara sendiri adalah bahan bakar yang paling
kotor karena mengeluarkan emisi paling besar. Perlu diketahui juga, listrik menyumbang 26
% total emisi yang dihasilkan di Indonesia.
Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.
Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada kondisi stand by, alat
elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt. Kabel dari barang elektronik akan
lebih baik jika dilepas dari stop kontak bila sudah tidak digunakan
Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk lampu taman,
sehingga lampu akan hidup dan mati secara otomatis tergantung cahaya matahari.
Memanfaatkan cahaya matahari untuk penerangan di dalam ruangan di pagi dan siang
hari. Selain menghemat listrik juga dapat menurunkan emisi penyebab pemanasan global
Menggunakan timer agar televisi otomatis mati saat ketiduran.
Memakai alat-alat elektronik dengan cara bijak, sehingga dapat menghemat penggunaan
listrik.
Misalnya :
Penggunaan komputer dan printer.
• Menunggu beberapa saat setelah CPU menyala untuk menyalakan layar atau monitor. Layar
bisa langsung dimatikan setelah mengklik shut down, sehingga tidak perlu menunggu
komputer mati terlebih dahulu.
• Menggunakan laptop lebih hemat energi dibandingkan dengan komputer pribadi (PC).
Laptop hanya memerlukan daya 60 watt, sementara PC sekitar 200 watt (bahkan lebih).
• Monitor komputer jenis LCD lebih hemat energi jika dibandingkan jenis CRT. Monitor jenis
LCD hanya memerlukan listrik sebesar 40 watt, sedangkan jenis CRT memerlukan 120 watt.
Saat stand by, monitor LCD hanya menggunakan listrik 3 watt, sedangkan monitor CRT
menggunakan 20 watt.
• Mematikan komputer atau laptop saat tidak digunakan. Printer yang sedang tidak digunakan,
tetapi kabel selalu terpasang akan menghasilkan emisi sebesar 21 kg CO2 per tahun atau
sekitar Rp. 17.000,00 per tahun
Penggunaan setrika.
• Memilih setrika listrik yang menggunakan sistem pengatur panas otomatis.
• Pada saat menyetrika, tingkat panas yang diperlukan lebih baik sesuai dengan bahan
pakaiannya.
• Membiasakan menyetrika sekaligus dan menghindari mencabut dan mencolokkan kembali
setrika ke sumber listrik.
• Membersihkan bagian bawah setrika dari kerak yang dapat menghambat panas.
• Mematikan setrika ketika selesai digunakan atau bila akan ditinggalkan untuk mengerjakan
yang lain
Penggunaan pompa air.
• Menggunakan reservoir/tangki penampungair untuk kebutuhan air rumah tangga, jika tidak,
maka menggunakan pompa air untuk mengisi bak atau ember.
• Menyalakan pompa air bila air di dalam tangki hampir habis.
• Menggunakan sistem kontrol otomatis atau pelampung pemutus arus otomatik pada tangki
air yang berfungsi untuk memutus arus listrik ke pompa air bila air sudah penuh.
• Menghindari pompa yang sering ‘hidup-mati’ karena semakin besar juga daya listrik yang
dipakai.
• Memilih jenis pompa air sesuai dengan kebutuhan dan memiliki tingkat efisiensi yang
tinggi.
Penggunaan charger handphone (HP).
Saat mengisi ulang baterai handphone, hanya 5% energi listrik yang masuk ke baterai
handphone. Sisanya 95% terbuang percuma. Ini disebabkan teknologi charger handphone
belum hemat energi. Untuk mengurangi pemborosan listrik, segera mencabut charger, jika
baterai handphone sudah penuh.
Penggunaan magic jar.
Tidak semestinya membiarkan magic jar menyala selama 24 jam. Mematikan magic jar
setelah nasi atau masakan matang, Menyalakan magic jar hanya pada saat ingin memanaskan
nasi atau masakan.
Stop kontak.
Melepas kabel dari stop kontak jika sudahtidak digunakan atau menggunakan stop kontak
dengan tombol on/off agar tidak perlu mencabut dan memasang kabel.
Proses mencuci.
Menurut penelitian Institut Manufaktur di Universitas Cambrige, 60% pemborosan energi
diasosiasikan dengan masa selama mencuci dan mengeringkan pakaian. Menggunakan air
dingin untuk mencuci dan membilasnya dan mengeringkan pakaian di jemuran. Hal terebut
dapat menghemat energi. Dengan demikian, kita telah mengurangi emisi karbon dioksida
sampai 90%.
b. Penggunaan kendaraan bermotor
- Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
- Mendukung petani lokal
Dengan membeli produk-produk lokal, maka sama halnya dengan menghemat bahan
bakar dan mengurangi polusi yang digunakan dan dihasilkan dari kendaraan yang digunakan
untuk mengangkut produk dari luar kota dan luar negeri. Selain itu juga, produk lokal tidak
kalah kualitas dan desainnya dibandingkan produk impor. Semakin banyak membeli
makanan impor, maka semakin besar kontribusi emisi CO2.
- Memperbaiki kualitas kendaraan, melakukan uji emisi dan merawat kendaraan bermotor
dengan baik.
c. Go green
Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka dapat dilakukan
juga penanaman tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon dapat dilakukan di
halaman dan tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi udara, seperti di pinggir-
pinggir jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi pada gunung-gunung yang gundul dan
membuat taman-taman di perkotaan atau biasa disebut dengan taman kota.
d. Pengelolaan sampah
Untuk mengatasi masalah sampah, yang dapat dilakukan adalah :
- Mengurangi penggunaan sampah
- Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik. Memisahkan antara
sampah organik, plastik dan kertas, maka akan mempermudah dalam proses mendaur ulang
sampah. Sampah organik bisa dijadikan kompos. Sampah plastik bisa dijadikan kerajinan
tangan atau didaur ulang kembali menjadi plastik. Sedangkan sampah kertas bisa didaur
ulang kembali menjadi kertas daur ulang dan kertas yang biasa digunakan (HVS).
- Menghemat penggunaan kertas. Setiap harinya sampah kertas di seluruh dunia berasal dari
27.000 batang kayu. Pada tahun 2005, Indonesia mengonsumsi kertas sebanyak 5,6 juta ton.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan sebanyak 22,4 juta m3 kayu yang diambil
dari hutan alam atau sama dengan menebang hutan seluas 640 ribu hektar per hari. Kegiatan
penebangan dan kebakaran hutan merupakan penyumbang emisi terbesar, yaitu sekitar 64%
dari total emisi di Indonesia. Diantaranya diakibatkan oleh kegiatan pabrik kertas.
(Kementerian Lingkungan Hidup, 1999)
- Mengurangi penggunaan tisu
- Mengurangi konsumsi daging sapi Dengan banyaknya masyarakat yang mengonsumsi sapi,
maka akan semakin banyak pula sapi di peternakan sapi. Kotoran sapi menghasilkan emisi
NO2 dan pembusukan kotorannya mengeluarkan gas CH4. Sehingga semakin banyak sapi,
maka akan semakin banyak jumlah kotorannya.
- Mendaur ulang kertsa, plastik, dan logam Mendaur ulang kertas bekas untuk dijadikan kertas
kembali ataupun kerajinan tangan akan sangat membantu jumlah sampah kertas. Hal tersebut
juga dapat dilakukan untuk sampah plastik dan logam.
- Membuat kompos
e. Beradaptasi dengan dampak efek rumah kaca
Dengan cuaca yang tidak menentu merupakan salah satu dampak efek rumah kaca.
Mulai saat ini selalu siap sedia jas hujan, payung dan sepatu bot untuk bepergian.
Bahaya efek rumah kaca mungkin sudah tidak dapat dihindari lagi. Namun, jika upaya-upaya
sederhana di atas dilakukan oleh semua masyarakat secara bersama-sama dan terus-menerus,
maka dampak dari efek rumah kaca dapat dikurangi.
G. Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung
alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan
penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang
mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul
ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat
mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.
Melihat kenyataan seperti dituliskan diatas, polusi udara merupakan salah satu
permasalahan lingkungan yang serius di Indonesia saat ini, sejalan dengan semakin
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan peningkatan ekonomi transportasi. Uji
kelayakan emisi yang sejak beberapa tahun terakhir didengung-dengungkan oleh pemerintah
dan LSM ternyata juga tidak berjalan dengan yang diharapkan. Jumlah kendaraan bermotor
di jalan raya kian hari semakin meningkat. Di wilayah DKI Jakarta, menambah semakin
terpuruknya kondisi lingkungan udara kita. Penulis berharap semoga dengan kenaikan harga
pokok bahan bakar minyak bagi kendaraan yang ditetapkan pemerintah dapat menjadi salah
satu momentum bagi kita semua untuk melangkah berpikir tentang lingkungan udara yang
sehat. Kesadaran masyarakat akan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan didukung
dengan penyediaan angkutan massal yang baik dan nyaman oleh pemerintah akan
menciptakan lingkungan udara yang sehat bagi manusia Indonesia
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor
transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota
besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan
serta kematian yang diakibatkan karenanya.
* Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai
salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin
besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
* Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan.
Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran
berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
* Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering
diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan
memperlambat laju
* Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun
secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan
tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat
dan kelengkapan kendaraan yang lain.
* Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu
lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
* Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN)
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali
oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan
diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi yang disebut gas rumah kaca,
sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah
kaca (ERK).
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik
seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).
Efek rumah kaca dapat mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan
akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menanggulangi dampak dari efek rumah dapat dilakukan dengan dua cara yakni, pertama
dengan cara mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut
atau komponen karbon-nya di tempat lain. Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
Mengetahui dampak dan bahaya dari kerusakan lapisan ozon yang ternyata dapat
membahayakan bagi semua makhluk di bumi.
Terjadinya lubang ozon ini diakibatkan adanya peningkatan kadar NOx dari pembakaran
bahan bakar pesawat, naiknya kadar N2O karena akibat pembakaran biomassa dan
oenggunaan pupuk, dimana N2O ini merupakan sumber terbentuknya NO.
B. Saran
Dunia yang kita huni ini bukan hanya untuk beberapa tahun saja. Bukan hanya untuk
kita saja. Generasi kita jugalah yang akan menikmati kehidupan di dunia ini. Kalau bukan
kita yang akan menjaga dan merawat bumi ini siapa lagi. Sejak dini mulailah kita
memperbaiki sikap kita, mulailah kita ramah terhadap lingkungan, mulailah kita bersikap arif
terhadap bumi. Bila tidak dari sekarang, kita akan merasakan dampak yang sangat besar
untuk generasi-generasi mendatang. Pemanasan global bukanlah disebabkan oleh alam,
pemanasan global sebenarnya karena ulah manusia yang semakin serakah, semakin tidak
ramah terhadap lingkungan. Tidak semua kemajuan tekhnologi yang menguntungkan hidup
manusia dapat mempermudah kehidupan manusia,justru sisi negatif nya dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup semua makhluk di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Supriono,Nano. 2008. Efek Rumah Kaca. http://id.shvoong.com /earth-science/efek-rumah- kaca/
Kaskus. 2009. Efek Rumah Kaca. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5632034
Wahono, Tri. 2011. “Green Finance” Solusi Perubahan Iklim. http://www.kompas.com
AZ, Ridwan. 2011. Efek Rumah Kaca dan Pengertiannya. http://ridwanaz.com /efek-rumah-
kaca-dan-pengertiannya/
Nurdikiawan, Nugroho. 2007. Pemanasan Global Ancam Lingkungan Indonesia http://www.pelangi.or.id
Suryaman, Oni. 2007. Bagaimana Cara Menghadapi Pemanasan Global.
http://www.wikimu.com/News/Home
Daftar pertanyaa
1. Jelaskan hubungan antara sinar matahari,lapisan ozon,dan proses efek rumah kaca di
bunmi?
2. Jelaskan seberapa penting kegunaan lapisan ozon untuk makhluk hidup di bumi?
3. Mengapa energy sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh bumi keluar angkasa bisa
terperangap didalam bumi dan mengakibatkan suhu bumi meningkat?
4. Mengapa pantulan sinar matahari yang panjang gelombngnya pendek oleh benda-benda
di bumi berubah menjadi pantulan cahaya yang panjang gelombangnya lebih panjang.
5. Apa sisi positif dari pembuatan rumah kaca?
6. Sebutkan cara menanggulangi atau mengurangi efek rumah kaca?