Eldiana Lepa
Mahasiswa Kedokteran Universitas Krida Wacana. Jl. Arjuna Utara
No. 6 Jakarta 11510Alamat Korespondensi : [email protected]
AbstrakSistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu
tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus dan
organ-organ aksesoris, seperti hati, kandung empedu, dan pankreas.
Saluran pencernaan yang terletak dibawah area diafragma disebut
saluran gastrointestinal.Fungsi utama sistem pencernaan adalah
untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari
makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan
yang dimakan penting sebagai sumber energi yang kemudian digunakan
oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan berbagai
aktivitas bergantung-energi, misalnya transportasi aktif,
kontraksi, sintesis, dan sekresi. Mkanan juga merupakan sumber
bahan untuk perbaiakn, pembaruan, dan penambahan jaringan tubuh.
Tindakan makan tidak secara otomatis menyebabkan molekul organik
yang terdapat di makanan tersedia bagi sel untuk digunakan sebagai
sumber bahan bakar atau sebagai bahan pembangun. Mula-mula makanan
harus dicerna atau diuraikan menjadi moleul-molekul kecil ringkas
yang dapat diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem
sirkulasi untuk didistrbusikan ke sel-sel.AbstractDigestive system
consists of the digestive of the digestive tract, which is a long
muscular tube that extends from the mouth to the anus, and acce
ssory organts, liver, gall bladder, and pancreas. Gastrointestinal
tract that lies below the diaphragm area is called the
gastrointestinal.The main function of the digestive system is to
move the nutrient or nutrients, water, and electrolytes from the
food we eat the bodys internal environment. The food you eat is
important as a source of energy which is then used by cells to
produce ATP to run the energy-dependent activites, such as active
transport, contraction, synthesis, and secretion. Food is also a
source of materal for repair, renewal, and the addition of body
tissues. Ate action does not automatically lead to the organic
molecules contained in food available to the cells for use as a
fuel source or as building material. At first the food must be
degested or broken down into small molecules which can be
summarized absorbed from the gastrointestinal tract into the
circulatory system for distribution to the cells.Key words :
Digestive, tract, structure, function, mechanism. Pendahuluan
Makan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi. Dengan makan maka seseorang mendapatkan energi yang
berpindah dari makanan ke dalam tubuhnya sehingga ia dapat
melakukan aktivitas. Unutk mengolah makanan yang dikonsumsi oleh
manusia, dalam tubuh manusia berlaku suatu sistem pencernaan atau
digestifus, dimana sistem ini berfungsi memindahkan zat gizi atau
nutrien yang telah dimodifikasi, air dan elektrolit. Sistem ini
pada dasarnya terdiri atas 4 tahap yang memproses makanan sehingga
dapat digunakan di dalam tubuh dalam bentukatau molekul yang
sesuai, tahap itu terdiri dari motilitas, sekresi, pencernaan, dan
penyerapan. Dalam melakukan 4 tahapan itu sistem pencernaan
memiliki salurannya sendiri yang disebut sebagai traktus
digestifus. Apabila proses pencernaan maupun saluran pencernaan
mengalami gangguan maka, kerja oprtimal unutk memanfaatkan makanan
yang masuk dan menghasilkan ATP sebagai energi dalam tubuh tidak
dapat berjalan sempurna, dan dapat mengganggu kerja sistem yang
lain dalam tubuh. Sehingga apabila seseorang mengalami gangguan
sistem pencernaan maka perlu ditinjau tentang bagaimana proses
pencernaan ataupun kondisi saluran pencernaannya, hingga penangan
terhadap gangguan tersebut dapat diberikan dengan tepat dan tidak
lebih lanjut merugikan kesehatan seseorang.
Sistem pencernaanStruktur anatomi sistem pencernaanGaster /
LambungLambung adalah bagian saluran cerna yang paling lebar dan
terletak di antara ujung esofagus dan pangkal usus halus. Bentuk
dan posisi lambung dipengaruhi oleh perubahan di dalam rongga
abdomen dan oleh isi lambung, tetapi lambung berada di bahwa
diafragma, agak ke kiri dari garis tengah.2Lambung berbentuk
seperti huruf J dan dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan
perbendaan anatomik, histologis, dan fungsional. Ketiga bagian
tersebut adalah fundus, korpus, dan antrum. Fundus adalah bagian
lambung yang terletak di atas lubang esofagus. Bagian tengah atau
utama lambung adalah korpus. Lapisan otot polos di fundus dan
korpus relatif tipis, tetapi bagian bawah lambung yaitu bagian
antrum, memiliki otot yang jauh lebih tebal.1Organ ini mempunyai
dua kurvatura. Kurvatura minor membentuk batas kanan atau posterior
lambung. Kurvatura mayor diarahkan terutama ke depan dan bentuk
pertama arkus ke atas dan ke kiri untuk membentuk fundus lambug,
kemudian berjalan ke bawah dan akhirnya memutar ke kanan, ke titik
dimana ia bergung deng duodenum. Kapasistas lambung orang dewasa
kira-kira 1,5L.2Lubang bagian atas esofagus disebut orifisium
jantung dan serat otot sirkular esofagus agak lebih tipis pada
titik ini dan mengandung otot sfingter yang lemah, sfingter
tersebut disebut sebagai sfingter gastroesofagus. Lubang bagian
bawah, ke dalam duodenum, disebut orifisum pilorus dan dilindungi
oleh sfingter pilorik atau sfingter pilorus kuat yang mencegah
regurgitasi makanan dari duodenum ke dalam lambung.2Usus halusUsus
halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter
panjang dalam keadaan hidup. Usus halus memanjang dari lambung
sampai katup ileo-kolikam tempat bersambung dengan usus besar. Usus
halus terletak di daerah umbilikus dan dikelilingi oleh usus
besar.Usus halus mengisi sebagian besar rongga abdomen dan dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu duodenum, jejunum, dan
ileum.3DuodenumDuodenum atau dikenal dengan sebutan usus duabelas
jari adalah saluran berbentuk C, panjangnya sekitar 25cum, pada
bagian belakang abdomen, mengitari caput pankreas.4Duodenum
merupakan bagian terpendek dari susu halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamen Treitz. Duodenum terdiri dari
empat bagian, yaitu pars superior duodeni, pars descendens duodeni,
pars inferior duodeni, dan pars ascendes duodeni.JejunumJejunum
atau usus kosong adalah bagian kedua dari usus halus, yang terletak
diantara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa,panjang seluruh usus halus antara
2-8meter, 1-2 meter adalah bagiandari jejunum.IleumIleum atau usus
penyerapan adalah bagian terakhir dariusus halus. Padasistem
pencernaanmanusia. Ileummemiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelahduodenumdanjejunum, dan dilanjutkan olehusus buntu. Ileum
memilikipHantara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) danberfungsi
untukmenyerapvitamin B12dan garam-garamempedu.Usus BesarUsus besar
terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum. Sekum membentuk
kantung buntu di bawah pertemuan antaa usus halus dan usus besar di
katup ileosekum. Tonjulan kecil seperti jari di dasar sekum adalah
apendiks, suatu jaringan limfoid yang mengandung limfosit.1Apendiks
memiliki lumen yang sempit. Apendiks berhubungan dengan mesenterium
ileum oleh mesenterium pendek berbentuk segitiga yang di dalamnya
berjalan pembuluh darah dan pembuluh limfe appendicular.4Kolon,
yang membentuk sebagain besar usus besar, tidak bergelung seperti
usus halus tetapi terdiri dari tiga bagian relatif lurus, yaitu
kolon asendens, kolon transversum, dan kolon desendens. Bagian
terakhir kolon desendens membentuk huruf S, membentuk kolon
sigmoid, kemudian lurus membentuk rektum.1Kolon ascendens
membentang dari caecum pada fossa iliaca dextra ke sisi kanan
abdomen sampai flexura colica dextra di bawah lobus hepatis dexter.
Pada flexura colica dextra kolon membelok ke kiri dengan tajam dan
menyilangi abdomen sebagai kolon transversum dalam lengkungan yang
dapat menggantung lebih rendah daripada umbilikus, dan baik pada
sisi kiri berakhir pada flexura colica sinistra di bawah lien. Pada
flexura colica sinistra, colon membelok kembali berjalan ke bawah
pada sisi kiri absdomen sampai tepi pelvis, tempat colon berlanjut
sebagai colon sigmoid. Colon sigmoid memiliki beberapa lengkungan
di dalam pelvis dan berakhir pada sisi yang berlawanan dengan
pertengahan sekum tepatnya berhubungan dengan rektum.4Rektum
memiliki panjang seitar 12cm dn mendapat namanya karena berbentuk
lurus atau hampir lurus. Rektum dimulai pada pertengaha sakrum dan
berakhir pada canalis analis. Hubungan rektum pada bagian posterior
adalah setengah bawah sakrum dan coccygeus, lateral dengan musculus
levator ani, anterior pria dengan vesica uriaria- vesicula
seminalis- galndula prostatica, dan anterior wanita dengan cervix
uteri serta vagina.4HatiHati atau hepar adalah kelenjar terbesar
dalam tubuh, dengan berat sekitar 1300-1550gr. Hepar berwarna merah
coklat, sangat vaskular dan lunak. Hepar berbentuk baji dengan
dasarnya pada sisi kanan dan apeks pada sisi kiri. Organ ini
terletak pada kuadran kanan atas abdomen, dilindungi oleh cartilago
costalis; tepi bahwanya mencapai garis cartilago costalis tetapi
tepi hepar yang sehat tidak dapat teraba.4Hepar dipertahankan dalam
posisinya oleh tekanan organ lain di dalam abdomen dan oleh
logamentum perotineum. Permukaan anatanya yang licin membulat
terletak di bawah diafragma. Facies viseralisnya terletak diatas
lambung, duodenum, flexura hepatica colon, ginjal kanan, dan
kelenjar adrenal kanan.4Lobus hepar dibagi menjadi lobus kanan
(dekstra) dan lobus kiri (sinistra), selain itu terdapat juga lobus
caudatus.Kadung empeduKadung empedu adalah organ berbentuk buah pir
yang berada di permukaan bawah lobus kanan hati. Dari kadung empedu
ini duktus sistikus, yang panjangnya sekitar 3 sampai 4cm, berjalan
ke belakang dan ke bawah untuk menyatu dengan duktus hepatikus
komunis dan bersama-sama membentuk duktus empedu. Bila empedu, yang
disekresikan oleh hati tidak segera diperlukan untuk pencernaan,
empedu ini melewati duktus sistikus masuk ke dalam kadung empedu
dimana keduanya disimpan.2PankreasPankreas adalah organ panjang
pada bagian belakang abdomen atas. Organ ini terdiri dari caput (di
dalam lengkungan duodenum), collum, corpus, dan cauda (yang
mencapai lien). Terdiri dari sel yang menyekresi getah pankreas dan
pulau sel intraalveoli, di sebut juga pulau-pulau Langerhans. Getah
melalui duktus yang melewati panjang kelenjar utuk bergabung, pada
caput kelenjar, dengan duktus biliaris, duktuss membuka bersama ke
dalam duodenum. Getah pankreas adalah cairan pencernaan.4Struktur
histologi sistem pencernaanGaster / LambungAda tiga lapisan
jaringan dasar pada struktur histologi lambung, yaitu mukosa,
submukosa, dan jaringa muskularis beserta modifikasinya.5Lambung
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu cardia, fundus, dan pilorus. Pada
bagian fundus, lapisan mukosa lambung dilapisi epitel selapis
torak. Sumur-sumur lambung juga erdapat di sini berupa celah
diantara dua tonjolan mukosa. Pada dasar sumur terdapat muara
kelenjar kubah (kelenjar fundus) yang biasanya merupakan kelenjar
tubulosa simpleks dan lurus-lurus.Dapat ditemukan 4 macam sel pada
bagian ini, yaitu sel mukus leher, sel parietal, sel chief, dan sel
argentafin. Pada bagian pilorus, epitel yang melapisinya sama
dengan epitel kubah yaitu selapis torak. Pilorus mempunyai
sumur-sumur lambung yang dalam. Di dalam lamina propia terdapat
nodulus limfatikus yang kadang-kadang meluas sampai ke lapisan
submukosa. Lapisan otot yang melingkar amat tebal karena membentuk
otot lingkar yaitu sfingter pilorus.Usus HalusUsus halus terdiri
atas tiga daerah yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Tunika mukosa
usus halus memperlihatkan lipatan yang disebut dengan vili
intestinal. Pada tunika submukosa tampak lipatan spiral yang
disebut dengan plika sirkularis. Pada pembahasan kali ini, ketiga
daerah tersebut akan dibahas satu per satu.DuodenumPada duodenum,
lapisan mukosa diliputi oleh epitel selapis torak yang mempunyai
mikrovili dan sel piala. Sel piala disini belum begiu banyak.
Mukosa mempunyai vili intestinal yang gemuk-gemuk. Lamina propia
terdapat di bawah epitel vili maupun kriptus Lieberkuhn. Lapisan
otot mukosa tidak ikut membentuk vili intestial. Lapisan submukosa
dipenuhi kelenjar Burnner. Lapisan otot terdiri atas lapisan
lingkar dan mamanjang, dan dianataranya terdapat pleksus
saraf.JejunumPada jejunum, lapisan mukosanya mirip dengan duodenum
tetapi vilusnya lebih langsung dan sel gobletnya lebih banyak. Pada
dasarnya kriptus dapat ditemukan sel paneth, berupa sel berbentuk
limas dengan puncaknya menghadap lumen. Di dalam sitoplasmanya
terdapat granula kasar berwarna merah. Lapisan submukosa disini
tidak terdapat kelenjar.IleumLapisan mukosa pada ileum seperti
jejunum tetapi sel pialanya jauh lebih banyak. Di dalam lamina
propia terdapat kelompok nodulus limfatikus yang membentuk bangunan
khusus ang disebut plaque peyeri yang dapat terliht meluas ke dalam
submukosa. Lapisan submukosa terdiri tas jaringan ikat jarang
dengan pleksus meissner di dalamnya dan tidak mempunyai
kelenjar.Usus BesarSeperti yang telah dibahas sebelumnya, usus
besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum, dimana
nantinya raktum akan berlanjut ke anus. Pada kolon usus besar,
lapisan mukosa mempunyai bangunan mirip vilus tetapi itu bukan
vilus, itu adalah potongan kriptus liberkuhn. Kadang-kadang dapat
ditemukan nodulus limfatikus di dalam lamina propia. Lapisan otot
mukosa mudah dikenali sebagai pembatas dengan lapisan submukosa.
Lapisan submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang yang di
dalamnya dapat ditemukan pleksus meissner. Umbai cacing atau
dikenal juga dengan appendix lapisan mukosanya seperti usus
lainnya, yaitu epitel selapos torak yang mempunyai sel goblet.
Terdapat banyak nodulus limfatikus di dalam lamina propia yang
memenuhi sekeliling dindingnya.HatiPada struktur histologi hati,
dapat dikenali vena sentralis yang biasanya terletak di tengah
lobulus. Di luar vena sentralis terdapat deretan sel-sel hati yang
tersusun baik jari-hari mengarah ke jaringan interlobularis.
Dianatara deretan sel hati tersebut terdapat sinusoid hati yang
bermura ke dalam vena sentralis tadi. Saluran herring merupakan
duktus biliaris intralobular, letaknya di tepi lobulus.Didalam
jaringan interlobular dapat ditemukan duktus biliaris yang
dindingnya dilapisi epitel selapis atau berlapos kubis. Pada salah
satu sudut jaringan interlobularis biasanya dapat ditemukan duktur
biliaris, arteriol cabang A.hepatika, cenul cabang V.porta. daerah
ini disebut degan segitiga kiernan.Kadung empeduLapisan mukosanya
dilapisi epitel silindris yang biasanya tidak mempunyai sel piala.
Epitel bersama lamina propia membentuk lipatan mirip vilus
intestinalis. Di dalam lamina propia terdapat bangunan-bangunan
bulat atau lonjong yang dilapisi epitel sama dengan epitel mukosa.
Ini sebenarnya potongan lipatan mukosa dan disebut sinus Rokitansky
Ashoff. Pada daerah yang berhadapan dengan jaringan hati
kadang-kadang dijumpai sisa-sisa saluran keluar emedu yang
rudimenter dan disebut duktus aberans Luschka.PankreasKelenjar
pankreas merupakan kelenjar ganda yang terdiri atas bagian eksokrin
dan endokrin. Bagian eksokrin mirip dengan kelenjar parotis. Pars
terminalis kelenjar berupa asinus. Di dalam asinus sering dijumpai
sel sentroasiner yang membatasi lumen asinus. Duktus sekretorius
jarang atau sedikit jumlahnya.Fungsi organ-organ pencernaanGaster /
lambung1Fungsi lambung yang pertama dan yang terpenting adalah
menyimpan makanan yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke
usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan
penyerapan yang optimal. Diperlukan waktu beberapa jam untuk
mencerna dan menyerap satu porsi makanan yang dikonsumsi hanya
dalam bilangan menit. Karna usus halus adalah tempat utama
pencernaan dan penyerapan, maka lambung perlu menyimpan makanan dan
menyalurkannya secara mencicil ke duodenum dengan kecepatan yang
tidak melebihi kapasitas usus halus.Fungsi yang kedua adalah untuk
memproduksi kimus. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang
tertelan dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung untuk
menghasilkan campuran cairan kental yang dikenal seagai kimus. Isi
lambung harus diubah mejadi kimus sebelum dapat dialirkan ke
duodenum. Fungsi yang terakhir adalah untuk digesti protein.
Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan enzim yang dapat
memicu pencernaan protein.Usus halus4Usus halus memiliki beberapa
fungsi, diantaranya adalah untuk mensekresi cairan usus, menerima
empedu dan getah pankreas untuk melakukan pencernaan makanan. Getah
usus dan pankreas yang mengandung enzim dapat mengubah protein
menjadi asam amino, karbohidrat menjadi glukosa-maltosa-galaktosa,
lemak menjadi asam lemak-gliserol (dengan bantuan garam empedu di
dalam empedu yang dikeluarkan ke dalam empedu oleh kontraksi
kantong empedu).Pencernaan menjadi lengkap setelah makanan dipecah
menjadi bentuk yang lebih sederhana dan diserap melalui dinding
usus halus ke dalam darah atau limfe. Selain menyerap hasil pecahan
makanan, usus halus juga menyerap air, garam dan vitamin. Gerakan
isi usus sepanjang usus oleh kontraksi segmental pendek dan
gelombang rush yang menggerakan isis sepanjang usus lebih
cepat.Usus besar3Usus besar tidak ikut serta dalam pencernaan atau
absorpsi makanan. Bila isi usu halus mencapai sekum maka semua zat
makanan telah diabsorpsi dan sisinya cair. Selama perjalanan di
dalam kolon isisnya menjadi makin padat karena air diabsorpsi dan
ketika rektum dicapai maka feses bersifat padat-lunak. Diperlukan
waktu kira-kira enam belas sampai dua puluh jam bagi isinya untuk
mencapai flexura sigmoid.Fungsi kolon dapat diringkas sebagai
berikut, yaitu untuk absorpsi air-garam-glokosa, sekresi musin oleh
kelenjar di dalam lapisan dalam, penyiapan selulosa yang berupa
hidrat karbon di dalam tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan sayuran
hijau dan penyiapan sisa protein yang belum dicernakan oleh kerja
bakteri guna eksresi. Fungsi paling akhirnya nanti berujung pada
proses defekasi atau pembuangan air besar.
Hati2Fungsi hati terdiri atas tiga bagian yaitu fungsi
metabolik, penyimpanan, dan sekresi. Fungsi metabolik meliputi
hal-hal berikut ini: lemak yang disimpan dipecah-pecah untuk
membentuk energi (proses desaturasi), kelebihan asam amino dipecah
dan diubah menjadi urea, obat-obatan dan racun didetoksifikasi,
vitamin A disintesis dari karoten, plasma protein disentesisi,
sel-sel jaringan yang dipakai dipecah untuk membentuk asam urat dan
urea, kelebihan karbohodrat diubah menjadi lemak untuk disimpan,
protombin dan fibrinogen disintesis dari asam amino, antibodi dan
antitoksin diperoduksi, terakhir heparin diproduksi.Sementara
fungsi penyimpanan meliputi: penyimpan vitamin A dan D, faktor
anti-anemia, zar besi daridietdan dari sel darah yang telah
dipakai, terakhir sebagai penyimpanan glikogen yang dapat diubah
kembali menjadi glukosa. Fungsi sekresi meliputi sekresi empedu
yang dibentuk dari unsur-unsur yang dipecah oleh darah.Kandung
empedu3Kandung empedu bekerja sebagai tempat persediaan getah
empedu. Juga melakukan fungsi penting yaitu getah empedu yang
tersimpan di dalamnya dibuat pekat. Di dalam waktu setengah jam
setelah makanan masuk, segera sesudah sfinker oddi mengendor untuk
mengizinkan getah emedu masuk duodenum, kandung empedu
berkontraksi. Dengan demikian aliran getah empedu tidak kontiyu,
tetapi sesuai dengan selang pencernaan bila makanan masuk ke
duodenum.Pankreas6Pankreas memiliki fungsi eksokrin dan endokrin.
Fungsi eksokrin pankreas berkaitan dengan sintesis dan pengeluaran
enzim-enzim pencernaan dan larutan natrium bikarbonat dari sel-sel
khusus pankreas yang disebut sel asinus (acini).Sel-sel asinus
mengeluarkan isinya ke dalam duktus pankreatik. Dari duktus
pankreatik, enzim dan larutan bikarbonat mengalir melewati sfingter
oddi masuk ke bagian pertama dari susu halus, yaitu duodenum.Enzim
pankreatik dan larutan bikarbonat berperan dalam proses pencernaan
dan penyerapan makanan di usus halus. Sementara itu, fungsi
endokrin pankreas adalah memproduksi dan melepaskan hormon insulin,
glukagon, da somatostatin. Hormon ini masing-masing diproduksi oleh
sel-sel khusus yang berbeda di pankreas, yang disebut pulau
Langerhans.Empat proses pencernaan dasar1MotilitasKata motilitas
menunjuk kepada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong maju
isi saluran cerna. Saluran cerna disusun oleh otot polos yang
mempertahankan suatu kontraksi tingkat rendah yang menetap yang
dikenal sebagai tonus. Tonus ini sangat penting untuk
mempertahankan tekanan tetap pada isi saluran cerna utuk mencegah
dindingnya teregang permanan setelah mengalami distensi.Terdapat
dua tipe dasar motilitas yaitu gerakan mendorong (propulsif) dan
gerakan mencampur. Gerakan mendorong maju isi saluran cerna, dengan
kecepatan pergerakan bervariasi bergantung pada dungsi yang
dilakukan oleh berbagai bagian sauran cerna. Pada esofagus, gerakan
ini berlangsung sangat cepat.Sementara itu, gerakan mencampur
memiliki fungsi ganda. Pertama, dengan mencampur makanan dengan
getah pencernaan, gerakan ini meningkatkan pencernaan makanan.
Kedua, gerakan ini mempermudah penyerapan dengan memajankan semua
bagian isi saluran cerna ke permukaan serap saluran
cerna.SekresiSejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen
saluran cerna oleh kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan
terdiri dari air, elektrolit, dan konsituen organik spesifik yang
penting dalam proses pencernaan, misalnya enzim, gram empedu, atau
mukus. Sekresi semua getah pencernaan memerlukan energi, baik untuk
transpor aktif sebagai bahan mentah ke dalam sel maupun untuk
sintesis produk sekretorik oleh retikulum
endoplasma.PencernaanManusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi
bahan makanan kaya energi yaitu karbohidrat, protein dan juga
lemak. Dasar dari proses pencernaan ini adalah untuk memecah
molekul-molekul besar yang tidak dapat melewati membran plasma
menjadi molekul-molekul kecil untuk dapat diserap dari lumen
saluran cerna ke dalam darah. Perubahan molekul besar menjadi kecil
ini dibantu oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem
pencernaan.Sebagain besar karbohidrat yang kita telan berada dalam
bentuk polisakarida yang terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa
yang saling berikatan. Selulosa adalah polisakarida lain dalam
makanan yang ditemukan di dinding tumbuhan yang tidak dapat dicerna
menjadi monosakarida, karena itu karbohidrat ini membentuk serat
yang tidak tercerna. Selain bentuk polisakarida, sumber karbohidrat
lain yang lebih sedikit dalam makanan adalah dalam bentuk
disakarida termaksuk sukrosa dan laktosa. Dalam prosesnya,
kesemuanya harus diubah menjadi bentuk monosakarida (glukosa,
fruktoa, galaktosa) agar dapat diserap.Sementara itu, protein
melalui proses pencernaan diuraikan menjadi asam amino
konstituennya serta beberapa polipeptida kecil. Keduanya adalah
satuan protein yang dapat diserap. Sebagai besar lemak dalam
makanan berbentuk trigliserida, yaitu lemak netral yang terdiri
dari satu molekul gliserol dengan tiga asam lemak. Dalam prosesnya,
dua dari tiga molekul asam lemak tersebut terpisah, meninggalkan
satu monogliserida, satu molekul gliserol dengan satu molekul asam
lemak melekat padanya. Karena itu hasil akhirnya adalah
monogliserida dan asam lemak bebas.PenyerapanSecara sederhana,
proses penyerapan adalah proses dimana unit-unit kecil makanan yang
dapat diserap yang dihasilkan oleh pencernaan, bersama dengan air,
vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran cerna ke
dalam darah atau limfe. Di usus halus, terjadi sebagain besar
penyerapan.Mekanisme lambung1Kita telah mengetahui struktur anatomi
maupun histologi serta fungsi dari lambung. Sekarang kita akan
membahas bagaimana lambung melaksanakan fungsi-fusngi diatas
berdasarkan keempat mekanisme dasar dari sistem pencernaan
(motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan).Motilitas
lambungPengisianKetika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50ml
tetapi volume lambung dapat bertambah hingga sekitar 1 liter saat
makan. Lambung dapat terisi tanpa mengalami perubahan tegangan
didndingnya melalui mekanisme berikut. Bagian interior lambung
membentuk lipatan-lipatan dalam. Sewaktu makan, lipatan menjadi
lebih kecil dan nyaris mendatar sewaktu lambung sedikit meleas
setiap kami makanan masuk. Relaksasi refleks lambung seaktu
menerima makanan ini disebut relaksasi reseptif. Relaksasi ini
meningkatkan kemampuan lambung menampung volume makanan dengan
hanya menyebabkan sedikit peningkatan tekanan
lambung.PenyimpananSekelompok sel pemacu yang terletak di fundus
bagian atas lambung menghasilkan potensial gelombang lambat yang
menyapu ke bawah sepanjang lambung menuju sfingter pilorus dengan
frekuensi tiga kali per menit. Pola ritmik depolarisasi spontan ini
(BER) terjadi terus menerus dan disertai oleh kontrkasi lapisan
otot sirkular.Sekali dimulai, gelombang peristaltik menyebar
melalui fundus dan korpus ke antrum dan sfigter pilorus. Karena
lapisan otot di fundus dan korpus titpis maka kontraksi di bagian
ini lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang kontraksi menjadi jauh
lebih kuat karena otot disini lebih tebal. Karena di fundus dan
korpus gerakan mencampur berlangsung lemah maka makanan yang
disalurkan ke lambung disimpan di bagian korpus yang relatif tenang
tanpa mengalami pencampuran.PencampuranKontraksi peristaltik antrum
yang kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung untuk
menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong
kimus maju menuju sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter
pilorus normalnya menyebabkan sfigter ini nyaris tertutup. Lubang
yang terbentuk cukup besar untuk dilalui oleh air dan cairan lain
tetapi terlalu kecil untuk kimus kental kejuali jika didorong oleh
kontraksi peristaltik antrum yang kuat.Dari sekitar 30 ml kimus
yang dapat ditampung di antrum, biasanya hanya beberapa mililiter
yang terdorong ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik. Masa
kimus antrum yang sedang terdorong maju tetapi tidak dapat masuk ke
duodenum tertahan mendadak di sfingter yang tertutup dan memantul
balik ke antrum, hanya untuk didorong kembali ke sfingter dan
memantuk balik oleh gelombang peristaltik baru. Gerakan maju mundur
ini disebut retropulsi yang berfungsi untuk mencampur kimus secara
merata.PengosonganSelain mencampur isi lambung, kontraksi
peristaltik antrum adalah gaya pendorong untuk mengosongkan isi
lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum bergantung pada
kekuatan peristalsis. Intensitas peristaltis antrum dipengaruhi
oleh faktor lambung dan duodenum. Karena itu, pengosongan lambung
juga dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut
mempengaruhi eksitabilitas lambung dengan sedikit mendepolarisasi
atau menghiperpolarisasi otot polos lambung, yang kemudian dapat
menentukan derajat akivitas peristaltik antrum.Faktor lambung yang
mempengaruhi adalah jumlah kimus dan derajat keenceran kimus.
Jumlah kimus menimbulkan efek langsung pada eksitabilitas otot
polos lambung, serta bekerja melalui pelksus intrinsik, saraf vagus
dan gastrin. Akibatnya, peningkatan jumlah kimus merangsang
motilitas dan pengosongan. Derajat keenceran memiliki efek langsung
karena isi harus berbentuk cair sebelum dievakuasi. Semakin encer,
maka semakin cepat pengosongannya. Faktor duodenum meliputi adanya
lemak, asam, hipertonisitas, dan peregangan duodenum. Kesemuanya
itu memulai refleks enterogastrik atau memicu pelepasan
enterogastron. Faktor-fakto yang ada di duodenum ini menghambat
motilitas dan pengosongan lambung lebih lanjut sampai duodenum
mengatasi faktor-faktor yang ada.
Sekresi lambungSetiap hari lambung mensekresikan sekitar 2 liter
getah lambung. Sel-sel yang mengeluarkan getah lambung berada di
lapisan dalam lambung, mukosa lambung, yang dibagi menjadi dua
daerah berbeda. Daerah yang pertama adalah mukosa oksintik yang
melapisi korpus dan fundus. Daerah kedua adalah daerah kelenjar
pilorus yang melapisi antrum.Di dinding foveola gastrika dan
kelenjar mukosa oksintik ditemukan tiga jenis sel sekretorik
eksokrin lambung, yaitu sel mukus,chief cell, dan parietal sel. Sel
mukus melapisi foveola gastrica dan pintu masuk kelenjar. Sel-se
ini mengelurkan mukus encer. Bagian lebih dalam di kelenjar lambung
dilapisi olehchief celldan sel parietal.Chief cellyang jumlahnya
lebih banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen. Sel parietal
mengeluarkan HCl dan faktor intrinsik.Pencernaan lambungDua proses
pencernaan terpisah berlangsung di dalam lambung. Di korpus
lambung, makanan berada dalam keadaan setengah padat karena
kontraksi peristaltik di bagian ini terlalu lemah untuk melakukan
pencampuran. Karena di korpus lambung makanan tidak dicampur maka
disini tidak berlangsung banyak pencernaan proterin.Namun, di
bagian dalam masa makanan, pencernaan karbohidrat berlanjut dibawah
pengaruh amilase liur. Meskipun asam menginaktifkan amilase liur,
namun bagian dalam masa makanan yang tidak tercampur, bebas dari
asam. Pencernaan pleh getah lambung itu sendiri berlangsung di
antrum lambung, tempat makanan dicampur merata dengan HCl dan
pepsin, yang mengawali pencernaan protein.Penyerapan lambungTidak
ada makanan atau air yang diserap ke dalam darah melalui mukosa
lambung. Namun, dua bahan non-nutrien dapat diserap langsung dari
lambung. Kedua bahan tersebu adalah etil alkohol dan aspirin.
Alkohol bersifat agak larut lemak sehingga zat ini dapat berdifusi
melalui membran lemak sel epotel yang melapisi bagian dalam lambung
dan dapat masuk ke darah melalui kapiler submukosa.Mekanisme
pankreasPankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri
dri dua komponen yaitu yang pertama, enzim pankreas yang secara
aktif disekresikan oleh sel asinus yang membentuk asinus. Sel-sel
asinus mengeluarkan tiga jenis enzim pankreas yang mampu mencerna
ketiga kategori makanan yaitu: enzim proteolitik (mencerna
protein), amilase pankreas (mencerna karbohidrat), dan lipase
pankreas (mencerna lemak). Kedua, lauran cair basa yang secara ktif
disekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus.
Komponen encer alkalis banyak mengandung natrium bikarbonat
(NaHCO3).Enzim-enzim pankreas berfungsi optimal pada lingkungan
yang netral atau sedikit basa, namun isi lambung yang sangat asam
dialirkan ke dalam lumen duodenum di dekat tepat keluarnya enzim
pankreas ke dalam duodenum. Kimus asam tersebuh harus cepat
dinetralkan. Disinilah fungsi dari NaHCO3dipergunakan. Cairan basa
(NaHCO3) menetralkan kimus asam sewaktu kimus masuk ke dalam
duodenum dari lambung.Mekanisme hati dan kandung empeduHati adalah
organ metabolik terbesar dan terpeting di tubuh. Perannya dalam
sistem pencernaan adalah sekresi garam empedu, yang membantu
pencernaan dan penyerapan lemak. Saluran tipis pengangkut empedu,
kanalikulus biliaris, berjalan di antara sel-sel di dalam setiap
lempeng hati. Hepatosit terus menerus mengeluarkan empedu ke dalam
saluran tipis ini, yang mengangkut empedu ke duktur biliaris.
Duktus biliaris dari beberbagai loulus menyatu untuk akhirnya
membentuk duktus biliaris komunis, yang mengangkut empedu dari hati
ke duodenum.Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh
sfingter oddi, yang mencegah empedu masuk ke duodenum kecuali
sewaktu pencernaan makanan. Ketika sfingter ini tertutup, sebagian
besar empedu yang disekresikan oleh hati dialihkan balik ke dalam
kandung empedu. Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan di kandung
empedu diantara waktu makan. Setelah makan, emepdu masuk ke
duodenum akibat efek kombinasi pengosongan kandung empedu dan
peningkatan sekeresi empedu oleh hati.Empedu mengandung beberapa
konstitiuen organik, yaitu garam empedu, kolesterol, lesitin, dan
bilirubin dalam suatu cairan encer alkalis serupa dengan sekresi
NaHCO3pankreas. Garam empedu adalah turunan kolesterol. Garam
empedu membantu pencernaan lemak melalui efek deterjennya, dimana
ia akan mengubah globulus-globulus lemak besar menjadi emulsi lemak
(butir lemak kecil yang ada di kimus).Garam ini secara aktif
disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum bersama
dengan konsituen empedu lainnya. Setelah ikut dalam pencernaan dan
penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu diserap kembali ke
dalam darah oleh mekanisme transpor aktif khusus yang terletak di
ileum terminal. Dari sini garam empedu dikembalikan ke hati. Daur
ulang empedu ini disebut sirkulasi enterohepatik.
Mekanisme usus halusMotilitas usus halusSegmentasiSegmentasi
merupakan mode motilitas utama usus halus sewaktu pencernaan
makanan, yang meliputi proses mencampur dan mendorong kimus secara
perlahan. Segementasi terdiri dari kontraksi otot polos sirkular
yang berulang dan berbentuk cincin disepanjang usus halus. Cincin
kontraktil ini tidak menyapu di sepanjang usus seperti halnya
gelombang peristaltik. Setelah suatu periode singkat segmen-segmen
yang berkontrasi melemas dan kontraksi berbentuk cincin ini muncul
di bagian-bagian yang sebelumnya melemas.Kontraksi baru mendorong
kimuss di bagian yang semula rileks untuk bergerak ke kedua arah ke
bagian-bagian yang kini melemas disampingnya. Karena itu, segmen
yang baru melemas menerima kimus dari kedua egmen yang berkontraksi
tepat di belakang dan depannya. Segera setelah itu bagian yang
berkontraksi meleas kembali berganti. Dengan cara ini kimus
dipotong, digilng dan dicampur secara merata. Fungsi dari proses
segmentasi ini adalah untuk mencampur kimus dengan getah pencernaan
yang disekresikan ke dalam lumen usus halus dan memanjankan semua
kimus ke permukaan absorptif mukosa usus halus.Migrating motility
complexKetika sebagian besar makanan telah diserap, kontraksi
segmentasi berhenti dan diganti di antara waktu makan olehmigrating
mitility complex. Motilitas disini berbentuk gelombang peristaltik
leemah berulang yang bergerak dalam jarak pendek ke hilir sebelum
lenyap. Gelombang peristaltik ini memerlukan waktu sekitar 100
sampai 150 menit untuk akhirnya bermigrasi dari lambung ke ujung
usus halus, dengan setiap kontraksi menyapu maju sisa-sisa makanan
sebelumnya.Sekresi usus halusSetiap hari sel-sel kelenjar eksokrin
di mukosa usus halus mensekresikan ke dalam lumen sekitar 1,5 liter
larutan cair garam dan mukus yang disebut sukus enterikus (jus
usus). Sekeresi meningkat setelah makan sebagai repons terhadap
stimulasi lokal mukosa usus halus oleh adanya kimus.Mukus di dalam
sekresi berfungsi untuk melindungi dan melumasi. Selain itu,
sekresi cair menyerdiakan banyak H2O untuk berperan dalam pencernan
makanan oleh enzim. Tidak ada enzim pencernaan yang disekresikan ke
dalam getah usus ini. Usus halus memang mensintesis enzim
pencernaan, tetapi enzim-enzim ini berfungsi di dalam membran
brush-border sel epotel yang melapisi bagian dalam lumen dan tidak
disekresikan langsung ke dalam lumen.Pencernaan usus
halusPencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim
pankreas, dengan pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu.
Akibat aktivitas enzim-enzim pankreas, lemak di reduksi secara
sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan asam lemak bebas yang
dapat diserap. Protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen peptida
kecil dan beberapa asam amino. Karbohidrat diubah menjadi
disakarida dan beberapa monosakarida. Karena itu, pencernaan lemak
telah seleai di dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan
karbohidrat dan protein belum tuntas.Nantinya, pencernaan
karbohidrat dan protein akan dituntaskan dibrush borderyang
mengandung tiga kategori enzim yang melekat ke membran. Yaitu:
enterokinase (mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen),
disakaridase meliputi maltase-sukrase-laktase (menuntaskan
pencernaan karbohidrat), dan aminopeptidase (menghidrolisis
fragmen-fragmen peptida kecil menjadi komponen asam
aminonya).Penyerapan usus halusSemua produk pencernaan karbohidrat,
lemak dan protein, serta seagain besar elektrolit, vitamin, dan
air, normlnya diserap oleh usus halus tanpa pandang bulu. Hanya
penyerapan kalsium dan bsi yang biasnya disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh. Karena itu semakin banyak makanan yang dikonsumsi,
semakin banyak ayang akan dicerna dan diserap. Penyerapan sebagaian
besar berlangsung di duodenum dan jejunum. 50% bagian dari usus
halus dapat diangkat tanpa menyebabkan gangguan penyerapan, namun
jika ileum terminal diangkat, maka akan terjadi gangguan penyerapan
vitamin B12dan garam empedu.Mekanisme usus besarMotilitas usus
besarGerakan mencampur (haustrasi)Umumnya gerakan usus besar
belangsung lambat dan tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai
tempat penyerapan dan penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah
kontraksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot
polos kolon. Kontraksi ini, yang menyebabkan kolon membentuk
haustra, serupa dengan segemntasi susu halus tetapi terjadi jauh
lebih jarang. Lokasi kantung haustra secara bertahap berubah
sewaktu segmen yang semula meleas dan membentuk kantung mulai
berkontraksi secara perlahan sementara bagian yang tadinya
berkontrasi melemas secara bersamaan membentuk kantung baru.
Gerakan ini tidak mendorong isi usus tetapi secara perlahan
mengaduknya masju-mundur sehingga isis kolon teroanjan ke mukosa
penyerapan. Kontraksi haustra umumnya dikontrol oleh refleks lokal
yang melibatkan pleksus intrinsik.Gerakan massaTiga atau empat kali
sehari, terjadi peningkatan mencolok motilitas saat segmen-segmen
besar kolon asendens dan transversum berkontraksi secara simultan,
mendorong tinja sepertiga sampai seperempat panjang kolon dalam
beberapa detik. Kontraksi masif ini yang secara tepat dinamai
gerakan massa, mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar,
tempat bahan disimpan sampai terjadi defikasi.Ketika makanan masuk
ke lambung, terjadi refleks gastrokolon, yang menjadi pemicu utama
gerakan massa di kolon. Ketika makanan masuk ke saluran cerna,
terpicu refleks-refleks yang memindahkan isi yang sudah ada ke
bagian distal untuk menyediakan tempat bagi makanan yang baru
masuk. Refleks gastroileum memindahkan isi usus halus yang masih
ada ke dalam usus besar, dan refleks gastrokolon mendorong isi
kolon ke dalam rektum, memicu defekasi.Refleks defekasiKetika
gerakan masa di kolon mendorong tinja ke dalam rektum, peregangan
yang teradi di rektum merangsang reseptor regang di didinding
rektum, memicu refleks defekasi. Refleks defekasi memicu sfingter
ani internus (otot polos) melemas dan rekum serta kolon sigmoid
berkontraksi lebih kuat. Jika sfingter ani eksternus (otot rangka)
juga melemas maka terjadi defekasi. Karena otot rangka, sfingter
ani eksternus berada di bawah kontrol volunter, jika keadaan tidak
memungkinkan untuk defekasi maka akan terjadi pengencangan sfingter
ani eksternus secara segaja.Jika defekasi ditunda maka dinding
rektum yang semula teregang secara perlahan melemas, dan keinginan
unntuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya
mendorong lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali
meregangkan rektum serta memicu refleks defekasi. Jika defekasi
terjadi maka biasanya dibantu oleh gerakan mengejan volunter yang
melibatkan kontraksi otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis
tertutup secara bersamaan.Sekresi usus besarUsus besar tidak
mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Tidak ada yang diperluka
karena pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon.
Sekresi kolon terdiri dari laruan mukus basa (NaHCO3) yang
fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari cederamekanis
dan kimiawi. Mukus mempermudah feses bergerak, sementtara
NaHCO3menetralkan asam iritan yang diproduksi oleh fermentasi
bakteri lokal.
Pencernaan usus besarDalam usus besar tidak terjadi pencernaan
karena tidak terdapat enzim pencernaan. Bakteri kolon mampu
mencerna sebagain selulosa namun untuk kepentingan metabolisme
mereka sendiri.Penyerpan usus besarKolon dalam keadaan normal
menyerap garam dan H2O. Natrium diserap secara aktif, Cl-mengikuti
secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O mengikuti secara
osmotis. Kolon menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K
yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui penyerapan garam dan
H2O terbentuk massa tinja yang padat.Tinja atau feses merupakan
hasil akhir dari sistem pencernaan. Dimana feses terdiri dari 100gr
H2O, 50gr bahan padat meliputi selulosa-bilirubin-bakteri-sejumlah
kecil garam, dan residu makanan yang tidak diserap. Selain
mengeluarkan feses, terdapat pula gas yang turut dikeluarkan yang
disebut flatus.Enzim sistem pencernaanEnzim merupkan katalis
organik dan termasuk protein globular. Enzim bekerja melalui
penggabungan dengan substrat pada suatu tempat aktif yang spesifik
untuk membentuk suatu zat antara berupa kompleks enzim-substrat
yang kemudian berdisosiasi menjadi enzim bebas dan produk (hasil
rekasi).5Dalam sistem pencernaan, terdapat sejumlah enzim yang
digunakan untuk mengkatalis molekul-molekul makanan besar menjadi
molekul-molekul kecil. Enzim-enzim tersebut digunakan untuk
mencerna tiga bahan makanan utama yaitu karbohidrat, protein, dan
lemak. Secara sederhana, enzim-enzim tersebut akan dipaparkan
melalui table berikut ini.
Tabel 1. Enzim-Enzim Pencernaan5EnzimSumber SekresiAksi
Karbohidrat
Amilase saliva (ptialin)Kelenjar salivaZat tepungmaltosa
Amilase pankreasPankreasZat tepungdisakarida dan maltosa
MaltaseUsus halusMaltosaglukosa
SukraseUsus halusSukrosaglukosa dan fruktosa
LaktaseUsus halusLaktosaglukosa dan galaktosa
Protein
PepsinLambungProteinPolipeptida
TripsinPankreasProtein dan peptidapepetida yang lebih kecil
KimotripsinPankreasProtein dan peptidapeptida yang lebih
kecil
PeptidaseUsus halusDipeptidaasam amino
Lemak
Lipase pankreasPankreas(dengan garam
empedu)Trigiseridamonogliserida dan asam lemak
Lipase ususUsus halus (dengan garam empedu)Monogliseridaasam
lemak dan gliserol
Kesimpulan
Daftar Pustaka1.Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke
sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2012.2.Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.3.Pearce EC. Anatomi
& fisiologi u.ps. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2005.4.Gibson J. Fisiologi & anatomi modern untuk perawat.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.5.Sloane E. Anatomi dan
fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.6.Corwin E. Buku saku patofiologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.h.468.
7.Brooker C. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.