LAPORAN ANAMNESA KONSERVASI Syiva Sakinatun 1006658770 Pembimbing: drg. Aditya Wisnu P., Sp.KG
LAPORAN ANAMNESA KONSERVASI
Syiva Sakinatun
1006658770
Pembimbing:
drg. Aditya Wisnu P., Sp.KG
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS INDONESIA
2015
DATA PRIBADI PASIEN
Nama : Giasinta Angguni
Nomor rekam medik : 01-06-98-16
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 18 Februari 1987
Suku : Jawa
Agama : Katolik
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : jalan flamboyant raya B 258, Bekasi
Telepon : 081288041040
Status perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Swasta
Tanggal pemeriksaan : 24 Oktober 2014 (Pemeriksaan Lengkap Umum)
20 Maret 2015 (Pemeriksaan Lengkap Kasus Konservasi)
STATUS UMUM PASIEN
Keadaan umum : Compos mentis
Berat badan : 80 kg
Tinggi badan : 160 cm
Penyakit sistemik : Tidak ada
1
FOTO INTRAORAL DAN RADIOGRAF
(1) (2)
(3) (4)
(5) (6)
2
Gambar klinis gigi 14 (PAK e.c. PN) Kondisi geligi saat oklusi
Kondisi geligi saat oklusi Kondisi geligi saat oklusi
Gigi 16 karies D3 Gigi 17 karies D3
Gambaran radiografis gigi 14
3
(9) Gigi 36 dan 38 karies D3
(8) Gigi 27 karies D3(7) Gigi 26 karies D3
(10) Gigi 47 dan 48 karies D3
DAFTAR ISI
DATA PRIBADI PASIEN........................................................................................1
FOTO INTRAORAL DAN RADIOGRAF ............................................................2
DAFTAR ISI .............................................................................................................4
BAB 1 PENGENALAN MASALAH UMUM ........................................................5
1.1 Temuan Masalah ......................................................................................5
1.2 Hubungan Antar Masalah .........................................................................7
1.3 Strategi Perawatan Umum ........................................................................8
1.4 Prioritas Perawatan Umum .......................................................................10
1.4.1 Perawatan Non-Invasif ....................................................................10
1.4.2 Perawatan Invasif ............................................................................10
BAB 2 PENGENALAN MASALAH KONSERVASI ...........................................11
2.1 Rekam Medik Konservasi (Sebelum Perawatan) .....................................11
2.2 Prioritas Rencana Perawatan ....................................................................12
2.2.1 Diagnosis dan Rencana Perawatan ..................................................13
BAB 3 TERAPI KONSERVASI .............................................................................18
3.1 Terapi Non-Invasif ...................................................................................18
3.2 Terapi Invasif ...........................................................................................18
BAB 4 PROGNOSIS ................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................34
4
PENGENALAN MASALAH UMUM
1.1. Temuan Masalah
Pasien wanita, 27 tahun, datang dengan keluhan gigi kanan atas dekat dengan
sudut mulut sering tiba-tiba muncul nyeri, nyeri yang muncul tajam dan berdenyut
kemudian berangsur hilang, pasien lupa sejak kapan nyeri muncul. Pasien juga merasa
gusi pada gigi tersebut sering meradang. Jika muncul nyeri dibiarkan saja. Terakhir
muncul nyeri 1 minggu yang lalu. Ketika digunakan mengunyah pada gigi tersebut
terasa agak nyeri.
Perawatan gigi yang pernah dilakukan pada OS adalah penambalan gigi 26, 35,
dan 37; dan pembersihan karang gigi. Pasien menyikat gigi 2x hari, ketika bangun tidur
di pagi hari dan malam hari sebelum tidur dengan teknik horizontal. Pasien tidak
menggunakan obat kumur. Pasien memiliki riwayat penyakit hepatitis A. Pasien tidak
memiliki riwayat merokok.
Pada pemeriksaan ekstraoral, wajah pasien simetris dan bibir sehat. Kelenjar
getah bening submandibular, submental dan parotid tidak teraba dan tidak sakit.
Hubungan rahang pasien ortognathi.
Pada pemeriksaan intraoral ditemukan karies D6 pada gigi 14. Tes vitalitas
termis dilakukan pada gigi 14 dengan ethyl chloride diperoleh hasil negatif. Tes perkusi
positif yang menunjukan telah terjadi kelainan periapikal pada gigi 14. Sedangkan tes
palpasi negative. Karies D3 (site 1 size 1) pada gigi 15, 16, 17, 24, 25, 26, 27, 28, 36,
38, 45, 47, 48. Gigi missing gigi 46. Ditemukan adanya plak, kalkulus, dan perdarahan
interdental pada semua regio. Indeks plak 2.38, PBI .8, dan indeks kalkulus 2.14. OHI-S
4.5 (buruk).
Pada pemeriksaan radiografis ditemukan kehilangan struktur gigi pada 1/3
servikal sebelah mesial mengenai pulpa. Terdapat pula gambaran pelebaran ruang
periodontal pada apeks akar gigi 14, lamina dura tidak terputus. Keadaan kamar pulpa,
saluran akar, dan periapeks normal. Terdapat 2 saluran akar
Pada pemeriksaan faktor risiko karies didapatkan hasil sebagai berikut:
Saliva Hidrasi Saliva tanpa stimulasi: 30-60 detik Kuning
Viskositas saliva tanpa stimulasi : berbusa Kuning
Diet Gula: >2x/hr Merah
5
Asam: <2 kali sehari
Fluoride Hanya dari pasta gigi Kuning
Faktor modifikasi Obat penurun aliran saliva: tidak
Penyakit penyebab mulut kering: tidak
Protesa/alat orthodonsi: tidak
Karies aktif: ya
Sikap: ya
Kuning
6
1.2 Hubungan Antar Masalah
Faktor OH
- OS menyikat gigi pada waktu yang benar dan dengan cara yang salah.
karies D6 gigi 14
karies D3 gigi 15, 16, 17, 24, 25, 26, 27, 28, 36, 38, 45, 47, 48
Faktor LokalAnatomi gigi (pit
fisure yang dalam)
Periodontitis apikalis kronis e.c.
partial nekrosis
Faktor Resiko Karies
- Fluor hanya pada pasta gigi
- Diet glukosa >2x sehari- Diet asam <2x sehari
- Hidrasi saliva tanpa stimulasi: 30-60 detik
- Viskositas saliva: berbusa- Faktor modifikasi
pasienmemiliki karies aktif dan mau memperbaiki sikap
OHI-S 4.5(buruk)
- Akumulasi plak dan kalkulus
Faktor LokalAnatomi gigi
(titik kontak tidak baik)
Faktor lokal
- Anatomi pit dan fissure dalam pada gigi posterior- kondisi gigi anterior multiple diastema
- Akumulasi plak dan kalkulus
1.3 Strategi Perawatan Umum
Pada riwayat perawatan dental sebelumnya, pasien pernah mendapat perawatan
gigi untuk dilakukan pembersihan karang gigi, pencabutan dan penambalan gigi. Pasien
cukup termotivasi dan perduli terhadap kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan pasien
akan cara menjaga kesehatan rongga mulut kurang baik, hal ini ditunjukan dari cara
menyikat gigi yang salah dan konsumsi makanan manis dan asam berlebihan. Nilai
OHI-S pasien pun buruk. Pasein sering mengabaikan rasa sakit gigi yang muncul,
ditunjukan dengan lamanya durasi waktu sebelum pasien mencari perawatan gigi.
Karies gigi adalah penyakit infeksius pada gigi yang mengakibatkan destruksi
dan pelarutan jaringan terkalsifikasi yang terlokalisasi. Karies merupakan penyakit
multifaktorial dimana terdapat hubungan kompleks antara bakteri, diet, dan pejamu.
Karies gigi hanya dapat terjadi apabila terdapat akumulasi biofilm pada permukaan gigi,
namun adanya biofilm saja tidak cukup untuk menyebabkan berkembangnya karies.
Karbohidrat yang dapat difermentasi juga harus ada sehingga asam dapat terproduksi
dan menyebabkan berkurangnya mineral dari struktur gigi.
Hilangnya ion mineral penyusun kristal apatit mengakibatkan demineralisasi.
Pada karies aktif, terjadi ketidakseimbangan demineralisasi dengan remineralisasi oleh
ion kalsium serta fosfat dari saliva, sehingga terbentuklah kavitas. Beberapa faktor
penyebab karies antara lain adalah akumulasi plak, frekuensi konsumsigulayang tinggi,
frekuensi pajanan terhadap diet asam, dan keberadaan faktor pelindung alami dalam
pelikel dan saliva seperti ion F-, Ca2+, PO43-, dan elemen lainnya.1
Terkait faktor-faktor tersebut, maka langkah pertama yang ditempuh adalah
memberikan DHE (Dental Health Education) kepada pasien agar meningkatkan
kebersihan mulutnya. Pasien diedukasi mengenai cara dan waktu menyikat gigi yang
baik dan benar yakni menguunakan metode Bass dengan tekanan ringan, menggunakan
sikat gigi yang sesuai yaitu berbulu halus, ujung kepala mengecil, dan memastikan
penyikatan gigi meliputi seluruh regio hingga gigi paling posterior. Waktu menyikat
gigi yang baik adalah pagi setelah sarapan serta malam sebelum tidur. Pasien juga
diminta meneruskan penggunaan pasta gigi berfluoride. Pasien diinstruksikan untuk
memeriksakan gigi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali. Pasien diminta mengurangi
frekuensi serta jumlah makanan dan minuman yang mengandung gula dan asam. Selain
8
itu pasien diinstruksikan untuk meningkatkan asupan air dan menggunakan sikat
interdental.
Selama proses anamnesa dan pemeriksaan, pasien bersikap kooperatif dan
memiliki keinginan kuat dan bersedia untuk mengubah sikap serta memperbaiki
giginya. Setelah perawatan non-invasif, maka rencana perawatan dilanjutkan ke tahap
perawatan invasif. Dilakukan perawatan saluran akar pada gigi dengan karies mencapai
pulpa dan restorasi pasca-perawatan saluran akar dengan menggunakan onlay. Selain
itu, dilakukan penumpatan GIC pada karies mencapai email. Keseluruhan perawatan
dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi mastikasi dan kondisi estetis pasien. Selama
dilakukannya perawatan invasif, pasien tetap diinstruksikan untuk meningkatkan
kesehatan gigi dan mulutnya sesuai informasi yang telah diberikan oleh operator.
1.4 Prioritas Perawatan Umum
1.4.1 Perawatan Non-Invasif
1. Mengevaluasi dan meningkatkan kebersihan mulut dengan menyikat gigi
2x/hari dan menggunakan sikat interdental dengan cara dan waktu yang
benar.
Sikat gigi 2x/hari pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum
tidur dengan metode Bass yang dimodifikasi, yaitu dengan
membentuk sudut 45° antara sikat gigi dengan gusi dan gigi,
kemudian sikat gigi diarahkan ke bawah pada gigi geligi rahang atas
dan sikat diarahkan ke atas pada gigi geligi rahang bawah untuk
membersihkan gigi dari plak. Penyikatan gigi dilakukan pada
seluruh permukaan gigi, dengan sikat gigi berbulu halus dan
tekanan penyikatan yang tidak terlalu keras.
Menggunakan sikat interdental pada gigi gigi yang terdapat jarak
2. Modifikasi diet, dengan mengurangi frekuensi serta jumlah asupan gula
diantara waktu makan besar
3. Meningkatkan asupan air dan kumur dengan baking soda
1.4.2 Perawatan Invasif
a. Gigi 14 pro perawatan saluran akar dan restorasi onlay.
b. Gigi 15, 16, 17, 24, 25, 26, 27, 28, 36, 38, 45, 47, 48 pro restorasi GIC
9
BAB 2
PENGENALAN MASALAH KONSERVASI
2.1 Rekam Medik Konservasi (Sebelum Perawatan)
PERAWATAN INVASIFEl. K TV DIAGNOSIS R
PERAWATA
N
El. K TV DIAGNOSIS R PERAWATAN
18 2117 D3 + Site 1 size 1 GIC 2216 D3 + Site 1 size 1 GIC 2315 D3 + Site 1 size 1 GIC 24 D3 + Site 1 size 1 GIC14 D6 - Periodontitia apikalis kronis e.c parsial
nekrosisonlay 25 D3 + Site 1 size 1 GIC
13 26 D3 + Site 1 size 1 GIC12 27 D3 + Site 1 size 1 GIC11 28 D3 + Site 1 size 2 GIC
41 38 D3 + Site 1 size 2 GIC42 3743 36 D3 + Site 1 size 1 GIC44 3545 D3 + Site 1 size 1 GIC 3446 3347 D3 + Site 1 size 2 GIC 3248 D3 + Site 1 size 2 GIC 31
2.2 Prioritas Rencana Perawatan
No Masalah Diagnosis Alternatif
Perawatan
Perawatan yang
Dipilih
Prognosis
1. Kebersihan
gigi dan
mulut yang
tidak baik
(OHIS
buruk)
- Perawatan non-
invasif:
1. Menginstruksikan
pasien untuk
menyikat gigi 2x/
hari dengan cara
dan waktu yang
benar dan
penggunaan sikat
interdental
2. Modifikasi diet
dengan
Perawatan non-
invasif:
1. Menginstruksikan
pasien untuk
menyikat gigi 2x/
hari dengan cara
dan waktu yang
benar dan
penggunaan sikat
interdental
2. Modifikasi diet
dengan
Baik
10
mengurangi
frekuensi serta
jumlah makanan
dan minuman
yang mengandung
gula dan asam
3. Meningkatkan
asupan air dan
kumur baking
soda
mengurangi
frekuensi serta
jumlah makanan
dan minuman yang
mengandung gula
dan asam
3. Meningkatkan
asupan air dan
kumur baking soda
2. Gigi 14
karies D6
periodontitis
apikalis kronis
e.c. partial
nekrosis
PSA vital, onlay
Ekstraksi
PSA vital, onlay Baik
3. Gigi 15, 16,
17, 24, 25,
26, 27, 28,
36, 38, 45,
47, 48
Karies D3
Site 1 size 1 Restorasi GIC Restorasi GIC Baik
2.2.1 Diagnosis dan Rencana Perawatan
1) Gigi 14
Diagnosis
Karies D6 vital Periodontitis apikalis kronis e.c. partial nekrosis
Keluhan subjektif :
Gigi sering tiba-tiba muncul nyeri, nyeri yang muncul tajam dan berdenyut
kemudian berangsur hilang, pasien lupa sejak kapan nyeri muncul. Pasien juga
merasa gusi pada gigi tersebut sering meradang. Jika muncul nyeri dibiarkan
saja. Terakhir muncul nyeri 1 minggu yang lalu. Ketika digunakan mengunyah
pada gigi tersebut terasa agak nyeri
11
Ketika datang untuk pemeriksaan klinis di RSGMP FKG UI, gigi tersebut
tidak terasa sakit.
Pemeriksaan objektif:
Terdapat kavitas di servikal sebelah mesial gigi (ketika disondasi pada
sisi tersebut, alat menyangkut)
Tes perkusi : (+)
Tes palpasi : (−)
Tes vitalitas : (--)
Fistula : (−)
12
Pemeriksaan radiograf:
Kondisi kamar pulpa, akar, dan saluran akar normal.
Radiolusensi mencapai pulpa yang merupakan perluasan dari sisi servikal
sebelah mesial; mengenai tanduk pulpa;
Jumlah akar satu; saluran akar dua.
Terdapat pelebaran ruang periodontal pada ujung akar gigi dimana tidak
disertaai putusnya lamina dura.
Renc anap erawatan
Gigi 14 Periodontitis apikalis kronis e.c. partial nekrosis PSA vital; onlay
Alasan periodontitis apikalis kronis e.c. partial nekrosis:
Ketika diperkusi gigi terasa sakit. Tes thermal menggunakan ethyl chloride negatif
tetapi nyeri masih timbul 1 minggu yang lalu. Pada gambaran radiograf adanya
pelebaran ruang periodontal tanpa disertai putusnya lamina dura
Alasan PSA vital:
Karies telah mencapai pulpa dan diketahui keluhan pasien terasa nyeri
berdenyut 1 minggu yang lalu
Apeks gigi dan foramen apikal telah terbentuk sempurna.
PSA dilakukan untuk mengangkat jaringan terinfeksi dan mencegah
berlanjutnya infeksi ke daerah periapikal.
Gigi masih dapat direstorasi pasca perawatan endodontik.
Alasan onlay:
Setelah dilakukan perawatan endodontik, gigi menjadi lemah karena
kehilangan nutrisi dan jaringan gigi yang tersisa tidak kuat menahan daya
kunyah sehingga dibutuhkan restorasi yang cukup kuat menahan daya kunyah.
Sisa jaringan gigi masih memungkinkan untuk nantinya dibuatkan intra dan
kontra bevel
2) Gigi 15, 16, 17, 24, 25, 26, 27, 28, 36, 38, 45, 47, 48
Diagnosis
Karies D3 site 1 size 1
Keluhan subjektif: tidak ada.
13
Pemeriksaan objektif :
Terdapat karies email pada permukaan oklusal (pit and fissure) gigi.
Lesi berwarna kehitaman dan menyangkut saat sondasi.
Ekskavasi kavitas mencapai email.
Rencana p erawatan
Gigi 15, 16, 17, 24, 25, 26, 27, 28, 36, 38, 45, 47, 48 karies D3 site 1 size 1
restorasi GIC
Alasan GIC:
Lesi karies tidak meluas. GIC dapat berikatan secara secara fisiko kimia dengan gigi
sehingga dapat mencegah microleakage dan juga dengan ikatan fisiko-kimia tersebut,
tidak diperlukan lagi preparasi kavitas yang lebih luas untuk meningkatkan retensi
mekanis bahan restorasi (preparasi minimal). GIC juga dapat melepaskan fluoride
yang mendukung remineralisasi email gigi. Selain itu, karena karies terdapat pada
daerah pit dan fisura yang tidak menjadi tumpuan beban oklusal saat beroklusi, GIC
masih cukup kuat untuk merestorasi bagian tersebut. GIC juga memiliki estetis yang
cukup baik.
.
14
BAB 3
TERAPI KONSERVASI
3.1 Terapi Non-Invasif
1. Mengevaluasi dan meningkatkan kebersihan mulut dengan menyikat gigi 2x/hari dan
menggunakan sikat interdental dengan cara dan waktu yang benar.
Sikat gigi 2x/hari pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur
dengan metode Bass yang dimodifikasi, yaitu dengan membentuk sudut 45°
antara sikat gigi dengan gusi dan gigi, kemudian sikat gigi diarahkan ke
bawah pada gigi geligi rahang atas dan sikat diarahkan ke atas pada gigi
geligi rahang bawah untuk membersihkan gigi dari plak. Penyikatan gigi
dilakukan pada seluruh permukaan gigi, dengan sikat gigi berbulu halus dan
tekanan penyikatan yang tidak terlalu keras.
Menggunakan sikat interdental pada gigi gigi yang terdapat jarak
2. Modifikasi diet, dengan mengurangi frekuensi serta jumlah asupan gula diantara
waktu makan besar
3. Meningkatkan asupan air dan kumur dengan baking soda
3.2 Terapi Invasif
A. Gigi 14 Periodontitis apikalis kronis e.c. partial nekrosis PSA vital+onlay
Tahap perawatan saluran akar :
1. Anaesthesia
Anaesthesi lokal dengan cara infiltasi pada nervus alveolaris superior anterior.
Bila masih terasa sakit, ditambahkan anaesthesi intrapulpa (bila akses telah
menembus atap pulpa).
2. Preparasi dan akses kamar pulpa
Alat yang digunakan: diamond round bur, diamendo, sonde berkait.
Regangan kavitas disesuaikan dengan bentuk internal kamar pulpa. Seluruh
jaringan karies dan infected dentin dibuang hingga bersih. Hal ini dilakukan
untuk meminimalisasi resiko kontaminasi bakteri ke ruang pulpa, ataupun
saluran akar.
15
Regangan kavitas diperkirakan sesuai dengan letak orifis. Pada gigi 14,
preparasi dimulai dari permukaan oklusal ke arah bukal dan palatal. Arah bur
sejajar dengan sumbu panjang gigi.
Bila kamar pulpa telah terbuka, bur disejajarkan dengan sumbu gigi, kemudian
ditarik ke arah permukaan insisal sambil mengangkat sisa atap pulpa yang
tertinggal sampai terasa tidak ada tahanan, sehingga anatomi internal pulpa
terproyeksi dan menjadi outline eksternal dari bentuk akses.
Kamar pulpa dibersihkan hingga orifis terlihat dan dinding dihaluskan dengan
diamendo. Pengecekkan dilakukan dengan sonde berkait untuk melihat apakah
seluruh atap pulpa telah terangkat dan dinding kamar pulpa halus.
Akses yang baik meliputi:
o Tidak terdapat sisa jaringan karies maupun atap kamar pulpa.
o Restorasi lama, restorasi yang menyebabkan karies atau tidak didukung
jaringan penyangga harus dibongkar
o Pandangan yang jelas pada orifis.
o Tidak ada hambatan dalam memasukkan juga memfungsikan instrumen ke
dalam saluran akar.
o Bentuk kavitas dapat memberi retensi untuk tumpatan sementara
o Dinding preparasi halus
Setelah atap pulpa terangkat, saluran akar dijajaki sepanjang ⅔ panjang kerja
dengan file berukuran kecil untuk melepaskan perlekatan pulpa dari dinding
saluran akar.
3. Irigasi pulpa
Alat yang digunakan: jarum suntik 25 gauge.
Irigasi menggunakan NaOCl 2.5% sebanyak 5 cc.
Ujung jarum dipastikan tidak tertahan di dalam saluran akar. Jarum ditarik
perlahan-lahan saat mengalirkan cairan irigasi.
Cairan irigasi yang keluar ditampung dengan cotton pellet. Daerah kerja
diisolasi. Irigasi dilakukan hingga bersih.
4. Penentuan panjang kerja
Alat yang digunakan: jarum endodontik (k-file).
16
Ditentukan sebuah titik yang akan dijadikan acuan selama preparasi dan/ atau
pengisian saluran akar. Titik acuan berada pada bidang oklusal yang paling
mudah terlihat dan menyentuh stopper; titik acuan harus stabil dan tidak
berubah selama perawatan.
Dilakukan pengukuran panjang gigi estimasi pada radiograf preoperatif, lalu
dikurangi 2-3 mm untuk toleransi kesalahan pemotretan.
Stopper diletakkan pada jarum endodontik sesuai panjang yang telah dihitung
tersebut. Jarum endodontik lalu dimasukkan ke dalam saluran akar hingga
stopper menyentuh titik acuan. Penjajakan menggunakan gerakan watch
winding, dimulai dari file No.10.Pergantian file dilakukan bila sudah terasa
longgar.
Setiap pergantian file diolesi EDTA untuk memudahkan jalan masuk file.
Setiap pergantian alat diiringi irigasi NaOCl 2.5% untuk menghilangkan smear
layer.
File yang digunakan minimal berukuran No.20 agar terlihat jelas pada foto
radiograf. Dilakukan pemotretan foto radiograf.
Dilakukan penentuan panjang kerja estimasi, yaitu dengan mengukur panjang
gigi dari puncak oklusal yang stabil hingga ujung apeks pada foto radiograf.
Panjang kerja tentatif dikurangi 1 mm dari ukuran panjang mahkota-apeks agar
sesuai mencapai konstriksi apikal. Panjang kerja tetap ditetapkan dari panjang
gigi dikurangi 1mm.
File awal ditentukan berdasarkan perbandingan pada ⅓ apeks gigi pada foto
radiograf.
5. Preparasi apikal
Alat yang digunakan: jarum endodontik (protapper).
Jajaki saluran akar sampai file minimal no. 15 untuk menemukan glide path
Irigasi saluran akar dengan 2 cc NaOCl 2,5%
Preparasi setiap saluran akar dengan ProTaper S1 sampai sepanjang kerja.
Irigasi saluran akar dengan 2 cc NaOCl 2,5%, kemudian lakukan rekapitulasi
dengan file no. 10
Preparasi setiap saluran akar dengan ProTaper S2 sampai sepanjang kerja.
17
Irigasi saluran akar dengan 2 cc NaOCl 2,5%, kemudian lakukan rekapitulasi
dengan file no. 15.
Preparasi setiap saluran akar dengan ProTaper F1 sampai sepanjang kerja.
Irigasi saluran akar dengan 2 cc NaOCl 2,5%, kemudian lakukan rekapitulasi
dengan file no. 20.
Preparasi setiap saluran akar dengan ProTaper F2 sampai sepanjang kerja.
Irigasi saluran akar dengan 2 cc NaOCl 2,5%, kemudian lakukan rekapitulasi
dengan file no. 25.
Preparasi setiap saluran akar dengan ProTaper F3 sampai sepanjang kerja.
Irigasi saluran akar dengan 2 cc NaOCl 2,5%, kemudian lakukan rekapitulasi
dengan file no. 30.
Jika saluran akar besar, lanjutkan preparasi sampai ProTaper F4 atau F5, dan
irigasi saluran akar dengan 2 cc NaOCl 2,5% setiap pergantian alat.
6. Kon gutaperca utama
Mencoba KGU
Coba KGU sesuai dengan file F terakhir yang sesuai sepanjang kerja dan terdapat snug
like
Buat foto x-ray KGU untuk melihat apakah KGU dapat masuk sepanjang kerja.
7. Medikasi antar kunjungan
Setelah dilakukan preparasi akses dan saluran akar, saluran akar diberikan medikasi
antar kunjungan berupa ledder mix, kemudian ditumpat sementara dengan Cavit.
8. Pengisian saluran akar
Alat yang digunakan: excavator, plugger.
Bila perkusi negatif, tumpatan sementara dibuka.
Saluran akar diirigasi dengan NaOCl 2.5% dan dikeringkan dengan paper point.
Pengisian menggunakan teknik single cone. Gutta Perca Protaper (sesuai dengan
ukuran protaper yang digunakan).
Gutta Perca protaper dilumuri dengan sealer saluran akar (endomethasone), lalu
dimasukkan ke dalam saluran akar perlahan-lahan agar udara dan kelebihan
semen dapat keluar.
18
Potong kon gutaperca : panaskan semen stopper di atas api spirtus, tekankan pada
gutaperca dan langsung diangkat, tekan gutaperca dengan plugger sampai di
Buat radiograf untuk evaluasi pengisian saluran akar.
Kamar pulpa dibersihkan dengan cotton pelet yang dibasahi alkohol kemudian
dasar kamar pulpa dilapisi dengan basis semen fosfat setebal + 2 mm. Letakkan
cotton pellet, dan tutup dengan tumpatan sementara (ZOE).
Kontrol minimal satu minggu setelah obturasi. Hal yang perlu diperhatikan adalah
apakah ada keluhan subjektif, palpasi, dan perkusi.
Restorasi Onlay sebagai restorasi akhir PSA gigi 14
Langkah Kerja Restorasi Onlay
1. Pembersihan tumpatan sementara
Tumpatan sementara dibersihkan dengan ekskavator serta menggunakan scaler
hingga kavitas bersih.
2. Reduksi oklusal
Preparasi alur pedoman pada permukaan oklusal dengan kedalaman 1-1,5 mm
menggunakan diamong bur silindris
Preparasi permukaan oklusal dengan menyatukan alur pedoman mengikuti kontur
oklusal menggunakan diamond bur
Cek gigitan pasien
3. Preparasi kavitas
Preparasi kavitas sejajar/divergen 4-5° ke oklusal menggunakan tapered diamong
bur
kedalaman preparasi minimal 4-5mm, cek menggunakan pocket probe
bevel seluruh tepi kavitas luar (kontra bevel) dan dalam (intra bevel) selebar 1,5
mm menggunakan diamond bur
Cuci kavitas dan keringkan
4. Pencetakan hasil preparasi
Cetak hasil preparasi dengan menggunakan Polysiloxane Impression (double
impression) material untuk regio yang dipreparasi dan cetak dengan alginate untuk
regio antagonis.
Tentukan gigitan dengan wax.
19
Tutup ragangan kavitas yang telah dicetak dengan tumpatan sementara Cavit.
Hasil pencetakan kemudian dicor untuk menjadi model kerja.
Kirimin model kerja dan catatan gigit ke tekniker
5. Insersi onlay
Bongkar tumpatan sementara dengan bur bulat dan bersihkan sisanya dengan
ekskavator.
Cobakan onlay logam pada kavitas. Periksa kerapatan tepi retorasi dan titik
kontak. Cek oklusi menggunakan articulating paper dan tanda berupa garis lurus
pada kunci oklusi. Koreksi bila perlu dengan stone hijau dan rubber merah. Cek
bagian proksimal dengan benang gigi. Lakukan foto dental untuk mengevaluasi
adaptasi inlay.
Aplikasikan GIC tipe I sebagai luting agent untuk inlay logam tersebut.
Pengaplikasian GIC dilakukan dengan intrumen berujung bulat pada permukaan
intaglio inlay dan pada kavitas hingga ½ penuh. Kemudian masukkan inlay logam
ke dalam kavitas dengan kelebihan GIC harus keluar dari seluruh tepi restorasi.
Bersihkan kelebihan GIC dengan kapar dan sonde serta benang gigi pada daerah
proksimal.
Kontrol dilakukan 1 minggu pasca insersi.
B. Gigi 15, 16, 17, 24, 25, 26, 27, 28, 36, 38, 45, 47, 48 restorasi GIC
Tahapan penumpatan GIC :
a. Preparasi kavitas
Jaringan karies dibuang menggunakan lowspeed metal round bur.
Preparasi dibuat minimal karena retensi GIC berasal dari ikatan kimiawi
dengan jaringan gigi.
Tepi kavitas diperiksa; kavitas harus bebas dari jaringan karies ataupun
jaringan email yang tidak terdukung.
Kavitas dibersihkan dan dikeringkan, daerah kerja diisolasi.
Dentin conditioner diaplikasikan pada kavitas selama 10 detik untuk
menghilangkan smear layer, meningkatkan kelembaban permukaan, dan
meningkatkan adaptasi tumpatan GIC tersebut.
20
Kavitas dibilas dengan threeway syringe selama 10 detik, lalu dikeringkan
menggunakan cotton pelet basah yang telah dikeringkan. Kavitas harus
dibiarkan lembab, sebab ketika settingGIC dapat menarik cairan dalam tubuli
dentin yang akan menimbulkan rasa ngilu setelah penumpatan.
b. Penumpatan
Bubuk GIC diambil menggunakan sendok takar sesuai aturan pabrik,
diletakkan di atas kertas pengaduk. Satu tetes liquid diteteskan di dekat bubuk,
lalu diaduk hingga homogen menggunakan spatula plastik. Cara mengaduk
adalah mencampur setengah bagian bubuk dengan liquid, dilebarkan, lalu
dicampur dengan setengah sisanya dalam gerakan menekan dan melipat.
GIC dimasukkan ke dalam kavitas denganplastic instrument hingga terisi
dengan baik. Kelebihan GIC dibuang dengan excavator.
Permukaan tumpatan GIC dilapisi varnish agar tidak terjadi perubahan selama
mengeras.
c. Pemolesan
Pemolesan dilakukan setelah 24 jam, dengan menggunakan rubber
putihdengan tekanan ringan, putaran rendah, intermiten, dan dalam keadaan
basah.
Pemolesan dilakukan agar tumpatan halus dan mengkilap, sehingga mencegah
terjadinya retensi makanan yang dapat menyebabkan terjadinya karies
sekunder.
BAB 4
PROGNOSIS
A. Prognosis Umum
Baik. Alasan :
21
1. Pasien kooperatif dan memiliki keinginan kuat dan bersedia untuk mengubah sikap
serta memperbaiki giginya.
B. Prognosis Lokal
1. Gigi 14 prognosis baik.
Karies mencapai pulpa, gigi masih dapat dilakukan perawatan saluran akar.
Struktur gigi cukup untuk restorasi pasca-endodontik.
Gigi tidak goyang.
2. Gigi 15, 16, 17, 24, 25, 26, 27, 28, 36, 38, 45, 47, 48 prognosis baik
. Karies terbatas mencapai email
DAFTAR PUSTAKA
1. Roberson TM, Heyman HO, Swift EJ. Sturdevant's Art and Science of Operative
Dentistry. Fourth Edition. Missouri: Mosby Elsevier; 2002. p. 65-114
22
2. Livia Maria Andaló Tenuta, Jaime Aparecido Cury. Fluoride: It's Role in Dentistry. Braz
Oral Res. 2010; 24 (Spec Iss 1): 9-17
3. Mount GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Queensland:
Knowledge Books and Software; 2005.
4. Daradjati S. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi IV. Yogyakarta: Bagian Ilmu Konservasi
Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada; 2004.
5. Poyato-Ferrera Met. al. Comparison of Modified Bass Technique with Normal
Toothbrushing Practices for Efficacy in Supragingival Plaque Removal. Int. Journal of
Dental Hygienist. 2003 May; 1(2):110-4.
6. Cohen S, Hargreaves KM. Pathways of the Pulp, 9thed. Mosby Elsevier; 2006.
7. Ingle JI, Bakland LK. Endodontics, 5th ed. BC Decker Inc; 2002.
8. Walton, Torabinejad. Principles and Practice of Endodontics, 3rded. WB Saunders; 2002.
9. Noersasongko B. Penuntun Praktikum Restorasi Praklinik. Jakarta: Bagian Ilmu
Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia; 2006.
23