LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI NON STERIL SEDIAAN suspenSI “TETRASIKLIN” Kelompok 2B Panji Faisal 09012040 Resti Andriani Perdana 09012045 Ria Ayi Kurniasih 09012046 Uli Sulhiyyah 09012050 Waode Elshy Manuar 09012052 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI NON STERIL
SEDIAAN suspenSI
“TETRASIKLIN”
Kelompok 2B
Panji Faisal 09012040
Resti Andriani Perdana 09012045
Ria Ayi Kurniasih 09012046
Uli Sulhiyyah 09012050
Waode Elshy Manuar 09012052
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah
teknologi non steril yang berjudul sediaan suspensi dengan zat aktif tetrasiklin.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun ini masih jauh dari sempurna
oleh sebab itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Kami
harap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang disengaja maupun
yang tidak disengaja.
Bogor, Juni 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Dasar Teori
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :
1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk
penggunaan oral.
2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus
yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair
yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan
pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan
untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
A. Suspensi Oral
Suspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat
yang terbagi secara halus (dikenal sebagai suspensisoid) disebarkan secara merata dalam
pembawa dimana obat menunjukkan kelarutan yang sangat minimum.
Ada beberapa alasan pembuatan suspensi oral. salah satu adalah karena obat-obat
tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutn tapi stabil dalam disuspensi. dalam
hal seperti ini suspensi oral menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan
cairan. untuk banyak pasien, benyuk cair lebih disukai ketimabang bentuk padat (tablet
atau kapsul dari obat yang sama), karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam
pemberian dosis, pemberian lebih mudah serta lebih mudah untuk memberikan dosis
yang relatif sangat besar, aman, mudah diberikan untuk anak-anak, juga mudah diatur
penyesuaian dosisnya untuk anak.
Kerugian dari obat tertentu yang mempunyai rasa tidak enak bila diberikan
sebagai partikel yang tidak larut dalam suspensi. nyatanya untuk obat-obat yang tidak
enak rasanya telah dikembangkan bentuk-bentuk kimia khusus menjadi bentuk yang tidak
larut dalam pemberian yang diinginkan sehingga didapatkan sediaan cair yang rasanya
enak. dengan suspensi dapat menutupi rasa obat yng tidak enak dan pemilihan zat
pemberi rasa dapat lebih disesuaikan dengan rasa yang diinginkan, bukan untuk menutupi
rasa yang tidak enak dari suatu obat. kebanyakan suspensi oral berupa sediaan air dengan
pembawa yang diharumkan dan dimaniskan untuk memenuhi selera pasien.
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara
tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabiltas suspensi adalah :
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya
tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan
perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang
dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran
partikel maka semakin kecil luas penampangnya.
2. Kekentalan / Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut,
makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil). Hal ini dapat
dibuktikan dengan hukum ” STOKES”
V= d2 (p-po) g /n
Ket :
V = Kecepatan Aliran
d = Diameter Dari Partikel
p = Berat Jenis Dari Partikel
p0 = Berat Jenis Cairan
g = Gravitasi
ŋ = Viskositas Cairan
3. Jumlah Partikel / Konsentrasi
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel
tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan
antara partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena
itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan
partikel dalam waktu yang singkat.
4. Sifat / Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran
bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi
interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan
tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak
dapat mempengruhi.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer,
homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat
dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam cairan
tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending agent (bahan
pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1. Bahan pensuspensi dari alam.
Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom /
hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran
tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka
viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi.
Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, PH, dan proses fermentasi