BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan tentang Kelapa Sawit 1.1.1 Klasifikasi Tanaman kelapa sawit (Palm Oil) yang ditunjukkan oleh Gambar 1. dapat diklasifikasikan sebagai berikut menurut Sastrosayono (2003) : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocothyledonae Ordo : Palmaes Famili : Palmaceae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis jack Gambar 1. Pohon Kelapa Sawit (Anonim,2009) 1.1.2 Varietas Kelapa sawit Page 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tinjauan tentang Kelapa Sawit1.1.1 Klasifikasi
Tanaman kelapa sawit (Palm Oil) yang ditunjukkan oleh Gambar 1. dapat
diklasifikasikan sebagai berikut menurut Sastrosayono (2003) :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocothyledonae
Ordo : Palmaes
Famili : Palmaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis jack
Gambar 1. Pohon Kelapa Sawit (Anonim,2009)
1.1.2 VarietasMenurut Sastrosayono (2003), varietas tanaman kelapa sawit dapat
digolongkan berdasarkan:
a. Tebal tipisnya cangkang (endocarp), dikenal ada 3 varietas, yaitu : Dura, Pisifera,
dan Tenera.
b. Warna buah, dikenal ada 3 tipe, yaitu: Nigrescens, Virescens, dan Albecens.
Bedasarkan tebal tipisnya cangkang dikenal tipe-tipe:
Kelapa sawit Page 1
1. Varietas Dura
Varietas ini memiliki ciri-ciri: daging buah (mesocarp) tipis, cangkang (endocarp)
setebal 2 – 8 mm. Intinya besar dan tidak terdapat cincin serabut. Persentase
daging buah 35 – 60% dengan rendemen minyak 17 – 18%. Tipe Delidura yang
juga terdapat di Malaysia, buahnya lebih besar, daging buahnya lebih tebal dan
intinya juga lebih besar.
2. Varietas Pisifera
Varietas ini memiliki ciri-ciri: daging buahnya tebal, tidak mempunyai cangkang,
tetapi terdapat cincin serabut yang mengelilingi inti. Intinya kecil sekali bila
dibandingkan dengan varietas Dura maupun Tenera. Perbandingan daging buah
terhadap buahnya tinggi, dan kandungan minyaknya tinggi. Bunga varietas
Pisifera biasanya steril, varietas ini hanya dipakai sebagai pohon bapak dalam
persilangn dengan varietas Dura.
3. Varietas Tenera
Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas Dura dan Pisifera. Sifat
varietas Tenera merupakan kombinasi sifat khas dari kedua induknya. Varietas
ini mempunyai tebal cangkang sekitar 0,5 – 4 mm, mempunyai cincin serabut
walaupun tidak sebanyak pada Pisifera, sedangkan intinya kecil. Perbandingan
daging buah terhadap buah 60 – 96%, rendemen minyaknya 22 – 24%. Jumlah
daun yang terbentuk tiap tahun pada varietas ini lebih banyak daripada varietas
Dura, tetapi ukurannya lebih kecil.
Untuk lebih jelasnya digambarkan pada gambar dibawah ini :
Gambar 2 tipe-tipe kelapa sawit berdasarkantebal tipisnya cangkang (Wikipedi, 2014).
Kelapa sawit Page 2
Sedangkan pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1.Pembagian Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah (Ketaren, 1989)
Varietas Warna Kulit Buah (setelah
masak)
Nigrescens
Virescens
Albecens
Merah kehitaman
Merah
Hitam
Dewasa ini dikenal beberapa varietas unggul yang telah ditanam di
perkebunan kelapa sawit. Tipe atau varietas unggul ini merupakan hasil persilangan
buatan atau hibridisasi atara varietas Delidura dengan varietas Pisifera. Hasil
persilangan tersebut memiliki kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Varietas
unggul hasil persilangan antara lain: Dura Deli Marihat, Dura Deli D. Sinumbah,
Pabatu, Bah Jambi, Tinjowan, D. Ilir, Dura Dumpy Pabatu, Dura Deli G. Bayu dan
G Malayu (berasal dari Kebun Seleksi G. Bayu dan G. Melayu), Pisifera D.
Sinumbah dan Bah Jambi (berasal dari Yangambi), Pisifera Marihat (berasal dari
Kamerun), Pisifera SP 540T (berasal dari Kongo dan ditanam di Sei Pancur)
(Anonim, 2009).
Gambar 3. Beberapa Jenis Varietas Bibit Kelapa Sawit (Anonim, 2009)
1.1.3 Ciri – Ciri Fisiologi Kelapa Sawita. Akar
Menurut Sastrosayono (2003), sistem perakaran kelapa sawit dapat diuraikan
sebagai berikut:
Kelapa sawit Page 3
Akar primer, yaitu akar yang tumbuh vertikal (radicle) maupun mendatar
(adventitious roots), berdiameter 5 – 10 mm.
Akar sekunder, yaitu akar yang tumbuh dari akar primer, arah tumbuhnya
mendatar maupun ke bawah yang berdiameter 1 – 4 mm.
Akar tersier, yaitu akar yang tumbuh dari akar sekunder, arah tumbuhnya
mendatar, panjangnya mencapai 0,5 – 1,5 mm.
Akar kuarter, yaitu akar-akar cabang dari akar tersier yang berdiameter 0,2 –
0,5 mm dan panjangnya rata-rata 3 cm.
b. BatangBatang kelapa sawit tumbuh lurus ke atas dengan diameter normal adalah 40
– 60 cm. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh. Pertumbuhan meninggi dimulai
setelah tanaman berumur 4 tahun dengan kecepatan tumbuh (pertambahan tinggi)
sekitar 25 – 40 cm per tahun. Pada umumnya setiap tanaman mempunyai 8 spiral
yang letaknya agak tegak dan mengarah ke kanan atau ke kiri dan ini merupakan
sifat genetis. Secara ilmiah (pertumbuhan liar di hutan), tinggi batang dapat
mencapai 30 meter, tetapi secara komersial (dalam budidaya perkebunan) jarang
sekali tinggi tanaman melebihi 15 – 18 meter. Hal ini berhubungan dengan
kemudahan pelaksanaan panen buah dan pemangkasan daun (Sastrosayono,
2003).
c. DaunDaun kelapa sawit bersirip genap dan bertulang sejajar. Pada pangkal daun
terdapat duri-duri dan bulu-bulu halus sampai kasar. Panjang pelepah daun dapat
lebih dari 9 meter. Helai anak daun yang terletak di tengah pelepah daun adalah
yang paling panjang, dapat melebihi 1,2 meter. Jumlah anak daun dalam satu
pelepah daun adalah 100 – 160 pasang. Duduk pelepah daun pada batang tersusun
dalam satu susunan yang melingkari batang dan membentuk spiral. Pohon kelapa
sawit normal dan sehat yang dibudidayakan, pada satu batang terdapat 40 – 50
pelepah daun. Pertumbuhan pelepah daun pada tanaman muda yang berumur 4 – 6
tahun mencapai 30 – 40 helai, sedangkan pada tanaman yang lebih tua antara 20 –
25 helai (Sastrosayono, 2003). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Kelapa sawit Page 4
Gambar 4. Bagian-bagian tanaman kelapa sawit
d. BungaBunga kelapa sawit berumah satu. Artinya, pada satu batang terdapat bunga
jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah pada tandan bunga yang berbeda.
Tandan bunga terletak di ketiak daun, mulai tumbuh setelah tanaman berumur
sekitar 1 tahun. Primordia (bakal) bunga terbentuk sekitar 33 – 34 bulan sebelum
bunga matang (siap melaksanakan penyerbukan). Letak bunga jantan yang satu
dengan yang lainnya sangat rapat dan membentuk cabang-cabang bunga yang
panjangnya antara 10 – 20 cm. Pada tanaman dewasa, satu tandan mempunyai ±
200 cabang bunga. Setiap cabang mengandung 700 – 1200 bunga jantan. Bunga
jantan ini terdiri dari 6 helai benangsari dan 6 perhiasan bunga. Satu tandan bunga
jantan dapat menghasilkan 25 – 50 gram tepungsari. Bunga betina terletak dalam
tandan bunga, tiap tandan bunga mempunyai 100 – 200 cabang dan setiap cabang
terdapat paling banyak 30 bunga betina. Dalam satu tandan terdapat 3000 – 6000
bunga betina. Bunga betina memiliki 3 putik dan 6 perhiasan bunga. Diantara bakal
buah hanya satu yang subur, jarang terdapat dua atau lebih. Bunga jantan maupun
bunga betina biasanya terbuka selama 2 hari (sekalipun dalam musim hujan bisa
sampai 4 hari). Tepung sari dapat menyerbuki selama 2 – 3 hari, tetapi makin lama
daya hidup (viabilitas)nya makin menurun (Sastrosayono, 2003).
Kelapa sawit Page 5
Gambar 5. Bunga Betinda dan Jantan Kelapa Sawit (Wikipedi, 2014)
e. BuahMenurut Sastrosayono (2003), buah kelapa sawit menjadi masak jika lima
bulan setelah terjadinya penyerbukan. Tiap buah panjangnya 2 – 5 cm dan beratnya
dapat melebihi 30 gram. Penampang buah kelapa sawit ditunjukkan oleh Gambar
2.4. Bagian – bagian dari buah kelapa sawit yaitu:
1. Perikarp, terdiri dari:
a. Eksokarp, yaitu kulit luar yang keras dan licin.
b. Mesokarp, yaitu daging buah yang berserabut dan mengandung minyak
(Crude Palm Oil) dengan rendemen paling tinggi jika buah sudah masak.
2. Biji, mempunyai bagian:
a. Endokarp, yaitu tempurung buah kelapa sawit. Ketika buah masih muda,
endokarp memiliki tekstur lunak dan berwarna putih. Ketika buah sudah tua,
endokarp berubah menjadi keras dan berwarna hitam. Ketebalan endokarp
tergantung pada varietasnya.
b. Kernel, yaitu inti buah kelapa sawit yang mengandung minyak (PKO) sebesar
3 % dari berat tandan, berwarna jernih dan bermutu sangat tinggi.
c. Lembaga atau embrio.
Gambar 6. Buah Kelapa Sawit (Anonim, 2009)
Kelapa sawit Page 6
Keterangan:
a. Eksokarp
b. Mesokarp
c. Endokarp
d. Inti
Gambar 7. Penampang Buah Kelapa Sawit
Gambar 8. Penampang Buah Kelapa Sawit
1.1.4 Komposisi Buah Kelapa SawitKomposisi rata-rata buah kelapa sawit yang matang dan segar dapat dilihat
pada tabel 2.2.
Tabel 2. Nilai Konversi Kelapa Sawit (Ketaren, 1989)
Bagian Buah Jumlah (%)
Dihitung dari 100 %
Daging buah (perikarp) 58 – 62 Buah sawitBiji 37 – 43 Buah sawitDaging buah: air minyak ampas
36 – 40 46 – 5013 – 15
Daging buahDaging buah Daging buah
Minyak sawit 77 – 82 Daging buah (berat kering)Minyak sawit 28.5 –
29.5Berat buah matang segar
Biji: tempurung inti (kernel)
78 – 82 17 – 23
Berat bijiBerat biji
Inti (dikeringkan dengan udara) 6 – 6.5 Berat buah matang segar Minyak sawit 29 Berat buah matang segar Air 27 Berat buah matang segar
Kelapa sawit Page 7
Ampas (serat) 8 Berat buah matang segar Tempurung 30 Berat buah matang segar Inti 6 Berat buah matang segar
Gambar 9. Buah kelapa sawit mentah dan matang.
1.1.5 Kegunaan Buah Kelapa SawitKelapa sawit sangat bermanfaat, mulai dari industri makanan sampai
industri kimia. Data selengkapnya mengenai produk dan penggunaan minyak sawit
dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 3. Pangsa Produksi dan Konsumsi Minyak Nabati Dunia (Anonim, 2009)
Pemanfaatan Keterangan
Industri makanan Mentega, shortening, coklat, additive, es
cream, pakan ternak, minyak goreng.
Produk obat – obatan dan
kosmetik
Krim, shampoo, lotion, pomade, vitamin dan
beta carotene.
Industri berat dan ringan Industri kulit (untuk membuat kulit halus
dan lentur dan tahan terhadap tekanan
tinggi atau temperatur tinggi), cold rolling
and fluxing agent pada industri perak, dan
juga sebagai bahan pemisah dari material
cobalt dan tembaga di industri logam.
Industri kimia Bahan kimia yang digunakan untuk
detergen, sabun, dan minyak. Sisa - sisa
dari industri minyak sawit dapat
digunakan sebagai bahan bakar boiler,
Kelapa sawit Page 8
bahan semir furniture, bahan anggur.
Selain minyaknya, ampas tandan kelapa sawit merupakan sumber pupuk
kalium dan berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik melalui fermentasi
(pengomposan) aerob dengan penambahan mikroba alami yang akan memperkaya
pupuk yang dihasilkan. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) mencapai 23 % dari
jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit. tersebut digunakan sebagai alternatif
pupuk organik sehingga memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi. Bagi
perkebunan kelapa sawit, dapat menghemat penggunaan pupuk sintetis sampai
dengan 50 %.
1.1.6 Sistem Panena. Umur Panen
Kelapa sawit berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan buahnya masak 5,5
bulan setelah penyerbukan. Suatu areal sudah dapat dipanen jika tanaman telah
berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon
terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah
sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10
kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau
lebih. Ciri-ciri lain yang digunakan adalah apabila sebagian buah sudah
membrondol (jatuh di piringan) secara alamiah dan bobot rata-rata tandan sudah
mencapai 3 kg. Panen dilakukan 5 hari dalam seminggu, 2 hari untuk
pemeliharaan alat (Anonim, 2009).
b. Cara PanenBuah dari pohon yang masih rendah diambil dengan dodos sedangkan untuk
pohon yang tinggi diambil dengan agrek (arit bergagang bambu panjang)
(Anonim, 2009). Cara panen adalah:
1. Tandan matang harus dipanen semuanya dengan kriteria 25-75% buah luar
memberondol atau kurang matang dengan 12,5-25% buah luar memberondol
2. Potong pelepah daun yang menyangga buah
3. Tandan buah dipotong dengan dodos/agrek di dekat pangkalnya
4. Beri tanda di tempat bekas potongan yang berisi nama pemanen dan tanggal
panen
Kelapa sawit Page 9
5. Tumpuk pelepah daun yang dipotong secara teratur di gawangan (ruang
kosong di antara barisan tanaman) dengan cara ditelungkupkan.
1.2 Tinjauan Minyak Kelapa Sawit ( CPO atau Crude Palm Oil)Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa
sawit. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa
minyak sawit mentah (CPO atau Crude Palm Oil) yang berwarna kuning dan minyak
inti sawit (PKO atau Palm Kernel Oil) yang tidak berwarna (jernih). CPO atau PKO
banyak digunakan sebagai bahan industri sabun (bahan penghasil busa), industri
baja (bahan pelumas), industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif
(minyak disel) (Syamsulbahri, 1996).
1.2.1 Komposisi KimiaKelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah yang
dilapisi kulit yang tipis. Kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 – 40%. Minyak
kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Rata-
rata komposisi minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.4 (Ketaren, 1989).
Tabel 4. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa Sawit
(Ketaren, 1989)
Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit
(%)
Minyak Inti Sawit
(%)
Asam kaprilat
Asam kaproat
Asam laurat
Asam miristat
Asam palmitat
Asam stearat
Asam oleat
Asam linoleat
-
-
-
1,1 – 2,5
40 – 46
3,6 – 4,7
39 – 45
7 – 11
3 – 4
3 – 7
46 – 52
14 – 17
6,5 – 9
1 – 2,5
13 – 19
0,5 – 2
1.2.3 Sifat Fisiko-KimiaSifat fisiko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor,
kelarutan, titik cair dan polimorphism, titik didih (boiling point), titik pelunakan,
slipping point, shot melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan, titik asap,
Kelapa sawit Page 10
titik nyala dan titik api (Ketaren, 1989). Beberapa sifat fisiko-kimia dari kelapa sawit
nilainya dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 5. Nilai Sifat Fisiko-Kimia Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit (Ketaren, 1989)
Sifat Minyak Sawit Minyak Inti Sawit
Bobot jenis pada suhu kamar
Indeks bias D 40 C
Bilangan Iod
Bilangan penyabunan
0,900
1,4565 – 1,4585
48 – 56
196 – 205
0,900 – 0,913
1,495 – 1,415
14 – 20
244 – 254
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah
proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna
orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak
(Ketaren, 1989).
Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat
adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan
bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone (Ketaren,
1989).
Titik cair minyak sawit berada dalam kisaran suhu, karena minyak kelapa
sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang
berbeda-beda (Ketaren, 1989).
1.2.3.Proses PengolahanPada dasarnya, ada dua macam hasil olahan utama TBS di pabrik
yaitu minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan minyak inti
sawit yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit. Menurut Sastrosayono (2003), tahap-
tahap proses pengolahan TBS sampai dihasilkan minyak diuraikan sebagai
berikut:
1. Pengangkutan TBS ke Pabrik
Buah kelapa sawit dari kebun harus secepatnya diangkut dengan alat angkutan
yang tepat yang dapat mengangkut buah sebanyak-banyaknya, seperti lori,
traktor gandeng atau truk. Sesampainya di pabrik, buah harus segera ditimbang
kemudian dimasukkan ke dalam lori perebusan yang biasanya berkapasitas 2,5
ton setiap lori. Buah yang tidak segera diolah akan menghasilkan minyak dengan
kadar asam lemak bebas (free fatty acid) tinggi. Untuk menghindari terbentuknya
Kelapa sawit Page 11
asam lemak bebas, pengolahan harus sudah dilaksanakan paling lambat 8 jam
setelah pemanenan.
2. Sterilisasi
Buah serta lorinya direbus dalam tempat rebusan dengan mengalirkan /
menekankan uap panas selama 60 menit ke dalam tempat rebusan. Suhu uap
yang digunakan adalah 125 C dan tekanan dalam ruang sterilisasi ± 2,5 atm.
Maksud dari perebusan adalah:
Agar buah mudah dilepas dari tandannya.
Untuk membunuh enzim penstimulir pembentukan asam lemak bebas.
Agar daging buah menjadi lunak.
Untuk memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya.
Untuk menambah kelembaban dalam daging buah sehingga minyak lebih
mudah dikeluarkan (dipisahkan).
Untuk mengkoagulasikan protein sehingga proses pemurnian minyak lebih
mudah.
3. Perontokan dan Pelumatan Buah
Tandan buah yang telah direbus dimasukkan ke dalam mesin perontok buah
(thresher), kemudian buah yang rontok dibawa ke dalam mesin pelumat
(digester). Sambil dilumat, buah dipanasi (diuapi) lagi supaya daging buah
hancur dan lepas dari bijinya. Keadaan demikian memudahkan proses