LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA “Larutan Methampyronum” Disusun oleh Pipih Latipah P17335113007 POLITEKNIK KESEHATAN FARMASI
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA
“Larutan Methampyronum”
Disusun oleh
Pipih Latipah
P17335113007
POLITEKNIK KESEHATAN FARMASI
2014
Larutan Methampyronum
I. TUJUAN PERCOBAAN
- Menentukan formulasi yang tepat dalam pembuatan
sediaan larutan Methampyronum
- Menentukan hasil evaluasi sediaan larutan
Methampyronum
II. PENDAHULUAN
Menurut FI IV, larutan adalah sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Sedangkan
menurut FI III, larutan adalah sediaan cair yang mengandung
bahan kimia terlarut. Larutan terjadi jika sebuah bahan padat
tercampur atau terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam
bahan cair. Penggolongan larutan berdasarkan cara
pemberiannya, yaitu :
- Larutan oral : sediaan cair yang dibuat untuk pemberian
oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa
pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau
campuran kosolven-air.
- Larutan topikal : larutan yang biasanya mengandung air,
tetapi seringkali mengandung pelarut lain seperti etanol untuk
penggunaan pada kulit, atau dalam larutan lidokain oral
topikal untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut.
Faktor-faktor yang memengaruhi larutan, yaitu :
-Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut
Molekul polar akan larut dalam media yang serupa yaitu
polar, sedangkan molekul nonpolar akan larut dalam mendia
nonpolar.
-Kosolvensi
Peristiwa terjadinya kenaikan kelarutan karena penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut.
-Sifat kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan
zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut.
-Temperatur
Zat padat apabila dipanaskan bertambah larut maka bersifat
endoterm. Namun, apabila zat padat dengan naiknya temperatur
tidak larut maka bersifat eksoterm.
-Salting out dan salting in
Salting out adalah penurunan kelarutan zat utama karena
adanya zat terlarut yang mempunyai kelarutan lebih besar
dibandingkan zat utama. Salting in adalah kenaikan kelarutan
zat utama karena adanya zat terlarut yang mempunyai kelarutan
lebih kecil dibandingkan zat utamanya.
-Pembentukan kompleks
Peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tidak larut
dan zat larut yang membentuk senya kompleks larut
-Hidrotopi
Peristiwa bertambahnya kelarutan suatu senyawa yang tidak
larut dengan penambahan suatu senyawa lain.
Pada praktikum ini, dilakukan pembuatan sirup larutan
methampyron untuk pemberian oral. Karena larutan pada umumnya
memberikan jaminan keseragaman dosis, dalam pembuatan mudah
diberi bahan tambahan lain, serta kerja awal obat lebih cepat
karena mudah diabsorpsi. Menurut FI III, Sirup adalah sediaan
cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa
(C12 H22 O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%,
kecuali dinyatakan lain. Sirup Methampyronum dibuat dari zat
aktif Methampyronum yang digunakan sebagai analgesik dan
antipiretik.
Methampyronum merupakan analgesik perifer karena tidak
mempengaruhi susunan saraf pusat. Semua analgesik perifer
memiliki khasiat sebagai antipiretik, yaitu menurunkan suhu
badan pada saat demam. Khasiatnya berdasarkan rangsangan
terhadap pusat pengatur kalor hipotalamus, mengakibatkan
vasodilatasi perifer di kulit dengan bertambahnya pengeluaran
kalor disertai keluarnya banyak keringat. Methampyron
merupakan golongan pirazolon. Efek samping semua derivat
pirazolon dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik,
dan trombositopenia.
Dosis methampyron yang digunakan adalah 120 mg / 5 ml dengan :
Dosis dewasa sehari 3-4 x 0,5 g – 4 g (Daftar obat-
obat penting)
Maka, 500 mg x 5 ml = 20, 83 ml ~ 20 ml
120 mg
Sehingga , dosis untuk dewasa 3-4x 20 ml
dosis untuk anak 3-4x 10 ml
III. FORMULASI
1. Methampyronum
Zat Aktif Methampyronum
Struktur
Rumus
molekul
C13H16N3NaO4S.H2O
(FI III, hal 369)
Titik
lebur
-
Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih
kekuningan.
(FI IV, hal 538)
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, larut dalam
alkohol
(Martindale, hal 49)
Stabilitas Penyimpanan dalam wadah tertutup baik
(FI III, hal 370)
Inkompabil Methampyron sering di kombinasi dengan
itas obat-obat lain antara lain dengan
aminofenazon. Obat ini dapat secara
mendadak dan tak terduga menimbulkan
kelainan darah yang ada kalanya fatal
karena bahaya agranulositas.
(Daftar obat-obat penting, hal 315)
Keterangan
lain
BM 351,37
(FI III, hal 369)
Penyimpana
n
Dalam wadah tertutup baik.
(FI III, hal 370)
Kadar
penggunaan
2,4 %
2. Sirupus simplex
Zat Sirupus simplex
Sinonim Sukrosa ; gula bit, gula tebu, α-D
glukopiranosil, β-D fruktofuranosid,
gula halus, sakarosa, gula.
(HOPE 6th, hal 703)
Struktur
(HOPE 6th, hal 703)
Rumus
molekul
C12H22O11 (HOPE 6th, hal
703)
Titik lebur 160 – 186oC (dengan dekomposisi)
(HOPE 6th, hal 703)
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna.
(FI III, hal 567)
Kelarutan Dalam air 1 : 0,5
1 : 0,2 dalam suhu 100OC
(HOPE 6th, hal 704)
Stabilitas Stabilitas baik pada suhu kamar dan pada
kelembaban yang rendah. Sukrosa akan
menyerap 1% kelembaban yang akan
melepaskan panas pada 90oC. Sukrosa akan
menjadi karamel pada suhu di atas 160oC.
Sukrosa yang encer dapat terdekomposisi
dengan keberadaan mikroba.
(HOPE 6th, hal 705)
Inkompabili
tas
Bubuk sukrosa dapat terkontaminasi
dengan adanya logam berat yang akan
berpengaruh terhadap zat aktif seperti
asam askorbat. Sukrosa dapat
terkontaminasi sulfit dari hasil
penyulingan. Dengan sulfit yang tinggi,
dapat terjadi perubahan warna pada
tablet yang tersalut gula. Selain itu,
sukrosa dapat bereaksi dengan tutup
aluminium.
(HOPE 6th, hal 705)
Keterangan
lain
BM 342,30
(HOPE 6th, hal 703)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, di tempat
sejuk.
(FI III, hal 567)
Kadar
penggunaan
25%
3. Propilenglikol
Zat Propilenglikol
Sinonim 1,2-dihidroksipropana , 2-hidroksipropanol
, metil etilen glikol, metil glikol,
propana 1,2-diol, propylenglycolum.
(HOPE 6th, hal 592)
Struktur CH3 – CHOH – CH2OH
(FI III, hal 534)
Rumus
molekul
C3H8O2
(FI III, hal 534)
Titik
lebur
-59OC
(HOPE 6th, hal 592)
Pemerian Cairan kental, jernih, tidak berwarna,
tidak berbau ; rasa agak manis,
higroskopik.
(FI III, hal 534)
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
(95%) dan dengan kloroform ; larut dalam 6
bagian eter ; tidak dapat bercampur dengan
eter minyak tanah P dan dengan minyak
lemak.
(FI III, hal 534)
Stabilitas Pada suhu dingin, propilenglikol stabil
dalam wadah yang tertutup. Tetapi, pada
suhu tinggi, ditempat terbuka cenderung
untuk mengoksidasi.
(HOPE 6th, hal 592)
Inkompabil
itas
Propilenglikol tidak kompatible dengan
reagen pengoksidasi seperti Kalium
permanganat.
(HOPE 6th, hal 593)
Keterangan
lain
BM 76,10
(FI III, hal 534)
Penyimpana
n
Dalam wadah tertutup baik.
(FI III, hal 534)
Kadar
penggunaan
20%
4. Aquadestilata
Zat Aquadestilata
Sinonim Air suling
(FI III, hal 96)
Struktur -
Rumus
molekul
H2O
(FI III, hal 96)
Titik
lebur
0OC
(HOPE 6th, hal 766)
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa.
(FI III, hal 96)
Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar
lainnya.
(HOPE 6th, hal 766)
Stabilitas Stabil pada semua keadaan fisik (padat,
cair, gas)
(HOPE 6th, hal 766)
Inkompabil
itas
Air dapat bereaksi dengan obat dan
berbagai eksipien yang rentan akan
hidrolisis (terjadi dekomposisi jika
terdapat kelembapan) pada peningkatan
temperatur. Air bereaksi cepat dengan
logam alkali dan bereaksi cepat dengan
logam alkali tanah. Air juga bisa
bereaksi dengan garam anhidrat menjadi
bentuk hidrat.
(HOPE 6th, hal 768)
Keterangan
lain
BM 18,02
(HOPE 6th, hal 766)
Penyimpana
n
Dalam wadah tertutup baik.
(FI III, hal 96)
Kadar
penggunaan
-
5. Pasta orange
Zat Pasta orange
Sinonim -
Struktur -
Rumus
molekul
-
Titik
lebur
-
Pemerian Larutan berwarna orange terang.
Kelarutan -
Stabilitas -
Inkompabil
itas
-
Keterangan
lain
Kegunaan : perasa dan pewarna.
Penyimpana
n
-
Kadar
penggunaan
-
IV. PERMASALAHAN FARMASETIK DAN PENYELESAIAN
No
.
Permasalahan Penyelesaian
1 Zat aktif terasa pahit Ditambahakan sirupus
simplex sebagai pemanis2 Sediaan dibuat
multidoses
Penambahan
propilenglikol sebagai
pengental sekaligus
pengawet agar
menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.3 Sediaan dibuat untuk
anak-anak
Penambahan perasa dan
pewarna orange agar
sediaan lebih menarik.4 Jika sediaan dibuat
untuk 60 ml dengan
pemakaian sesuai dosis
3-4 x 10 ml, maka hanya
cukup untuk dikonsumsi
± 2 hari.
Sediaan dibuat untuk 90
ml.
V. PENDEKATAN FORMULA
No
.
Nama Bahan Jumlah Kegunaan
1 Methampyron 2,4% Zat aktif2 Sirupus simplex 25% Pemanis3 Propilenglikol 20% Pengawet, pengental4 Pasta orange 10 gtt Perasa, pewarna5 Aquadest Ad 500
ml
Pelarut
VI. PENIMBANGAN
Penimbangan
Dibuat sediaan 5 botol (@ 92 ml) = 460 ml
No
.
Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang
1 Methampyronum 120 mg x 500 ml = 12.000
mg = 12 gram
5 ml2 Sirupus simplex 25 gram x 500 ml = 125 gram
100 ml3 Propilenglikol 20 gram x 500 ml = 100 gram
100 ml4 Pasta orange 10 gtt5 Aquadest Ad 500 ml
VII. PROSEDUR PEMBUATAN
Kalibrasi
- Kalibrasi beakerglass 500 ml
1. Bersihkan beakerglass dengan air kran, kemudian bersihkan
dengan aquadest.
2. Masukan aquadest sebanyak 500 ml pada gelas ukur,
tuangkan air aquadest tersebut pada beakerglass.
3. Tandai batas kalibrasi, aquadest yang ada dalam
beakerglass dibuang dan keringkan beakerglass.
Beakerglass siap dipakai.
- Kalibrasi botol
1. Bersihkan botol dengan air kran, kemudian bersihkan
dengan aquadest.
2. Masukan aquadest sebanyak 92 ml pada gelas ukur, tuangkan
aquadest tersebut pada wadah botol.
3. Tandai batas kalibrasi, aquadest yang ada dalam botol
dibuang dan keringkan. Botol siap dipakai.
Pembuatan sediaan
1. Timbang methampyronum 12 gr, larutkan dengan 18 ml
aquadest dalam erlenmeyer, aduk ad larut. Masukan dalam
beakerglass I.
2. Bilas erlenmeyer sebanyak 3x menggunakan aquadest.
3. Timbang sirupus simplex 125 gr dengan menggunakan cawan
porselen. Masukan dalam beakerglass I.
4. Bilas cawan porselen sebanyak 3x menggunakan aquadest.
5. Aduk kedua bahan ad homogen
6. Timbang propilenglikol 100 gr dengan menggunakan cawan
porselen. Masukan dalam beakerglass II
7. Bilas cawan porselen sebanyak 3x menggunakan aquadest
8. Encerkan propilenglikol menggunakan aquadest, aduk ad
campur. Masukan dalam beakerglass I
9. Bialas beakerglass II sebanyak 3x menggunakan aquadest.
10. Aduk semua bahan ad homogen.
11. Tambahkan pasta orange (yang sudah diencerkan
sebelumnya) secukupnya dalam beakerglass I. Aduk ad homogen.
12. Tambahkan aquadest hingga batas kalibrasi, aduk ad
homogen.
13. Masukan larutan ke dalam masing-masing botol yang telah
di kalibrasi.
14. Kemas, beri etiket, dan label.
VIII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN
No Jenis
evaluasi
Prinsip
evaluasi
Jumla
h
sampe
l
Hasil
pengamatanSyarat
1
Uji
volume
terpindah
kan
Larutan di
pindahkan ke
dalam gelas
ukur untuk
di hitung
volume
sediaan.
4
botol
1 botol 91
ml
3 botol 92
ml
Volume
yang
terpindahk
an tidak
boleh
kurang
dari 100%
volume
yang
diinginkan
.
2Uji pH
Perhitungan
nilai pH
berdasarkan
kertas pH.
4
botol
Semua
nilai pH
pada 4
botol
tersebut
adalah 6.
Keseragama
n niali pH
dalam
setiap
botol
sediaan.
3
Uji
kejerniha
n
Pemeriksaan
visual
meliputi
pengamatan
terhadap
kejernihan
campuran
larutan.
4
botol
Terdapat 2
botol
sediaan
yang kotor
Tidak
terbentuk
endapan
dan
pertumbuha
n mikroba.
4
Organolep
tika
Pemeriksaan
rasa, bau,
dan warna.
4
botol
Rasa =
kurang
baik
Bau =
kurang
baik
Warna =
baik
Rasa, bau,
dan warna
tetap
stabil
sesuai
awal
pembuatan.
IX. PEMBAHASAN
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat kimia yang terlarut. Larutan oral adalah sediaan
cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau
lebih zat dengan atau tanpa pengaroma, pemanis, atau
pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air. .
Larutan oral yang mengandung sukrosa dengan kadar tinggi,
dinyatakan sebagai sirup. Sirup adalah larutan oral yang
mengandung Sukrosa atau gula yang berkadar tinggi, kadar
sukrosa dalam sirup adalah tidak kurang dari 64% dan
tidak lebih dari 66 %, kecuali dinyatakan lain. Selain
Sukrosa dan gula lain, pada larutan oral ini dapat
ditambahkan senyawa poliol seperti sorbitol dan gliserin
untuk menghambat penghabluran dan mengubah kelarutan, rasa
dan sifat lain zat pembawa. Umumnya juga ditambahkan zat
antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur dan
ragi.
Pada percobaan ini, dibuat larutan sirup
Methampyronum sebagai larutan oral untuk anak-anak yang
dibuat dari zat aktif Methampyronum. Apabila larutan hanya
dibuat dari bahan aktif yang terlarut dalam pelarut air,
maka sediaan akan terasa pahit, tidak terlihat menarik, dan
banyak mengandung mikroba. Untuk itu, pada pembuatan sirup
Methampyronum ini dibuat dari bahan aktif Methampyronum
2,4% dan bahan tambahan lain dengan sirupus simplex 25%,
propilenglikol 20% , pasta orange 10 tetes dan aquadest
sampai tanda batas kalibrasi 500 ml.
Penambahan sirupus simplex sebanyak 25% kedalam
sediaan yaitu untuk mengurangi rasa pahit. Pada percobaan
ini, dipilih sirupus simplex sebagai pemanis karena mudah
larut dalam air, memiliki stabilitas yang baik pada suhu
kamar dan pada kelembaban yang rendah.
Sirup merupakan sediaan yang mudah sekali ditumbuhi
oleh bakteri dan jamur karena penggunaan pembawa air
didalamnya dan juga pada pembuatan sediaan ini dipakai
sirupus simplex sebagai pemanis yang umumnya bahan pemanis
ini mudah sekali ditumbuhi oleh mikroba. Oleh karena itu,
dalam pembuatan sediaan ditambahkan propilenglikol 20%
sebagai pengawet sekaligus pengental.
Tidak hanya sirupus simplex dan propilenglikol sebagai
formulasi tambahan, pasta orange sebagai perasa dan pewarna
perlu ditambahakan kedalam sediaan. Hal ini di maksudkan
untuk memperbaiki tampilan sirup agar lebih menarik dan
disukai oleh anak-anak sebagai konsumen yang dituju,
sementara perasa untuk menutupi rasa pahit dan membuat rasa
yang lebih enak dan disukai anak-anak.
Dalam pengisian larutan kedalam botol diperlukan
tambahan 2-3% dari volume yang di inginkan. Jika volume yang
diinginkan adalah 90,0 ml, maka volume total yang di isikan
kedalam botol adalah 92,0 ml.
Setelah sediaan jadi, maka dilakukan evaluasi sediaan
berupa organoleptik yaitu pemeriksaan bau, rasa, warna, dan
juga di lakukan uji stabilitas. Hal itu dilakukan untuk
melihat tanda – tanda ada tidaknya pertumbuhan mikroba dalam
sediaan, kestabilan kadar pH , serta adanya perubaan warna,
bau dan rasa.
X. KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah
sebagai berikut.
No
.
Nama Bahan Jumlah Kegunaan
1 Methampyronum 2,4% Zat aktif2 Sirupus simplex 25% Pemanis3 Propilenglikol 20% Pengawet, pengental4 Pasta orange 10 gtt Pewarna dan perasa5 Aquadestilata Ad 500
ml
Pelarut
Menurut hasil evaluasi, sediaan sirup methampyron setelah
penyimpanan dalam waktu 4 hari, yaitu :
- Rasa dan bau kurang baik, namun warna tetap baik.
- Terdapat 2 botol sediaan yang kotor.
- Kestabilan pH pada setiap botol sediaan stabil yaitu
6.
- Uji volume terpindahkan pada 3 botol sediaan 92 ml,
namun 1 botol 91 ml.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope
Indonesia edisi III, Jakarta: Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope
Indonesia edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan.
Rowe, Raymond C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th
ed, London: Pharmaceutical Press.
Syamsuni, A. 2007.IlmuResep. Jakarta: EGC.
Widodo, Hendra. 2013. Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker,
Yogyakarta: D-Medika.