Top Banner
MAKALAH KURIKULUM Dosen pengampu: Saiful Bahri, S.Ag Disusun oleh : 1. Dwi Ernawati (2814133047) 2. Dwi Jayanti Endriani (2814133049) 3. Elva Mai Liana (2814133055) TMT - 3B Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
44

Makalah Kurikulum

Feb 25, 2023

Download

Documents

Dwi Jayanti
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Kurikulum

MAKALAH KURIKULUM

Dosen pengampu:

Saiful Bahri, S.Ag

Disusun oleh :

1. Dwi Ernawati (2814133047)

2. Dwi Jayanti Endriani (2814133049)

3. Elva Mai Liana (2814133055)

TMT - 3B

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG

Page 2: Makalah Kurikulum

Oktober 2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa

meridhoi kami.Atas taufik dan hidayah serta ridho-Nya kami

dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul

“Kurikulum” guna memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan

Pembelajaran dengan baik dan tepat waktu.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepangkuan

Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman

Jahiliyyah menuju zaman Islamiyyah.

Tak lupa penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Saiful Bahri, S.Ag selaku dosen mata kuliah Belajar dan

Pembelajaran.

2. Admisi IAIN Tulungagung yakni tenaga kerja perpustakaan

yang telah memberi ijin untuk meminjam buku sebagai

tambahan referensi.

3. Serta semua pihak yang ikut berpertisipasi untuk

menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh

dari sempurna, masih banyak kekurangan yang kami buat dalam

pembuatan makalah ini. Saran dan kritik senantiasa kami

harapkan dalam menyempurnakan yang dimuat dalam makalah ini.

Page 3: Makalah Kurikulum

Tulungagung, 24 Oktober 2014

Penyusun

Tim Penulis

Page 4: Makalah Kurikulum

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................iiDAFTAR ISI.................................................iiiBAB IPENDAHULUAN..................................................1A. Latar Belakang...........................................1B. Rumusan Masalah..........................................1C. Tujuan...................................................1

BAB IIPEMBAHASAN...................................................2A. Pengertian Kurikulum.....................................2B. Landasan Kurikulum.......................................2C. Prinsip Pengembangan Kurikulum...........................4D. Pendekatan Kurikulum.....................................6E. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).....................11F. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.....................17G. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum..............24

BAB IIIPENUTUP.....................................................25A. Kesimpulan..............................................25

DAFTAR PUSTAKA..............................................26

Page 5: Makalah Kurikulum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihn

alam pendidikan dan/atau pelatihan. Oleh sebab itu,

pengembangan kurikulum melibatkan pemikiran-pemikiran

secara filsafati, psikologi, ilmu pengetahuan, teknologi

dan budaya. Setelah Indonesia merdeka dalam pendidikan

dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu

kurikulum sederhana (1947-1964), pembaharuan kurikulum

(1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan proses

(1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004

dan 2006).

Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari

terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,

ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan

bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana

pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan

tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua

kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang

sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada

penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan

dala merealisasikannya.

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian kurikulum?

2. Apa saja landasan kurikulum?

3. Apa prinsip pengembangan kurikulum?

4. Bagaimana pendekatan kurikulum?

1

Page 6: Makalah Kurikulum

5. Bagaimana Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)?

6. Bagaimana Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan (KTSP)?

7. Apa saja faktor-faktor penyebab perubahan kurikulum?

C. Tujuan1. Mengetahui pengertian kurikulum.

2. Mengetahui landasan kurikulum.

3. Mengetahui prinsip pengembangan kurikulum

4. Mengetahui pendekatan kurikulum.

5. Mengetahui tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

6. Mengetahui tentang Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan

(KTSP).

7. Mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan kurikulum.

2

Page 7: Makalah Kurikulum

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Macam-macam definisi yang diberikan tentang kurikulum.

Lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang

disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah

bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga

pendidikan beserta staf pengajarnya.

Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa

kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang

direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang

terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan

kurikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal.

Kurikulum formal meliputi :

Tujuan pelajaran, umum dan spesifik.

Bahan pelajaran yang tersusun sistematis.

Strategi belajar-mengajar serta kegiatan-kegiatannya.

Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan

tercapai.

Kurikulum tak formal terdiri atas kegiatan-kegiatan

yang juga direncanakan akan tetapi tidak berkaitan

langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu.

Kurikulum ini dipandang sebagai pelengkap kurikulum

formal. Yang termasuk kurikulum tak-formal ini antara

lain: pertunjukan sandiwara, pertandingan antarkelas atau

3

Page 8: Makalah Kurikulum

antarsekolah, perkumpulan berbagai hobby, pramuka, dan

lain-lain.1

B. Landasan Kurikulum1. Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan merupakan aktivitas berpikir

tinggi dalam pencarian teori dan praktik pendidikan.

Permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan bukanlah

masalah ketidakjelasan konseptual melainkan pada

masalah-masalah nyata dalam praktik pendidikan terutama

yang berkaitan dengan kurikulum dan implementasi

kurikulum. Landasan pengembangan kurikulum perlu mengacu

pada falsafah kehidupan bangsa Indonesia, dalam arti,

kurikulum dikembangkan berdasarkan cita-cita pembangunan

bangsa Indonesia, yakni yang dapat berdiri sejajar dengan

bangsa-bangsa lain di dunia.

Kesepakatan nasional menetapkan Tujuan Pendidikan

Nasional (Tupenas) adalah “… berkembangnya potensi peserta didik

agar mejadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” (UU-RI No.20

Tahun 2003 pasal 3).2

2. Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan mencoba member kontribusinya ke

dalam pendidikan dengan mengkaji beberapa karateristik

subjek pendidikan dari beberapa aspek psikologi. Pertama,

psikologi perkembangan yang mengkaji tentang perubahan

1Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Bumi Aksara:1989), hlm. 52 Tedjo Narsoyo, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. (Bandung: 2010), hlm.22.

4

Page 9: Makalah Kurikulum

progresif yang terjadi pada manusia. Ada beberapa kaidah

perkembangan manusia dalam pendidikan. Yaitu, sikap

kritis, peran kematangan dan belajar, pola perkembangan,

perbedaan individu, tahapan perkembangan, setiap tahap

perkembangan memiliki resiko, rangsangan, pengaruh

budaya, haran social pada etiap perkembangan, serta

keyakinan tradisional. Kedua, psikologi belajar yang

mengkaji bagaimana seseorang belajar baik secara individu

maupun kelompok. Berbagai teori belajar yang ditemukan

tampaknya masih relevan untuk dipertimbangkan dalam

proses pembelajaran.3

3. Masyarakat dan Budaya

S. Nasution mengemukakan: “Mendidik anak dengan baik

hanya mungkin jika kita memahami masyarakat tempat mereka

hidup. Oleh karena itu, setiap Pembina Kurikulum harus

senantiasa mempelajari keadaan, perkembangan, kegiatan,

dan aspirasi masyarakat. Melalui pendidikan manusia

memperoleh peradaban masa lalu, turut serta dalam

peradaban masa sekarang dan membuat peradaban masa yang

akan datang. Kebudayaan suatu bangsa akan berkembang

sebagai fungsi perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu

melibatkan ketiga sentra pendidikan, yaitu lingkungan

keluarga, masyarakat dan sekolah.4

4. Orientasi ke Masa Depan

3 Ibid., hlm. 24.4 Ibid., hlm. 34.

5

Page 10: Makalah Kurikulum

Kurikulum perlu dikembangkan berdasarkan

tujuan0tujuan yang ingin dicapai dan termanifestasikan

dalam pribadi-pribadi peserta didik, baik perilaku maupun

sika. Profil manusia yang diharapkan terbentuk melalui

pendidkan dan interaksi dengan masyarakat. Yurmaini

Mainuddin (1994:41) memprioritaskan pembekalan sifat-

sifat kreatif, berprakarsa dan mampu memcahkan masalah

yang dihadapi oleh para lulusan.5

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Selama terjadinya perkembangan dan pengembangan kurikulum

sekolah di Indonesia, masing – masing mengikuti prinsip-

prinsip pengembangan kurikulum yang berbeda. Namun sasaran

yang hendak dicapai adalah sama, yaitu dalam rangka

mewujudkan cita-cita pembangunan nasional pada umumnya dan

tujuan pendidikan Pancasila dan UUD 45 yang diacukan pada

kerangka dasar pembangunan nasional yang tertuang dalam

Garis-Garis Besar Haluan Negara.6

a. Prinsip Relevansi

Relevansi adalah kesesuaian, keserasian pendididkan

dengan tuntutan masyarakat. Pendidikan dikatakan relevan

jika hasil pendidikan tersebut berguna secara fungsional

bagi masyarakat.

Masalah relevansi pendidikan dengan masyarakat :

1. Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan

peserta didik

5 Ibid., hlm. 40.6 H.M. Ahmad, Dkk, Pengembangan Kurikulum,Pustaka Setia, 1997, hlm. 66-70

6

Page 11: Makalah Kurikulum

Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan

peserta didik berarti bahwa dalam mengembangkan

kurikulum atau dalam menetapkan bahwa pengajaran yang

diajarkan hendaknya dipertimbangkan atau disesuaikan

dengan kehidupan nyata di sekitar peserta didik.

2. Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan

kehidupan yang akan datang

Apa yang diajarkan kepada peserta didik pada saat ini

hendaknya bermanfaat baginya untuk menghadapi

kehidupan di masa yang akan datang. Dengan kata lain,

kurikulum hendaknya disesuaikan dengan apa yang

terjadi dimasa yang akan datang.

3. Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja

Disamping relevensi dari isi pendidikan, hal yang

dipertimbangkan relevansinya adalah berkenaan dengan

relevansi segi kegiatan belajar. Kurangnya relevansi

segi kegiatan belajar ini sering mengakibatkan

sukarnya lulusan dalam menghadapi tuntutan dari dunia

pekerjaan.

4. Relevensi pendidikan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan

begitu cepat. Oleh karena itu, pendidikan harus dapat

menyesuikan diri dan bahkan dapat memberikan sumbangan

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

tersebut.

b. Prinsip-Prinsip Efektivitas dan Efesiensi

1. Prinsip Efektivitas

7

Page 12: Makalah Kurikulum

Efektivitas mengajar guru terutama berkenaan dengan

sejauh mana kegiatan belajar-mengajar yang

direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.

Efektifitas guru dalam melaksanakan proses belajar

mengajar akan sangat berpengaruh pada efektivitas

pencapaian tujuan pengajaran (pendidikan) yang telah

ditetapkan.

Efektivitas belajar peserta didik terutama berkenaan

dengan sejauh mana tujuan pelajaran yang diinginkan

telah dicapai melalui kegiatan belajar-mengajar.

Kemampuan peserta didik dalam menguasai tujuan yang

telah ditetapakan oleh guru secara optimal sangat

bergantung pada kemampuan guru dalam menyediakan

suasana pelajaran yang kondusif.

2. Prinsip Efesiensi

Efesiensi merupakan perbandingan antara hasil yang

dicapai dan pengeluaran (berupa waktu, tenaga, dan

biaya) yang diharapkan paling tidak menunjukkan hasil

yang seimbang. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan

kurikulum atau proses belajar-mengajar, maka proses

belajar-mengajar dikatakan efesiensi jika usaha, biaya

dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan program

pengajaran tersebut dapat merealisasikan hasil yang

optimal.

c. Prinsip Kesinambungan (kontinuitas)

Kurikulum sebagai wahana belajar yang dinamis perlu

dikembangkan teus menerus dan berkesinambunagn dalam

pengembangan kurikulum yang menyangkut saling hubungan

8

Page 13: Makalah Kurikulum

dan saling menjalin antara berbagai tingkat dan jenis

program pendidikan atau bidang studi.

Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah

(pendidikan) dan bidang studi ini menuntut bahwa

kurikulum harus disusun dengan mempertimbangkan :

1. Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang

lebih tinggi harus sudah diajarkan di sekolah

sebelumnya.

2. Bahan pelajaran yang sudah diajarkan di sekolah yang

lebih rendah tidak perlu dajarkan lagi di sekolah yang

tinggi.

d. Prinsip Fleksibilitas

Prinsin fleksibilitas menunjukkan bahwa kurikulum adalah

tidak kaku. Tidak kaku arti bahwa ada semacam ruang

gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak.

Oleh karena itu, peserta didik harus diberi kebebasan

dalam memilih program pendidikan yang sesuai dengan

bakat, minat, kebutuhan dan lingkungannya.

e. Prinsip Berorientasi pada Tujuan

Prinsip berorientasi pada tujuan bahwa sebelum bahan

ditentuan maka langkah pertama yang dilakukan oleh guru

adalah menentukan tujuan terlebih dahulu. Hal ini

dimaksudkan agar segala jam dan kegiatan pengajaran yang

dilakukan oleh peserta didik maupun guru dapat benar-

benar terarah kepada tercapainya tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan tersebut.

f. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup

9

Page 14: Makalah Kurikulum

Prinsip pendidikan seumur hidup mengandung implikasi

lain, yaitu agar sekolah tidak saja memberi pengetahuan

dan ketrampilan yang diperlukan pada peserta didik tamat

dari sekolah namun juga memberikan bakal kemampuan untuk

dapat menumbuhkembangkan diri sendiri.

g. Prinsip dan Model Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan

terus-menerus, yaitu dengan jalan mengadakannya terhadap

pelaksanaan dan hasil-hasil yang telah dicapai untuk

melakukan perbaikan, pemnatapan, dan pengembangan lebih

berlanjut.7

D. Pendekatan KurikulumPara ahli kurikulum selama ini telah mendapatkan sejumlah

pendekatan umum dalam pengembangan kurikulum masing-masing

berdasarkan fokus utama tertentu. Cara penggolongan oleh

para ahli itu agak berlainan, namun apa yang dikemukakan di

sini boleh dikatakan telah mencakup kebanyakan dari

pendekatan utama dewasa ini.8

1. Pendekatan Bidang Studi (Pendekatan Subjek atau Disiplin

Ilmu)

Pendekatan ini menggunakan bidang studi atau

matapelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum,

misalnya matematika, sains, sejarah, geografi, atau IPA,

IPS, dan sebagainya seperti yang lazim kita dapati dalam

sistem pendidikan kita sekarang di semua sekolah dan

universitas.

7Ibid.,hlm. 70-728Ibid., hlm. 43-55

10

Page 15: Makalah Kurikulum

Yang diutamakan dalam pendekatan ini ialah

penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu

tertentu. Pendekatan ini paling mudah dibandingkan

dengan pendekatan lainnya oleh sebab disiplin ilmu telah

jelas batasannya dan karena itu lebih mudah

mempertanggung jawabkan apa yang diajarkan.

2. Pendekatan Interdisipliner

Banyak usaha telah dijalankan selama ini untuk

mendobrak tembok pemisah yang dibuat-buat antara

berbagai matapelajaran atau disiplin ilmu yang terdapat

dalam pendekatan bidang studi. Masalah-masalah dalam

kehidupan tidak hanya melibatkan satu disiplin, akan

tetapi memerlukan berbagai ilmu secara interdisipliner.

Ada bebarapa pendekatan interdisipliner dalam

pengembangan kurikulum:

a. Pendekatan “Broad-Field

Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan beberapa

disiplin atau matapelajaran yang saling berkaitan agar

siswa memahami ilmu pengetahuan tidak berada dalam vakum

atau kehampaan akan tetapi merupakan bagian integral

dari kehidupan manusia. Pendekatan broad-field ini juga

dapat digunakan agar siswa memahami hubungan yang

kompleks antara kejadian-kejadian di dunia.

b. Pendekatan kurikulum inti (Core Curiculum)

Kurikulum ini banyak persamaannya dengan broad-field,

karena juga menggabungkan berbagai disiplin ilmu.

Kurikulum diberikan berdasarkan suatu masalah sosial

atau personal. Untuk memecahkan masalah itu digunakan

11

Page 16: Makalah Kurikulum

bahan dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan

masalah itu.

Kurikulum ini berusaha menghilangkan tembok pemisah

yang tak wajar antara berbagai disiplin ilmu agar siswa

dapat menerapkan secara fungsional pengetahuan dan

ketrampilan yang diperolehnya dari berbagai disiplin

ilmu guna memecahkan masalah sosial personal masa kini.

c. Pendekatan Kurikulum Inti di Perguruan Tinggi

Istilah inti (core) juga digunakan dalam kurikulum

Perguruan Tinggi. Dengan “core” dimaksud pengetahuan

inti yang pokok yang diambil dari semua disiplin ilmu

yang dianggap esensial mengenai kebudayaan dan ilmu

pengetahuan yang dianggap layak dimiliki oleh tiap orang

terdidik dan terpelajar. Pengetahuan umum ini layak

dimiliki tiap mahasiswa lepas dari jurusan yang

dipilihnya.

d. Pendekatan Kurikulum Fusi

Kurikulum ini men-fusi-kan atau menyatukan dua (atau

lebih) disiplin tradisional menjadi bidang studi baru,

misalnya: geografi + geologi +botani + arkeologi menjadi

earth sciences.

Semua pendekatan Interdisipliner mempunyai tujuan yang

sama, yakni agar mengajar-belajar lebih relevan dan

bermakna serta lebih mudah dipahami dalam konteks

kehidupan kita.

3. Pendekatan Rekonstruksionisme

12

Page 17: Makalah Kurikulum

Pendekatan ini juga disebut Rekonstruksi Sosial

karena memfokuskan kurikulum pada masalah-masalah

penting yang dihadapi dalam masyarakat.

Dalam gerakan rekosnstruksionisme ini terdapat dua

kelompok utama yang sangat berbeda pandangannya tentang

kurikulum, yakni:

a. Rekonstruksionisme konservatif.

Aliran ini menginginkan agar pendidikan ditujukan

kepada peningkatan mutu kehidupan individu maupun

masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah-

masalah yang paling mendesak yang dihadapi

masyarakat.

b. Rekonstruksionisme radikal.

Pendekatan ini berpendapat bahwa banyak negara

mengadakan pembangunan dengan merugikan rakyat kecil

yang miskin yang merupakan mayoritas masyarakat.

Kedua pendirian yang saling bertentangan ini mempunyai

unsur kesamaan. Masing-masing berpendirian bahwa misi

sekolah ialah untuk mengubah dan memperbaiki masyarakat.

Sedangkan perbedaannya terletak dalam definisi atau

tafsiran masing-masing tentang “perbaikan” dan cara

pendekatan terhadap masalah itu.

4. Pendekatan Humanistik

Kurikulum ini berpusat pada siswa, jadi “student-

centered”, dan mengutamakan perkembangan afektif siswa

sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari

proses belajar.hasil penelitian menunjukkan bahwa

konsep-diri siswa berkorelasi tinggi dengan prestasi13

Page 18: Makalah Kurikulum

akademis. Selanjutnya siswa hendaknya diturutsertakan

dalam penyelenggaraan kelas dan keputusan instruksional.

Pendidikan yang berpusat pada siswa mefokuskan kurikulum

pada kebutuhan siswa baik personal maupun sosial.

Pendekatan humanistik dalam kurikulum didasarkan atas

asumsi-asumsi sebagai berikut:

a. Siswa akan lebih giat belajar dan bekerja bila harga

dirinya dikembangkan sepenuhnya.

b. Siswa yang diturut sertakan dalam perencanaan dan

pelaksanaan pelajaran akan merasa bertanggung jawab

atas keberhasilannya.

c. Hasil belajar akan meningkat dalam suasana belajar

yang diliputi oleh rasa saling mempercayai, saling

membantu, saling mempedulikan dan bebas dari

ketegangan yang berlebihan.

d. Guru yang berperan sebagai fasilitator belajar

memberi tanggungjawab kepada siswa atas kegiatannya

belajar dan memupuk sikap positif terhadap “apa

sebab” dan “bagiamana” mereka belajar.

e. Kepedulian siswa akan pelajaran memegang peranan

penting dalam penguasaan bahan pelajaran itu.

f. Evaluasi diri bagian penting dalam proses belajar

yang memupuk rasa harga diri.

5. Pendekatan “Accountability”

Accountability atau pertanggungjawaban lembaga

pendididkan tentang pelaksanaan tugasnya kepada

masyarakat, akhir-akhir ini tampil sebagai pengaruh yang

penting dalam dunia pendidikan. Namun, menurut bnayak

14

Page 19: Makalah Kurikulum

pengamat pendidikan accountability ini telah mendesak

pendidikan dalam arti yang sebenarnya menjadi latihan

belaka. Akuntabilitas yang sistematis pertama kalinya

diperkenalkan Frederick Taylor kelak dikenal sebagai

“scientific management” atau manajemen ilmiah,

menetapkan tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan

pekerja dalam waktu tertentu. Tiap pekerja bertanggung

jawab atas penyelesaian tugas itu.

Walaupun akuntabilitas pendidikan bukan sesuatu yang

baru, pendekatan ini mulai mendominasi kurikulum dalam

seperempat abad akhir-akhir ini. Gerakan akuntabilitas

dalam 1960-an, 1970-an dan 1980-an menyebar dengan pesat

dan mendesak sistem pendidikan di seluruh dunia agar

lebih memperhatikan pengukuran efektivitas pendidikan

berdasarkan standar akademis yang ditetapkan lebih

dahulu secara cermat dengan mempertimbangkan sumber yang

tersedia. Suatu sistem yang accountable menetukan

standar dan tujuan spesifik yang jelas serta mengukur

efektivitasnya berdasarkan taraf keberhasilan siswa

mencapai standar itu.

Para pengritik mengemukakan, bahwa pada umumnya

standar yang ditentukan hanya mengenai pengetahuan

kognitif dan ketrampilan tingkat rendah dan gagal

merumuskan dan mengukur dimensi yang lebih tinggi

seperti berpikir kritis, kreativitas, dan aspek-aspek

afektif.

Dalam usaha mengembangkan standar yang dapat

dipertanggung jawabkan, pendekatan kurikulum beralih ke

15

Page 20: Makalah Kurikulum

arah apa yang disebut sistem yang tertutup atau model

latihan.

6. Pendekatan Pembangunan Nasional

Pendekatan ini mengandung tiga unsur:

a. Pendidikan kewarganegaraan.

Berorientasi pada sistem politik negara yang

menetukan peranan, hak dan kewajiban tiap warganegara.

Dalam masyarakat demokratis, warganegara dapat

dimasukkan dalam tiga kategori;warganegara yang

apatis, warganegara yang pasif, warganegara aktif.

b. Pendidikan Pembangunan Nasional

Tujuan pendidikan ini ialah mempersiapkan tenaga

kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

pembangunan. Untuk itu harus diadakan proyeksi

kebutuhan tenaga kerja yang cermat. Sistem pendidikan

diatur sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan

tenaga kerja menurut spesifikasi yang tgelah

diproyeksikan dalam batas kemampuan keuangan negara.

Para pengembang kurikulum bertugas untuk mendisain

program yang sesuai dengan analisis jabatan yang akan

diduduki.

c. Pendidikan Ketrampilan untuk Kehidupan Praktis

Ketrampilan yang diperlukan bagi kehidupan sehari-

hari dapat dibagi dalam beberapa kategori yang tidak

hanya bercorak ketrampilan kan tetapi juga mengandung

aspek pengetahuan dan sikap, yakni:

1) Ketrampilan untuk mencari nafkah dan rangka sistem

ekonomi suatu negara.

16

Page 21: Makalah Kurikulum

2) Ketrampilan untuk mengembangkan masyarakat.

3) Ketrampilan untuk menyumbang kepada kesejahteraan

umum.

4) Ketrampilan sebagai warga negara yang baik.

Pendekatan ini menggabungkan humanisme dengan

pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan pembangunan

nasional.

E. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)1. Konsep dasar kurikulum berbasis kompetensi

a. Pengertian Kompetensi dan Kurikulum Berbasis

Kompetensi

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,

ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir dan bertindak.

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan

sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada

pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-

tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga

hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa

penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

b. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi

Karakteristik KBK antara lain mencakup seleksi

kompetensi yang sesuai; spesifikasi indikator-

indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan

pencapaian kompetensi; dan pengembangan sistem

pembelajaran.

17

Page 22: Makalah Kurikulum

Karakteristik KBK memiliki enam karakteristik sebagai

berikut,

1. Sistem belajar dengan modul

2. Menggunakan keseluruhan sumber belajar

3. Pengalaman lapangan

4. Strategi individual personal

5. Kemudahan belajar

6. Belajar tuntas

c. Asumsi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Dalam kurikulum berbasis kompetensi, asumsi

merupakan parameter untuk menentukan tujuan dan

kompetensi yang akan dispesifikasikan. Sedikitnya

terdapat tujuh asumsi yang mendasari kurikulum

berbasis kompetensi.

1.Banyak sekolah yang memilki sedikit guru

profesional, dan tidak mampu melakukan proses

pembelajaran secara optimal

2.Banyak sekolah yang hanya mengkoleksi sejumlah mata

pelajaran dan pengalaman

3.Peserta didik bukanlah tabung kosong atau kertas

putih bersih yang dapat diisi atau ditulis

sekehendak guru

4.Peserta didik memilki potensi yang berbeda dan

bervariasi

5.Pendidikan berfungsi mengkondisikan lingkungan untuk

membantu peserta didik mengembangkan berbagai

potensi yang dimilikinya secara optimal

18

Page 23: Makalah Kurikulum

6.Kurikulum sebagai rencana pembelajaran harus berisi

kompetensi-kompetensi potensial yang tersusun secara

sistematis

7.Kurikulum sebagai proses pembelajaran harus

menyediakan berbagai kemungkinan kepada seluruh

peserta didik untuk mengembangkan berbagai

potensinya secara optimal9

2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

a. Tingkat pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

seperti pengembangan pada umumnya terdiri dari

beberapa tingkat, yaitu tingkat nasional, tingkat

lembaga, tingkat bidang, dan tingkat satuan bahasan

(modul).

b. Pendekatan dalam pengembangan kurikulum

Pendekatan seseorang terhadap kurikulum akan

merefleksikan pandangannya tentang dunia, termasuk

didalamnya pandangan tentang kenyataan, nilai, dan

pengetahuan yang dianutnya. Pendekatan dalam

pengembangan kurikulum mempunyai arti yang sangat

luass. Hal tersebut bisa berarti penyusunan kurikulum

baru, bisa juga penyempurnaan terhadap kurikulum yang

sedang berlaku. Untuk melakukan pengembangan

kurikulum, terlebih dahulu perlu dipahami hal-hal yang

berkaitan dengan pendekatan pengembangan kurikulum.

1. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Berdasarkan

Sistem Pengelolaan

9 Mulyasa, kurikulum berbasis kompetensi, PT Remaja rosdakarya, Bandung, 2002, 37-57

19

Page 24: Makalah Kurikulum

2. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Berdasarkan Fokus

Sasaran

3. Pendekatan Kompetensi

4. Keterkaitan KBK dengan Pendekatan Lain

5. Keunggulan KBK

c. Prinsip-prinsip pengembangan KBK

Sesuai dengsn kondisi negara, kebutuhan masyarakat,

dan berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang

berlangsung, maka dalam pengembangan kurikulum

berbasis kompetensi (KBK) perlu memperhatikan dan

mempertimbangkan prinsip-prinsip:1.Keimanan, nilai,dan

budi pekerti luhur, 2. Penguatan integritas nasional,

3. Keseimbangan etika, logika, estetika dan

kinestatika, 4. Kesamaan memperoleh kesempatan; 5.

Abad pengetahuan dan teknologi informasi; 6.

Pengembangan ketrampilan hidup; 7. Belajar sepanjang

hayat; 8. Berpusat pada anak dengan penilaian yang

berkelanjutan dan komprehensif; dan 9. Pendekatan

menyeluruh dan kemitraan.

d. Pengembangan struktur KBK

Pengembangan struktur kurikulum berbasis kompetensi

(KBK) sedikitnya mencakup tiga langkah kegiatan, yaitu

mengidentifikasi kompetensi, mengembangkan struktur

kurikulum, dan mendiskripsikan mata pelajaran.

3. Implementasi kurikulum berbasis kompetensi

Implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat

didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep,

dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu

20

Page 25: Makalah Kurikulum

aktifitas pembelajaran, sehingga pesrta didik menguasai

seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi

dengan lingkungan. Dalam garis besarnya implementasi

kurikulum berbasis kompetensi mencakup tiga kegiatan

pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan

pembelajaran, dan evaluasi.10

a. Pengembangan program

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

mencakup pengembangan program tahunan, program

semester, program modul (pokok bahasan), program

mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial,

serta program bimbingan dan konseling.

b. Pelaksanaan pembelajaran

Pembelajaran hakekatnya adalah proses interaksi

antara peseta didik dengan lingkungannya, sehingga

terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pre tes,

proses, dan post tes.

1) Pre tes (tes awal)

Pada umumya pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan

pre tes. Fungsi pre tes ini antara lain dapat

dikemukaan sebagai berikut:

a) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses

belajar

b) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta

didik sehubungan dengan proses pembelajaran

yang dilakukan.

10 Ibid., hlm 63-95

21

Page 26: Makalah Kurikulum

c) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah

dimiliki peserta didik mengenai bahan ajaran

yang akan dijadikan topik dalam proses

pembelajaran.

d) Untuk mengatahui darimana seharusnya proses

pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang

telah dikuasai peserta didik dan perlu

mendapat penekanan dan perhatian khusus.

2) Proses

Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan dari

pelaksanaan proses pembelajaran, yakni bagaiman

tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui modul.

Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila

seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik

mental, fisik maupun sosialnya.

3) Post tes

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri

dengan post tes. Fungsi post tes antara lain dapat

dikemukaan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta

didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan.

b. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan

yang dapat dikuasai oleh peserta didik serta

yang belum dikuasainya.

c. Untuk mengetahui peserta didik-peserta didik

yang perlu mengikuti kegiatan remedial.

d. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan

terhadap komponen-komponen modul

22

Page 27: Makalah Kurikulum

4) Evalausi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar dalam implementasi kurikulum

berbasis kompetensi dilakukan dengan penilaian

kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan

pendidikan dan sertivikasi,benchmarking dan

penilaian program.

5) Peningkatan kualitas pembelajaran11

Dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi

(KBK), terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal

tersebut antara lain peningkatan aktifitas dan

kreatifitas peserta didik, peningkatan disiplin

belajar, dan peningkatan motivasi belajar.

4. Perbedaan peserta didik dalam KBK

Terdapat lima perbedaan peserta didik yang perlu

diperhatikan dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK),

yaitu sebagai berikut :

a. Perbedaan tingkat kecerdasan

b. Perbedaan kreatifitas

c. Perbedaan cacat fisik

d. Kebutuhan peserta didik

e. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif

f. Pengelompokan peserata didik dalam KBK

5. Reformasi sekolah dalam rangka implementasi KBK

Implementasi kurikulum berbasis kompetensi menuntut

perubahan terhadap berbagai aspek pendidikan, termasuk

11 Ibid., hlm 95-105

23

Page 28: Makalah Kurikulum

reformasi sekolah. Reformasi sekolah merupakan suatu

konsep perubahan kearah peningkatan mutu pendidikan.

1. Perlunya reformasi sekolah

Perlunya reformasi sekolah dapat dilihat dari

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

berlangsung setiap saat, begitu cepatnya perkembangan

tersebut. Oleh karena itu sekolah dikondisikan agar

dapat mengikuti perkembangan dan perubahan tersebut,

hal ini jelas perlu adanya pembaruan sekolah.

2. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam

reformasi sekolah

a. Tujuan dan sasaran pendidikan nasional dalam

pembangunan bukan hanya untuk menciptakan

golongan elit dan kaum intelektual, melainkan

membentuk manusia Indonesia secara utuh melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi

peranannya pada masa mendatang.

b. Peserta didik merupakan subjek sekaligus objek

pendidikan. Perubahan perilaku peserta didik

ditentukan oleh pengalaman belajarnya disamping

faktor-faktor bawaan (hereditas).

c. Mendidik merupakan pekerjaan profesional,

memberikan petunjuk bahwa tidak setiap orang

dapat melaksanakan profesi mendidik (pendidik).

3. Beberapa agenda reformasi sekolah

a. Modernisasi pengelolaan sekolah

Sekolah hendaknya tidak terpisah dari

masyarakat. Oleh karena itu, dalam modernisasi

24

Page 29: Makalah Kurikulum

pengelolaan sekolah para pelaksana pendidikan

hendaknya bekerja sama dengan sektor-sektor lain

di masyarakat yang telah menjalankan usaha

modernisasi sesuai dengan perkembangan teknologi

dan kebutuhan masyarakat.

b. Modernisasi guru

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi terhadap

efektifitas sekolah, guru perlu mendapat

perhatian yang utama. Baik buruknya kurikulum

pada akhirnya bergantung pada aktifitas dan

kreatifitas guru dalam menjabarkan dan

merealisasikan kurikulum tersebut.

4. Perencanaan reformasi sekolah

5. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam KBK

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam

implentasi kurikulum berbasis kompetensi antara

lain menyangkut tenaga guru, sumber belajar, bahasa

pengantar, pendidikan budi pekerti, dan akselerasi

belajar.

6. Beberapa inovasi dalam KBK

1. Kepala sekolah

Keberhasilan KBK sangat ditentukan oleh kepala

sekolah dalam mengkoordinasikan, menggerakkan dan

menselaraskansemua sumber daya pendidikan yang

tersedia. Kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan

manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu

mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan

mutu sekolah.

25

Page 30: Makalah Kurikulum

2. Guru

Di samping kepala sekolah, guru merupakan faktor

penting yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan

implementasi KBK, bahkan sangat menentukan berhasil-

tidaknya peserta didik dalam belajar. Agar

implementasi KBK berhasil memperhatikan perbedaan

individual, maka guru perlu memperhatikan hal-hal

berikut:

a. Mengurangi metode ceramah

b. Memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta

didik

c. Mengelompokkan peserta didik berdasarkan

kemampuannya

d. Bahan harus dimodifikasi dan dipercaya

e. Ingat bahwa peserta didik tidak berkembang dalam

kecepatan yang sama

f. Usahakan untuk melibatkan peserta didik dalam

berbagai kegiatan

F. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan1. Pengertian Kurikulum

KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan. KTSP merupakan kurikulum operasional

yang pengembangannya diserahkan kepada daerah dan satuan

pendidikan. Dengan demikian, melalui KTSP ini pemerintah

berharap jurang pemisah yang semakin menganga antara

pendidikan dan pembangunan, serta kebutuhan dunia kerja

deapat segera diatasi. Penyusunan KTSP dilakukan oleh

satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan

standar kompetensi serta kompetensi dasar yang26

Page 31: Makalah Kurikulum

dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP).12

KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-

undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut.

a. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan

Nasional.

b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan

dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai

dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta

didik.

2. Tujuan KTSP

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk

memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui

pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan

dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam pengembangan

kurikulum.13

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan

inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum,

mengelola dan memberdayakan sumber daya yang

tersedia.

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat

dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan

keputusan bersama.12Mulyasa,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Rosda:2006),hlm. 1913Ibid., hlm. 22

27

Page 32: Makalah Kurikulum

c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan

pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan

dicapai.

3. Landasan Pengembangan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh

undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan

Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan

permendiknas no. 22 dan 23.14

4. Karakteristik KTSP

Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari

bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat

mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan

sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan,

serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat

dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut:15

a. Pemberian Otonomi Luas Kepada sekolah dan satuan

Pendidikan.

b. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang Tinggi.

c. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional.

14Ibid., hlm. 2415Ibid., hlm. 29

28

Page 33: Makalah Kurikulum

d. Tim-Kerja yang Kompak dan Transparan.

5. Kerangka Dasar Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan

hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Kurikulum untuk

jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

a. Kelompok matapelajaran agama dan akhlak mulia.

b. Kelompok matapelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian.

c. Kelompok matapelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi.

d. Kelompok matapelajaran estetika.

e. Kelompok matapelajaran jasmani, olah raga dan

kesehatan.

Setiap kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan

secara holistik, sehingga pembelajaran masing-masing

kelompok mempengaruhi pemahaman dan penghayatan peserta

didik, dan semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya

dalam menentukan kelulusan.16

6. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata

pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam

kegitan pembelajaran. Struktur kurikulum pendidikan

dasar dan menengah mencakup struktur kurikulum16Ibid., hlm. 46

29

Page 34: Makalah Kurikulum

pendidikan umum, pendidikan kejuruan dan pendidikan

khusus.17

a. Struktur Kurikulum Pendidikan Umum

Struktur kurikulum pendidikan umum terdiri dari

struktur kurikulum SD/MI, struktur kurikulum SMP/MTs,

dan struktur kurikulum SMA/MA.

b. Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,

serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Mata pelajaran Dasar Kejuruan terdiri atas beberapa

mata pelajaran yang bertujuan untuk menunjang

pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan

kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

Implikasi dari struktur kurikulum di atas adalah

sebagai berikut:

1) Di dalam penyusunan kurikulum SMK/MAK mata

pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu

kelompok normatif, adaptif, dan produktif.

Kelompok adaptif dan produktif adalah mata

pelajaran yang alokasi waktunya disesuaiakan

dengan kebutuhan program keahlian.

2) Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan

Kompetensi Kejuruan disesuaiakan dengan kebutuhan

program keahlian untuk memenuhi standar kompetensi

kerja di dunia kerja.

17Ibid., hlm. 50

30

Page 35: Makalah Kurikulum

3) Pendidikan pada SMK/MAK diselenggarakan dalam

bentuk pendidikan sistem ganda.

4) Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah

45 menit.

5) Beban belajar pada SMK/MAK meliputi kegiatan

pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan

kegiatan kerja praktik di dunia usaha ekuivalen

dengan 36 jam pelajaran per minggu.

6) Minggu efektif pada SMK/MAK adalah 38 minggu dalam

satu tahun pelajaran.

7) Lama penyelenggaraan pendidikan pada SMK/MAK tiga

tahun, maksimum empat tahun sesuai dengan tuntutan

program keahlian.

c. Struktur Kurikulum Pendidikan Khusus

Struktur kurikulum dikembangkan untuk peserta didik

berkelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan

sosial berdasarkan standar kompetensi lulusan,

standar kompetensi kelompok mata peljaran, dan

standar kompetensi mata pelajaran. Kurikulum

Pendidikan Khusus terdiri atas 8 sampai dengan 10

mata pelajaran, muatan lokal, program khusus, dan

pengembangan diri.

7. Mengembangkan KTSP

Pengembangan KTSP memfokuskan pada kompetensi tertentu,

berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang utuh dan

terpadu, serta dapat didemonstrasikan peserta didik

sebagai wujud hasil belajar.

Pengembangan KTSP mencakup beberapa tingkat, yaitu:18

18Ibid., hlm. 146-151

31

Page 36: Makalah Kurikulum

a. Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional

Kurikulum tingkat nasional dikembangkan dengan

memperhatikan konteks pendidikan. Pada tingkat ini

pengembangan kurikulum dibahas dalam lingkup nasional,

meliputi jalur pendidikan sekolah dan laur sekolah,

baik secara vertikal maupun horizontal. Pengembangan

kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka

mengembangkan Standar Nasional Pendidikan, yang pada

saat ini mencakup standar kompetensi lulsan (SKL) dan

standar isi (SI) untuk setiap satuan pendidikan pada

masing-masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama

pada jalur pendidikan sekolah.

b. Pengembangan KTSP

Pada tingkat ini dibahas pengembangan kurikulum untuk

setiap satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan pada

tahap ini antara lain:

1) Menganalisis dan mengembangkan SKL dan SI.

2) Merumuskan visi dan missi, serta merumuskan tujuan

pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

3) Mengembangkan bidang studi-bidang studi yang akan

diberikan utnuk merealisasikan tujuan tersebut.

4) Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga

kependidikan.

5) Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang

diperlukan untuk memberi kemudahan belajar.

c. Pengembangan Silabus

32

Page 37: Makalah Kurikulum

Pada tingkat ini dilakukan pengembangan silabus untuk

setiap bidang studi pada berbagai satuan pendidikan.

Kegiatan yang dilakukan antara lain:

1) Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi

dasar serta tujuan setiap bidang studi.

2) Mengembangkan kompetensi dasar dan materi standar

yang diperlukan dalam pembelajaran.

3) Mendeskripsikan kompetensi dasar serta

mengelompokkannya sesuai dengan ruang lingkup dan

urutannya,

4) Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi

serta kriteria pencapaiannya dan mengelompokkannya

sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman,

kemampuan, nilai dan sikap.

5) Mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai

dengan indikator pencapaian kompetensi.

Penyusunan silabus mengacu pada KTSP dan perangkat

komponen-komponen yang dikembangkan berdasrkan standar

kompetensi dan standar isi yang dikembangkan oleh

BSNP.

d. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini

adalah menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan

pembelajaran atau persiapan mengajar.

e. Kurikulum Aktual (Pelaksanaan Pembelajaran)

Kurikulum aktual atau pelaksanaan pembelajaran adalah

interaksi antara peserta didik dengan guru dan

lingkungan pembelajaran. Dalam hal ini dapat dikatakan

33

Page 38: Makalah Kurikulum

bahwa bagaimanapun bagusnya suatu kurikulum maka

aktualisasinya sangat ditentukan oleh profesionalisme

guru dalam melaksanakan pembeljaran dan pembentukan

kompetensi peserta didik.

8. Prinsip Pengembangan KTSP

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan

peserta didik dan lingkungannya.

b. Beragam dan terpadu.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengethauan,

teknologi dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan.

f. Belajar sepanjang hayat.

g. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan

lokal.19

9. Strategi Pengembangan KTSP

Terdapat beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam

pengembangan dan pelaksanaan KTSP, diantaranya:20

a. Sosialisasi KTSP di sekolah.

b. Menciptakan suasana yang kondusif.

c. Menyiapkan sumber belajar.

d. Membina disiplin.

e. Mengembangkan kemandirian kepala sekolah.

f. Membangun karakter guru.

g. Memberdayakan staf.

10. Acuan Opersional Penyusunan KTSP

19Ibid., hlm. 15120Ibid., hlm. 153

34

Page 39: Makalah Kurikulum

Acuan operasioanl penyusuna KTSP sedikitnya mencakup 12

poin, yakni:21

a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak.

b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai

dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta

didik.

c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan

lingkungan.

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

e. Tuntutan dunia kerja.

f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

g. Agama.

h. Dinamika perkembangan global.

i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

k. Kesetaraan Jender.

l. Karakteristik satuan pendidikan.

11. Proses Menyusun KTSP

Proses penyusunan KTSP perlu diawali dengan melakukan

analisis konteks terhadap hal-hal sebagai berikut:

a. Analisis potensi, kekuatan, dan kelemahan yang ada di

sekolah dan satuan pendidikan.

b. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat

dan lingkungan sekitar.

c. Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi

Lulusan.

21Ibid., hlm. 168-169

35

Page 40: Makalah Kurikulum

Terdapat tujuh langkah yang harus dilaksanakan dalam

proses penyusunan KTSP.

a. Menentukan fokus atau kompetensi dasar.

b. Menentukan variabel atau indikator.

c. Menentukan standar.

d. Membandingkan standar dan kompetensi.

e. Menentukan kesenjangan yang terjadi.

f. Merencanakan target untuk mencapai standar.

g. Merumuskan cara-cara dan program untuk mencapai

target.22

12. Mengembangkan Komponen KTSP

Dalam garis besarnya KTSP memiliki enam komponen penting

sebagai berikut.23

Visi dan Misi

Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan

Menyusun Kalender Pendidikan

Struktur muatan KTSP

Silabus

RPP

13. Pengesahan KTSP

Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SD, SMP,

SMA dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta

diketahui oleh komite sekolah dan dinas kabupaten atau

kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs,

MA dan MAK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta

22Ibid., hlm. 17223Ibid., hlm. 176

36

Page 41: Makalah Kurikulum

diketahui oleh komite madrasah dan oleh departemen yang

menangani urusan pemerintahan di bidsang agama.

Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SDLB,

SMPLB dan SMALB dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah

serta diketahui oleh komite sekolah dan dinas provinsi

yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.24

F. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum

Menurut Soetopo dan Soemanto, ada sejumlah faktor yang

dipandang mendorong terjadinya perubahan kurikulum pada

berbagai Negara dewasa ini. Pertama, bebasnya sejumlah

wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum

kolonialis. Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka

menyadari bahwa selama ini mereka telah dibina dalam suatu

sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita-

cita nasional merdeka. Untuk itu , mereka mulai merencanakan

adanya perubahan yang cukup penting di dalam kurikulum dan

sistem pendidikan yang ada.

Kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

pesat sekali. Di satu pihak, perkembangan dalam berbagai

cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah

menghasilkan diketemukannya teori-teori yang lama. Di lain

pihak, perkembangan di dalam ilmu pengetahuan psikologi,

komunikasi, dan lain-lainnya menimbulkan diketemukannya

teori dan cara-cara baru di dalam proses belajar mengajar.

Kedua perkembangan di atas, dengan sendirinya mendorong

24Ibid., hlm. 185

37

Page 42: Makalah Kurikulum

timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi pelaksanaan

kurikulum.

Ketiga, pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia.

Dengan bertambahnya penduduk, maka makin bertambah pula

jumlah orang yang membutuhkan pendidikan. Hal ini

menyebabkan bahwa cara atau pendekatan yang telah digunakan

selama ini dalam pendidikan perlu ditinjau kembali dan kalau

perlu diubah agar dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan

yang semakin besar. Ketiga faktor di atas itulah yang secara

umum banyak mempengaruhi timbulnya perubahan kurikulum yang

kita alami dewasa ini.25

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan1. Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk

melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan

dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan

beserta staf pengajarnya.

2. Landasan kurikulum digunakan sebagai acuan pengembangan

kurikulum, diantaranya yaitu landasan filsafat

pendidikan, psikologi pendidikan, masyarakat dan budaya,

serta orientasi ke masa depan.

3. Prinsip pengembangan kurikulum terdiri dari prinsip

relevansi, penddidikan dan tuntutan dunia kerja,

efektivitas dan efisiensi, kesinambungan, fleksibilitas,25 http://lilisdisdik.wordpress.com/2012/10/30/perubahan-kurikulum/ diunduh pada

24/10/2014.09:39.

38

Page 43: Makalah Kurikulum

orientasi pada tujuan, pendidikan seumur hidup, serta

model pengembangan kurikulum.

4. Pendekatan kurikulum meliputi pendekatan bidang studi,

interdisipliner, rekonstruksionisme, humanistic,

accountability, dan pembangunan nasional.

5. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan

sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada

pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-

tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga

hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa

penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

6. KTSP merupakan kurikulum operasional yang

pengembangannya diserahkan kepada daerah dan satuan

pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan

pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar

kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

7. Faktor-faktor penyebab perubahan kurikulum adalah

bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari

kekuasaan kaum kolonialis, perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang pesat sekali, serta pertumbuhan yang

pesat dari penduduk dunia.

39

Page 44: Makalah Kurikulum

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, dkk. Pengembangan Kurikulum. 1997. Bandung: CV Pustaka

Setia.

http://lilisdisdik.wordpress.com/2012/10/30/perubahan-kurikulum/

http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/

BAC_Pengkur_SD/UNIT-4_PERKEMBANGAN_KURIKULUM_.pdf

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2010. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2006. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Reksoatmodjo, Tedjo Narsoyo. Pengembangan Kurikulum Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan. 2010. Bandung: PT Refika Aditama.

40