Top Banner

of 19

lap tutor blok 13 modul 4.docx

Jun 02, 2018

Download

Documents

mentaaripuspita
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    1/19

    LAPORAN TUTORIAL BLOK 13

    MODUL 4

    LESI PUTIH DAN LESI BUKAN PUTIH

    KELOMPOK 1

    Tutor : Drg. Surya Nelis, Sp.PM

    Ketua : Annisa Rahmi Mulyati

    Sekretaris 1 : Mentari Puspita Anwar

    Sekretaris 2 : Fayruza Muharammi

    Anggota:

    Miftahul Jannah

    Hestia Warti

    Annesha Metly

    Annisa Ibifadhila

    Dhira Pratiwi

    Chaira Maulida

    Athika Kharunnisa

    Fakultas Kedokteran Gigi

    Universitas Andalas

    2014

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    2/19

    A. Terminologi

    1. Eritematus : proses terjadinya warna kemerahan karena atropi epitel atau

    peningkatan vaskularisasi

    2. Wickham Striae : garis-garis halus berwarna putih atau abu-abu yang dapat

    terlihat di permukaan atau bagian tepi papula dan plak dengan bagian atas

    yang rata, atau garis putih yang berbentuk anyaman atau jala.

    3. Lesi pigmentasi : pada mukosa oral terjadinya variasi dan dapat disebabkan

    substansi endogen dari dalam tubuh atau eksogen dari luar tubuh.

    B. Identifikasi Masalah1. Apa saja diagnosis banding yang di dapat dari skenario ?

    2. Apa sebenarnya diagnosa yang tepat untuk masalah diskenario ?

    3. Apa hubungan restorasi amalgam yang pecah dengan lesi eritematus di

    mukosa ?

    4. Penanganan apa yang tepat untuk kasus diskenario ?

    5. Kenapa ada lesi yang bisa diseka dan tidak ? apa yang terjadi jika lesi diseka

    ?

    6. Apa penyebab lesi putih-merah-biru dan pigmentasi

    7. Apa beda lesi yang merupakan variasi normal, patologis dan premalignant ?

    8. Apa contoh lesi variasi normal, pathologis dan premalignant ?

    9. Apa contoh lesi pigmentasi ?

    C. Analisa Masalah

    1. Diagnosis Banding lesi diskenario

    Oral Lichen Planus

    Karena penyebabnya bisa karena restorasi amalgam, wickham striae,

    alergi ( delay hipersensitivity )

    LCR

    Biasa muncul di mukosa bukal dekat restorasi

    Leukoplakia

    Luka terasa perih, panas, kasar

    Dipengaruhi kimia dan suhu (amalgam )

    Lupus eritematus

    Banyak terjadi pada wanita

    Ditemukan Wickham Striae

    Menyerang usia reproduktif.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    3/19

    2. Diagnosa tepat untuk kasus diskenario :

    Daftar Masalah :

    Luka pada mukosa bukal kanan pada regio 1.5 dan 1.7

    Lesi ulseratif dan daerah eritematus yang ireguler ( 2.5 x 1.5 cm )Terdapat wickham striae

    Luka terasa perih , panas, dan kasar (simptom )

    OH buruk

    Restorasi amalgam yang pecah pada gigi 1.6

    Pasien wanita berumur 32 tahun

    Luka sudah berlangsung selama 2 minggu.

    Klasifikasi berdasarkan lesi :

    Lesi putih : Wickham Striae

    Lesi merah : adanya eritematus

    Lesi kehilangan integritas : karena terjadi ulserasi

    Diagnosa : LCR

    Berdasarkan lesi , bentuknya irreguler, lesi iretematus, wickham striae,

    restorasi amalgam pecah.

    3. Hubungan restorasi amalgam yang pecah dengan lesi eritematus :

    Jika restorasi amalgam pecah, bagian yang pecah akan melukai

    mukosa ( traumatik ) nantinya akan terjadi eritema.

    Merkuri pada amalgam terpapar pada mukosa maka terjadi

    hipersensitivity , dan terjadi peningkatan vaskularisasi

    4. Penanganan yang tepat untuk kasus diskenario :

    Membongkar dan mengganti tambalan

    Pemberian steroid untuk masalah kalainan imun

    Karena OH buruk , maka diperbaiki dulu OH pasien.

    5. Kenapa lesi bisa di seka :

    Karena ada lesi yang terdiri dari debris makanya bisa disejka, kalo

    terdiri dari keratosis maka tidak bisa diseka

    Contoh lesi yang bisa diseka : leukoplakia

    6. Penyebab lesi putih :

    Perubahan pada epitel

    Materi superficial

    Perubahan pada subepitelPenyebab lesi pigmentasi

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    4/19

    Karakter ras

    Reaksi protektif jaringan terhadap sinar aktif

    Manifestasi dari jaringan sistemik

    Neoplasma

    Timbulnya hemoglobin Adanya amalgam atau debu masuk ke luka

    Pemakaian obat anti mikroba spektrum luas

    Pengaruh logam berat : obat tetes

    Merokok

    Penyebab lesi merah

    Peningkatan vaskularisasi

    Atropi

    7. Lesi variasi normal Adanya kelainan tapi tidak menyebabkan sakit dan tidak merugikan

    atau merusak jaringan , kebanyakan orang mempunyai

    Lesi patologis

    Menyebabkan sakit, merasakan simptom atau tidak, mengganggu

    fungsi dan merusak jaringan

    Lesi premalignant

    Ada efek terhadap pengobatan Sel tidak terjadi apoptosis sehingga menjadi keganasan

    8. Lesi variasi normal

    Leukodema

    Fordyce granul

    Linea alba

    Fisure tonge

    Lingual varikositis

    Lesi patologis

    Lesi merah putih

    Lesi kehilangan integritas

    Lesi pembesaran jaringan lunak

    Lesi premalignant

    Eritroplakia

    Leukoplakia

    Lichen planus

    DLE

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    5/19

    9. Contoh lesi pigmentasi :

    Mukositis

    D. SKEMA

    Wickham Striae dan daerah eritematus :

    lesi merah-putih

    Lesi ulserasi : lesi kehilangan integritas

    Lesi sudah 2 minggu

    Insidensi pada usia 32 tahun

    PEMERIKSAAN KLINIS

    Lesi ulseratif dan daerah

    eritematus pada mukosa bukal

    kanan regio 1.5 dan 1.7

    Bentuk iregular, ukuran 2,5 x 1,5

    cm

    Terdapat Wickham Striae

    Restorasi amalgam yang pecah

    pada gigi 1.6

    ANAMNESA :

    Wanita 32 tahun

    Luka pada pipi bagian dalam

    sejak 2 minggu Terasa perih , panas dan kasar

    OH buruk

    DIAGNOSIS BANDING

    LCR

    OLP

    Lupus Eritematosus

    PERBANDINGAN KASUS

    Lesi putih-merah biru

    Lesi pigmentasi

    Lesi variasi normal

    Lesi premalignant

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    6/19

    E. Memformulasikan Tujuan Pembelajaran

    1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan lesi variasi normal2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan lesi putih-merah

    3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan lesi pigmentasi

    4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan lesi premalignant

    F. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain

    G. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh

    1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan lesi variasi normal

    a. Leukodema

    Perubahan permukaan mukosa yang berwarna abu-abu

    Insiden :

    Cendrung meningkat bersamaan dengan pertambahan usia

    Ditemukan pada 50% anak-anak Afrika Amerika dan 92% pada orang dewasaAfrika Amerika

    Lokasi :

    Mukosa labial, palatum lunak dan dasar mulut ( jarang terjadi )

    Gambaran klinis :

    Leukodema biasanya pucat dan bilateral

    Pada pemeriksaan menunjukan adanya garis putih halus serta keriput

    Pada kasus berat dan sudah lama dapat terlihat lipatan jaringan yang salingmenumpuk.

    Diagnosis lesi ini dilakukan dengan meregangkan mukosa yang

    menyebabkan warna putih secara signifikan hilang tapi dengan mengusap

    lesi saja tidak akan menghilangkan warna putih pada lesi.

    Etiologi

    Penonjolan lesi berhubungan dengan derajat pigmentasi melanin dibawahnya

    Tingkat kebersihan mulut yang kurang

    Kebiasaan merokok

    Leukodema paling sering terjadi dalam kelompok usia 15-35 tahun.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    7/19

    Pria terserang 2x lebih banyak daripada wanita karena berhubungan dengan

    penggunaan tembakau.

    b. Fordyce Granule

    Adanya kelenjar sabasae yang ditemukan dalam mukosa mulut.

    Mukosa mulut biasanya mengandung banyak sekali glandula sabasea

    tubuloacinar yang kecil atau besar, khususnya didaerah bibir dan mukosa

    bukal, akan tetapi kadang juga dijumpai didaerah palatum, gingiva dan lidah.

    Insiden :

    Keadaan lesi ini terhadi 80%-95% dari populasi dewasa dan juga anak

    Keadaan ini merupakan suatu kelenjar adrenal mukosa mulut yang normal.

    Frekuensinya bervariasi sesuai dengan usia dan antara individu satu dengan

    yang lain berbeda.

    Keadaan tersebut jarang yang dijumpai mengalami perubahan histopatologis.

    Gambaran klinis :

    Terdiri dari kelenjar sabasea individual yang mempunyai diameter 1- 2 mm

    Papula yang sedikit menonjol

    Berwarna putih seperti krim atau kuning

    Lesi biasanya multipelMembentuk kelompok, plak atau bercak.

    Kelompok yang membesar dapat terasa jika diraba.

    Etiologi :

    Granul fordyce muncul dari kelenjar sabasea yang waktu embrio terjebak

    selama penggabungan prosesus maksila dan mandibula.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    8/19

    c. White Sponge Nervous

    Kondisi ini diturunkan dan ditandai oleh munculnya plak berbentuk seperti

    spons, berlipat, berwarna putih dan tidak bergejala.

    Gambaran klinis

    Mempunyai pola gelombang simetris

    Ukuran lesi bervariasi

    Menunjukan parakeratosis yang menonjol

    Penebalan dan hilangnya lapisan spinosom

    Adanya anyaman perinuklear pada tonofilamen keratin

    Lokasi

    Mukosa bukal pada kedua sisi

    Mukosa labial

    Lingis alveolar

    Dasar mulut

    Tidak mengenai tepi gingiva dan dorsum lidah

    Etiologi

    Keadaan ini muncul pada saat lahir atau diawal masa kanak-kanakTetap ada seumur hidup

    Oleh karena lesi ini diturunkan secara autosomal dominan, pada umumnya

    keadaan ini dapat terjadi pada beberapa anggota keluarga sekaligus.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    9/19

    d. Linea Alba Temuan intraoral yang umum terjadi, tampak berupa garis gelombang putih

    yang menonjol dengan panjang bervariasi an terletak mencolok pada garis

    oklusi di mukosa bukal.

    Umumnya garis putih yang tidak bergejala ini mempunyai lebar 1-2 mm

    dan meluas horizontal dari molar kedua sampai ke regio caninus mukosa

    bukal, berakhir pada kalikulus angularis.

    Lesi paling sering ditemukan bilateral dan tidak bisa dihilangkan dengan

    digosok, lesi berkembang sebagai respon terhadap aktivitas gesekan gigi-gigi

    yang mengakibatkan epitel menjadi menebal ( hiperkeratonik). Kondisi ini sering dihubungkan dengan lidah krenasi dan dapat merupakan

    tanda dari tekanan, bruksisme, cleanching, atau trauma mengisap.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    10/19

    e. Lidah geografik

    Kondisi peradangan jinak yang ditandai oleh bercak-bercak tidak teratur

    yang khususnya berada pada dorsum lidah.

    Pola bercak tidak teratur membuat permukaan lidah tampak menyerupaipeta sehingga disebut geografik. Keadaan ini terjadi pada 1%populasi ,

    wanita dan dewasa muda paling sering terkena.

    Penyebabnya tidak diketahui, tetapi strees, difisiensi nutrisi dan faktor

    hormonal serta herediter ikut berperan disini. Kondisi ini secara klasik terjadi

    pada permukaan dorsum dan lateral dari dua pertiga anterior lidah,

    melibatkan hanya papila filiformis, sedangkan papila fungiformis tetap utuh.

    Lidah geografik terbagi dalam tiga pola :

    a. Daerah bercak karena papila filiformis mengalami deskuamasi

    b. Daerah bercak deskuamasi yang dikelilingi oleh tepi berwarna putih

    menonjol dan berbentuk seperti cincin.

    c. Daerah bercak papila filiformis yang mengalami deskuamasi dibatasi oleh

    pita eritema akibat peradangan.

    Kondisi ini dapat muncul mendadak dan berlangsung selama berbulan-

    bulan atau bertahun-tahun. Remisi spontan dan rekurensi merupakan hal

    yang umum terjadi.

    f. Lidah berfisura

    Kondisi yang relatif umum terjadi yang tampak berupa alur-alur atau fisura

    linear pada dorsum lidah.

    Pada anak-anak sering berhubungan dengan kelainan yang diturunkandan

    merupakan komponen dari sindrom Melkersson-Rosenthal. Pada orang

    dewasa umumnya berhubungan dengan xerostomia.

    Beberapa obat terapeutik terutama agen anti depresi, antihistamin,

    antihipertensi, dan obat jantung, dekongestan, obat penyekat ganglionik,

    serta penerang-menimbulkan xerostomia dan lidah berfisura.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    11/19

    Lidah berfisura dapat mempunyai penampilan yang bervariasi. Pada

    beberapa keadaan tampak alur yang mencolok di garis tengah dan beberapa

    alur lateral yang bercabang-cabang.

    Pada keadaan lain tampak adanya alur multipel, kedalaman 2-5mm dan

    lebar bervariasi, yang semakin menyempit mendekati bagian tepi. Terdapat pulau-pulau papila diantara fisura, yang dapat terlihat kering,

    atrofik atau geografik. Sebagian besar pasien tidak bergejala, meskipun

    beberapa diantaranya melaporkan adanya rasa tidak nyaman ringan atau

    rasa terbakar.

    Kondisi ini jinak dan tidak membutuhkan pengobatan. Meskipun demikian,

    pasien harus didorong untuk menyikat daerah yang terkena guna

    meminimalkan akumulasi sisa makanan dan bakteri

    2. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan lesi merah-putih

    a. Hairy Leukoplakia

    Hairy leukoplakia adalah kelainan yang ditandai oleh lesi yang menonjol ,

    berwarna putih, berkelok-kelok paa tepi lateral lidah.

    Keadaan ini disebabkan oleh replikasi virus Epstein-Bar didalam sel epitel

    yang terkena. Lesi ini tampak hampir ekskluif pada pasien yang terinfeksihuman immunodeficiency virus (HIV) atau penderita imunosupresi akibat

    obat-obatan yang diminum untuk transplantasi organ atau penyakit sistemik.

    Lesi putih terutama terletak pada tepi lateral lidah, tetapi dapat meluas

    sampai menutup permukaan dorsal dan ventral, serta telah terdokumentasi

    adanya lesi yang melibatkan mukosa palatum dan bukal.

    Hairy leukoplakia dinamakan demikian karena pada gambaran histologis

    tampak pengelupasan permukaan parakeratotik yang tampak seperti rambut.

    Organisme candida albicans sering dihubungkan dengan lesi ini.

    Lesi tahap awal mempunyai lipatan putih pucat dan merah muda normal

    didekatnya yang menghasilkan pita bergerigi putih yang berjalan arah vertikal.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    12/19

    Pita ini pada akhirnya bergabung membentuk plak putih yang besar atau

    bercak putih tebal dan luas.

    Lesi yang besar biasanya tidak bergejala, mempunyai tepi pembatas yang

    tidak jelas, dan tidak bisa dihilangkan, dengan digosok. Lesi umunya

    ditemukan billateral meski bia ditemukan lesi unilateral. Agen antivirus yang memblokir atau membatasi replikasi virus epstein bar

    dapat bermanfaat mengurangi ukuran atau bahkan menghilangkan lesi .

    terapi yang mengembalikankesehatan imun juga dapat menyembuhkan lesi

    ini.

    b. Kandidiasis Pseudomembranosa ( thrush )

    Kandidiasin pseudomembranosa adalah infeksi oportunistik yang disebabkan

    oleh pertumbuhan jamur permukaan , candida albicans yang berlebihan.

    Infeksi ini tampak seperti plak mukosa yang luas, seperti beludru, berwarna

    putih, dan tidak nyeri sampai lesi ini dikerok sehingga meninggalkan

    permukaan yang merah, kasar, atau berdarah.

    Organisme ini memang ada di rongga mulut, saluran pencernaan, dan vagina.Bayi yang ibunya terinfeksi thrush di vaginanya pada saat melahirkan dan

    orang dewasa yang mengalami perubahan mikroflora normal karena

    pemakaian antibiotik, steroid, atau perubahan sistemik seperti diabetes,

    immunodefisiensi, atau kemoterapi, paling sering terkena keadaan ini.

    Tidak ada predileksi rasa maupun jenis kelamin. Kandidiasis

    pseudomembranosa biasanya ditemukan pada mukosa bukal, lidah dan

    palatum lunak. Pada pasien penderita asma yang memakai inhaler steroid,

    polanya tampak berupa bercak bundar atau oval berwarna putih kemerahan

    pada daerah berkontaknya aerosol dengan palatum.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    13/19

    Diagnosis ditentukan melalu pemeriksaan klinis, biakan jamur, atau

    pemeriksaan mikroskop langsung dari kerokanjaringan, hapusan sitologi yang

    diberi kalsium hidroksida, pewarna gram atau acid-schiff periodic (PAS) dapat

    menunjukan pertumbuhan organisme dengan cabang-cabang pseudohifa.

    Obat antijamur baik topikal maupun sistemik yang diberikan selama 2 minggubiasanya dapat meredakan keadaan ini.

    c. Keratosis Karena Sigaret

    Keratosis adalah suatu kondisi yang ditandai oleh bercak menebal kulit.

    Kerosis karena sigaret adalah reaksi khusus yang terlihat pada orang yang

    merokok sigaret dan tidak berfilter atau marijuana dalam waktu yang sangat

    singkat. Lesi yang tampak saling berdempetan jika kedua bibir ditutup, melibatkan

    bibir atas dan bawah ditempat tersebut biasa meletakan sigaret. bercak

    keratotik ini berdiameter 7 mm dan terletak dilateral garis tengah. Papula

    putih yang menonjol tampak disepanjang bercak, menghasilkan tekstur kasar

    dan keras jika diraba.

    Keratosis karena sigaret meluas ke mukosa labial tetapi vermilion jarang

    terkena. Pria lanjut usia adalah yang paling sering terkena.

    Menghilangkan kebiasaan merokok biasanya dapat membuat keratosis

    menghilang . perkembangan ulser dan pembentukan borok dapat digunakansebagai tanda yang pantas dicurigai yang mengarah ke perubahan

    neoplastik.

    3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan lesi pigmentasi

    Lesi pigmentasi pada mukosa mulut dan kulit bisa berasal dari luar atau

    dalam. Untuk pigmentasi endogen berfungsi sebagai suatu proteksi terhadap

    ekposur yang berkepanjangan dari sinar matahari. Yang perlu diperhatikan

    dokter gigi adalah pigmentasi endogen dari mukosa mulut dan jaringan

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    14/19

    disekitar mulut yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit sistemik

    khususnya penyakit yang berasal dari endokrin.

    PIGMENTASI ENDOGEN

    a. Penyakit Addison Penyakit Addison adalah pigmentasi abnormal dari kulit dan membran

    mukosa. Pigmentasi abnormal memiliki tendensi untuk timbul dalam jaringan

    parut dan lipatan-lipatan kulit.

    Keadaaan ini juga dapat timbul pada mukosa mulut dimana keadaanya

    tampak menyerupai bintil-bintil yang berwarna ungu kebiruan yang kelihatan

    seperti menempel pada mukosa mulut.

    Gejala sistemik umum :

    Lemah, mual dan muntah, dan tekanan darah yang rendah.

    Dokter gigi yang teliti mungkin dapat menjadi orang pertama yang mencurigai

    penyakit ini karena adanya pigmentasi yang karakteristik dari mukosa mulut

    dan gejala umum, contohnya malaise atau lemas, dan tekanan darah rendah.

    b. Sindroma Peuth Jeghers

    Sindroma ini disertai dengan pigmentasi dari jaringan mulut. Baik kecil atau

    besar, merupakan suatu kondisi yang diwariskan, dan dapat terjadi dalam

    frekuensi yang sama besarnya baik pria atau wanita.

    Terdapat pigmentasi melanin yang abnormal dari daerah disekeliling mulut

    daei wajah dan daerah interdigital tangan.

    Keadaan ini sendiri tidak berbahaya serta tidak membutuhkan terapi.

    Lesi ini jarang sekali kurang dari 3% mengalami degenerasi keganasan.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    15/19

    c. Neurofibromatosis ( penyakit von recklinghausen )

    Disertai dengan daerah pigmentasi yang disekret pada kulit yang disebut cafe

    au lait

    Bercak-bercak pigmentasi disertai dengan tumor dari kulit dan membran

    mukosa

    Manifestasi mulut : terdiri dari sejumlah tumor pada bibir, lidah dan gingiva.

    PIGMENTASI EKSOGEN

    Terjadi karena adanya substansi asing yang masuk atau tertanam dalam

    jaringan gingiva. Keadaan ini sering terjadi akibat kecelakaan selama masa

    kanak-kanak.

    a. Bismuthism

    Manifestasi kronis : gangguan gastrointestinal, mual , diare berdarah.

    Pigmentasi bismuth jarang terjadi pada anak-anak atau wanita yang selama

    kehamilan.

    Garis bismuthism atau stomatitis bismuth biasanya terjadi sebagai akibat dari

    masuknya atau injeksi garam-garam bismuth untuk tujuan terapeutik.

    Obat-obat bermerek dagang yang mengandung garam bismuth dan salep

    atau pasta yang mengandung bismuth jika diaplikasikan secara berulang-ulang kepermukaan luka yang bergranulasi.

    Gejala : sering terdapat rasa logam dimulut, rasa panas terbakar dari jaringan

    mulut, gingivostomatitis, lidah terasa sakit dan membesar.

    Gambaran klinis : ulserasi dangkal, besar, dan sangat sakit dan kadang-

    kadang terlihat pada mukosa pipi diregio molar.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    16/19

    4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan lesi premalignant

    a. Lichen planus erosiva

    Lesi erosiva dan bulosa dari liken planus terjadi dalam bentuk yang parah dari

    penyakit ini dimana degenerasi yang hebat pada lapisan basal dari epitelium

    menyebabkan suatu pemisahan epitelium dari jaringan ikat dibawahnya,

    dalam beberapa kasus lesi ini dimulai sebagai suatu vesikel dan bula dan

    diklasifikasikan sebagai liken planus bulosa. Dalam kasus-kasus lain ,

    penyakit ini ditandai oleh ulser dan disebut liken planus erosiva.

    Manifestasi klinis.

    Liken planus erosiva dengan adanya vesikel, bula atau ulser yang dangkal

    yang tidak beraturan dari mukosa mulut. Lesi ini biasanya terdapat selama

    berminggu-minggu sampai berbulan-bulan dan dapat dibedakan dari lesi-lesi

    yang dijumpai pada stomatitis aftosa karena lesi dari stomatitis aftosa initerbentuk dan sembuh dalam waktu sepuluh hari sampai dua minggu.

    Diagnosa

    Suatu diagnosa klinis mungkin dapat ditegakan bilamana lesi erosif atau

    bulosa tersebut disertai dengan lesi putih yang khas dari liken planus. Namun

    diagnosa pasti dapat diperoleh dengan biopsi. Biopsi dari lesi erosif akan

    menunjukan degenerasi hidropik dari lapisan epitelium. Ini dapat

    membedakanya dari cicatrial pemphigoid, yang juga merupakan suatu lesi

    subepitel selain menunjukan suatu lapisan basal yang utuh atau pemphigus

    vukgaris dimana akan terlihat akantolisis. Terapi

    Bentuk erosif dan bulosa dai liken planus terasa sangat sakit. Terapi terpilih

    untuk penyakit ini adalah kortikosteroid topikal. Betamethasone aerosol spray

    telah dibuktikan efektif oleh green span. Steroid intralestional dapat

    digunakan untuk lesi indolen dan dalam kasus ekserbasi yang hebat, steroid

    sistemik mungkin dapat dipertimbangkan untuk jangka waktu yang pendek.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    17/19

    b. Leukoplakia

    Etiologi : faktor lokal. Ada banyak sekali agen etiologi yang bekerja secara

    lokal, contohnya tembakau, alkohol, kandidiasis, reaksi elektrogalvanik, iritan

    mekanis dan kemis, serta virus herpes simpleks. Dari faktor datas tembakautelah diidentifikasi sebagai faktor penyebab yang uama berdasarkan

    observasi klinis dan penyelidikan terhadap leukoplakia yang ditimbulkan

    secara eksperimental dalam binatang dilaboratorium.

    Tempat dan transformasi keganasan.

    Gambaran yang terlihat pada leukoplakia dalam beberapa hal mencerminkan

    karakter dari mukosa yang terserang akan tetapi yang lebih penting, tempat

    dapat menentuka angka transformasi keganasan. Faktor-faktor yang

    menyangkut ketebalan dan derajat keratinisasi dari daerah yang berbeda dari

    mukosa mulut, dan juga hal-hal yang menyangkut efek yang lebih menonjol

    dari iritan tertentu dan fakor predisposisi pada tempat ertentu mungkin

    terlibat.

    Sebagaimana yang terlihat dasar mulut merupakan tempat yang resiko

    tertinggi untuk terkena leukoplakia, 43% dari leukoplakia di tempai ini

    menunjukan beberapa derajat displasia epitel, karsinoma insitu atau

    karsinoma yang invasif dalam jaringan yang telah dibiopsi. Baik bibir ataupul

    lidah 24% masing-masing juga menunjukan frekuensi yang sedang-sedang

    saja dari perubahan serupa,sedangkan palatum dan pipi, mukosa rahang atas

    dan mukosa rahang abwah, serta sulkus memiliki resiko relatif rendah 12%sampai 15%

    Pedoman-pedoman penting untuk menangani leukoplakia :

    a. Observasi klinis dari lesi yang dicurigai sebagai leukoplakia yang dicurigai

    tanpa disertai biopsi merupakan suatu tindakan yang membahayakan

    b. Respon klinik dari daerah hiperkeratonik di mukosa mulut tidak dapat

    diramalkan, dan biopsi ulang pada selang waktu 6 sampai 12 bulan perlu

    dilakukan, khususnya lesi menunjukan perubahan ukuran atau

    karakteristik fisikc. Kira-kira antara 6 sampai 10 % dari lesi leukoplakia yang menunjukan

    tanda-tanda displasia akan berkembang menjadi suatu keganasan ,

    kecuali untuk sejumlah tertentu dari lesi lesi dan lokasi yang disebutkan

    dalam pedoman nomor empat, gambaran klinis dari lesi leukoplakia ini

    secara umum merupakan suatu prediktor yang buruk untuk mengetahui

    mana yang akan menjadi ganas.

    d. Karena resiko yang lebih besar dari leukoplakia nodular ( berbintil-bintil )

    dan verrucous leukoplakia serta leukoplakia dasar mulut serta dorsum

    lidah untuk menjadi ganas makan eksisi dari lesi ini disertai dengan tindak

    lanjut yang memadai sangatlah penting.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    18/19

    e. Rekurensi seringkali terjadi setelah pembuangan lesi. Jika iritan yang

    diketahui dan faktor predisposisinya tidak dihilangkan.

  • 8/10/2019 lap tutor blok 13 modul 4.docx

    19/19

    Daftar Pustaka

    Langlais, Robert P. Miller, Jill S. Nield-Gehrig, 2009. Atlas Berwarna Lesi Mulut Yang

    Sering Ditemukan Edisi 4. EGC. Jakarta.

    Brightman, Vernon J. Martin S, Greenberg. 1994. Burket Ilmu Penyakit Mulut

    Diagnos dan Terapi Edisi ke 8 Jilid 1 Bahasa Indonesia. Binarupa Aksara.Jakarta