BAB 1PendahuluanA. Latar BelakangArginin adalah asam amino
non-esensial bersyarat. Arginin dapat dibentuk di dalam tubuh
manusia dengan cara mensintesis asam amino glutamat dan aspartat.
Arginin berperan dalam meningkatkan imunitas selular, mempercepat
proses penyembuhan luka, meningkatkan kemampuan untuk melawan
kanker dan memperlambat pertumbuhan tumor. Dalam hal imunitas,
diperantarai oleh sintesa nitric oxide dan poliamin (melalui
sintesa ornitin). Efek pada penyembuhan luka berhubungan dengan
sintesa prolin dan efek terhadap metabolisme nitrogen berkaitan
dengan sekresi hormon pertumbuhan.B. Rumusan Masalah1. Apa definisi
dan struktur arginin?2. Apa saja sumber-sumber arginin?3. Bagaimana
metabolisme arginin terjadi?4. Apa itu arginase pathways?5.
Bagaimana efek endokrin pada arginin?6. Apa fungsi arginin pada
sistem imun?C. Tujuan1. Mengetahui definisi dan struktur arginin.2.
Mengetahui sumber-sumber arginin.3. Mengetahui terjadinya
metabolisme arginin.4. Mengetahui tentang arginase pathways.5.
Mengetahui efek endokrin pada arginin.6. Mengetahui fungsi arginin
pada sistem imun.
BAB 2PembahasanA. Definisi argininArginin adalah asam amino
non-essential pada mamalia. Diet arginin bukan hanya syarat mutlak
dalam kondisi normal, tetapi juga penting dikala pertumbuhan dan
stress metabolic seperti trama, sepsis atau luka bakar. Jenis asam
amino ini dapat ditemukan dalam sel mamalia dan perantara dalam
banyak jalur metabolik dari sintesis protein.
Struktur ArgininB. Sumber-sumber argininTubuh manusia yang sehat
dapat menghasilkan arginin untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena
itu dalam keadaan normal, orang dewasa tidak memerlukan suplemen
arginin.Namun dalam kasus-kasus kekurangan gizi atau diet tidak
seimbang atau kondisi sakit, mengonsumsi makanan kaya arginin
mungkin diperlukan. Berbagai sumber makanan yang mengandung arginin
diantaranya adalah susu, keju, yoghurt, telur, serta daging.Untuk
seorang vegetarian, bisa memperoleh asupan arginin dari sumber
makanan seperti oatmeal, gandum, granola, kedelai, kacang buncis,
dan semua jenis kacang-kacangan.
C. Metabolisme arginin.Arginin secara aktif diserap dari usus
melalui jalur mekanisme sodium. Tingginya aktivitas arginin dalam
enterosit mengkonversi 40% dari citrulline, yang dilepaskan ke
dalam sirkulasi. Arginin yang mencapai darah vena portal, 15 %
dihapus oleh hati, sisanya memasuki sirkulasi sistemik. Diet
glutamine dan glutamate juga dapat digunakan oleh enterosit untuk
menghasilkan citrulline. Arginin disintesis dari cintrulline. Lalu
dilepaskan ke dalam sirkulasi untuk diambil dan digunakan oleh
jaringan lain, terutama ginjal. Sementara arginin juga dihasilkan
dalam jumlah besar oleh hati, arginin di daur ulang oleh siklus
urea dalam hepatosit dengan sedikit produksi bersih.
D. Arginase pathway
Nitric Oxide Synthase ( Sintesis Nitrat Oksida)Nitrat Oksidasi
(NO) ini memainkan peran dalam berbagai fungsi, seperti
vasodilatasi, memori, peristaltic, ereksi penis, sitotoksisitas dan
control berbagai sekresi endorkrin dan eksokrin dalam
kardiovaskular, reproduksi, pusat saraf dan sistem kekebalan tubuh.
NO disintesis dari arginin oleh Nitric Oxide Synthase (NOS) /
Sintesis Nitrat Oksida, dengan pembentukan citrulline. Ada tiga
enzim yang membantu, yaitu neuronal (nNOS) dan sel endotel (ecNOS)
yang keduanya konstitutif dan pengaktif kalsium, dan bentuk
diinduksi (iNOS), yang dikendalikan pada tingkat transkripsi dan
paling utama dalam pengaturan sistem kekebalan tubuh. Karena iNOS,
produksi NO diinduksi kedalam makrofag untuk menanggapi berbagai
ransangan, terutama sel T helper dan negatif gram bakteri yang
dinding selnya berkomponen endotoksin (lipopolisakarida (LPS)).
Penghambatan produksi NO akan meningkatkan kerentanan host terhadap
agent seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, dan infeksi cacing.
Mekanisme NO sitotoksisitas yang komplek melibatkan penghambatan
sintesis DNA, inaktivasi mitokondria, lisis sel membran,
penangkapan siklus sel, pemecahan rantai DNA, dan induksi
apoptosis. Disamping itu, NO dapat bereaksi dengan superoksida
untuk membentuk peroxynitrite, agen pengoksidasi yang mampu
meransang kuat cedera dan kematian sel. Terlepas dari efek
sitotoksik, NO mengatur histokompatibilitas komplek dalam sel
antigen-presenting dalam modulasi respon mitogenik T-sel dan
induksi dan penindasan banyak sitokin.
Arginase / ornithine pathwayAda dua bentuk dalam enzim arginase.
Saat kedua bentuk enzim tersebut mengubah arginin ke ornithine,
mereka mengkode dari urutan gen, yang terletak di ruang subselular
yang berbeda dan diberikan kepada tingkatan yang berbeda. Tipe I
arginase adalah komponen di hepatosit. Ini adalah enzim sitosol dan
pusat komponen dari siklus urea. Saat komponen ini tidak ada, hal
tersebut diinduksi ke macrofag dengan stimulasi oleh T-Helper-2
sitokin. Tipe II arginase terletak di mitokondria dan ditemukan
banyak di ginjal, otak, dan usus kecil. Arginase II dapat
menginduksi macrofag, tetapi dengan stimulasi yang berbeda, yaitu
LPS dan dexamethasone. Siklus Urea
Siklus ini terjadi di hati. Fungsi dari siklus urea ini untuk
membersihkan nitrogen berlebih oleh pengubahan amoniak ke urea
untuk diekskresi oleh ginjal. Nitrogen dapat masuk ke siklus dengan
mengkonversi menjadi carbamoyl phosphate dan selanjutnya molekul
carbamoyl untuk ornithine membentuk citrulline atau melalui
glutamat menjadi aspartat, yang memasuki siklus bereaksi dengan
citrulline menjadi bentuk arginosuccinate. Arginosuccinate lysase
mengubah arginosuccinate menjadi arginin dan fumarat, dan arginase
mengkatalis arginin menjadi ornithine dengan menghilangkan satu
molekul urea. Reaksi melibatkan carbamoyl phosphate dan glutamat
terjadi di mitokondria, dimana reaksi yang tersisa ditempatkan di
sitosol. ProlineOrnithine aminotransferase mengkatalis salah satu
transfer residu amina dari -keto-glutarate ke ornithine, dengan
formasi dari pyrroline-5-carboxylate yang kemudian bisa dikurangi
menjadi proline, dengan glutamate semialdehyde, menjadi glutamate.
prolin dan hidroksiprolin turunannya merupakan 25 % dari molekul
kolagen dan karena itu memainkan peran penting dalam penyembuhan
luka dan perbaikan jaringan. Glutamat bisa digunakan dalam sel
untuk produksi energy, dengan oksidasi kompleks menjadi CO2 melalui
siklus citric acid, atau bisa digunakan untuk siklus protein atau
siklus asam amino. PolyaminesPolyamines putrescine, spremidine,
spermine adalah molekul yang dapat ditemukan di semua sel
eukariotik. Mereka bersintesis dari arginin melalui ornithine dan
ornithine decarboxylase. Peran fisiologi dari polyamines belum
terlalu jelas. Diketahui, mereka harus dalam konsentrasi rendah
demi kelangsungan hidup sel dan akan meningkat selama pertumbuhan
sel, diferensiasi dan proliferasi. mereka telah menunjukkan untuk
bertindak melalui mengubah struktur tiga dimensi dari tRNA sehingga
merangsang sintesis protein , melalui fosforilasi kinase protein ,
sehingga mempercepat jalur sinyal intraseluler , melalui modulasi
transkripsi dan pergantian mRNA melalui editing DNA. Penghambat
dari sintesis polyamine, menggunakan
DL-alpha-disfluoromethylornithine (DMFO), menyebabkan pengurangan
di viabilitas sel, penangkapan siklus sel di fase S dan
penghambatan pada diferensiasi sel.
Arginase Pathways lainnyaBagian dari perngabungan dalam protein
atau degradasi oleh arginase atau NOS, arginin bisa mengikuti
pathways katalis lainnya dengan enzim arginine decarboxylase dan
arginoglycine amidinotransferase. Terakhir untuk pembentukan
molekul baru, yaitu agmantine, yang selanjutnya dapat terlibat
dalam signaling intraselular. Mengarah ke bentuk sintesis
phosphocreatine, sebuah molekul yang penting untuk penyimpanan
energy otot inskeletal.E. Efek endokrin dari arginin.
ProlaktinProlaktin dapat berperan dalam berbagai tahap pematangan
sel dendritik dan T-Helper-1 development. Prolaktin mematangkan sel
dendritic dari monocytes, dengan meningkatkan kinerja mereka di
antigen-presenting MHC class II molecules dan co-stimulatory
molecules. Kinerja dari CD40 juga meregulasi dengan prolaktin, efek
akhir dari meningkatnya aktivitas sel T. Prolaktin juga bisa
mengstimulasi penglepasan dari T-Helper-1 sitokin dengan sel T dari
ketidakadanya sel dendritik. Hormone pertumbuhanReseptor growth
hormone adalah salah satu dari haematopoietin/keluarga reseptor
sitokin dan menginduksi tiroksin phosphorylation melalui the janus
kinase / signal transducer and activator of transcription
(JAK/STAT) pathways. Saat growth hormone bukan merupakan syarat
mutlak untuk limfoid normal, dan pengembangan myeloid , di bawah
situasi stres dapat mempotensiasi respon sel - T , meningkatkan
kemampuan antigen sel dendritik , meningkatkan jumlah sel-sel
progenitor haematopoietic dalam sumsum tulang dan menginduksi
hiperplasia thymus. IGF 1IGF -1 berperan sangat penting di
pematangan lymphocytes di sumsum tulang belakang. Dalam
ketergantungan, efek thymotropic dari growth hormone dimediasikan
oleh IGF-1.F. Fungsi arginin pada sistem imun Stimulasi fungsi
limfosit T Pembentuk nitrit oksida Meningkatkan volume timus
Memperkuat fungsi makrofag dan sel NK Mempercepat penyembuhan luka
Arginin juga memiliki efek sekretagog yaitu dapat menstimulasi
sekresi insulin, growth hormone, prolaktin, glukagon, somatostatin
dan norepinefrin.
BAB 3PenutupA. KesimpulanArginin adalah asam amino semi
essential pada mamalia. Berbagai sumber makanan yang mengandung
arginin diantaranya adalah susu, keju, yoghurt, telur, daging,
oatmeal, gandum, granola, kedelai, kacang buncis, dan semua jenis
kacang-kacangan.Arginin secara aktif diserap dari usus melalui
jalur mekanisme sodium. Arginin disintesis dari cintrulline. Lalu
dilepaskan ke dalam sirkulasi untuk diambil dan digunakan oleh
jaringan lain, terutama ginjal. Arginase pathmays terdiri dari
Nitric Oxide Synthase ( Sintesis Nitrat Oksida), arginase /
ornithine pathway, dan arginase Pathways lainnya.Arginin juga
mempengaruhi efek endokrin pada prolaktin, Growth Hormone, dan
IGF-1, sehingga fungsi arginin pada sistem imun adalah stimulasi
fungsi limfosit T, pembentuk nitrit oksida, meningkatkan volume
timus, memperkuat fungsi makrofag dan sel NK, dan mempercepat
penyembuhan luka.
Daftar Pustaka Budiman, Basukin. PERANAN PROTEKTIF DAN
NON-PROTECTIF NITRIC OXIDEs (NOs) PADA RESPON IMUN. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan, Depkes RI. 2008
Calder, Philip C. Nutrition and Immune Function. CABI Publishing.
Newyork : 2003 Fernandes G, Jolly CA, Lawrence RA. Nutrition and
the immune system. Dalam: Shils ME, Shike M, Ross AC, Caballero B,
Cousins RJ, penyunting. Modern Nutrition In Health And Disease.
Edisi ke- 10. Baltimore: Lippincot Williams; 2006.
10