Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau dalam bahasa umumnya dinyatakan seba gai Pembes aran Pro stat Jinak (PP J), mer upa kan suat u  penyakit yang biasa  terjadi. Di dunia, penderita BPH hanya pada kaum pria kerana wanita tidak mempunyai kalenjar   prostat, maka oleh sebab itu, BPH terjadi hanya pada kaum pria. Di lihat secara histologi  penyakit BPH, secara umum membabitkan !" pria pada usia #!$an, dan meningkat secara dramatis pada pria berusia %!$an, dan &!" pada usia '! .  Di indo nesia, penyakit pembe saran prost at  jinak menjadi urutan kedua setelah penyakit batu saluran kemih, dan jika diliha t secara umumnya,  dip erki rakan hampir !" pri a ndone sia yan g  berusia di atas ! tahun, dengan kini usia harapan hidup mencapai % tahun ditemu kan mende rita penya kit PPJ atau BPH ini. *el anj utnya , " pria ndonesia sudah masuk ke dalam lingkungan usia di atas %! tahun . *eperti  juga BPH, kanker prostat juga menyerang pria berusia lebih dari ! dan  pada usia di bawah itu bukan merupakan suatu yang abnormal. *ecara khususnya di ndonesia, menurut (+H,!!-). *etelah secara umum melihat dan mengetahui akan epidemiologi dari kedua penyakit, yakni BPH dan kanker prostat, kami tertarik untuk mengetahui dengan lebih dalam lagi mengenai gambaran penyakit ini. 1.2. Rumusan Masalah . /p a pengert ian dari BPH 0 . /p a klas i1 ikasi dari BPH 0 2. /p a etiolo gi d ari BPH 0 #. Bag aiman pati1isio logi d ari BPH 0 . Bagaimana pathway pada BPH 0 %. /p a man i1e sta si klin is dar BPH 0 '. /p a kompl ikasi dari BP H 0 -. /pa pe mer iks aan pen unj ang dar i BP H 0 &. /pa pe nat alak sanaan med is d ari BPH 0 !. Bagaim ana konsep asuh an keperawa tan pada BPH 0 1
30

Makalah Bab II Bph

Jul 08, 2018

Download

Documents

norsinta
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 1/30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau dalam bahasa umumnya

dinyatakan  sebagai Pembesaran Prostat Jinak (PPJ), merupakan suatu

 penyakit yang biasa terjadi. Di dunia, penderita BPH hanya pada kaum pria

kerana wanita tidak mempunyai kalenjar   prostat, maka oleh sebab itu, BPH

terjadi hanya pada kaum pria.

Di lihat secara histologi  penyakit BPH, secara umum membabitkan

!" pria pada usia #!$an, dan meningkat secara dramatis pada pria berusia

%!$an, dan &!" pada usia '! . Di indonesia, penyakit pembesaran prostat

 jinak menjadi urutan kedua  setelah penyakit batu saluran kemih, dan jika

dilihat secara umumnya,  diperkirakan hampir !" pria ndonesia yang

 berusia di atas ! tahun, dengan kini usia harapan hidup mencapai % tahun

ditemukan menderita penyakit  PPJ atau BPH ini. *elanjutnya, " pria

ndonesia sudah masuk ke dalam  lingkungan usia di atas %! tahun. *eperti

 juga BPH, kanker prostat juga menyerang pria berusia lebih dari ! dan

 pada usia di bawah itu bukan merupakan suatu yang abnormal. *ecara

khususnya di ndonesia, menurut (+H,!!-).

*etelah secara umum melihat dan mengetahui akan epidemiologi

dari kedua penyakit, yakni BPH dan kanker prostat, kami tertarik untuk 

mengetahui dengan lebih dalam lagi mengenai gambaran penyakit ini.

1.2. Rumusan Masalah. /pa pengertian dari BPH 0

. /pa klasi1ikasi dari BPH 0

2. /pa etiologi dari BPH 0

#. Bagaiman pati1isiologi dari BPH 0

. Bagaimana pathway pada BPH 0

%. /pa mani1estasi klinis dar BPH 0

'. /pa komplikasi dari BPH 0

-. /pa pemeriksaan penunjang dari BPH 0

&. /pa penatalaksanaan medis dari BPH 0

!. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada BPH 0

1

Page 2: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 2/30

1.3. Tujuan Penulsan

. 3ntuk mengetahui pengertian dari BPH

. 3ntuk mengetahui klasi1ikasi dari BPH

2. 3ntuk mengetahui etiologi dari BPH#. 3ntuk memahami pati1isiologi dari BPH

. 3ntuk memahami pathway pada BPH

%. 3ntuk mengetahui mani1estasi klinis dar BPH

'. 3ntuk mengetahui komplikasi dari BPH

-. 3ntuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari BPH

&. 3ntuk mengetahui penatalaksanaan medis dari BPH

!. 3ntuk memahami konsep asuhan keperawatan pada BPH

BAB IITIN!AUAN TE"RI

2.1. Pengertan

/da beberapa pengertian penyakit  Benigna Prostate Hiperplasia

(BPH) menurut beberapa ahli adalah 4

 Benigna Prostate Hiperplasia (BPH) merupakan perbesaran kelenjar 

 prostat, memanjang ke atas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran

2

Page 3: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 3/30

urin dengan menutupi ori1isium uretra akibatnya terjadi dilatasi ureter 

(hidroureter) dan ginjal (hidrone1rosis) secara bertahap (*melt5er dan Bare,

!!).

BPH merupakakan pertumbuhan nodul$nodul 1ibroadenomatosa

majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut dimulai dari bagian

 periuretral sebagai proli1erasi yang terbatas dan tumbuh dengan menekan

kelenjar normal yang tersisa, prostat tersebut mengelilingi uretra dan, dan

 pembesaran bagian periuretral menyebabkan obstruksi leher kandung kemih

dan uretra parsprostatika yang menyebabkan aliran kemih dari kandung

kemih (Price dan +ilson, !!%). BPH merupakan suatu keadaan yang sering

terjadi pada pria umur ! tahun atau lebih yang ditandai dengan terjadinya

 perubahan pada prostat yaitu prostat mengalami atro1i dan menjadi nodular,

 pembesaran dari beberapa bagian kelenjar ini dapat mengakibatkan

obstruksi urine ( Baradero, Dayrit, dkk, !!').

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa  Benigna

 Prostat Hiperplasi (BPH) merupakan penyakit pembesaran prostat yang

disebabkan oleh proses penuaan, yang biasa dialami oleh pria berusia !

tahun keatas, yang mengakibatkan obstruksi leher kandung kemih, dapat

menghambat pengosongan kandung kemih dan menyebabkan gangguan

 perkemihan.

2.2. Taha#an Perkem$angan Pen%akt BPH

Berdasarkan perkembangan penyakitnya menurut *jamsuhidajat dan

De jong (!!) secara klinis penyakit BPH dibagi menjadi # gradiasi 4

Derajat 4 /pabila ditemukan keluhan prostatismus, pada colok dubur 

ditemukan penonjolan prostat, batas atas mudah teraba dan sisa

urin kurang dari ! ml

Derajat 4 Ditemukan penonjolan prostat lebih jelas pada colok dubur dan

 batas atas dapat dicapai, sedangkan sisa 6olum urin !$!! ml.

Derajat 2 4 Pada saat dilakukan pemeriksaan colok dubur batas atas prostat

tidak dapat diraba dan sisa 6olum urin lebih dari !!ml.

3

Page 4: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 4/30

Derajat # 4 /pabila sudah terjadi retensi urine total

2.3. Et&l&g

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pastietiologi7penyebab terjadinya BPH, namun beberapa hipotesisi menyebutkan

 bahwa BPH erat kaitanya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron

(DH8) dan proses menua. 8erdapat perubahan  mikroskopik pada prostat

telah terjadi pada pria usia 2!$#! tahun. Bila perubahan mikroskopik ini

 berkembang, akan terjadi perubahan patologik anatomi yang ada pada pria

usia ! tahun, dan angka kejadiannya sekitar !", untuk usia -! tahun

angka kejadianya sekitar -!", dan usia &! tahun sekiatr !!" (Purnomo,

!)9tiologi yang belum jelas maka melahirkan beberapa hipotesa yang

diduga menjadi penyebab timbulnya Benigna Prosat, teori penyebab BPH

menurut Purnomo (!) meliputi, 8eori Dehidrotestosteron (DH8), teori

hormon (ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron), 1aktor 

interaksi stroma dan epitel$epitel, teori berkurangnya kematian sel

(apoptosis), teori sel stem.

. 8eori Dehidrotestosteron (DH8)

Dehidrotestosteron7 DH8 adalah metabolit androgen yang sangat penting

 pada pertumbuhan sel$sel kelenjar prostat. /ksis hipo1isis testis dan

reduksi testosteron menjadi dehidrotestosteron (DH8) dalam sel prostad

merupakan 1actor terjadinya penetrasi DH8 kedalam inti sel yang dapat

menyebabkan inskripsi pada :;/, sehingga dapat menyebabkan

terjadinya sintesis protein yang menstimulasi pertumbuhan sel prostat.

Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar DH8 pada BPH tidak 

 jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada

BPH, akti6itas en5im al1a <reduktase dan jumlah reseptor androgen

lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel$sel prostat pada BPH

lebih sensiti6e terhadap DH8 sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi

dibandingkan dengan prostat normal.

. 8eori hormone ( ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron)

Pada usia yang semakin tua, terjadi penurunan kadar testosteron

sedangkan kadar estrogen relati6e tetap, sehingga terjadi perbandingan

antara kadar estrogen dan testosterone relati6e meningkat. Hormon

4

Page 5: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 5/30

estrogen didalam prostat memiliki peranan dalam terjadinya poli1erasi

sel$sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan jumlah reseptor 

androgen, dan menurunkan jumlah kematian sel$sel prostat (apoptosis).

=eskipun rangsangan terbentuknya sel$sel baru akibat rangsangan

testosterone meningkat, tetapi sel$sel prostat telah ada mempunyai umur 

yang lebih panjang sehingga masa prostat jadi lebih besar.

2. >aktor interaksi *troma dan epitel epitel.

Di1erensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat secara tidak langsung

dikontrol oleh sel$sel stroma melalui suatu mediator yang disebut Growth

 factor . *etelah sel$sel stroma mendapatkan stimulasi dari  DH8 dan

estradiol, sel$sel stroma mensintesis suatu growth 1actor yang selanjutnya

mempengaruhi sel$sel stroma itu sendiri intrakrin dan autokrin, serta

mempengaruhi sel$sel epitel parakrin. *timulasi itu menyebabkan

terjadinya poli1erasi sel$sel epitel maupun sel stroma.  Basic Fibroblast 

Growth Factor   (b>?>) dapat menstimulasi sel stroma dan ditemukan

dengan konsentrasi yang lebih besar pada pasien dengan pembesaran

 prostad jinak. b>?> dapat diakibatkan oleh adanya mikrotrauma karena

miksi, ejakulasi atau in1eksi.

#. 8eori berkurangnya kematian sel (apoptosis)

Progam kematian sel (apoptosis) pada sel prostat adalah mekanisme

1isiologik untuk mempertahankan homeostatis kelenjar prostat. Pada

apoptosis terjadi kondensasi dan 1ragmentasi sel, yang selanjutnya sel$sel

yang mengalami apoptosis akan di1agositosis oleh sel$sel di sekitarnya,

kemudian didegradasi oleh en5im lisosom. Pada jaringan normal,

terdapat keseimbangan antara laju poli1erasi sel dengan kematian sel.

Pada saat terjadi pertumbuhan prostat sampai pada prostat dewasa,

 penambahan jumlah sel$sel prostat baru dengan yang mati dalam keadaan

seimbang. Berkurangnya jumlah sel$sel prostat baru dengan prostat yang

mengalami apoptosis menyebabkan jumlah sel$sel prostat secara

keseluruhan menjadi meningkat, sehingga terjadi pertambahan masa

 prostat.

. 8eori sel stem

*el$sel yang telah apoptosis selalu dapat diganti dengan sel$sel baru.

Didalam kelenjar prostat istilah ini dikenal dengan suatu sel stem, yaitu

5

Page 6: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 6/30

sel yang mempunyai kemampuan berpoli1erasi sangat ekstensi1.

@ehidupan sel ini sangat tergantung pada keberadaan hormone androgen,

sehingga jika hormone androgen kadarnya menurun, akan terjadi

apoptosis. 8erjadinya poli1erasi sel$sel BPH dipostulasikan sebagai

ketidaktepatan akti6itas sel stem sehingga terjadi produksi yang

 berlebihan sel stroma maupun sel epitel.

2.'. Pat&(s&l&g

Hiperplasi prostat adalah pertumbuhan nodul$nodul 1ibroadenomatosa

majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut dimulai dari bagian

 periuretral sebagai proli1erasi yang terbatas dan tumbuh dengan menekankelenjar normal yang tersisa. Jaringan hiperplastik terutama terdiri dari

kelenjar dengan stroma 1ibrosa dan otot polos yang jumlahnya berbeda$

 beda. Proses pembesaran prostad terjadi secara perlahan$lahan sehingga

 perubahan pada saluran kemih juga terjadi secara perlahan$lahan. Pada

tahap awal setelah terjadi pembesaran prostad, resistensi pada leher buli$buli

dan daerah prostad meningkat, serta otot destrusor menebal dan merenggang

sehingga timbul sakulasi atau di6ertikel. >ase penebalan destrusor disebut

1ase kompensasi, keadaan berlanjut, maka destrusor menjadi lelah dan

akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk 

 berkontraksi7terjadi dekompensasi sehingga terjadi retensi urin. Pasien tidak 

 bisa mengosongkan 6esika urinaria dengan sempurna, maka akan terjadi

statis urin. 3rin yang statis akan menjadi alkalin dan media yang baik untuk 

 pertumbuhan bakteri ( Baradero, dkk !!').

bstruksi urin yang berkembang secara perlahan$lahan dapat

mengakibatkan aliran urin tidak deras dan sesudah berkemih masih ada urin

yang menetes, kencing terputus$putus (intermiten), dengan adanya obstruksi

maka pasien mengalami kesulitan untuk memulai berkemih (hesitansi).

?ejala iritasi juga menyertai obstruksi urin. Aesika urinarianya mengalami

iritasi dari urin yang tertahan tertahan didalamnya sehingga pasien merasa

 bahwa 6esika urinarianya tidak menjadi kosong setelah berkemih yang

mengakibatkan inter6al disetiap berkemih lebih pendek (nokturia dan

1rekuensi), dengan adanya gejala iritasi pasien mengalami perasaan ingin

6

Page 7: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 7/30

 berkemih yang mendesak7 urgensi dan nyeri saat berkemih atau disuria

( Purnomo, !).

8ekanan 6esika yang lebih tinggi daripada tekanan s1ingter dan

obstruksi, akan terjadi inkontinensia paradoks. :etensi kronik menyebabkan

re1luk 6esiko ureter, hidroureter, hidrone1rosis dan gagal ginjal. Proses

kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi in1eksi. Pada waktu miksi penderita

harus mengejan sehingga lama kelamaan menyebabkan hernia atau

hemoroid. @arena selalu terdapat sisa urin, dapat menyebabkan

terbentuknya batu endapan didalam kandung kemih. Batu ini dapat

menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuria. Batu tersebut dapat

 juga menyebabkan sistitis dan bila terjadi re1luk akan mengakibatkan pielone1ritis (*jamsuhidajat dan De jong, !!).

2.). PATH*A+

7

Page 8: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 8/30

2.,. Man(estas -lns

bstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih

maupun keluhan diluar saluran kemih. =enurut Purnomo (!) dan tanda

dan gejala dari BPH yaitu 4 keluhan pada saluran kemih bagian bawah,

gejala pada saluran kemih bagian atas, dan gejala di luar saluran kemih.

. @eluhan pada saluran kemih bagian bawah

a. ?ejala obstruksi meliputi 4 :etensi urin (urin tertahan dikandung

kemih sehingga urin tidak bisa keluar), hesitansi (sulit memulai

miksi), pancaran miksi lemah, ntermiten (kencing terputus$putus),

dan miksi tidak puas (menetes setelah miksi)

 b. ?ejala iritasi meliputi 4 >rekuensi, nokturia, urgensi (perasaan

ingin miksi yang sangat mendesak) dan disuria (nyeri pada saat

miksi).

. ?ejala pada saluran kemih bagian atas

@eluhan akibat hiperplasi prostat pada sluran kemih bagian atas berupa

adanya gejala obstruksi, seperti nyeri pinggang, benjolan dipinggang

(merupakan tanda dari hidrone1rosis), atau demam yang merupakan tanda

in1eksi atau urosepsis.

2. ?ejala diluar saluran kemih

Pasien datang diawali dengan keluhan penyakit hernia inguinalis atau

8

Page 9: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 9/30

hemoroid. 8imbulnya penyakit ini dikarenakan sering mengejan pada

saat miksi sehingga mengakibatkan tekanan intraabdominal. /dapun

gejala dan tanda lain yang tampak pada pasien BPH, pada pemeriksaan

 prostat didapati membesar, kemerahan, dan tidak nyeri tekan, keletihan,

anoreksia, mual dan muntah, rasa tidak nyaman pada epigastrik, dan

gagal ginjal dapat terjadi dengan retensi kronis dan 6olume residual yang

 besar.

2.. -&m#lkas

=enurut *jamsuhidajat dan De Jong (!!) komplikasi BPH adalah 4

1. :etensi urin akut, terjadi apabila buli$buli menjadi dekompensasi

2. n1eksi saluran kemih3. n6olusi kontraksi kandung kemih

'. :e1luk kandung kemih

). Hidroureter dan hidrone1rosis dapat terjadi karena produksi urin terus

 berlanjut maka pada suatu saat buli$buli tidak mampu lagi menampung

urin yang akan mengakibatkan tekanan intra6esika meningkat.

,. ?agal ginjal bisa dipercepat jika terjadi in1eksi

. Hematuri, terjadi karena selalu terdapat sisa urin, sehingga dapat

terbentuk batu endapan dalam buli$buli, batu ini akan menambah

keluhan iritasi. Batu tersebut dapat pula menibulkan sistitis, dan bila

terjadi re1luks dapat mengakibatkan pielone1ritis.

/. Hernia atau hemoroid lama$kelamaan dapat terjadi dikarenakan pada

waktu miksi pasien harus mengedan.

2./. Pemerksaan Penunjang

=enurut Purnomo (!) dan Baradero dkk (!!') pemeriksaan

 penunjang yang dapat dilakukan pada penderita BPH meliputi 4

10 aboratorium

a0 /nalisi urin dan pemeriksaan mikroskopik urin penting

dilakukan untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri dan in1eksi.

Pemeriksaan kultur urin berguna untuk menegtahui kuman

 penyebab in1eksi dan sensiti6itas kuman terhadap beberapa

antimikroba.

$0 Pemeriksaan 1aal ginjal, untuk mengetahui kemungkinan

adanya penyulit yang menegenai saluran kemih bagian atas.

9

Page 10: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 10/30

9lektrolit, kadar ureum dan kreatinin darah merupakan in1ormasi

dasar dari 1ungsin ginjal dan status metabolic.

0 Pemeriksaan  prostate specific antigen  (P*/) dilakukan

sebagai dasar penentuan perlunya biopsy atau sebagai deteksi dini

keganasan. Bila nilai P*/ C#ng7ml tidak perlu dilakukan biopsy.

*edangkan bila nilai P*/ #$! ng7ml, hitunglah  prostate  specific

antigen density (P*/D) lebih besar sama dengan !,  maka

sebaiknya dilakukan biopsy prostat, demikian pula bila nila P*/

! ng7ml.

20 :adiologis7pencitraan

=enurut Purnomo (!) pemeriksaan radiologis bertujuan

untuk memperkirakan 6olume BPH, menentukan derajat dis1ungsi

 buli$buli dan 6olume residu urin serta untuk mencari kelainan

 patologi lain, baik yang berhubungan maupun tidak berhubungan

dengan BPH.

a0 >oto polos abdomen, untuk mengetahui kemungkinan adanya

 batu opak di saluran kemih, adanya batu7kalkulosa prostat, dan

adanya bayangan buli$buli yang penuh dengan urin sebagai tandadanya retensi urin. Dapat juga dilihat lesi osteoblastik sebagai

tanda metastasis dari keganasan prostat, serta osteoporosis

akibat kegagalan ginjal.

$0 Pemeriksaan Pielografi intravena ( AP ), untuk memperkirakan

 besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan dengan adanya

indentasi prostat (pendesakan buli$buli oleh kelenjar prostat)

atau ureter dibagian distal yang berbentuk seperti mata kail

(hooked   fish)7gambaran ureter berbelok$belok di 6esika, penyulit

yang  terjadi pada buli$buli yaitu adanya trabekulasi, di6ertikel

atau sakulasi buli$buli.

0 Pemeriksaan 3*? transektal, untuk mengetahui besar kelenjar 

 prostat, memeriksa masa ginjal, menentukan jumlah residual

urine, menentukan 6olum buli$buli, mengukur sisa urin dan batu

ginjal, di6ertikulum atau tumor buli$buli, dan mencari kelainan

yang mungkin ada dalam buli$buli.

10

Page 11: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 11/30

2.. Penatalaksanaan

. bser6asi

Biasanya dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan. Pasien

dianjurkan untuk mengurangi minum setelah makan malam yang

ditujukan agar tidak terjadi nokturia, menghindari obat$obat dekongestan

(parasimpatolitik), mengurangi minum kopi dan tidak diperbolehkan

minum alkohol agar tidak terlalu sering miksi. Pasien dianjurkan untuk 

menghindari mengangkat barang yang berat agar perdarahan dapat

dicegah. /jurkan pasien agar sering mengosongkan kandung kemih

(jangan menahan kencing terlalu lama) untuk menghindari distensi

kandung kemih dan hipertro1i kandung kemih. *ecara periodik pasien

dianjurkan untuk melakukan control keluhan, pemeriksaan laboratorium,

sisa kencing dan pemeriksaan colok dubur (Purnomo, !).

Pemeriksaan derajat obstruksi prostat menurut Purnomo (!)

dapat diperkirakan dengan mengukur residual urin dan pancaran urin4

a. :esidual urin, yaitu jumlah sisa urin setelah miksi. *isa urin dapat

diukur dengan cara melakukan kateterisasi setelah miksi atau

ditentukan dengan pemeriksaan 3*? setelah miksi.

 b. Pancaran urin (1low rate), dapat dihitung dengan cara menghitung

 jumlah urin dibagi dengan lamanya miksi berlangsung (ml7detik) atau

dengan alat uro1ometri yang menyajikan gambaran gra1ik pancaran

urin.

. 8erapi medikamentosa

=enurut Baradero dkk (!!') tujuan dari obat$obat yang

diberikan pada penderita BPH adalah 4

a. =engurangi pembesaran prostat dan membuat otot$otot berelaksasi

untuk mengurangi tekanan pada uretra

 b. =engurangi resistensi leher buli$buli dengan obat$obatan golonganal1a blocker (penghambat al1a adrenergenik)

c. =engurangi 6olum prostat dengan menentuan kadar hormone

testosterone7 dehidrotestosteron (DH8).

/dapun obat$obatan yang sering digunakan pada pasien BPH, menurut

Purnomo (!) diantaranya 4 penghambat adrenergenik al1a,

 penghambat en5in al1a reduktase, 1ito1armaka.

. Penghambat adrenergenik al1a

bat$obat yang sering dipakai adalah  prazosin,

11

Page 12: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 12/30

doxazosin,terazosin,afluzosin atau yang lebih selekti1 al1a a

(8amsulosin). Dosis dimulai mg7hari sedangkan dosis tamsulosin

adalah !,$!,# mg7hari. Penggunaaan antagonis al1a adrenergenik 

karena secara selekti1 dapat mengurangi obstruksi pada buli$buli tanpa

merusak kontraktilitas detrusor. bat ini menghambat reseptor$

reseptor yang banyak ditemukan pada otot polos di trigonum, leher 

6esika, prostat, dan kapsul prostat sehingga terjadi relakasi didaerah

 prostat. bat$obat golongan ini dapat memperbaiki keluhan miksi dan

laju pancaran urin. Hal ini akan menurunkan tekanan pada uretra pars

 prostatika sehingga gangguan aliran air seni dan gejala$gejala

 berkurang. Biasanya pasien mulai merasakan berkurangnya keluhan

dalam $ minggu setelah ia mulai memakai obat. 91ek samping yang

mungkin timbul adalah pusing, sumbatan di hidung dan lemah. /da

obat$obat yang menyebabkan ekasaserbasi retensi urin maka perlu

dihindari seperti antikolinergenik, antidepresan, transEuili5er,

dekongestan, obat$obat ini mempunyai e1ek pada otot kandung kemih

dan s1ingter uretra.

. Pengahambat en5im al1a reduktase

bat yang dipakai adalah 1inasteride (proscar) dengan dosis F

mg7hari. bat golongan ini dapat menghambat pembentukan DH8

sehingga prostat yang membesar akan mengecil. ;amun obat ini

 bekerja lebih lambat dari golongan al1a bloker dan man1aatnya hanya

 jelas pada prostat yang besar. 91ekti1itasnya masih diperdebatkan

karena obat ini baru menunjukkan perbaikan sedikit7 - " dari

keluhan pasien setelah %$ bulan pengobatan bila dilakukan terus

menerus, hal ini dapat memperbaiki keluhan miksi dan pancaran

miksi. 91ek samping dari obat ini diantaranya adalah libido, impoten

dan gangguan ejakulasi.

2. >ito1armaka71itoterapi

Penggunaan 1itoterapi yang ada di ndonesia antara lain e6iprostat.

*ubstansinya misalnya  pygeum africanum, saw palmetto, serenoa

repeus dll. /1eknya diharapkan terjadi setelah pemberian selama $

 bulan dapat memperkecil 6olum prostat.

2. 8erapi bedah

12

Page 13: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 13/30

Pembedahan adalah tindakan pilihan, keputusan untuk dilakukan

 pembedahan didasarkan pada beratnya obstruksi, adanya *@, retensio

urin berulang, hematuri, tanda penurunan 1ungsi ginjal, ada batu saluran

kemih dan perubahan 1isiologi pada prostat. +aktu penanganan untuk 

tiap pasien ber6ariasi tergantung pada beratnya gejala dan komplikasi.

=enurut *melt5er dan Bare (!!) inter6ensi bedah yang dapat

dilakukan meliputi 4 pembedahan terbuka dan pembedahan endourologi.

a. Pembedahan terbuka, beberapa teknik operasi prostatektomi terbuka

yang biasa digunakan adalah 4

) Prostatektomi suprapubik 

/dalah salah satu metode mengangkat kelenjar melalui insisi

abdomen. nsisi dibuat dikedalam kandung kemih, dan kelenjar 

 prostat diangat dari atas. 8eknik demikian dapat digunakan untuk 

kelenjar dengan segala ukuran, dan komplikasi yang mungkin

terjadi ialah pasien akan kehilangan darah yang cukup banyak 

dibanding dengan metode lain, kerugian lain yang dapat terjadi

adalah insisi abdomen akan disertai bahaya dari semua prosedur 

 bedah abdomen mayor.

) Prostatektomi perineal

/dalah suatu tindakan dengan mengangkat kelenjar melalui suatu

insisi dalam perineum. 8eknik ini lebih praktis dan sangat berguan

untuk biopsy terbuka. Pada periode pasca operasi luka bedah

mudah terkontaminasi karena insisi dilakukan dekat dnegan

rectum. @omplikasi yang mungkin terjadi dari tindakan ini adalah

inkontinensia, impotensi dan cedera rectal.

2) Prostatektomi retropubik

/dalah tindakan lain yang dapat dilakukan, dengan cara insisi

abdomen rendah mendekati kelenjar prostat, yaitu antara arkus

 pubis dan kandung kemih tanpa memasuki kandung kemih. 8eknik 

ini sangat tepat untuk kelenjar prostat yang terletak tinggi dalam

 pubis. =eskipun jumlah darah yang hilang lebih dapat dikontrol

dan letak pembedahan lebih mudah dilihat, akan tetapi in1eksi

dapat terjadi diruang retropubik.

 b. Pembedahan endourologi, pembedahan endourologi transurethral dapat

dilakukan dengan memakai tenaga elektrik diantaranya4

13

Page 14: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 14/30

) ransurethral Prostatic !esection (83:P)

=erupakan tindakan operasi yang paling banyak dilakukan, reseksi

kelenjar prostat dilakukan dengan transuretra menggunakan cairan

irigan (pembilas) agar daerah yang akan dioperasi tidak tertutup

darah. ndikasi 83:P ialah gejala$gejala sedang sampai berat,

6olume prostat kurang dari &! gr.8indakan ini dilaksanakan apabila

 pembesaran prostat terjadi dalam lobus medial yang langsung

mengelilingi uretra. *etelah 83:P yang memakai kateter threeway.

rigasi kandung kemih secara terus menerus dilaksanakan untuk 

mencegah pembekuan darah. =an1aat pembedahan 83:P antara

lain tidak meninggalkan atau bekas sayatan serta waktu operasi danwaktu tinggal dirumah sakit lebih singkat.@omplikasi 83:P

adalah rasa tidak enak pada kandung kemih, spasme kandung

kemih yang terus menerus, adanya perdarahan, in1eksi, 1ertilitas

(Baradero dkk, !!').

) ransurethral "ncision of the Prostate (83P) 

/dalah prosedur lain dalam menangani BPH. 8indakan ini

dilakukan apabila 6olume prostat tidak terlalu besar atau prostat

1ibrotic. ndikasi dari penggunan 83P adalah keluhan sedang atau

 berat, dengan 6olume prostat normal7kecil (2! gram atau kurang).

8eknik yang dilakukan adalah dengan memasukan instrument

kedalam uretra. *atu atau dua buah insisi dibuat pada prostat dan

kapsul prostat untuk mengurangi tekanan prostat pada uretra dan

mengurangi konstriksi uretral. @omplikasi dari 83P adalah pasien

 bisa mengalami ejakulasi retrograde (!$2'") (*melt5er dan Bare,

!!).2) 8erapi in6asi6e minimal

=enurut Purnomo (!) terapai in6asi6e minimal dilakukan pada

 pasien dengan resiko tinggi terhadap tindakan pembedahan. 8erapi

in6asi6e minimal diantaranya ransurethral #icrovawe

hermotherapy (83=8), ransuretral Ballon $ilatation (83BD),

ransuretral %eedle &blation7/blasi jarum 8ransuretra (83;/),

Pemasangan stent uretra atau prostatcatt'

a) ransurethral #icrovawe hermotherapy (83=8), jenis

14

Page 15: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 15/30

 pengobatan ini hanya dapat dilakukan di beberapa rumah sakit

 besar. Dilakukan dengan cara pemanasan prostat menggunakan

gelombang mikro yang disalurkan ke kelenjar prostat melalui

transducer yang diletakkan di uretra pars prostatika, yang

diharapkan jaringan prostat menjadi lembek. /lat yang dipakai

antara lain prostat.

 b) ransuretral Ballon $ilatation (83BD), pada tehnik ini

dilakukan dilatasi (pelebaran) saluran kemih yang berada di

 prostat dengan menggunakan balon yang dimasukkan melalui

kateter. 8eknik ini e1ekti1 pada pasien dengan prostat kecil,

kurang dari #! cm2. =eskipun dapat menghasilkan perbaikangejala sumbatan, namun e1ek ini hanya sementar, sehingga cara

ini sekarang jarang digunakan.

c) ransuretral %eedle &blation (83;/), pada teknik ini

memakai energy dari 1rekuensi radio yang menimbulkan panas

mencapai !! derajat selsius, sehingga menyebabkan nekrosis

 jaringan prostat. Pasien yang menjalani 83;/ sering kali

mengeluh hematuri, disuria, dan kadang$kadang terjadi retensi

urine (Purnomo, !).

d) Pemasangan stent uretra atau  prostatcatth yang dipasang pada

uretra prostatika untuk mengatasi obstruksi karena pembesaran

 prostat, selain itu supaya uretra prostatika selalu terbuka,

sehingga urin leluasa melewati lumen uretra prostatika.

Pemasangan alat ini ditujukan bagi pasien yang tidak mungkin

menjalani operasi karena resiko pembedahan yang cukup

tinggi.

15

Page 16: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 16/30

BAB III

-"NEP AUHAN -EPERA*ATAN

3.1. Pengkajan

Pengkajian 1okus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderita BPH

merujuk pada teori menurut *melt5er dan Bare (!!) , 8ucker dan

Gannobio (!!-) ada berbagai macam, meliputi 4

a. Demogra1i

@ebanyakan menyerang pada pria berusia diatas ! tahun. :as kulit

hitam memiliki resiko lebih besar dibanding dengan ras kulit putih.

*tatus social ekonomi memili peranan penting dalam terbentuknya

1asilitas kesehatan yang baik. Pekerjaan memiliki pengaruh terserang

 penyakit ini, orang yang pekerjaanya mengangkat barang$barang berat

16

Page 17: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 17/30

memiliki resiko lebih tinggi..

$. :iwayat penyakit sekarang

Pada pasien BPH keluhan keluhan yang ada adalah 1rekuensi , nokturia,

urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak puas sehabis miksi,

hesistensi ( sulit memulai miksi), intermiten (kencing terputus$putus),

dan waktu miksi memanjang dan akhirnya menjadi retensi urine.

. :iwayat penyakit dahulu

@aji apakah memilki riwayat in1eksi saluran kemih (*@), adakah

riwayat mengalami kanker prostat. /pakah pasien pernah menjalani

 pembedahan prostat 7 hernia sebelumnya.

4. :iwayat kesehatan keluarga

@aji adanya keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita

 penyakit BPH.

e. Pola kesehatan 1ungsional

10 9liminasi

Pola eliminasi kaji tentang pola berkemih, termasuk 1rekuensinya,

ragu ragu, menetes, jumlah pasien harus bangun pada malam hari

untuk berkemih (nokturia), kekuatan system perkemihan. 8anyakan pada pasien apakah mengedan untuk mulai atau mempertahankan

aliran kemih. Pasien ditanya tentang de1ikasi, apakah ada kesulitan

seperti konstipasi akibat dari prostrusi prostat kedalam rectum.

20 Pola nutrisi dan metabolisme

@aji 1rekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan, jumlah

minum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau keadaan

yang mengganggu nutrisi seperti anoreksia, mual, muntah,

 penurunan BB.

30 Pola tidur dan istirahat

@aji lama tidur pasien, adanya waktu tidur yang berkurang karena

1rekuensi miksi yang sering pada malam hari ( nokturia ).

'0  ;yeri7kenyamanan

 ;yeri supra pubis, panggul atau punggung, tajam, kuat, nyeri

 punggung bawah

)0 Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

17

Page 18: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 18/30

Pasien ditanya tentang kebiasaan merokok, penggunaan obat$obatan,

 penggunaan alkhohol.

,0 Pola akti1itas

8anyakan pada pasien akti1itasnya sehari < hari, akti1itas penggunaan

waktu senggang, kebiasaan berolah raga. Pekerjaan mengangkat

 beban berat. /pakah ada perubahan sebelum sakit dan selama sakit.

Pada umumnya akti1itas sebelum operasi tidak mengalami gangguan,

dimana pasien masih mampu memenuhi kebutuhan sehari < hari

sendiri.

0 *eksualitas

@aji apakah ada masalah tentang e1ek kondisi7terapi pada kemampua

seksual akibat adanya penurunan kekuatan ejakulasi dikarenakan

oleh pembesaran dan nyeri tekan pada prostat.

/0 Pola persepsi dan konsep diri

=eliputi in1ormasi tentang perasaan atau emosi yang dialami atau

dirasakan pasien sebelum pembedahan dan sesudah pembedahan

 pasien biasa cemas karena kurangnya pengetahuan terhadap

 perawatan luka operasi.

3.2. Dagn&sa -e#era5atan

Diagnosa keperawatan pada penyakit BPH menurut Garpenito (!!') dan

8ucker dan Gannobio (!!-) adalah 4

. Pre perasi

a. ;yeri akut berhubungan dengan peregangan dari terminal sara1,

distensi kandung kemih, in1eksi urinaria, e1ek mengejan saat miksi

sekunder dari pembesaran prostat dan obstruksi uretra.

 b. :etensi urin akut7kronis berhubungan dengan obstruksi mekanik,

 pembesaran prostat, dekompensasi otot destrusor, ketidakmampuan

kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat.

c. /nsietas7cemas berhubungan dengan krisis situasi, perubahan status

kesehatan, kekhawatiran tentang pengaruhnya pada /D atau

menghadapi prosedur bedah.

d. @urang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan

 berhubungan dengan kurangnya in1ormasi.

18

Page 19: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 19/30

. Post perasi

a. ;yeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih dan insisi

sekunder pada pembedahan

 b. :etensi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik4 bekuan

darah, edema, trauma, prosedur bedah, tekanan dan iritasi kateter.

c. :esiko perdarahan berhubungan dengan insisi area bedah 6askuler 

( tindakan pembedahan) , reseksi bladder, kelainan pro1il darah.

d. :esiko in1eksi berhubungan dengan prosedur in6asi14 alat selama

 pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih.

e. :esiko terhadap dis1ungsi seksual berhubungan dengan ketakutan

impoten akibat dari pembedahan.

19

Page 20: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 20/30

3.3. Inter6ens

(')'

('*' $i

agnosa

 +eperawa

tan

('' u-ua

n . +riteria

 Hasil 

('/' "ntervensi ('0' !asional  

2.&. 3.17. :e

tensi urin

akut7kroni

s

 berhubung

an dengan

obstruksi

mekanik,

 pembesara

n prostat,

dekompen

sasi otot

destrusor,

ketidakma

2.. 8

ujuan4

2.2. *e

telah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ...

#jam pasien

tidak terjadi

retensi urine

2.#. @r  

iteria hasil4

2.. Pa

. Dorong pasien untuk berkemih tiap $#

 jam atau bila tiba$tiba dirasakan

. bser6asi aliran urin, perhatikan ukuran

dan kekuatan.

2. /wasi dan catat waktu tiap berkemih dan

 jumlah tiap berkemih, perhatikan

 penurunan haluaran urin dan perubahan

 berat jenis.

#. akukan perkusi7palpasi suprapubik

. Dorong masukan cairan sampai 2!!! ml

sehari

%. @aji tanda$tanda 6ital, timbang BB tiap

hari, pertahankan pemasukan dan

 pengeluaran yang akurat

'. akukan rendam duduk sesuai indikasi

-. @olaborasi pemberian obat

) =eminimalkan retensi urin distensi

 berlebihan pada kandung kemih.

) Berguna untuk menge6aluasi

obstruksi dan pilihan inter6ensi

2) :etensi urine meningkatkan tekanan

dalam saluran perkemihan atas, yang

dapat mempengaruhi 1ungsi ginjal.

#) Distensi kandung kemih dapat

dirasakan diarea suprapubik 

) Peningkatan aliran cairan

mempertahankan per1usi ginjal dan

membersihkan ginjal dan kandung

kemih dari pertumbuhan bakteri

%) @ehilangan 1ungsi ginjal

mengakibatkan penuruna eliminasi

cairan dan akumulasi sisa toksik,

20

Page 21: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 21/30

mpuan

kandung

kemih

untuk

 berkontraksi

dengan

adekuat.

2..

sien

menunjukkan

residu pasca

 berkemih

kurang dari! ml,

dengan tidak 

adanya

tetesan atau

kelebihan

cairan.

dapat berlanjut kepenuruan ginjal total

') =eningkatkan relaksasi otot,

 penuruan edema, dan dapat

meningkatkan upaya berkemih.-) =empercepat proses penyembuhan.

2.%.

.

2.'. ;y

eri akut

 berhubung

an dengan

 pereganga

n dari

terminal

sara1,

2.-. 8ujua

n 4

2.&. *etela

h dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ...

#jam nyeri

. @aji tipe nyeri, perhatikan lokasi,

intensitas (skala !$!) lamanya.

. Pertahankan tirah baring bila

diindikasikan

2. Berikan tindakan kenyamanan, distraksi

selama nyeri akut seperti, pijatan

 punggung 4 membantu pasien melakukan

 posisi yang nyaman4 mendorong

 penggunaan relaksasi7latihan na1as

) =emberikan in1ormasi untuk 

membantu dalam menentukan

 pilihan7kee1ekti1an inter6ensi

) 8irah baring mungkin diperlukan pada

awal selama 1ase retensi akut. ;amunambulasi dini dapat memperbaiki pola

 berkemih normal dan menghilangkan

nyeri kolik 

2) =eningkatkan relaksasi,

21

Page 22: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 22/30

distensi

kandung

kemih,

in1eksi

urinaria,e1ek

mengejan

saat miksi

sekunder

dari

 pembesara

n prostat

dan

obstruksi

uretra.

hilang,

terkontrol

2.!. @riter  

ia hasil 4

2.. pasien

melaporkan

nyeri hilang

dan

terkontrol

 pasien

tampak 

rileks,

mampu

untuk tidur 

dan istirahat

dengan tepat.

dalam4 akti6itas terapeutik

#. Dorong menggunakan rendam duduk,

gunakan sabun hangat untuk perineum

. @olaborasi pemberian obat pereda nyeri

(analgetik)

mem1okuskan kembali perhatian dan

dapat meningkatkan kemampuan

koping

#) =eningkatkan relaksasi otot) =enurunkan adanya nyeri, dan kaji 2!

menit kemudian untuk mengetahuikee1ekti6itasnya.

2.. 2.2. 2.#. 2.. 2.%.

2.'.

2.

3.2/. :e

siko

2.&. 8ujuan 4

2.2!. 8idak

. Jelaskan pada pasien tentang sebab

terjadi perdarahan setelah

) =enurunkan kecemasan pasien

dan mengetahui tanda < tanda

22

Page 23: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 23/30

 perdaraha

n

 berhubung

an dengan

insisi area

 bedah

6askuler 

( tindakan

 pembedah

an) ,

reseksi

 bladder,

kelainan

 pro1il

darah.

terjadi

 perdarahan

2.2. @riteria

Hasil 4

) Pasien tidakmenunjukkan tanda <

tanda perdarahan

) 8anda < tanda 6ital

dalam batas normal .

2) 3rine lancar lewat

kateter

 pembedahan dan tanda < tanda

 perdarahan .

. rigasi aliran kateter jika terdeteksi

gumpalan dalm saluran kateter .2. *ediakan diet makanan tinggi serat

dan memberi obat untuk  

memudahkan de1ekasi .

#. =encegah pemakaian termometer 

rektal, pemeriksaan rektal atau

huknah, untuk sekurang < kurangnya

satu minggu .

. Pantau traksi kateter4 catat waktu

traksi di pasang dan kapan traksi

dilepas .

%. bser6asi tanda < tanda 6ital

tiap # jam, masukan dan haluaran

dan warna urine.

 perdarahan.

) ?umpalan dapat menyumbat

kateter, menyebabkan peregangan

dan perdarahan kandung kemih.2) Dengan peningkatan tekanan

 pada 1osa prostatik yang akanmengendapkan perdarahan

#) Dapat menimbulkan perdarahan

 prostat.) 8raksi kateter menyebabkan

 pengembangan balon ke sisi 1osa

 prostatik, menurunkan

 perdarahan. 3mumnya dilepas 2

 < % jam setelah pembedahan

%) Deteksi awal terhadap

komplikasi, dengan inter6ensi

yang tepat mencegah kerusakan

 jaringan yang permanen.2.2.

#.

3.33. :e

siko

in1eksi

 berhubung

2.2. 8ujua

n 4

2.2%. *etela

h dilakukan

. Pertahankan sistem kateter steril, berikan

 perawatan kateter dengan steril.

. /njurkan intake cairan yang cukup

( !! < 2!!! ) sehingga dapat

) =encegah pemasukan bakteri dan

in1eksi.

) =eningkatkan output urine sehingga

resiko terjadi *@ dikurangi dan

23

Page 24: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 24/30

an dengan

 prosedur 

in6asi14

alat

selama

 pembedah

an,

kateter,

irigasi

kandung

kemih.

2.2#.

tindakan

keperawatan

selama ...

#jam pasien

tidakmenunjukkan

tanda < tanda

in1eksi

2.2'. @riter  

ia hasil 4

.Pasien tidak mengalami

in1eksi..8anda < tanda 6ital dalam

 batas normal dan tidak ada

tanda < tanda syok.

menurunkan potensial in1eksi.

2. Pertahankan posisi urine bag dibawah

#. bser6asi tanda < tanda 6ital, laporkan

tanda < tanda shock dan demam.

. bser6asi urine4 warna, jumlah, bau.%. @olaborasi dengan dokter untuk 

memberi obat antibiotik 

mempertahankan 1ungsi ginjal

2) =enghindari re1leks balik urine yang

dapat memasukkan bakteri ke

kandung kemih.#) =encegah sebelum terjadi shock.

) =engidenti1ikasi adanya in1eksi.%) 3ntuk mencegah in1eksi dan

membantu proses penyembuhan.

2.2-.

.

2.2&. /n

sietas7cem

as

 berhubung

an dengan

2.#!. 8uju

an 4

2.#. *etel

ah dilakukan

tindakan

. Damping pasien dan bina hubungan

saling percaya

. Berikan in1ormasi tentang prosedur 

tindakan yang akan dilakukan

2. Dorong pasien7orang terdekat untuk 

) =enunjukkan perhatian dan keinginan

untuk membantu.

) =embantu pasien dalam memahami

tujuan dari suatu tindakan.

2) =emberikan kesempatan pada pasien

24

Page 25: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 25/30

krisis

situasi,

 perubahan

status

kesehatan,kekhawati

ran

tentang

 pengaruhn

ya pada

/D atau

menghada

 pi

 prosedur

 bedah.

keperawatan

selama ...

#jam pasien

tampak

rileks.2.#. @rite

ria hasil 4

2.#2. meny

atakan

 pengetahuan

yang akurat

tentang

situasi,

menunjukkan

rentang tepat

tentang

 perasaan dan

 penurunan

rasa takut

menyatakan masalah7perasaan

#. Beri in1ormasi pada pasien sebelum

dilakukan tindakan

dan konsep solusi pemecahan masalah

#) =emungkinkan pasien untuk

menerima kenyataan dan menguatkan

kepercayaan pada pemberi perawatan

dan pemberian in1ormasi.

25

Page 26: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 26/30

2.##.

%.

3.'). @u

rang

 pengetahu

an tentang

kondisi

dan

kebutuhan

 pengobata

n

 berhubung

an dengan

kurangnya

in1ormasi.

2.#%. 8ujua

n 4

2.#'. =eny

atakan

 pemahamantentang

 proses

 penyakit dan

 prognosisnya

.

2.#-. @riter  

ia Hasil 4

2.#&. =ela

kukan

 perubahan

 pola hidup

dan

 berpartisipasi

dalam

. Dorong pasien menyatakan rasa

takut perasaan dan perhatian.

. @aji ulang proses penyakit,

 pengalaman pasien

2. Berikan in1ormasi tentang

 penyakit yang diderita pasien#. Berikan penjelasan tentang

tindakan7pengobatan yang akan

dilakukan

) =embantu pasien dalam

mengalami perasaan.

) =emberi dasar pengetahuan

dimana pasien dapat membuat pilihan

terapi

2) =eningkatkan pengetahuan

 pasien terhadap penyakit yang

dideritanya

#) =eningkatkan pengetahuan

 pasien terhadap tindakan untuk 

menyembuhkan penyakitnya.

26

Page 27: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 27/30

 program

 pengobatan

2.!.

'.

3.)1. :e

siko

terhadap

dis1ungsi

seksual

 berhubung

an dengan

ketakutan

impoten

akibat dari

 pembedah

an.

2..

2.2. 8ujua

n 4

2.#. 8amp

ak rileks dan

melaporkan

ansietas

menurun

sampai

tingkat dapat

diatasi

2.. @riter  

ia hasil 4

2.%. =eny

atakan

 pemahaman

situasional

indi6idu,

. Dampingi pasien dan bina hubungan

saling percaya

. Berikan in1ormasi yang tepat tentang

harapan kembalinya 1ungsi seksual2. Diskusikan ejakulasi retrograde bila

 pendekatan transurethral7suprapubik 

digunakan

#. /njurkan pasien untuk latihan perineal

dan interupsi7continue aliran urin

2.'.

) =enunjukkan perhatian dan keinginan

untuk membantu

) mpotensi 1isiologis terjadi bila syara1 

 perineal dipotong selama prosedur 

radikal.

2) Gairan seminal mengalir kedalam

kandung kemih dan disekresikan

melalui urine, hal ini tidak 

mempengaruhi 1ungsi seksual tetapi

akan menurunkan kesuburan dan

menyebabkan urine keruh

#) =eningkatkan peningkatan control

otot kontinensia urin dan 1ungsi

seksual

27

Page 28: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 28/30

menunjukan

 pemecahan

masalah dan

menunjukkan

rentang yangtepat tentang

 perasaan dan

 penurunan

rasa takut.

28

Page 29: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 29/30

3.)/. BAB I8

3.). PENUTUP

3.,7.

'.1. -esm#ulan

2.%. BPH (benign prostatic hyperplasia) adalah suatu penyakit

yang disebabkan oleh 1aktor penuaan, dimana prostat mengalami

 pembesaran memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat

aliran urin dengan cara menutupi ori1isium uretra.

3.,2. Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti

etiologi7penyebab terjadinya BPH, namun beberapa hipotesis menyebutkan

 bahwa BPH erat kaitanya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron

(DH8) dan proses menua. 8erdapat perubahan mikroskopik pada prostat

telah terjadi pada pria usia 2!$#! tahun. Bila perubahan mikroskopik ini

 berkembang, akan terjadi perubahan patologik anatomi yang ada pada pria

usia ! tahun, dan angka kejadiannya sekitar !", untuk usia -! tahun

angka kejadianya sekitar -!", dan usia &! tahun sekitar !!" (Purnomo,

!)

2.%2.

'.2. aran

2.%#. *ebagai tenaga keperawatan hendaknya memberikan suhan

keperawatan dengan semaksimal mungkin agar klien mendapatkan

 perawatan yang baik dan maksimal.

3.,).

3.,,.

3.,.

3.,/.

3.,.

3.7.

3.1.

29

Page 30: Makalah Bab II Bph

8/19/2019 Makalah Bab II Bph

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 30/30

3.2. DA9TAR PUTA-A

3.3.

2.'#. *melt5er, * dan Bare, B. !!.  Buku &-ar +eperawatan #edikal Bedah

 Brunner dan 1uddarth, 9disi -, Aolume , /lih bahasa oleh @uncara..(dkk).

Jakarta 4 9?G

2.'. Baradero, = dan Dayrit, =. !!'. 1eri &suhan +eperawatan Pasien

Gangguan 1istem !eproduksi . 1eksualitas. Jakarta4 9?G

2.'%. *jamsuhidayat, :. dan De Jong. !!. Buku &-ar "lmu Bedah, 9disi , Gopy

9ditor4 /dinda Gandralela. 9?G 4 Jakarta

2.''. Purnomo, B. !. $asar2dasar 3rologi,. Jakarta4 *agung *eto

2.'-. *usan =aertin 8ucker, =arry =. Gannobio, dkk. !!-. 1tandar Perawatan

 Pasien volume 4. Jakarta 4 9?G

2.'&. Garpenito. !!'. Buku 1aku $iagnosa +eperawatan 7 ynda Juall Garpenito

I 9ditor 9disi Bahasa ndonesia, =onica 9ster, 9disi -. Jakarta4 9?G

2.-!. /manda 8amalia D, !,  &suhan +eperawatan pada n' # $engan

 Benigna Prostathiperplasia 5 Bph 6 Post 7perasi 7pen Prostatektomy

1uprapubik di !uang &nggrek !13$ ugure-o 1emarang 3niversitas

 #uhammadiyah 1emarang . 8hesis, 3ni6ersitas =uhammadiyah *urakarta.

diakses 2$$! dari http477eprints.ums.ac.id7!#227

2.-. =ina ;urul. !.  &suhan +eperawatan Pada n' " $engan Gangguan

1istem Perkemihan8 Post 7perasi Benigna Prostat Hiperplasia 5BPH6 Hari

 +e29 $i !uang Flamboyan !umah 1akit 3mum $aerah Pandanarang 

 Boyolali'  8hesis, 3ni6ersitas =uhammadiyah *urakarta. diakses 2$$

! dari http477eprints.ums.ac.id7!7

3.82.*ari, >arida @umala. !!.  Perbedaan &ngka +e-adian Benign Prostatic

 Hyperplasia pada 3sia &ntara *92*: ahun $engan 3sia diatas 9 ahun

 pada Pemeriksaan 3ltrasonografi di !s' Pku 5Pembina +ese-ahteraan

3mat6 #uhammadiyah 1urakarta'  *kripsi, 3ni6ersitas =uhammadiyah

*urakarta. diakses #<$! dari http477eprints.ums.ac.id7&2!!7