2014BAB 1PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPenyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses
berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor
determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia
sepanjang zaman.Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan,
kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi
yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas
potensi peserta didik. Jadi, tidak dapat disangkal lagi bahwa
kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat
diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik
menjadi:1. manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah; dan 2. manusia terdidik yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan 3. warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi
pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.
B. Rumusan masalah1. Apa yang dimaksud dengan struktur kurikulum
?2. Bagaimana struktur kurikulum 2013 ?3. Bagaimana arah
implementasi struktur kurikulum 2013 ?C. Tujuan1. Mengetahui
pengertian struktur kurikulum2. Untuk mengetahui bentuk struktur
kurikulum 20133. Untuk mengetahu implementasi kurikulum 2013
BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian KurikulumSecara etimologis,
kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin curerer yaitu
pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya
kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai
dari garis start sampai dengan finish. Kemudian pengertian
kurikulum tersebut digunakan dalam dunia pendidikan, dengan
pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata
pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh
pendidikan di lembaga pendidikan.
Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh
para ahli: Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968):
Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan
secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di
luar sekolah. Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum
adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk
membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah
ditentukan. Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967):
kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan
oleh pihak sekolah. Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968):
Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata
pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata
pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973):
Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang
sistematik. Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003:
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
B. Pengertian Kurikulum 2013Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
melakukanpenyederhanaan, dan tematik-integratif, menambah jam
pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa,
mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau
yang mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran
dandiharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif,
dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki
masa depan yang lebih baik.
C. Kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013.1. Kelebihan
Kurikulum 2013 Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain
kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang
nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi
pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program
studi. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara
anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi
kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka. Merangsang
pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan
anak usia dini. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus
dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan
calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara
terus menerus.2. Kelemahan Kurikulum 2013 Pemerintah seolah melihat
semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum
2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013. Tidak ada keseimbangan antara
orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013.
Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN)
masih diberlakukan. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan
dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut
berbeda.
D. Pengertian Struktur Kurikulum Struktur kurikulum merupakan
pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran kedalam muatan kurikulum setiap
mata pelajaran pada setiap tahun pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban
belajar yang tercantum dalam kurikulum ( Muhaimin, 2008 :22)
sedangkan struktur kurikulum menurut Farid Firmansyah adalah pola
dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik
dalam kegiatan pelayanan kedalam muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran dituangkan dalam kompetensi kompetensi yang dimaksud,
terdiri atas standar kompetensi, kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan yang harus
dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum
dalam struktur kurikulum.Struktur kurikulum menggambarkan
konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran,
posisi konten/ mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/
mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata
pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur
kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian
konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar
dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem
belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah
sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam
sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.Struktur
kurikulum adalah gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di
suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum
menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa
yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang
tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan
kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum
terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan beban belajar pada setiap
satuan pendidikan.E. Struktur Kurikulum 20131. Struktur kurikulum
SD/MIBeban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk
masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I,
II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V,
dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah
35 menit.Struktur Kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut:MATA
PELAJARANALOKASI WAKTU BELAJARPER MINGGU
IIIIIIIVVVI
Kelompok A
1.Pendidikan Agama dan Budi Pekerti444444
2.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan566444
3.Bahasa Indonesia8810777
4.Matematika566666
5. Ilmu Pengetahuan Alam---333
6. Ilmu Pengetahuan Sosial---333
Kelompok B
1.Seni Budaya dan Prakarya444555
2.Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan444444
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu303234363636
= Pembelajaran Tematik IntegratifKeterangan: Mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya dapat Bahasa Daerah.Selain kegiatan
intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum
diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SD/MI antara lain
Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah
Remaja.Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran
yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B
yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi
dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai
dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan
tersebut.Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada
keterdekatan makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan
konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan
III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan
IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema
yang ada untuk kelas IV, V dan VI.2. STRUKTUR KURIKULUM SMP/MTS
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per
minggu dari semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk
masing-masing kelas VII, VIII, dan IX. Sedangkan lama belajar untuk
setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit.Struktur
Kurikulum SMP/MTS adalah sebagai berikut:MATA PELAJARANALOKASI
WAKTU BELAJAR PER MINGGU
VIIVIIIIX
Kelompok A
1.Pendidikan Agama dan Budi Pekerti333
2.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan333
3.Bahasa Indonesia666
4.Matematika555
5.Ilmu Pengetahuan Alam555
6.Ilmu Pengetahuan Sosial444
7.Bahasa Inggris444
Kelompok B
1.Seni Budaya 333
2.Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan333
3.Prakarya222
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu383838
Keterangan: Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa
Daerah.Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di
dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan
ekstrakurikuler SMP/MTs antara lain Pramuka (Wajib), Organisasi
Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah
Remaja.Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran
yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B
yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan, dan Prakarya adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi
dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan
kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.IPA dan IPS
dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan
integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu.
Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan
pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan
sosial dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan IPS menekankan
pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan,
patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam
ruang atau space wilayah NKRI. IPA juga ditujukan untuk pengenalan
lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai
keunggulan wilayah nusantara.Seni Budaya terdiri atas empat aspek,
yakni seni rupa, seni musik, seni tari, teater. Masing-masing aspek
diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat
memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan
fasilitas) pada satuan pendidikan itu.Prakarya terdiri atas empat
aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.
Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan
pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit
dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada
satuan pendidikan itu.3. STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN
MENENGAH(SMA/MA/SMK/MAK)Struktur kurikulum SMA/MA/SMK/MAK terdiri
atas:a. Kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh
peserta didikb. Kelompok mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh
peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.Adanya
kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan
dimaksudkan untuk menerapkan prinsip kesamaan antara SMA/MA dan
SMK/MAK. Mata pelajaran wajib sebanyak 9 (sembilan) mata pelajaran
dengan beban belajar 24 jam per minggu. Kelompok mata pelajaran
peminatan SMA/MA terdiri atas 18 jam per minggu untuk kelas X, dan
20 jam per minggu untuk kelas XI dan XII. Kelompok mata pelajaran
peminatan SMK/MAK masing-masing 24 jam per kelas. Kelompok mata
pelajaran peminatan SMA/MA bersifat akademik, sedangkan untuk
SMK/MAK bersifat vokasional. Struktur ini menempatkan prinsip bahwa
peserta didik adalah subjek dalam belajar dan mereka memiliki hak
untuk memilih sesuai dengan minatnya.1) Struktur Kurikulum
Pendidikan MenengahStruktur Kurikulum Pendidikan Menengah adalah
sebagaimana yang tertera di dalam tabel berikut ini:Struktur
Kurikulum Pendidikan Menengah kelompok mata pelajaran wajib:MATA
PELAJARANALOKASI WAKTU BELAJARPER MINGGU
XXIXII
Kelompok A (Wajib)
1.Pendidikan Agama dan Budi Pekerti333
2.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan222
3.Bahasa Indonesia444
4.Matematika444
5.Sejarah Indonesia222
6.Bahasa Inggris222
Kelompok B (Wajib)
7.Seni Budaya222
8.Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan333
9.Prakarya dan Kewirausahaan222
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 242424
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA)182020
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu424444
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang
terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan, dan Prakarya adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi
dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.Beban
belajar di SMA/MA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing 43 jam
belajar per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit.Kurikulum
SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan
peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok
Peminatan, pilihan Lintas Minat, dan/atau pilihan Pendalaman
Minat.Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu
sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan
tersebut.
2) Struktur Kurikulum SMA/MAMATA PELAJARANKELAS
XXIXII
Kelompok A dan B (Wajib)242424
C. Kelompok Peminatan
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
I1Matematika344
2Biologi344
3Fisika344
4Kimia344
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
II1Geografi344
2Sejarah344
3Sosiologi 344
4Ekonomi344
Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya
III1Bahasa dan Sastra Indonesia344
2Bahasa dan Sastra Inggris344
3Bahasa dan Sastra Asing Lainnya344
4Antropologi344
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat644
Jumlah jam pelajaran yang tersedia per minggu667676
Jumlah jam pelajaran yang harus ditempuh per minggu424444
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam
struktur kurikulum di atas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler
SMA/MA/SMK/MAK antara lain Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa
Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.Mata
pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah
kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah. Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan
Ilmu-ilmu Alam, Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu-ilmu
Bahasa dan Budaya. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih
kelompok peminatan yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan
berdasarkan nilai rapor di SMP/MTs dan/atau nilai UN SMP/MTs
dan/atau rekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau hasil tes
penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes
bakat minat oleh psikolog dan/atau rekomendasi guru BK di SMA/MA.
Pada akhir minggu ketiga semester pertama peserta didik masih
mungkin mengubah pilihan peminatannya berdasarkan rekomendasi para
guru dan ketersediaan tempat duduk. Untuk sekolah yang mampu
menyediakan layanan khusus maka setelah akhir semester pertama
peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya. Untuk
MA, selain ketiga peminatan tersebut ditambah dengan Kelompok
Peminatan Keagamaan. Semua mata pelajaran yang terdapat dalam suatu
Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didikharus diikuti. Setiap
Kelompok Peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan
masing-masing mata pelajaran berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas
X, dan 4 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Setiap peserta didik
memiliki beban belajar per semester selama 42 jampelajaranuntuk
kelas X dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban belajar
ini terdiri atas Kelompok Mata Pelajaran Wajib A dan B dengan
durasi 24 jampelajaran dan Kelompok Mata Pelajaran Peminatan dengan
durasi 12 jampelajaran untuk kelas X dan 16 jam pelajaran untuk
kelas XI dan XII. Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat
dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan per
minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan
sebagai berikut:a) Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan
yang dipilihnya tetapi masih dalam satu Kelompok Peminatan lainnya,
dan/ataub) Satu mata pelajaran dari masing-masing Kelompok
Peminatan yang lainnya. Sedangkanpada kelas XI dan XII, peserta
didik mengambil Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman
Minatdengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam
pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:a) Satu
mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi
masih dalam Kelompok Peminatan lainnya, dan/ataub) Mata pelajaran
Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.
F. ARAH IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013Kemajuan suatu bangsa dapat
dilihat dari tingkat pendidikannya. Karena di dalam pendidikan
terjadi proses perubahan pola pikir yang nanti akan melahirkan pola
sikap dari obyek pendidikan tersebut. Kita lihat sistem pendidikan
di Indonesia belum stabil. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa
pergantian kurikulum pendidikan semenjak kemerdekaan Indonesia.
Sejarah mencatat, Indonesia sudah 10 kali melakukan pergantian
kurikulum. Mulai dari kurikulum 1947, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984,
1994, 1997, 2004 (KBK), 2006 (KTSP), hingga Kurikulum 2013. Berikut
gambarannya;
Menurut Menteri Pendidikan, Muhammad Nuh, kurikulum 2013 adalah
jawaban untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia hadapi
perubahan dunia. Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan
Kurikulum 2013 adalah :a. Perubahan proses pembelajaran (dari siswa
diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari
berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan
penambahan jam pelajaranb. Kecenderungan akhir-akhir ini banyak
negara menambah jam pelajaran KIPP dan MELT di AS, Korea Selatan.c.
Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran
diIndonesia relatif lebih singkat.d. Walaupun pembelajaran di
Finlandia relatif singkat, tetapi didukung dengan pembelajaran
tutorial.Orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya
kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan
pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan
menyenangkan. Perubahan yang paling berdasar adalah nantinya
pendidikan akan berbasis science dan tidak berbasis hafalan lagi.
Jika kita melihat sekilas perubahan-perubahan kurikulum seperti
yang dipaparkan sebelumnya maka kita dengan bangga akan berkata
bahwa kurikulum 2013 adalah suatu bentuk inovasi pendidikan di
tanah air.Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara
Pemerintah dengan pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah
kabupaten atau kota. Pemerintah bertanggungjawab dalam
mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum,
melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional, melakukan
supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi
terkait, dan memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala
sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten atau kota
terkait.Strategi implementasi kurikulum terdiri atas pelaksanaan
kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan. Tahap pertama
yaitu pada Juli 2013 sasarannya adalah kelas I, IV, VII, dan X.
Tahap ke dua, Juli 2014 sasarannya adalah kelas I, II, IV, V, VII,
VIII, X, dan XI. Sedangkan tahap 3, Juli 2015 dengan sasaran kelas
I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII.Strategi
implementasi kurikulum 2013 lainnya yaitu pelatihan pendidik dan
tenaga kependidikan dari tahun 2013 2015 dan pengembangan buku
siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 2014. Kemudian,
pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan
pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA
dan SMK, dimulai dari bulan Januari Desember 2013. Terakhir adalah
pendampingan dalam bentuk monitoring dan evaluasi untuk menemukan
kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli
2013 2016Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya
penyederhanaan, dan tematik-integratif. Pelaksanaan penyusunan
kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun
2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu. Pembelajaran tematik merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi
dari berbagai mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan
dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan atau
keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta
pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan.Ada
kekhawatiran pada masyarakat jika Kurikulum 2013 diterapkan akan
ada penghapusan beberapa mata pelajaran. Kekhawatiran ini dijawab
Mendikbud Mohammad Nuh, bahwa tidak ada penghapusan mata pelajaran,
yang ada hanya pengintegrasian mata pelajaran. Mata pelajaran IPA
dan IPS di sekolah dasar (SD) diintegrasikan ke dalam semua mata
pelajaran.Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik
di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang
pendidikan. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan pilihan mereka. Kedua kelompok mata pelajaran
tersebut (wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur
kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK) sementara itu mengingat
usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 15 tahun maka
mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan
SMP.Beban belajar di SD Tahun I, II, dan III masing-masing 30, 32,
34. Sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap
minggu. Jam belajar SD adalah 40 menit. Beban belajar di SMP untuk
Tahun VII, VIII, dan IX masing-masing 38 jam per minggu. Jam
belajar SMP adalah 40 menit.Untuk menerapkan konsep kesamaan antara
SMA dan SMK maka dikembangkan kurikulum Pendidikan Menengah yang
terdiri atas Kelompok mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran
Pilihan. Mata pelajaran wajib sebanyak 9 (Sembilan) mata pelajaran
dengan beban belajar 18 jam per minggu. Konten kurikulum
(Kompetensi Inti atau KI dan KD) dan kemasan konten serta label
konten (mata pelajaran) untuk mata pelajaran wajib bagi SMA dan SMK
adalah sama. Struktur ini menempatkan prinsip bahwa peserta didik
adalah subjek dalam belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih
sesuai dengan minatnya.Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan
akademik (SMA) serta pilihan akademik dan vokasional (SMK). Mata
pelajaran pilihan ini memberikan corak kepada fungsi satuan
pendidikan dan di dalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat
peserta didik. Beban belajar di SMA untuk Tahun X, XI, dan XII
masing-masing 43 jam belajar per minggu. Satu jam belajar adalah 45
menit.Kompetensi Dasar mata pelajaran wajib memberikan kemampuan
dasar yang sama bagi tamatan Pendidikan Menengah antara mereka yang
belajar di SMA dan SMK. Bagi mereka yang memilih SMA tersedia
pilihan kelompok peminatan (sebagai ganti jurusan) dan pilihan
antar kelompok peminatan dan bebas. Nama Kelompok Peminatan
digunakan karena memiliki keterbukaan untuk belajar di luar
kelompok tersebut sedangkan nama jurusan memiliki konotasi terbatas
pada apa yang tersedia pada jurusan tersebut dan tidak boleh
mengambil mata pelajaran di luar jurusan.Struktur Kelompok
Peminatan Akademik (SMA) memberikan keleluasaan bagi peserta didik
sebagai subjek tetapi juga berdasarkan pandangan bahwa semua
disiplin ilmu adalah sama dalam kedudukannya. Nama kelompok minat
diubah dari IPA, IPS dan Bahasa menjadi Matematika dan Sains,
Sosial, dan Bahasa. Nama-nama ini tidak diartikan sebagai nama
kelompok disiplin ilmu karena adanya berbagai pertentangan
fisolosfis pengelompokan disiplin ilmu. Berdasarkan filosofi
rekonstruksi sosial maka nama organisasi kurikulum tidak terikat
pada nama disiplin ilmu.Untuk kelas 1 ada sebanyak delapan buku
tema ditambah dengan buku agama. Namun, buku yang dicetak saat ini
baru untuk semester 1 sebanyak 5 buku masing-masing terdiri atas
satu buku agama dan empat buku tema. Adapun buku untuk jenjang SMP
meliputi agama, PKN, bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, seni
budaya, prakarya, bahasa Inggris, serta pendidikan jasmani, olah
raga, dan kesehatan. Sementara untuk jenjang SMA ada sembilan mata
pelajaran yang wajib
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULAN Struktur kurikulum adalah pola dan susunan mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
pelayanan kedalam muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran
dituangkan dalam kompetensi kompetensi yang dimaksud, terdiri atas
standar Kompetensi, kompetensi inti dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan yang harus
dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum
dalam struktur kurikulum.Stategi Implementasi Kurikulum terdiri
dari, Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X, Juli 2014: Kelas I, II,
IV, V, VII, VIII, X, dan XI, Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V,
VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII.
B. SARANSalah satu bukti bahwa kita adalah warga yang baik
adalah dengan ikut serta menjalankan kebijakan pemerintah yang
sedang digulirkan. Dan demi mensukseskan apa yang dicita-citakan
kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan peradaban dunia, perlulah kita mengawal dan memupuk agar
kurikulum 2013 menjadi tonggak awal kita menyambut kemegahan
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. 2013. Lampiran Permendikbud Nomor 81a tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum. Kemendikbud. Jakarta
Republik. Indonesia.2013. Lampiran Permendikbud Nomor 67 Tahun
2013 tentang Kompetensi Dasar dan Kurikulum SD-MI
Republik. Indonesia.2013. Lampiran Permendikbud Nomor 68 Tahun
2013 Tentang Kompetensi Dasar Dan Kurikulum SMP-MTs
Republik. Indonesia.2013. Lampiran Permendikbud Nomor 69 Tahun
2013 tentang Kompetensi Dasar dan Kurikulum SMA-MA
Republik. Indonesia.2013. Lampiran Permendikbud Nomor 70 Tahun
2013 tentang Kompetensi Dasar dan Kurikulum SMK-MAK
(https://docs.google.com/presentation/d/1zksIqZdtf1bN1k7O3UCLGFuXsvZJgwBI5PJhB184ZZA/edit#slide=id.p29)
A. Mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013Hal mendasar dari
kurikulum 2013, menurut Mulyoto adalah masalah pendekatan
pembelajarannya. Selama ini, pendekatan yang digunakan adalah
materi. Jadi materi di berikan pada anak didik sebanyak-banyaknya
sehingga mereka menguasai materi itu secara maksimal. Bahkan demi
penguasaan materi itu, drilling sudah diberikan sejak awal, jauh
sebelum siswa menghadapi ujian nasional. Dalam pembelajaran seperti
ini, tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran yang dicapai lebih
kepada aspek kgnitif dengan menafikan aspek psikomotrik dan
afektif. Ketiga aspek tersebut sebenarnya sudahmendapat penekanan
pada kurikulum kita selama ini. Pada saat pemberlakuan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) 2003, aspek kognitif, psikomotorik dan
afektif (yang dikenal dengan taksonomi Bloom tentang tujuan
pendidikan), telah juga menjadi kompetensi integral yang harus
dicapai. Lalu pada saat pemberlakuan Kurikulum 2006, melalui
pendidikan karakter, aspek afektif yang seolah dilupakan para
praktisi pendidikan, digaungkan.Tapi dalam dataran praksis, hanya
aspek kognitif yang dikejar. Penyebabnya adalah kurikulum tidak
dikawal dengan kebijakan yang sinergis, tetapi malah dijegal dengan
kebijakan ujian nasional.Soal-soal ujian nasional hanya menguji
pencapaian aspek kognitif. Pencapaian aspek psikomotorik dan
afektif tidak bisa diukur dengan menggunakan tes ini. Padahal tes
ini adalah penentu kelulusan. Maka pembelajaran yang terjadi adalah
pembelajaran yang berbasis materi tanpa memedulikan penanaman
keterampilan dan sikap.Pada kenyataannya, sejak awal siswa-siswa
telah dibiasakan menghadapi soal-soal model ujian nasional.
Pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar yang yang nanti akan
diujikan dalam ujian nasional. Bahkan ada pula guru yang
menggunakan soal-soal ujian nasional yang telah diujikan pada tahun
sebelumnya sebagai acuan dalam pembelajaran. Menjelang menghadapi
ujian nasional, guru memberikan pembelajaran ujian nasional pada
siswanya. Apapun yang tidak ada kaitannya dengan ujian nasional
ditiadakan.
Berdasarkaan pengalaman selama ini, hal tersebut harus didukung
dengan kebijakan yang konsisten, yaitu sistem avaluasi yang
mengukur pencapaian kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif
secara berimbang. Tidak bisa dipungkiri bahwa ujian nasional harus
dihapuskan, sehingga penentu kelulusan nantinya adalah transkrip
nilai yang diperoleh dari nilai rapor tiap semester. Karena
nilai-nilai rapor sebagai hasil evaluasi pembelajaran mengandung
ketiga aspek secara menyeluruh, maka pembelajaran juga akan
diberikan seccara benyeluruh dalam ketiga aspek itu.Dengan
dihapusnya ujian nasional, wewenang mengadakan evaluasi kembali
kepada guru sehingga lengkaplah kewenangan guru; menyusun rencana
pembelajaran, melaksanakn kegiatan pembelajaran dan melaksanakan
kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. [footnoteRef:2][1] [2: [1]
Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era Kurikulm
2013,(Jakarta:Prestasi Pustaka Raya, 2013). Hal 114-115]
B. Sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013Kesalahan fatal dalam
implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selama ini menurut saya adalah
kemunculan kebijakan yang sejatinya tidak konsisten dengan
kurikulum-kurikulum tersebut. Kebijaksanaan yang dimaksud adalah
pelaksanaan ujian nasional dengan standar kelulusannya. Dimana
siswa dikatakan berhasil jika ia telah mampu menembus jarring ujian
nasional. Sebuah sekolah dikatakan bermutu apabila kelulusan
siswnya 100% dan banyak siswanya yang mendapatkan nilai 10. Bahkan
untuk tujuan itu, kecurangan sistematis selalu terjadi. Penanaman
nilai moral seolah tak diperhatikan.Oleh karena itu, jika nantinya
Kurikulun 2013 diterapkan dan ditujukan agar guru memperoleh ruang
yang lebih leluasa untuk mengembangkan potensi siswa secara
seimbang dalam tiga aspek, yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan
afektif. Kurikulum ini harus dikawal dengan kebijakan yang
sinergis. Dan akhirnya siswa dapat belajar dengan semangat,
antusias, tidak bosan dan mampu menyerap nilai-nilai moral yang
terkandung secara tersitat dalam setiap materi.[footnoteRef:3][2]
[3: [2]Ibid. Hal 121]
C. Karakteristik Kurikulum 2013Dalam kurikulum 2013 memiliki
karakteristik diantaranya:a) Isi atau konten kurikulum yaitu
kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) satuan
pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran.b) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran
secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran.c) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang
dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk
mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.d)
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan
menengah berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual
(kemampuan kognitif tinggi).e) Kompetensi Inti menjadi unsur
organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu semua KD
dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
dalam Kompetensi Inti.f) Kompetensi Dasar yang dikembangkan
didasarkan pada prinsip akumulatif saling memperkuat (reinforced)
dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh
kompetensi inti.g) Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar
untuk satu tema (SD). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema
atau mata pelajaran di kelas tersebut.h) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran
dan kelas tersebut.D. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013Proses
pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran
intra-kurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler.1. Pembelajaran
intra kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan
mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas,
sekolah, dan masyarakat.Pembelajaran didasarkan pada prinsip
berikut :a. Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran
di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK
berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan
guru.b. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran
siswa aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti
pada tingkat yang memuaskan (excepted).
2. Pembelajaran ekstra-kurikulerPembelajaran ekstra-kurikuler
adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang
sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara
rutin setiap minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas
kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan
ekstra-kurikuler wajib.Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang
tak terpisahkan dalam kurikulum.Kegiatan ekstra-kurikulum berfungsi
untuk:a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan
tertentu yang tidak dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kelas
biasa,b. Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada
kepemimpinan, hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai
ketrampilan hidup.Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di
lingkungan:a. Sekolahb. Masyarakatc. Alam Kegiatan ekstra-kurikuler
wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung
kegiatan intra-kurikuler.Prinsip Pengembangan Kurikulum
2013Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip
berikut:1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata
pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi
pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Atas dasar prinsip tersebut
maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten
pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah
menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan,
kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar
peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk
menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana, dan hasil
belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam
menerapkan perolehannya di masyarakat. 2. Kurikulum didasarkan pada
standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai
dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka
Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan
kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik
setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu
sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing
satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan
kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi
satuan pendidikan. 3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum
berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai
oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan
berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata
pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara
khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap
dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat
lintas mata pelajaran, diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip
penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi
vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam
pembelajaran.