Top Banner
KAJIAN ISLAM TENTANG KESEHATAN KOMUNITAS DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AIK V OLEH KELOMPOK 8 1. BAYU KUMBARA (0513068) 2. HASYANUL BAHRIA (0513079) 3. MUKTI MUDA (0513090) 4. RISKI ALVIA (0513102) 5. YETI YULYANTI (0513112) DOSEN MATA KULIAH MUHAMMAD SULAIMAN,S.Pd.I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
39

MAKALAH KELOMPOK 8

Feb 20, 2016

Download

Documents

bayykum

mhsdfjdsfyudvqidsp
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH KELOMPOK 8

KAJIAN ISLAM TENTANG KESEHATAN KOMUNITAS DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULARUNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AIK V

OLEH KELOMPOK 8

1. BAYU KUMBARA (0513068)2. HASYANUL BAHRIA (0513079)3. MUKTI MUDA (0513090)4. RISKI ALVIA (0513102)5. YETI YULYANTI (0513112)

DOSEN MATA KULIAHMUHAMMAD SULAIMAN,S.Pd.I

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN 2015

Page 2: MAKALAH KELOMPOK 8

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb,

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat allah swt karena

berkat rahmat dan hidayah-nya lah kami dapat menyelesaikan makalah AIK V yang

berjudul “KAJIAN ISLAM TENTANG KESEHATAN KOMUNITAS DAN

PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR” tepat pada waktunya. Terlepas dari

semua ini, kami selaku penulis ingin menghanturkan terimakasih kepada bapak

M. Sulaiman,S.Pd.I sebagai dosen pembimbing mata kuliah AIK V.

Dalam penulisan maupun penyusunan kata-kata dalam makalah ini

mungkin masih banyak kekurangan, untuk itu kami selaku penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

makalah ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan kita. Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan berguna bagi kita

semua. Amin…

wasalamualaikum Wr. Wb.

Palembang, Oktober 2015

Penyusun

Page 3: MAKALAH KELOMPOK 8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................... 3

C. Tujuan............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Kesehatan Komunitas / Masyarakat.............................. 4

B. Pencegahan Penyakit Menular...................................... 5

C. Kajian Ayat Al-Qur’an dan Hadits Tentang Kesehatan

Komunitas dan Pencegahan Penyakit Menular............. 6

D. Konsep Islam Dalam Membentuk Komunitas(Masyarakat)

Sehat dan Mencegah Penyakit menular........................ 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................

B. Saran...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: MAKALAH KELOMPOK 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang sangat sempurna. Islam datang sebagai

agama untuk kepentingan menyeluruh yaitu dunia dan akhirat, selain itu

juga Islam berbeda dengan agama yang datang sebelumnya serta mempunyai

hubungan yang tidak terbatas. Jalur hubungan tersebut tidak hanya antara

hamba dengan Tuhannya (horisontal) saja, melainkan Islam juga mengatur

hubungan secara vertikal.

Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di

muka bumi ini, Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat

komprehensif, harmonis, jelas dan logis. Salah satu kelebihan islam adalah

perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun

masyarakat.

“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia”

demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak

asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam

menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan

agama Islam. Satu-satunya jalan adalah dengan melaksanakan perintah-

perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman:

”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran

dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit

(yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-

orangnya yang beriman” (QS:Yunus 57).

Page 5: MAKALAH KELOMPOK 8

Jika dilihat dalam definisi sehat menurut WHO adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang

hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam hal ini tujuan Islam

mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan

masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sehingga umat manusia

mampu menjadi umat yang pilihan. Selain itu juga, kosa kata “sehat wal

afiat” dalam Bahasa Indonesia mengacu pada kondisi ragawi dan bagian-

bagiannya yang terbebas dari virus penyakit. Sehat Wal Afiat ini dapat

diartikan sebagai kesehatan pada segi fisik, segi mental maupun

kesehatan masyarakat.

Dalam konteks masyarakat muslim modern, masalah kesehatan telah

menjadi urusan publik oleh sebab itu hal ini terkait dengan kebijakan negara.

Upaya mewujudkan perilaku sehat warga masyarakat dalam perspektif

kebijakan kesehatan antara lain: kebijakan penurunan angka kesakitan dan

kematian dari berbagai sebab dan penyakit, kebijakan peningkatan status

gizi masyarakat yang berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi

masyarakat, kebijakan peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama

penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup, Kebijakan dalam

mengatasi masalah kesehatan masyarakat melalui upaya peningkatan

pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama

untuk ibu dan anak, dan kebijakan peningkatan kemampuan masyarakat

untuk hidup sehat. Beberapa hal tersebut tidak lepas dari ajaran agama

Page 6: MAKALAH KELOMPOK 8

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Kesehatan Komunitas/masyarakat !

2. Apa tujuan dari kesehatan komunitas/masyarakat !

3. Apa definisi dari penyakit menular !

4. Bagaimana pencegahan penyakit menular secara umum ?

5. Seperti apa Kajian Al-qur’an dan hadits tentang kesehatan komunitas

dan pencegahan penyakit menular !

6. Bagaimana konsep islam dalam membentuk komunitas(masyarakat)

sehat dan mencegah penyakit menular ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui arti dari kesehatan masyarakat/komunitas secara umum.

2. Mengetahui tujuan dari kesehatan komunitas/masyarakat.

3. Mengetahui definisi penyakit menular.

4. Mengetahui bagaimana pencegahan terhadap penyakit menular

5. Mengetahui mengenai kajian Al-qur’an dan hadits tentang kesehatan

komunitas dan pencegahan penyakit menular.

6. Mengetahui konsep islam dalam membentuk komunitas(masyarakat)

sehat dan mencegah penyakit menular.

Page 7: MAKALAH KELOMPOK 8

BAB II PEMBAHASAN

A. Kesehatan Komunitas / Masyarakat

a. Definisi

Definisi ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor

Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) adalah ilmu dan

seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik

dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk

meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan

individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis

dan perawatan, untuk diagnosadini, pencegahan penyakit dan pengembangan

aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat

mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

Ikatan Dokter Amerika, AMA, (1948) mendefinisikan Kesehatan

Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan

kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.

Jadi intinya Kesehatan masyarakat adalah seni dan ilmu pencegahan

penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui upaya

terorganisasi dari masyarakat.

b. Tujuan Kesehatan Masyarakat

Tujuan kesehatan masyarakat adalah kesejahteraan biologis, fisik, dan

mental semua anggota masyarakat. Dengan demikian, tidak seperti obat-

obatan, yang berfokus pada kesehatan pasien individu, kesehatan masyarakat

Page 8: MAKALAH KELOMPOK 8

berfokus pada kesehatan masyarakat secara agregat. Untuk mencapai, tujuan

yang sangat luas, profesional kesehatan masyarakat terlibat dalam berbagai

fungsi yang melibatkan teknologi, ilmu sosial, dan politik. Profesional

kesehatan masyarakat memanfaatkan fungsi-fungsi ini untuk mengantisipasi

dan mencegah masalah di masa depan, mengidentifikasi masalah saat ini,

mengidentifikasi strategi yang tepat untuk mengatasi masalah, menerapkan

strategi, dan mengevaluasi efektivitas dari strategi yang digunakan.

B. Pencegahan Penyakit Menular

a. Definisi

Pencegahan adalah mengambil suatu tindakan yang diambil terlebih

dahulu sebelum  kejadian, dengan didasarkan pada data / keterangan yang

bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan / penelitian

epidemiologi (Nasry, 2006). Pencegahan merupakan komponen yang paling

penting dari berbagai aspek kebijakan publik (sebagai contoh pencegahan

kejahatan, pencegahan penyalahgunaan anak, keselamatan berkendara), banyak

juga yang berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung untuk

kesehatan.

Konsep pencegahan adalah suatu bentuk upaya sosial untuk promosi,

melindungi, dan mempertahankan kesehatan pada suatu populasi tertentu

(National Public Health Partnership,  2006).

Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah

penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau

Page 9: MAKALAH KELOMPOK 8

parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti

keracunan)

C. Kajian Ayat Al-Qur’an dan Hadits Tentang Kesehatan Komunitas dan

Pencegahan Penyakit Menular

a. Kajian Tentang kesehatan Komunitas

Sanitasi lingkungan merupakan unsur mendasar dalam menjaga

kesehatan. Yang dimaksud sanitasi lingkungan adalah menciptakan

lingkungan yang sehat yang bebas dari penyakit. Hal demikian yang

dimaksud “bersih” adalah kebersihan jasmani, pakaian, dan kebiasaan

seseorang, kebersihan jalan, rumah, saluran air serta kebersihan makanan dan

minuman.

Dalam sejarah manusia, belum pernah terjadi baik agama samawi

hingga undang-undang karya manusia yang menggunakan kesehatan

lingkungan semacam ini, sebagai suatu ajaran yang vital sebagaimana Islam.

dalam beberapa ayat Al-Qur’an, dapat kita lihat bahwa surat pertama yang

diturunkan adalah panggilan kepada ilmu, sedang yang kedua adalah

panggilan kebersihan. Surat pertama yang diturunkan adalah surat “Iqra” yang

artinya “bacalah”, sedang surat yang kedua adalah QS. Al-Mudatsir : “ dan

pakaianmu bersihkanlah”

Contoh dalam kehidupan sehari – hari adalah kita hidup di lingkungan

bersih. Bersih adalah bagian dari iman. Artinya, bersih harus selalu

bersanding dengan ilmu dan menjadi denyut jantung amal (aktivitas).

Kebersihan dalam terminologi agama adalah thaharah, membersihkan

segala bentuk kotoran, najis, dan hadas yang menempel pada tubuh

Page 10: MAKALAH KELOMPOK 8

bahkan hati agar diri tetap berada pada maqam yang qarib dengan Al-

Khaliq, Sang Mahasuci yang mencintai kebersihan.

المتطهرين ويحب وابين الت يحب الله إن"Innallaha yuhibut tawaabiina wa yuhibbul mutathahhiriin (Sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang bertobat dan orang-orang yang bersih)."

(QS. Al-Baqarah : 222)

Thaharah mesti dimaknai sebagai upaya maksimal membentuk pola

fikir dan pola hidup bersih dan sehat. Islam sebagai agama

yang suci menginginkan umatnya menerapkan pola hidup yang bersih

dan sehat. Tubuh bersih, pakaian bersih, dan lingkungan bersih.

Sinyalemen ini termaktub dalam QS. Al-Mudatsir : 1-5,

المدثر ( أيها فأنذر ( )1يا فكبر ( )2قم ر ( )3وربك فطه جز )4وثيابك والر)5فاهجر (

"Yaa, ayyuhal mudatsir, qum faandzir, wa rabbaka fakabbir, wa tsiyaabaka

fathahhir, war rujza fahjur!"

(Wahai orang yang berselimut, bangun, dan berilah peringatan, agungkanlah Rabb-mu, bersihkan pakaianmu, dan tinggalkanlah perbuatan dosa!).

Meskipun kitab ayat itu ditujukan kepada Rasulullah SAW, tetapi

secara otomatis ditujukan kepada umatnya. Watsiyabaka fathahhir (

bersihkan pakaianmu, bersihkan tubuhmu, bersihkan lingkunganmu ).

Hiduplah dengan pola hidup bersih dan sehat.

Menurut penelitian UNICEF, kondisi kebersihan air dan lingkungan di

Page 11: MAKALAH KELOMPOK 8

sebagian besar daerah di Indonesia masih sangat buruk. Situasi ini

menyebabkan tingginya kerawanan anak terhadap penyakit yang ditularkan

lewat air. Pada 2004, hanya 50 persen penduduk Indonesia yang mengambil

air sejauh lebih dari 10 meter dari tempat pembuangan kotoran. Ukuran ini

menjadi standar universal keamanan air. Di Jakarta, misalnya, 84 persen air

dari sumur-sumur dangkal ternyata terkontaminasi oleh bakteri Faecal

coliform.

Kebersihan mestinya bukan sekadar kebutuhan, melainkan harus

menjadi bagian dari hidup, mendarah daging. Kebersihan menjadi pangkal

dari kesehatan dan kesehatan merupakan jalan untuk beraktivitas. Islam

memandang setiap aktivitas yang positif adalah ibadah. Ada kaidah ushul

yang menjelaskan, "Maa laa yatimmul waajibu illa bihiifahuwa waajib

(perkara yang menjadi penyempurna yang wajib, adalah wajib pula

hukumnya)."

Dengan demikian, mempertahankan hidup agar tetap bersih

adalah ibadah dan dikategorikan wajib. Kekhusyukkan beribadah

sangat ditentukan oleh kondisi dan stamina tubuh, terutama ibadah

mahdhah, seperti shalat, puasa, dan haji. Kekhusyukkan dan nilai ihsan

tidak akan diraih secara maksimal ketika tubuh dalam keadaan sakit.

Generasi Muslim tidak boleh lemah fisik, akal, hati, akidah, dan ekonomi.

Semuanya dipengaruhi oleh pola hidup bersih dan sehat.

Page 12: MAKALAH KELOMPOK 8

b. Kajian Al-Qur’an dan Hadits Tentang Pencegahan Penyakit Menular

Islam menjelaskan berbagai cara pencegahan penyakit menular, juga

mencegah penyebarannya. Di antaranya adalah dengan karantina penyakit.

Nabi Muhammad SAW bersabda:“Jauhkanlah dirimu sejauh satu atau

dua tombak dari orang yang berpenyakit lepra”. Dan: “Larilah dari

penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau.” (HR. Bukhari).

Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar pencegahan

dan penanggulangan berbagai penyakit infeksi yang membahayakan

masyarakat (misalnya wabah kolera dan cacar). Sesuai dengan sabda

Rasulullah SAW : “Janganlah engkau masuk ke dalam suatu daerah yang

sedang terjangkit wabah, dan bila dirimu berada di dalamnya janganlah

pergi meninggalkannya.” (HR. Bukhari).

Hal ini dimaksudkan agar wabah tersebut tidak menyebar ke daerah

lain, karena apabila seseorang berada di daerah yang sedang terjangkit wabah

maka kemungkinan besar ia juga telah terserang infeksi yang dapat ia tularkan

ke masyarakat sekitar.

Islam sebagai agama yang sempurna telah menyiratkan konsep

pencegahan penyakit dalam setiap amal ibadah yang disyariatkan dan dalam

ayat- ayat yang tertuang dalam Alquran dan Assunah. Apabila manusia

mengamalkan konsep tersebut maka ia akan terhindar dari berbagai macam

penyakit. Dalam hadist, Rasulullah bersabda bahwa beliau tidaklah makan

sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Kemudian beliau juga

bersabda : “Seorang anak cucu Adam tidak pernah memenuhi satu bejana pun

Page 13: MAKALAH KELOMPOK 8

yang lebih jelek daripada perutnya. Cukuplah bagi seorang anak cucu Adam

beberapa suap makanan yang dapat menegakkan punggungnya. Jika dia

harus makan, hendaklah sepertiga (dariperutnya) untuk makanan, sepertiga

untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk udara.”

Apabila pola makan Rasul tersebut dapat diterapkan oleh manusia,

maka tidak akan terjadi penyakit-penyakit degeneratif yang banyak

terjadi pada manusia masa kini yang berlebih-lebihan dalam hal makan dan

minum. Penyakit degeneratif tersebut misalnya, diabetesmelitus yang

disebabkan oleh kelebihan asupan kalori yang tidak diimbangi dengan

peningkatan kadar insulin sebagai penetralisirnya atau penyakit-penyakit

kardiovaskular akibat kelebihan konsumsi lipid yang kemudian berakumulasi

di dinding endotel pembuluh darah perifer dan pembuluh darah jantung

yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah

terganggu dan di jantung menimbulkan manifestasi berupa penyakit jantung

koroner.

“Makan dan minumlah, tapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih- lebihan” (Al-A’raf: 31).

Larangan Allah dalam surah tersebut mengandung hikmah dan pelajaran yang

berharga. Secara medis, ternyata makan dan minum yang berlebihan bisa

berdampak buruk bagi kesehatan karena dapat menimbulkan berbagai

macam penyakit di dalam tubuh. Penyakit karena pola makan yang salah

ini disebut penyakit metabolik yang dapat diikuti dengan berbagai

komplikasinya, seperti kencing manis, asamurat, hipertensi, dan penyakit-

penyakit berbahaya lainnya.

Page 14: MAKALAH KELOMPOK 8

D. Konsep Islam Dalam Membentuk Komunitas(Masyarakat) Sehat dan

Mencegah Penyakit menular

a. Konsep Islam Dalam Membentuk Komunitas(Masyarakat) Sehat

Pembinaan pola baku sikap dan perilaku sehat baik secara fisik, mental

maupun sosial, pada dasarnya sudah bagian dari pembinaan kepribadian Islam

itu sendiri. Dalam hal ini, keimanan yang kuat dan ketakwaan menjadi

keniscayaan. Dr. Ahmed Shawky Al-Fangary menyatakan bahwa syariah

sangat concern pada kebersihan dan sanitasi seperti yang dibahas dalam

hukum-hukum thaharah. Syariah juga memperhatikan pola makan sehat dan

berimbang serta perilaku dan etika makan seperti perintah untuk memakan

makanan halal dan thayyib (bergizi), larangan atas makanan berbahaya,

perintah tidak berlebihan dalam makan, makan ketika lapar dan berhenti

sebelum kenyang, mengisi perut dengan 1/3 makanan, 1/3 air dan 1/3

udara, termasuk kaitannya dengan syariah puasa baik wajib maupun

sunah.

Syariah juga menganjurkan olah raga dan sikap hidup aktif. Selain

itu,syari’ah juga sangat memperhatikan masalah kesehatan dan pola hidup

sehat dalam masalah seksual. Jadi, menumbuhkan pola baku sikap dan

perilaku sehat tidak lain adalah dengan membina kepribadian Islam dan

ketakwaan masyarakat.

Sebagaimana dalam firman Allah SWT: “Mereka menanyakan

kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah:

"Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh

Page 15: MAKALAH KELOMPOK 8

binatang buas yang Telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu;

kamu mengajarnya menurut apa yang Telah diajarkan Allah kepadamu[399].

Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu[400], dan sebutlah

nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya)[401]. dan

bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-

Nya.”(QS: Al-Maidah:4)

Rasulullah saw. bersabda:

ما فكأن يومه، قوت عنده بدنه، في معافى سربه، في آمنا أصبح منبحذافيرها الدنيا له حيزت

“Siapa saja yang saat memasuki pagi merasakan aman pada

kelompoknya, sehat badannya dan tersedia bahan makanan di hari itu, dia

seolah-olah telah memiliki dunia semuanya (HR al-Bukhari, at-Tirmidzi dan

Ibnu Majah).

Hadist tersebut menjelaskan bahwa dalam islam, kesehatan dan

keamanan disejajarkan dengan kebutuhan pangan. Ini menunjukkan bahwa

kesehatan dan keamanan statusnya sama sebagai kebutuhan dasar yang harus

terpenuhi. Dan Negara bertanggung jawab menjamin pemenuhan

kebutuhan dasar tersebut, sesuai dengan sabda Nabi saw.:

ته رعي عن مسئول وهو راع اس الن على ذي ال فاألميرPemimpin yang mengatur urusan manusia (Imam/Khalifah) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya (HR al-Bukhari dan Muslim).

Sedangkan, bila kesehatan dan pengobatan tidak terpenuhi

maka akan mendatangkan dharar (kemadaratan) bagi masyarakat yang

Page 16: MAKALAH KELOMPOK 8

wajib dihilangkan.

Nabi bersabda:

وال ضرار ال ضرر“Tidak boleh membahayakan orang lain dan diri sendiri” (HR Malik).

Dengan demikian, kesehatan dan pengobatan merupakan kebutuhan

dasar sekaligus hak rakyat dan menjadi kewajiban negara.

Dalam prakteknya pada masa kekhilafahan Islam kebijakan kesehatan

yang gratis dan berkualitas ini sudah diterapkan semenjak masa

kepemimpinan Rasulullah saw di Madinah. Bemula dari delapan orang

Urainah datang ke Madinah dan bergabung menjadi warga negara khilafah.

Lalu mereka menderita sakit gangguan limpa. Nabi saw Kemudian

merintahkan mereka dirawat di tempat perawatan, yaitu kawasan

penggembalaan ternak milik Baitul Mal di Dzi Jidr arah Quba’, tidak jauh

dari unta-unta Baitul Mal (kas negara) yang digembalakan di sana. Mereka

meminum susunya dan berada di tempat itu hingga sehat dan pulih.

Ketika Raja Mesir, Muqauqis menghadiahkan seorang dokter

kepada Nabi saw. Beliau menjadikan dokter tersebut untuk melayani

seluruh kaum Muslim secara gratis. Khalifah Umar bin al-Khaththab,

menetapkan pembiayaan bagi para penderita lepra di Syam dari Baitul Mal.

Sementara Khalifah al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M) dari Dinasti

Umayyah membangun rumah sakit dikenal dengan nama ‘Bimaristan’

digunakan sebagai tempat pengobatan bagi penderita kebutaan dan tempat

isolasi bagi para penderita lepra yang saat itu sedang merajalela.

Sedangkan Para dokter dan perawat digaji dari Baitul Mal. Bani Thulan

di Mesir membangun tempat dan lemari minuman yang di dalamnya

Page 17: MAKALAH KELOMPOK 8

disediakan obat-obatan dan berbagai minuman dengan ditunjuk dokter untuk

melayani pengobatan.

Will Durant dalam The Story of Civilization menyatakan, “Islam telah

menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak

sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya, Bimaristan yang dibangun

oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160 telah bertahan selama tiga abad

dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan

obat-obatan gratis. Para sejarahwan berkata bahwa cahayanya tetap

bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun.” Menurut Husain, rumah

sakit Islam pertama yang sebenarnya, baru dibangun pada era kekuasaan

Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M). Rumah sakit tersebut berada di

Kota Baghdad, pusat pemerintahan kekhalifahan Islam saat itu. Rumah sakit

ini dikepalai langsung oleh Al-Razi, seorang dokter Muslim terkemuka yang

juga merupakan dokter pribadi khalifah. Konsep pembangunan rumah sakit di

Baghdad itu merupakan ide dari Al-Razi. Dikisahkan, sebelum membangun

rumah sakit, Al-Razi meletakkan potongan daging yang digantung di

beberapa tempat di wilayah sekitar aliran Sungai Tigris. Setelah lama

diletakkan, potongan daging itu baru membusuk. Menurut al-Razi, itu

menandakan bahwa tempat tersebut layak didirikan rumah sakit.

Rumah sakit lainnya di Kota Baghdad adalah Al-Audidi yang didirikan

pada tahun 982 M. Nama tersebut diambil dari nama Khalifah Adud Ad-

Daulah, seorang khalifah dari Dinasti Buwaihi. Al-Audidi merupakan rumah

sakit dengan bangunan termegah dan terlengkap peralatannya pada masanya.

Page 18: MAKALAH KELOMPOK 8

Ibnu Djubair dalam catatan perjalanannya mengisahkan bahwa ia

sempat mengunjungi Baghdad pada 1184 M. Ia melukiskan bangunan

rumah sakit yang ada di Baghdad, seperti sebuah istana yang megah.

Airnya dipasok dari Tigris dan semua perlengkapannya mirip istana raja.

Manajemen perawatan yang tertata rapi menjadi ciri khas rumah sakit

Al-Audidi. Para pasien juga dibedakan antara pasien inap dan rawat jalan.

Namun, bangunan rumah sakit ini hancur bersamaan dengan invasi tentara

Tartar (Mongol) pimpinan Hulagu Khan yang menyerbu Baghdad pada tahun

1258 M.

Di kota lainnya, Granada, juga berdiri bangunan rumah sakit Granada

pada tahun 1366 M. Menurut Dr Hossam Arafa dalam tulisannya berjudul

Hospital in Islamic History, pada akhir abad ke-13, rumah sakit sudah tersebar

di seantero Jazirah Arabia.Semua itu didukung dengan tenaga medis yang

profesional baik dokter, perawat dan apoteker. Dan di sekitar rumah sakit

didirikan sekolah kedokteran. Rumah sakit yang ada juga menjadi tempat

menempa mahasiswa kedokteran, pertukaran ilmu kedokteran, serta pusat

pengembangan dunia kesehatan dan kedokteran secara keseluruhan.

Dokter yang bertugas dan berpraktik adalah dokter yang telah memenuhi

kualifikasi tertentu. Khalifah al- Muqtadi dari Bani Abbasiyah memerintahkan

kepala dokter Istana, Sinan Ibn Tsabit, untuk menyeleksi 860 dokter yang ada

di Baghdad. Dokter yang mendapat izin praktik di rumah sakit hanyalah

mereka yang lolos seleksi yang ketat. Khalifah juga memerintahkan Abu

Osman Said Ibnu Yaqub untuk melakukan seleksi serupa di wilayah

Damaskus, Makkah dan Madinah.

Page 19: MAKALAH KELOMPOK 8

Kebijakan kesehatan Khilafah juga diarahkan bagi terciptanya

lingkungan yang sehat dan kondusif. Tata kota dan perencanaan ruang akan

dilaksanakan dengan senantiasa memperhatikan kesehatan, sanitasi, drainase,

keasrian, dan sebagainya. Hal itu sudah diisyaratkan dalam berbagai hadis,

seperti dalam hadis:

و&س&ل&م& ا&ص& ع&ن& ا&ب&ي&ه& ع&ن& ا&ل&ن&ب&ي& ص&ل&ى& ا&ل&ل&ه& ع&ل&ي&ه& ا&ن& ا&ب&ى& و&ق& ع&ن& س&ع&د&ب&ن&

ي&ح&ب& ي&ح&ب& ا&ل&ن&ظ&ا&ف&ة& ي&ح&ب& ك&ر&ي&م& ا&ل&ط&ي&ب& ا&ل&ل&ه& ن&ظ&ي&ف& ط&ي&ب&

ا&ل&ك&ر&م& ا&ل&ج&و&ا&د&ف&ن&ظ&ف&و&ا&ا&ا&ل&ج&و&ا&د&ج&و&ا&د&ي&ح&ب&

Artinya : ”Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan)

menyukai kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan, bagus (dan) menyukai

kebagusan. Oleh sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu”. (HR. At- Turmudzi)

قوا الثة: المالعن ات والظل الطريق وقارعة الموارد في البراز الث

"Waspadailah perbuatan-perbuatan yang bisa mendatangkan laknat :

Buang air di sumber mata air, tengah jalan, dan naungan (manusia)". [HR. Abu

Dawud (26), dan Ibnu Majah (328). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Al-

Irwa’ (62)]

Rasul saw. juga bersabda: “Janganlah salah seorang dari kalian buang

air di air yang tergenang.” (HR Ashhab Sab’ah).

Jabir berkata:“Rasulullah melarang buang air di air yang mengalir.”

(HR Thabarani di al-Awsath).

Beberapa hadis ini dan yang lain jelas mengisyaratkan disyariatkannya

pengelolaan sampah dan limbah yang baik, tata kelola drainasi dan sanitasi

lingkungan yang memenuhi standar kesehatan, dan pengelolaan tata kota yang

Page 20: MAKALAH KELOMPOK 8

higienis, nyaman sekaligus asri. Tentu saja itu hanya bisa direalisasikan

melalui negara, bukan hanya melibatkan departemen kesehatan, tetapi juga

departemen-departemen lainnya. Tata kota, sistem drainase dan sanitasi

kota kaum Muslim dulu seperti Baghdad, Samara, Kordoba, dsb telah

memenuhi kriteria itu dan menjadi model bagi tata kota seperti London,

kota-kota di Perancis dan kota-kota lain di Eropa.

b. Konsep Islam dalam Mencegah Penyakit

Sunah Nabawiyah telah menetapkan kaidah-kaidah untuk menjaga

kesehatan dan memerintah agar orang yang sehat tidak mendekati orang yang

berpenyakit menular.

Nabi saw.bersabdah, “Unta-unta yang sakit jangan dicampur dengan

yang sehat . “(HR.Abu Daud) dan “Larilah dari penyakit lepra sebagaimana

kamu lari dari harimau. “ (HR.Bukhari Muslim).

Ketika Rasulullah saw.ditanya tentang obat yang di gunakan untuk

mengobati orang sakit, “Apakah hal itu dapat menolak takdir Allah?” Beliau

menjawab, “Ya, itu termasuk takdir Allah. “ (HR Turmudzi).

Dalam sejarah islam disebutkan bahwa Umar bin Khattab pergi menuju

syam (Suriah sekarang ).Ketika sampai di daerah yang bernama

sara’,penduduk Ajnad menghadangnya (yaitu Abu Ubaidah dan para

sahabatnya ). Mereka berakata bahwa di syam sedang tertimpa wabah penyakit

menular.Rasullah saw.bersabdah, “Apabila kamu mendengar ada wabah di

suatu negri maka kamu jangan pergi ke sana, dan jika wabah menimpa suatu

Page 21: MAKALAH KELOMPOK 8

negri dan kamu jangan keluar menghindarinya, “Ibnu Abbas berkata, “Maka

Umar Bin Khattab bersyukur kepada Allah, kemudian pergi. “ (HR Muslim ).

Ketika utusan Tsaqif datang untuk menyatakan baiat kepada Nabi saw,.

Salah seorang diantara mereka terkena penyakit lepra, lalu Rasulullah saw.

Memanggilnya, “Aku telah terimabaitmu, maka pulanglah sekarang. “ (HR

Muslim, Nasa’I, dan Ibnu Maja)

Dari hadist tersebut dapat diambil simpulan sebagai berikut.

1. Rasulullah saw. Sangat menaruh perhatian agar wabah penyakit tidak

menular.

2. Rasulullah saw. Telah menemukan sistem karantina, melaksanakanya, dan

memerintahkanya.

Hal ini merupakan factor perventif dalam ilmu kedokteran moderen.

Sebagai hasilnya, dibangun rumah sakit pertama untuk penderita lepra

pada massa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul malik pada tahun

88H/706 M. Pada waktu itu Eropa belum mengenal rumah sakit semacam

ini sampai ke-12, kecuali setelah pasukan Salib menirunya dari umat

islam.

Rasulullah saw.telah meletakkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit

kelamin, seperti penyakit AIDS yang sampai sekarang belum ditemukan

obatnya. Metode preventif Nabi saw.terhadap penyakit ini terwujud dalam

pengharaman zina, pengharaman hubungan seksual yang menyimpang, dan

bersuci setelah datang bulan serta dilarang melakukang hubungan seksual

ketika masa haid. (penyakit kelamin)

Page 22: MAKALAH KELOMPOK 8

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw.bersabdah,

“Barangsiapa menyetubuhi istri yang sedang haid atau bersenggama dalam

duburnya atau mendatangi tukang tenung, maka dia telah kafir dengan apa

yang dibawa oleh Muhammad saw.. “ (HR Turmudzi).

Penyakit AIDS itu adalah penyakit kehilangan kekebalan alami, yaitu

hancurnya system kekebalan tubuh manusia sehingga mudah menjadi sasaran

mikrob dan bakteri yang paling lemah. Tanda – tanda seseorang terkena

penyakit ini pada orang dewasa adalah bibir pecah – pecah, diare terus

menerus, gatal pada ujung jari, radang selaput otak, dan perdarahan pada otak.

Pada anak kecil tanda – tandanya adalah kehilangan kemampuan berbicara,

lemah dan idiot. Hal ini dapat kita kaitkan dengan sabdah rasulullah saw., “

Perbuatan zina tidak tersebar dalam suatu masyarakat sehingga mereka

berani terang – terangan melakukannya, sampai akhirnya tersebar penyakit

tha’un dan wabah mematikan yang tidak pernah ada sebelumnya. “ (HR

Hakim, Bazar , dan Ibnu Majah).

Melakukan hubungan seksual yang menyimpang telah diharamkan dalam

Sunah Nabawiyah. Nabi saw. bersabda, “Perbuatan yang paling aku takutkan

pada kalian adalah perbuatan kaum Luth (homoseksual), Allah mengutuk

orang yang melakukan perbuatan kaum luth. “

Rasulullah saw. sangat memperhatikan kesehatan umat islam dari

penyakit – penyakit seksual yang menjijikkan, yaitu dengan mengharamkan

semua bentuk hubungan seksual yang menjijikkan, yaitu dengan

mengharamkan semua bentuk hubungan seksual yang menyimpang, baik

Page 23: MAKALAH KELOMPOK 8

antara laki – laki dan perempuan, antara laki – laki dan laki – laki, maupun

perempuan dan perempuan, dan bahkan hubungan seksual antara laki – laki

dan istrinya.

Maka menurut hadis diatas cara kita mencegah penyakit menular kelamin

dengan berhati – hati dalam berhubungan seksual ,dan jangan pula kalian

berzina , antara laki – laki dengan laki- laki ,antara perempuan dan

perempuan,atau laki- laki dan perempuan dan jangan pula kalian berganti-

ganti pasangan.

Contoh lain dari penyakit menular

Kusta

Penyakit kusta disebabkan oleh Mycobacterium leprae . Sebuah bakteri

yang tahan asam M. leprae juga merupakan bakteri aerobik, gram positif,

berbentuk batang, dan dikelilimgi oleh membran sel lilin yang merupakan ciri

dari spesies Mycobacterium. M. leprae belum dapat dikultur pada

laboratorium.

Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama mengenai

kulit, saraf, dan membran mukosa.

Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui. Beberapa hipotesis

telah dikemukakan seperti adanya kontak dekat dan penularan dari udara.

Selain manusia,.

Penyakit ini sering dipercaya bahwa penularannya disebabkan oleh kontak

antara orang yang terinfeksi dan orang yang sehat. Dua pintu keluar dari M.

Page 24: MAKALAH KELOMPOK 8

leprae dari tubuh manusia diperkirakan adalah kulit dan mukosa hidung.

Telah dibuktikan bahwa kasus lepromatosa menunjukkan adanya sejumlah

organisme di dermis kulit.

Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an,

tidak ada pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat

bakterisidal (pembasmi bakteri) yang lemah terhadap M. leprae. Penggunaan

tunggal dapson menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. Pada 1960an,

dapson tidak digunakan lagi.

Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson,

akhirnya menemukan klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an.

Obat terapi multiobat kusta.

Cara pencegahan penyakit kusta menurut islam yaitu dengan menjaga

kebersihan badan dan lingkungan karena sesungguhnya kebersihan itu

sebagian dari iman.

Page 25: MAKALAH KELOMPOK 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia”

demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak

asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam

menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan

agama Islam. Satu-satunya jalan adalah dengan melaksanakan perintah-

perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

Kesehatan masyarakat adalah seni dan ilmu pencegahan penyakit,

memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui upaya

terorganisasi dari masyarakat.

Page 26: MAKALAH KELOMPOK 8

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Sayyid, Abdul Basith. 2006. Rasullah Sang Dokter. Penerbit : Tiga

Serangkai, Solo.

http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2013/03/Artikel-

Pemikiran-Islam-dan-Kesehatan.pdf

https://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2012/10/kesehatan-masyarakat-dalam-

prespektif-islam.pdf