Top Banner
+ Laporan Kasus PPOK Ahmad Fakar SR Fajar Abdul Latif
52

Lapsus PPOK Paru Baru

Nov 16, 2015

Download

Documents

ppok
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Jaga Bangsal Senin, 9 Nov 2013Alamat : Komplek bea cukai blok 1 7 / 9 Jakarta Utara
No RM : 020357
Keluhan tambahan : Batuk berdahak
RPS
+
+
Riwayat penyakit DM disangkal
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat penyakit hipertensi disangkal
Riwayat penyakit asma disangkal
Riwayat alergi obat disangkal
Riwayat Hipertensi (-) DM (-) Jantung (-) asma (-)
RIWAYAT KEBIASAAN
Riwayat merokok (+) dalam 1 hari 5 bungkus rokok selama 13 thn ( berhenti tahun 1970 )
RIWAYAT SOSIAL & EKONOMI
+
Kesadaran : kompos mentis
Keadaan Gizi : baik
RR : 28 x/mnt
Suhu : 36,3 C
BB : 62 Kg
TB : 165 Cm
IMT : 22.8 (normoweight)
Wajah : simetris, deformitas (-)
THT : normotia, normosepta, rinore (-), otore (-), darah (-), faring hiperemis (-), T1-T1 tenang
Mulut : mukosa mulut pucat (-), mukosa kering (-)
Leher : JVP 5 – 2 cmH2O, KGB tidak teraba pembesaran
+
Thoraks
Paru
Inspeksi :
bentuk dada normal, gerak dada simetris saat statis dan dinamis, retraksi intercostal (-)
Palpasi
taktil fremitus kedua paru simetris, chest expansion simetris, nyeri tekan (-),
massa (-)
Perkusi : sonor pada kedua paru
+
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V Linea midclavicularis
Perkusi
Batas kanan jantung : ICS V linea sternalis kanan
Batas kiri jantung : ICS V 1 jari medial linea midclavicula kiri
Batas pinggang jantung : ICS IV linea parasternal kiri
Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II reg, murmur (-) gallop (–)
+
Palpasi :
supel, nyeri lepas (-) pada seluruh kuadran abdomen, shifting dullness (-) hepar dan lien tidak teraba, massa (-), nyeri ketok CVA (-) turgor baik, Murphy Sign (-)
+
c. Faktor resiko : merokok 5 bungkus/hari selama 13 tahun
+
Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun
12 x 5 x 13 = 780
Ringan : 0-200
Sedang : 200-600
Berat : > 600
- Spirometri
b. Rencana terapi :
+
+
Penyakit Paru Obstruktif kronik (PPOK)
Penyakit paru kronik ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat prograsif non reversible atau reverssible parsial
+
Faktor Resiko
Gejala klinis PPOK: batuk, produksi sputum, sesak napas yang bertambah pada saat aktivitas
Faktor resiko :
Asap rokok
Polusi udara
Infeksi saluran nafas bawah berulang
Sosio ekonomi
Inflamasi paru
Faktor penjamu
Normal
Derajat I : PPOK Ringan
Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi tidak sering. Pada derajat ini pasien sering tidak menyadari bahwa fungsi paru mulai menurun.
VEP1/KVP < 70% VEP1 ≥ 80% prediksi
Derajat II: PPOK Sedang
Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. Pada derajat ini biasanya pasien mulai memeriksakan kesehatannya
VEP1/KVP < 70% 50 % ≤ VEP1< 80% prediksi
Derajat III: PPOK Berat
Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah, dan serangan eksaserbasi semakin sering dan berdampak pada kualitas hidup pasien.
VEP1/KVP < 70% 30 % ≤ VEP1< 50% prediksi
Derajat IV: PPOK Sangat Berat
Gejala diatas ditambah tanda-tanda gagal napas atau gagal jantung kanan dan ketergantungan oksigen. Pada derajat ini, kualitas hidup pasien memburuk dan jika eksaserbasi dapat mengancam jiwa.
+
Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
Penggunaan otot bantu napas
Palpasi
+
Pada emfisema --> hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah
Auskultasi
Suara napas vesikuler normal, atau melemah
+
Pink puffer
Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan pursed – lips breathing
Blue bloater
Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer
Pursed - lips breathing
+
Sesak nafas dan yang bertambah saat aktivitas
Batuk kronik
Spirometri mengukur
KVP (FVC) Volume udara yang dikeluarkan sampai ekpirasi maksimal setelah Inspirasi maksimal
VEP1 (FEV1) volume udara yang dikeluarkan selama 1 detik pertama
Rasio dari VEP1/KVP
+
+
Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita
+
DERAJAT II VEP1/KVP < 70% 50 % < VEP1< 80% prediksi
DERAJAT III VEP1/KVP < 70% 30 % < VEP1< 50% prediksi
DERAJAT IV VEP1/KVP < 70% VEP1< 30% prediksi
Hindari faktor risiko: BERHENTI MEROKOK, PAJANAN KERJA Dipertimbangkan pemberian vaksinasi influenza Tambahkan bronkodilator kerja pendek (bila diperlukan)
 
 
+
Semua derajat:
Rekomendasi Pengobatan :
Derajat I : PPOK Ringan
+
+
Derajat II : PPOK Sedang
LABA
Simptomatik
+
(1 hisap 1x/ hr)
Derajat III : PPOK Berat
Antikolinergik kerja lama sebagai terapi pemeliharaan
LABA
Simptomatik
Rehabilitasi (edukasi, nutrisi, rehabilitasi respirasi)
+
+
Karakteristik:
VEP1< 30% prediksi atau gagal napas atau gagal jantung kanan
Rekomendasi pengobatan:
Antikolinergik kerja lama sebagai terapi pemeliharaan
LABA
Simptomatik
+
Terapi oksigen jangka panjang bila gagal napas
Ventilasi mekanis noninvasif
Pertimbangkan terapi pembedahan.
Penurunan kesadaran
Bronkodilator
Agonis beta-2 kerja cepat (terbutalin 0,3 ml subkutan dapat diulang sampai 3x setiap 1 jam dan dapat dilanjutkan dengan pemberian perdrip 3 ampul(@1 mg) per 24 jam) + antikolinergik perinhalasi (nebuliser)
Xantin intravena (bolus dan drip) (Aminofilin bolus 5 mg/KgBB
Pemberian aminofilin drip dan terbutalin (dalam 1 botol infus). cairan infus Dekstrose 5%, NaCl 0,9% atau ringer laktat)
Kortikosteroid sistemik
+
Golongan Kuinolon respirasi