Perhitungan Kuantitas Mikroorganisme
Perhitungan Kuantitas Mikroorganisme
25
BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangOrganisme mikroskopis adalah
organisme yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Salah satunya adalah bakteri yang merupakan organisme mikroskopis.
Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada
yang bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Bakteri yang
menguntungkan dan merugikan bagi kepentingan organisme akuatik
perlu dipelajari supaya bakteri yang menguntungkan, keberadaannya
(kapasitas jumlahnya) dapat diperbanyak sedangkan untuk bakteri
yang merugikan (patogen) jumlah populasinya dapat ditekan dan dapat
dilakukan tindakan pencegahan atau antisipasi infeksi bakteri
tersebut.Setelah kita mempelajari bagaimana menumbuhkan suatu
koloni bakteri, tentu harus mengatahui kuantitas dan kualitas dari
bakteri tersebut. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah bagaimana
mengetahui kuantitas dari suatu bakteri. Ada berbagai cara untuk
menghitung jumlah sel bakteri, antara lain hitungan langsung dengan
menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak langsung dengan metode
hitung cawan baik dengan metode cawan tuang maupun metode cawan
sebar.Pengukuran kuntitatif populasi mikroba dari suatu sampel
dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain
berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel tersebut. Sehingga
dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba tersebut berbahaya atau
bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu. Untuk mengetahui
perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media dengan
metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya
metode yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secara
kuantitatif dari suatu populasi bakteri. Proses penghitungan sel
bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode baik secara langsung
maupun tidak langsung, diantaranya adalah metode hitung pada cawan
petri (standard plate count), metode pengamatan langsung dengan
kaca objek atau metode hitung dengan menggunakan haemocytometer,
metode ukur kekeruhan (turbidimetri) menggunakan spektrophotometer
dan metode jumlah perkitaan terdekat.
B. TujuanTujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk
melakukan perhitungan kuantitas mikroba dengan metode ALT (Angka
Lempeng Total) dan MPN (Most Probable Number).
C. ManfaatManfaat dari praktikum ini adalah :1. Memahami
metode-metode yang digunakan untuk menghitung kuantitats
mikroorganisme tertentu baik bakteri ataupun jamur.2. Memahami
cara-cara dalam menentukan kuantitas mikroorganisme dari suatu
produk-produk makanan, minuman, kosmetik, serta produk farmasi.
BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Teori UmumKerusakan mikrobiologis dapat
terjadi apabila kondisi bahan sesuai dengan kebutuhan hidup
mikroba. Bahan pangan umumnya dapat bertindak sebagai substrat
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan spesies mikroorganisme
patogenik, dan jika berkembang dalam jumlah yang cukup banyakdapat
menyebabkan penyakit bagi manusia yang mengkonsumsinya. Hal yang
perlu mendapat perhatian dalam mutu mikrobiologis dari suatu produk
makanan adalah jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat dalam
bahan pangan (Faridz dkk, 2007).Analisis mikrobiologis dilakukan
dengan cara menghitung koloni bakteri yang tumbuh pada media
kultur, yang bertujuan untuk mengetahui jumlah mikroba selama
penyimpanan. Perhitungan jumlah bakteri dilakukan dengan metode
Total Plate Count (metode hitung cawan) secara duplo. Prinsip dari
metode ini adalah jika jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan
pada medium agar, maka sel tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan
mata tanpa menggunakan mikroskop. Untuk mengkultur bakteri
digunakan nutrien agar (NA). Total koloni bakteri dianalisis
berdasarkan standar total koloni bakteri maksimum yang masih
diperbolehkan pada suatu bahan pangan (Purwa dkk, 2012).Perhitungan
Jumlah Bakteri dilakukan dengan metode cawan tuang. Selanjutnya
koloni yang tumbuh dihitung dengan menggunakan colony counter
kemudian dikonversi sesuai seri pengencerannya (jumlah koloni yang
dihitung 30300 koloni bakteri cawan) (Andy dan taufik,
2010).Perhitungan kuantitas mikroorganisme dapat dilakukan dengna
metode Angka Lempeng Total (ALT). ALT dihitung berdasarkan metode
modifikasi Lay (1994: 47), yaitu untuk mengetahui jumlah bakteri
pada suatu produk dengan mengencerkan sampel secara bertingkat
dengan buffer pepton dan menginokulasikannya pada medium Nutrient
Agar (NA) (Husniati dan Oktarina, 2012).Analisis laboratorium
dilakukan untuk parameter Angka Lempeng Total (ALT), Total Coliform
dan keberadaan bakteri Escherichia coli. Analisis ALT menggunakan
media Plate Count Agar dengan menanam 0,1 ml sampel yang telah
diencerkan ke dalam cawan petri. Perhitungan dilakukan hanya untuk
pengenceran dengan jumlah koloni 30 300, lalu dirata-ratakan.
Analisis Total Coliform (Coliform Total) dilakukan dengan metode
Most Probabe Number (MPN) dan menggunakan media Lactose Broth (LB)
pada tabung reaksi dengan tabung durham seri 3-3-3. Penanaman 10 ml
sampel (10-1) pada 3 tabung pertama, 1 ml pada 3 tabung ke dua, dan
0,1 ml pada 3 tabung terakhir. Kombinasi tabung positif kemudian
dicocokkan dengan tabel MPN untuk melihat jumlah perkiraan bakteri
Coliform (yunita dan dwipayanti, 2010).Penghitungan didasarkan pada
asumsi bahwa setiap sel mikroba yang hidp dalam sampel akan tumbuh
menjadi satu koloni setelah diinkubasikan dalam media biakan dan
lingkungan yang sesuai. Jumlah koloni yang tumbuh merupakan
perkiraan atau dugaan dari jumlah minimum mikroba dalam sampel.
Karena koloni yang tumbuh pada lempengan agar merupakan gambaran
mikroba yang dapat tumbuh dan berbiak dalam media dan suhu
tertentu. Koliform digunakan sebagai standar pada mutu susu
pasteurisasi, sebab keberadaan koliform sebagai habitat normal
dalam saluran pencernaan hewan berdarah panas dapat digunakan
sebagai indikator adanya polusi kotoran, sanitasi yang tidak baik
terhadap susu dan produk-produk susu, serta dimungkinkan adanya
mikroba enteropatogenik atu toksigenik yang berbahaya bagi
kesehatan. Keberadaan bakteri koliform dalam makanan yang merupakan
indikator pencemaran materi fekal, walaupun jumlahnya sedikit,
tetapi tidak dikehendaki keberadaannya dalam makanan. Hal ini
karena pencemaran materi fekal tidak dikehendaki baik ditinjau dari
segi estetika, sanitasi maupun kemungkinan terjadi infeksi yang
berbahaya (Mastuti, 2007).Hasil positif terlihat pada tabung yang
berisi media Brilliant Green Lactosa Bile (BGLB) yang ditandai
dengan adanya gas pada tabung Durham yang menandakan adanya
fermentasi laktosa. Pada media BGLB tersebut terdapat Bile salt
yang berfungsi sebagai inhibitor atau penghambat pertumbuhan
bakteri gram positif. Tabung Durham yang terdapat didalam media
berfungsi untuk menjebak adanya gas, kekeruhan dan perubahan warna
pada media sebagai hasil fermentasi laktosa (hutasoit dkk,
2013).
B. Uraian Bahan1. Natrium klorida(Ditjen POM Edisi IV, 1995 :
Hal. 584)Nama Resmi: Natrii chloridumNama Lain: Natrium
kloridaRM/BM: NaCl/ 58,44Pemerian :Hablur putih, berbentuk kubus
atau berbentuk prisma, tidak berbau, rasa asin, mantap
diudaraKelarutan: Sangat mudah larut dalam airPenyimpanan: Dalam
wadah tertutup rapatKegunaan: Sebagai sampel2. Aquadest (Ditjen POM
Edisi IV, 1995 : Hal. 1125)Nama resmi: Aqua destillataNama lain:
Air sulingRM / BM: H2O / 18,02Pemerian: Cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasaKegunaan: Sebagai sumber
nutrien mikroba dan pelarut mediumPenyimpanan: Dalam wadah tertutup
baik3. Etanol (Ditjen POM edisi III, 1979: Hal. 65)Nama resmi:
AethanolumSinonim: AlkoholRM / BM: C2H6O/46,07 Pemerian: Cairan tak
berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa
panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap. Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
dan dalam eter P.Kegunaan: Sebagai antipiretikPenyimpanan: Dalam
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh
dari nyala api.4. BTB (Brom Timol Blue)Nama Resmi: Brom Timol
BlueNama Lain: Biru BromtimolPemerian : Serbuk kemerahan atau
coklatKelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) p. Dalam larutan alkali encer.Penyimpanan: Dalam wadah
tertutup baikKegunaan: Sebagai Indikator5. Tween 80Nama Resmi:
Polysorbatum 80Nama Lain: Polisorbat 80, tweenPemerian : Cairan
kental, transparan, tidak berwarna hampir tidak mempunyai
rasa.Kelarutan: Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P dalam
etil asetat P dan dalam methanol P, sukar larut dalam parafin cair
P dan dalam biji kapas P.Kegunaan: Sebagai emulgator fase
airPenyimpanan: Dalam wadah tertutup rapatHLB Butuh:15
BAB IIIMETODE PERCOBAANA. Alat dan Bahan1. AlatAlat yang
digunakan pada praktikum ini adalah :a. Batang pengadukb. Botol
gelapc. Cawan petrid. Enkase. Erlenmeyer 250 mlf. Inkubator g.
Pipet tetesh. Sendok tanduki. Spoitj. Spritusk. Tabung reaksil.
Timbangan analitik2. BahanBahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah :a. Alkoholb. Aquadestc. Dancowd. Kapase. Nutrient agarf.
Obat kuatg. Pasta gigih. Potato dekstrose agari. Roti boyj. Saus
somayk. SirupB. Cara Kerja1. Pengenceran sampela. Disiapkan alat
dan bahan.b. Diambil 1 gr pepsodent.c. Dilarutkan dengan tween
menggunakan lumpang dan alu.d. Dimasukkan 1 ml ke dalam botol
pengencer yang berisi 9 mL air suling (pengenceran 10-1),
dihomogenkan.e. Dipipet larutan sampel pengenceran 10-1 sebanyak 1
mL lalu dimasukkan ke dalam botol pengencer yang berisi 9 mL air
suling (pengenceran 10-2), dihomogenkan.f. Diulangi hingga
pengenceran 10-32. Uji ALT bakteria. Disiapkan alat dan bahanb.
Diambil 3 cawan petri steril c. Diambil 1 ml sampel dengan
pengenceran 10-1, lalu dimasukkan kedalam cawan petri dan diberi
tanda, begitupun cawan petri dengan pengenceran 10-2 dan
pengenceran 10-4 d. Ditambahkan 10 ml medium nutrien agar (NA)
kedalam cawan petri kemudian dihomogenkan, dibiarkan memadat, lalu
dibungkuse. Diinkubasi diinkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 370
C.f. Diamati jumlah bakteri yang tumbuh dan dihitung nilai SPC
nya3. Uji ALT kapanga. Disiapkan alat dan bahanb. Diambil 3 cawan
petri yang steril dan diberi tanda masing-masing label 10-1, 10-2,
10-3c. Dari botol pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, masing-masing cawan
petri diisi 1 ml sampel berdasarkan tempat/label pengencerannyad.
Ditambahkan 10ml medium NA (Nutrient Agar) kedalam cawan petri
kemudian dihomogenkan, dbiarkan memadat dan diinkubasi pada enkas
selama 3x24 jame. Diamati jumlah koloni yang tumbuh dan dihitung
nilai ALTnya4. Uji MPNa. Disiapkan alat dan bahan.b. Dibuat 3 seri
yaitu seri A, B, dan C, tiap seri masing masing terdiri dari 3
tabung reaksi yang berisi 10 ml medium LB (Laktosa Broth) dengan
tabung durham terbalik didalamnya.c. Seri A untuk pengenceran 10-1
, seri B pengenceran 10-2 , dan seri C pengenceran 10-3.d. Untuk
seri A diambil 1 ml larutan sampel dengan pengenceran 10-1 kemudian
dimasukkan pada tiap tiap tabung reaksi lalu dihomogenkan, diberi
perlakuan yang sama untuk seri B dan C.e. Diinkubasi pada suhu 37o
C selama 1 x 24 jam.f. Diamati perubahan warna medium yang terjadi
dari hijau menjadi kuning dan timbulnya gelembung gas dalam tabung
durham.g. Dihitung nilai MPN nya.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatana. Gambar
pengamatan ALTNoGambarSampelKet
1Pepsoden
Pengenceran 10-1
2
PepsodenPengenceran 10-2
3
PepsodenPengenceran 10-3
4
Obat Kuat
Pengenceran 10-1
5Obat Kuat
Pengenceran 10-2
6
Obat Kuat
Pengenceran 10-3
7
Sirup
Pengenceran 10-1
8
Sirup
Pengenceran 10-2
9
SirupPengenceran 10-3
10
Roti
Pengenceran 10-1
11
Roti
Pengenceran 10-2
12Roti
Pengenceran 10-3
b. Gambar pengamatan Alt
Keterangan:1. Kapas2. tabung reaksi3. Medium LB4. Gas yang
terbentuk 5. Tabung durhamLABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS
FARMASIUNIVERSITAS HALO OLEOMEDIUM : Lactosa BrothSAMPEL :
SpartaxB. Tabel Hasil Pengamatan0. ALT BakteriNo.SampelJumlah
MikrobaNilai ALT
10010-110-210-310-4
1.Sirup ABC------
2.Roti Boy--63-6 x 10-3
ALT = V. N. Sampel sirup ALT = 15 ml . 48 . = 72000 Sampel Roti
ALT= 15 ml . 141 . = 2.115.000
0. ALT KapangNoSampelJumlah MikrobaNilai ALT
10010-110-210-310-4
1.Pasta Gigi (Pepsoden)--3743 X 10-3
2.Obat Kuat (Spartax)--2242 X 10-3
3.Susu Dancow--5265 x 10-3
Sampel Pepsoden ALT = 15 ml . 41 . = 615000 Sampel Obat kuat ALT
= 15 ml . 32 . = 48000
0. Uji MPN Pasta GigiNo.PengenceranHasil
1.10-2-++
2.10-3-+-
3.10-4---
Hasil pengamatannya adalah 2 1 0, jadi nilai MPN 0,15
Obat KuatNo.PengenceranHasil
1.10-2---
2.10-3---
3.10-4---
Hasil pengamatannya adalah 0 0 0, jadi nilai MPN < 0,03MPN =
Nilai MPN x MPN = 20 x = 2000 Susu DancowNo.PengenceranHasil
1.10-2
2.10-3---
3.10-4---
Hasil pengamatannya adalah 2 0 0, jadi nilai MPN 0,09MPN = 4 x =
400 Sirup ABCNo.PengenceranHasil
1.10-2---
2.10-3---
3.10-4---
Hasil pengamatannya adalah 0 0 0, jadi nilai MPN < 0,03 Roti
BoyNo.PengenceranHasil
1.10-2++-
2.10-3--+
3.10-4--+
Hasil pengamatannya adalah 2 1 1, jadi nilai MPN 0,20MPN = 28 x
= 2800
B. PembahasanPerhitungan mikroorganisme dilakukan untuk
mengetahui jumlah koloni mikroorganisme tersebut dapat berkembang
dalam jangka waktu tertentu dan dengan perlakuan tertentu, serta
mengetahui kecepatan perkembang biakannya. Perhitungan kuantitas
mikroorganisme dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah sel dalam bakteri
massa sel dan kapang.Perhitungan mikroorganisme dapat dilakukan
dengan dua cara yaiu metode MPN dan metode ALT bakteri. Pada
percobaan perhitungan kuantitas mikroorganisme dilakukan sebuah
pengenceran. Pengenceran dilakukan untuk memberikan perbedaan
kosentrasi awal mikroorganisme pada tiap medium untuk memberikan
variasi pertumbuhan nantinya, dimana terdapat variasi dari
kosentrasi yang tinggi hingga kosentrasi yang rendah.Dalam metode
ALT bakteri digunakan medium NA yang berfungsi utuk menumbuhkan
bakteri. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terlebih dahulu
dinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37o C. Metode MPN
merupakan metode untuk meguji apakah di dalam sampel terdapat
bakteri coliform maka akan terjadi perubahan warna dari hijau
menjadi kuning dan di dalam tabung durham terdapat gas ditandai
dengan naiknya tabung durham yang disertai dengan adanya gelembung
udara. Bakteri bersifat merombak karbohidrat melalui proses
fermentasi yang menghasilkan karbondioksida dan senyawa akohol yang
bersifat asam sehingga warna medium berubah menjadi kuning.Syarat
untuk menghitung koloni pada cawan adalah cawan yang dipilih da
dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30 300,
beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu
kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dapat
dihitung sebagai satu koloni, suatu deretan (rantai) koloni yang
terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.BAB
VPENUTUPA. KesimpulanB. SaranSebaiknya dalam pengerjaan praktikum
ini tetap dilakukan secara aseptik dan dengan ketelitian tinggi
agar tidak ada mikroorganisme yang tidak diharapkan tumbuh.
DAFTAR PUSTAKA
Andy dan Muhammad Taufik. 2010. Jumlah Bakteri dan Keberadaan
Salmonella sp. pada Daging Kuda di Kabupaten Jeneponto. Jurnal
Agrisistem. Volume 6, Nomor 2.
Faridz, Raden, Hafiluddin, dan Mega Anshari. 2007. Analisis
Jumlah Bakteri dan Keberadaan Escherichia coli pada Pengolahan Ikan
Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut Unitsumenep. EMBRYO. Volume 4,
Nomor 2.
Husniati dan Eva Oktarina. 2012. Pengaruh Penambahan Kitosan
pada Jus Nenas Terhadap Shelf Life. Jurnal Hasil Penelitian
Industri. Volume 25, Nomor 1.
Hutasoit, Kartini, I Gusti Ketut Suarjana, dan I Ketut Suada.
2013. Kualitas Daging Sei Sapi di Kota Kupang Ditinjau dari Jumlah
Bakteri Coliform dan Kadar Air. Indonesia Medicus Veterinus. Volume
2, Nomor 3.
Mastuti, Rini. 2007. Kandungan Bakteri Susu Pasteurisasi dalam
Kemasan Plastik yang Beredar di Kota Malang. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Hasil Ternak. Volume 2, Nomor 2.
Purwa, Nunik, Junianto, dan Titin Herawati. 2012. Karakteristik
Bakteri Caviar Nilem dalam Perendaman Campuran Larutan Asam Asetat
dengan Larutan Garam pada Penyimpanan Suhu Rendah (5-10oc). Jurnal
Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 4.
Yunita, Ni Luh Payastiti, dan Ni Made Utami Dwipayanti. 2010.
Kualitas Mikrobiologi Nasi Jinggo Berdasarkan Angka Lempeng Total,
Coliform Total dan Kandungan Escherichia coli. Jurnal Biologi.
Volume 14, Nomor 1.
LAMPIRAN
A. SKEMA KERJASampel 10 ml 10-21 ml 10-3 1 gr
ALT Medium Bakteri NA
ALT MediumKapang PDA
10-110-210-3
Uji MPN
B. KOMPOSISI MEDIUMa) Medium LB (Lactosa Broth)Potato dari
gelatin5,0EkstrakDaging3,0Lactosa5,0Air@ 1000 mLb) Medium NA
(Natrium Agar)Peptone 5,0Ekstrak beef3,0Agar15Aquadest@ 1000 mLc)
Medium PDA (Potato Dextrose Agar)EKstrakKentang4,0dari 200 g
kentangD-Glukosa20Agar15Pembuatan: Larutkan 39 g/L, autoklaf.
Devita Suba Mairi Rina Andriani, S.Farm., Apt.O1A1 14 009