BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus, bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus hepatitis , sebagai penyebab hepatitis virus telah banyak mengalami perkembangan. Namun demikian untuk mendeteksinya kini dapat sehari jadi. Saat ini, telah ditemukan jenis-jenis virus hepatitis antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT (masih dalam tahap penelitian). Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut “Hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut “hepatitis kronis”. Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non- virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Penyakit 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh
virus, bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus hepatitis ,
sebagai penyebab hepatitis virus telah banyak mengalami perkembangan.
Namun demikian untuk mendeteksinya kini dapat sehari jadi. Saat ini, telah
ditemukan jenis-jenis virus hepatitis antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E, G
dan TT (masih dalam tahap penelitian). Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6
bulan disebut “Hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan
disebut “hepatitis kronis”.
Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari
kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena
infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan
infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol
dan obat-obatan. Penyakit hepatitis telah menjadi masalah dunia saat ini.
Diperkirakan sebanyak 400 juta orang di dunia mengidap penyakit hepatitis B
kronis. Sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit hepatitis
yang disebabkan oleh virus hepatitis) B (VHB) ini.
Penyakit hepatitis juga menjadi masalah besar di Indonesia mengingat
jumlah penduduk Indonesia yang juga besar, jumlah penduduk yang besar ini
membawa konsekuensi yang besar pula. Penduduk dengan golongan sosial,
1
ekonomi dan pendidikan rendah dihadapkan pada masalah kesehatan terkait
gizi, penyakit menular serta kebersihan sanitasi yang buruk. Sedangkan
penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan tinggi memiliki
masalah kesehatan terkait gaya hidup dan pola makan. Tak mengherankan jika
saat ini penyakit hepatitis menjadi salah satu penyakit yang mendapat perhatian
serius di Indonesia.
Kasus hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus
pemerintah. Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit
hepatitis B, ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita
hepatitis B. Demikian pula dengan hepatitis C yang merupakan satu dari 10
besar penyebab kematian di Dunia. Angka kasus hepatitis C berkisar 0,5%
hingga 4% dari jumlah penduduk. Jika jumlah pendudik Indonesia saat ini
adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga
8,8 juta penderita. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang
terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala-gejala spesifik sehingga tidak
diketahui oleh masyarakat dan tidak terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa
virus hepatitis B dan C berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit
hepatitis B dan C.
Nutrisi sangat berperan penting dalam proses penyembuhan penyakit
hepatitis. Pasien hepatitis memerlukan intake makanan yang adekuat dan juga
berkualitas untuk menghindari kerusakan hati yang permanen. Berdasarkan
latar belakang tersebut maka diperlukan suatu penelitian tentang bagaimana
2
penatalaksanaan diet pada pasien hepatitis di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono
Soekarjo?
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan Nutrition Care Process pada pasien hepatitis
kronik dengan ascites
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan skrining gizi pada pasien hepatitis kronik
dengan ascites
b. Mahasiswa mampu melakukan nutrition assesment pada pasien hepatitis
kronik dengan ascites
c. Mahasiswa mampu melakukan nutrition diagnosis pada pasien hepatitis
kronik dengan ascites
d. Mahasiswa mampu melaksanakan nutrition intervention
e. Mahasiswa mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi pada pasien
dengan diagnosa hepatitis kronik dengan ascites
C. Waktu dan Tempat
1. Waktu pelaksanaan : 10 Desember – 13 Desember 2014
2. Tempat : Bangsal Mawar Kamar 3 RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto
3
D. Jenis dan Cara Pengumpulan
1. Jenis Data
a. Data primer
Data primer meliputi data antropometri, data riwayat gizi, kebutuhan
makan. Data ini diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara.
b. Data sekunder
Data sekunder meliputi data identitas pasien, data laboratorium dan
fisik/klinik. Data ini diperoleh dari rekam medis ruang Mawar RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Cara pengumpulan data
a. Wawancara
Melakukan wawancara kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
penyakit yang diderita, kondisi pasie, pola makan dan kebiasaan makan.
b. Recall 24 jam.
Menanyakan asupan makanan yang dikonsumsi pasien selama 24 jam
yang lalu.
c. Data rekam medik
Mencatat setiap perkembangan pasien melalui data rekam medik untuk
mempertimbangkan makanan apa yang akan diberikan kepada pasien.
4
E. Manfaat
1. Bagi Institusi Rumah Sakit
Memberikan informasi atau wacana bagi institusi rumah sakit terutama bagi
instalasi gizi berkaitan dengan penatalaksanaan diit pada pasien hepatitis
kronik dengan ascites
2. Bagi Pasien dan Keluarga
Pasien mengetahui terapi diit yang diberikan pada pasien agar termotivasi
untuk menjalankan dan mematuhi diit yang diberikan rumah sakit.
3. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam
merencanakan dan menatalaksanakan manajemen asuhan gizi klinik pada
pasien dengan diagnosa hepatitis kronik dengan ascites
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Penyakit
Penyakit hepatitis kronik dikatakan sebagai suatu penyakit nekroinflamasi
hati yang berlanjut dan tanpa perbaikan paling sedikit selama 6 bulan, yang
melibatkan proses destruksi yang progresif dan regenerasi dari parenkim hati
yang pada akhirnya akan menuju fibrosis dan sirosis (Czaja, 2010). Penyakit ini
dapat asimtomatik atau disertai gejala - gejala seperti mudah lelah, malaise dan
nafsu makan berkurang. Serum aminotransferase dapat meningkat secara
sementara atau menetap. Ikterus sering tidak ditemukan, kecuali pada kasus -
kasus stadium lanjut. Keadaan ini dapat disertai splenomegali, limfadenopati,
penurunan berat badan, dan demam (Akbar, 2007).
Gejala dini hepatitis meliputi perasaan lemah, sakit kepala, kehilangan
selera makan (anoreksia), mual dan muntah, demam dan penurunan berat
badan. Kemudian terjadi gejala kuning (ikterus), kencing yang berwarna gelap,
nyeri tekan dan pembesaran pada hati. Selanjutnya, akan terjadi hipertensi
portal, gangguan cerna, diare atau konstipasi, ikterus, varises esofagus, ascites,
edema, anemia, kecenderungan berdarah, dan pembesaran hati serta limpa
(Hartono, 2006).
6
B. Etiologi Penyakit
Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama
hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan
penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah
hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam
hepatitis A, B, C, D, E, G. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri,
cedera oleh fisik atau kimia, pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas
infeksi dan bukan infeksi. Hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi sirosis
(pengerasan hati), kanker hati dan komplikasi lainnya yang dapat
mengakibatkan kematian.
Dalam masyarakat kita, penyakit hepatitis biasa dikenal sebagai penyakit
kuning. Sebenarnya hepatitis adalah peradangan organ hati (liver) yang
disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit hepatitis atau sakit
kuning ini antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi
alkohol, penyakit autoimun, hasil komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari
konsumsi obat-obatan maupun kehadiran parasit dalam organ hati (liver). Salah
satu gejala penyakit hepatitis (hepatitis symptoms) adalah timbulnya warna
kuning pada kulit, kuku dan bagian putih bola mata. Peradangan pada sel hati
dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian dari
organ hati (liver). Jika semua bagian organ hati (liver) telah mengalami
kerusakan maka akan terjadi gagal hati (liver) yang menyebabkan kematian.
7
C. Patofisiologi Penyakit
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan
terbawa sampai ke hati. di sini agen infeksi menetap dan mengakibatkan
peradangan dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada
pemeriksaan SGOT dan SGPT). akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan
penyerapan dan konjugasii bilirubin sehingga terjadi disfungsi hepatosit dan
mengakibatkan ikterik. peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan suhu
tubuh sehinga timbul gejala tidak nafsu makan (anoreksia). salah satu fungsi
hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika toksin yang masuk berlebihan atau
tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri
dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral
racun. Aktivitas yang berlebihan yang memerlukan energi secara cepat dapat
menghasilkan H2O2 yang berdampak pada keracunan secara lambat dan juga
merupakan hepatitis non-virus. H2O2 juga dihasilkan melalui pemasukan
alkohol yang banyak dalam waktu yang relatif lama, ini biasanya terjadi pada
alkoholik.
Peradangan yang terjadi mengakibatkan hiperpermea-bilitas sehingga
terjadi pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba / palpasi
hati. Nyeri tekan dapat terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak. Hepatitis
viral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan akut. Klasifikasi
hepatitis viral akut dapat dibagi atas hepatitis akut viral yang khas, hepatitis
yang tak khas (asimtomatik), hepatitis viral akut yang simtomatik, hepatitis viral
anikterik dan hepatitis viral ikterik. Hepatitis virus kronik dapat diklasifikasikan
8
dalam 3 kelompok yaitu hepatitis kronik persisten, hepatitis kronik lobular, dan
hepatitis kronik aktif.
Virus hepatitis A mempunyai masa inkubasi singkat/hepatitis infeksiosa,
panas badan (pireksia) didapatkan paling sering pada hepatitis A. Hepatitis tipe
B mempunyai masa inkubasi lama atau disebut dengan hepatitis serum.
Hepatitis akibat obat dan toksin dapat digolongkan ke dalam empat bagian
Suplementasi gizi -Perubahan berat badan 4 kg dalam dua bulanCara mengolah makanan Digoreng, direbusKebiasaan makan Makanan pokok : nasi 3x/hari @1 centong
Lauk hewani : ayam, telor 3x/mingguLauk nabati : tempe, tahu setiap kali makan @1 potongSayur : bayam (bening)Buah : pisang, pepayaSusu dan Snack :
15
LanjutanAsupan makan dirumah Energi : 1346,6 Kkal
Protein : 55,5 gramLemak : 21,9 gramKH : 234,9 gram
Berdasarkan kebiasaan makan pasien di rumah diketahui bahwa
asupan pasien tidak adekuat energi 58%, lemak 33,6%, dan karbohidrat
67,3% masuk dalam kategori defisit berat karena <70%, sedangkan
asupan protein defisit ringan yaitu 85,3%.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Antropometri
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 45 kg (dengan ascites dan edema)
BB Koreksi : = 45 – (10% x 45)
= 45 – 4,5
= 40,5 kg
BBI : = (165 – 100) – 10% (165 – 100)
= 65 - 6,5
= 58,5 kg
16
IMT : BB/TB2
: 40/1,652
: 14,6 kg/m2 (Gizi kurang)
Kesimpulan : berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri
diketahui bahwa status gizi pasien adalah kurang dengan IMT 14,6
kg/m2 dengan BBI 47,7 kg.
b. Pemeriksaan Biokimia
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Biokimia
PemeriksaanSatuan/nilai
normalHasil Lab
Interpretasi08-12-2014 Keterangan
Hemoglobin 14-18 10,8 Rendah AnemiaLeukosit 4000-10000 6000 NormalHematokrit 37-47 31 Rendah AnemiaEritrosit 4,2-5,4 x
10^64,5x10^6 Normal
Trombosit 150000-450000
90000 Rendah Anemia
MCV 79-99 69 Rendah AnemiaMCH 27-31 24,1 Rendah AnemiaMCHC 33-37 34,8 NormalRDW 11,5-14,5 17,2 Normal MPV 7,2-11,1 9,7 NormalBasofil 0-1 0,3 NormalEosinofil 2-4 0 Rendah StressBatang 2-5 5,5 Tinggi Infeksi/inflamasiSegmen 40-70 86,2 Tinggi Infeksi/inflamasiLimfosit 25-40 4,2 Rendah Imunitas tubuh
menurunMonosit 2-8 3,8 NormalTotal protein 6-8 4,13 Rendah Malnutrisi/peny.hati
kronikAlbumin 3,8-5,1 1,64 Rendah Malnutrisi/peny.hati
kronikGlobulin 1,5-3 2,49 NormalSGOT 37 56 Tinggi Kerusakan hati
17
Lanjutan
PemeriksaanSatuan/nilai
normalHasil Lab
Interpretasi08-12-2014 Keterangan
SGPT 42 49 Tinggi Kerusakan hatiBilirubin total 0-1,1 1 NormalBilirubin direct 0-0,25 0,68 Tinggi ikterik hepatikBilirubin indirect
0,1-1 0,32 Normal
Ureum darah 10-50 24,4 Normal Sumber: Data Rekam Medik, 2014
c. Pemeriksaan Fisik dan Klinik
1. Kesan Umum : Compos mentis, lemah
2. Vital Sign
Tanggal 10-12-2014
Tensi : 100/80 mmHg
Respirasi : 20 kali/menit
Nadi : 92 kali/menit
Suhu : 36oC
Bising Usus : (+) normal
3. Kepala/Abdomen/Ekstremitas: abdomen ascites, kaki bengkak
4. Pemeriksaan penunjang : USG Abdomen dengan kesimpulan
a. Ascites (+)
b. Hepatomegali, echoparenkim meningkat kurang homogen, tepi
rata DD hepatitis kronis
c. Lien, VF, pankreas, ren kanan, ren kiri, VV = baik
Kesimpulan : berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinik diketahui
bahwa pasien dalam keadaan sadar namun kondisinya lemah.
18
Tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu dalam keadaan normal.
Bising usus normal. Berdasarkan hasil pemeriksaan USG diketahui
bahwa Tn.Ach positif hepatitis dengan ascites, selain itu terjadi
pembengkakan pada hati.
d. Dietary Recall
Hasil recall 24 jam diet : di rumah sakit
Tanggal : 09-12-2014
Diet RS : BC + Putel
Tabel 5. Recall 24 jam di Rumah Sakit
Recall Energi(Kkal)
Protein(gram)
Lemak(gram)
KH(gram)
Asupan 483,6 23,4 4,08 71,1Kebutuhan 1782,5 73,125 39,61 283,4% Asupan 27,1% 32% 10,3% 25%Keterangan Defisit berat Defisit berat Defisit berat Defisit berat
Menurut Depkes RI (1996) kategori asupan sebagai berikut:
Tabel 6. Standar % asupan menurut Depkes Ri tahun 1996
Di atas kebutuhan normal >120 %Normal 90-119 %Defisit ringan 80-89 %Defisit sedang 70-79 %Defisit berat <70%
19
e. Terapi Medis
Tabel 6. Terapi Medis
Jenis obat Fungsi Interaksi dengan Zat Gizi
Inj. Cefriaxon Infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap cefriaxon
-
IVFD Aminofusin 10 tpm Nutrisi essensial secara parenteral pada pasien dengan ganggaun fungsi hati kronik yang berat
-
Inj. Ranitidin Mencegah peningkatan asam lambung
Absorbsi akan menurun bila diberikan bersama dengan makanan atau antasida
Inj. Furosemid Diuretik kuat Makanan dapat mengurangi ketersediaan hayati sehingga menurunkan efek terapi
Po. Curcuma Anoreksia (kehilangan nafsu makan), ikterus (menjadi kuningnya warna kulit, selaput lendir, dan berbagai jaringan tubuh oleh zat warna empedu) akibat obstruksi/penyumbatan saluran empedu
-
Inj. Spironolacton Diuretik Makanan dapat meningkatkan efek terapi
Po. Ambroxol syr Obat batuk -
20
D. Kesimpulan Assesment Gizi
1. Diagnosa medis pasien adalah hepatitis kronik dengan asites. Keluhan
utama yang dirasakan adalah sakit perut, perut teraba keras, BAB hitam,
dan lemas. Pasien memiliki riwayat operasi hernia dua bulan yang lalu.
Pasien mengalami gangguan fungsi gastrointestinal berupa diare, anoreksia,
dan kesulitan menelan.
2. Status gizi pasien berdasarkan IMT adalah 14,9 dan masuk dalam kategori
gizi kurang
3. Berdasarkan hasil laboratorium diketahui bahwa kadar Hb, hematorit,
trombosit, MCV, dan MCH dalam keadaan rendah, hal tersebut
mengindikasikan pasien mengalami anemia. Kadar total protein dan albumin
yang rendah mengindikasikan pasien mangalami malnutrisi. Sedangkan
kadar SGOT dan SGPT tinggi mengindikasikan terdapat kerusakan hati.
4. Hasil pemeriksaan fisik dan klinis, pasien dalam keadaan sadar 10% namun
lemas. Vital sign pasien dalam keadaan normal. Pada pemeriksaan
abdomen diketahui bahwa terdapat ascites. Pemeriksaan penunjang adalah
USG abdomen dengan hasil ascites (+) dan hepatomegali.
5. Asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit masuk dalam kategori
defisit berat.
21
E. Diagnosis Gizi
a. NI 2-1 : Inadekuat intake berkaitan dengan gangguan fungsi gastrointestinal
berupa mual dan muntah dibuktikan oleh hasil recall E=27,1%, P= 32%, L=
10,3%, dan KH= 25%.
b. NI 5-4 : pembatasan asupan Na dan cairan berkaitan dengan retensi cairan
dibuktikan oleh ascites (+)
c. NI 5-4 : pembatasan asupan lemak berkaitan dengan gangguan fungsi
empedu dibuktikan oleh kadar bilirubin direct 0,68 mg/dl, SGOT 56 U/L, dan
SGPT 49 U/L
d. NI 5-3 : Peningkatan kebutuhan albumin berkaitan dengan malnutrisi
dibuktikan oleh kadar albumin 1,64
F. Intervensi Gizi
1. Tujuan diet
a. Meningkatkan asupan makan
b. Mengurangi ascites
c. Mempercepat proses penyembuhan
d. Meningkatkan kadar albumin
2. Syarat/prinsip diet
a. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan yaitu 1782 Kkal untuk
mencegah pemecahan protein sebagai sumber energi
b. Protein cukup, yaitu 1-1,5 g/kg BB untuk regenerasi sel hati
c. Lemak diberikan rendah, yaitu 20% dari kebutuhan energi untuk
meringankan kerja hati
22
d. Pembatasan natrium 800-1200 mg/hari karena terdapat ascites dan
edema.
e. Pembatasan cairan untuk mengurangi ascites. Urin output 30ml/KgBB
f. Makanan diberikan dalam bentuk lunak, diberikan 3x makan utama dan
1x selingan
g. Pemberian albumin 87,1 gram untuk mengatasi malnutrisi
h. Pemberian suplemen vitamin dan mineral yang cukup. Bila perlu,
diberikan suplemen vitamin B komplek, C, dan K serta mineral seng dan
zat besi.
3. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi
BEE = (10 x BB) + (6,25 x BB) – (5 x U) – 5
= (10 x 58,5) + (6,25 x 58,5) – (5 x 50) – 5
= 585 + 1031,25 - 250 - 5
= 1371,25
TEE = BEE x FA x FS
= 1371,25 x 1 x 1,3
= 1782 Kkal
Protein = 1,25 x 58,5
= 73, 125 gram
= 292,5 Kkal
Lemak = 20% x 1782
23
= 356,525 Kkal
= 39,61 gram
KH = 1782 – 292,5 – 356,525
= 1133,6 Kkal
= 283,4 gram
Balance cairan:
a. Cairan masuk
1. Infus aminofusin 10 tpm
Tpm = (ml x 20) / (24 x 60 menit)
10 = (ml x 20) / 1440
ml = (1440 x 10) / 20
= 720 ml/hari
2. Makanan + minuman
35ml/kg BB x 40,5 = 1417,5 ml
b. Cairan keluar
1. Urin : 30ml/KgBB/hari
= 30 x 40,5
= 1215 ml
2. IWL = (15 x BB) / 24 jam
= (15 x 40,5) / 24
= 25,3 / jam
= 607,5 / hari
3. Feses = 100 ml
24
Maka balance cairan = intake cairan 24 jam – output cairan
= 2137,5 – 1922,5
= +215 ml
Kebutuhan albumin = (Alb normal – Alb sekarang) x BB x 0,8
= (3,5 – 1,64) x 58,5 x 0,8
= 1,86 x 58,5 x 0,8
= 87,1 gram
100 gram putih telur = 9,83 gram albumin
Kebutuhan putel = (87,1 / 9,85) x 100
= 886
= 88,6 gram/hari
Putel diberikan pada saat makan pagi dan makan malam dengan berat setiap
pemberian 44,3 gram, dibulatkan menjadi 45 gram.
G. Rencana Konsultasi Gizi
a. Sasaran : pasien dan keluarga
b. Waktu : 20-30 menit
c. Tempat : bangsal mawar kamar no 3
d. Tujuan : memberikan informasi kepada pasien mengenai diit yang
diberikan
e. Metode : ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
25
1. Asupan makan
2. Diit RGRL
3. Makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan
g. Evaluasi : menanyakan kembali materi yang telah disampaikan
H. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Antropometri : BB
Biokimia : Hb, hematokrit, trombosit, MCV, MCH, Eosinofil, Batang,
segmen, total protein, albumin, SGOT, SGPT, bilirubin indirek
Fisik/klinis : keadaan umum, vital sign, bising usus
Dietary : asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat
I. Implementasi
Memberikan pasien diit RGRL dengan bentuk makanan saring. Makanan
diberikan dengan frekuensi 3x makan utama dan 1x selingan. Berikut rencana