LAPORAN PENDAHULUANHEPATITISPosted: Januari 31, 2012 in
Uncategorized 0LAPORAN PENDAHULUANHEPATITISA. Konsep Dasar Medis1.
PengertianHepatitis adalah inflamasi hati yang dapat terjadi karena
invasi bakteri, cedera oleh agen fisik atau kimia (non-viral), atau
infeksi virus hepatitis A, B, C, D dan E (Doenges, Marilynn E,
1999).Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati
(Elizabeth J. Corwin, 2001). Hepatitis ada yang akut dan ada juga
yang kronik. Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut dengan
gejala utama yang berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada
jaringan hatiHepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan
patologis yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi yang
ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati
yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu
palaing sedikit 6 bulan 2. Anatomi Fisiologia. AnatomiHati terletak
dibelakang tulang tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen daerah
kanan atas. Hati memiliki berat sekitar 1500 gr, dan dibagi menjadi
empat lobus. Setiap lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis
jaringan ikat yang membentang ke dalam lobus itu sendiri dan
membagi massa hati menjadi unit unit yang lebih kecil, yang disebut
lobulus (Smeltzer, Suzanne C, 2001).Unit fungsional dasar hati
adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris dengan panjang
beberapa milimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati
manusia berisi 50.000 sampai 100.000 lobulus (Guyton, Arthur C,
1997).Sirkulasi darah ke dalam dan ke luar hati sangat penting
dalam penyelenggaraan fungsi hati. Darah yang mengalir ke dalam
hati berasal dari dua sumber. Kurang lebih 75 % suplai darah datang
dari vena porta yang mengalirkan darah yang kaya akan nutrien dari
traktus gastrointestinal. Bagian lain suplai darah tersebut masuk
ke dalam hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen.
Cabang cabang terminalis kedua pembuluh darah ini bersatu untuk
membentuk capillary beds bersama yang merupakan sinusoid hepatik.
Dengan demikian, sel sel hati (hepatosit) akan terendam oleh
campuran darah vena dan arterial. Sinusoid mengosongkan isinya ke
dalam venule yang berada pada bagian tengah masing masing lobulus
hepatik dan dinamakan vena sentralis. Vena sentralis bersatu
membentuk vena hepatika yang merupakan drainase vena dari hati dan
akan mengalirkan isinya ke dalam vena kava inferior di dekat
diafragma.Disamping hepatosit, sel sel fagositik yang termasuk
dalam sistem retikuloendotelial juga terdapat dalam hati. Dalam
hati, sel sel ini dinamakan sel Kupffer. Fungsi utama sel Kupffer
adalah memakan benda partikel (seperti bakteri) yang masuk ke dalam
hati lewat darah portal.Saluran empedu terkecil yang disebut
kanalikulus terletak di antara lobulus hati. Kanalikulus menerima
hasil sekresi dari hepatosit dan membawanya ke saluran empedu yang
lebih besar yang akhirnya akan membentuk duktus hepatikus. Duktus
hepatikus dari hati dan duktus sistikus dari kandung empedu
bergabung untuk membentuk duktus koledokus (common bile duct) yang
akan mengosongkan isinya ke dalam intestinum. Aliran empedu ke
dalam intestinum dikendalikan oleh sfingter Oddi yang terletak pada
tempat sambungan (junction) di mana duktus koledokus memasuki
duodenum (Smeltzer, Susanne C, 2001)b. Fungsi HatiFungsi dasar hati
dapat dibagi menjadi (1) fungsi vaskular untuk menyimpan dan
menyaring darah, (2) fungsi metabolisme yang berhubungan dengan
sebagian besar sistem metabolisme tubuh, dan (3) fungsi sekresi dan
ekskresi yang berperan membentuk empedu yang mengalir melalui
saluran empedu ke saluran pencernaan (Guyton, Arthur C, 1997).1)
Fungsi sistem vaskular heparKira-kira 1100 mililiter darah mengalir
dari vena porta ke sinusoid hati setiap menit, dan tambahan sekitar
350 mililiter lagi mengalir ke sinusoid dari arteri hepatika,
dengan total rata-rata 1450 ml/menit. Jumlah ini sekitar 29% dari
sisa curah jantung., hampir satu pertiga dari aliran total darah
tubuh.Volume darah normal hati 450 ml. bila tekanan tinggi didalam
atrium kanan menyebabkan tekanan balik dalam hati, hati meluas dan
oleh karena itu 0,5 sampai 1 liter cadangan darah kadang kadang
disimpan di dalam vena hepatika dan sinus hepatika, terutama pada
gagal jantung.Sel Kupffer dapat membersihkan darah dengan sangat
efisien sewaktu darah melewati sinus. Mungkin tidak lebih dari 1
persen bakteri yang masuk ke darah porta dari usus berhasil
melewati hati ke dalam sirkulasi sistemik.2) Fungsi metabolik
hatia) Metabolisme glukosaSesudah makan, glukosa diambil dari darah
vena portal oleh hati dan diubah menjadi glikogen yang disimpan
dalam hepatosit. Selanjutnya glikogen diubah kembali menjadi
glukosa dan jika diperlukan dilepaskan ke dalam aliran darah untuk
mempertahankan kadar glukosa yang normal. Glukosa tambahan dapat
disintesis oleh hati lewat proses yang dinamakan glukoneogenesis.
Untuk melaksanakan proses ini, hati menggunakan asam asam amino
hasil pemecahan protein atau laktat yang diproduksi oleh otot yang
bekerja.b) Konversi amoniaPenggunaan asam-asam amino untuk
glukoneogenesis akan membentuk amonia sebagai hasil sampingan. Hati
mengubah amonia yang dihasilkan oleh proses metabolik ini menjadi
ureum. Amonia yang diproduksi oleh bakteri dalam intestinum juga
akan dikeluarkan dari dalam darah portal untuk sintesis ureum.
Dengan cara ini, hati mengubah amonia yang merupakan toksin
berbahaya menjadi ureum, yaitu senyawa yang dapat diekskresikan ke
dalam urin.c) Metabolisme proteinOrgan ini mensintesis hampir
seluruh plasma protein (kecuali gammaglobulin), termasuk albumin,
alfa dan beta globulin, fakto-faktor pembekuan darah, protein
transport yang spesifik dan sebagian besar lipoprotein plasma.
Vitamin K diperlukan oleh hati untuk mensintesis protrombin dan
sebagian faktor pembekuan lainnya. Asam-asam amino berfungsi
sebagai unsur pembangun bagi sintesis protein.d) Metabolisme
lemakAsam asam lemak dapat dipecah untuk memproduksi energi dan
badan keton (asam asetoasetat, asam beta hidroksibutirat serta
aseton). Badan keton merupakan senyawa-senyawa kecil yang dapat
masuk ke dalam aliran darah dan menjadi sumber energi bagi otot
serta jaringan tubuh lainnya.e) Penyimpanan vitamin dan zat
besiVitamin A, B12, D dan beberapa vitamin B-kompleks disimpan
dengan jumlah yang besar dalam hati. Substansi tertentu, seperti
besi dan tembaga juga disimpan dalam hati.f) Metabolisme obatBanyak
obat, seperti barbiturat dan amfetamin, dimetabolisasi oleh hati.
Metabolisme umumnya menghilangkan aktivitas obat tersebut meskipun
pada sebagian kasus, aktivasi obat dapat terjadi. Salah satu
lintasan penting untuk metabolisme obat meliputi konjungasi
(pengikatan) obat tersbut dengan sejumlah senyawa.3) Ekskresi
bilirubin dalam empeduBila sel darah merah sudah habis masa
hidupnya, rata-rata 120 hari, dan menjadi terlalu rapuh untuk
bertahan lebih lama dalam sistem sirkulasi, membran selnya pecah
dan hemoglobin yang lepas difagositosis oleh jaringan makrofak di
seluruh tubuh. Disini, hemoglobin pertama kali dipecah menjadi
globin dan heme, dan cincin heme dibuka untuk memberikan (1) besi
bebas yang ditranspor ke dalam darah oleh tranferrin, dan (2)
rantai lurus dari empat inti pirol yaitu substrat dari mana
nantinya pigmen empedu akan dibentuk. Pigmen pertama yang dibentuk
adalah biliverdin, tetapi ini dengan cepat direduksi menjadi
bilirubin bebas, yang secara bertahap dilepaskan ke plasma.
Bilirubin bebas dengan segera bergabung sangat kuat dengan albumin
plasma dan ditranspor dalam kombinasi ini melalui darah dan cairan
interstitial.Dalam beberapa jam, bilirubin bebas diabsorbsi melalui
membran sel hati. Sewaktu memasuki sel hati, bilirubin dilepaskan
dari albumin plasma dan segera setelah itu kira-kira 80 persen
dikonjugasi dengan asam glukoronat untuk membentuk bilirubin
glukoronida, kira-kira 10 persen dengan sulfat membentuk bilirubin
sulfat, dan akhirnya 10 persen berkonjugasi dengan berbagai zat
lainnya. Dalam bentuk ini, bilirubin dikeluarkan melalui proses
transpor aktif ke dalam kanalikuli empedu dan kemudian masuk ke
usus (Smeltzer Suzanne C, 2001)3. Etiologia. Virus hepatitis :1)
Virus hepatitis A (HVA)2) Virus hepatitis B (HBV)3) Virus hepatitis
C (HCV)4) Virus hepatitis D (HDV)5) Virus hepatitis E (HEV)b.
Bakteric. Cedera toksik4. Klasifikasia. Hepatitis A1) Ditularkan
melalui praktir oral-anal, makanan terkontaminasi, dan kerang.2)
Periode inkubasi kira kira 2 6 minggu, yang merupakan periode
paling menular.3) Profilaksis: globulin imun sebelum dan setelah
pemajanan memberikan imunitas pasif selama 2 3 bulan.b. Hepatitis
B1) Ditularkan melalui darah dan produk darah melalui transfusi
terkontaminasi dan kulit dan membran mukosa yang rusak melalui
jarum terkontaminasi, koitus seksual, tato, kontak langsung dengan
luka terbuka, atau melalui memegang alat dan bahan
terkontaminasi.2) Periode inkubasi kira kira 6 minggu sampai 6
bulan.3) Individu dipertimbangkan menular selama permukaan antigen
tampak. Status karier atau hepatitis virus kronis (HBV) ada bila
permukaan antigen masih dapat terdeteksi setelah enam bulan.4)
Profilaksis : vaksin HBV sebelum pemajanan memberikan imunitas
aktif. Untuk mempertahankan imunitas, vaksin harus diulang setelah
satu bulan, enam bulan, dan tujuh tahun. Pemberian imunoglobulin
hepatitis B (HBIG) memberi imunitas pasif pada individu tanpa
vaksin yang terpajan virus.c. Hepatitis C1) Ditularkan melalui rute
yang sama dengan HBV2) Periode inkubasi kira kira 2 minggu sampai 6
bulan.3) Profilaksis : Globulin imun sebelum dan setelah pemajanan
memberikan imunitas pasif untuk 2 3 bulan.4) Diyakini penyebab dari
hepatitis pascatransfusi.d. Hepatitis DVarian lain dari bentuk
hepatitis B virus, sering terlihat pada pengguna obat IV (Hollinger
dalam Engram, Barbara, 1998). Ini menyebabkan laju mortalitas
tinggi.l virus hepatitis delta untuk tetap ada, hepatitis virus B
juga pasti ada. bentuk varian dari hepatitis virus ini ditularkan
dalam cara yang sama seperti hepatitis B dan mempunyai
karakteristik serupa. Jadi profilaksis digunakan untuk hepatitis B
juga efektif untuk baik hepatitis C dan hepatitis delta.e.
Hepatitis EVirus hepatitis E, yang merupakan jenis virus hepatitis
terbaru yang teridentifikasi, dianggap ditularkan melalui jalur
fekal-oral. Masa inkubasi hepatitis E bervariasi dan diperkirakan
berkisar dari 15 hingga 65 hari. Awitan dan gejalanya serupa dengan
yang terdapat pada tipe hepatitis virus yang lain. (Brunner et al,
2001).5. PatofisiologiInflamasi yang menyebar pada hepar
(hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik
terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional darah
dari hepar disebut lobule karena memiliki suplai darah sendiri.
Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar. Pola normal pada
hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel
hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah
lewat masanya, sel-sel hepar yang rusak dibuang dari tubuh oleh
respon imune digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh
karenanya sebagian besar oleh pasien yang mengalami hepatitis
sembuh dengan fungsi hepar normal (Hudak dan Gallo, 1994,
Keperawatan Kritis Volume II, EGC, Jakarta).6. Manifestasi
KlinikTerdapat tiga stadium :a. Stadium pre ikterikBerlangsung
selama 4 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia,
mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine
lebih coklat.b. Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 6
minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit
seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi pasien masih lemah,
anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning
muda, hati membesar dan nyeri tekan.c. Stadium pasca ikterik
(rekonvalensensi)Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi
normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat daripada orang
dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena penyebab yang biasa
berbeda.7. Penularana. Hepatitis A mempunyai jalur penularan
fekal-oral; sanitasi yang jelek. Kontak antar manusia. Dibawa oleh
air dan makanan.b. Hepatitis B ditularkan melalui jalur parenteral;
atau lewat kontak dengan karier atau penderita infeksi akut; kontak
seksual dan oral-oral, penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.
Ancaman kesehatan kerja yang penting bagi petugas kesehatan.c.
Hepatitis C ditularkan melalui transfusi darah dari produk darah;
terkena darah yang terkontaminasi lewat peralatan atau parafenalia
obat.d. Hepatitis D. penularan sama seperti HBV, antigen permukaan
HBV diperlukan untuk replikasi; pola penularan serupa dengan pola
penularan hepatitis B.e. Hepatitis E ditularkan melalui jalur
fekal-oral; kontak antar manusia dimungkinkan meskipun resikonya
rendah.8. PencegahanKarena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka
penekanan lebih diarahkan pada pencegahan diataranya sebagai
berikut :a. Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan
vaksin untuk pencegahan dan pengobatan HBV, utamanya bagi petugas
yang terlibat dalam kontak resiko tinggi misalnya pada
hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat
hati-hati dalam menangani peralatan parenteral tersebut.b. Hindari
kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis
akut.c. Pelihara personal hygiene dan lingkungan.d. Gunakan
alat-alat disposible untuk suntik.Alat-alat yang terkontaminasi
disterilkan9. PenatalaksanaanTirah baring selama stadium akut dan
diet yang akseptabel serta bergizi merupakan bagian dari pengobatan
dan asuhan keperawatan. Selama periode anoreksia, pasien harus
makan sedikit-sedikit tapi sering dan jika diperlukan, disertai
dengan infus glukosa. Karena pasien sering menolak makan,
kreativitas dan bujukan yang persisten namun dilakukan dengan halus
mungkin diperlukan untuk merangsang selera makan pasien. Jumlah
makanan dan cairan yang optimal diperlukan untuk menghadapi
penurunan berat badan dan kesembuhan yang lambat. Namun demikian,
banyak pasien telah pulih selera makannya bahkan sebelum fase
ikterik sehingga tidak perlu diingatkan untuk mempertahankan diet
yang baik.10. KomplikasiKomplikasi hepatitis virus yang paling
sering dijumpai adalah perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4
sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai hepatitis kronis
persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami
kekambuhan setelah serangan awal yang dapat dihubungkan dengan
alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan. Setelah hepatitis
virus akut sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif
atau kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti
(piece meal) dan perkembangan sirosis. Akhirnya satu komplikasi
lanjut dari hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan
karsinoma hepatoseluler.11. Pemeriksaan Diagnostika. Tes fungsi
hati : Abnormal (4-10 kali dari normal). Catatan : Merupakan
batasan nilai untuk membedakan hepatitis virus dari non virus.b.
AST (SGOT)/ALT(SGPT) : Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1 2
minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.c. Darah lengkap :
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim
hati) atau mengakibatkan perdarahan.d. Leukopenia : Trombositopenia
mungkin ada (splenomegali).e. Diferensial darah lengkap :
Leukositosis, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma.f.
Alkali fosfatase : Agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat).g.
Faeces : Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati).h.
Albumin serum : Menurun.i. Gula darah : Hiperglikemia
transien/hipoglikemia (gangguan fungsi hati).j. Anti HAV IgM :
Positif pada tipe A.k. HbsAG : Dapat positif (tipe B) atau negatif
(tipe A). catatan : Merupakan diagnostik sebelum terjadi gejala
klinik.l. Masa protrombin : Mungkin memanjang (disfungsi hati).m.
Bilirubin serum : Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml,
prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis
seluler).n. Biopsi hati : Menunjukkan diagnosis dan luasnya
nekrosis.o. Skan hati : Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan
parenkim.p. Urinalisa : Peninggian kadar bilirubin;
protein/hematuri dapat terjadi.B. Konsep Dasar Asuhan
KeperawatanProses keperawatan adalah proses yang terdiri dari 5
tahap meliputi pengkajian keperawatan, identifikasi/analisis
masalah (diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Proses keperawatan menyediakan pendekatan pemecahan
masalah yang logis dan teratur untuk memberikan asuhan keperawatan
sehingga kebutuhan pasien dipenuhi secara komprehensif dan efektif
(Doenges, Marilynn E, 1998).1. PengkajianTahap pengkajian dari
proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisir yang
meliputi tiga aktivitas dasar : mengumpulkan data, menyortir dan
mengatur data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data yang
dikumpulkan, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka
kembali. Dengan menggunakan beberapa teknik, anda berfokus pada
pendapatan profil pasien yang akan memungkinkan untuk
mengidentifikasi masalah-masalah pasien dan diagnosa yang cocok,
merencanakan masalah, mengimplementasikan intervensi dan
mengevaluasi hasil. Profil ini disebut data-data pasien.Data dasar
pasien memberikan suatu pengertian tentang status kesehatan pasien
yang menyeluruh. Data tergantung pada penyebab dan beratnya
kerusakan/gangguan hati.Data dasar pengkajian pasien hepatitis :a.
Aktivitas/istirahatGejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.b.
SirkulasiTanda : Bradikardi (hiperbilirubinemia berat). Ikterik
pada sklera, kulit dan membran mukosa.c. EliminasiGejala : Urine
gelap, diare/konstipasi : faeces warna tanah liat,adanya/
berulangnya hemodialisa.d. Makanan dan cairanGejala : Hilang nafsu
makan (anoreksia, penurunan berat badan atau meningkat (oedema),
mual/muntah.e. NeurosensoriTanda : Peka rangsang, cenderung tidur,
letargi, asteriktis.f. Nyeri/kenyamananGejala : Kram abdomen, nyeri
tekan pada kuadran kanan atas, artralgia, mialgia, sakit kepala,
gatal (pruritus).Tanda : Otot tegang, gelisah.g. PernafasanTanda :
Tidak minat/enggan merokok (perokok).h. KeamananGejala : Adanya
transfusi darah/produk darah.Tanda : DemamUrtikaria, lesi makula
papular, eritema tak beraturan eksaserbasi jerawat.Angioma
jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadang-kadang ada pada
hepatitis alkoholik).i. SeksualitasGejala : Pola hidup/perilaku
meningkatkan resiko terpanjang (contoh : homoseksual
aktif/biseksual pada wanita).2. Diagnosa KeperawatanDiagnosa
keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respons individu,
keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan
yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar
untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
merupakan tanggung jawab perawat (Doenges, Marilynn E,
1998).Diagnosa keperawatan yang lazim timbul pada penderita
hepatitis (Doenges, Marilynn E, 1999) adalah sebagai berikut :a.
Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ; penurunan
kekuatan/ketahanan : nyeri.b. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik : anoreksia, mual/muntah, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan : penurunan peristaltik (refleks
viseral), empedu tertahan.c. Resiko tinggi terhadap kekurangan
volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan
melalui muntah dan diare, perpindahan area ketiga (acites),
gangguan proses pembekuan.d. Harga diri rendah situasional
berhubungan dengan Gejala : Jengkel /marah , terkurung / isolasi,
sakit lama /periode penyembuhan.e. Resiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (contoh
leukopenia, penekanan respon inflamasi) dan depresi imun,
malnutrisi, kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pada
patogen.f. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit/jaringan
berhubungan dengan zat kimia, akumulasi garam empedu dalam
jaringan.g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi, tidak
mengenal sumber informasi.3. PerencanaanPerencanaan adalah proses
yang terdiri dari dua bagian; pertama identifikasi tujuan dan hasil
yang diinginkan dari pasien untuk memperbaiki masalah kesehatan
atau kebutuhan yang telah dikaji, dan kedua, pemilihan intervensi
keperawatan yang tepat untuk membantu pasien dalam mencapai hasil
yang diinginkan.Perencanaan berdasarkan diagnosa keperawatan yang
lazim pada hepatitis sebagai berikut :a. Intolerans aktivitas
berhubungan dengan kelemahan umum ; penurunan kekuatan/ketahanan :
nyeri.Tujuan :- Menyatakan pemahaman situasi/faktor resiko dan
program pengobatan individu.Kriteria :- Menunjukkan teknik/perilaku
kemampuan kembali melakukan aktivitas.- Melaporkan kemampuan
melakukan peningkatan toleransi aktivitas.Intervensi :1.)
Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi
pengunjung.Rasional :Meningkatkan istirahat dan ketenangan,
menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.2.) Ubah posisi
dengan sering, perawatan kulit yang baik.Rasional :Meningkatkan
fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk
menurunkan resiko kerusakan jaringan.3.) Lakukan tugas dengan cepat
dan sesuai toleransi.Rasional :Memungkinkan periode tambahan
istirahat tanpa gangguan.4.) Tingkatkan aktivitas sesuai
intoleransi, bantu melakukan rentang gerak sedikit
pasif/aktif.Rasional :Tirah baring yang lama dapat menurunkan
kemampuan, ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas.5.)
Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV, membaca,
mendengarkan radio.Rasional :Meningkatkan relaksasi dan penghematan
energi, memusatkan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan
koping.6.) Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran
hati.Rasional :Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit,
memerlukan istirahat lanjut, mengganti program terapi.7.) Awasi
kadar enzim hati.Rasional :Membantu menentukan kadar aktivitas yang
tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko
berulang.b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan
metabolik : anoreksia, mual/muntah, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan : penurunan peristaltik (refleks
viseral), empedu tertahan.Tujuan- Menunjukkan perilaku perubahan
pola hidup untuk meningkatkan/ mempertahankan berat badan yang
sesuai.Kriteria :- Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai
tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda
malnutrisi.Intervensi :1.) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori.
Berikan makanan sedikit tapi sering dalam frekuensi sering dan
tawarkan makanan pagi paling besar.Rasional :Makanan banyak sulit
mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama
siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.2.)
Berikan perawatan mulut sebelum makan.Rasional :Menghilangkan rasa
tidak enak, meningkatkan nafsu makan.3.) Anjurkan makan pada posisi
duduk tegak.Rasional :Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat
meningkatkan pemasukan.4.) Dorongan pemasukan sari jeruk, minuman
karbohidrat dan permen berat sepanjang hari.Rasional :Bahan ini
merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna, toleran bila
makanan lain tidak.5.) Berikan obat sesuai indikasi : Vit. B Comp,
tambahan diet lain sesuai indikasi.Rasional :Memperoleh kekurangan
dan membantu proses penyembuhan.6.) Konsul pada ahli diet. Dukungan
tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien dengan
pemasukan lemak dan protein sesuai toleransi.Rasional :Berguna
dalam membuat program diet memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme
lemak bervariasi tergantung pada produksi pengeluaran empedu dan
perlunya pembatasan masukan lemak bila terjadi diare. Bila
toleransi pemasukan normal atau lebih protein akan membantu
regenerasi hati. Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit
berat karena akumulasi produk akhir protein dapat mencetuskan
hepati ensefalopati.7.) Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan
total bila dibutuhkan.Rasional :Mungkin perlu untuk memenuhi
kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala memanjang.c.
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebihan melalui muntah dan diare, perpindahan
area ketiga (acites), gangguan proses pembekuan.Tujuan-
Mempertahankan hidrasi adekuat.Kriteria :- Tanda-tanda vital
stabil, turgor kulit normal, masukan dan keluaran seimbang.Tindakan
keperawatan1.) Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat
badan harian, catat kehilangan melalui usus, contoh muntah dan
diare.Rasional :Memberikan informasi tentang kebutuhan
pengganti/efek terapi.2.) Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian
kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.Rasional :Indikator volume
sirkulasi/perifer.3.) Periksa acites atau pembentukan oedema, ukur
lingkar abdomen sesuai indikasi.Rasional :Menerangkan kemungkingan
perdarahan ke dalam jaringan.4.) Biarkan pasien menggunakan lap
katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.Rasional
:Menghindari trauma dan perdarahan gusi.5.) Awasi nilai
laboratorium, contoh Hb/Ht, Na + albumin dan waktu
pembekuan.Rasional :Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi
retensi natrium/kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan
oedema.6.) Berikan cairan IV, elektrolit.Rasional :Memberikan
cairan dan penggantian elektrolit.7.) Protein hidrolisat : vitamin
KRasional :Memperbaiki kekurangan albumin/protein dapat membantu
mengembalikan cairan dari jaringan ke sistem sirkulasi, mencegah
masalah koagulasi.d. Harga diri rendah situasional berhubungan
dengan gejala : Jengkel/ marah, terkurung/isolasi, sakit
lama/periode penyembuhan.Tujuan :Mengidentifikasi perasaan dan
metode untuk koping terhadap persepsi negatif.Kriteria :-
Menyatakan penerimaan diri dan lamanya penyembuhan/ kebutuhan
isolasi.- Mengakui diri sebagai orang tua yang berguna.Tindakan
keperawatan1.) Kontrak dengan pasien mengenai waktu untuk
mendengar.Rasional :Penyediaan waktu meningkatkan hubungan saling
percaya.2.) Dorong diskusi perasaan/masalahRasional :Kesempatan
untuk mengekspresikan perasaan memungkinkan pasien untuk merasa
lebih mengontrol situasi. Pengungkapan menurunkan cemas dan depresi
memudahkan perilaku koping positif.3.) Hindari membuat penilaian
moral tentang pola hidup.Rasional :Pasien merasa marah/kesal dan
menyalahkan diri : penilaian dari orang lain akan merusak harga
diri lebih lanjut.4.) Diskusikan harapan penyembuhan.Rasional
:Periode penyembuhan mungkin lama/potensial stres keluarga/ situasi
dan memerlukan perencanaan, dukungan dan evaluasi.5.) Kaji efek
penyakit pada faktor ekonomi pasien/orang terdekat.Rasional
:Masalah finansial dapat terjadi karena kehilangan peran fungsi
pasien pada keluarga/penyembuhan lama.6.) Tawarkan aktivitas
senggang berdasarkan tingkat energi.Rasional :Memampukan pasien
untuk menggungkan waktu dan energi pada cara konstruktif yang
meningkatkan harga diri dan meminimalkan cemas dan depresi.7.)
Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang atau biru/hitam
daripada kuning atau hijau.Rasional :Meningkatkan penampilan,
karena kulit kuning diperjelas oleh warna kuning/hijau. Ikterik
biasanya memuncak dalam 1 2 minggu kemudian secara bertahap membaik
lebih dari 2 4 minggu.8.) Buat rujukan yang tepat untuk membantu,
sesuai kebutuhan, contoh perencanaan pulang, pelayanan masyarakat
dan atau lembaga komunitas lain.Rasional :Dapat memudahkan
pemecahan masalah dan membantu melibatkan individu untuk mengatasi
masalah.e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
pertahanan primer tidak adekuat (contoh leukopenia, penekanan
respon inflamasi) dan depresi imun, malnutrisi, kurang pengetahuan
untuk menghindari pemajanan pada patogen.Tujuan :- Menyatakan
pemahaman penyebab individu/faktor resiko.Kriteria :- Menunjukkan
tekhnik; melakukan perubahan pola hidup untuk menghindari infeksi
ulang/transmisi ke orang lain.Intervensi :1.) Lakukan teknik
isolasi untuk infeksi enterik dan pernafasan sesuai kebijakan rumah
sakit; termasuk cuci tangan efektif.Rasional :Mencegah transmisi
penyakit virus ke orang lain. Melalui cuci tangan yang efektif
dalam mencegah transmisi virus hepatitis.2.) Awasi/batasi
pengunjung sesuai indikasi.Rasional :Pasien terpajan terhadap
proses infeksi (khususnya respiratorium) potensial resiko
komplikasi sekunder).3.) Jelaskan prosedur isolasi kepada klien dan
keluarga.Rasional :Pamahaman alasan untuk perlindungan diri mereka
sendiri dan orang lain dapat mengurangi perasaan isolasi dan
stigma.4.) Berikan informasi tentang adalah pemberian vaksin
hepatitis.Rasional :Efektif dalam mencegah hepatitis virus pada
orang lain yang terpajan, tergantung tipe hepatitis dan periode
inkubasi.5.) Berikan obat sesuai indikasi : Obat antivirus :
vidaralun, Interferon, Antibiotik.Rasional :Obat antivirus berguna
pada pengobatan hepatitis aktif kronis, interferon efektif pada
pengobatan penyakit hati sehubungan dengan HCV dan antibiotik
pengobatan hepatitis bakterial, atau untuk mencegah/membatasi
infeksi sekunder.f. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas
kulit/jaringan berhubungan dengan zat kimia, akumulasi garam empedu
dalam jaringan.Tujuan- Menunjukkan jaringan kulit utuh, bebas
ekskoriasi.Kriteria :- Melaporkan tidak ada/penurunan
pruritus/lecet.Tindakan keperawatan1.) Gunakan air mandi dingin dan
soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun mandi alkali.Rasional
:Mencegah kulit kering berlebihan. Memberikan penghilangan
gatal.2.) Anjurkan untuk menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk
rasa gatal, pertahankan kuku pendek.Rasional :Menurunkan resiko
cedera kulit.3.) Beri massage pada waktu tidur.Rasional :Bermanfaat
dalam meningkatkan tidur dengan menurunkan iritasi kulit.4.)
Hindari komentar tentang penampilan pasien.Rasional :Menimbulkan
stres psikologik sehubungan dengan perubahan kulit.5.) Berikan obat
sesuai indikasi ; antihistamin contoh : metdilazin,
difenhidramin.Rasional :Menghilangkan gatal, catatan : gunakan
terus-menerus pada penyakit hepatik hebat.g. Kurang pengetahuan
tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber
informasi ditandai dengan :Data subyektif : Pernyataan yang salah
konsepsi.Data obyektif : Meminta informasi dan tidak akurat
mengikuti instruksi.Tujuan- Menyatakan pemahaman proses penyakit
dan pengobatan.Kriteria :- Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala
penyakit dan hubungan dan gejala dengan faktor penyebab.- Melakukan
perubahan perilaku dan berpatisipasi pada pengobatan.Tindakan
keperawatan1.) Kaji tingkat pemahaman proses penyakit,
harapan/prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan.Rasional
:Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan
kesempatan untuk memberikan informasi tambahan yang sesuai
keperluan.2.) Berikan informasi khusus tentang pencegahan/penularan
penyakit.Rasional :Kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi karena
hepatitis dan situasi individu.3.) Bantu pasien mengidentifikasi
aktivitas pengalih.Rasional :Aktivitas yang dapat dinikmati akan
dapat membantu menghindari pemusatan pada penyembuhan panjang.4.)
Diskusikan pembatasan donatur darah.Rasional :Mencegah penyebaran
penyakit. Kebanyakan undang-undang negara bagian menerima donor
darah yang mempunyai riwayat berbagai tipe hepatitis.5.) Tekankan
pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi
laboratorium.Rasional :Proses penyakit dapat memakai waktu
berbulan-bulan untuk membaik. Bila gejala ada lebih lama dari enam
bulan. Biopsi hati diperlukan untuk memastikan adanya hepatitis
kronis.6.) Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6 12
bulan minuman atau lebih lama sesuai toleransi individu.Rasional
:Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.DAFTAR
PUSTAKADoenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ;
alih bahasa, I Made Kariasa ; editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ;
Jakarta.Doenges, Marilynn E, 1998, Penerapan Proses Keperawatan dan
Diagnosa Keperawatan, alih bahasa, I Made Kariasa ; editor,
setiawan. Edisi 2, EGC; Jakarta.Guyton, Arthur C, 1997, Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran, ; editor, Irawati Setiawan, Edisi 9, EGC;
Jakarta.Price, Sylvia Anderson, 1994, Patofisiologi : konsep klinis
proses-proses penyakit, ; alih bahasa, Peter Anugrah; editor,
Caroline Wijaya, Edisi 4, EGC; Jakarta.Smeltzer, Suzanne C, 2001,
Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, ; alih
bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC;
Jakarta.Tjokronegoro, Arjatmo, 1998 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid I, Edisi Ketiga, Balai Penerbit FKUI; Jakarta.Hepatitis
adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap
obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).Hepatitis
virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)2. Anatomi
FisiologiHati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian
bawah tulang iga kanan. Hati normal kenyal dengan permukaannya yang
licin (Chandrasoma, 2006). Hati merupakan kelenjar tubuh yang
paling besar dengan berat 1000-1500 gram. Hati terdiri dari dua
lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen
anterior dan posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan
lateral oleh ligamentum Falsiformis (Noer, 2002).Setiap lobus
dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal
yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus
mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan terdapat kapiler
yang disebut sinusoid yang dibatasi sel kupffer. Sel kupffer
berfungsi sebagai pertahanan hati (Price, 2006). Sistem biliaris
dimulai dari kanalikulus biliaris, yang merupakan saluran kecil
dilapisi oleh mikrovili kompleks di sekililing sel hati.
Kanalikulus biliaris membentuk duktus biliaris intralobular, yang
mengalirkan empedu ke duktus biliaris di dalam traktus porta
(Chandrasoma, 2006)Fungsi dasar hati dibagi menjadi :Fungsi
vaskular untuk menyimpan dan menyaring darah. Ada dua macam aliran
darah pada hati, yaitu darah portal dari usus dan darah arterial,
yang keduanya akan bertemu dalam sinusoid. Darah yang masuk
sinusoid akan difilter oleh sel Kupffer.Fungsi metabolik. Hati
memegang peran penting pada metabolisme karbohidrat, protein,
lemak, vitamin (Guyton, 1997).Fungsi ekskretorik. Banyak bahan
diekskresi hati di dalam empedu, seperti bilirubin, kolesterol,
asam empedu, dan lain-lain.Fungsi sintesis. Hati merupakan sumber
albumin plasma; banyak globulin plasma, dan banyak protein yang
berperan dalam hemostasis (Chandrasoma, 2006).
anatomi hati3. PenyebabType AType BType CType DType E
Metode transmisiFekal-oral melalui orang lainParenteral seksual,
perinatalParenteral jarang seksual, orang ke orang,
perinatalParenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type
BFekal-oral
KeparahanTak ikterik dan asimtomatikParahMenyebar luas, dapat
berkembang sampai kronisPeningkatan insiden kronis dan gagal hepar
akutSama dengan D
Sumber virusDarah, feces, salivaDarah, saliva, semen, sekresi
vaginaTerutama melalui darahMelalui darahDarah, feces, saliva
AlkoholMenyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi
alkohol sirosis. Obat-obatanMenyebabkan toksik untuk hati, sehingga
sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis aku4.
Patofisiologi
Silahkan klik pada gambar untuk mendownload bagan patofisiologi
hepatitis
5. Tanda dan Gejalaa. Masa tunas Virus A : 15-45 hari (rata-rata
25 hari)Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)Virus non A dan
non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)b. Fase Pre Ikterik Keluhan
umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus
berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali
timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan
sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan
malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat
sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian.
Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.c. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan
suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan
sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan
baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai
gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan
selama 1-2 minggu.d. Fase penyembuhanDimulai saat menghilangnya
tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul
bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya
masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa
segar kembali, namun lemas dan lekas capai.6. KomplikasiKomplikasi
yang mungkin terjadi adalah :1. Komplikasi akut : Kern Ikterik pada
bayi dan anak, coma hepatikum.2. Komplikasi yang menahun : Serosis
Hepatis, Hepatoma, Hematemesis Melena7. Pemeriksaan Diagnostik1.
Laboratoriuma. Pemeriksaan pigmen urobilirubin direk bilirubun
serum total bilirubin urine urobilinogen urine urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein protein totel serum albumin serum globulin
serum HbsAGc. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase AST
atau SGOT ALT atau SGPT LDH Amonia serum2. Waktu protombin respon
waktu protombin terhadap vitamin K 3. Radiologi foto rontgen
abdomen pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose
bengal yang berlabel radioaktif kolestogram dan kalangiogram
arteriografi pembuluh darah seliaka 4. Pemeriksaan tambahan
Laparoskopi biopsi hati8. Penatalaksanaan Medis1. Pencegahan1.
Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya
tidak menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan
produk darah.2. pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis
infeksiosa memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml
/ kg BB, intramuskular.2. Obat-obatan terpilih.a. Kortikosteroid.
Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi imun yang
berlebihan.Contoh : Hidrocotison 100 mg intravena tiap 6 jam.
Interveron, hanya diberi pada kasus kasus agak berat. Starting
dosis 40 mg / hr dan dikurangi secara bertahap sampai berhenti
sesudah 6 minggu.b. Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr
peroral.c. Lactose 3 x (30-50) ml peroral.d. Vitamin K dengan kasus
kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena.e. Roboransia.f.
Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)g.
Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.h. Infus glukosa 10% 2 lt
/ hr.3. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan
cukup istirahat.4. Jika penderita enak, tidak napsu makan atau
muntah muntah sebaiknya di berikan infus glukosa. Jika napsu makan
telah kembali diberikan makanan yang cukup5. Bila penderita dalam
keadaan prekoma atau koma, berikan obat obatan yang mengubah
susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis
total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan
bahwa harus sedemikian banyak sehingga Ph feces berubah menjadi
asam.9. Pengkajian KeperawatanPENGKAJIANData dasar tergantung pada
penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hatiAktivitas Kelemahan
Kelelahan Malaise Sirkulasi Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa Eliminasi Urine gelap
Diare feses warna tanah liat Makanan dan Cairan Anoreksia Berat
badan menurun Mual dan muntah Peningkatan oedema Asites/Acites
Neurosensori Peka terhadap rangsang Cenderung tidur Letargi
AsteriksisNyeri / Kenyamanan Kram abdomen Nyeri tekan pada kuadran
kanan Mialgia Atralgia Sakit kepala Gatal ( pruritus )Keamanan
Demam Urtikaria Lesi makulopopuler Eritema Splenomegali Pembesaran
nodus servikal posteriorSeksualitas Pola hidup / perilaku meningkat
resiko terpajan10. Diagnosa Keperawatan Beberapa masalah
keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perasaan tidak nyaman di kuadran atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.2. Gangguan
rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta3. Gangguan pola
tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada perut atas4. Kelelahan
berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan
berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen
bilirubin dalam garam empedu6. Hypertermi berhubungan dengan invasi
agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar7.
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat
menular dari agent virus8. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan
dengan rasa nyeri pada pada perut atas dan punggung, terapi tirah
baring
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
I. Konsep MedikA. PengertianHepatitis adalah peradangan pada
hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J. Corwin, 2001). Hepatitis
ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut adalah
penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat
dengan adanya nekrosis pada jaringan hati (Kapita Selekta
Kedokteran Edisi 3 Jilid I).Hepatitis kronik adalah suatu sindrom
klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada
hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu
palaing sedikit 6 bulan (Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3).
B. Etiologi1. Virus hepatitis A, B, C, D, E dan G yang
masing-masing menyebabkan tipe hepatitis yang berbeda.2. Alkohol3.
Keracunan Obat-obatan
C. Manifestasi Klinik1. Stadium pra-ikterik berlangsung selama
4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual,
muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri di perut kanan atas.Urine
menjadi lebih coklat.2. Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6
minggu.Ikterus mula-mula terlihat pada sklera kemudian pada kulit
seluruh tubuh.3. Stadium pasca ikterik (rekonvalesensi)Ikterus
mereda warna urine dan tinja menjadi normal lagi.
D. KomplikasiDapat terjadi komplikasi ringan, misalnya
kolestasis berkepanjangan relapsing hepatitis atau hepatitis kronik
persisten dengan gejala asimtomatik dan AST fluktuatif.Komplikasi
berat yang dapat terjadi adalah hepatitis kronik aktif, sirosis
hati, hepatits fulminan atau karsinoma hepatoseluler.Selain itu
dapat pula terjadi anemi aplastik, glomerulonefritis, necrositing
vaskulitis atau mixede craiyon bilinemia.
E. Pemeriksaan Penunjango Urine dan tinja o Kelainan daraho
Kelainan hematologis o Biopsi hati dengan jarum
F. PenatalaksanaanPenatalaksanaan pada klien dengan hepatitis
dapat dilakukan dengan istirahat, diet, dan pengobatan
medikamentosa.1. Istirahat. Pada periode akut dan keadaan lemah
klien harus banyak istirahat karena dapat mempercepat proses
penyembuhan.2. Diet. Jika pasien mual, napsu makan menurun atau
muntah-muntah, sebaiknya diberikan infus. Jika tidak dapat
diberikan makanan yang mengandung cukup kalori (30-35 kal/kg BB)
dengan protein cukup (1 g/kg BB).3. Medikameentosa. Obat-obat yang
dapat diberikan adalah :Kortikosteroid, dapat diberikan pada
kolestasis yang berkepanjangan dimana transminase serum telah
kembali normal. Pada keadaan ini dapat diberikan prednison 3 x 10
mg selama 7 hari.Vitamin K diberikan bila ada perdarahan.Berikan
obat-obat yang bersifat melindungi hati.Golongan Antibiotik.
II. Konsep Keperawatan1. PengkajianUntuk pengkajian pada pasien
hepatits data-data yang di perroleh tergantung pada penyebab dan
beratnya kerusakan/gangguan hati. Adapun faktor-faktor utama yang
perlu dikaji pada pasien hepatitis :Aktvitas / istirahatGejala :
Kelemahan, kelelahan, malaise umum.SirkulasiTandanya : Bradikardi
(hiperbilirubinemia berat), ikterik pada sklera, kulit dan membran
mukosa.EliminasiGejala : Urine gelap Diare/konstipasi; warna tanah
liat Adanya/berulangnya haemodialisa.Makanan/cairanGejalanya :
Hilangnya napsu makan (anoreksia), penurunan berat badan atau
peningkatan (edema), mual/muntah.Tanda : Asites NeorosensoriTanda :
Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.
Nyeri/kenyamananGejalanya : Kram abdomen, nyeri tekan pada
kuadran kanan atas, mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal
(pruritus)Tanda : Otot tegang, gelisah.PernapasanGejalanya : Tidak
minat atau enggan merokok (perokok)KeamananGejalanya : Adanya
transfusi darah/produk darahTanda : DemamUrtikaria, lesi makulo
papular, eritema tak beraturan, eksaserbasi jerawat, angioma
jaringan, eritema palma, ginekomastia (kadang ada pada hapatitis
alkoholik), splenomegali, pembesaran nodus servikal
posterior.SeksualitasGejalanya : Pola hidup/prilaku meningkat
resiko terpajan (contoh homo seksual aktif, biseksual pada
wanita.
2. Diagnosa keperawatanBerdasarkan hasil pengkajian tersebut,
maka di temukan beberapa diagnosa keperawatan pada klien dengan
hepetitis yaitu :1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan gangguan absorbsi dan fungsi metebolisme pencernaan
makanan.2. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan terbentuknya ruam-ruam kulit.3. Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan.
3. Intervensi keperawatan 1. Nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan gangguan fungsi absorbsi dan fungsi metebolisme
pencernaan makanan.Tujuan : Mempertahankan intake makanan dan
minuman yang adekuat untuk mempertahankan atau meningkatkan
BB.Intervensi : Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan
sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling
besar.Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien
anoreksia. Anoreksia juga paling buruk pada siang hari, membuat
asupan makanan yang sulit pada sore hari.Berikan perawatan mulut
sebelum makan.Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat
meningkatkan napsu makan.Anjurkan makan dalam posisi duduk
tegakRasional : Menurunkan rasa penuh abdomen dapat meningkatkan
pemasukan.Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan
permanen berat sepanjang hari.Rasional : Bahan ini merupakan bahan
ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna/toleran bila makanan
lain tidak
2. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan terbentuknya ruam-ruam kulit.Tujuan : Dapat mempertahankan
integritas kulit dalam keadan normalIntervensi :Gunakan air mandi
dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun alkali. Berikan
minyak kalamin sesuai indikasi.Rasional : Mencegah kulit kering
berlebihan. Memberikan penghilang gatal.Anjurkan untuk menggunakan
buku-buku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol. Pertahankan
kuku jari terpotong pendek pada pasien koma selama jam
tidur.Rasional : Menurunkan potensial cedera kulit.Berikan masege
pada waktu tidur.Rasional : Bermanfaat dalam meningkatkan tidur
dengan menurunkan iritasi kulit.Hindari komentar tentang penampilan
pasien.Rasional : Meminimalkan stress psikologi sehubungan dengan
perubahan kulit.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik.Tujuan : Menunjukan tehnik/perilaku yang memampukan kembali
melakukan aktivitas. Intervensi : Tingkatkan tirah baring/duduk.
Ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung sesuai
keperluan.Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan.
Menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan. Aktivitsa dan
posisi duduk yang tepat diyakini menurunkan aliran darah kekaki
yang mencegah sirkulasi optimal kehati.Ubah posisi dengan sering.
Berikan perawatan kulit yang baik.Rasional : Meningkatkan hasil
pernapasan dan meminimalkan takanan pada area tertentu untuk
menurunkan resiko kerusakan jaringan.Lakukan tugas dengan cepat dan
sesuai toleransi.Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat
tanpa gangguan. Tingkatkan aktivitas sesuai toletansi, bantu klien
untuk melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.Rasional :
Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan aktivitas. Ini dapat
terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode
istirahat. Dorong penggunaan teknik menejemen stress, contoh
relaksasi progresif,visualisasi, bimbingan imajinasi. Berikan
aktivias hiburan yang tepat seperti nonton tv, radio,
membaca.Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,
memusatkan kembali latihan dan dapat meningkatkan koping. Awasi
terulangnya anoreksia dan nyeri tekan karena pembesaran
hati.Rasional : Menunjukan kurangnya resolusi/akseserbasi penyakit,
memerlukan istirahat lanjut, mengganti program terapi.
4. ImplementasiTujuan utama mencacup :1. Mempertahankan intake
makanan dan minuman yang adekuat untuk mempertahankan BB atau
meningkatkan BB.2. Dapat mempertahankan integritas kulit dalam
keadaan normal.3. Dapat kembali melakukan aktivitas dengan
baik.
5. EvaluasiHasil yang diharapkan :1. - Menunjukan perilaku
perubahan pola hidup untuk meningkatan/mempertahankan BB yang
sesuai.- Menunjukan peningkatan BB mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.2. - Menunjukan
jaringan/kulit utuh, bebas ekskoriasi.- Melaporkan tak
ada/penurunan pruritus/lecet.3. - Menyatakan pemahaman
situasi/faktor resiko dan program pengobatan individu.- Menunjukan
teknik/perilaku yang memampuakan kembali melakukan aktivitas-
Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi
aktivitas.DAFTAR PUSTAKA
1. Corwin, J. Elizabeth, 2001, Buku Saku Pathofisiologi, EGC,
Jakarta.
2. Mansjoer, Arif dkk., 2001, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3
Jilid I, Medica Aesculapius FKUI, Jakarta.
3. Brunner & Suddarth, 2001, Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8 Vol. 2, EGC, Jakarta.
4. Suyono, Slamet dkk., 2001, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi
3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN KASUS HEPATITIS
A. Konsep penyakit.1. Definisi Hepatitis : Inflamasi hati yang
terjadi karena invaksi bakteri bakteri cedera oleh agen fisk /
ilmiah (non viral) atau infeksi virus (hepatitis A,B,C,D,E) (
rencana asuhan keperawatan, marlyn edongoes, hal 534 : jakarta )
Hepatitis Akut : Penyakit akut dengan segala utama berhubungan erat
dengan nikrosis pada hati, biasanya disebabkan oleh virus hepatitis
A,B,C, dan virus lain(kapita selekta kedokteran, hal 153) Hepatitis
Akut : Penyakit yang menunjukkan suatu spektrum tanda tanda klinis
dan manifestasi laboratorium yang luas. Penyakit berkisar menurut
parahnya penyakit. Dari penyakit yang tidak jelas infeksi yang
asitomatik, sampai penyakit yang tidak jelas infeksi yang
asitomatik, sampai penyakit yang fulminan, yang dapat menyebabkan
kematian dalam beberapa hari saja (Buku Ajar Penyakit Dalam 262)2.
Etiologi Virus hepatitis merupakan virus RNA kecil yang dapat
dideteksi di dalam fales pada masa akhir inhalasi dan fase pra
intirik, maka antibody terhadap HAV (anti AHV) telah dapat diukur
dalam serum mula mula kadar antibody 19 M antibody HAV meningkat
dengan tajam, sehingga untuk mendiagnosis secara tepat adanya
sesuatu infeksi HAV setelah masa akut 19 anti HAV menjadi deminant
dan bertahan untuk seteresnya keadaan ini menunjukkan bahwa
penderita pernah mengalami infeksi HAV dimassa lampau dan saat ini
telah kebal Virus Hepatitis B Virus ini merupakan virus DNA
bercangkang ganda memiliki virus ini menularkan HBV orang lain
dengan menginfeksi mereka cara utama penularan HBV yaitu melalui
parenteral dan membus membran mukosa terutama hubungan seksual Masa
inkubaxi rata rata adalah sekitar 120 hari, hbs Ag telah ditemukan
pada hampir semua cairan tubuh dari orang yang terinfeksi darah,
semen, silvia, air mata, asites, susu ibu, kemih dan faces Virus
Hepatitis CMerupakan virus RNA kecil terbungkus lemak, diameternya
sekitar 30 sampai 60 mm. virus ini menular melalui parental
(terutama suntikan dan transfusi) disebabkan oleh RNA yang kecil
yang dinamakan hepatitis C, karena penularan HGV melalui darah /
cara parental diperhatikan darah donor harus tidak mengandung
antibody HCV masa inkubasisnya berkisar antara 15 160 hari. Rata
rata 50 hari Virus Hepatitis D Merupakan virus RNA berukuran 35 mm
, anehnya virus ini membutuhkan Hbs Ag untuk dberperan sebagai
lapisan partikel yang positif terhadap Hbs Ag. Virus ini disebabkan
HDV dan sebagai infeksi tambahan pada penderita dengan hepatitis B
kronik, masa inkubasisnya diduga menyerupai HBV yaitu sekitar 2
bulan Virus Hepatitis E HEV adalah suatu virus RNA kecil,
diameternya kurang lebih 32 34 mm infeksi HEV ditukarkan melalui
jalan fekal dan ora dan merupakan virus calicirdia, paling sering
menyerang orang dewasa muda sampai setengah umur dan pada wanita
hamil didapatkan angka mortalitas yang sangat tinggi Virus
Hepatitis non - A, non B- Keberdaan virus ini berbentuk hepatitis
infksiosa non A non B satu yang dibawa oleh darah dan yang lain
ditukarkansecara interik Hepatitis Vulminah - Dicirikan oleh tanda
tanda gejala gagal hati akut penciutan hati , kadar bilirubin serum
meningkata cepat pemanjangan waktu protombin yang sangat nyata dan
komihepatik
Hepatitis Kronik Persisten - Terjadi 5 % hingga 10 % pasien
ameskipun terlambat, pasien hepatitis Kronik persisten akan selalu
sembuh kembali, kekambuhan biasanya dihubungkan dengan minuman
alakohol atau aktifitas fisik yang belebihan, HC terus biasanya
tidak selalu nyata Hepatitis Agresif atau Kronik Aktif- Terjadi
kerusakan hati seperti digerogoti (piece cal) dan perkembangan
sinosis
3. Manifestasi Klinis 1. Inkubulasi : Tergantung macam macam
virus 2. Stadum palterik : Berlangsung selama 4 hari, pasien
mengeluh lemah, anorexia, mual, muntah, nyeri pada otot, urine
menjadi coklat 3. Stadium ikterik : Yang berlangsung selama 3 6
minggu, terlihat pada Sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh
keluahn berkurang tetapi pasien merasa lemah, anorexia, tinja
mungkin berwarna kelabu dari kuning muda dan nyeri tekanan 4.
Stadium pasca isterik (rekonvalensasi) : ikterus mereda, warna
urine menjadi normal lagi, yaitu apada ahir bulan kedua biasannya
mereda.4. Komplikasi - Ganguan fungsi hati - Penyakit kronik
hatiseperti sirosis atau hepatitis kronik persisten - Carcinoma
hepatic - Kematian karena gagal fungsi hati
5. Patofisiologi Hepatitis virus
Virus masuk ke hepar
Virus memperbaiki toksi
Hepar menjadi inflamasi
Hepatitis
Zat pirogen out
Merangsang hipotalamus
Hipertermi
Metabolisme Empedu terganggu
Produksi bilirubun mengingkat
Kadar bilirubin terkumpul di kulit
Icterus
Gatal gatal pada kulit
Terjadi Gx integritas kulit
Mengiritasi mukosa lambung
Mual, muntah
Intake tidak adekuat
Anoreksia
Gx pemenuhan nutrisi
Nutrisi ke jaringan tidak adekuat
Tonus otot menurun
Intoleransi aktifitas
Kurang pengetahuan dan informasi tentang perawatan dan
penulisan
Merangsang penegeluaran Prostalgandin,bradikinin, sitokinin
Merangsang ssp
Nyeri
Gx rasa nyaman nyeri
Penatalaksanaan Istirahat pada periode akut dan keadaan lemah
diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak terbukti dapat
mempercepat penyembuhan kecuali kepada mereka dengan umur tua dari
keadaan umum yang buruk Diet, jika klien mual, tidak nafsu makan /
muntah muntah sebaiknya diberi infusi Medika mentosa a.
Kortikosteroid tidak diberikan untuk mempercepat bilirubin darah,
Kortikosteroid dapat digunakan pada kolestasis yang berkepanjangan,
dimana tensaminase serum sudah kembali normal.b. Berikan obat
obatan yang melindungi hati c. Antibiotik (tidak jelas
penggunaannya)d. Vitamin K. diberikan pada kasus dengan
kecenderungan pendarahan. Bila klien dalam keadaan prakoma / koma,
penaganan seperti pasa koma hepatik
B. KONSEP ASKEP 1. Pengkajian a. Identitas - Lebih banyak
diderita pria dari pada wanita dengan perbandingan 1, 6 : 1 -
Paling banyak usia 31-50thn ada kalanya juga ditemukan pada umur
10-50 thn b. Keluhan utama - Adanya nyeri perut kanan atas,
anoreksia, mual, muntah, lemah c. Riwayat penyakit sekarang - Klien
mengeluh anoreksia, neusia, kemudian adanya panas badan ringan
terdapat abdomen kanan atas, perasaan badan ringan terdapat abdomen
kanan atas, perasaan badan tak enak, bertambah menjelang malam dan
pasien merasa sengsara, serta terkadang menderita penyakit kepala
d. Body System 1. Pernafasan I : Bentuk gerak dada simetris kanan
dan kiri, tidak ada deformitas bentuk hidung dan tidak ada nafas
cuping hidung P : Tidak ada nyeri tekanP : SonorA : Tidak terdengar
suara tambahan seperti ronchi, wheezing 2. System Kardiovaskuler I
: Ictus cordistidak ada P : Ictus cordis teraba pada ics 4 5 mid
clavicula sinistra P : Suara redup A : Pada klien hepatitis terjadi
pemurunan denyut jantung (bradikardi) apabila terjadi
hiperbilirubienemia berat 3. sistem pencernaan eliminia alvi Pada
klien hepatitis mengalami anoreksia akibat mual, muntah hal
disebabkan karena peningkatan asam lambung pada eliminasi alvi pada
klien hepatitis feses warna tanah liat4. System perkemihan pada
klien dengan hepatitis warna urine gelap / coklat seperti teh 5.
System endokirin tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid
6. System persyarafan GCS = 4 5 6 kesadaran Composmentis apabila
terjadi hiperbilirubinemia terjadi gangguan status mental, cemas,
mengantuk 7. System alat integumenExtremitas Pada pasien hepatitis
terjadi kelelahan dan kelemahan apabila ikterus timbul dan makin
parah, maka pasien mulai merasa gatal 8. Abdomen I : Perut membesar
apabila terjadi hepatomegali P : Adanya nyeri tekan pada perut
kanan atas P : RedupA : Apabila terjadi diare, maka bising usus
meningkat e. Pemeriksaan penunjang Test fungsi hati : SGOT dan SGPT
Leokopenia : Trombositopenia mungkin ada Faces : Warna tanah
liatstegtorat (penurunan fungsi hati) Anti HA JGM : Positif pada
tipe A Bilirubin Serum :Diatas 2,5 mg /100ml Biobsis serum :
Menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrostor Scan hati :Menunjukkan
dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim Urinaria : peningkatan
kadar biliburin
2. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri b/d proses peradangan 2. Gx
pemenuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuat 3. Intoleransi
aktivitas b/d kelemahan 4. Hipertermi b/d proses inflamasi 5. Gx
integritas kulit b/d kadar bilirubin dikulit 6. Terjadi penularan
b/d kurangnya pengetahuan 7. Cemas b/d kekurangnya pengetahuan
tentang penyakit yang diderita 3. Intervensi 1. Gangguan rasa
nyaman Nyeri b/d proses peradangan Tujuan : Nyeri berkurang sampai
dengan hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama selama
2 3 x 24 jam Kriteria : Klien mengatakan nyeri berkurang sampai
dengan hilang dengan Skala Ringan 1-3. Intervensi 1. Informasikan
pada klien atau keluarga tentang tindakan keperawatan yang akan
dilakukan klien R/ Klien dan keluarga kooperatif 2. Memberitahukan
klien tentang penyebab nyeri R/ Klien dapat mengurangi prinsip
Nyeri terhadap penyakitnya3. Identifikasi tingkat nyeri R/
Peningkatan tingkat nyeri menunjukkan adanya komplikasi lain 4.
Berikan posisi senyaman mungkin R/ Posisi nyaman dapat memimalkan
rasa nyeri 5. Anjurkan klien destraksi relaksasi R/ dapat
mengurangi ketegangan otot 6. Berikan kompres hangat didaerah nyeri
R/ Vasodilatasi pembuluh darah dan relaksasi otot 7. Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian analgesik R/ Analgesik dapat
mengurangi rasa nyeri
2. Ganguan pemenuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 3 x 24
jam, pemenuhan nutrisi pada klien tersebut mencukupi. Kriteria
Hasil : Klien tidak mual muntah Klein menghabiskan porsi diit yang
disajikan Klien mengatakan nafsu makan meningkat Intervensi 1.
Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab
penurunan nafsu makan misalnya muntah serta tindakan yang akan
dilakukan R/ Menambah pengetahuan klien dan keluarga serta klien
dan keluarga kooperatif tentang tindakan yang akan dilakukan2.
Anjurkan tirah baring dan pembatasan aktifkan selama fase akut R/
Menurunkan kebutuhan aktifitas 3. Beri klien makan hangat dengan
bau yang tidak merangsang R/ Meningkatkan nafsu makan klien 4. Beri
makan sedikit demi sedikit R/ Mengembalikan pola makan klien dan
menghindari rasa bosan 5. Sediakan lingkungan yang menyenangkan
dengan situasi ayang tidak membosankan R/ Lingkungan yang aman
dapat menurunkan stres dan meningkatkan nafsu makan 6. Kolaborasi
dalam pemberian antivomiting R/ Antivomiting dapat mengurangi mual,
muntah sehingga nafsu makan kembali normal
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi
darah sekunder terhadap inflamasi hepar.Hasil yang diharapkan :
Tidak terjadi peningkatan suhuintervensia. Monitor tanda vital :
suhu badan R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi
b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari
buah 2,5-3 liter/hari.R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan
evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasic. Berikan kompres hangat
pada lipatan ketiak dan femur R/ menghambat pusat simpatis di
hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang
kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapand.
Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringatR/
kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan
jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya
ruam kulit.
4. DAFTAR PUSTAKA
Doengoes,Marlyn E,2000.Rencana Asuhan Keperawatan,Jakarta :EGC
Mansyoer,Arif,2001.Kapita Selekta Kedokteran,Jakarta:EGC silvia
a.price patofisiologi. Edisi 6 EGC Jakarta
ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN KASUS HEPATITISDI PUSKESMAS
TEGALDLIMOIdentitas Nama : An.DUmur : 13 thnJenis Kelamin : PSuku
Bangsa : Indonesia, Jawa Agama : ISLAM Pendidikan : SMPAlamat :
Jatirejo RT 1 RW 1MRS tanggal : 16 08 - 2010 Jam :18.30Pengkajian :
16 08 - 2010 Jam :18.40Diagnose : HEPATITIS
Penanggung jawab Nama : Tn.SUmur : 39 thnJenis kelamin : LSuku
Bangsa : Indonesia , JawaAlamat : Jatirejo RT 1 RW 1Pendidikan :
SMPPekerjaan : tani
Alasan Masuk Rumah Sakit. Klien datang ke puskesmas tegaldlimo
Via UGD pada tanggal16 08 2010 pukul 18.30 dengan keluhan mual dan
pusing dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan Utama. Klien
mengatakan mual Riwayat Penyakit Sekarang Pada saat pengkajian
tanggal16 08 2010 pukul 18.40 klien mengeluh mual dan pusing,
terutama dalam kondisi terlentang klien gelisah, ekspresi wajah
tegang.Riwayat Penyakit Masa Lalu Klien mengatakan sebelumnya
pernah menderita penyakit gastritis Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang sama seperti yang diderita klien yaitu hepatitis
Genogram
Keterangan :
: laki laki meninggal
: perempuan meninggal
: laki laki hidup
: perempuan hidup
: klien
Keadaan Kesehatan Lingkungan Klien tinggal disuatu tempat yang
lingkunganya terjaga kebersihanya, terutama peralatan makanan dan
memiliki kamar mandi dan WC sendiri dibelakang rumah.
Riwayat Psikososial - Riwayat PsikologisKlien mengatakan takut
dengan kondisinya sekarang, klien sering bertanya mengenai kondisi
kesehatanya. Klien ingin cepat sembuh dari penyakit yang diderita.-
Aspek social Selama sakit hubungan klien dengan keluarga baik,
dengan petugas kesehatan baik , klien kooperatif dalam menjawab
setiap pertanyaan petugas.- Aspek SpiritualKlien mengnut agama
islam, klien berdoa agar cepat diberi kesembuhan, klien tidak bisa
melakukan ibadah sholat 5 waktu
Pola kebiasaan sehari hari1. Pola Nutrisi - Sebelum sakit Klien
mengatakan saat sehat makan 3Xsehari dengan komposisi nasi, lauk
pauk , minum kurang lebih 6-7 gelas/hari.- Saat Sakit Klien
mengatakan saat sakit makan 3X sehari dengan komposisi bubur kasar,
porsi dihabiskan dari porsi biasa dikarenakan mual, nafsu makan
menurun minum kurang lebih 3- 4 gelas per har. 2. Pola eliminasi -
BAB sebelum sakit Klien mengatakn Saat sehat BAB 1X sehari dengan
konsistensi lembek, warna kuning bau khas feces- BAB saat sakit
klien mengatakan saat sakit BAB 1X sehari dengan konsistensi lembek
warna kuning ,bau khas feces- BAK sebelum Sakit Klien mengatakan
saat sehat BAK sebanyak 3-4X perhari dengan warna kuning kecokltan
dan bau khas amoniak - BAK saat sakit Klien mengatakan saat sakit
BAk tetap tidak terjadi perubahan tetap sebanyak 3-4X perhari dan
bau khas amoniak3. Pola Kebersihan diri- Sebelum sakit Klien
mengtakan saat sehat mandi 2x sehari menggunakan sabun, gosok gigi,
kramas 3X seminggu ganti pakaian bila sudah kotor.- Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit hanya dibasuh dengan air hangat serta
gosok gigi 1X sehari.
4. Pola Aktivitas - Sebelum sakit Klien mengatakan saat sehat
aktivitas sehari hari bersekolah dan bantu orang tua dirumah - Saat
sakit Klien mengatakan saat sakit tidak bisa melakukan aktifitasnya
seperti biasa.5. Pola istirahat tidur- Sebelum sakit Klien
mengatakan saat sehat tidur kurang lebih selama 7-8 jam perhari-
Saat sakit Klien mengatakan saat sakit tidurnya terganggu karena
mual dan pusing, klien hanya tidur kurang lebih 4jam perhari
1. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan Umum Klien lemahb. Tanda tanda
vitalT = 100/60 mmHg S= 36 0CN= 76x/mnt RR = 22x/mntKesadaran =
composmetis2. Pemeriksaan cepalo caudal 1. Kepala dan rambut I :
pertumbuhan rambut merata,tidak terdapat ketombe P: tidak ada
benjolan pada kepala,2. HidungI: bentuk hidung Simetris,tidak
terdapat pernafasan cuping hidung,P: tidak terdapat nyeri tekan3.
Telinga I:tidak ada serumen dan lesiFungsi : pendengaran baik 4.
Mata I : sclera Putih, konjungtiva merah muda, Fungi : penglihatan
baik5. Mulut dan gigi I: mulut pucat , tidak ada stomatitis, mulut
kelihatan kotorGigi I: tidak dada caries Gigi6. Leher dan
tenggorokan Leher I: tidak ada stromaP: tidak ada nyeri tekan
Tenggorokan I: tidak ada pembesaran tonsil
7. Dada dan Thorax- Pemeriksaan paru I: bentuk dada simetris P:
tidak ada nyeri tekan P: terdengar suara resonan A: suara nafas
vesikuler 8. Pemeriksaan Jantung I; ictus cordis tidak tampak pada
ICS 4-5 P: ictus cordis teraba pada ICS 4-5 MCL.s P: suara pekak A:
bunyi jantung normal Bj 1,Bj 2 tunggal9. Pemeriksaan abdomen I:
tidak ada luka bekas operasi P: Nyeri tekan abdomen sebelah kana P:
tidak pekak abdomen A: bising Usus terdengar 10x permenit10.
Ekstermitas, kuku, dan integument I: Kuku bersih tidak ada tanda
tanda sianosisFungsi : kekuatan otot normal
5 5 5 5
11. Hasil laboratirium nilai normal SGOT : 180 (11-42)U/L SGPT :
386 (11-42)U/L12. Penatalaksanaan -infus KAEN 3A 20tpm- inj
Ranitidine 2x1ampl-ORAL : antasida 4x1tab Becomplex 3x1 tab
Analisa DataNama : an.D tgl : 16-08-2010Kelompok data Masalah
etiologi
S :- klien mengatakan mual-klien mengtakan nafsu makan menurun
O: - keadaan umum lemah - makan dihabiskan porsiT = 100/60 mmHgN =
76x/MenitS= 360CRR= 22X/mnt
S : klien sering bertanya tentang kondisi yang diderita saat
ini. O: - klien gelisah - ekspresi wajah tegangT = 100/60 mmHgN =
76x/MenitS= 360CRR= 22X/mnt
Perubahan pola nutrisi b/d anoreksia
Cemas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit yang dideritaVirus
hepatitis
Toksik pada hati
Peradangan hati
Timbul jaringan ikat
Hepatits
Hati tidak mampu memetabolisme lemak
Mual
Anoreksia
Perubahan pola nutrisi
Virus hepatitis
Toksik pada hati
Peradangan hati
Timbul jaringan ikat
Hepatits
Perubahan status kesehatan
Kurangya informasi
Kurang pengetahuan
Koping tidak adekuat
Cemas
Daftar Masalah Nama : an.D tgl : 16-08-2010Tanggal munculDX
keperawatanTanggal teratasi
16-08-2010
16-08-2010
Perubahan pola nutrisi b/d anoreksia ditandai dengan klien
mengatakan mual, nafsu makan menurun, k/u lemah makan dihabiskan
porsi T = 100/60 mmHgN = 76x/MenitS= 360CRR= 22X/mnt
- cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita
ditandai dengan klien sering betanya tentang kondisi yang diderita
saat ini, ekspresi wajah tegang, klien gelisah, T = 100/60 mmHgN =
76x/MenitS= 360CRR= 22X/mnt
INTERVENSINama : an.D tgl : 16-08-2010No Tujuan Criteria
HasilIntervensiRasional
1
2Settelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24jam tidak terjadi
perubahan pola nutrisi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam cemas berkurang
sampai dengan hilang - klien mengerti penyebab mual - klien tidak
mual - porsi makan dihabiskan - nafsu makan meningkat - Ttv normal
T: 110/70-139/89 mmHgS;36-3750cN: 60 80 X/menitRR: 16 -24 x
/menit
- klien tidak cemas - wajah klien tampak rileks - klien tampak
tenangTtv normal T: 110/70-139/89 mmHgS;36-3750cN: 60 80 X/menitRR:
16 -24 x /menit
1. beri penjelasan pada klien dan keluarga penyebab mual
2. anjurkan klien istirahat sebelum makan
3. beri makanan dalam kondisi hangat
4. beri makanan sedikit tapi sering
5. anjurkan klien menjaga oral hygiene
6. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian medikamentosa
1. Damping klien dan bina hubungan saling percaya
2. Beri informasi tentang kondisi kesehatan saat ini
3. Dorong klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan
balik yang tepat
4. Ciptakan lingkungan yang tenang
5. Ajarkan klien tehnik rellaksasi
R/ klien dan keluarga mengerti penyebab mual dan kooperatif
R/ menenangkan peristaltic usus, meningkatkan energy untuk
makan
R/ makanan hangat dapt meningktkan nafsu makan R/ menurunkan
rangsangan peristaltic sehingga klien tidak muntahR/ mulut yang
kotor membuat nafsu makan menurun R/ ranitidine merupakan salah
satu obat pengurang mual muntah
R/ menunjukan perhatian dan keinginan untuk membantuR/ membantu
klien dalam memahami penyakit klien yang diderita
R/ membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternative
pemecahan masalah R/ mengurangi rangsangan eksternal yang dapat
memicu peningkatan kecemasan R/ member kesempatan untuk klien
menangani kecemasan
LAPORAN PENDAHULUANHEPATITIS
1. Pengertian.Hepatitis adalah peradangan pada hati yang dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, bahan toksin, obat-obatan
atau bahan-bahan lain yang dapat merusak hati.
2. Etiologi. Virus Hepatitis A. Virus Hepatitis B. Virus
Hepatitis non A dan B.
3. Patofisiologi.Hati berfungsi menerima semua darah yang datang
dari usus melalui vena porta, selanjutnya bahan-bahan tersebut
dikirim ke dalam darah sesuai kebutuhan. Hati juga akan menjaga
tubuh khususnya otak terhadap zat-zat racun yang tidak terelakkan
diabsorbsi melalui usus ( detoksifikasi ). Fungsi lainnya adalah
ekskresi zat-zat beracun yang terbentuk dalam tubuh tetapi dapat
diekskresikan melalui ginjal karena molekulnya terlalu besar atau
karena tidak larut dalam air. Fungsi hati lainnya yaitu memproduksi
protein-protein khusus, albumen dibuat hanya dalam hati, sama
seperti fibrinogen dalam hal ini termasuk protrombin serta
faktor-faktor koagulasi, angiotensinogen, dan
komplemen.Penyakit-penyakit hati akan banyak mempengaruhi
fungsi-fungsi hati, karena itu gejala-gejala klinik yang timbul
setelah memakan jamur beracun, setelah peracunan fosfor kuning dan
kadang-kadang pada sehumlah kecil usus setelah pemakaian
obat-obatan tertentu seperti gas anestesi halothane, atau setelah
infeksi virus hepatitis.
Hepatitis A.a) Penularan melalui rate tinja mulut.b) Golongan
virus entero ( tipe 72 ).c) Tidak bentuk kronik.d) Pertanda : anti
HAV.
Hepatitis B.a) Golongan virus ADN.b) Penularan melalui tranfusi
darah, fraksi darah, jarum suntik, hubungan sex.c) Masa tunas 6
minggu 6 bulan.d) Ada bentuk kronik.
Hepatitis non A dan B. a) Golongan tendentivikasi.b) penyebab
pasca tranfusi.c) Masa tunas 2 minggu 5 bulan.d) Diagnosa per
excusiunum.
4. Tanda dan Gejala.a) Stadium Pre Ikterik, yang berlangung
selama 4 7 hari. Penderita mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia,
mual dan muntah, demam, nyeri pada otot perut kanan atas. Urine
menjadi lebih coklat.b) Stadium Ikterik, berlangsung 3 6 minggu,
ikterus mula-mula terlihat pada sklera, lalu pada seluruh tubuh,
keluhan-keluhan berkurang, tetapi penderita masih lemah, anoreksia
dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati
membesar dan nyeri tekan.c) Stadium Post Ikterik.Ikterus mereda,
warna urine dan tinja normal lagi, tanda dan gejala lain yaitu:
Sklera ikterik, membran mukosa kuning, feses berwarna seperti tanah
liat. Serum bilirubin meningkat, gatal pada kulit. Urine berwarna
gelap seperti air teh. Nyeri abdomen kanan atas, demam, sakit
kepala, diare / konstipasi.
5. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan.1) Gangguan rasa nyaman:
nyeri B. D adanya peradangan pada hepar. Kaji vital sign. Kaji
penyebab nyeri. Kaji status nyeri pasien. Anjurkan istirahat yang
cukup. Kolaborasi: beri obat analgetik.
2) Ganggua pemenuhan nutrisi B. D anoreksia. Kaji penyebab
gangguan pemenuhan nutrisi. Beri makan sedikit demi sedikit.
Anjurkan oral hygent sebelum makan. Anjurkan px makan makanan
kesukaannya. Kolaborasi: beri obat sesuai advis dokter.
3) Intoleransi aktifitas B. D lemas dan lemah. Anjurkan px untuk
istirahat. Lakukan latihan ROM aktif. Bantu px dalam
beraktifitas.
6. Pemeriksaan Diagnostik. Pemeriksaan Laboratorium:Urinalisa,
kimia darah, bilirubin. Pemeriksaan Radiologi:Poto Thorax. Terapi
Pengobatan:1) Methicol 2x1.2) PCT 3x1.3) Inj. Neurobion 5000 / amp
/ hr / drip D5%.4) Inj. Radin 2x1 amp.5) Inj. Tomit 3x1 amp.6)
Lytadex 3x1.7) Magtral Syr 3x1.8) Vometa 3x1.
7. Daftar Pustaka.Deinhard F, Gusti IO. 1982. Viral Hepatitis.
Bull WHO.Junadi, Purnawan. 1982. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi
II. Jakarta: Media Aesculapius. FKUI.Noer, M. Syaifullah. 1996.
Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi Ke-3Jakarta: Balai FKUI.S, Buza,
W. Herdin, DKK. 1992. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien.a) Identitas.Nama : Tn. J.Umur : 60 Th.Jenis
Kelamin : Laki-laki.Pekerjaan : Wiraswasta.Alamat :
Mulawarman.Status : Sudah kawinAgama : Islam.Suku Bangsa : Banjar /
Indonesi.No RMK : 464696.Tanggal MRS : 5 agustus 2002.Dx Medis :
Hepatitis Akut.b)Identitas Penanggung Jawab.Nama : Tn. R.Umur : 25
Th.Jenis Kelamin : Laki-laki.Pekerjaan : Wiraswasta.Hubungan dengan
klien : Menantu.
2. Riwayat Penyakit.a) Keluhan Utama.Px mengeluh perutnya
bengkak.b) Riwayat Penyakit Sekarang.Px mengatakan + 1 bulan ini ia
mengeluh sakit perut, perut terasa membengkak. Px juga sering
muntah selama 3 hari ini berisi apa yang dimakan dan 1 kali muntah
bercampur darah beku + 1 SdT. BAK seperti air teh tua,
kadang-kadang badan terasa panas, perut terasa mual, badan terasa
lemah, nafsu makan menurun, BAB agak keras, mata dan badan terlihat
kuning selama 1 bulan ini. Batuk dan pilek tidak ada, tidak ada
riwayat perjalanan ke daerah endemis Malaria. c) Riwayat Penyakit
Dahulu.Px mengatakan bahwa ia belum pernah menderita penyakit
seperti yang sekarang ini dan tidak menderita Hypertensi dan DM.d)
Riwayat Penyakit Keluarga.Px mengatakan bahwa 2 orang kakak px
yaitu laki-laki dan perempuan pernah menderita penyakit seperti
yang dialami px dan sudah meninggal. Di dalam keluarga px tidak ada
faktor resiko seperti Hypertensi dan DM.
3. Pemeriksaan Fisik.a) Keadaan Umum. ( Tanggal 6 agustus 2002
)Kesadaran px CM dengan nilai GCS 456 = 15.Vital sign:TD : 130/90
mmHg.N: 80 x/m.R: 20 x/m.S: 36 C.Tanggal 8 agustus 2002.TB: 166
cm.BB: 50 kg.LLA: 22,8 cm.b) Kulit.Kebersihan kulit cukup baik,
warna kulit tampak ikterik, tidak terdapat odema, turgor kulit baik
karena cepat kembali setelah dicubit. Tekstur kulit lembab dan
tidak ada lesi dan masa. Kuku berbentuk lebar dan berwarna putih.c)
Kepala dan Leher.Struktur kepala simetris, tidak ada nyeri /
vertigo maupun trauma kepala, leher dan kepala dapat bergerak bebas
dan tidak ada kesulitan menelan. Tidak ada pembesaran kelenjat
Tyroid, kebersihan kepala dan leher cukup bai, tidak ada kotoran
yang menempel, terdapat kumis dan rambut berwarna hitam dengan
sedikit uban. Px terlihat meringis karena nyeri.d) Penglihatan dan
Mata.Bentuk dan letak mata simetris, kebersihannya terjaga karena
tidak ada kotoran yang menempel. Ketajaman penglihatan tidak
optimal, px tidak mampu melihat / membaca tulisan yang kecil. Bola
mata dapat digerakkan kesegala arah, konjunctiva tidak anemis dan
sklera tampak ikterik. Px juga menggunakan alat bantu kaca mata
jika mau membaca tulisan. Mata tampak ikterik.e) Penciuman dan
Hidung.Struktur hidung simetris, kebersihannya tejaga baik, tidak
ada pendaraham, peradangan / nyeri pada hidung, tidak ada obstruksi
jalan nafas dan fungsi penciuman baik karena dapat membedakan bau
obat-obatan dengan bau makanan.f) Pendengaran dan Telinga.Letak
telinga simetris dan kebersihannya cukup baik, tidak ada pendarahan
dan peradangan / nyeri pada tilinga, tidak tampak sekresi dan tidak
ada timitus. Fungsi pendengaran baik karena px berespon bai jika
perawat / doter bertanya. Tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.g) Gigi dan Mulut.Warna bibit agak hitam karena px
perokok. Kebersihan mulut dan gigi kurang terjaga karena pada gigi
terdapat carries. Tidak terjadi pendarahan pada gusi-gusi. Fungsi
mengunyah sedikit teganggu karena px menggunakan gigi palsu 4
buah.h) Dada, Pernafasan dan Sirkulasi.Bentuk dada simetris dengan
kedalaman nafas teratur, frekuensi nafas 20 x/m. px tampak batuk
tanpa sputum dan tidak mengeluh sesak nafas maupun dipsnea.
Pernafasan melalui hidung dengan suara nafas vesikuler dan tidak
terdengar bunyi ronchi maupun wheezing. Tidak ada nyeri tekan pada
dada. Pada jantung S1 dan S2 tunggal. Tidak ada bunyi jantung
tambahan.i) Abdomen.Abdomen tidak simetris karena tampak besar /
bengkak. Kebersihannya baik, tidak ada jaringan parut, tidak
terjadi asites tetapi terdapat nyeri tekan pada abdomen kanan atas
dengan skala nyeri moderat 3. Terdapat pembesaran hati. Bunyi
perkusi abdomen redup pada kanan atas, bising usus normal 24 x/m.j)
Genetalia dan Reproduksi.Pada rektum tidak terdapat haemorrhoid.
Tidak ada peradangan genetalia. Pada saat BAB / BAK tidak terasa
nyeri.k) Ekstrimitas Atas dan Bawah.Sturktur simetris. Tidak ada
trauma pada kedua ekstrimitas, kekuata otot baik, pada lengan kanan
terpasang infus RL 20 tts/m. Tidak ada kelainan tulang dan sendi
dan px tidak menggunakan alat bantu untuk bergerak. Tidak terjadi
keterbatasan gerak hanya pada lengan kanan karena terpasang
infus.Skala kekuatan otot:5 5
5 5
4. Kebutuhan Fisik, Psikososial, dan Spiritual.a) Aktifitas dan
Istirahat.Di Rumah: Px bekerja sebagai penarik ojek. Pada siang
hari jarang tidur dan malam hari tidur cukup + 6 8 jam. Px tidak
menggunakan obat-obatan untuk tidur.Di Rumah Sakit: Px bisa
berjalan, duduk dan berbaring, lama tidur siang tidak tentu + 1 2
jam dan malam tidur + 8 9 jam, px tidak menggunakan obat-obatan
untuk tidur.b) Personal Hygent.Di Rumah: Mandi 2 x sehari, gosok
gigi sehabis makan, potong kuku dan keramas jika perlu.Di Rumah
Sakit: Px hanya diseka oleh keluarganya 2 x sehari tapi jika px
ingin, ia mandi di kamar mandi. Gosok gigi tidak tentu ( 1 2 x
sehari ), potong kuku dan keramas jika perlu. c) Nutrisi.Di Rumah:
Makan 3 x sehari dengan nasi biasa, sayur mayur dan lauk pauk,
nafsu makan baik dan tidak ada gangguan dalam makan.Di Rumah Sakit:
Makan 3 x sehari dengan diit nasi lunak tinggi kalori tinggi
protein, nafsu makan menurun.d) Eliminasi.Di Rumah: BAB normal 1 x
sehari pada malam hari, warna kuning dengan konsistensi lunak,
tidak terjadi konstipasi. BAK 4 5 x sehari, dengan warna kuning
keruh dan berbau pesing, tidak terjadi inkontinensia urine.Di Rumah
Sakit: BAB agak keras, sudah 2 hari px belum BAB karena konstipasi.
Px belum diberi obat pencahar oleh dokter. BAK 4 5 x sehari dengan
warna seperti air teh tua, tidak terjadi inkontinensia urine dan
tidak menggunakan kateter.e) Sexual.Px adalah seorang laki-laki
berumur 60 tahun.f) Psikososial.Px tabah dalam menghadapi
penyakitnya dan sedikit khawatir tentang penyakitnya. Hubungan px
dengan keluarganya, dengan px lain dan dengan tenaga medis baik.g)
Spiritual.Px beragama islam, dan yakin bahwa penyakitnya akan
sembuh dan px dan keluarganya selalu berdoa untuk
kesembuhannya.
5. Pemeriksaan Diagnostik dan Pengobatan.a) Laboratorium.
Hematologi.1) Hb: 9,3 g%.2) Leukosit: 7000 /mm3.3) LED: 62 mm/jam
I, 101 mm/jam II.4) Trombosit: 295.000 /mm3.5) Malaria: ( - )
negatif. Kimia Darah.1) Gula Darah: 101 mg/dl.2) Cholesterol: 269
mg/dl.3) Tryglyserida: 368 mg/dl.4) SGOT: 77 u/l.5) SGPT: 39 u/l.6)
Bilirubin Total: 6,8 mg/dl.7) Bilirubin Direct: 4,35 mg/dl.8)
Bilirubin Indirect: 1,83 mg/dl.9) Urea: 33 mg/dl.10) Urea Nitrogen:
14 mg/dl.11) Creatinin: 0,8 mg/dl.12) Asam Urat: 5,0 mg/dl.
Hitung Jenis: Bas0 1Eos1 3Staf3 5Segmen54 62Limfo25 32Mono3
7
00267310
Hasil Pemeriksaan Widal.Tanggal 6 agustus 2002.Salmonella
TyphiSalmonella Paratyphi
H : 1/20: 1/80:1/160:1/320:O : 1/20:1/80:1/160:1/320:
A : 1/20:1/80:1/160:1/320:B : 1/20:1/80:1/160:1/320:
Urinalisa. ( Tanggal 6 agustus 2002 )1) Warna: Kuning tua.2)
Kejernihan: Keruh.3) PH: 5,04) BJ: 1,025.5) Albumin: -6) Reduksi:
-7) Bilirubin: +++8) Urobilin: +9) Aceton: -10) Sedimen: -11)
Leucocyt: 2 4 /lpb.12) Erythrocyt: 0 2 /lpb.13) Epithel: +14)
Kristal: -
b) Pemariksaan USGTanggal 10 agustus 2002.
c) Pengobatan. RL 20 tts/m Ulsikur 3x1 amp. ( IV ) Methicol 3x1
tab. Ulsidex 500 mg tab 1x2. Susden / tromol 3x1 500 mg.
Dextrometropan 3x1 tab. Amoxan.
ANALISA DATA
No
DataMasalahEtiologi
1.DO : ( Tanggal 6 agustus 2002 ) TTV: TD : 130/90 mmHg.N : 80
x/m.R : 20 x/m.S : 36 C. Perut bagian kanan atas px tampak membesar
/ bengkak. Px tampak meringis. Adanya nyeri tekan pada abdomen
kanan atas.DS : Px mengatakan nyeri pada abdomen kanan atas jika
ditekan.
Imflamasi Hepar.Nyeri abdomen kanan atas.
2.DO : Antropometrik: BB : 50 kg, TB : 166 cm, LLA : 22,8 cm. Px
terlihat tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan ( 1 2
sendok makan ). Terpasang infus RL : 20 tts/m.DS : Px mengatakan
bahwa ia tidak nafsu makan. Px mengatakan bahwa ia hanya makan
sedikit ( 1 2 sendok makan ).
Anoreksia.Ganggu an pemenu han nutrisi.
PROSES KEPERAWATAN
NoDiagnosaKeperawatan
Perencanaan
TujuanIntervensiRasional
1.Nyeri abdomen kanan atas B. D Inflamasi Hepar.DO : ( Tanggal 6
agustus 2002 ) TTV:TD:130/90 mmHg.N : 80 x/m.R : 20 x/m.S : 36 C.
Perut bagian kanan atas px tampak membesar / bengkak. Px tampak
meringis. Adanya nyeri tekan pada abdomen kanan atas.DS : Px
mengatakan nyeri pada abdomen kanan atas jika ditekan.
Nyeri abdomen kanan atas berkurang dalam 3 5 hari perawatan.KE
:1) TTV dalam keadaan normal.2) Perut bagian kanan atas tidak
terlihat membesar / bengkak.3) Px tidak meringis.4) Tidak ada nyeri
tekan pada abdomen kanan atas.1) Kaji penyebab nyeri.2) Monitorr
TTV.3) Berikan buli-buli hangat.4) Anjurkan px untuk istirahat yang
cukup.5) Ajarkan px tehnik relaksasi.Kolaborasi :1) Beri obat
sesuai order dokter.1) Untuk mengetahui penyebab nyeri dan tindakan
yang akan dilakukan.2) Untuk mengetahui intervensi yang akan
dilakukan.3) Untuk mengurangi rasa nyeri.4) Membantu penyembuhan.5)
Untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri.Kolaborasi
:1) Untuk membantu proses penyembuhan.
NoDiagnosaKeperawatan
Perencanaan
TujuanIntervensiRasional
2.Gangguan pamenuhan nutrisi B. D anoreksia.DO : Antropometrik:
BB : 50 kg. TB : 166 cm. LLA : 22,8 cm. Px terlihat tidak
menghabiskan porsi makanan yang disediakan ( 1 2 sendok makan ).
Terpasang infus RL : 20 tts/m.DS : Px mengatakan bahwa ia tidak
nafsu makan. Px mengatakan bahwa ia hanya makan sedikit ( 1 2
sendok makan ).
Kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam 3 5 hari perawatan.KE :1) BB
naik 0,2 kg.2) LLA dalam batas normal.3) Px menghabiskan - 1 porsi
dari yang disediakan.4) Tidak terpasang infus.5) Px tidak mengeluh
nafsu makan.1) Kaji penyebab anoreksia.2) Ukur BB dan LLA px.3)
Anjurkan px untuk personal hygent sebelum / sesudah makan.4)
Anjurkan px untuk makan makanan yang disenangi.5) Atur lingkungan
senyaman mungkin.Kolaborasi :1) Beri infus sesuai advice dokter dan
juga obat.1) Untuk mengetahui dan menentukan intervensi yang
tepat.2) Untuk mengetahui data antropometrik yang B. D nutrisi
px.3) Untuk menambah selera nafsu makan.4) Agar nafsu makan px
timbul.5) Untuk menambah selera makan.Kolaborasi :1) Untuk membantu
proses penyembu han.
NoImplementasiEvaluasi
1.1) Mangkaji penyebab nyeri.( 6 8 2002, pukul 09.00 )2)
Memonitorr TTV.( setiap hari, pukul 08.30 ) 3) Memberikan buli-buli
hangat.( 8 8 2002, pukul 13.00 )4) Menganjurkan px untuk istirahat
yang cukup.( 6 8 2002, pukul 09.15 )5) Mengajarkan px tehnik
relaksasi.( 6 8 2002, pukul 13.00 )Kolaborasi :1) Memberi obat :
Ulsikur 3x1 amp ( IV ). Methicol 3x1 tab. Ulsidex 500 mg tab 2x1.
Susden / tromol 3x1 500 mg.
S: Px mengatakan masih merasa nyeri.O: Px terlihat meringis.TTV
: TD : 120/90 mmHg.N : 78 x/m.R : 22 x/m.S : 36,7 C.( Sabtu tanggal
10 8 2002, pukul 10.00 )A: Masalah belum teratasi.P: Intervensi
dilanjutkan.
S: Px mengatakan nafsu makan membaik.O: Tampak menghabiskan
separo dari porsi yang ada.A: Masalah teratasi.P: Intervensi
dihentikan.( jumat, pukul 11.00 )
2.1) Mengkaji penyebab anoreksia.( 6 8 2002, pukul 09.00 )2)
Mengukur BB dan LLA px.( 8 8 2002, pukul 10.00 )3) Menganjurkan px
untuk personal hygent sebelum / sesudah makan.( 6 8 2002, pukul
10.00 )4) Menganjurkan px untuk makan makanan yang disenangi.( 6 8
2002, pukul 10.05 )5) Mengatur lingkungan senyaman
mungkin.Kolaborasi :1) Memberi infus RL 20 tts/m dan NL TKTP.
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
A. DEFINISI Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada
jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi
toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi,
1999).Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus
disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas
(Smeltzer, 2001)
B. ETIOLOGI 1. Virus Type AType BType CType DType E
Metode transmisiFekal-oral melalui orang lainParenteral seksual,
perinatalParenteral jarang seksual, orang ke orang,
perinatalParenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type
B
Fekal-oral
Keparah-anTak ikterik dan asimto- matikParahMenyebar luas, dapat
berkem-bang sampai kronisPeningkatan insiden kronis dan gagal hepar
akut
Sama dengan D
Sumber virusDarah, feces, salivaDarah, saliva, semen, sekresi
vaginaTerutama melalui darahMelalui darahDarah, feces, saliva
2. Alkohol Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi
alkohol sirosis.
3. Obat-obatan Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering
disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
C. TANDA DAN GEJALA 1. Masa tunas Virus A:15-45 hari (rata-rata
25 hari)Virus B:40-180 hari (rata-rata 75 hari)Virus non A dan non
B: 15-150 hari (rata-rata 50 hari)2. Fase Pre Ikterik Keluhan
umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus
berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali
timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan
sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan
malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat
sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian.
Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan
suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan
sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan
baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai
gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan
selama 1-2 minggu. 4. Fase penyembuhan Dimulai saat menghilangnya
tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul
bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya
masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa
segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
D. PATOFOSIOLOGI Patways terlampir.Inflamasi yang menyebar pada
hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh
reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena
memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya
inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan
terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan
nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya,
sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon
sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh
karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal.Inflamasi pada hepar karena invasi virus
akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati
yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran
kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan
nyeri di ulu hati.Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim
hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi
masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan
sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran
pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga
terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak
sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi
retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek),
maupun bilirubin yang su