Top Banner

of 25

Laporan Fitokima (Repaired)

Jul 07, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    1/25

    LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI

    SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

    LAPORAN FITOKIMIA

    “DAUN PARE ( Momordica charantia L )”

    OLEH :

    KELOMPOK III

    GITA PUSPITA SARINI

    MUH RIZAL ARIFUDDIN SRI REZKYA. NURFADILAWATI. S NURAYU RAMDANI

    HASTRILA BUNTANG NURDIAH NINGSIH

    NIRMAYANI INDAH SARI NURUL HIKMAH

    ASISTEN : ASRIL BURHAN S.Farm. A !

    SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

    "#$%

    MAKASSAR

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    2/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.$. LATAR BELAKANG

    Pare dikenal dengan rasa pahitnya. Rasa pahit pare tidak mengurangi khasiat

    yang dikandungnya sebagai obat berbagai jenis penyakit. Daun pare ( Momordica

    charantia L.) dapat digunakan sebagai obat penurun panas atau antipiretik. Selain itu,

    daun pare dapat digunakan untuk menyembuhkan mencret pada bayi, membersihkan

    darah bagi wanita yang baru melahirkan, mengeluarkan cacing kremi, dan dapat

    menyembuhkan batuk (Sudarsono, !! ).

    Daun pare digunakan oleh sebagian masyarakat sebagai penurun panasdengan cara ditumbuk kemudian ditambahkan air dan disaring lalu diminum saat pagi

    hari sebelum makan (Dalimartha, !!")

    Daun pare mengandung #itamin $, #itamin %, #itamin &, saponin, 'la#onoid,

    steroid triterpenoid, asam 'enolat, alkaloid, dan karotenoid ( ati, !!*). +la#onoid

    menunjukkan lebih dari seratus macam bioakti#itas. %ioakti#itas yang ditunjukkan

    antara lain e'ek antipiretik, analgetik, dan antiin'lamasi ( ijayakusuma, !!-).

    +la#onoid dapat menghambat siklooksigenase sehingga kemungkinan besar

    e'ek antipiretik disebabkan karena penghambatan siklooksigenase yang merupakan

    langkah pertama pada jalur yang menuju eikosanoid seperti prostaglandin dan

    tromboksan (Robinson, - -)

    %erdasarkan penelitian sebelumnya, penarikan senyawa akti' yang terdapat

    pada daun pare menggunakan metode ekstraksi maserasi (/lly, !-!). 0aserasi

    merupakan proses ekstraksi dimana obat yang sudah halus di rendam dalam

    menstrum sampai meresap dan melunakkan susunan sel sehingga 1at 2 1at yang

    mudah larut akan melarut sehingga didapatkan ekstrak daun pare (3oward,- " )

    II." TU&UAN PER'OBAAN

    ujuan dari laporan ini yakni untuk mengetahui senyawa apa yang terdapat di

    dalam daun pare ( Momordica charantia L.)

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    3/25

    BAB II

    TIN&AUAN PUSTAKA

    II.$ URAIAN TANAMAN

    $. 4lasi'ikasi

    4ingdom 5 Plantae

    Di#isi 5 Spermatophyta

    Subdi#isi 5 $ngiospermae

    4elas 5 Dicotyledonae

    6rdo 5 &ucurbitales

    +amilia 5 &ucurbitaceae

    7enus 5 0omordica

    Species 5 Momordica charantia L. ( ati, !!*)

    %. 8ama DaerahSumatera5 prieu, peria, 'oria, pepare, kambeh. 9awa5 paria, pare, pare pahit,

    pepareh. 8usa enggara5 paya, paria, truwuk, paita, paliak, pariak, pania, pepule.

    Sulawesi5 poya, pudu, pentu, paria, belenggede, palia. 0aluku5 papariane,

    pariane, papari, kakariano, taparipong, papariano, popare, dan pepare

    (Dalimartha, !!").&. 8ama $sing

    %uah pare di berbagai negara dikenal dengan nama5 4u gua, a'rican

    cucumber, bitter cucumber, bitter gourd, bitter melon, balsam pear, maiden blush,

    karela, kar#el, dan springkomkommer (Dalimartha, !!").

    D. Deskripsi

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    4/25

    Perawakan5 semak, tumbuhan annual:perennial, liana (menjalar atau

    memanjat), berbau tidak enak. %atang5 berusuk ;, panjang :; m, yang muda

    berambut cukup rapat. Daun5 tunggal, bertangkai, helaian< bentuk membulat,

    dengan pangkal bentuk jantung, garis tengah *:= cm, tepi berbagi ;: lobus,

    berbintik:bintik tembus cahaya, taju bergigi kasar hingga berlekuk menyirip,

    memiliki sulur daun, tunggal. %unga5 tunggal, tangkai bunga ;:-; cm dekat

    pangkalnya dengan daun pelindung bentuk jantung hingga bentuk ginjal.

    4elopak5 ;, bentuk lonceng, dengan banyak rusuk atau tulang membujur, yang

    berakhir pada :> sisik yang melengkung ke bawah. 0ahkota5 ;, berdekatan,

    penampang bentuk roda< taju bentuk memanjang hingga bulat telur terbalik, bertulang, -,;: kali -:-,> cm. %uah5 tipe peppo (ketimun) memanjang,

    berjerawat tidak beraturan, oranye, pecah sama sekali dengan > katup, ;:= cm

    (liar) hingga >! cm (ditanam). %iji5 coklat kekuningan pucat memanjang

    (Sudarsono, !! )./. Daerah distribusi, habitat, dan budidaya

    anaman Momordica charantia L. banyak terdapat di daerah tropis, berupa

    tumbuhan liar atau sengaja ditanam. Sering dijumpai pada halaman rumah,

    kebun:kebun, dan pagar. umbuhan ini di 9awa dapat tumbuh pada tempat buangan, di tepi jalan, di alam membentuk penutupan karpet, ditanam sebagai

    buah sayuran (Sudarsono, !! ).+. 4andungan kimia

    %uah5 saponin, 'la#onoid, steroid triterpenoid, karbohidrat, momordisin,

    alkaloid, #itamin $, #itamin %, #itamin &, dan karantin. Daun5 #itamin $, #itamin

    %, #itamin &, saponin, 'la#onoid, steroid triterpenoid, asam 'enolat, alkaloid, dan

    karotenoid. %iji5 asam lemak, asam butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan

    asam stearat ( ati, !!*).

    7. 4egunaan %uahDiman'aatkan untuk peluruh dahak atau obat batuk, pembersih darah,

    penambah na'su makan, penurun panas, penyegar badan, dan mengobati sakit

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    5/25

    gula. %unga5 dapat memacu en1im pencernaan. Daun5 digunakan sebagai obat

    cacing, obat luka, peluruh haid, pencahar, dan penurun panas. $kar5 menunjukkan

    si'at antibiotik (Sudarsono, !! ).3. Si'at kimiawi dan e'ek 'armakologis

    Si'at kimiawi pare adalah rasanya yang pahit dan si'atnya yang dingin. /'ek

    'armakologis pare dapat mempengaruhi jantung, hati, dan paru. %erkhasiat

    antiradang (Dalimartha, !!").

    II. " METODE EKSTRAKSI

    A. E !ra *

    /kstraksi yaitu penarikan 1at pokok yang diinginkan dari bahan mentah obat

    dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana 1at yang diinginkan akan larut.

    Sedangkan ekstrak merupakan sediaan sari pekat tumbuh:tumbuhan yang diperoleh

    dengan cara melepaskan 1at akti' dari masing:masing bahan obat, menggunakan

    menstruum yang cocok, uapkan semua atau hampir semua dari pelarutnya dan sisa

    endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan standarnya (3orward, - " ).

    umbuhan segar yang telah dihaluskan atau material tumbuhan yang dikeringkan

    diproses dengan suatu cairan pengekstraksi. 9enis ekstraksi mana dan bahan ekstraksimana yang digunakan, terutama tergantung dari kelarutan bahan kandungan serta dari

    stabilitasnya. 9umlah dan jenis senyawa yang berpindah masuk ke dalam ekstraksi

    bergantung dari jenis dan komposisi cairan pengekstraksi. ?ntuk memperoleh sediaan

    obat yang cocok umumnya berlaku campuran etanol:air sebagai cairan pengekstraksi

    (@oigt, - *).

    $da > prinsip ekstraksi tumbuhan meliputi 'ase ekstraksi, maserasi, dan perkolasi

    (@oigt, - *). 0etode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa 'aktor seperti si'at dari

    bahan mentah obat dan daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan

    kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna atau mendekati sempurna

    dari obat. Si'at dari bahan mentah merupakan 'aktor utama yang harus

    dipertimbangkan dalam memilih metode ekstraksi. Pada kenyataannya sering

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    6/25

    digunakan kombinasi dari proses maserasi dan perkolasi dalam mengekstraksi bahan

    mentah obat ($nsel, - " ).

    0aserasi merupakan proses paling tepat dimana obat yang sudah halus

    memungkinkan untuk direndam dalam menstruum sampai meresap dan melunakkan

    susunan sel, sehingga 1at:1at yang mudah larut akan melarut. 0aserasi biasanya

    dilakukan pada temperature -;! : !! & dalam waktu selama > hari sampai bahan:

    bahan yang larut melarut ($nsel, - " ).

    0aserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung 1at akti' yang

    mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung 1at yang mudah mengembang

    dalam cairan penyari, tidak mengandung ben1oin, stirak dan lain:lain. Penggolonganekstrak menurut si'at:si'atnya5

    a. /kstrak encer (eAtractum tenue) Sediaan ini mempunyai konsistensi seperti

    madu dan dapat dituang.

    b. /kstrak kental (eAtractum spissum) Sediaan ini liat pada kondisi dingin dan

    tidak dapat dituang, kandungan airnya sekitar >!B.

    c. /kstrak kering (eAtractum siccum) Sediaan ini memiliki konsistensi kering

    dan mudah digosokkan, kandungan airnya tidak lebih dari ;B.

    d. /kstrak cair (eAtractum 'luidum) (@oigt, - *).

    +la#onoid mudah larut dalam air. 6leh karena itu senyawa ini berada dalam

    ekstrak air tumbuhan. +la#onoid diekstrak baik memakai metanol, etanol, dan aseton

    (Robinson, - -). Csolasi senyawa 'la#onoid dari daun pare secara maserasi

    menggunakan pelarut etanol =!B ( aluyantana, - ;).

    Pelarut yang digunakan (etanol =!B) memiliki si'at kepolaran yang sama dengan

    sebagian besar komponen yang terdapat pada Momordica charantia L seperti #itamin

    $, #itamin %, #itamin &, saponin, 'la#onoid, steroid triterpenoid, asam 'enolat,

    alkaloid, dan karotenoid /tanol =!B juga dapat melarutkan senyawa 'itokimia lebih

    maksimal karena etanol =!B masih mengandung air yang cukup banyak (>!B) yang

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    7/25

    membantu proses ekstraksi sehingga sebagian senyawa tersebut ada yang dapat

    tertarik dalam etanol dan ada pula yang tertarik dalam air (0elodita, !--).

    $sam amino, gula, beberapa senyawa 'itokimia seperti alkaloid, 'la#onoid, dan

    glikosida 'la#onoid serta kloro'il terlarut dalam pelarut polar sehingga senyawa yang

    terekstrak dengan pelarut etanol =!B ini cukup banyak dan menghasilkan rendemen

    yang tinggi ($dhianata, 3. !- ).

    B. P+,ar-! a/0 1*0-/a a/

    %erdasarkan kepolaran pelarut, pelarut dibagi ke dalam tiga kategori yaitu5

    a. Pelarut Protik Polar Protik menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom elektronegati'

    yang dalam hal ini adalah oksigen. Dengan kata lain pelarut protik polar

    adalah senyawa yang memiliki rumus umum R63. &ontoh dari pelarut protik

    polar ini adalah air 3 6, metanol (&3 >63), dan asam asetat (&3 >&663).

    b. Pelarut $protik Polar

    $protik menunjukkan molekul yang tidak mengandung ikatan 6:3.

    Pelarut dalam kategori ini, semuanya memiliki ikatan yang memiliki ikatan

    dipol besar. %iasanya ikatannya merupakan ikatan ganda antara karbon

    dengan oksigen atau nitorgen. &ontoh dari pelarut yang termasuk kategori ini

    adalah aseton (&3 >) &E6F dan etil asetat (&3 >&6 &3 &3 >).

    c. Pelarut 8on:polar

    Pelarut nonpolar merupakan senyawa yang memilki konstanta

    dielektrik yang rendah dan tidak larut dalam air. &ontoh pelarut dari kategori

    ini adalah ben1ena (& G3 G), karbon tetraklorida (&&l *) dan dietil eter

    (&3 >&3 6&3 &3 >) ( 0elodita. R, !--).

    abel - si'at:si'at pelarut umum dari nonpolar ke polar5

    Sol#ent Rumus 4imia itik 4onstanta 0assa

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    8/25

    didih Dielektrik 9enis

    Pelarut8on:Polar

    3eksana &3 >:&3 :&3 :&3

    :&3 :&3 >G H& .! !.G;; g ml

    %en1ena &G3 G "!H& .> !."= g ml

    oluena & G3 ; :&3 > ---H& .* !."G= g ml

    Dietil eter &3 >&3 :6:&3 :

    &3 >>;H& *.> !.=-> g ml

    4loro'orm &3&l > G-H& *." -.* " g ml

    /til $setat&3 >:&(E6):6:&3 :

    &3 >==H& G.! !." * g ml

    Pelarut Polar $priotic

    -,*:Dioksana:&3 :&3 :6:&3 :

    &3 :6:I-!-H& .> -.!>> g ml

    etrahidro'uran

    ( 3+)

    :&3 :&3 :6:&3 :

    &3 :I

    GGH& =.; !.""G g ml

    Diklorometana

    (D&0)&3 &l *!H& .- -.> G g ml

    $setona &3 >:&(E6):&3 > ;GH& - !.="G g ml

    $setonitril &3 >:&J8 " H& >= !.="G g ml

    Dimetil'ormamid

    a3:&(E6)8(&3 >) -;>H& >" !. ** g ml

    Dimetilsul'oksida &3 >:S(E6):&3 > -" H& *= -.! g ml

    Pelarut Polar Protic

    $sam $setat &3 >:&(E6)63 --"H& G. -.!* g ml

    n- butanol &3 >:&3 :&3 :&3 : --"H& -" !."-! g ml

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    9/25

    63

    Csopropanolol &3 >:&3(:63):&3 > " H& -" !.="; g ml

    n- propanol &3 >:&3 :&3 :63 =H& ! !."!> g ml

    /tanol &3 >:&3 :63 = H& >! !.=" g ml

    0etanol &3 >:63 G;H& >> !.= - g ml

    $sam +ormat 3:&(E6)63 -!!H& ;" -. - g ml

    $ir 3 6 -!!H& "! -.!!! g ml

    '. Fra */a *

    +raksinasi adalah suatu proses pemisahan senyawa:senyawa berdasarkan tingkat

    kepolaran. 9umlah dan senyawa yang dapat dipisahkan menjadi 'raksi berbeda:beda

    tergantung pada jenis tumbuhan. Pada prakteknya dalam melakukan 'raksinasi

    digunakan dua metode yaitu dengan menggunakan corong pisah dan kromatogra'i

    kolom.

    &orong pemisah atau corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan

    dalam ekstraksi cair:cair untuk memisahkan komponen:komponen dalam suatucampuran antara dua 'ase pelarut dengan densitas yang berbeda yang tak tercampur.

    ?mumnya salah satu 'ase berupa larutan air dan yang lainnya berupa pelarut

    organik lipo'ilik seperti eter, 0 %/, diklorometana, kloro'orm, ataupun etil asetat.

    4ebanyakan pelarut organik berada di atas 'ase cair kecuali pelarut yang memiliki

    atom dari unsur halogen.

    &orong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Ca mempunyai

    penyumbat di atasnya dan kran di bawahnya. &orong pemisah yang digunakan dalam

    laboratorium terbuat darikaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca atupun

    te'lon. ?kuran corong pemisah ber'ariasi muali dari ;! ml sampai > L. Dalam skala

    industri, corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan di pasang sentri'uge (.

    Ma2am3ma2am r4 + 5ra */a * :

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    10/25

    -) Proses +raksinasi 4ering ( Winterization )

    +raksinasi kering adalah suatu proses 'raksinasi yang didasarkan pada

    berat molekul dan komposisi dari suatu material. Proses ini lebih murah

    dibandingkan dengan proses yang lain, namun hasil kemurnian 'raksinasinya

    rendah.

    ) Proses +raksinasi %asah ( Wet Fractination )

    +raksinasi basah adalah suatu proses 'raksinasi dengan menggunakan 1at

    pembasah ( Wetting Agent ) atau disebut juga proses Hydrophilization atau

    detergent proses. 3asil 'raksi dari proses ini sama dengan proses 'raksinasi

    kering.>) Proses +raksinasi dengan menggunakan Sol#ent (pelarut) Solvent Fractionation

    Cni adalah suatu proses 'raksinasi dengan menggunakan pelarut. Dimana

    pelarut yang digunakan adalah aseton. Proses 'raksinasi ini lebih mahal

    dibandingkan dengan proses 'raksinasi lainnya karena menggunakan bahan

    pelarut.

    *) Proses +raksinasi dengan Pengembunan ( Fractional Condentation )

    Proses 'raksinasi ini merupakan suatu proses 'raksinasi yang didasarkan

    pada titik didih dari suatu 1at bahan sehingga dihasilkan suatu produk dengan

    kemurnian yang tinggi. +raksinasi pengembunan ini membutuhkan biaya yang

    cukup tinggi namun proses produksi lebih cepat dan kemurniannya lebih tinggi

    (0elodita. R, !--)

    D. KROMATOGRAFI

    4romatogra'i adalah metode 'isika untuk pemisahan dalam mana komponenkomponen yang akan dipisahkan didistribusikan antara dua 'ase, salah satunya

    merupakan lapisan stasioner dengan permukaan yang luas, dan 'ase yang lain

    berupa 1at alir ('luid) yang mengalir lambat (perkolasi) menembus atau sepanjang

    lapisan stasioner itu. Dalam semua teknik kromatogra'i, 1at terlarut yang akan

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    11/25

    dipisahkan bermigrasi sepanjang suatu kolom (atau seperti dalam kromatogra'i

    kertas atau lapisan tipis, padanan 'isika dari suatu kolom) (Day dan ?nderwood,

    - ).

    Pada dasarnya kromatogra'i lapis tipis sama dengan kromatogra'i kertas,

    terutama pada cara melakukannya, perbedaan nyata terlihat pada media

    pemisahnya, yakni digunakannya lapisan tipis adsorben halus yang tersangga

    pada papan kaca, aluminium atau plastik sebagai pengganti kertas. Lapisan tipis

    adsorben ini pada proses pemisahan berlaku sebagai 'asa diam (Soebagio, !!;).

    4romatogra'i lapis tipis (4L ) merupakan metode pemisahan 'itokimia

    yang didasarkan atas penjerapan, partisi (pembagian) atau gabungannya (3armita,!!G). Lapisan tipis yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir:butir ('ase

    diam), ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang

    cocok. &ampuran yang akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan berupa bercak

    atau pita (awal), kemudian pelat dimasukkan di dalam bejana tertutup rapat yang

    berisi larutan pengembang yang cocok ('ase gerak). Pemisahan terjadi selama

    perambatan kapiler (pengembang) dan selanjutnya senyawa yang tidak berwarna

    harus ditampakkan.

    Deteksi noda 4L terkadang lebih mudah dibandingkan kromatogra'i kertas

    karena dapat digunakan teknik:teknik umum yang lebih banyak. 8oda yang tidak

    berwarna atau tidak berpendar jika dikenai sinar ultra #iolet dapat ditampakkan

    dengan cara mendedahkan papan pengembang pada uap iod. Pada tahap

    identi'ikasi atau penampakan noda, jika noda sudah berwarna dapat langsung

    diperiksa dan ditentukan harga R':nya. %esaran R' ini menyatakan derajat retensi

    suatu komponen dalam 'asa diam. R' juga disebut 'aktor retardasi atau 'aktor

    retensi. 3arga R' dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi

    dengan jarak yang ditempuh eluen ('asa gerak) (Soebagio, !!;).

    abel . ?rutan kepolaran eluen, elusi senyawa dan kekuatan adsorben

    dalam kromatogra'i

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    12/25

    ?rutan Polaritas/luen ?rutan /lusi Senyawa ?rutan $dsorben

    n:heksanaPetroleum eter

    4arbon tetraklorida

    %en1ene

    4loro'orm

    Dietil eter

    /til asetat

    $seton

    0etanol

    $ir

    3idrokarbon tak jenuh$lkena

    3idrokarbon $romatik

    /ter

    $ldehida, keton, ester

    $lkohol

    $sam karboksilat

    Selulosa7ula

    Silica gel

    +lorisil (0agnesium silikat)

    $luminium oksida (alumina)

    Sumber 5 9ohnson et al , - - dan 4hopkar, - !

    BAB III

    METODE KER&A

    III.$ ALAT$lat yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah wadah maserasi, neraca

    analitik,batang pengaduk.

    III." BAHAN

    %ahan yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah cairan penyari, Daun pare

    ( Momordica charantia L.)

    III.6 METODE KER&A

    CCC.>.- Pengambilan dan Pengolahan Sampel

    a Pengambilan sampel

    Daun Pare ( Momordica charantia L.) yang diambil pada jam K G pagi

    di pasar tradisional Daya kota 0akassar, Sulawesi Selatan, kemudian

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    13/25

    dicuci bersih lalu dipotong:potong dengan derajat halus * -" atau !,- 2

    !,G cm kemudian dilakukan pengeringan langsung yakni di bawah paparan

    sinar matahari pada jam 2 -! pagi atau jam > 2 * sore hari

    b Pengolahan sampelDaun pare ( Momordica charantia L.) yang sudah dipotong 2 potong

    dan dikeringkan dibawah sinar matahari kemudian di maserasi

    menggunakan etanol =!B

    CCC.>. Pembuatan /kstrak Daun pare ( Momordica charantia L.)

    Serbuk daun pare sebanyak -!! g dimasukkan ke dalam wadah maserasi,

    lalu ditambahkan etanol =! B sebanyak K !! untuk melembabkannya lalu

    ditambah lagi - liter untuk merendamnya. Rendaman disimpan di tempat yang

    tidak terkena sinar matahari langsung dan dibiarkan selama > hari sambil

    sekali:kali diaduk, setelah > hari disaring kemudian ampasnya dimaserasi

    kembali dengan pelarut alkohol =! B yang baru sebanyak "!! ml. 3al ini

    dilakukan sebanyak > kali dengan jumlah pelarut yang sama.

    /kstrak etanol yang diperoleh kemudian dikumpulkan lalu dipekatkan

    dengan rota#apor hingga diperoleh ekstrak cair. /kstrak cair kemudian

    diuapkan hingga kental diatas penangas air.

    CCC.>.> Skrining +itokimia

    a) Cdenti'ikasi $lkaloidSebanyak gram ekstrak daun pare dimasukkan dalam tabung reaksi

    dan diencerkan dengan etanol =!B kemudian ditambahkan ; tetes 3&l

    8 dan dipanaskan. Setelah itu ditambahkan 8a&l dan disaring lalu

    ditambahkan ; tetes 3&l 8. dipipet - ml dimasukkan dalam tabung

    reaksi, dimana masing:masing tabung reaksi ditambahkan pereaksi

    Dragendor', pereaksi 0ayer dan pereaksi agner. ?ntuk pereaksi

    Dragendor' endapan merah jingga menunjukkan positi' senyawa alkaloid,

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    14/25

    Pada pereaksi 0ayer endapan putih menunjukkan positi' senyawa alkaloid

    dan pada pereaksi agner endapan coklat menunjukkan hasil yang positi'. b) Cdenti'ikasi +la#onoid

    Sebanyak gram ekstrak daun pare dimasukkan dalam tabung reaksi

    dan diencerkan dengan etanol =!B kemudian ditambahkan pereaksi

    Wilstater menambahkan serbuk 0agnesium sebanyak !,; mg lalu

    ditambahkan 3&l pekat > tetes. /ndapan merah menunjukkan senyawa

    'la#on, endapan merah tua menunjukkan senyawa 'la#onol 'la#onon dan

    endapan hijau menunjukkan senyawa glikosida aglikon.c) Cdenti'ikasi Saponin

    Sebanyak gram ekstrak daun pare dimasukkan dalam tabung reaksidan diencerkan dengan etanol =!B, kemudian ditambahkan -! ml air

    hangat panas lalu dikocok selam >! menit. Dilihat busanya dan diukur

    berapa cm busa yang terbentuk. Dibiarkan selama -! menit dan jika

    busanya tidak hilang ditambahkan 3&l. $pabila masih terdapat busa

    yang konstan maka menunjukkan hasil yang positi'.d) Cdenti'ikasi erpenoid:Steroid

    Sebanyak gram ekstrak daun pare dimasukkan dalam tabung reaksi

    dan diencerkan dengan etanol =!B, kemudian ditambahkan eter

    sebanyak ; tetes hingga terbentuk lapisan antara larutan air dan etanol.

    Lapisan bagian atas (larut etanol) dipisahkan dan diuapkan dalam plat

    tetes lalu ditambahkan 3 S6 *. /ndapan warna hijau menunjukkan hasil

    yang positi'.

    CCC.>.* +raksinasi

    /kstrak kering tersebut di'raksinasi menggunakan corong pisah. Sebelum

    dimasukkan ke corong pisah ditambahkan etil asetat. Dibiarkan beberapa menit

    hingga terpisah. 4emudian setelah terpisah dimasukkan ke #ial yang berbeda antara

    ekstrak yang larut dalam etil asetat dan yang tidak larut. 4emudian yang tidak larut

    ditambahkan etanol. Dibiarkan beberapa menit hingga terpisah kembali dan

    dimasukkan kedalam #ial yang berbeda antara ekstrak yang larut dalam etanol dan

    yang tidak larut dalam.

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    15/25

    CCC.>.; 4romatogra'i Lapis ipis

    3asil +raksinasi ekstrak daun pare yang diperoleh dianalisis dengan

    menggunakan 4L dengan larutan pengembang (eluen) yaitu etil asetat < n:heksan

    =5> yang telah di tentukan sebelumnya dari hasil analisis 4L dengan berbagai #ariasi

    eluen untuk menentukan sistem eluen yang akan digunakan pada 4L . Setelah uji

    hasil 4L dan sistem eluen diketahuim dilakukan pemisahan komponen:komponen di

    dalam ekstrak dengan kromatogra'i lapis tipis. Sebagai 'ase diam digunakan silica gel

    7 G!+ ;* dan eluen etil asetat < n:heksan =5> kemudian diamati noda yang 8ampak pada

    sinar ?@ ;* dan >GG.

    BAB I7

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    I7.$. HASIL PENGAMATAN

    Daun pare ( Momordica charantia ) yang diambil dari pasar tradisional Daya

    kota 0akassar, Sulawesi Selatan pada jam K G pagi. Sampel daun pare yang telah

    dibersihkan, kemudian dikeringan dengan cara diangin:anginkan, selanjutnya

    dipotong kecil:kecil hingga menjadi serbuk kasar. %erat serbuk kasar daun pare yang

    diperoleh adalah - ;,! gram.

    Serbuk daun pare sebanyak - ;.! gram dimaserasi dengan menggunakan

    etanol =! B kemudian dipekatkan dengan cara di rota#apor hingga diperoleh ekstrak

    kental etanol =! B berwarna hijau tua sebanyak -!, gram. /kstrak kental etanol =!B

    yang diperoleh kemudian diuji pendahuluan dengan menggunakan pereaksi

    dragendro'', mayer, wagner yang positi' adanya senyawa alkaloid.Pada uji senyawa 'la#onoid positi' adanya senyawa 'la#onon dengan

    terbentuknya endapan 3ijau. ?ji saponin ditandai dengan adanya busa ketika dikocok

    selama >! menit dimana panjang busa yang terbentuk adalah -,- cm. ?ji terpenoid

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    16/25

    tidak adanya senyawa terenoid: steroid ditandai dengan tidak terbentuknya larutan

    berwarna biru atau ungu.

    abel . 3asil Skrining +itokimia /kstrak /tanol Daun Pare ( Momordica

    charantia .)

    N4

    .

    U8* F*!4 *m*a P+r+a * P+r-9a a/

    War/a

    K+!+ra/0a/

    $ $lkaloid Dragendorf

    Mayer

    Wagner

    erbentuk endapan

    merah bataerbentuk endapan

    coklaterbentuk endapan

    putih

    Positi'

    Positi'

    Positi'

    " +la#onoid Wilstater 3ijau menjadi hijau

    kekuningan

    Positi'

    6 Saponin $ uades panas,

    dikocok, 3&l 8

    erbentuk busaPanjang busa 5 -,- cm

    Positi'

    ; Steroid erpenoid /ter, lapisan

    etanol diuapkan,

    M 3 S6 *

    erbentuk larutan

    berwarna biru ungu

    Positi'

    /kstrak pekat etanol dilarutkan dalam pelarut etanol dan di'raksionasi

    berturut menggunakan pelarut kloro'orm, etil asetat dan n:butanol. 3asil 'raksinanya

    dapat dilihat pada tabel >

    abel >. 3asil +raksinasi /kstrak &air:cair berdasarkan kepolaran

    N4 P+,ar-! War/a$ 4loro'orm 3ijau kehitaman" /til $setat 3ijau 4ehitaman jernih6 n:%utanol 3ijau ua

    3asil 'raksinasi kloro'orm, etil asetat dan n:butanol yang diperoleh diuji

    kromatogra'i lapis tipis (4L ) dengan menggunakan eluen etil asetat:n:heksan dalam

    #olume larutan -! ml dengan perbandingan =5> dan hasil kromatogra'inya dapat

    dilihat pada gambar -

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    17/25

    (Sinar ?@ >GG) (Sinar ?@ ;*)

    8ilai R' dapat dihitung dengan menggunakan rumus

    R' EJarak yangditempuh substansi

    jarak yang ditempuhnoda

    8ilai R' yang diperoleh pada 4L ekstrak daun pare dapat dilihat pada tabel

    abel > 8ilai R' ekstrak daun pare

    N

    O

    PELARUT NODA NILAI R5 KET

    $ /kstrak Daun Pare

    C 1.05.3

    = 0.18

    CC 1.25.3

    = 0.22

    CCC 1.65.3

    = 0.30

    C@ 2.15.3

    = 0.39

    @ 3.75.3

    = 0.69

    " /kstrak 4loro'orm

    Daun Pare

    C 1.65.3

    = 0.30

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    18/25

    CC 2.05.3

    = 0.37

    CCC 5.15.3

    = 0.96

    6/kstrak /tanol Daun

    Pare

    C 0.85.3

    = 0.15

    CC 1.25.3 E !.

    CCC 1.75.3

    = 0.32

    C@ 2.25.3

    = 0.41

    @ 4.05.3

    = 0.75

    ;/kstrak /til asetat

    Daun Pare

    C 2.05.3

    = 0.37

    CC 2.25.3

    = 0.41

    I7. ". PEMBAHASAN

    Daun Pare yang sudah dikeringkan dan dihaluskan menjadi serbuk kasar

    sebanyak -!! gram dimaserasi menggunakan etanol =! B selama > hari sambil

    sesekali diaduk, yang bertujuan untuk mengekstrak kandungan senyawa kimia yang

    terdapat dalam daun pare hingga hasil perendaman terakhir tidak berarti lagi bagi

    kandungan kimianya.

    Pada proses maserasi digunakan pelarut etanol =! B karena merupakan pelarut yang memiliki si'at kepolaran yang sama dengan sebagian besar komponen

    yang terdapat pada daun pare ( Momordica charantia L). /tanol juga memiliki titik

    didih = N& dimana titik yang tinggi untuk menghilangkan pelarut dapat juga merusak

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    19/25

    senyawa yang terekstraksi, terlebih terhadap senyawa yang memiliki titik didih yang

    rendah.

    /#aporasi digunakan untuk memisahkan pelarut dengan ekstrak karena

    dengan e#aporasi, pelarut dipisahkan dari ekstrak pada suhu yang jauh lebih rendah di

    bawa titik didihnya sehingga senyawa yang mungkin terdapat dalam ekstrak dengan

    titik didih yang rendah tidak akan mengalam kerusakan hingga diperoleh ekstrak

    kental yang berwarna hijau kehitaman sebanyak -!, gram

    /kstrak kental etanol kemudian diuji pendahuluan dengan menggunakan

    pereaksi spesi'ik pada uji alkaloid, 'la#onoid, saponin dan terpenoid. 3al ini

    dimaksukdkan untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder yangterdapat dalam ekstrak etanol tersebut.

    Pada tabel tersebut menunjukkan hasil positi' terhadap semua pereaksi alkaloid.

    ?ji Wagner menyebabkan reaksi pembentukan senyawa kompleks yang

    mengendap. 3asil positi' alkaloid pada uji Wagner ditandai dengan terbentuknya

    endapan coklat muda sampai kuning. Diperkirakan endapan tersebut adalah kalium:

    alkaloid. Pada uji Wagner , ion logam 4 M akan membentuk ikatan ko#alen koordinat

    dengan nitrogen pada alkaloid membentuk kompleks kalium:alkaloid yang

    mengendap. Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer , diperkirakan nitrogen pada

    alkaloid akan bereaksi dengan ion logam 4 M dari kalium tetraiodomerkurat (CC)

    membentuk kompleks kalium:alkaloid yang mengendap (0arliana et al , !!;).

    ?ji 'la#onoid menunjukkan hasil positi' dengan adanya perubahan warna

    kuning. +la#onoid termasuk dalam golongan senyawa 'enol yang memiliki banyak

    gugus 263 dengan adanya perbedaan keelektronegati'an yang tinggi, sehingga

    si'atnya polar. 7olongan senyawa ini mudah terekstrak dalam pelarut etanol yang

    memiliki si'at polar karena adanya gugus hidroksil, sehingga dapat terbentuk ikatanhidrogen (Sriwahyuni, !-!). ?ji 'la#onoid menggunakan pereaksi Wilstater

    dilakukan dengan menambah serbuk 0agnesium dan 3&l pekat pada sampel ekstrak

    etanol daun kemangi. Penambahan 3&l pekat digunakan untuk menghidrolisis

    'la#onoid menjadi aglikonnya, yaitu dengan menghidrolisis 6:glikosil. 7likosil akan

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    20/25

    tergantikan oleh 3 M dari asam karena si'atnya yang elektro'ilik. Reduksi dengan 0g

    dan 3&l pekat dapat menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna merah atau

    jingga pada 'la#onol, 'la#anon, 'la#anonol dan Aanton (Robinson, - ;).

    ?ji menunjukka hasil positi' yakni dengan adanya busa yang terbentuk. Panjang

    busa yang terbentuk -.- cm

    /kstrak etanol yang diperoleh kemudian di 'raksinasi ekstrak cair 2 cair

    dengan menggunakan pelarut berturut 2turut yakni kloro'orm, etil asetat dan n:

    butanol. Dimana ekstrak terlebih dahulu di 'raksinasi dengan menggunakan

    kloro'orm sehingga senyawa yang memiliki tingkat kepolaran yang hampir mirip

    akan ikut tertarik pada pelarut kloro'om sama halnya dengan penambahan etil assetdan n:butanol.

    ujuan dari 'raksinasi cair 2 cair bertingkat ini adalah untuk memisahkan

    kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada Momordica charantia L

    berdasarkan tingkat kepolarannya. +raksinasi dilakukan dari pelarut dengan tingkat

    kepolaran rendah atau nonpolar bertujuan agar proses pengikatan senyawa bertahap

    dan agar seluruh senyawa tidak ditarik oleh pelarut polar yang bersi'at menarik

    seluruh senyawa (/dawati !- ). 4emampuan mengikat senyawa oleh tingkat

    kepolaran tersebut menyebabkan 'raksinasi dengan pelarut polar dilakukan paling

    akhir.

    3asil 'raksinasi yang diperoleh kemudian diuji kromatogra'i lapis tipis (4L )

    dengan menggunakan eluen etil asetat 5 n:heksan dengan perbandingan =5>. 3asil

    4L dengan menggunaka eluen etil asetat 5 n:heksan (=5>) menunjukkan pemisahan

    noda yang jelas dan komponen terpisah yang baik setelah disemprot dnegan

    menggunakan asam sul'at -!B yang bertujuan untuk mendeteksi noda 4L .

    4emampuan asam sul'at untuk mengoksidasi gugus kromo'or dari 1at akti' simplisia

    sehingga noda menjadi tampak oleh mata. (0uharram, !-!)

    Pada 4L terdiri atas 'ase diam dan 'ase gerak. Dimana 'ase diam yang

    digunakan adalah silica gel karena silika mempunyai kekuatan pemisahan yang

    sangat baik (8yiredy !! ). +ase gerak yang digunakan adalah eluen. +ase gerak

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    21/25

    merupakan medium angkut yang terdiri atas satu atau beberapa pelarut. +ase gerak

    bergerak dalam 'ase diam karena adanya gaya kapiler.

    0enurut Stahl (- ";) eluen atau 'ase gerak yang digunakan dalam 4L

    dikelompokkan ke dalam kelompok, yaitu untuk pemisahan senyawa hidro'il dan

    lipo'il. /luen untuk pemisahan senyawa hidro'il meliputi air, metanol, asam asetat,

    etanol, isopropanol, aseton, n:propanol, tert:butanol, 'enol, dan n:butanol sedangkan

    untuk pemisahan senyawa lipo'il meliputi etil asetat, eter, kloro'orm, ben1ena,

    toluena, sikloheksana, dan petroleum eter.

    8oda yang diperoleh kemudian dihitung nilai R'nya, dimana noda ke:C@ pada

    'raksinasi etanol daun pare dan noda ke CC pada 'raksinasi etil asetat daun paredidapatkan nilai R' yakni !.*-. %erdasarkan dari nilai R' tersebut diduga

    mengandung senyawa terpenoid dimana 8ilai terpenoid adalah !,* (+atma

    4umalasari, !-*). Dan pada noda ke:CCC pada 'raksi kloro'orm daun pare didapatkan

    nilai R' !. G yang berdasarkan penelitian sebelumnya nilai R' untuk senyawa

    'la#onoid adalh !. ; (South dkk, !->)

    8ilai R' dalam kisaran - senyawa alkaloid yang paling umum yaitu !.!=:

    !.G (3arbone.- "=) berdasarkan hal itu dan dilihat dari nilai R' yang didapat pada

    setiap noda 4L ekstrak daun pare menunjukkan bahwa kandungan yang paling

    banyak terdapat dalam daun pare adalah alkaloid.

    8oda pada 4L dengan lempeng 7 G!+ ;* dapat dilihat dengan menggunakan

    sinar ?@ ;* dan >GG. Penampakan noda pada ?@ >GG dan ?@ ;* disebabkan

    karena sinar ?@ berinteraksi dengan gugus kromo'or yang terikat oleh auksokrom

    yang terdapat pada noda tersebut. +luoresensi warna yang tampak pada lempeng

    merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron

    yang tereksitasi dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi dasar. Sedangkan

    penampakan noda setelah disemprot dengan reagen 3 S6 * -!B, karena kemampuan

    3 S6 * sebagai reduktor yang mampu merusak gugus kromo'or yang terdapat dalam

    noda sehingga panjang gelombangnya bergeser ke arah lebih panjang, hal inilah yang

    menyebabkan sehingga noda menjadi tampak oleh mata (Still et al , - =")

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    22/25

    BAB 7

    PENUTUP

    7.$ KESIMPULAN

    Skrining 'itokimia yang dilakukan pada ekstrak etanol daun pare ( Momordica

    charantia ) ditemukan memiliki kandungan senyawa 'la#onoid, saponin dan

    terpenoid. Pada uji 4L nilai R' pada noda ekstrak kasar tidak berbeda jauh dengan

    nilai R' pada noda 'raksinasi menggunaka etanol yakni !.=- dan !.==. Cni

    menunjukkan bahwa tingkat kepolaran dari ekstrak daun pare tidak berbeda jauh

    dengan tingkat kepolaran dari etanol.

    7." SARAN

    Sebaiknya dilanjutkan dengan penggunaan 4romtogra'i 4olom danspektro'otometri agar lebih memudahkan untuk mengidenti'ikasi kandungan yang

    terdapat pada daun pare ( M.charantia )

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    23/25

    DAFTAR PUSTAKA

    $dhianata, 3. !- . U8* A !* &*,*1 % . 9akarta 5 Pustaka%unda, pp 5 - G:->;.

    3oward &. - " . P+/0a/!ar B+/!- S+1*aa/ Farma * . 9akarta 5 Penerbit ?C Press, pp 5 G!;, G-G, G-=.

    9ohnson, /.L dan Ste#enson R. - -. Dasar romatografi Cair . %andung5 Cnstitut eknik %andung.

    4umalasari +atmawati, !-*. A !* S+m* 4,ar> 1a/N4/ 4,ar E !ra E!a/4, Da-/ B-/* ( Antidesma Bunius (L.) S r+/0)!+r a1a Escherichia Coli 1a/ Pseudomonas Aeruginosa S+/ *!*5 S+r!aB*4a-!40ra5*/ a. ?ni#ersitas 0uhammadiyah. Surakarta

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    24/25

    0arliana, SD. Suryanti, @. dan Suyono. !!;. S r*/*/0 F*!4 *m*a 1a/ A/a,* *Kr4ma!40ra5* La * T* * K4m 4/+/ K*m*a B-a La9- S*am (S+2 *-m

    +1-,+ &a2?. S=ar!@.) 1a,am E !ra E!a/4, . +0CP$ ?ni#ersitas Sebelas0aret (?8S) Surakarta. %io'armasi

    0elodita, R. !--. I1+/!*5* a * P+/1a -,-a/ S+/ a=a F*!4 *m*a 1a/ U8*A !*

  • 8/18/2019 Laporan Fitokima (Repaired)

    25/25

    SKEMA KER&A

    Daun Pare( Momordica charantia )

    ?ji Pendahuluan

    • Sortasi %asah• Sortasi 4ering

    Simplisia

    • 0aserasi dengan etanol =!B• /#aporasi

    /kstrak

    +la#onid$lkaloid

    /tanol 4loro'orm

    /kstrak &air : cair

    +raksinasi

    4LSaponin erpenoi