Laporan Praktikum Penentuan Sifat Keasaman dan Kebasaan Larutan |1 Laporan Praktikum Penentuan Sifat Keasaman Dan Kebasaan Larutan I. Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan sifat keasaman dan kebasaan larutan asam, basa, dan garam dengan menggunakan indikator asam- basa, menentukan harga pH larutan asam, basa dan garam dengan menggunakan indikator universal, menentukan pengaruh konsentrasi terhadap harga pH larutan. II. Tinjauan Pustaka Pada tahun 1887 S. Arrhenius mengajukan suatu teori yang menyatakan bahwa apabila suatu elektrolit melarut, sebagian dari elektrolit ini terurai menjadi partikel negative yang disebut ion. Teori ini berhasil menjelaskan beberapa hal misalnya elektrolisis dan hantaran elektrolit. Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang dalam air melepaskan ion H + , sedangkan basa merupakan zat yang dalam air melepaskan ion OH - . Jadi, menurut Arrhenius, pembawa sifat asam adalah ion H + , sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH - . Jika asam Arrhenius dirumuskan denga H x A, di dalam air asam itu akan mengalami ionisasi sebagai berikut. H x A(aq) xH + (aq)+ A X- (aq) Basa Arrhenius merupakan hidroksida logam, M(OH) x , yang di dalam air membebaskan ion hidroksida (OH - ) sesuai dengan persamaan reaksi berikut M(OH) x (aq)M x+ (aq) + x OH - (aq) Deybe dan Huckel (1923) dan onsager (1927) merevisi teori ion yang telah disajikan Arrhenius. Menurut mereka elektrolit kuat selalu terurai sempurna menjadi ion. Sebelum W. Ostwald dan Arrhenius menjelaskan penguraian elektrolit, orang telah berusaha mendefenisikan asam dan basa. Rasa masam dan pengauh terhadap zat warna tumbuh-tumbuhan, merupakan
18
Embed
Laporan Praktikum Alkalimetri · PDF filekebasaan larutan asam, basa, ... blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-kimia-asam-basa ... Sifat Keasaman dan Kebasaan Larutan |9 IV. Hasil
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Praktikum Penentuan Sifat Keasaman dan Kebasaan Larutan |1
Laporan Praktikum
Penentuan Sifat Keasaman Dan Kebasaan Larutan
I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan sifat keasaman dan
kebasaan larutan asam, basa, dan garam dengan menggunakan indikator asam-
basa, menentukan harga pH larutan asam, basa dan garam dengan
menggunakan indikator universal, menentukan pengaruh konsentrasi terhadap
harga pH larutan.
II. Tinjauan Pustaka
Pada tahun 1887 S. Arrhenius mengajukan suatu teori yang
menyatakan bahwa apabila suatu elektrolit melarut, sebagian dari elektrolit ini
terurai menjadi partikel negative yang disebut ion. Teori ini berhasil
menjelaskan beberapa hal misalnya elektrolisis dan hantaran elektrolit.
Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang dalam air melepaskan
ion H+, sedangkan basa merupakan zat yang dalam air melepaskan ion OH
-.
Jadi, menurut Arrhenius, pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan
pembawa sifat basa adalah ion OH-. Jika asam Arrhenius dirumuskan denga
HxA, di dalam air asam itu akan mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxA(aq) xH+(aq)+ A
X-(aq)
Basa Arrhenius merupakan hidroksida logam, M(OH)x, yang di dalam air
membebaskan ion hidroksida (OH-) sesuai dengan persamaan reaksi berikut
M(OH)x(aq)Mx+
(aq) + x OH-(aq)
Deybe dan Huckel (1923) dan onsager (1927) merevisi teori ion yang
telah disajikan Arrhenius. Menurut mereka elektrolit kuat selalu terurai
sempurna menjadi ion. Sebelum W. Ostwald dan Arrhenius menjelaskan
penguraian elektrolit, orang telah berusaha mendefenisikan asam dan basa.
Rasa masam dan pengauh terhadap zat warna tumbuh-tumbuhan, merupakan
Laporan Praktikum Penentuan Sifat Keasaman dan Kebasaan Larutan |2
sifat asam. Sifat yang dimiliki sabun adalah alkali. Akhirnya orang
menggunakan istilah basa sebagai pengganti alkali yang sifatnya berlawanan
dengan asam. Basa didefenisikan sebagai zat yang dapat bereaksi dengan asam
membentuk garam (Achmad, 1996, hal: 97).
Asam dan basa didefenisikan oleh ahli kimia berabad-abad yang lalu
dalam sifat-sifat larutan air mereka. Dalam pengertian ini suatu zat yang
larutan airnya berasa asam, memerahkan lakmus biru, bereaksi dengan logam
aktif untuk membentuk hidrogen, dan menetralkan basa. Dengan mengikuti
pola yang serupa, suatu basa didefenisikan sebagai zat yang larutan airnya
berasa pahit, melarutkan lakmus merah trasa licin sabun, dan menetralkan
(Achmad, 1996, hal: 97).
Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam, basa, atau netral. Kita
dapat menentukan apakah zat atau senyawa tersebut asam, basa atau netral
dengan menggunakan indikator. Indikator ini dapat berupa indikator universal
atau lakmus biru, lakmus merah yang dimuat di laboratorium, atau juga dapat
menggunakan indikator asam basa dengan bahan dari alam, seperti bunga
kembang sepatu, bunga bogenuil, bunga mawar, kunyit dan sebagainya. Zat
warna dari bahan – bahan tersebut memberi warna yang berbeda dalam
larutan asam, basa, maupun netral.(Ripani.2009.Asam Basa)
Teori asam basa menurut Archenius, ialah : Asam adalah senyawa
yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+. Dan basa adalah senyawa
yang dalam larutannya menghasilkan ion OH-.
Menurut Brousted-Lowry, asam adalah proton donor, sedangkan basa adalah
proton acceptor. Contoh :
1) HAc(aq) + H2O(l) << H3O(aq) + Ac (aq)
Asam 1 Basa 2 Asam -2 Basa -1
HAc dengan Ac merupakan pasangan asam basa konjugasi.
H3O dengan H2O merupakan pasangan asam basa konjugasi.
2) H2O(l) + NH3(aq) << NH4 (aq) + OH (aq)
Asam -1 Basa -2 Asam -2 Basa -1
Laporan Praktikum Penentuan Sifat Keasaman dan Kebasaan Larutan |3
H2O dengan OH merupakan pasangan asam basa konyugasi.
NH4 dengan NH3 merupakan pasangan asam basa konyugasi.
Pada kedua contoh diatas, terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai
asam (proton donor), dan zat/ion/spesi dapat bersifat amfiprotik (basa).
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat atau senyawa
tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukkan nilai pH-nya.
(Brandy, TE-Putjamaka & Sumina.1994.Kimia Universitas Asas dan
Struktur.Jakarta)
Indikator buatan untuk mengidentifikasi asam, basa, dan garam, antara
lain kertas lakmus, kertas indikator, bahan indikator, dan pH meter.
Bagaimana kertas lakmus dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa,
dan garam? Kertas lakmus ada dua jenis yaitu kertas lakmus merah dan kertas
lakmus biru. Kertas lakmus merah jika dicelupkan dalam larutan asam maka
akan tetap berwarna merah begitu juga jika dicelupkan dalam larutan netral
atau garam. Akan tetapi kertas lakmus merah akan berwarna biru jika
dicelupkan dalam larutan basa. Adapun kertas lakmus biru akan berwarna
merah jika celupkan dalam larutan asam, tetapi akan tetap berwarna biru jika
dicelupkan dalam larutan basa atau netral.
Jadi larutan asam memerahkan kertas lakmus biru dan larutan basa
membirukan kertas lakmus merah. Kertas lakmus merah dan biru tidak akan
berubah warna dalam larutan netral atau garam. Selain kertas lakmus kita juga
dapat menggunakan indikator buatan yang lain seperti ditunjukkan pada Tabel