Top Banner
EFEK RUMAH KACA (GREEN HOUSE EFFECT) (Makalah Tutorial Sains Dasar) Oleh Vicka Andini 1317011085 JURUSAN KIMIA
30

Efek rumah kaca 1

Jun 21, 2015

Download

Documents

Vicka Andini
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Efek rumah kaca 1

EFEK RUMAH KACA (GREEN HOUSE EFFECT)

(Makalah Tutorial Sains Dasar)

Oleh

Vicka Andini

1317011085

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2013

Page 2: Efek rumah kaca 1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Efek rumah kaca adalah sebuah kondisi, suhu dari sebuah permukaan benda langit

seperti planet dan bintang meningkat secara drastis. Efek rumah kaca disebabkan

naiknya konsentrasi gas rumah kaca salah satunya adalah CO2 di atmosfer.

Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan

bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organik lainnya untuk menunjang

aktifitas manusia. Di sisi lain, jumlah tumbuh-tumbuhan yang menggunakan CO2

hanya sedikit. Dengan demikian gas CO2 semakin meningkat. Sinar matahari ke

bumi yang datang berupa energi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke

angkasa. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus

kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah

terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa

(stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer), terjadilah

efek rumah kaca. Dengan meningkatnya temperatur Bumi menyebabkan beberapa

hal: es di kutub mencair, permukaan laut naik dan gelombang pasang, banyak pulau

akan tenggelam dan garis pantai yang hilang. Banyak cara penanggulangan

pemanasan global yang dapat dilakukan, misalnya mengurangi penggunaan AC,

penanaman hutan kembali, mengurangi penggunaan tas plastik dan masih banyak

lainnya.

Efek rumah kaca sebenarnya tidak merugikan apabila tidak berlebihan. Secara

alami, efek rumah kaca sangat penting karena bumi menjadi cukup hangat sehingga

dapat mendukung kehidupan manusia. Tanpa efek rumah kaca, kehidupan manusia

di muka bumi akan terganggu karena suhu rata-rata bumi akan berkisar -20oC.

Fokus dari makalah ini adalah membahas tentang efek rumah kaca ditinjau dari segi

pengertian, hal-hal yang menyebabkan efek rumah kaca, gas-gas rumah kaca,

mekanisme terjadinya, dampak pemanasan global akibat efek rumah kaca yang

ditimbulkannya, serta penanggulangan dalam mengatasi efek rumah kaca agar

dapat meminimalisir dampak pemanasan global akibat efek rumah kaca.

Page 3: Efek rumah kaca 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

Selama 100 tahun belakangan ini, kadar karbon dioksida (CO2), metana, dan gas-gas

lainnya terus meningkat di seluruh dunia, terutama akibat penggunaan bahan bahar fosil

seperti batu bara, minyak dan gas alam. Hutan ditebang habis untuk dijadikan lahan

pertanian. Kayu bakar dibakar untuk penghangat dan memasak, khususnya di daerah

tropika. Dalam 100 tahun terakhir ini konsentrasi karbon dioksida di atmosfer meningkat

dari 290 ppm (parts per million) menjadi 370 ppm, dan diperkirakan akan meningkat dua

kali lipat di pertengahan abad ini. Seandainya pun komitmen internasional untuk

mengurangi produksi CO2 (sebagaimana disepakati oleh sebagian besar negara dalam

Konferensi Kyoto 1997 mengenai perubahan iklim) segera dilaksanakan, hanya akan

sedikit pengurangan kadar karbon dioksida di atmosfer yang terjadi saat ini. Sebabnya,

setiap molekul CO2 yang ada di atmosfer akan ditahan selama rata-rata 100 taun oleh

atmosfer tersebut, sebelum dapat diserap/ dinetralisir oleh tumbuhan dan berbagai proses

biogeokimia. Kebanyakan para ahli percaya bahwa kenaikan kadar gas-gas rumah kaca

telah memengaruhi ekosistem dan iklim dunia, dan tampaknya efek tersebut akan terus

meningkat pada masa yang akan datang. Berdasarkan bukti-bukti yang ada diperoleh

kesimpulan bahwa suhu permukaan global telah meningkat sebasar 0,6oC dalam satu abad

terakhir, dan suhu air laut juga meningkat rata-rata sebasar 0,06oC selama lebih dari 50

tahun terakhir.

Perubahan iklim global dapat mengubah komunitas biologi secara radikal dan dapat pula

mengubah kisaran banyak spesies. Perubahan ini dapat melaju sehingga melampaui

kemampuan menyebar spesies untuk secara alami. Terdapat bukti kuat bahwa proses-

proses ini telah dimulai yaitu dengan adanya perubahan distribusi burung, serangga. Dan

tumuhan. Pada beberapa spesies satwa, reproduksi pun terjadi lebih awal dimusim semi.

Oleh karena dampak dari perubahan iklim global sedemikian luas, komunitas biologi,

fungsi-fungsi ekosistem, dan iklim harus secara hati-hati dipantau dalam beberapa dekade

yang akan datang. Perubahan iklim global juga memiliki dampak yang luar biasa di daerah

pantai yang dapat tergenang akibat kenaikan permukaan air laut dan di daerah yang

mengalami perubahan suhu dan curah hujan besar-besaran. Walaupun gambaran mengenai

perubahan iklim global menjadi perhatian besar, perhatian perlu diberikan terus pada

Page 4: Efek rumah kaca 1

kerusakan habitat besar-besaran yang merupakan penyebab utama kepunahan spesies.

Melindungi komunitas yang masih utuh dan memulihkan yang telah terdegradasi

merupakan prioritas yang paling utama bagi konservasi (Indrawan, 2007).

Pemanasan global adalah isu lingkungan yang mengakibatkan perubahan iklim global yang

menakutkan. Seperti yang diketahui bahwa pemanasan global terjadi akibat adanya

peningkatan gas rumah kaca, yaitu gas yang memiliki sifat penyerap panas seperti karbon

dioksida (CO2), metana (CH4), nitrooksida (N2O), uap air, chloro-flouro-carbon (CFC),

hidro-fluoro-carbon (HFCs), sulfur heksafluorida (SF6). Pengaruh gas ini mempunyai

dampak dan pengaruh terhadap banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Di

indonesia, pembabatan hutan dan perubahan tata guna lahan memberikan kontribusi

terbesar dalam pengingkatan emisi gas rumah kaca. Langkah yang dapat dilakukan untuk

menanggulangi kerusakan yang parah antara lain sebagai berikut.

Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah

masuknya air laut.

Pemerintah dapat membantu relokasi atau pemindahan populasi dari pantai ke

daerah yang lebih tinggi.

Pelestarian hutan-hutan lindung agar dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan

dengan tetap berada di habitatnya.

Pengosongan tanah yang belum dibangun agar tetap menjaga keseimbangan dengan

memperketat perubahan fungsi tata guna lahan.

Pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca antara lain

dengan tiga cara berikut:

Mencegah terlepasnya karbon dioksida ke atmosfer dengan menyimpan atau

menghilangkan gas karbon dan/atau komponen karbonnya. Salah satu menyimpan

karbon dengan menyuntikkan ke bumi.

Mengurangi produksi gas rumah kaca.

Penanaman pohon secara besar-besaran.

Sebanarnya efek rumah kaca tidak selalu merugikan apabila tidak berlebihan. Secara

alami, efek rumah kaca sangat penting karena bumi menjadi cukup hangat sehingga dapat

mendukung kehidupan manusia. Tanpa efek rumah kaca, kehidupan manusia di muka

bumi akan terganggu karena suhu rata-rata bumi akan berkisar -20 OC (Susanta, 2007).

Page 5: Efek rumah kaca 1

Pemanasan global merupakan fenomena peningkatan temperatur rata-rata permukaan

Bumi. Berdasarkan analisis geeologi, temperatur planet Bumi telah meningkat beberapa

derajad dibanding 20.000 tahun yang lalu ketika zaman salju gletser. Matahari adalah

sumber utama energi yang menerangi bumi. Sebagian besar energi yang menyinari bumi

adalah radiasi gelombang pendek. Sekitar sepertiga energi Matahari yang mencapai lapisan

atas atmosfer Bumi langsung dipantulkan ke luar angkasa. Dua pertiga sisanya diserap

atmosfer dan diteruskan ke permukaan Bumi. Untuk menyeimbangkan antara penyerapan

energi yang datang, secara rata-rata Bumi meradiasi kembali energi dalam jumlah yang

ama ke luar angkasa. Karena Bumi jauh lebih dingin daripada Matahari, Bumi

meradiasikan energi dengan gelombang-gelombang yang jauh lebih panjang.

Sebagian besar radiasi panas yang dipancarkan oleh daratan dan lautan diserap oleh

atmosfer, termasuk awan, dan juga diradiasikan kembali ke Bumi. Efek rumah kaca secara

alami menghangatkan Bumi. Tanpa efek rumah kaca ini, temperatur rata-rata pada

permukaan Bumi menjadi terlalu dingin dan tak layak untuk ditinggali. Tanpa rumah kaca,

temperatur rata-rata Bumi yang saat ini adalah 15 OC akan menjadi -18 OC. Sebagai

perbandingan,temperatur rata-rata Planet Mars adalah -32 OC. Hal ini dikarenakan mars

tak memiliki efek rumah kaca yang mencukupi.

Ketika temperatur bumi pada keadaan seimbang, bumi tidak akan cepat menjadi panas atau

menjadi dingin. Jumlah radiasi matahari yang diserap hampir sama dengan jumlah radiasi

infrared yang dilepaskan ke luar angkasa. Karena radiasi infrared bertambah jika

temperatur meningkat, maka temperatur bumi ditentukan oleh selisih fluks infrared yang

dipancarkan ke luar angkasa dibandingkan dengan fluks radiasi matahari yang terserap.

Radiasi infrared yang ke luar angkasa sebagian besar dipancarkan oleh lapisan atmosfer

bagian atas, bukan yang pada permukaan. Tetapi karena saat ini efek rumah kaca di bumi

menjadi kian besar, maka selisih antara fluks radiasi infrared yang diserap atmosfer dari

matahari dan fluks infrared yang dipantulkan atmosfer kembali ke bumi dibandingkan

dnegan fluks infrared yang dilepas atmosfer ke luar angkasa semakin besar. Akibatnya,

temperatur bumi makin hari makin hangat. Kenaikan temperatur rata-rata itulah yang kita

kenal sebagai pemanasan global (Team SOS, 2011).

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan

proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang

disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan benda langit

Page 6: Efek rumah kaca 1

beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi

artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing

benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel. Efek rumah kaca dapat digunakan

untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi,

dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia.

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan

gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan

pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang

melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Energi yang

diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan

bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan

gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal,

efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang

dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,

nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik

seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan

penting dalam meningkatkan efek rumah kaca. Meningkatnya suhu permukaan bumi akan

mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat

mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi

kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global

mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan

naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya

suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang

mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar. Menurut

perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C.

Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan

peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya

konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang

dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan

mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat (Anonim, 2013).

Page 7: Efek rumah kaca 1

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Efek Rumah kaca

Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824,

merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet, seperti

Mars, Venus, Saturnus, Titan, dan bumi. Efek rumah kaca dapat dibedakan menjadi

dua hal yaitu:

Efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi

Efek rumah kaca meningkat yang terjadi akibat aktivitas manusia.

Istilah efek rumah kaca dalam bahasa inggris disebut green house efect, pada

awalnya berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim

sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam dan menyimpan sayur

mayur dan bunga-bungaan di musim dingin. Para petani tersebut menggunakan

rumah kaca karena sifat kaca yang mudah  menyerap panas dan sulit melepas

panas, di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca,

karena cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh

benda-benda di dalam ruanagn rumah kaca sebagai gelombang panas berupa

gelombang sinar infra merah, tetapi gelombang panas tersebut terperangkap di

dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar

ruangan.

Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai tanaman,

dan kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini befungsi untuk menjaga suhu

bumi agar tetap hangat walaupun di musim dingin.

Matahari adalah sumber utama energi yang menerangi bumi. Sebagian besar energi

yang menyinari bumi adalah radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak

yang apabila mengenai permukaan bumi akan berubah dari cahaya menjadi panas

dan akan menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan memantulkan kembali

sebagian dari panas ini sebagai radiasi inframerah gelombang panjang ke angkasa

luar, walaupun sebagian tetapi terperangkap di atmosfer bumi. Gas-gas tertentu di

atmosfer, termasuk uap air, karbondioksida, dan metana, menjadi perangkap radiasi

Page 8: Efek rumah kaca 1

ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang

dipancarkan bumi. Akibatnya, panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi.

Fungsi dari gas-gas tersebut seperti kaca dalam rumah kaca sehingga gas-gas ini

dikenal sebagai gas rumah kaca. Semakin banyak panas yang terperangkap di

bawahnya, berarti semakin meningkat konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer.

Efek rumah kaca tidak merugikan apabila tidak berlebihan. Secara alami, efek

rumah kaca sangat penting karena bumi menjadi cukup hangat sehingga dapat

mendukung kehidupan manusia. Tanpa efek rumah kaca, kehidupan manusia di

muka bumi akan terganggu karena suhu rata-rata bumi akan berkisar -20oC.

menurut Petrucci dan Harwood efek rumah kaca penting untuk menetapkan suhu

yang layak bagi kehidupan di bumi. Tanpa efek rumah kaca, bumi secara permanen

akan tertutup es dan perbedaan suhu antara siang hari dan malam hari di bumi tidak

terlalu jauh berbeda.

III.2 Penyebab Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Ada

enam senyawa gas rumah kaca yang disepakati dalam Protokol Kyoto, yaitu:

Karbondioksida (CO2)

Metana (CH4)

Nitro Oksida (N2O)

Chloro-fluoro-carbon (CFCs)

Hidro-fluoro-carbon (HFCs)

Sulfur heksafluorida (SF6)

Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan

bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organik lainnya untuk menunjang

aktifitas manusia. Di sisi lain, jumlah tumbuh-tumbuhan yang menggunakan CO2

hanya sedikit. Dengan demikian gas CO2 semakin meningkat. Sinar matahari ke

bumi yang datang berupa energi akan mengalami hal sebagai berikut:

25% sinar matahari dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer,

25% sinar matahari diserap awan,

45% sinar matahari diserap oleh permukaan bumi,

5% sinar matahari dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.

Page 9: Efek rumah kaca 1

Energi yang diserap bumi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah

oleh awan dan permukaan bumi. Namun, sebagian besar infra merah yang

dipancarkan oleh bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk

dikembalikan ke permukaan bumi.

III.3 Gas Rumah Kaca

1.      Uap air

Uap air mempunyai pengaruh yang besar terhadap penyerapan radiasi infrared,

tetapi konsentrasinya di atmosfer terutama tergantung pada temperatur udara.

Karena itu penghitung GWP uap air tidak di lakukan.

2.      Karbondioksida

CO2 mempunyai waktu hidup yang bervariasi di atmosfer dan tak dapat ditentukan

secara persis, tetapi penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa CO2 yang didapat

dari pembakaran bahan bakar fosil memiliki waktu hidup efektif sekitar 10 ribu

tahun. Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke

atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk

menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik.

Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida

semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk

perluasan lahan pertanian.

3.      Metana

Metana merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tetapi mudah terbakar.

Metana terbentuk dari penguraian timbuhan pada kondisi kering. Metana terbentuk

dari penguraian tumbuhan pada kondisi kering. Metana juga sering di kenal dengan

nama “gas rawa” karena banyak terdapat di sekitar perairan dan rawa. Metana

dapat dihasilkan dari bakteri yang terdapat pada bahan-bahan organik yang

membusuk dan bakteri yang dijumpai pada sapi, kambing, kerbau, unta, dan rayap.

Bakteri dalam usus hewan-hewan itu memecah makanan dan sebagian dari

makanan itu diubah menjadi metana. Ketika hewan-hewan itu bersendawa, mereka

melepaskan metana. Dalam satu hari seekor sapi dapat melepaskan sekitar 1 kg

Page 10: Efek rumah kaca 1

metana ke udara. Tiap tahun terdapat 350 hingga 500 juta ton metana yang

dilepaskan ke atmosfer dari peternakan, tambang batu bara, tambang minyak.,

pertanian, dan sampah.

4.      Nitrogen Oksida

Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama

dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat

menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini

telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.

5.      Gas lainnya

Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran

berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22)

terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi,

perabotan (furniture), dan temoat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di

beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon(CFC) sebagai

media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi

lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet).

III.4 Mekanisme Terjadinya Efek Rumah Kaca

Page 11: Efek rumah kaca 1

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya gas karbondioksida ( CO2) dan gas-

gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 disebabkan oleh kenaikan

pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang

melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Ketika

pembakaran berlangsung sempurna, seluruh unsur karbon dari senyawa ini diubah

menjadi karbon dioksida. Tidak semua karbon dioksida berada di atmosfir

(sebagian darinya larut di laut dan danau, sebagian juga diubah menjadi bebatuan

dalam wujud karbonat kalsium dan magnesium), tetapi hasil pengukuran

menunjukkan bahwa kadar CO2 di atmosfir perlahan-lahan meningkat tiap tahun

dan terus meningkat dekade-dekade terakhir.

Karbon dioksida memiliki sifat memperbolehkan cahaya sinar tampak untuk lewat

melaluinya tetapi menyerap sinar infra merah. Agar bumi dapat mempertahankan

temperatur rata-rata, bumi harus melepaskan energi setara dengan energi yang

diterima. Energi diperoleh dari matahari yang sebagian besar dalam bentuk cahaya

sinar tampak. Energy yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi

inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas

lainnya. Sekali molekul CO2 menyerap energi dari sinar infra merah, energi ini

tidak disimpan melainkan dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik

ke permukaan bumi. Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat

energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian energi untuk

kembali ke ruang angkasa. Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca.

III.5 Keterkaitan antara Efek Rumah Kaca, Global Warming, dan

Perubahan Iklim.

Secara umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses fisik dan kimia fisik

dimana parameter-parameternya adalah seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola

curah hujan yang terjadi  pada suatu tempat di muka bumi. Iklim merupakan suatu

kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat,

diperlukan nilai rata-rata parameterparameternya selama kurang lebih 10 sampai 30

tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang

kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di

atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan

Page 12: Efek rumah kaca 1

perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya

energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada

usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu

matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke

waktu.

Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor

pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan

iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya.

Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan

kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang

dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi –

disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi.

Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama

dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya,

tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah

kaca tersebut.

Efek rumah kaca. Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak

ditempati manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 oC lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),

CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs

(Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer

dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan

pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada

pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak.

Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta

aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut,

seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya

konsentrasi GRK di atmosfer. Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu

meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia

menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke

angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK

tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan

Page 13: Efek rumah kaca 1

meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan

Pemanasan Global.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari

permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi

gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas

tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena

lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya.

Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi

terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas

tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga

lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi

lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu

rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah

salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi,

terjadilah perubahan iklim secara global.

Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu,

mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai,

musim kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat,

namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino –

La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan

tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-

besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya.

III.6 Dampak Efek Rumah Kaca

3.6. 1 Dampak Negatif Efek Rumah Kaca

Salah satuh contoh ekstrem akibat dari pemanasan global adalah Badai Katrina

yang sangat dahsyat. Efek rumah kaca tentu saja memiliki dampak yang

ditimbulkannya, dampak tersebut dapat berupa dampak negatif dan positif.

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya

perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan

Page 14: Efek rumah kaca 1

terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi

kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.

Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah

kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.

 Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air

laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut

yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang

sangat besar.

 Efek rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim.

Iklim di bumi menjadi tak menentu dan susah diprediksikan, sehingga

mengganggu sistem penerbangan dan petani dalam menentukan masa

panenPerubahan iklim dan cuaca menyebabkan sering terjadinya badai,

pergantian musim yang tidak pasti dan rusaknya tanaman pangan. Banyak

spesies hewan akan punah dan munculnya wabah penyakit baru yang sulit

ditanggulangi. Pemanasan global juga akan mengakibatkan daerah hangat

akan menjadi semakin lembab, karena akan semakin banyak air yang

menguap. Kelembaban tersebut meningkatkan curah hujan sehingga

berpotensi menyebabkan banjir. Selain dari semakin cepatnya air menguap

adalah daerah yang kering akan semakin lebih kering.

Dampak pemanasan global kepada Indonesia antara lain: diperkirakan pada tahun

2070, puluhan pulau kecil Indonesia akan hilang, dan ribuan penduduk akan

kehilangan tempat tinggal mereka. Banyak kota-kota besar seperti Jakarta,

Surabaya dan Medan akan mengalami kesulitan air bersih. Pesisir pantai mudah

mengalami abrasi dan intrusi, sehingga air tawar akan bercampur dengan air laut

yang asin. Musim kemarau akan lebih panjang yang menyebabkan gagal panen

akan sering terjadi, sehingga mengancam ketersediaan pangan. Sebaliknya pada

saat musim hujan tiba, kota-kota pesisir pantai akan mengalami banjir besar. Selain

itu curah hujan tinggi pada musim hujan akan menyebabkan longsor.

3.6.2 Dampak Positif Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas

dalam atmosfer dapat  menyerap gelombang panas dari sinar matahari

Page 15: Efek rumah kaca 1

menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup.

Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu

di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian

besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah

kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu  ini

sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.

  Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhati-hati

dan berhemat terhadap penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan listrik.

Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon dan

hutan memiliki arti penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah

satunya dapat menyerap gas polutan dan menghasilkan oksigen. Maka

reboisasi kembali digalakkan dan penanaman pohon di kota-kota besar

mulai dilakukan.

 Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas

untuk didaur ulang menjadi barang yang ekonomis

III.7 Penanggulangan Pemanasan Global Akibat Efek Rumah Kaca

Kepedulian akan pemanasan global dan betapa pentingnya melestarikan lingkungan

saat ini sudah meluas, tidak hanya terbatas diantara para ilmuwan, atau orang-orang

yang duduk di dalam pemerintahan negara-negara penggagas protokol Kyoto saja.

Informasi mengenai pemanasan global pelestarian lingkungan sudah tersebar

kemana-mana. Hampir semua bangsa di dunia sudah mengetahui akan bahayanya

pemanasan global, termasuk Indonesia. Di Indonesia, pemanasan global dan

pelestarian lingkungan dibicarakan di televisi, media, seminar maupun di sekolah-

sekolah. Sekarang hampir di semua lapisan masyarakat mengetahui akan hal ini.

Kondisi tersebut mendorong masyarakat mulai menyadari betapa pentingnya

mencegah pemanasan global dengan cara melestarikan lingkungan. Mereka juga

semakin mengerti bahwa mereka dapat berkontribusi, walaupun kecil, untuk

melestarikan lingkungan yang kemudian dapat mencegah pemanasan global

menjadi semakin parah. Hal tersebut mendorong sebagian masyarakat untuk

mengubah perilaku dan gaya hidup mereka. Banyak cara penanggulangan

Page 16: Efek rumah kaca 1

pemanasan global yang dilakukan oleh individu-individu dalam masyarakat

contohnya sebagai berikut:

Mencari dan mengembangkan energi yang terbarukan

Menjadi perusahaan hijau (green company)

Penanaman kembali hutan yang gundul. Untuk mengatasi pengurangan

polusi udara pada di atmosfer, maka dapat dilakukan juga penanaman

tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon dapat dilakukan di

halaman dan tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi udara, seperti

di pinggir-pinggir jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi pada gunung-

gunung yang gundul dan membuat taman-taman di perkotaan atau biasa

disebut dengan taman kota.

Menggunakan sepeda untuk bekerja

Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.

Mendukung petani lokal

Dengan membeli produk-produk lokal, maka sama halnya dengan

menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi yang digunakan dan

dihasilkan dari kendaraan yang digunakan untuk mengangkut produk dari

luar kota dan luar negeri. Selain itu juga, produk lokal tidak kalah kualitas

dan desainnya dibandingkan produk impor. Semakin banyak membeli

makanan impor, maka semakin besar kontribusi emisi CO2.

Memperbaiki kualitas kendaraan, melakukan uji emisi dan merawat

kendaraan bermotor dengan baik.

Mengurangi pemakaian tas plastik

Penggunaan Alat Listrik

Listrik tidak sebersih yang dikira, karena letak pembangkit yang jauh,

sehingga asap polusinya tidak kita rasakan. Pembangkit listrik merupakan

penyumbang emisi yang besar karena masih menggunakan bahan bakar

fosil untuk prosesnya. Sekitar 27% pembangkit listrik di Jawa-bali

menggunakan batubara, batubara sendiri adalah bahan bakar yang paling

kotor karena mengeluarkan emisi paling besar. Perlu diketahui juga, listrik

menyumbang 26 % total emisi yang dihasilkan di Indonesia.

  Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.

Page 17: Efek rumah kaca 1

  Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada

kondisi  stand by, alat elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt.

Kabel dari barang elektronik akan  lebih  baik  jika  dilepas  dari stop kontak

bila sudah tidak digunakan

  Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk

lampu taman, sehingga lampu akan hidup dan mati secara otomatis

tergantung cahaya matahari. Memanfaatkan cahaya matahari untuk

penerangan di dalam ruangan di pagi dan siang hari. Selain menghemat

listrik juga dapat menurunkan emisi penyebab pemanasan global

  Menggunakan timer agar televisi otomatis mati saat ketiduran.

  Memakai alat-alat elektronik dengan cara bijak, sehingga dapat

menghemat penggunaan listrik

Bekerja dekat dengan rumah

Mengurangi penggunaan AC

Membayar rekening dan membaca koran secara online

Mengurangi mengonsumsi daging. Dengan banyaknya masyarakat yang

mengonsumsi sapi, maka akan semakin banyak pula sapi di peternakan sapi.

Kotoran sapi menghasilkan emisi NO2 dan pembusukan kotorannya

mengeluarkan gas CH4. Sehingga semakin banyak sapi, maka akan semakin

banyak jumlah kotorannya.

Mengurangi peralatan elektronik

Mengurangi meminum air dalam botol

Mendukung pertanian lokal

Menggunakan sebisa mungkin barang bekas

Menghemat penggunaan kertas. Setiap harinya sampah kertas di seluruh

dunia berasal dari 27.000 batang kayu. Pada tahun 2005, Indonesia

mengonsumsi kertas sebanyak 5,6 juta ton. Untuk memenuhi kebutuhan

tersebut dibutuhkan sebanyak 22,4 juta m3 kayu yang diambil dari hutan

alam atau sama dengan menebang hutan seluas 640 ribu hektar per hari.

Kegiatan penebangan dan kebakaran hutan merupakan penyumbang emisi

terbesar, yaitu sekitar 64% dari total emisi di Indonesia. Diantaranya

diakibatkan oleh kegiatan pabrik kertas.

Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non

organik. Memisahkan antara sampah organik, plastik dan kertas, maka akan

Page 18: Efek rumah kaca 1

mempermudah dalam proses mendaur ulang sampah. Sampah organik bisa

dijadikan kompos. Sampah plastik bisa dijadikan kerajinan tangan atau

didaur ulang kembali menjadi plastik. Sedangkan sampah kertas bisa didaur

ulang kembali menjadi kertas daur ulang dan kertas yang biasa digunakan

(HVS).

Mendaur ulang kertsa, plastik, dan logam. Mendaur ulang kertas bekas

untuk dijadikan kertas kembali ataupun kerajinan tangan akan sangat

membantu jumlah sampah kertas. Hal tersebut juga dapat dilakukan untuk

sampah plastik dan logam.

Mengurangi penggunaan sampah

Membuat sendiri kompos

Menggunakan bambu

Menggunakan mobil hybrid

Menghemat penggunaan air

Menjadi pelopor penjaga lingkungan

Perubahan perlaku ini kemudian diaharapkan akan mulai dipelajari oleh para

pemasar produk agar mereka tetap memanfaatkan peluang untuk dapat memasarkan

dan menjual lebih banyak lagi produk mereka. Tujuannya adalah untuk

mempertahankan pangsa pasar, sambil ikut dalam mempromosikan pelestarian

lingkungan hidup. Agar pemasaran berlangsung efektif maka pemasar sebaiknya

melakukan riset terhadap konsumen terlebih dahulu sebelum menerapkan strategi

green product tersebut.

Page 19: Efek rumah kaca 1

IV. KESIMPULAN

IV.1 Kesimpulan

Dari hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan saat tutorial, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa:

IV.1.1 Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya gas karbondioksida ( CO2) dan

gas-gas lainnya di atmosfer.

IV.1.2 Efek rumah kaca tidak merugikan apabila tidak berlebihan. Secara alami,

efek rumah kaca sangat penting karena bumi menjadi cukup hangat

sehingga dapat mendukung kehidupan manusia.

IV.1.3 Beberapa dampak dari pemanasan global akibat efek rumah kaca yaitu es di

kutub mencair, permukaan laut naik dan gelombang pasang, banyak pulau

akan tenggelam dan garis pantai yang hilang, dan perubahan iklim dan

cuaca yang tidak menentu.

IV.1.4 Beberapa cara untuk menanggulangi pemanasan global akibat efek rumah

kaca antara lain: penanaman kembali hutan yang gundul, mengurangi

penggunaan AC, mencari dan mengembangkan energi yang terbarukan,

menggunakan piranti elektronik/lampu hemat energi, dan lain-lain.

Page 20: Efek rumah kaca 1

DAFTAR PUSTAKA

Indrawan, M. dkk. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Susanta, G. dan S. Sutjaha. 2007. Akankah Indonesia tenggelam Akibat Pemanasan

Global. Jakarta : Penebar Plus.

Team SOS. 2011. Pemanasan Global. Jakarta : Gramedia.

id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca. diakses pada tanggal 11 November 2013 pukul

06.00 WIB.