LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING II BLOK NEUROLOGY & SPECIFIC SENSE SYSTEMS (NSS) “Tuan Mose Yang Malang...” Tutor : dr.Evy Sulistyoningrum,M.Sc Oleh : Kelompok I Dandhy Dharma S. P. G1A010016 Nur Fitri Margaretna G1A010017 Ning Maunah G1A010031 Angkat Prasetya A.N G1A010038 Dasep Padilah G1A010062 Eviyanti Ratna Suminar G1A010063 Lina Sunayya G1A010075 Rona Lintang Harini G1A010094 Hesti Putri A G1A010099 Tribuana Yogaswara G1A008102 Yanuary Tejo Buntolo G1A009062
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING II
BLOK NEUROLOGY & SPECIFIC SENSE SYSTEMS (NSS)
“Tuan Mose Yang Malang...”
Tutor :
dr.Evy Sulistyoningrum,M.Sc
Oleh :
Kelompok I
Dandhy Dharma S. P. G1A010016
Nur Fitri Margaretna G1A010017
Ning Maunah G1A010031
Angkat Prasetya A.N G1A010038
Dasep Padilah G1A010062
Eviyanti Ratna Suminar G1A010063
Lina Sunayya G1A010075
Rona Lintang Harini G1A010094
Hesti Putri A G1A010099
Tribuana Yogaswara G1A008102
Yanuary Tejo Buntolo G1A009062
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Proses belajar memiliki berbagai metode pembelajaran dalam rangka mencapai
sasaran belajar dan kompetensi yang diharapkan untuk mahasiswa yang bersangkutan.
Salah satu metode pembelajaran tersebut adalah dengan metode Problem Based Learning,
yakni suatu metode belajar dengan model diskusi pembelajaran bersama terhadap
skenario kasus tertentu yang menuntut mahasiswa berperan aktif secara individu. Tujuan
dari pbl ini yaitu :
a. Mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dari
skenario masalah yang berisi patient problem.
b. Melatih kemampuan generic learning skills, dan memahami serta menghubungkan
basic sciences dengan clinical sciences.
c. Meningkatkan penguasaan soft skills yang meliputi kepemimpinan, profesionalisme,
ketrampilan komunikasi, kemampuan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim,
ketrampilan untuk berpikir secara kritis,serta kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi
d. Melatih karakter student centred learning,self directed learning dan adult learning.
Dalam memahami dan mendalami permasalahan yang telah tersedia melalui penerapan
seven jumps, yaitu:
1. Klarifikasi istilah
2. Batasan masalah
3. Analisa masalah
4. Pembahasan masalah
5. Kesimpulan
Pada kasus PBL (Problem Based Learning) kedua blok NSS ini, kami
membahas mengenai meningoencephalitis tuberculosis. Pada pembahasan kali ini,
kami harus benar-benar memahami mulai dari apa itu encephalitis dan meningitis,
mengapa kuman tuberculosis bisa menjadi penyebab terjadinya penyakit ini, fakor
1. Kejang : Kejang merupakan suatu kondisi dimana otot tubuh berkontraksi dan
relaksasi secara cepat dan berulang, oleh karena abnormalitas sementara dari
aktivitas elektrik di otak, dapat karena kelainan intrakranial, ekstrakranial, atau
metabolik (Nelson, 2000).
2. Penurunan Kesadaran : Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan yang
mencerminkan pengintegrasian semua impuls aferen dan impuls eferen. Jumlah
impuls aferen menentukan derajat kesadaran, sedangkan cara pengolahan impuls
aferen yang menelurkan pola-pola impuls eferen menentukan kualitas kesadaran
(Sidharta, 2009).
3. Kesadaran merupakan fungsi utama susunan syaraf pusat. Untuk mempertahankan
fungsi kesadaran yang baik, perlu suatu interaktsi yang konstan dan efektif anatara
hemisfer serebri yang intak dan formasio retikularis di batang otak. Gangguan
pada hemisfer serebri atau formasio retikularis dapat menimbulkan gangguan
kesadaran (Chandra, 1979).
4. Vomitus adalah pengeluaran involunteer dan ekspulsi yang kuat semua isi lambung dari mulut. Pusat muntah di medulla oblongata distimulasi baik secara langsung (muntah sentral) atau melalui serat eferen (muntah reflek).
Muntah sentral akibat :1) Obat2) Uremia3) Hiperkalsemia4) Infeksi akut5) Kehamilan
Muntah reflek : Penyebab dari gangguan gastrointestinal
B. BATASAN MASALAH
Identitas pasien
Nama : Tn.M
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Keluhan utama: penurunan kesadaran
Onset : sejak 1 jam yang lalu
Faktor memperberat : (-)
Faktor memperingan : (-)
Gejala penyerta : - Kejang selama ± 10 menit
- Kejang selama ± 5 menit
- Sakit kepala
- Muntah
RPD : - Seminggu sebelum masuk RS pasien merasa demam
- 1 bulan yang lalu pasien mengeluh batuk, sering berkeringat pada malam
hari, BB turun
- Foto rontgen terdapat infeksi pada paru-paru, pasien diharuskan minum
obat yang tidak boleh putus sama sekali selama 6 bulan, tapi pasien tidak
berobat kembali.
Riwayat Sosial : Ekonomi rendah
C. ANALISIS MASALAH 1
1. Mekanisme kesadaran, nyeri kepala
2. Klasifikasi kejang
3. Tingkat kesadaran
4. Menentukan atau menilai tingkat Kesadaran
5. Penyebab penurunan kesadaran
6. Perbedaan meningitis dengan encephalitis
7. Pemeriksaan Neurologis, yang spesifik pada Meningitis
5. Penatalaksanaan (farmako dan non farmako) meningoencephalitis tuberculosis
6. Komplikasi dan prognosis meningoencephalitis tuberculosis
A. PEMBAHASAN ANALISIS PERTAMA
1. Mekanisme kesadaran, nyeri kepala
Kesadaran
Pusat kesadaran manusia terdapat didaerah pons, formasio retikularis daerah
mesensefalon dan diensefalon. Lintasan aspesifik ini oleh Merruzi dan Magoum disebut
diffuse ascending reticular activating system (ARAS). Melalui lintasan aspesifik ini,
suatu impuls dari perifer akan menimbulkan rangsangan pada seluruh permukaan
korteks serebri (Rumawas, 2000).
Formatio reticularis
Ascending Reticular Activating System (ARAS)
Batang otak(mesencephalon – pons – medulla
oblongata)
Intralaminar nuclei di thalamus
Saraf sensoris dari seluruh tubuh dan kepala
Korteks serebri teraktivasi
Kesadaran
Excitatory neurotransmitter
Inhibitory neurotransmitter
Glutamat GABA
Kesadaran meningkat Kesadaran menurun
Gambar 2.1. Mekanisme kesadaran (Snell, 2006).
Bakteri masuk aliran darah
Masuk plexus choroideus
Infeksi epitel plexus
Bisa masuk menembus LCS
Multiplikasi bakteri di dalam LCS
Bakteri keluarkan toksin
Produksi Sitokin & Kemokin
Gangguan permeabilitas BBB Leukosit masuk LCS
Degranulasi
Keluarkan metabolit toksin
Ganggu metabolisme sel dan pompa elektrolit
Bakteri membentuk eksudat di ruang subarachnoidea
Cytotoxic edema
Mengganggu resorpsi LCS ke sinus dural
Memblokir granulasi arachnoidea
Hydrocephalus malresorpsi
Protein plasma masuk LCS
Vasogenic Edema
TIK >>
Aliran LCS yang sedikit teresorpsi mendesak sinus dural Sinus dural mendesak duramater pars periostealRangsang reseptor nyeri di duramater
NYERI KEPALA
Respon inflamasi
Mediator inflamasi keluar menuju sinus dural
Berikatan dengan reseptor nyeri
NYERI KEPALA
Nyeri Kepala
Gambar 2.2. Mekanisme nyeri kepala (Sylvia, 2005).
2. Klasifikasi kejang
Kejang merupakan suatu kelainan yang diakibatkan oleh gangguan
neurologis yang terjadi karena lepasnya muatan paroksismal yang berlebihan dari
suatu populasi neuron yang sangat mudah terpicu atau disebut juga fokus kejang
( Price, 2005) :
Tabel Klasifikasi Kejang ( Price, 2005)
No Klasifikasi Karakteristik
1. PARSIAL Kesadaran utuh walaupun mungkin berubah ; fokus
hanya disuatu bagian tapi dapat menyebar ke bagian lain
a. Parsial
Sederhana
1.Dapat bersifat motorik (gerakan abnormal unilateral)
2.Dapat bersifat sensorik ( merasakan, membaui,
mendengar sesuatu yang abnormal)
3.Dapat Bersifat Autonomik ( takikardia, bradikardia,
takipnu, kemerahan, rasa tidak enak di epigastrium)
4. Dapat bersifat psikis ( disfagia, gangguan daya
ingat)
5. Biasanya berlangsung kurang dari 1 menit
b. Parsial
Kompleks
1.Dimulai dari kejang parsial sederhana kemudian
berkembang menjadi kejang yang disertai oleh
a. Gejala motorik, gejala sensorik, otomatisme
( mengecap-ecapkan bibir, mengunyah, menarik-
narik baju)
b. Beberapa kejang parsial komplek mungkin
berkembang menjadi kejang generalisata
c. Biasanya berlangsung 1-3 menit
2. Kejang Umum ( generalisata)
1. Kejang absens
- Gangguan kewaspadaan dan responsivitas
- Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang
dari 15 detik
- Awalan dan akhiran cepat, setelah itu kembali waspada dan
konsentrasi penuh
- Umumnya dimuali pada usia antara 4 dan 14 tahun dan sering sembuh
dengan sendirinya pada usia 18 tahun.
2. Kejang Mioklonik
Kedutan – kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi
mendadak.
- Sering terjadi pada orang sehat selama tidur, tetapi bila patologik,
berupa kedutan- kedutan singkron dari leher, bahu, lengan atas, dan
kaki.
- Umumnya berlangsung kurang dari 15 detik dan terjadi didalam
kelompok.
- Kehilangan kesadaran hanya sesaat.
3. Kejang Tonik-Klonik
- Diawali dengan hilangnya kesadaran disaat tonik, kaku umum pada
otot ekstremitas, batang tubuh dan wajah, yang langsung kurang dari 5
menit.
- Dapat disertai dengan hilangnya control kandung kemih dan usus.
- Tidak ada respirasi dan sianosis.
- Saat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan
bawah.
- Letargi, konflusi, dan tidur dalam fase postical.
4. Kejang Atonik
- Hilangnya tonus secara mendadak sehingga menyebabkan kelopak
mata turun, kepala menunduk atau jatuh ke tanah.
- Singkat, dan terjadi tampa peringatan ( Price, 2005)
3. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran secara umum adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang
terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :
1) Compos mentis (concious), yaitu keasadaran normal,sadar sepenuhnya, dapat semua
pertanyaan tentang keadaan sekeliling
2) Delirium, yaitu gangguan kedasaran yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan
pada fungsi kognitif. Delirium mempunyai beberapa sebab. Semuanya mempunyai
pola gejala serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kognitif pendeita
misalnya gelisah, disorientasi (orang,tempat,waktu)
3) Somnolen, yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat mudah
tidur,namun kesadaran dapat pulih apabila dirangsang
4) Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap tetapi ada respon terhadap
nyeri
5) Koma yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun
4. Menentukan atau menilai tingkat Kesadaran
Glasgow Coma Scale (GCS) adalah skala yang dipakai untuk menentukan/menilai tingkat
kesadaran pasien, mulai dari sadar sepenuhnya sampai keadaan koma. Teknik penilaian
dengan ini terdiri dari tiga penilaian terhadap respon yang ditunjukkan oleh pasien setelah
diberi stimulus tertentu, yakni respon buka mata, respon motorik terbaik, dan respon
verbal. Setiap penilaian mencakup poin-poin, di mana total poin tertinggi bernilai 15.
Jenis Pemeriksaan NilaiRespon buka mata (Eye Opening, E)
Respon spontan (tanpa stimulus/rangsang) Respon terhadap suara (suruh buka mata) Respon terhadap nyeri (dicubit) Tida ada respon (meski dicubit)
4321
Respon verbal (V) Berorientasi baik Berbicara mengacau (bingung) Kata-kata tidak teratur (kata-kata jelas dengan substansi tidak jelas dan non-kalimat,
misalnya, “aduh… bapak..”) Suara tidak jelas (tanpa arti, mengerang) Tidak ada suara
543
21
Respon motorik terbaik (M) Ikut perintah Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri) Fleksi normal (menarik anggota yang dirangsang) Fleksi abnormal (dekortikasi: tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki
extensi saat diberi rangsang nyeri) Ekstensi abnormal (deserebrasi: tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari
mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri) Tidak ada (flasid)
6543
2
1
Interpretasi atau hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam
simbol E…V…M…
Klasifikasi total skor GCS :
a. Skor 14-15 : compos mentis
b. Skor 12-13 : apatis
c. Skor 11-12 : somnolent
d. Skor 7-10 : Delirium
e. Skor < 7 : koma
Pada Kasus Kesadaran E2M3V2
- Tingkat kesadaran: Delirium dengan total skor 7
5. Penyebab penurunan kesadaran SEMENITE1) Sirkulasi : stroke dan penyakit jantung2) Ensefalitis : infeksi sistemik / sepsis3) Metabolik : hiperglikemia, hipoklimia, hipoksia, uremia, koma hepatikum4) Elektrolit : diare dan muntah yang berlebihan5) Neoplasma : Tumor otak primer / metastasis6) Intoksikasi : obat / bahan kimia7) Trauma : trauma kapitis8) Epilepsi : pasca serangan grand mall / pada status epileptikus dapat menyebabkan
penurunan kesadaran
6. Perbedaan meningitis dengan encephalitis
Pengertian MeningitisMeningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula
spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. Meningitis
merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari