LAPORAN P2M PELATIHAN PERMAINAN DAN PERATURAN SEPAK TAKRAW PANTAI (BEACH TAKRAW) BAGI GURU-GURU PENJASORKES SE-KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM Oleh: 1. I Ketut Semarayasa, S,Pd.,M.Or. 2. Drs. I Made Danu Budiartha, M.Pd. 3. Ni Luh Putu Spyanawati, S.Pd.,M.Pd. Dibiayai dari dana DIPA UNDIKSHA, Nomor : 023.04.2.552581/2014 tanggal 5 desember 2014
24
Embed
LAPORAN P2M I KETUT SEMARAYASA KARANGASEM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1980031120081210… · guru-guru penjasorkes dan juga masyarakat di Kabupaten Karangasem
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN P2M
PELATIHAN PERMAINAN DAN PERATURAN SEPAK TAKRAW PANTAI (BEACH TAKRAW) BAGI GURU-GURU PENJASORKES
SE-KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM
Oleh:
1. I Ketut Semarayasa, S,Pd.,M.Or. 2. Drs. I Made Danu Budiartha, M.Pd. 3. Ni Luh Putu Spyanawati, S.Pd.,M.Pd.
Dibiayai dari dana DIPA UNDIKSHA, Nomor : 023.04.2.552581/2014
tanggal 5 desember 2014
PRAKATA
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmatNya laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat
yang dilaksanakan di UPT Kec. Manggis (teori) dan Pantai Ulakan Manggis
Karangasem (praktek) dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Laporan dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan
dan memberikan informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal
hingga akhir kegiatan serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini.
Penulis menyadari bahwa isi dari laporan ini jauh dari sempurna, sehingga
perlu sumbangsih dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang tata tulis
dan substansi laporan.
Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan berkat
bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sedalam dalamnya kepada
1. Prof.Dr. Ketut Suma, M.S selaku ketua LPM Undiksha Singaraja atas
bantuannya dalam hal memberikan fasilitas sehubungan dengan pengurusan
dana untuk pelaksanaan kegiatan.
2. Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang
telah memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin peminjaman alat-alat
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Kepala UPT Kec. Manggis, Kabupaten Karangasem atas kemudahan dalam
pengurusan ijin tempat pelaksanaan pelatihan dan ijin bagi guru-guru
penjasorkes SD untuk mengikuti pelatihan.
4. Para peserta pelatihan, atas kerjasamanya dalam mengikuti pelatihan
sehingga pelaksanaan P2M dapat berjalan sesuai rencana.
5. Panitia pelaksana pelatihan yang telah mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelatihan dari awal sampai akhir pelatihan.
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala
bantuannya baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini.
Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala
bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan yang Maha
Esa.
Singaraja, 1 September 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Letak tofografi Karangasem pada umumnya dan Kec. Manggis pada
khususnya memiliki potensi tidak hanya pada bidang, perkebunan, pertanian dan
pariwisata tetapi juga pada bidang olahraga. Salah satu olahraga yang mendapat
manfaat dari letak topografi ini adalah permainan olahraga sepak takraw pantai.
Sepak takraw pantai adalah salah satu modifikasi cabang olahraga sepak takraw in
door yang dimainkan dilapangan berpasir dengan menggunakan net serta bola
dengan jumlah pemain 4 vs 4.
Akan tetapi, potensi tersebut terhambat dengan kurangnya pemahaman
guru-guru penjasorkes dan juga masyarakat di Kabupaten Karangasem bahkan di
Provinsi Bali tentang permainan sepak takraw pantai (beach takraw), baik itu
menyangkut peraturan permainan dan peraturan pertandingan. Berdasarkan
wawancara informal yang dilakukan pada beberapa guru penjasorkes dan juga
masyarakat di Karangasem, diperoleh informasi bahwa pelatihan sepak takraw
pantai belum pernah dilaksanakan, padahal pelatihan ini sangat bermanfaat untuk
meningkatkan pengetahuan dan juga mengembangkan olahraga sepak takraw
pantai. Semua itu tentunya sangat rasional karena kurangnya sosialisai tentang
permainan olahraga sepak takraw pantai (beach takraw), sehingga perlu dibarengi
langkah antisipatif dengan menyiapkan sumber daya manusia khususnya dalam
hal peraturan permainan dan peraturan pertandingan permainan sepak takraw
pantai (beach takraw).Padahal Kejuaraan-kejuaraan sepak takraw pantai telah
sering diselenggarakan di tingkat Nasional, Asean, Asian Bahkan Tingkat
Internasional.
Dari permasalahan di atas maka Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
dan Rekreasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha bermaksud untuk
melakukan pengabdian masyarakat yang berjudul: Pelatihan Permainan dan
Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD Se-
Kec. Manggis Kabupaten Karangasem.
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan mengenai permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) Bagi
Guru Penjasorkes SD Se.Kec Manggis Kabupaten Karangasem.
1.2.2 Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan mengenai peraturan permainan sepak takraw pantai (Beach
Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD Se.Kec Manggis Kabupaten
Karangasem.
1.3 Manfaat Kegiatan
1.3.1 Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mengenai
permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) bb Bagi Guru Penjasorkes
SD Se.Kec Manggis Kabupaten Karangasem.
1.3.2 Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mengenai
peraturan permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) Bagi Guru
Penjasorkes SD Se.Kec Manggis Kabupaten Karangasem.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan
jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan,
kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam
rangka membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila (Cholik dan Lutan dalam Simanjuntak, 2008:4). Dipertegas dalam
Undang-undang Repulik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional bahwa olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani
dan olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan
berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan,
kesehatan dan kebugaran jasmani (Menpora, 2005:4). Dengan diterbitkannya
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosionalsportivitas- spiritual-sosial), serta
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Sedangkan menurut
Husdarta (2009:3) menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik, mental, serta emosional. Dengan
demikian maka pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan yang tidak terpisahkan dari program pendidikan.
Dari pengertian tersebut, maka tujuan pendidikan jasmani di sekolah
adalah Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani yang terpilih, meningkatkan pertumbuhan fisik
dan pengembangan psikis yang lebih baik, meningkatkan kemampuan dan
keterampilan gerak dasar, meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani,
mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis, mengembangkan keterampilan untuk menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, memahami konsep aktivitas
jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai
pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta
memiliki sikap yang positif.
Dengan demikian seorang guru Penjasorkes seharusnya memiliki
kemampuan dasar umum yang mencakup: penguasaan dan pengorganisasian
materi yang hendak diajarkan dan penguasaan metode serta penilaian. Berikut ini
karakteristik/kompetensi yang harus dimiliki guru penjasorkes adalah mampu
menganalisis dan menerapkan kebijakan, konsep dasar, mengenai pembelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan serta pengetahuan lain yang
diperlukan, mampu menganalisis dan melakukan pengembangan berbagai
keterampilan gerak dan teknik dasar dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan (penjasorkes) di sekolah, mampu menganalisis dan melakukan
pengembangan model-model pembelajaran yang ada menurut para ahli serta
menyusun perencanaan, langkah-langkah proses pelaksanaan, serta evaluasi
pembelajaran penjasorkes di sekolah, mampu melakukan internalisasi nilai-nilai
yang terkandung dalam pembelajaran penjasorkes.
2.2 Olahraga
Olahraga adalah Serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang
dilakukan orang untuk mencapai suatu maksud dan tujuan tertentu (Lutan dkk,
2006:57). Sedangkan Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik
yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan,
dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai
perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan,
perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila (Widodo:2010).
Disisi lain Olahraga adalah suatu bentuk Permainan yang terorganisir dan
bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu
bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada
istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat
menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir,
kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan
hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang
terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau
dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat
diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang
terlibat.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita
tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa
kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.
Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga
tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting
dalam hakikatnya.
2.3 Permainan Sepak Takraw
Permainan sepak takraw adalah permainan tradisional yang memadukan
dua permainan sepak bola dengan bola voli dipertandingkan di lapangan yang
ukurannya menyerupai ukuran lapangan bulu tangkis permainan ganda (Sofyan,
2009: 1). Permainan sepak takraw sudah menjadi permainan yang mulai digemari
baik dikalangan masyarakat umum dan pelajar. Sepak takraw adalah suatu
permainan yang mempergunakan bola dari rotan atau plastic (synthetic fibre)
dilakukan di atas lapangan empat persegi panjang, rata, baik terbuka maupun
tertutup dan lapangan dibatasi oleh net (Sulaiman, 2008 : 19). Permainan sepak
takraw diselenggarakan di lapangan tertutup asalkan memenuhi syarat. Ukuran
lapangan adalah 13,40 m x 6,10 m bebas dari segala rintangan ke atas 8 m di ukur
dari permukaan lantai dengan tinggi net 1,55 m (Sudrajat Prawirasaputra, 2000 :
8). Permainan ini dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari 3
orang dan setiap regu dilengkapi 1 orang cadangan dan satu tim terdiri dari 3 regu
dan satu regu cadangan dan jumlah 1 tim tdak boleh lebih dari 12 orang (PB PSTI,
2007 : 31).
Permainan sepak takraw merupakan cabang olahraga beregu yang
pelaksanaannya seperti pada bentuk permainan-permainan dengan menggunakan
net, bola, serta lapangan dan juga peraturan-peraturan lainnya. Zahari (2008)
mengatakan permainan sepak takraw menggunakan bagian-bagian tubuh seperti:
kepala, bahu, punggung, dada, paha, kaki, kecuali tangan. Secara sederhana maka
permainan sepak takraw dapat dikatakan memiliki persamaan perpaduan antara
sepakbola, bola voli, atau bulu tangkis. Menyerupai sepak bola karena dalam
permainan sepak takraw dalam memainkan bola dengan menggunakan bagian-
bagian tubuh seperti halnya dalam permainan sepak bola (yaitu; kaki, kepala atau
bagian tubuh lainnya kecuali lengan). Menyerupai bola voli dan bulu tangkis
karena sama-sama menggunakan net dan ukuran lapangan mendekati permainan
bulutangkis (Engel, 2010: 23).
2.4 Sepak Takraw Pantai (Beach Pantai)
Membicarakan sepak takraw pantai memang tidak bisa dilepaskan dari
permainan sepak takraw, karena keberadaan sepak takraw pantai bernaung di
bawah badan sepak takraw yaitu PSTI (Persatuan Sepak Takraw Indonesia).
Sepak takraw pantai merupakan pengembangan sepak takraw. Permainan ini
memiliki daya tarik yang sangat tinggi, karena permainan ini dilaksanakan di
lapangan berpasir. Dimana setiap regu terdiri dari 4 pemain atau 4 Vs 4. Selain
dimainkan hanya satu set, setiap tim berkekuatan empat pemain, dan servis
dilakukan dari luar lapangan. Pada sepak takraw indoor, setiap tim berkekuatan
tiga pemain: satu pemain berposisi tekong dan dua pemain berposisi apit atau
penyerang (PB PSTI, 2007 : 31). Servis pada sepak takraw indoor dilakukan oleh
tekong di tengah lapangan pada lingkaran yang tersedia.Pada sepak takraw pantai,
semua pemain bisa melakukan servis. Untuk lapangan sama dengan lapangan
sepak takraw 3 vs 3. Perbedaan lain sepak takraw pantai dengan sepak takraw
indoor adalah pesepak takraw pantai tidak menggunakan sepatu dan hanya
menggunakan kaos kaki.
Karakteristik dari permainan sepak takraw pantai adalah bentuk olahraga
yang merupakan perpaduan dari beberapa jenis olahraga, seperti: senam, beladiri,
sepakbola dan basket (Sulaiman, 2008 : 73). Unsur-unsur gerakan dapat dilihat
ketika seorang pemain sepak takraw pantai melakukan smash sambil melompat,
servis dengan punggung kaki atau kaki bagian dalam sambil membelakangi net,
seorang pengumpan (apit kanan/apit kiri) sedang menahan bola dengan paha,
menimang bola dengan kaki bagian dalam atau punggung kaki dan
melambungkan umpan kepada teman seregunya.
Gambaran gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pemain sepak takraw
memerlukan keterampilan fisik teknik yang tinggi. Cabang olahraga sepak takraw
memerlukan berbagai komponen fisik terutama: kekuatan, kecepatan, kelenturan,
daya ledak, keseimbangan, sehingga setiap pemain dituntut memiliki kondisi yang
prima sehingga dapat menjalin sinergi gerak dengan pemain lainnya dalam satu
regu sepak takraw
Gambar 2.1 Permainan Sepak Takraw Pantai (Sumber: JJ:2010)
BAB III
PELAKSANAAN PELATIHAN SEPAK TAKRAW PANTAI
3.1 Produk Kegiatan
3.1.1 Guru-guru Penjasorkes Sepak Takraw di Kec. Manggis Kabupaten
Karangasem bisa mengetahui, memahami dan bisa mempraktekkan
peraturan dan juga perwasitan mengenai sepak takraw pantai.
3.1.2 Terbentuknya club-club sepak takraw pantai di Kec. Manggis, Kabupaten
Karangasem.
3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
3.2.1 Mengkoordinasikan dan membagi tugas pada tim.
3.2.2 Mengumpulkan dokumen dan arsip.
3.2.3 Melaksanakan P2M.
3.2.4Merumuskan hasil P2M untuk dijadikan dasar meningkatkan mutu
pengabdian masyarakat
3.3 Narasumber
Narasumber dalam kegiatan ini adalah I Putu Eka Putra Sasrawan, S.Pd. dan I
Ketut Semarayasa, S.Pd.,M.Or.
3.4 Peserta
Guru-guru Penjasorkes SD se-Kec. Manggis Kabupaten Karangasem.
3.5 Tempat dan Tanggal Pelaksanaan
Tempat: UPT Kec. Manggis Kabupaten (Teori) dan Pantai Ulakan Manggis
Karangasem (Praktek).
Tanggal : Sabtu 30 Agustus 2014
3.6 Tim Pelaksana Kegiatan
Panitia P2M
BAB IV
DESKRIPSI HASIL KEGIATAN PELATIHAN
4.1 Deskripsi Hasil Kegiatan
Kegiatan P2M dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana, yakni pada hari
Sabtu 30 agustus s.d 1 september 2014. P2M dibuka oleh Kepala UPT Kec.
Manggis Kabupaten Karangasem . Peserta yang terlibat dalam kegiatan P2M
sebanyak 36 orang Guru Penjasorkes SD se-Kecamatan Manggis Kabupaten
Karangasem. P2M ini menghadirkan narasumber I Putu Eka Putra Sasrawan
S.Pd., (Praktek) dan I Ketut Semarayasa, S.Pd.,M.Or menyampaikan materi teori
sepak takraw pantai.
Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah sebagai
berikut :
1. P2M Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw)
Bagi Guru Penjasorkes Se-Kec. Manggis Kabupaten Karangasem didahului
oleh laporan Ketua Panitia P2M.
2. Sambutan dan sekaligus pembukaan pelatihan sepak takraw pantai oleh kepala
UPT Kec. Manggis, Kabupaten Karangasem.
3. Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan kudapan
4. Penyajian materi disampaikan oleh narasumber, yaitu I Putu Eka Putra
Sasrawan S.Pd. dan I Ketut Semarayasa, S.Pd.,M.Or.
5. Setelah penyajian materi acara dilanjutkan dengan diskusi multiarah mengenai
sepak takraw pantai. Peserta P2M terlihat sangant antusias dalam diskusi ini
yang terlihat dengan banyaknya pertanyaan dari peserta.
6. Acara kemudian dilanjutkan dengan Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak
Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD Se.Kec Manggis
Kabupaten Karangasem, dimana semua guru sangat berantusias bermain sepak
takraw pantai.
7. Acara ditutup oleh Wakil Kepala UPT Kec. Manggis, Kabupaten Karangasem.
4.2 Dokumentasi Kegiatan
Beberapa dokumen penting sebagai bukti terselenggaranya kegiatan P2M
Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi
Guru Penjasorkes SD Se.Kec Manggis Kabupaten Karangasem yaitu daftar hadir
peserta dan materi dari narasumber, contoh hasil kegiatan dan foto-foto kegiatan.
Semua dokumen tersebut disajikan pada lampiran.
L. Daftar Hadir Peserta
Terlampir
BAB V
PENUTUP
Demikian laporan kegiatan P2M dengan judul“Pelatihan Permainan dan Peraturan
Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru-guru Penjasorkes SD Se.Kec
Manggis Kabupaten Karangasem”, kami susun, semoga dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat Kec.Manggis Kabupaten Karangasem. Akhir kata, atas
segala kekurangan baik mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan juga pembuatan
laporan, kami selaku panitia mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Lampiran 1. Penggunaan Anggaran
(a) Rincian Biaya (RAB)/Justifikasi Anggaran
NO Jenis Pengeluaran Vol Harga Satuan (Rp)
Harga Seluruhnya (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Honorarium
Narasumber 2 orang 3 Hari Rp. 325.000,- Rp. 1.950.000,-
Panitia 6 3 Hari Rp. 100.000,- Rp. 1.800.000,-
2 Bahan Habis Pakai/Suku cadang
a. Konsumsi snack 40 orang 1 Hari Rp.8.000,- Rp. 416.000,-
b. Konsumsi Makan Siang 40
orang
3 Hari Rp.20.000,- Rp. 2.400.000,-
Sub Total 1 Rp.6.566.000,-
3 ATK
a. Kertas HVS Sidu 70 gram 2 Rp.45.000,- Rp. 90.000,-
b. Penggandaan buku sepak
takraw pantai
40 Eks Rp. 20.000,- Rp. 800.000,-
c. Refil Ink Jet Canon Pixma
IP1000
2 Box Rp. 57.000,- Rp. 115.000,-
d. Stop map 40 Rp. 3000,- Rp. 120.000,-
e. Bolpoint 40 Rp. 4000,- Rp. 160.000,-
f. Tali atau karet untuk batas
lapangan sepak takraw pantai
1 Rp. 217.000,- Rp. 217.000,-
Sub Total 2 Rp. 1.502.000,-
4 Perjalanan dan Lain-lain
a. Rapat Pendahuluan 3 Rp.15.000,- Rp.45.000,-
b. Rapat Koordinasi 3 Rp. 15.000,- Rp.45.000,-
c. Survei lokasi 2 orang 1 Rp. 300.000,- Rp. 600.000,-
d. Transport ke tempat pelatihan
3 orang
3 Rp. 300.000,- Rp. 900.000,-
Sub Total 3 Rp.825.000,-
5 LAIN-LAIN
a. Pembuatan Proposal Awal 1 Paket Rp. 240.000,- Rp. 240.000,-
b. Pembuatan Draf Laporan 1 Paket Rp. 120.000,- Rp. 120.000,-
Sub Total 4 Rp. 360.050.000
Pelaporan dan lain-lain
NO Jenis Pengeluaran Vol Harga Satuan (Rp)
Harga Seluruhnya
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Pembuatan laporan akhir 1 Paket Rp. 400.000,- Rp. 400.000,-