BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Asuhan kebidana adalah perawatan yang di
berikan oleh bidan. Jadi asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan
balita adalah perawatan yang di berikan oleh bidan pada bayi baru
lahir, bayi, dan balita. Neonatus, bayi dan balita dengan masalah
adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada
neonatus, bayi, dan balita apabila tidak diberikan asuhan yang
tepat dan benar.oleh sebab itu maka seluruh mahasiswa kebidanan
harus mengenali dan mempelajari asuhan kebidanan pada neonatus,
bayi dan balita dengan masalah, sehingga para calon bidan ataupub
bidan dapat segera memberikan asuhan yang tepat bahkan dapat
merujuk tepat waktu. Adapun beberapa masalah yang biasa terjadi
pada bayi dan balita adalah kaput suksaedenum, cephalo hematom,
trauma persalinan, BBLR, asfiksia neonatorum.
1.2 TUJUAN PENULISAN Agar dapat mengetahui tanda-tanda masalah
yang terjadi pada neonatus, bayi dan balita apakah mengarah ke
fisiologis ataupun patologis, sehingga dapat melakukan penanganan
yang tepat berdasarkan masalah yang terjadi.
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 KAPUT SUKSAEDENUM Kaput suksaedenum adalah Benjolan
/Pembengkakan karena ada nya
timbunan getah bening di kepala( pada resentasi kepala) yang
terjadi pada bayi baru lahir. Yang disebabkan karena adanya tekanan
yg kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir, sehngga terjadi
bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan
pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskular. Keadaan ini
bisa terjadi pda partus lama dan persalinan dengan bantuan alat
yaitu facum ekstraksi, bisa juga dengan forcep.
Gejala yang muncul pada kelainan ini antara lain : Udema di
kepala Terasa lembut dan lunak pada perabaan Benjlan berisi serum
dan kadang bercampur dengan darah Udema melampaui tulang
tengkorak,batas yg tidak jelas. Permukaan kulit pada bnjolan
berwarna ungu kemerahan Benjolan akan ,menghilag slama 2 -3 minggu
tanpa pengobatan
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 2
Penatalaksanaan terhadap kaput suksaedenum yaitu, Perawatan bayi
sama dengan bayi normal Perawatan dan pengawasan keadaan umum bayi
Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu
tekhnik menyusui dengan benar Melakukan pencegahan infeksi yang
harus di lakukan untuk menghindari adanya infeksi pada nebjolan
Berikan konseling pada orang tua tentang : a. Keadaan trauma yang
di alami bayi b. Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan
sendirinya setelah 2 sampai 3 minggu tanpa pengobatan c. Perawatan
bayi sehari-hari d. Manfaat dan tekhnik pemberian ASI
2.2 SEFALHEMATOM pembengkakan pada daerah kepala yg disebabkn
karena adanya penumpukan darah akibat perdarahan sub periosteum.
Yang di sebabkan karena Pecahnya pembuluh darah vena yang
menyebabkan perdarahan dapat terjadi pada saat kehamilan
berlangsung atau yang lebih sering pada saat persalinan dengan
beberapa kondisi seperti tekanan jalan lahir yang terlalu lama,
molase yang terlalu kuat, dan partus dengan tindakan. Secara klinis
benjolan Sefalohematoma berbentuk benjolan difus, berbatas tegas,
tidak melampaui sutura karena periost tulang berakhir di
sutura.
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 3
Tanda dan gejala yang terjadi adalah : kepala tanpak bengkak dan
berwarna merah tanpak benjolan dg batas yg tegas dan tidak
melampaui tulang tengkorak pada perabaan ,teraba mula-mula keras
kemudian menjadi lunak benjolan tampak jelas lbih kurang 6-8 jam
setelah lahir benjolan membesar pd haro ke 2 atau hari ke 3
benjolan akan menghilang pada beberapa minggu
penata laksanaan kelainan sefalhematom yaitu dengan : perawatan
yang di berikan hampir sama dengan capusesuadenium Jika ada luka
,dijaga agar tetap bersih dan kering Lakukan pemberian vit.K jika
perlu Apabila di curigai terjadi fraktur tulang tengkorak, harus di
lakukan pemeriksaan lain seperti foto torak. Lakukan pemeriksaan
radiologi apabila di curigai gangguan susunan saraf pusat, seperti
tampak benjolan yang sangat luas Sefalohematoma jarang menimbulkan
perdarahan masif yang memerlukan transfusi, kecuali pada bayi yang
mempunyai gangguan pembekuan.
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 4
2.3
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
BBLR adalah berat badan yang ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir, dengan hasil berat Bayi lahir < 2.500 gram tanpa
memandang masa kehamilan yang dapat disebabkan oleh kehamilan
kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi
keduanya. Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur
kehamilan 37 minggu. Sebagian bayi kurang bulan belum siap hidup di
luar kandungan dan mendapatkan kesulitan untuk mulai bernapas,
menghisap, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar tetap hangat.
Bayi Kecil Masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang tidak tumbuh
dengan baik di dalam kandungan selama kehamilan. Tiga kelompok bayi
KMK : KMK lebih bulan KMK cukup bulan MK kurang bulan.
Bayi KMK cukup bulan kebanyakan mampu bernapas dan menghisap
dengan baik.
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 5
Faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR : Umur ibu < 20
tahun atau > 35 tahun dan Jarak kehamilan < 1 tahun Ibu
dengan keadaan: Mempunyai BBLR sebelumnya Melakukan pekerjaan fisik
beberapa jam tanpa Faktor ekonomi (sangat miskin) Kurang gizi
Perokok, pengguna obat terlarang, alkohol istirahat
Ibu hamil dengan: Bayi dengan: Cacat bawaan Infeksi selama dalam
kandungan Anemia berat. Pre eklampsia atau hipertensi Infeksi
selama kehamilan Kehamilan ganda
Masalah yang biasanya timbul pada BBLR seperti Asfiksia ,
Gangguan napas , Hipotermi , Hipoglikemi, Masalah pemberian ASI ,
Infeksi , Ikterus , Masalah perdarahan .
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 6
Tanda-tanda bayi kurang bulan adalah : 1. Kulit tipis dan
mengkilap 4. Jaringan payudara belum terlihat jelas
5. Pada perempuan labia mayora belum menutupi labia minora 2.
Tulang rawan telinga sangat lunak
3. Lanugo banyak terutama pada punggung
6. Pada laki-laki skrotum belum banyak lipatan,testis belum
turun
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 7
7. Garis telapak kaki < 1/3 bagian atau belum terbentuk
8. Kadang disertai dengan pernapasan tidak teratur 9. Aktifitas
dan tangisannya lemah 10. Menghisap & menelan tak efektif /
lemah
2.4
ASFIKSIA NEONATORUM
Asfiksia neonatrium merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir
yang mengalami gagal bernapas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan
tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya.
Pembagian serta Tanda dan Gejala 1. Asfiksia berat (nilai APGAR
0-3). Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis,
sehingga memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan segera.
Tanda dan gejala yang muncul pada asfiksia berat adalah sebagai
berikut. a. Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit.
b. Tidak ada usaha napas. c. Tonus otot lemah bahkan hampir tidak
ada. d. Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan
rangsangan. e. Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu. f.
Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau sesudah
persalinan.
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 8
2. Asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6). Pada asfiksia sedang,
tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai berikut. a. Frekuensi
jantung menurun menjadi 60-80 kali per menit. b. Usaha napas
lambat. c. Tonus otot biasanya dalam keadaan baik. d. Bayi masih
bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan. e. Bayi tampak
sianosis. f. Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama
proses persalinan.
3. Asfiksia ringan (nilai APGAR 7-10). Pada asfiksia ringan,
tanda dan gejala yang sering muncul adalah sebagai berikut. a.
Takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit. b. Bayi tampak
sianosis. c. Adanya retraksi sela iga. d. Bayi merintih (grunting).
e. Adanya pernapasan cuping hidung. f. Bayi kurang aktivitas. g.
Dari pemeriksaan auskultrasi diperoleh hasil ronchi, rales, dan
wheezing positif.
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 9
Pembagian Penyebab Kegagalan Pernapasan 1. Pada janin, kegagalan
pernapasan disebabkan oleh beberapa hal berikut. a. Gangguan
sirkulasi dari ibu kejanin, diantaranya disebabkan oleh beberapa
hal berikut. Gangguan aliran pada tali pusat, hal ini biasanya
berhubungan dengan adanya lilitan tali pusat, simpul pada tali
pusat, tekanan yang kuat pada tali pusat, ketuban telah pecah yang
menyebabkan tali pusat menumbung, dan kehamila lebih bulan
(post-term). Adanya pengaruh obat, misalnya pada tindakan SC yang
menggunakan narkosa. Faktor dari ibu selama kehamilan. Gangguan
his, misalnya karena atenia uteri yang dapat menyebabkan hipertoni.
Adanya perdarahan pada plasenta previa dan solusio plasenta yang
dapat menyebabkanturunnya tekanan darah secara mendadak.
Vasokonstriksi arterial pada kasus hipertensi kehamilan dan
preeklampsia dan eklampsia. Kasus solusio plasenta yang dapat
menyebabkan gangguan pertukaran gas (oksigen dan zat asam arang).
2. Menurut Towel, asfiksia bisa disebabkan oleh beberapa faktor,
yakni faktor ibu, plasenta, fetus, dan neonatus. a. Ibu. Apabila
ibu mengalami hipoksia, maka janin juga akan mengalami hipoksia
yang dapat berkelanjutan menjadi asfiksia dan komplikasi lain.
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)Page 10
b. Plasenta. Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi
oleh luas dan kondisi plasenta, misalnya solusio plasenta,
pendarahan plasenta, dll. c. Fetus. Kompresi umbilikus akan dapat
mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah
umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. d.
Neonatus. Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat
terjadi karena beberapa hal berikut. Pemakaian anastesi yang
berlebihan pada ibu. Trauma yang terjadi selama persalinan.
Kelainan kongenital pada bayi.
Penatalaksanaan Tindakan yang dapat dilakukan pada bayi asfiksia
neonaturum adalah sebagai berikut. 1. Bersihkan jalan napas dengan
penghisap lendir dan kasa steril. 2. Potong tali pusat dengan
teknik aseptik dan antiseptik. 3. Segera keringkan tubuh bayi
dengan handuk/kain kering yang bersih dan hangat. 4. Nilai status
pernapasan. Lakukan hal-hal berikut bila ditemukan tanda-tanda
asfiksia. a. Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi
dan penolong berdiri disisi kepala bayi dari sisa air ketuban. b.
Miringkan kepala bayi. c. Bersihkan mulut dengan kasa yang dibalut
pada jari telunjuk. d. Isap cairan dari mulut dan hidung. (penyakit
yang lazim terjadi pada bayi dan balita)Page 11
5. Lanjutkan menilai status pernapasan. Nilai status pernapasan
apabila masih ada tanda asfiksia, caranya dengan menggosok punggung
bayi (melakukan rangsangan taktil). Bila tidak ada perubahan segera
berikan napas buatan.
2.5
TRAUMA KELAHIRAN
Kelahiran adalah kelahiran pada bayi baru lahir yang terjadi
karena trauma kelainan akibattindakan, cara persalinan / gangguan
yang diakibatkan oleh kelainan fisiologik persalinan. Luka yang
terjadi pada saat melahirkan amniosentesis, transfusi, intrauterin,
akibat pengambilan darah vena kulit kepala fetus, dan luka yang
terjadi pada waktu melakukan resusitasi aktif tidak termasuk dalam
pengertian perlakukan kelahiran atau trauma lahir.Pengertian
perlakuan kelahiran sendiri dapat berarti luas, yaitu sebagai
trauma mekanis atau sering disebut trauma lahir dan trauma hipoksik
yang disebut sebagai Asfiksia.Trauma lahir mungkin masih dapat
dihindari atau dicegah, tetapi ada kalanya keadaan ini sukar untuk
dicegah lagi sekalipun telah ditangani oleh seorang ahli yang
terlatih. Etiologinya adalah: 1 2 3 4 5 Makrosomia Mal presentasi
(bagian terendah janin yang tidak sesuai) Presentasi ganda (bagian
terendah janin lebih dari 1 bagian) Disproporsi sephalo pelvik
(ketidak sesuaian panggul dan kepala janin) Kelahiran dan tindakan
(proses persalinan yang tidak spontan tapi dengan menggunakan alat)
6 Persalinan lama (persalinan yang lebih dari 24 jam)
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 12
7
Persalinan presipitatus (persalinan dimana gejala Kala I tidak
dirasakan sakit dan berakhir denganlahirnya bayi)
8 9 Distosia bahu (kemacetan bahu)
Macam-macam akibat trauma kelahiran a. Fraktur Tulang Tengkorak
Jarang terjadi karena tulang tengkorak bayi masih cukup lentur dan
adanya daya molase pada sutura tulang tengkorak.Trauma ini biasanya
ditemukan pada kesukaran melahirkan kepala bayi yang mengakibatkan
terjadinya tekanan yang keras pada kepala bayi oleh tulang pervis
ibu. Kemungkinan lain terjadinya trauma ini adalah pada kelahiran
cunam yang disebabkan oleh jepitan keras umumnya berupa fraktur
linier atau fraktur depresi, fraktur basis kranu jarang terjadi.
Pada fraktur linier, secara klinis biasanya disertai adanya
hematoma sefal didaerah tersebut.Umumnya tingkah laku bayi terlihat
normal saja kecuali bila fraktur linier ini disertai perdarahan ke
arah subdural atau subarachnoid. b. Fraktur Tulang Klavikula
Fraktur tulang klavikula merupakan trauma lahir pada tulang yang
tersering ditemukan dibandingkan dengan trauma tulang
lainnya.Trauma ini ditemukan pada kelahiran letak kepala yang
mengalami kesukaran pada waktu melahirkan bahu, atau sering pula
ditemukan pada waktu melahirkan bahu atau sering juga terjadi pada
lahir letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas.
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 13
Jenis fraktur pada trauma lahir ini umumnya jenis fraktur
freenstick, walaupun kadang-kadang dapat juga terjadi suatu fraktur
total, fraktur ini ditemukan 1 2 minggu kemudian setelah teraba
adanya pembentukan kalus. 1. Gejala Klinis Yang perlu diperhatikan
terhadap kemungkinan adanya trauma lahir klavikula jenis greenstick
adalah : Gerakan tangan kanan-kiri tidak sama Refleks moro
asimotris Bayi menangis pada perabaan tulang klavikula Gerakan
pasif tangan yang sakit disertai riwayat persalinan yang sukar.
2. Pengobatan trauma lahir fraktur tulang kavikula Imobilisasi
lengan untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat pembentukan
kalus. Lengan difiksasi pada tubuh anak dalam posisi abduksi 600
dan fleksi pergelangan siku 900. Umumnya dalam waktu 7 10 hari rasa
sakit telah berkurang dan pembentukan kalus telah terjadi.
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 14
c. Fraktur Tulang Humerus Fraktur tulang humerus umumnya terjadi
pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit ke
atas.Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab
terjadinya tulang humerus yang fraktur.Pada kelahiran presentasi
kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan
keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis.Jenis
frakturnya berupa greenstick atau fraktur total. 1. Gejala Klinis
Berkurangnya gerakan tangan yang sakit Refleks moro asimetris
Terabanya deformitas dan krepotasi di daerah fraktur disertai rasa
sakit Terjadinya tangisan bayi pada gerakan pasif
Letak fraktur umumnya di daerah diafisi.Diagnosa pasti
ditegakkan dengan pemeriksaan radiologik. 2. Pengobatan trauma
lahir fraktur tulang humerus Imobilisasi selama 2 4 minggu dengan
fiksasi bidai Daya penyembuhan fraktur tulang bagi yang berupa
fraktur tulang tumpang tindih ringan dengan deformitas, umumnya
akan baik. Dalam masa pertumbuhan dan pembentukkan tulang pada
bayi, maka tulang yang fraktur tersebut akan tumbuh dan akhirnya
mempunyai bentuk panjang yang normal
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 15
d. Fraktur Tulang Femur Umumnya fraktur pada kelahiran sungsang
dengan kesukaran melahirkan kaki.Letak fraktur dapat terjadi di
daerah epifisis, batang tulang leher tulang femur. 1. Gejala Klinis
Diketahui beberapa hari kemudian dengan ditemukan adanya gerakan
kaki yang berkurang dan asimetris. Adanya gerakan asimetris serta
ditemukannya deformitas dan krepitasi pada tulang femur. Diagnosis
pasti ditegakkan dengan pemeriksaan radiologik.
2 Pengobatan fraktur tulang femur Imobilisasi tungkai bawah
dengan jalan fiksasi yang diikuti oleh program latihan Dirujuk ke
bagian bedah tulang
(penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita)
Page 16