Jerome Bruner: Belajar Penemuan
Disusun Oleh :KELOMPOK 6 :Dheni Puji Rahayu(06101011005)Nessy
Marina(06101011014)Muhammad Furqan(06101011006)Intan Megawati
(06101011009)Meice pratama sasa putri (06101011008)Dosen Pengasuh :
Ketang Wiyono. S.Pd. , M.Pd.Drs. Abidin Pasaribu, MM.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKANUNIVERSITAS SRIWIJAYA2011/2012KATA
PENGANTARAssalamualaikum Wr. Wb.Puji syukur penulis haturkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak rizki dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam selalu kita
curahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai
Rahmatan lilalamin yang telah membawa umat manusia dari jalan
kegelapan menuju kehidupan yang mendapat sinar ilahi seperti
sekarang ini.Alhamdulillah makalah yang berjudul Jerome Bruner:
Belajar Penemuan ini dapat diselesaikan semata-mata atas
kehendak-Nya dan rahmat serta cinta kasih-Nya yang berlimpah. Rasa
syukur kami atas kemurahan-Nya karena telah diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan terselesaikannya
penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amien.Palembang, 22 September 2012
(Penulis)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 41.2 Rumusan Masalah 41.3
Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Bruner dan Teorinya52.2 Teori Instruksi
Bruner9
BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan 143.2 Saran18
DAFTAR PUSTAKA19
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDalam pembelajaran manusia memiliki rasa ingin
tahu dalam suatu materi tertentu. Materi itu dapat didapatkan
dengan berbagai cara salah satunya yaitu dengan belajar. Rupanya
belajar saja tidak cukup untuk memenuhi keserbaingin tahuan
manusia. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara terjun
langsung mengamati pembelajaran. Caranya yaitu dengan belajar
Penemuan.Belajar merupakan aktifitas yang berproses, tentu
didalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap.
Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui tahap-tahap yang antara
satu dan lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional. Dalam
setiap proses belajar diperlukan adanya alat-alat pendukung
pembelajaran, seperti laboratorium, perpustakaan, buku, dan
lain-lain. Dalam konsep belajar penemuan menurut Jerome Bruner ada
tiga episode/tahap yang ditempuh oleh siswa, yaitu: tahap informasi
(tahap penerimaan materi), tahap transformasi (tahap pengubahan
materi) dan tahap evaluasi (tahap penilaian materi)Memori ingatan
adalah proses dimana informasi belajar disimpan dan dapat dibaca
kembali (dikeluarkan kembali). Ingatan atau memory tidaklah
sesederhana seperti ini. Memory adalah proses aktif, karena ilmu
pengetahuan berubah terus, selalu diperiksa dan diformulasi ulang
oleh pikiran otak kita. 1.2 Rumusan Masalah1. Apa konsep dari Teori
Belajar Penemuan Bruner?2. Mengapa diperlukan Teori Belajar
Penemuan Bruner?3. Bagaimana pelaksanaan Teori Instruksi
Bruner?
1.4 Tujuan
1. Mengetahui Apa itu Teori Belajar Penemuan Bruner.2.
Mengetahui pentingnya Teori Belajar Penemuan Bruner.3. Mengetahui
aplikasi pelaksanaan Teori Belajar Penemuan Bruner dalam
pembelajaran.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 BrunerdanTeorinya.Jerome Bruner dilahirkan dalam tahun
1915.JeromeBruner, seorang ahli psikologi yang terkenal telah
banyak menyumbang dalam penulisan teori pembelajaran, proses
pengajaran dan falsafah pendidikan. Bruner bersetuju dengan Piaget
bahawa perkembangan kognitif kanak-kanak adalah melalui
peringkat-peringkat tertentu. Walau bagaimanapun, Bruner lebih
menegaskan pembelajaran secara penemuan iaitu mengolah apa yang
diketahui pelajar itu kepada satu corak dalam keadaan baru (lebih
kepada prinsip konstruktivisme).Beliau bertugas sebagai profesor
psikologi di Universiti Harvard di Amerika Syarikat dan dilantik
sebagi pengarah di Pusat Pengajaran Kognitif dari tahun 1961
sehingga 1972, dan memainkan peranan penting dalam struktur Projek
Madison di Amerika Syarikat.Setelah itu, beliau menjadi seorang
profesor Psikologi di Universiti Oxford di England.Jerome S. Bruner
adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli psikologi
belajar kognitif.Pendekatannya tentang psikologi adalah eklektik.
Penelitiannya yang demikian banyak itu meliputi persepsi manusia,
motivasi, belajar dan berfikir. Dalam mempelajarai manusia, ia
menganggap manusia sebagai pemroses, pemikir dan pencipta
informasi. Bruner menganggap, bahwa belajar itu meliputi tiga
proses kognitif, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi
pengetahuan, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Pandangan terhadap belajar yang disebutnya sebagai konseptualisme
instrumental itu, didasarkan pada dua prinsip, yaitu pengetahuan
orang tentang alam didasarkan pada model-model mengenai kenyataan
yang dibangunnya, dan model-model itu diadaptasikan pada kegunaan
bagi orang itu.Pematanganintelektualatau pertumbuhan kognitif
seseorang ditunjukkan oleh bertambahnya ketidaktergantungan respons
dari sifat stimulus. Pertumbuhan itu tergantung pada bagaimana
seseorang menginternalisasi peristiwa-peristiwa menjadi suatu
sistem simpanan yang sesuai dengan lingkungan. Pertumbuhan itu
menyangkut peningkatan kemampuan seseorang untuk mengemukakan pada
dirinya sendiri atau pada orang lain tentang apa yang telah atau
akan dilakukannya.
1. Empat Tema tentang PendidikanTema pertama mengemukakan
pentingnya artistruktur pengetahuan. Hal ini perlu karena dengan
struktur pengetahuan kita menolong siswa untuk untuk melihat,
bagaimana fakta-fakta yang kelihatannya tidak ada hubungan, dapat
dihubungkan satu dengan yang lain.Tema kedua adalah
tentangkesiapanuntuk belajar. Menurut Bruner kesiapan terdiri atas
penguasaan ketrampilan-ketrampilan yang lebih sederhana yang dapat
mengizinkan seseorang untuk mencapai kerampilan-ketrampilan yang
lebih tinggi.Tema ketiga adalah menekankan nilaiintuisidalam proses
pendidikan. Dengan intuisi, teknik-teknik intelektual untuk sampai
pada formulasi-formulasi tentatif tanpa melalui langkah-langkah
analitis untuk mengetahui apakah formulasi-formulasi itu merupaka
kesimpulan yang sahih atau tidak.Tema keempat adalah
tentangmotivasiatau keingianan untuk belajar dan cara-cara yang
tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi itu.2. Model
danKategoriPendekatan Brunerterhadapbelajar didasarkan pada dua
asumsi. Asumsi pertama adalah bahwa perolehan pengetahuan merupakan
suatu proses interaktif. Berlawanan dengan penganut teori perilakau
Bruner yakin bahwa orang yang belajar berinteraksi dengan
lingkungannya secara aktif, perubahan tidak hanya terjadi di
lingkungan tetapi juga dalam diri orang itu sendiri.Asumsi kedua
adalah bahwa orang mengkontruksi pengetahuannya dengan
menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan
yang diperoleh sebelumnya, suatu model alam (model of the world).
Model Bruner ini mendekati sekali struktur kognitif Aussebel.
Setiap model seseorang khas bagi dirinya. Dengan menghadapi
berbagai aspek dari lingkungan kita, kita akan membentuk suatu
struktur atau model yang mengizinkan kita untuk mengelompokkan
hal-hal tertentu atau membangun suatu hubungan antara hal-hal yang
diketahui.
3. Belajar sebagai Proses KognitifBruner mengemukakan bahwa
belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan.
Ketiga proses itu adalah (1) memperoleh informasi baru, (2)
transformasi informasi dan (3) menguji relevansi dan ketepatan
pengetahuan (Bruner, 1973).Informasi baru dapat merupaka
penghalusan dari informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang atau
informasi itu dapat dersifat sedemikian rupa sehingga berlawanan
dengan informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang. Dalam
transformasi pengetahuan seseorang mempelakukan pengetahuan agar
cocok dengan tugas baru. Jadi, transformasi menyangkut cara kita
memperlakukan pengetahuan, apakah dengan cara ekstrapolasi atau
dengan mengubah bentuk lain. Hampir semua orang dewasa melalui
penggunaan tig sistem keterampilan untuk menyatakan kemampuanny
secara sempurna. Ketiga sistem keterampilan itu adalah yang disebut
tiga cara penyajian (modes of presentation) oleh Bruner
(1966).Ketiga cara itu ialah: caraenaktif, caraikonikdan
carasimbolik.Cara penyajian enaktif ialah melalui tindakan, jadi
bersifat manipulatif. Dengan cara ini seseorang mengetahui suatu
aspek dari kenyataan tanpa menggunakan pikiran atau kata-kata. Jadi
cara ini terdiri atas penyajian kejadian-kejadian yang lampau
melalui respon-respon motorik. Misalnya seseorang anak yang enaktif
mengetahui bagaimana mengendarai sepeda.Cara penyajian ikonik
didasarkan atas pikiran internal. Pengetahuan disajikan oleh
sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak
mendefinisikan sepenuhnya konsep itu. Misalnya sebuah segitiga
menyatakan konsep kesegitigaan. Penyajian simbolik menggunakan
kata-kata atau bahasa.Penyajian simbolik dibuktikan oleh kemampuan
seseorang lebih memperhatikan proposisi atau pernyataan daripada
objek-objek,memberikan struktur hirarkis pada konsep-konsep dan
memperhatikan kemungkinan-kemungkinan alternatif dalam suatu cara
kombinatorial.Sebagai contoh dari ketiga cara penyajian ini,
tentang pelajaran penggunaan timbangan. Anak kecil hanya dapat
bertindak berdasarkan prinsip-prinsip timbangan dan menunjukkan hal
itu dengan menaiki papan jungkat-jungkit. Ia tahu bahwa untuk dapat
lebih jauh kebawah ia harus duduk lebih menjauhi pusat. Anak yang
lebih tua dapat menyajikan timbangan pada dirinya sendiri dengan
suatu model atau gambaran. Bayangan timbangan itu dapat diperinci
seperti yang terdapat dalam buku pelajaran. Akhirnya suatu
timbangan dapat dijelaskan dengan menggunakan bahasa tanpa
pertolongan gambar atau dapat juga dijelaskan secara matematik
dengan menggunakan Hukum Newton tentang momen.4. Belajar
PenemuanSalah satu model kognitif yang sangat berpengaruh adalah
model dari Jerome Bruner (1966) yang dikenal dengan nama belajar
penemuan (discovery learning). Bruner menganggap bahwa belajar
peneuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.
Bruner menyarankan agar siswa hendaknya belajar melalui
berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar
mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman dan melakukan
eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan
konsep dan prinsip itu sendiri.Pengetahuan yang diperoleh dengan
belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan. Diantaranya
adalah:1. Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat.2.
Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih
baik.3.Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran
siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.Asumsi umum tentang
teori belajar kognitif: a.Bahwa pembelajaran baru berasal dari
proses pembelajaran sebelumnya.b.Belajar melibatkan adanya proses
informasi (active learning).c.Pemaknaan berdasarkan
hubungan.d.Proses kegiatan belajar mengajar menitikberatkan pada
hubungan dan strategi.Model kognitif mulai berkembang pada abad
terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah
berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa
para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui
upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan
antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.
Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.Peneliti
yang mengembangkan kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne.
Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang
berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang
memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Menurut Ausubel, konsep
tersebut dimaksudkan untuk penyiapan struktur kognitif peserta
didik untuk pengalaman belajar. Bruner bekerja pada pengelompokkan
atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana
peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan. Bruner
mengembangkan teorinya tentang perkembangan intelektual,
yaitu:1.enactive,dimana seorang peserta didik belajar tentang dunia
melalui tindakannya pada objek, siswa melakukan
aktifitas-aktifitasnya dalam usahanya memahami
lingkungan.2.iconic,dimana belajar terjadi melalui penggunaan model
dan gambar3.symbolicyang mendeskripsikan kapasitas dalam berfikir
abstrak, siswa mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak
dipengaruhi bahasa dan logika dan komunikasi dilkukan dengan
pertolongan sistem simbol. Semakin dewasa sistem simbol ini samakin
dominan.Sejalan dengan pernyataan di atas, maka untuk mengajar
sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan
tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata dengan baik
maka dapat diberikan padanya. Dengan lain perkataan perkembangan
kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan
yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat
perkembangannya.Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia
pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang
sama dapat diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan
tinggi disesuaikan dengan tingkap perkembangan kognitif mereka.
Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini adalah dengan memahami
konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat
dihasilkan suatu kesimpulan (discovery learning).2.2 Teori
Instruksi BrunerMenurut Bruner belajar bermakna hanya dapat terjadi
melalui belajar penemuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui
belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer yang
lebih baik. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan
berfikir secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan
kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah.
Teori instruksi menurut Bruner hendaknya mencakup:1.
Pengalaman-pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan dapat
belajar, ditinjau dari segi aktivasi, pemeliharaan dan
pengarahan.Menurut Bruner, belajar dan pemecahan masalah bergantung
pada penyelidikan alternatif. Oleh karena itu, pengajaran atau
instruksi harus mempelancar dan mengatur bpenyelidikan-penyelidikan
alternatif ditinjau dari segi siswa.Penyelidikan alternatif
membutuhkan aktivasi, pemeliharaan, dan pengarahan. Dengan kata
lain, penyelidikan alternatif membutuhkan sesuatu untuk dapat
mulai. Sesudah memulai keadaan itu harus dipelihara atau
dipertahankan kemudian dijaga agar tidak kehilangan arah. Kondisi
untuk aktivasi ialah adanya suatu tingkat ketidaktentuan yang
optimal. Keinginan tahu merupakan suatu espons terhadap
ketidaktentuan dan kesangsian.Suatu tugas yang begitu terperinci
menghendaki sedikit penyelidikan. Tugas yang begitu tidak jelas
dapat menimbulkan kebingungan dan kecemasan dengan akibat
mengurangi penyelidikan.2. Penstrukturan pengetahuan untuk
pemahaman optimal, ditinjau dari segi cara penyajian, ekonomi dan
kuasa.Struktur suatu domain pengetahuan mempuanyai tiga ciri dan
setiap ciri itu mempengaruhi kemampuan siswa untuk menguasainya.
Ketiga ciri itu adalah cara penyajian, ekonomi, dan kuasa. Cara
penyajian, ekonomi, dan kuasa berbeda bila dihubungkan dengan usia
gaya pada siswa dan macam bidang studi. Kita sudah mengetahui bahwa
ada tiga cara penyajian, yaitu cara anaktif, ikonik, dan simbolis
serta contoh-contoh untuk setiap cara penyajian itu telah diberikan
pula. Banyak bidang studi yang mempunai berbagai alternatifcara
penyajian.Ekonomi dalam penyajian pengetahuan dihubungkan dengan
sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan diproses
untuk mencapai pemahaman. Makin banyak jumlah informasi yang harus
dipelajari siswa untuk memahami sesuatu atau untuk menagani suatu
masalah, makin banyak langkah yang ditempuh dalam memproses suatu
informasi untuk mencapai suatu kesimpulan dan makin kurang
ekonomis.
3. Perincian urutan-urutan penyajian materi pelajran secara
optimal, dengan memperhatikan faktor-faktor belajar sebelumnya,
tingkat perkembangan anak, sifat materi pelajaran dan perbedaan
individu.Dalam mengajar, siswa dibimbing melaui urutan pernyataan
suatu masalah atau kumpulan pengetahuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menerima, mengubah, dan mentransfer apa yang
telah dipelajarinya. Jadi, urutan materi pelajaran dalam suatu
domain pengetahuan mempengaruhi kesulitan yang dihadapi siswa dalam
mencapai penguasaan.Biasanya ada berbagai urutan yang setara dalam
kemudahan dan kesulitan bagi para siswa. Tidak ada satu urutan khas
bagi semua siswa dan urutan bagi yang obtimal bergantung pada
berbagai faktor, misalnya belajar sebelumnya tingkat perkembangan
anak, sifat materi pelajaran, dan perbedaan individu.Dikemukakan
oleh Bruner bahwa perkembangan intelektual bergerak dari penyajian
enaktif melalui penyajian ekonik ke penyajian simbolis. Oleh karena
itu, urutan optimum materi pelajaran juga mengikuti arah yang
sama.4. Bentuk dan pemberian reinforsemen.Dalam teori Bruner
mengemukakan bahwa bentuk hadiah atau pujian dan hukuman harus
dipikirkan. Demikian pula bila pujian atau hukuman itu diberikan
selama proses belajar mengajar.Secara intuitif, jelas bahwa selama
proses belajar mengajar berlangsung, ada suatu ketika hadiah
ekstransik bergeser ke hadiah ekstrinsik. Sebagai hadiah ekstrinsik
misalnya, berupa pujian dari guru, sedangkan hadiah instrinsik
timbul karena berhasil memecahkan masalah. Demikian pula ada
kalanya hadia yang diberikan secara langsung harus diganti dengan
hadiah yang pemberiannya harus ditunda atau ditangguhkan. Ketetapan
waktu pergeseran dari hadiah ekstrinsik kehadiah intrinsik, dan
dari hadiah langsung ke hadiah yang ditangguhkan, sedikit kali
diketahui, sehingga dengan sendirinya penting untuk
diperhatikan.Akhirnya patutu ditekankan bahwa tujuan mengajar ialah
untuk menjadikan siswa merasa puas. Umpan balik berupa
perbaikan-perbaikan apapun juga membawa bahaya bagi siswa karena
siswa bersangkutan menjadi tetap bergantung pada guru atau tutor.
Tutor seharusnya memperbaiki siswa demikian rupa, hingga akhirnya
siswa itu dimungkinkan untuk menggantikan fungsi tutor.2.3
Menerapkan Mengajar PenemuanBruner berpendapat bahawa seseorang
murid belajar dengan cara menemui struktur konsep-konsep yang
dipelajari.Kanak-kanak membentuk konsep dengan mengasingkan
benda-benda mengikut ciri-ciri persamaan dan perbezaan. Selain itu,
pengajaran didasarkan kepada perangsang murid terhadap konsep itu
dengan pengetahuan sedia ada. Misalnya,kanak-kanak membentuk konsep
segiempat dengan mengenal segiempat mempunyai 4 sisi dan memasukkan
semua bentuk bersisi empat kedalam kategori segiempat,dan
memasukkan bentuk-bentuk bersisi tiga kedalam kategori
segitiga.Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa
kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat
menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu.Dalam hal
ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah:
(1) tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan
atau pengalaman baru, (2) tahap transformasi, yaitu tahap memahami,
mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan
dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain,
dan (3) evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi
pada tahap kedua tadi benar atau tidak.
Tahap-tahap Penerapan Belajar Penemuan
a.Stimulus(pemberian perangsang/stimuli); kegiatan belajar
dimulai dengan memberikan pertanyaan yang merangsang berfikir
siswa, menganjurkan dan mendorongnya untuk membaca buku dan
aktivitas belajar lain yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah.b.Problem Statement(mengidentifikasi masalah); memberikan
kesempatan siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah
yang relevan dengan bahan belajar kemudian memilih dan merumuskan
dalam bentuk hipotesa.c.data Collection(pengumpulan data);
memberikan kesempatan kepada para si belajar untuk mengumpulkan
informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan
benar/tidaknya,pernyataan.d.Data Processing(pengolahan data); yakni
mengolah data yang telah diperoleh siswa melalui kegiatan
wawancara, observasi dan lain-lain. Kemudian data tersebut
ditafsirkan.e.Verifikasi, mengadakan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar dan tidaknya hipotesis yang diterapkan dan
dihubungkan dengan hasil dan processing.f.Generalisasi, mengadakan
penarikan kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil
verifikasi.Teori belajar penemuan yang dikemukakan oleh Jerome
Bruner adalah bagian dari teori belajar kognitif yang merupakan
salah satu model intruksional kognitif yang paling
berpengaruh.Model ini sangat membebaskan peserta didik untuk
belajar sendiri. Teori ini mengarahkan peserta didik untuk belajar
secara discovery learning.Mengenaipenerapan belajar penemuan pada
siswa,dapat ditinjau dari segi metode, tujuan sertaperanan guru
.Metode dan KategoriTujuan belajar sebenarnya ialah untuk
memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih
kemampuan-kemampuan intelektual para siswa, dan merangsang
keinginan tahu mereka dan memotivasi kemampuan mereka. Inilah yang
dimaksud dengan memperoleh pengetahuan melalui belajar
penemuan.Bruner menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Toward a
theory of instructionyaitu :We teach a subject not to produce
little living libraries on that subject but rather to get a student
to think mathematically for himself to consider matters as an
historian does, to take part in the process of knowledge getting
knowing is a process, not a product.Artinyakalau kita mengajarkan
sains misalnya, kita bukan akan menghasilkan
perpustakaan-perpustakaan hidup kecil tentang sains, melainkan kita
ingin membuat anak-anak kita berpikir secara matematis bagi dirinya
sendiri, berperan serta dalam proses perolehan pengetahuan.
Mengetahui itu adalah suatu proses, bukan suatu produk.
Peranan GuruPeranan gurudalam prose belajar penemuan adlah
sebagai berikut.1. Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga
pelajaran itu terpusat pada masalah- masalah yang tepat untuk
diselidiki para siswa.2.Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan
sebagai dasar bagi para siswa untuk memecahkan masalah. Guru
hendaknya memulai dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Kemudian
guru mengemukakan sesuatu yang berlawanan.Dengan demikian terjadi
konflik dengan pengalaman siswa. Akibatnya timbulah masalah. Dalam
keadaan yang ideal, hal yang berlawanan itu menimbulkan suatu
kesangsian yang merangsang para siswa untuk menyelidiki masalah
itu, menyusun hipotesis-hipotesis dan mencoba menemukan konsep atau
prinsip yang mendasari masalah itu.3. Guru harus menyajikan dengan
cara enaktif, ikonik dan simbolik. Enaktif adalah melaui tindakan
atau dengan kata lain belajar sambil melakukan (learning by doing).
Ikonik adalah didasarkan atas pikiran internal. Pengetahuan
disajikan melalui gambar-gambar yang mewakili suatu konsep.
Simbolik adalah menggunakan kata-kata atau bahasa-bahasa.4. Bila
siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guru
hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru
hendaknya jangan mengungkapkan terlebih dahulu prinsip atau aturan
yang akan dipelajari, tetapi hendaknya memberikan saran-saran bila
diperlukan. Sebagai seorang tutor, guru hendaknya memberikan umpan
balik pada waktu yang tepat.5.Menilai hasil belajar merupakan suatu
masalah dalam belajar penemuan. Secara garis besar belajar penemuan
ialah mempelajarai generalisasi-generalisasi dengan menemukan
sendiri konsep-konsep itu. Di lapangan, penilaian hasil belajar
penemuan meliputi pemahaman tentang konsep dasar, dan kemampuan
untuk menerapkan konsep itu ke dalam situsi baru dan situasi
kehidupan nyata sehari-hari pada siswa.Dilapangan, penilaian hasil
belajar penemuan meliputi pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar
mengenai suatu bidang studi dan kemampua siswa untuk menerapkan
prinsip-prinsip itu pada situasi baru. Untuk maksud ini bentuk tes
dapat berupa tes objektifatau tes esai.Jadi dalam belajar penemuan,
guru tidak begitu mengendalikan proses pembelajaran. Guru hendaknya
mengarahkan pelajaran pada penemuan dan pemecahan masalah.
Penilaian hasil belajar meliputi tentang konsep dasar dan
penerapannya pada situasi yang baru.
Manfaat Belajar PenemuanBelajar penemuan memilki manfaat, yaitu
sebagai berikut1.Belajar penemuan dapat digunakan untuk menguji
apakah belajar sudah bermakna.2.Pengetahuan yang diperoleh peserta
didik akan tertinggal lama dan mudah diingat.3. Belajar penemuan
sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab yang diinginkan
dalam belajar agar peserta didik dapat mendemonstrasikan
pengetahuan yang diterima.4. Transfer dapat ditingkatkan di mana
generalisasi telah ditemukan sendiri oleh peserta didik dari pada
disajikan dalam bentuk jadi.5.Penggunaan belajar penemuan mungkin
mempunyai pengaruh dalam menciptakan motivasi
belajar.6.Meningkatkan penalaran peserta didik dan kemampuan untuk
berfikir secara bebas.BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan Bruner rupanya
tidak mengembangkan suatu teori belajar yang sistematis yang
penting baginya ialah cara-cara bagaimana orang memilih,
mempertahankan,dan mentransformasi informasi secara aktif, dan
inilah menurut Bruner inti dari belajar. Oleh karena itu, bruner
memusatkan perhatiannya pada masalah apa yang dilakukan manusia
dengan informasi yang diterimanya, dan apa yang dilakukannya
sesudah memperoleh informasi yang diskrit itu untuk mencapai
pemahaman yang memberikan kemampuan kepadanya.1.Empat Tema tentang
PendidikanDalam bukunya, Bruner mengemukakan empat tema pendidikan.
Tema pertama mengumukakan pentingnya arti struktur pengetahuan.
Tama kedua ialah tentang kesiapan untuk belajar. Tema yang ketiga
menekankan nilai intuisi dalam proses pendidikan. Tema keempat dan
terakhir ialah tentang motivasi atau keinginan untuk belajar, dan
cara-cara yang tersedia pada guru untuk merngsang motivasi
itu.2.Model dan KategoriPendekatan Bruner terhadap belajar
didasarkan pada dua asumsi. Asumsi pertama ialah, bahwa prolehan
pengetahuan merupakan sustu proses interaktif. Asumsi kedua ialah
bahwa orang mengkontruksi pengetahuannya dengan menghubungkan
informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan dan diperoleh
sebelumnya suatu model awal, model bruner ini mendekati sekali
struktur kognitif Ausubel.Pendekatan Bruner terhadap belajar dapat
diuraikan sebagai sustu pendekatan kategorisasi. Karena kategiri
kita dapat mengenal obyek baru. Selanjutnya yang penting menurut
Bruner ialah kategorisasi dapat membawa kita ketingkat yang lebih
tinggi yang lebih tinggi daripada informasi yang diberikan.
Ringkasnya, Bruner beranggapan bahwa belajar merupakan pengembangan
kategori-kategori dan pengembangansuatu system pengkodean.
3.Belajar sebagai Proses KognitifBruner mengemukakan, bahwa
belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hamper bersamaan.
Ketiga proses iti ialah memperoleh informasi baru, transformasi
informasi, menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.Informasi
baru dapat merupakan penghalusan dan informasi sebelumnya yang
dimiliki seseorang. Dalam transformasi pengetahuan seseorang
memperlakukan pengetahuan agar cocok atau sesuai dengan tugas baru.
Jadi, transformasi menyangkut cara kita memperlakukan
pengetahuan.Pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan
kognitif seseorang Bruner sebagai berikut :- pertumbuhan
intelektual ditunjukan oleh bertambahnya ketidaktergantungan
respons dari sifat stimulus.-Pertumbuhan intelektual tergantung
pada bagaimana seorang menginternalisasi peristiwa-peristiwa
menjadi suatu simpanan yang sesuai dengan lingkungan.-Pertumbuhan
intelektual menyagkut peningkatan kemampuan seseorang untu berkata
pada dirinya sendiri atau pada orang lain dengan pertolongan
kata-kata dan symbol-simbol, apa yang telah dilakukan atau akan
dilakukan.Hampir semua orang dewasa melalui penggunaan tiga system
keterampilanuntuk menyatukan kemampuan-kemampuannya secara
sempurna. Ketiga cara itu ialah :-Cara penyajian enaktif aialah
melalui tindakan, jadi bersifat manifulatif.-Cara penyajian ikonik
didasarkan atas pemikiran internal.-Cara penyajian simbolik dengan
menggunakan kata-kata atau bahasa.4.Belajar PenemuanSalah satu
model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model
dari Jerome Bruner yang dikenal dengan nama belajar
penemuan.pemgetahuan yang diperoleh dengan belajar
penemuanmenunjukan beberapa kebaikan. Diantaranya,- Pertama,
kebaikan itu bertahan lama atau lama dapat diingat, atau lebih
mudah diingat.-Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai efek
transfer yang kebih baik darpada hasil belajar lainnya.-Ketiga,
secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan
kemampuan berfikir secara bebas.Teori Instruksi BrunerDalam bagian
ini akan kita bahas bagaimana pengajaran atau instruksi
dilaksanakan sesuai dengan teori yang telah dikemukakan tentang
belajar. Meliputi :1.Pengalaman-pengalaman Optimal untuk Mau dan
Dapat Belajar.Belajar dan permecahan masalah tergantung pada
penyelidikan alternative. Penyelidikan alternative membutuhkan
aktivasi, pemeliharaan, dan pengarahan. Kondisi untuk aktivasi
ialah adanya suatu tingkatan ketidaktentuan yang optimal, setelah
penyelidikanteraktifkan situasi itu dipelihara dengan membuat
resiko seminim mugkin dalam penyelidijan itu.2.Penstrukturan
Pengetahuan untuk Pemahaman Optimal.Struktur suatu domain
pengetahuan mepunyai tiga cirri dan setiap cirri itu mempengaruhi
kemampuan siswa untuk menguasainya. Jketiga cirri iti ialah: cara
penyajian, ekonomi dalam pnyajian pengetahuan dihubungkan dengan
sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan diproses
untuk mencapai pemahaman. Dan kuasa dari suatu penyajian dapat juga
diterangkan sebagai kemampuan pnyajian untuk mernghubung-hubungkan
hal-hal yang kelihatannya sangat terpisah-pisah.3.Perincian urutan
urutan penyajian materi pelajaran secara optimalDalam mengajar.
Siswa dibimbing mellui urutan pertanyaan-pertanyaan dari suatu
masalah atau sekumpulan pengetahuanuntuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menerima, mengubah, dan mentransfer apa yang telag
dipelajari.4.Bentuk dan Pemberian Reinforsemen.Dalam teorinya
Bruner mengemukakan, bahwa bentuk hadiah atau pujian dan hukuman
harus difikirkan. Demikian pula bila pujian atau hukuman itu
diberakan selama proses belajar mengajar.Cara menerapkan Belajar
Penemuan1.Metode dan TujuanDalam belajar penemuan, metode dan
tujuan tidak sepenuhnya seiring. Tujuan belajar bukan hanya untuk
memperoleh pengetahuaan saja. Tujuaan belajar sebenarnya ialah
untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih
kemampuan-kemampuan intelektual para siswa dan merangsang
keingintahuan mereka dan memotivasi kemampuan mereka.2.Peran
GuruPeran guru dapat dirangkum sebagai berikut :-Merencanakan
pelajaran yang tepat untuk diselidiki para siswa.-Menyajikan materi
pelajaran yang diperlukan.-Guru harus memperhatikan cara
penyajian.- Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau
secara teoritis, guru hendaknbya berperan sebagai seorang
pembingbing atau tutor.- Menilai hasil belajar merupakan suatu
masalah dalam belajar penemuan seperti kita ketahuitujuan-tujuan
tidak dapat dirumuskan secara mendetail dan tujuan-tujuan itu tidak
diminta sama untuk berbagai siswa.3.2 SaranDalam memahami Teori
Jeromi Bruner Belajar Penemuan tidak cukup hanya menggunakan satu
referensi buku, namun juga diperlukan beberapa referensi yang dapat
melengkapi pemahaman dari Teori Bruner.
Daftar PustakaDahar, Ratna Wilis. 1989.Teori - teori
belajar.jakarta. ErlanggaWidi, arif.2008. JEROME BRUNER:
BELAJARPENEMUAN.
(http://arifwidiyatmoko.wordpress.com/2008/07/29/%E2%80%9Djerome-bruner-belajar-penemuan%E2%80%9D/)
diunduh pada senin, 24 september 2012Sulipan. 2011.
metode-pembelajaran-penemuan
(http://sulipan.wordpress.com/2011/05/16/metode-pembelajaran-penemuan-discovery-learning/)
. diunduh pada senin, 24 september 2012
1