Top Banner
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES Identitas Pratikan Nama : Vega Fresamitia Ingried Nim : 03111403041 Kelompok : VI (enam) I. Judul Percobaan : Penanaman dan Perhitungan Mikroba (Inokulasi) II. Tujuan Percobaan 1) Untuk mengetahui cara pembiakan jamur pada medium padat. 2) Untuk mengetahui perhitungan jumlah mikroba dalam medium. 3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba pada suatu medium. III. Dasar Teori 3.1 Inokulasi Inokulasi adalah pemindahan suatu biakan dari suatu tempat berupa tabung reaksi ke tempat lain. Pekerjaan memindahkan mikroorganisme dari medium yang lama ke medium yang baru memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu harus diusahakan agar seluruh alat yang berhubungan dengan medium dan pekerjaan inokulasi steril.
25

Laporan Inokulasi

Feb 08, 2016

Download

Documents

Prisky Sylvia

Laporan Inokulasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Inokulasi

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES

Identitas Pratikan

Nama : Vega Fresamitia Ingried

Nim : 03111403041

Kelompok : VI (enam)

I. Judul Percobaan : Penanaman dan Perhitungan Mikroba (Inokulasi)

II. Tujuan Percobaan

1) Untuk mengetahui cara pembiakan jamur pada medium padat.

2) Untuk mengetahui perhitungan jumlah mikroba dalam medium.

3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba

pada suatu medium.

III. Dasar Teori

3.1 Inokulasi

Inokulasi adalah pemindahan suatu biakan dari suatu tempat berupa tabung

reaksi ke tempat lain. Pekerjaan memindahkan mikroorganisme dari medium yang

lama ke medium yang baru memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu harus

diusahakan agar seluruh alat yang berhubungan dengan medium dan pekerjaan

inokulasi steril.

Syarat-syarat Inokulasi, yaitu:

1. Menyiapkan ruangan

Ruangan tempat inokulasi harus kecil, bersih dan bebas angin. Dinding

ruangan yang basah akan menyebabkan butiran debu menempel kepadanya. Pada

waktu mengadakan inokulasi, akan lebih baik jika meja tempat inokulasi itu

dialasi dengan kain basah.

2. Pemindahan dengan kawat inokulasi

Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau nikrom. Boleh lurus atau

berupa kolongan yang berdiameter 1-3 mm. Lebih dahulu ujung kawat ini

dipijarkan, sedangkan sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan pada nyala api

saja. Setelah dingin kembali, ujung kawat itu disentuhkan ke suatu koloni, mulut

tabung tempat pembiakan dipanasi setelah sumbatnya dibuka. Ujung kawat yang

Page 2: Laporan Inokulasi

ada sampel mikroorganisme (inokulum), digesekkan pada medium.Setelah

penggesekan selesai, mulut tabung dipanasi kembali.Kemudian disumbat seperti

semula.

Bioremedasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan

menggunakan mikroorganisme (jamur atau bakteri). Bioremedasi bertujuan untuk

memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun

atau tidak beracun (karbondioksida dan air).

Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremedasi:

1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan

penambahan nutrisi, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb.

2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar yaitu

mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.

3. Penerapan immobilized enzymes.

4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau

mengubah pencemar.

Pengenceran yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan pengamatan

karena sample kental dapat menjarangkan sel mikrooranisme yang mengakibatkan

pengamatan menjadi sulit dilakukan.

3.2 Haemacytometer

Haemacytometer adalah alat khusus yang digunakan untuk menghitung

mikroorganisme. Pada alat ini terdapat kotak-kotak kecil dengan luas 1/400 mm2

dan kedalaman 0,1 mm. Penggunaannya adalah dengan meletakkan kaca preparat

yang di atasnya dan ditutup dengan deck glass. Pengamatan ini dilakukan dengan

menggunakan mikroskop agar dapat mengamati sel-sel mikroba baik yang kecil

maupun yang besar, yang dibatasi oleh kotak-kotak haemacytometer.Perhitungan

dengan haemacytometer ini merupakan perhitungan langsung karena sample

langsung diambil dan diteteskan pada alat haemacytometer dan diamati di bawah

mikroskop. Perhitungan dengan metode ini mempunyai beberapa keuntungan,

yaitu semua sel mikroba baik yang masih hidup atau pun sudah mati dapat

dihitung. Sedangkan kelemahannya yakni apabila pengenceran tidak homogen

lagi, maka akan terjadi kesalahan dalam perhitungan. Pengenceran yang dilakukan

bertujuan untuk memudahkan pengamatan karena sample kental dapat

Page 3: Laporan Inokulasi

menjarangkan sel mikrooranisme yang mengakibatkan pengamatan menjadi sulit

dilakukan.

3.3 Sifat-Sifat Koloni dan Macam Medium

Yang dimaksud dengan sifat-sifat suatu koloni adalah sifat-sifat yang ada

sangkut pautnya dengan bentuk susunan, permukaan, pengkilatan, dll.

Pengamatan sifat-sifat ini dapat dilakukan dengan pandangan mata biasa tanpa

menggunakan mikroskop atau yang disebut pengamatan makroskopis. Supaya

sifat-sifat tersebut tampak jelas, mikroorganisme perlu ditumbuhkan pada media

padat. Ada 4 (empat) cara untuk menumbuhkan mikroorganisme pada medium

padat, yaitu:

1. Piaraan Lempengan (Plate Streak Culture)

Yaitu piaraan yang diperoleh dengan menggesek-gesekkan ujung kawat

inokulasi yang membawa jamur pada permukaan agar-agar lempengan dalam

cawan petri sampai meliputi seluruh permukaan.

2. Piaraan Miring (Slant Culture)

Yaitu piaraan yang diperoleh dengan menggesek-gesekkan ujung kawat

inokulasi yang membawa jamur pada permukaan agar-agar miring.

3. Piaraan Tusukan (Stab Culture)

Yaitu piaraan yang diperoleh dengan cara menusukkan ujung kawat inokulasi

yang membawa jamur dalam agar-agar pada tabung reaksi sedangkan permukaan

agar ini tidak miring.

4. Piaraan Adukan (Shake Culture)

Piaraan yang diperoleh dengan cara mencampuradukkan setetes suspensi

jamur ke dalam medium yang masih cair.

Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan

medium padat ini adalah:

1. Besar kecilnya koloni

Ada koloni yang hanya berupa titik saja, ada yang melebar ke seluruh

permukaan.

2. Bentuk Koloni

Ada yang berbentuk bulat, memanjang, tepinya rata atau tidak rata.

3. Kenaikan permukaan

Page 4: Laporan Inokulasi

Ada koloni yang rata dengan permukaan dan ada yang timbul.

4. Halus kasar permukaan koloni

5. Wajah permukaan

Koloni permukaannya ada yang mengkilap dan ada yang suram.

6. Warna

Kebanyakan koloni berwarna putih kekuningan, tapi ada juga yang berwarna

coklat, kehitaman, jingga, biru, hijau dan ungu.

7. Kepekatan

Ada koloni yang lunak, ada yang keras dan ada yang kering.

Sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan, miring dan pada

tusukan gelatin, yaitu:

1. Agar-Agar Lempengan

Bentuk koloninya dilukiskan sebagai titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur,

serupa akar dan serupa kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul

mendatar, timbul melengkung, membukit, mencembung dan serupa kawah.

2. Agar-Agar Miring

Sifat-sifatnya ada yang serupa tasbih, pedang, duri, akar, batang dan titik-

titik.

3. Agar-Agar Tusukan

Bentuk koloni yang dapat mengencerkan gelatin bila dilihat dari samping

dapat berupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan ada yang berjonjot, serupa

batang.Sedangkan bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan gelatin dapat

serupa kawah, serupa mangkuk, corong, pundi-pundi dan berlapis.Selain itu,

bakteri yang mampu mencernakan gelatin, koloninya ada yang serupa kawah,

serupa mangkuk, corong, pundi-pundi dan berlapis-lapis. Untuk mengamati

bentuk dari bakteri, sehingga dapat ditentukan spesiesnya, maka harus

dipergunakan Mikroskop. Pengamatan dengan cara ini disebut pengamatan secara

mikroskopis. Sifat-sifat koloni pada medium cair memperlihatkan permukaannya

yang serabut, cincin, langit-langit atau selaput. Medium cair ini dapat dibuat

dengan tidak menambahkan atau mencampurkan agar-agar atau gelatin ke

dalamnya. Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu macam pembiakan saja

yaitu dengan cara aseksual atau vegetatif, yang pelaksanaan pembiakannya

Page 5: Laporan Inokulasi

dengan pembelahan diri atau divisio. Sedangkan pada jamur pembiakan dapat

secara aseksual atau vegetatif maupun seksual atau generatif.

3.4 Biakan Murni

Suatu biakan atau piaraan murni yang disimpan bertahun-tahun mudah sekali

mengalami mutasi, dan jika hal ini terjadi, maka piaraan ini bukan lagi biakan atau

piaraan yang murni karena telah kehilangan tipe aslinya. Untuk menghindari atau

mengurangi terjadinya mutasi pada biakan atau piaraan murni tersebut, maka

perlu dilakukan hal-hal di bawah ini:

1. Pada waktu-waktu tertentu biakan dipindahkan ke medium yang baru.

2. Biakan atau piaraan disimpan di dalam tempat yang bersuhu rendah dan

terhindar dari radiasi.

3. Bakteri diliofilisasikan, yaitu dimasukkan dalam ampul berisi suhu kering

bercampur dengan CO2, kemudian disimpan di tempat yang dingin. Ada

piaraan yang sewaktu-waktu perlu diremajakan tiap dua atau tiga bulan

sekali. Untuk meremajakan itu caranya yaitu piaraan perlu dipindahkan ke

medium baru pada suhu biasa yaitu antara 25-27 oC yang kemudian

dimasukkan dalam lemari es untuk diperbarui dua atau tiga bulan lagi.

3.5 Cara menyelidiki Piaraan Murni

Dalam keadaan sebenarnya boleh dikatakan tidak ada bakteri yang hidup

tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Untuk menyedirikan suatu spesies ada

beberapa cara, yaitu:

1. Dengan pengenceran

Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam

spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran ini kemudian

diambil barang 1 ml untuk dincerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang

ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu koloni tumbuh dalam

medium tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja.

Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang

demikian ini kita memperoleh satu koloni murni. Kalau kita belum yakin, bahwa

koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran

dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.

2. Dengan Penuangan.

Page 6: Laporan Inokulasi

Robert koch (1943 -1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan

mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel

ini kemudian disebarluaskan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.

Dengan demikian diperoleh hanyalah suatu piaraan adukan. Setelah medium itu

mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni–koloni yang

masing–masing dapat dianggap murni. Denagn mengulang pekerjaan seperti

diatas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.

3. Dengan Penggesekan.

Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu.

Cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat rumbuh. Jika ujung kawat inokulasi

dibengkokan, kemudian ujung kawat inokulasi itu setelah disentuhkan suatu

koloni lalu digesekkan pada permukaan medium padat, maka beberapa waktu

kemudian 9 kurang lebih 12 jam) akan nampaklah koloni yang letaknya tersebar

di permukaan medium. Jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang

letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu piaraan murni.

4. Dengan mengucilkan Satu sel (Single Cell Isolation)

Mikropipet adalah alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak,

dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Mikropipet ditempatkan pada tangan suatu

mikromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada

suatu kaca penutup. Pekerjaan ini dilakuan di bawah objektif mikroskop.  Jika

tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain

mikropipet, tetesan tersebut dipindahkan ke medium encer dengan maksud supaya

bakteri tersebut berkembang biak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh

piaraan murni.

5. Dengan Inokulasi Hewan

Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat

tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misalnya kita ambil dahak dari seseorang

yang disangka menderita TBC. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus

putih, maka bakteri–bakteri saproba yang ikut serta itu tidak akan bertahan,

sehingga kemudian kita peroleh semata–mata hasil tbc saja. Piaraan

pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan demikian juga.

3.6 Perhitungan Mikroba

Page 7: Laporan Inokulasi

Seorang bakteriologi yang bekerja dalam suatu pabrik produk makanan yang

sudah jadi, harus menumbuhkan bakteri yang terdapat pada produk makanan

tersebut untuk menilai keamanan dari makanan tersebut. Seorang bakteriologi

selalu berhubungan dengan pertumbuhan mikroorganisme.Seperti halnya juga

bagi orang-orang yang bekerja di rumah sakit, harus menumbuhkan organisme

dari pasien yang terinfeksi sehingga dapat dibuat suatu diagnosa. Bakteri juga

sangat berperan aktif dalam dunia obat-obatan atau antibiotika untuk menentukan

apakah pengaruh bakteri itu sehingga menjadi peka atau tahan, sehingga pasien

dapat terobati dengan tepat.

Pada kenyataanya peningkatan suatu bakteri disebabkan terjadinya

pembelahan biner sel bakteri itu sendiri.Pembelahan biner diartikan bahwa setiap

bakteri membentuk dinding sel baru yang melintang dengan diameter pendeknya

lalu memisah menjadi dua sel. Masing-masing sel ini kemudian membelah lagi

menjadi dua sel dan seterusnya. Hasil keseluruhan pertumbuhn semacam ini

adalah pertambahan jumlah bakteri secara deret ukur. Jadi keturunan bakteri

tunggal akan berlipat dua pada setiap pembelahan, dengan menghasilkan 2, 4, 16,

32 bakteri dan seterusnya.

Salah satu upaya untuk menghitung pertumbuhan bakteri adalah dengan

menggunakan suatu alat yang dikenal dengan Hemaecytometer yaitu alat yang

khusus digunakan untuk menghitung mikrooragnisme, pada alat ini terdapat

kotak-kotak kecil untuk membatasi jumlah sel-sel mikroba yang akan diamati.

Pekerjaan ini dilakukan di bawah mikroskop.Perhitungan yang diperoleh dengan

mengalikan faktor pengenceran dengan jumlah mikroorganisme per kotak

didapatlah banyaknya jumlah sel.

Perhitungan mikroba pada umumnya dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

1. Pengenceran

2. Menggunakan ruang hitung (Hemaecytometer)

3. Menggnakan turbidometer (Nefelometer)

Pengenceran biakan dilakukan dengan air steril sampai taraf yang 1 ml

penceranmengandung cukup sedikit bakteri sehingga dapat dihitung (sebaiknya

anatar 30 - 300), kemudian larutkan dengan jumlah yang diketahui dicampur

dengan medium nutrien agar cair. Campuran ini dituangkan dalam cawan petri,

Page 8: Laporan Inokulasi

dibiarkan mengeras dan diinkubasi selama satu atau dua hari supaya masing-

masing sel dapat memperbanyak diri sampai membentuk koloni untuk mengetahui

berapa bakteri hidup yang ada dalam larutan itu. Ada instrumen elektronik yang

akan menghitung koloni yang memerlukan hanya satu detik untuk menghitung

koloni yang memerlukan atau pada seluruh cawan petri.Pertumbuhan sel

konstituen merupakan hal yang penting dalam pertumbuhan hewan atau

tumbuhan, dan demikian pula mikroorganisme. Jadi apabila ditaruh 10 sel bakteri

dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian didapat 10 juta bakteri

setiap mm, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Pada kenyataannya telah terjadi

pertumbuhan sel atau pertumbuhan bakteri sejuta kali. Dengan pengenceran,

disiapkan beberapa buah tabung berisi aquadest steril sebanyak 9 ml. Masing-

masing tabung kemudian ditambahkan 1 ml sampel yang akan diperiksa secara

bertahap, yaitu:

1. 1 ml sampel ke dalam tabung pertama, sehingga konsentrasi larutan di dalam

tabung pertama menjadi 10-1.

2. 1 ml dari tabung pertama ke tabung kedua, sehingga konsentrasi tabung

kedua menjadi 10-2.

3. Dan seterusnya sampai mencapai larutan dengan konsentrasi terendah. Dari

tiap-tiap tabung kemudian diambil 1 ml larutan dan ditanamkan ke dalam

cawan petri berisi media padat.

Pertumbuhan koloni yang kemudian timbul pada tiap-tiap cawan dihitung.

Cara perhitungan ini harus memperhitungkan faktor kerapatan pertumbuhan

koloni, karena jika pertumbuhan koloni terlalu rapat biasanya sulit untuk

dipertanggungjawabkan hasilnya. Juga untuk pertumbuhan yang terlalu jarang,

sehingga diperlukan adanya pemilihan cawan yang ditumbuhi koloni yang paling

tinggi kemurniannya untuk dihitung. Pada metode mikroskopis langsung, sampel

diletakkan di ruang hitung (seperti hemasiotomeyer) dan jumlah sel dapat

ditentukan secara langsung dengan bantuan mikroskop. Pada metode ini, hasil

pengenceran tidak ditanamkan pada media, tetapi diteteskan ke dalam ruang

hitung. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik

penanaman bakteri (inokulasi) yaitu:

1. Menyiapkan ruangan

Page 9: Laporan Inokulasi

Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril

agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan. Dalam

labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan

dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut

dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet.

2. Pemindahan dengan dengan pipet

Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan

untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni.

3. Pemindahan dengan kawat inokulasi

Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh

lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan

penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai

cukupdilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi

dalam nyala.

Page 10: Laporan Inokulasi

IV. Alat dan Bahan

Alat

1) Tabung reaksi.

2) Cawan petri.

3) Jarum oase.

4) Burner.

Bahan

1) Medium yang telah jadi.

2) Kultur murni.

3) Jarum/kawat.

4) Alkohol.

V. Prosedur Percobaan

1) Siapkan tabung yang berisi jamur dan tabung medium.

2) Panaskan jarum oase sampai berpijar dan diamkan sebentar.

3) Buka sumbat tabung jamur, kemudian lewatkan dekat nyala bunsen.

4) Ambillah jamur dengan menggunakan jarum oase.

5) Buka sumbat tabung medium dan mulut tabung dilewatkan pada nyala api

bunsen.

6) Masukkan ujung jarum oase tadi yang telah membawa jamur dengan

menggesek-gesekkannya pada permukaan medium dari kiri ke kanan dengan

arah dari bawah ke atas medium.

7) Tabung medium kemudian disumbat lagi.

8) Simpan tabung yang telah ditanami tadi.

9) Amatilah bentuk jamur yang terjadi.

Page 11: Laporan Inokulasi

VI. Hasil Pengamatan

No.

Pengamatan Medium tegak Medium miring

1. Sebelum

dilakukan

inokulasi

2. Sesudah

dilakukan

inokulasi

3. Kondisi

permukaan

medium

Permukaan medium dipenuhi

warna hitam dan warna putih

yang cukup banyak

Permukaan medium

dipenuhi warna hitam

dan warna putih yang

lebih banyak

Page 12: Laporan Inokulasi

VII.Perhitungan

20 19

10 11

6

7

18 5

Diketahui : Jumlah bakteri = 96 selJumlah kotak = 400

Luas kotak kecil ( L ) = 1 mm2

Kedalaman kotak ( t ) = 0,1 mm

Faktor pengenceran = 100 x

Volume kotak (V) = L x t = 1 mm2 x 0,1 mm

= 0.1 mm3

Jumlah sel rata-rata =

jumlah mikrobajumlah kotak

=

96400

= 0,24

Jumlah sel =

∑ sel rata−rataV kotak kecil

×faktor pengenceran

=

0 ,240,1 mm3 ×100

= 240 sel / mm3

= 2,4x 108 sel / lt

Page 13: Laporan Inokulasi

VIII. Pembahasan

Medium yang digunakan untuk menumbuhkan jamur ialah medium agar

kentang dekstrosa dan untuk menumbuhkan bakteri ialah medium agar nutrisi.

Jamur yang tumbuh pada medium agar kentang dekstrosa tersebut adalah jamur

Aspergilus niger. Cara menumbuhkan jamur tersebut dilakukan dengan dua cara

yakni permukaan medium dimiringkan dan piaraan ini diberi nama piaraan miring

(slant culture) dan pada permukaan medium yang tegak. Pada percobaan ini

digunakan agar-agar batang dan bukan agar-agar bubuk karena agar-agar bubuk

telah ditambah bahan-bahan kimia lain sehingga telah terkontaminasi. Hal ini

menyebabkan bakteri tidak mau berkembang biak.

Pemanasan jarum hingga membara pada percobaan inokulasi ini

dimaksudkan agar jarum benar-benar steril pada waktu pengambilan jamur atau

bakteri, sehingga tidak terjadi kontaminasi dengan spesies lain. Agar koloni-

koloni tidak terbawa udara luar, maka semua prosedur inokulasi dilakukan di

dekat nyala api bunsen. Hal ini juga dimaksudkan agar koloni yang keluar dari

tabung akan mati terkena nyala api Bunsen, sehingga tidak mengotori udara di

dalam laboratorium.

Pada saat memasukkan ujung kawat oase yang telah membawa jamur, kawat

tersebut digesek-gesekkan pada permukaan medium dari kiri ke kanan dengan

arah dari bawah ke atas mulut tabung. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar jamur

tumbuh dan berkembang biak dengan merata dan tidak bergumpal dan tidak

terjadi penumpukan mikroba yang dapat menghambat kecepatan pertumbuhan

mikroba.

Setelah dilakukan proses inokulasi dan dibiarkan selama 5 hari maka akan

tampak pertumbuhan mikroba yang ditunjukkan dengan ciri khas dari Aspergillus

Niger terbentuk berupa koloni tipis berwarna kehitaman, dan pada medium datar

pertumbuhannya lebih sedikit dan tampak menumpuk dibandingkan dengan

medium pertumbuhan mikroba di medium miring yang tampak bahwsa mikroba

yang terbentuk lebih banyak. Hal ini terjadi karena pada medium miring luas

permukaan media untuk pertumbuhan mikroba lebih besar dibandingkan medium

tegak. Perhitungan haemacytometer ini merupakan perhitungan langsung karena

sample langsung diambil dan diteteskan pada alat haemacytometer dan diamati di

Page 14: Laporan Inokulasi

bawah mikroskop. Pengenceran yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan

pengamatan karena sample kental dapat menjarangkan sel mikroorganisme yang

mengakibatkan pengamatan menjadi sulit dilakukan.

Seharusnya pada percobaan ini digunakan alat yang disebut hamaecytometer.

Namun oleh karena alat tersebut tidak memadai dalam penggunaan mikroskop

elektron maka hanya diberikan data saja. Alat ini khusus digunakan untuk

menghitung jumlah mikroorganisme. Sebelum dilakukan pengamatan dengan

mikroskop terlebih dahulu dilakukan pengenceran terhadap sampel. Fungsi dari

pengenceran ini adalah untuk memudahkan kita dalam melakukan pengamatan,

karena selain sampel itu agak kental kita akan mengalami kesulitan dalam

menghitung jumlah sel yang ada, sebab jumlah sel tersebut sangat banyak. Jadi

tujuan utama pengenceran ini adalah untuk menjarangkan jumlah sel pada tiap

kotaknya.

Page 15: Laporan Inokulasi

IX. Kesimpulan dan Saran

9.1 Kesimpulan

1. Perhitungan mikroorganisme dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara:

a. Pengenceran.

b. Menggunakan ruang perhitungan.

c. Menggunakan turbidometer/ nefelometer.

2. Pembiakan jamur Aspergilus Niger termasuk piaraan murni yang diperoleh

dengan piaraan turunan.

3. Pembiakan akan berjalan baik bila semua alat dan medium yang akan digunakan dalam keadaan steril.

4. Mikroorganisme yang diletakkan pada medium yang berada pada posisi tabung reaksi yang dimiringkan akan lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan medium yang yang ditempatkan pada posisi tegak

5. Hemacytometer merupakan alat yang digunakan untuk menghitung jumlah sel

mikroba yang merupakan perhitungan langsung dan diamati di bawah

mikroskop.

6. Pemanasan jarum oase ini dilakukan untuk mensterilkan jarum tersebut dari

mikroorganime yang lain

7. Dalam melakukan penanaman benih perlu diperhatikan dua hal penting yaitu

penyiapan ruangan (media) dan pemindahan menggunakan kawat.

9.2 Saran Diharapkan prakitkan dapat dibimbing dengan baik pada saat melakukan

penanaman agar tidak terjadi kesalahan, sehingga dapat menyebabkan jamur

tersebut mati atau tidak dapat tumbuh.

Page 16: Laporan Inokulasi

X. Daftar PustakaDarnell, J., Lodish, H., Baltimore, D. 1993. Molecular Cell Biology, 2nd Edition,

Scientific American Books, USA.

Prawirahartono, S. 1991. Pelajaran SMA Biologi. Jakarta: Erlangga.

Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar I.Jakarta: Erlangga.

Page 17: Laporan Inokulasi

XI. Gambar Alat

Gambar 11.2 Jarum oase

Gambar 11.1 tabung reaksi

Gambar 11.3 Bunsen