LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN ANALISIS ASPEK BIOLOGI (PERTUMBUHAN, REPRODUKSI, DAN KEBIASAAN MAKAN) IKAN MAS (Cyprinus carpio) Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan praktikum mata kuliah Biologi Perikanan semester genap Disusun oleh : Hasbi Ilmawan A 230110130059 Dehan Ahmadi 230110130130 Nabila Dwi Yasti 230110130143 Perikanan B / Kelompok 20 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
REPRODUKSI, DAN KEBIASAAN MAKAN) IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan praktikum mata kuliah Biologi Perikanan semester genap
Disusun oleh :
Hasbi Ilmawan A 230110130059Dehan Ahmadi 230110130130Nabila Dwi Yasti 230110130143
Perikanan B / Kelompok 20
UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANANJATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada
waktunya. Laporan praktikum ini berjudul “Analisis Aspek Biologi
(Pertumbuhan, Reproduksi, dan Kebiasaan Makan) Ikan Mas (Cyprinus
Carpio)”. Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
laporan praktikum mata kuliah Biologi Perikanan.
Penyusunan laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak yang telah bekerjasama mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya. Untuk
itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses praktikum
maupun dalam penyusunan laporan ini. Sebagai sebuah karya, laporan ini akan
terus berproses, tentunya dengan masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak.
Demikian laporan praktikum ini disusun yang disesuaikan dengan format laporan
yang diberikan oleh asisten laboratorium.
Semoga dengan dibuatnya laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
khususnya bagi pengembangan pengetahuan di bidang perikanan dan umumnya
bagi semua pihak.
Jatinangor, Maret 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISIBab Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR .................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN ................................................................. v
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Tujuan Praktikum...................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio) ..................................................... 3
2.1.1. Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio).......................... 32.1.2. Habitat dan Distribusi Ikan Mas (Cyprinus carpio)........ 4
2.2. Hubungan Panjang Berat ......................................................... 42.3. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ........................................ 62.4. Indeks Kematangan Gonad (IKG)............................................ 82.5. Fekunditas ................................................................................ 92.6. Posisi Inti Telur ........................................................................ 112.7. Kebiasaan Makan ..................................................................... 12
III. METODELOGI PRAKTIKUM 3.1. Waktu dan Tempat ................................................................... 143.2. Alat dan Bahan.......................................................................... 14
3.2.1. Alat ................................................................................. 143.2.2. Bahan .............................................................................. 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ......................................................................................... 174.2. Analisa Data dan Perhitungan .................................................. 304.3 Pembahasan................................................................................ 33
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .............................................................................. 385.2. Saran ......................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... viLAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Halaman
1. Parameter Tingkat Kematangan Gonad........................................... 7
2. Alat yang digunakan dalam praktikum ........................................... 14
3. Bahan yang digunakan dalam praktikum ........................................ 14
4. Data Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok ......................... 17
5. Data Reproduksi Kelompok ............................................................ 17
6. Data Food and Feeding Habits Kelompok ...................................... 17
7. Data Angkatan Menentukan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin....... 18
8. Data Regresi Pertumbuhan Angkatan.............................................. 23
9. Data Reproduksi Angkatan.............................................................. 25
10. Food and Feeding Habits Angkatan................................................. 28
iii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman
1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)............................................................. 4
2. Grafik Regresi Hubungan Panjang Berat......................................... 30
3. Grafik Perbandingan Jumlah Ikan Jantan dan Ikan Betina.............. 31
4. Diagram Perbandingan Persentase Ikan Jantan dan Ikan Betina..... 31
Ordo : CypriniformesFamili : CyprinidaeGenus : CyprinusSpesies : Cyprinus Carpio
Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus Carpio)(Sumber : ediaswanto.wordpress.com)
2.1.2 Habitat dan Distribusi Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan mas dapat tumbuh cepat pada suhu lingkungan berkisar antara 20-28°C
dan akan mengalami penurunan pertumbuhan bila suhu lingkungan lebih rendah.
Pertumbuhan akan menurun dengan cepat di bawah suhu 13°C dan akan berhenti
makan apabila suhu berada di bawah 5 °C. Ikan mas merupakan ikan air tawar
yang memiliki sifat tenang, suka menempati perairan yang tidak terlalu bergolak
dan senang bersembunyi di kedalaman. Ikan mas termasuk omnivora, biasanya
memakan plankton. Larva ikan mas memakan invertebrata air seperti rotifer,
copepoda dan kutu air. Kebiasaan makan ikan mas berubah-ubah dari hewan
pemakan plankton menjadi pemakan dasar. Ikan mas yang sedang tumbuh
memakan organisme bentik dan sedimen organik. Ikan mas jantan akan matang
gonad pada umur dua tahun dan ikan mas betina pada umur tiga tahun. Ikan mas
akan memijah pada suhu lingkungan berkisar antara 18-20°C (Ariaty 1991).
2.2 Hubungan Panjang Berat
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu
waktu, akibat terjadinya pembelahan sel secara mitosis yang disebabkan oleh
kelebihan jumlah input energi dan asam amino yang berasal dari makanan. Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ada 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal umumnya faktor yang sukar untuk dikontrol, diantaranya adalah
5
keturunan, parasit, penyakit, sex,dan umur. Sedangkan faktor luar yang
utama mempengaruhi pertumbuhan adalah makanan dan suhu perairan, namun
dari kedua faktor tersebut belum diketahui faktor mana yang memegang peranan
yang lebih besar. Faktor kimia perairan dalam keadaan ekstrim mempunyai
pengaruh hebat terhadap pertumbuhan, bahkan dapat menyebabkan fatal.
Diantaranya adalah oksigen, karbondioksida, hidrogen sulfida, keasaman dan
alkalinitas (Carlander 1969).
Berat dapat diangggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang
dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai
pangkat tiga dari panjangnya, tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya
tidak demikian karena bentuk dari panjang ikan berbeda-beda. Maka hubungan
tersebut tidak selamanya mengikuti hukum kubik tetapi dalam suatu bentuk rumus
yang umum (Lagler 1970) yaitu:
W = c x Ln
Keterangan : W = BeratL = Panjangc dan n = konstanta
Apabila rumus umum diatas trasnformasikan ke dalam logaritma maka akan
di dapatkan persamaan : Log W = Log c + n Log L, yaitu persamaan linear atau
persamaan garis lurus seperti di bawah harga n adalah harga pangkat yang harus
cocok dari panjang ikan agar sesuai dengan berat ikan. Harga ekponen ini telah
diketahui dari 398 populasi ikan berkisar 1,2 - 4, namun dari kebanyakan harga n
tadi berkisar dari 2,4 - 3,5. Bilamana harga n = 3 menunjukkan bahwa
pertumbuhan ikan tidak berubah bentuknya. Pertambahan panjang ikan seimbang
dengan pertambahan beratnya. Pertumbuhan demikian ialah pertumbuhan
isometrik. Sedangkan apabila n > atau n < dinamakan pertumbuhan allometrik.
Apabila harga n , dari 3 menunjukkan keadaan ikan yang kurus. Keadaan ikan
yang kurus dimana pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat.
Apabila angkanya lebih besar dari 3 menunjukkan ikan itu montok. Pertambahan
berat lebih cepat daripada perubahan panjangnya (Lagler 1970).
6
2.3 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Tahap kematangan adalah perkembangan sel telur menjadi semakin besar,
berisi kuning telur dan akan diovulasikan pada ikan yang telah dewasa. Proses
pematangan gonad pada ikan yang telah dewasa dan induk sebenarnya terjadi
mulai dalam masa oosit muda dan bukan dari calon telur. Kematangan gonad dan
keberhasilan pemijahan berhubungan dengan ukuran dan umur ikan. Semakin
besar ukuran ikan, jumlah telurnya akan semakin banyak, ukuran telurnya juga
relatif lebih besar demikian pula kualitasnya semakin baik (Billard 1992).
Dalam individu telur terdapat proses yang dinamakan vitellogenesis yaitu
terjadinya pengendapan kuning telur pada tiap-tiap individu telur. Hal ini
menyebabkan terjadinya perubahan dalam gonad. Umumnya pertambahan berat
gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan
sebesar 5-10%. Dari TKG ini dapat diketahui bilamana ikan itu akan memijah,
baru memijah, atau sudah selesai memijah. Tiap-tiap spesies ikan pada waktu
pertama kali gonadnya menjadi masak tidak sama ukurannya (Bagenal dan Braum
1968).
Secara alamiah ukuran dan berat tubuh ikan dapat digunakan sebagai tanda
utama untuk mengetahui kematangan gonad. Tingkat kematangan gonad adalah
tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan itu berpijah. Tiap-
tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi masak tidak sama
ukurannya. Demikian pula ikan yang sama spesiesnya. Dalam bidang pembenihan
ikan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk
mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang
tidak (Effendi 2002).
Pengamatan kematangan gonad dilakukan dengan dua cara yaitu cara
histologi yang dilakukan di laboratorium, yang kedua dengan cara pengamatan
morfologi yang dapat dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Dari penelitian
secara histologi akan diketahui anatomi perkembangan gonad tadi lebih jelas dan
mendetail. Sedangkan hasil pengamatan secara morfologi tidak akan sedetail cara
histologi, namun cara morfologi ini banyak dilakukan oleh peneliti (Effendie
2002).
7
Dasar yang dipakai untuk menentukan TKG dengan cara morfologi ialah
bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat
dilihat. Perkembangan ikan betina lebih banyak dilihat dari pada ikan jantan
karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah
dilihat dari pada sperma yang terdapat didalam testis (Effendie 2002).
Morfologi gonad dan corak warna digunakan untuk membedakan tingkat
kematangan. Hal tersebut bermanfaat untuk menentukan masa memijah secara
umum dan menentukan langkah lanjut untuk pengelolaannya. Akan tetapi
kelemahannya adalah gonad yang telah ditentukan dengan cara tersebut termasuk
tingkat kematangan tinggi (Lam 1983).
Faktor-faktor utama yang mampu mempengaruhi kematangan gonad ikan,
antara lain suhu dan makanan, tetapi secara relatif perubahannya tidak besar dan
di daerah tropik gonad dapat masak lebih cepat. Kualitas pakan yang diberikan
harus mempunyai komposisi khusus yang merupakan faktor penting dalam
mendukung keberhasilan proses pematangan gonad dan pemijahan (Effendie
2002).
Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad dapat dilihat dari beberapa
parameter, yang terlampir pada tabel 1.
Tabel 1. Parameter Tingkat Kematangan GonadBETINA JANTAN
Bentuk ovarium Bentuk testesBesar Kecilnya Ovarium Besar Kecilnya testesPengisian ovarium dalam rongga tubuh Pengisian testes dalam rongga tubuhWarna ovarium Warna testesHalus tidaknya ovarium Keluar tidaknya cairan dari testesUkuran telur dalam ovarium.Kejelasan bentuk dan warna telur.Ukuran garis tengah telur
Tingkat kematangan gonad menurut Kesteven (Bagenal dan Braum 1968)
yaitu:
1. Dara : Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung.
Testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna abu-
abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.
8
2. Dara Berkembang : Testes dan ovarium jernih, abu-abu merah. Panjangnya
setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur satu persatu
dapat terlihat dengan kaca pembesar.
3. Perkembangan I : Testes dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna
kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad mengisi kira-kira
setengah ruang ke bagian bawah, telur dapat terlihat seperti serbuk putih.
4. Perkembangan II : Testes berwarna putih kemerah-merahan. Tidak ada
sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna orange kemerah-
merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium
mengisi kira-kira dua per tiga ruang bawah.
5. Bunting : Organ seksual mengisi ruang bawah. Testes berwarna putih,
keluar testesan sperma kalau ditekan perutnya. Telur bentuknya bulat,
beberapa dari padanya jernih dan masak.
6. Mijah : Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan ke perut.
Kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat
telur di dalam ovarium.
7. Mijah/salin : Gonad belum kosong sama sekali tidak ada telur yang bulat
telur.
8. Salin : Testes dan ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur
sedang ada dalam keadaan dihisap kembali.
9. Pulih salin : Testes dan ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah.
2.4 Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari
reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil
metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Fujaya 2002).
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif,
dapat dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan Indeks Kematangan
Gonad (IKG), yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil perbandingan berat
gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan 100% (Herawati 2014).
4.1.7 Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Angkatan
Hasil pengamatan food and feeding habits angkatan, terlampir pada tabel
10.
Tabel 10. Food and Feeding Habits Angkatan
Kelompok
Jenis Pakankelompokpemakanfito
zoo
benthos
bagianhewan
bagiantumbuhan
detritus ikan
1 √ √ - - - - - Omnivora
2 √ √ - - - - - Omnivora
3 √ √ - - - - - Omnivora
4 √ √ - - - - - Omnivora
5 √ √ - - - - - -
6 - - - - - - - -
7 - √ - - - - - Karnivora
8 - - - - - - - -
9 - - - - - - - -
10 - - - - - - - -
11 - - - - - - - -
12 √ √ - - - - - Omnivora
13 √ √ - - - - - Omnivora
14 - - - - - - - -
15 - - - - - - - -
16 - - - - - - - -
17 √ √ - - - - - Omnivora
18 - - - - - - - -
19 - - - - - - - -
20 - - - - - - - -
21 - √ - - - - - Karnivora
22 √ - - - - - - Herbivora
23 √ - - - - - - Herbivora
24 √ - - - - - - Herbivora
25 √ - - - - - - Herbivora
29
26 √ √ - - - - - Omnivora
27 √ √ - - - - v Omnivora
28 √ √ - - - - - Omnivora
29 √ √ - - - - - Omnivora
30 √ - - - - - - Herbivora
31 √ - - - - - - Herbivora
32 √ - - - - - - Herbivora
33 √ √ - - - - - Omnivora
34 √ √ - - - - - Omnivora
35 √ - - - - - - Herbivora
36 √ - - - - - - Herbivora
37 √ - - - - - - Herbivora
38 - - - - - - - Tidak teriidentifikasi
39 √ √ - v - - - Omnivora
40 - - - v - - - Karnivora
41 - - - - - - - Tidak teriidentifikasi
42 - - - - - - - Tidak teriidentifikasi
43 - - - - - - - Tidak teriidentifikasi
44 - - - - - - - Tidak teriidentifikasi
45 - - - - - - - Tidak teriidentifikasi
46 √ - - - - - - Herbivora
47 √ - - - - - Herbivora
48 √ √ - - - - - Omnivora
49 √ - - - - - - Herbivora
50 √ - - - - - - Herbivora
51 √ √ - - - - - Omnivora
52 √ √ - - - - - Omnivora
53 √ - - - - - - Herbivora
54 √ - - - - - - Herbivora
55 √ - - - - - - Herbivora
56 √ - - - - - - Herbivora
30
57 √ √ - - - - - Omnivora
58 √ - - - - - - Herbivora
59 √ - - - - - - Herbivora
60 √ - - - - - - Herbivora
61 √ - - - - - - Herbivora
62 √ - - - - - - Herbivora
63 √ √ - - - - - Omnivora
64 √ - - - - - - Herbivora
65 √ - - - - - - Herbivora
66 √ - - - - - - Herbivora
4.2 Analisa Data dan Perhitungan
Hasil analisa data dan perhitungan adalah sebagai berikut :
4.2.1 Regresi Pertumbuhan
Regresi pertumbuhan hubungan panjang berat adalah sebagai berikut :
31
Gambar 2. Grafik Regresi Hubungan Panjang Berat
4.2.2 Jenis Kelamin
Betina = x 100 % Jantan = x 100 %
= =
= 18.2 % = 81.8 %
Gambar 3. Grafik Perbandingan Jumlah Ikan Jantan dan Ikan Betina
32
Gambar 4. Diagram Perbandingan Persentase Ikan Jantan dan Ikan Betina
4.2.3 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Gambar 5. Diagram Tingakat Kematangan Gonad Angkatan
33
Gambar 6. Grafik Tingkat Kematangan Gonad Jantan dan Betina Angkatan
4.2.4 Indeks Kematangan Gonad (IKG)
= 3.61%
4.2.5 Hepatosomatik Indeks (HSI)
= 0.71%
4.3 Pembahasan
Pembahasan pada praktikum ini baik pertumbuhan, reproduksi dan food and
feeding habits adalah sebagai berikut :
4.3.1 Pertumbuhan dan Ratio Kelamin
34
Pertumbuhan pada ikan dapat diketahui melalui pengukuran panjang dan
berat. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan mistar atau penggaris,
sedangkan pengukuran berat dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik.
Pengukuran panjang yang dilakukan dalam praktikum ini ada tiga yaitu total
length (TL), forth length (FL) dan standard length (SL). Objek yang digunakan
adalah ikan mas yang diperoleh dari waduk cirata.
Ikan mas yang diperoleh oleh kelompok kami yaitu kelompok 20 kelas b
berjenis kelamin betina dengan bobot ikan sebesar 115.46 gram dan nilai TL yang
didapatkan kelompok kami sebesar 200 mm yang diukur dari bagian anterior
mulut ikan mas sampai ujung terakhir bagian posterior sirip caudal ikan mas,
sedangkan nilai SL yang didapatkan oleh kelompok kami sebesar 165 mm yang
diukur dari bagian anterior mulur ikan sampai ujung terakhir tulang ekor, dan FL
sebesar 178 mm yang diukur dari anterior mulut ikan sampai ujung bagian luar
lekukan cabang sirip ekor ikan mas tersebut.
Pengukuran panjang dan berat ikan yang dilakukan oleh masing-masing
kelas berbeda-beda pada setiap kelompoknya. Pengukuran total length, pada
kelompok 2 kelas c dan kelompok 4 kelas c mendapatkan pengukuran terpanjang
sebesar 215 mm, sedangkan pengukuran terpendek didapatkan oleh kelompok 5
kelas c sebesar 150 mm. Pengukuran bobot ikan, pada kelompok 4 kelas c
mendapatkan pengukuran bobot terberat yaitu sebesar 188 gram, sedangkan ikan
dengan bobot terkecil didapatkan oleh kelompok 13 kelas c yakni 80 gram. Dalam
hal ini, hasil pengukuran panjang dan berat setiap kelompok berbeda-beda,
dikarenakan oleh faktor internal dan faktor internal. Faktor internal termasuk
kedalam faktor yang suit untuk dikendalikan yang meliputi keturunan, parasit,
sex, umur, dan penyakit. Sedangkan faktor eksternal yang utama meliputi kondisi
perairan dan makanan. Makanan dengan kandungan nutrisi yang baik akan
mendukung pertumbuhan dari ikan tersebut, sedangkan suhu akan mempengaruhi
proses kimiawi tubuh (Effendie 2002). Sifat pertumbuhan dapat dibagi menjadi
dua yaitu isometric dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan seimbang dan
alometric dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan tidak seimbang (Effendie
2002).
35
Berdasarkan data angkatan yang diperoleh pada gambar 3, ikan mas yang
digunakan sebagai objek pengamatan sebagian besar berkelamin jantan dengan
ratio ikan mas jantan sebesar 81.8%, sedangkan ratio ikan mas betina sebesara
18.2%. Dari 66 ekor ikan mas, sebanyak 54 ekor ikan mas teridentifikasi berjenis
kelamin jantan dan 12 ekor ikan mas lainnya teridentifikasi berjenis kelamin
betina. Sehingga rasio jenis kelamin jantan dan betina adalah 5 : 1.
Perhitungan data hasil regresi pertumbuhan angkatan pada tabel 8, diperoleh
pola pertumbuhan yang merata pada seluruh hasil pengamatan yaitu nilai b ˂ 3.
Nilai tersebut menunujukkan bahwa pola pertumbuhan ikan mas adalah alometrik
negatif dimana pertumbuhan berat lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan
panjang. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang sulit dikendalikan, seperti keturunan, sex, umur,
parasit dan penyakit. Sedangkan faktor eksternal, seperti makanan dan kondisi
perairan. Makanan dengan kandungan nutrisi yang baik akan mendukung
pertumbuhan dari ikan tersebut, sedangkan suhu akan mempengaruhi proses
kimiawi tubuh (Effendie 2002). Sifat pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua yaitu
isometric dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan seimbang dan alometric
dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan tidak seimbang (Effendie 2002).
4.3.2 Reproduksi
Ikan sebagai mahluk hidup, didalam kehidupannya membutuhkan bahan
makanan sebagai sumber energi yang diperlukan untuk melakukan aktifitasnya
yang salah satunya adalah reproduksi reproduksi. Kematangan gonad ikan pada
umumnya adalah tahapan pada saat perkembangan gonad sebelum memijah.
Kematangan gonad ikan digunakan untuk menentukan perbandingan antara ikan
yang telah masak gonadnya dengan yang belum dalam suatu perairan.
Berdasarkan pengamatan pada ikan mas (Cyprinus carpio) yang dilakukan
oleh kelompok kami, terlihat bahwa jenis kelamin yang didapat adalah ikan
betina. Hal ini didasarkan pada ciri-ciri yang terlihat pada tepian gonad berbentuk
36
lurus, transparan dan tidak mengeluarkan cairan putih saat dilakukan penekanan
pada bagian perut ikan tersebut. Setelah diamati lebih lanjut, ikan mas betina yang
kami dapat termasuk ke dalam kategori dara. Kategori dara ditunjukkan dengan
organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung, testes dan
ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna abu-abu, telur tidak
terlihat dengan mata biasa. Hasil pengamatan terhadap gonad didapatkan bahwa
ikan mas (Cyprinus carpio) betina memiliki panjang gonad 55 mm dan berat
gonad 4,03 gram.
Berdasarkan hasil pengamatan dari data angkatan klasifikasi kematangan
gonad yang diperoleh pada ikan mas (Cyprinus carpio) jantan dan betina
bervariasi. Mulai dari kategori dara, dara berkembang, perkembangan II, bunting,
dan mijah. Dari 66 kelompok yang diamati, terdapat 6 kelompok yang termasuk
ke dalam kategori dara, kategori dara berkembang ada 10 kelompok, kategori
perkembangan II ada 5 kelompok, kategori bunting ada 24 kelompok, kategori
mijah ada 21 kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat terlihat
bahwa ikan mas (Cyprinus carpio) yang diamati rata-rata sudah masuk ke dalam
tahap pemijahan.
Indeks kematangan gonad ikan mas (Cyprinus carpio) yang kelompok kami
dapatkan adalah 3,61 %. Hal ini menandakan bahwa ikan mas yang kami amati
masih dalam kategori dara dan ini sejalan dengan perkembangan gonad. Indeks
kematangan gonad akan semakin bertambah besar dan nilai indeks kematangan
gonad akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadi pemijahan.
Berdasarkan data angkatan yang diamati, hasil pengukuran pada jenis
kelamin jantan yang memiliki nilai IKG terbesar adalah kelompok 1 kelas c yaitu
sebesar 93.15% dengan tingkat kematangan gonad pada tahap mijah dan yang
memiliki nilai IKG terendah atau terkecil adalah kelompok 15 kelas a yaitu
sebesar 0.81% dengan tingkat kematangan gonad pada tahap dara berkembang.
Sedangkan hasil pengukuran pada jenis kelamin betina yang memiliki nilai IKG
terbesar adalah kelompok 19 kelas c sebesar 15.93% dengan tingkat kematangan
gonad pada tahap bunting dan yang memiliki nilai IKG terendah atau terkecil
adalah kelompok 16 kelas a sebesar 0.96% dengan tingkat kematangan gonad
37
pada tahap dara. Berdasarkan data tersebut, ikan mas baik jantan maupun betina
yang memiliki nilai indeks kematangan gonad yang kecil merupakan ikan mas
yang belum siap memijah, hal ini dilihat pada tingkat kematangan gonadnya.
Sedangkan, pada ikan mas yang memiliki nilai indeks kematangan gonad yang
tinggi merupakan ikan mas yang sudah siap memijah.
Ikan dikatakan matang gonad dan siap memijah bilamana IKG > 19 %. Dan
indeks tersebut semakin bertambah besar dan nilai tersebut akan mencapai batas
kisar maksimum pada saat akan terjadi pemijahan (Johnson 1971). Terdapat
faktor-faktor utama yang mampu mempengaruhi kematangan gonad ikan, antara
lain suhu dan makanan, tetapi secara relatif perubahannya tidak besar dan di
daerah tropik gonad dapat masak lebih cepat (Effendie 2002).
Perhitungan HSI dilakukan karena pada hati ikan mas terjadi proses
vitelogenesis (pembentukan kuning telur). Pada kelompok 20 kelas b didapatkan
hasil pengukuran panjang hati sebesar 15 mm dan pengukuran berat hati sebesar
0.82 gram, sehingga menghasilkan nilai HSI sebesar 0.71%.
4.3.3 Food and Feeding Habits
Pada praktikum ini pengamatan yang dilakukan bukan hanya pertumbuhan
dan reproduksi saja, namun dilakukan pula pengamatan mengenai food and
feeding habits yang dilakukan dengan cara mengeluarkan sisa-sisa pencernaan
pada usus ikan mas tersebut. Setelah kelompok kami melakukan pengamatan
dibawah mikroskop, ikan mas yang menjadi objek pada kelompok kami tidak
teridentifikasi sisa makanan pada pencernaannya. Hal ini dapat disebabkan karena
ikan mas tersebut didatangkan langsung dari waduk cirata dan didiamkan selama
2 hari di daerah cileunyi yang bukan habitatnya, sehingga sisa pakan yang sudah
dikonsumsinya turun ke anus atau pembuangan.
Berdasarkan data angkatan yang diperoleh, sebagian kelompok dapat
mengidentifikasi sisa makanan pada pencernaan ikan mas, namun ada beberapa
kelompok yang tidak teridentifikasi sisa makanan pada pencernaannya. Ikan mas
yang digunakan pada praktikum ini merupakan ikan mas tipe pemakan tumbuhan
yakni herbivor karena pada saat didiamkan selama dua hari ikan mas tersebut
38
diberikan pakan buatan. Namun, ditemukan juga oleh beberapa kelompok ikan
mas dengan tipe omnivor atau pemakan segala, hal ini dapat dilihat dari
pengamatan sisa makanan pada pencernaan ikan mas tersebut yang terlihat
fitoplankton dan zooplankton.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ikan mas yang digunakan sebagai objek pengamatan sebagian besar
berkelamin jantan dengan ratio ikan mas jantan sebesar 81.8%, sedangkan
ratio ikan mas betina sebesara 18.2%.
2. Kematangan gonad ikan mas dalam sebagian besar kelompok berada pada
tahap bunting.
3. Data hasil pengamatan angkatan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
dari IKG jantan dan betina.
4. Ikan mas merupakan tipe omnivor. Namun, ikan mas yang digunakan pada
praktikum ini merupakan ikan mas tipe herbivore, hal ini dikarenakan
pada saat didiamkan selama dua hari ikan mas tersebut diberikan pakan
buatan.
5.2 Saran
Objek yang digunakan dalam praktikum sebaiknya berasal dari habitat
aslinya. Hal ini dikarenakan agar lebih mudah untuk proses identifikasi food and
feeding habits.
39
DAFTAR PUSTAKA
Ardiwinata, R.O. 1981. Pemeliharaan Ikan Mas. Sumur Bandung. Bandung.
Ariaty L. 1991. Morfologi Darah Ikan Mas (Cyprinus carpio), Nila Merah (Orechromis sp) dan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dari Sukabumi. Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan IPB.
Bagenal, T.B. and E. Braum, 1968. Eggs and Early Life History, dalam W.E.Ricker ed. Methods foe Assesments of Fish production in Fresh Water. Blackwell Scientific Publication, p 159 – 181.
Billard, R. 1992. The Reproductive Cycle of Male and Female. Brown-Troot(SAlmo Eruta Tarto) : A Quantitative Study. INRA Stationale.Physicologic Animale. 12. pp.
Carlander K.D. 1969. Handbook of Freshwater Fishery Biology, Volume One. Iowa University Press, Ames, USA.
Effendie, M.I. 1997. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dwi Sri, Bogor.
Fujaya. 2002. Fisiologi Ikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional, Makassar.
Fujaya, Y. 1999. Fisiologi ikan. Rineka Cipta; Jakarta
Herawati, T. 2014. Modul Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Johnson,J.E. 1971. Maturity and Fecundity of Threadfinshad, Dorosona Petenense (Eunther), In CentralArizona Recervoirs. Trans, Amer.Fish. soc. 100 (1) :74- 85.
Lagler, KF. 1970. Freshwater fishery biology. WM. C. Brown Comp. Publishers,Dubuque, Iowa
Lam, T. J. 1983. Environmental Influence on Gonadal Activity in Fish. In. Fish Physicology. Academic Press-New York – Toronto. P. 65-68.
Mudjiman, A. 1989. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 190 hal.
Nikolsky, G. V. 1969. Theory of Fish Population Dynamic, as The Biological Background of Rational Exploitation and The Management of Fishery Recources, translated by Bradley, Oliver and Boyd, 323 pp.
Rochdianto, 2005. Budidaya Ikan di Jaring Terapung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Susanto. 2007. Pembenihan Ikan Mas. Kanisius. Yogyakarta.
Zonneveld, N. E. A. Huisman dan J.H. Boon. 1991. Pronsip-prinsip Budidaya Ikan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 318 hlm
vi
LAMPIRAN
1
Lampiran 1. Alat dan Bahan
PinsetSumber : Dokumentasi Pribadi
Cawan PetriSumber : Dokumentasi Pribadi
MikroskopSumber : Dokumentasi Pribadi
Gunting BedahSumber : Dokumentasi Pribadi
Penggaris Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pisau BedahSumber : Dokumentasi Pribadi
2
Ikan MasSumber : Dokumentasi Pribadi
Sonde Sumber : Dokumentasi Pribadi
Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum
Pengukuran Panjang UsusSumber : Dokumentasi Pribadi