1 BAB I PENDAHULUAN Hepatitis virus akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hampir semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virus yaitu virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV), dan virus hepatitis E (HEV). Semua jenis hepatitis virus yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B, yang merupakan virus DNA. Walaupun virus-virus tersebut berbeda dalam sifat molekular dan antigen, akan tetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan kesamaan dalam perjalanan penyakitnya. Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari infeksi asimtomatik tanpa kuning sampai yang berat yaitu hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan kematian hanya dalam beberapa hari. Gejala hepatitis akut terbagi dalam empat tahap, yaitu fase inkubasi, yang merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus, fase prodromal (pra- ikterik), yang merupakan fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus, fase ikterus, dan fase konvalesen (penyembuhan).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
Hepatitis virus akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang
hati. Hampir semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima
jenis virus yaitu virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis
C (HCV), virus hepatitis D (HDV), dan virus hepatitis E (HEV). Semua jenis
hepatitis virus yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali virus
hepatitis B, yang merupakan virus DNA. Walaupun virus-virus tersebut berbeda
dalam sifat molekular dan antigen, akan tetapi semua jenis virus tersebut
memperlihatkan kesamaan dalam perjalanan penyakitnya.
Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari infeksi
asimtomatik tanpa kuning sampai yang berat yaitu hepatitis fulminan yang dapat
menimbulkan kematian hanya dalam beberapa hari. Gejala hepatitis akut terbagi
dalam empat tahap, yaitu fase inkubasi, yang merupakan waktu antara masuknya
virus dan timbulnya gejala atau ikterus, fase prodromal (pra-ikterik), yang
merupakan fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya
gejala ikterus, fase ikterus, dan fase konvalesen (penyembuhan).
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati
di seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas
1-2 juta kematian setiap tahunnya. Banyak episode hepatitis dengan klinis
anikterik, tidak nyata, atau subklinis. Secara global virus hepatitis merupakan
penyebab utama viremia yang persisten. Di indonesia, berdasarkan data dari
rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus
hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar 39,8-68,3%. Tingkat prevalensi hepatitis
B di Indonesia sangat bervariasi berkisar dari 2,5%-25,61%. Prevalensi anti-HCV
pada donor darah di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan angka diantara
0,5%-3,37%, sedangkan prevalensi anti-HCV pada hepatitis virus akut
menunjukkan bahwa hepatitis C menempati urutan kedua setelah hepatitis A akut,
yaitu sekitar 15,5%-46,4%.
1
2
Dengan data perkembangan seperti ini, penyakit hepatitis virus akut akan
dapat menyebabkan permasalahan yang signifikan bagi masyarakat global dan
bukan tidak mungkin dalam kurun beberapa tahun kedepan angka statistik ini
akan bergerak naik secara drastis. Dengan demikian perlu adanya penanganan dari
segala aspek baik secara biomedik maupun biopsikososial. Dan untuk itu kasus ini
diangkat sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sebagai praktisi medis agar
dapat mengenal penyakit ini lebih rinci sebelum benar-benar mengaplikasikan
teori pengobatan yang rasional.
3
BAB IILAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 43 tahun
Alamat : Gang Janur Kel Jolang Kec Kota Kendal, Muara Enim
Pekerjaan : Pegawai swasta
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
MRS : 28 Desember 2012
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Badan bertambah kuning sejak ± 5 hari SMRS
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Sejak ± 2 minggu SMRS, os mengeluh muntah, frekuensi 5 kali per hari,
isi apa yang dimakan, jumlah ± ½ gelas aqua sekali muntah. Os juga mengeluh
nyeri perut kanan atas yang menjalar hingga ke ulu hati. Mual (+), pusing (+),
- Tes serologi IgM anti-HAV, HbsAg, anti-HBs, dan anti-HCV
- Pemeriksaan USG
Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Follow Up:
13
Tanggal 29 Desember 2012S: Badan kuningO: Keadaan umum
KesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur
Keadaan spesifikKepala
Leher
Thorax:Jantung
Paru
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
Tampak sakit sedangCompos mentis110/70 mmHg80 x/menit20 x/ menit36.70C
Konjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(+)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)
I : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis tidak teraba, thrill (-)P : Batas kanan ICS V linea sternalis dextra, batas kiri ICS V linea midclavicularis sinistra, batas atas ICS IIA : HR=80 kali/menit (ritmik), murmur (-), gallop (-).
vesikuler normal, ronkhi (-), wheezing (-)
I : datar, venektasi (-)P : lemas, nyeri tekan regio hipokondrium kanan (+),
hepar teraba 3 jari dibawah arcus costae, tepi tajam, permukaan rata, konsistensi kenyal. Lien tidak teraba
P : timpani, nyeri ketok (-), shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal
Tidak diperiksa
Ekstremitas atas : gerakan bebas, jari tabuh (-), sianosis (-).Ekstremitas bawah : gerakan bebas, edema pretibia (-/-).
Tanggal 30 Desember 2012S: Badan kuningO: Keadaan umum
KesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur
Keadaan spesifikKepala
Leher
Thorax:Jantung
Paru
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
Tampak sakit sedangCompos mentis120/70 mmHg80 x/menit20 x/ menit36.70C
Konjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(+)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)
I : ictus cordis tidak terlihatP : Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)P : Batas kanan ICS V linea sternalis dextra, batas kiri ICS V linea midclavicularis sinistra, batas atas ICS IIA : HR=80 kali/menit (ritmik), murmur (-), gallop (-).
vesikuler normal, ronkhi (-), wheezing (-)
I : datar, venektasi (-)P : lemas, nyeri tekan regio hipokondrium kanan (+),
hepar teraba 3 jari dibawah arcus costae, tepi tajam, permukaan rata, konsistensi kenyal. Lien tidak teraba
P : timpani, nyeri ketok (-), shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal
Tidak diperiksa
Ekstremitas atas : gerakan bebas, jari tabuh (-), sianosis (-).Ekstremitas bawah : gerakan bebas, edema pretibia (-/-).
Tanggal 31 Desember 2012S: Badan kuningO: Keadaan umum
KesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur
Keadaan spesifikKepala
Leher
Thorax:Jantung
Paru
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
Tampak sakit sedangCompos mentis120/70 mmHg80 x/menit20 x/ menit36.70C
Konjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(+)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)
I : ictus cordis tidak terlihatP : Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)P : Batas kanan ICS V linea sternalis dextra, batas kiri ICS V linea midclavicularis sinistra, batas atas ICS IIA : HR=80 kali/menit (ritmik), murmur (-), gallop (-).
vesikuler normal, ronkhi (-), wheezing (-)
I : datar, venektasi (-)P : lemas, nyeri tekan regio hipokondrium kanan (+),
hepar teraba 3 jari dibawah arcus costae, tepi tajam, permukaan rata, konsistensi kenyal. Lien tidak teraba
P : timpani, nyeri ketok (-), shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal
Tidak diperiksa
Ekstremitas atas : gerakan bebas, jari tabuh (-), sianosis (-).Ekstremitas bawah : gerakan bebas, edema pretibia (-/-).
Tanggal 01 Januari 2012S: Badan kuningO: Keadaan umum
KesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur
Keadaan spesifikKepala
Leher
Thorax:Jantung
Paru
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
Tampak sakit sedangCompos mentis110/70 mmHg80 x/menit20 x/ menit36.70C
Konjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(+)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)
I : ictus cordis tidak terlihatP : Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)P : Batas kanan ICS V linea sternalis dextra, batas kiri ICS V linea midclavicularis sinistra, batas atas ICS IIA : HR=80 kali/menit (ritmik), murmur (-), gallop (-).
vesikuler normal, ronkhi (-), wheezing (-)
I : datar, venektasi (-)P : lemas, nyeri tekan regio hipokondrium kanan (+),
hepar teraba 3 jari dibawah arcus costae, tepi tajam, permukaan rata, konsistensi kenyal. Lien tidak teraba
P : timpani, nyeri ketok (-), shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal
Tidak diperiksa
Ekstremitas atas : gerakan bebas, jari tabuh (-), sianosis (-).Ekstremitas bawah : gerakan bebas, edema pretibia (-/-).
Tampak sakit sedangCompos mentis110/70 mmHg80 x/menit20 x/ menit36.70C
Konjungtiva palpebra pucat (-)Sklera ikterik(+)JVP (5+2) cmH2OPembesaran KGB (-)
I : ictus cordis tidak terlihatP : Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)P : Batas kanan ICS V linea sternalis dextra, batas kiri ICS V linea midclavicularis sinistra, batas atas ICS IIA : HR=80 kali/menit (ritmik), murmur (-), gallop (-).
vesikuler normal, ronkhi (-), wheezing (-)
I : datar, venektasi (-)P : lemas, nyeri tekan regio hipokondrium kanan (+),
hepar teraba 3 jari dibawah arcus costae, tepi tajam, permukaan rata, konsistensi kenyal. Lien tidak teraba
P : timpani, nyeri ketok (-), shifting dullness (-)A : bising usus (+) normal
Tidak diperiksa
Ekstremitas atas : gerakan bebas, jari tabuh (-), sianosis (-).Ekstremitas bawah : gerakan bebas, edema pretibia (-/-).
A Diagnosis Akhir:Ikterik ec hepatitis virus akut
P Penatalaksanaan :Non Farmakologis :- Tirah baring