BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Homeostasis, stress, dan adaptasi adalah blok keenam Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus yang kedua sebagai tahap pembelajaran. Penulis kali ini memaparkan kasus yang diberikan mengenai Homeostasis, stress, dan adaptasi. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu : 1. Untuk belajar dalam memecahkan masalah 2. Untuk mengetahui faktor penyebab dan mekanisme thalasemia 3. Untuk mengetahui mutasi genetik Skenario A Blok 5 Page 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Homeostasis, stress, dan adaptasi adalah blok keenam Kurikulum Berbasis
Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus yang kedua sebagai tahap
pembelajaran. Penulis kali ini memaparkan kasus yang diberikan mengenai
Homeostasis, stress, dan adaptasi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu :
1. Untuk belajar dalam memecahkan masalah
2. Untuk mengetahui faktor penyebab dan mekanisme thalasemia
3. Untuk mengetahui mutasi genetik
Skenario A Blok 5 Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
TUTORIAL SKENARIO BTutor : dr. Yanti Rolita , M.Kes
Moderator : Rahmad AZ
Sekretaris meja : Widia Warmi
Sekretaris papan : Anin Kalma Perdana
Hari, Tanggal : Senin, 16 Mei 2011
Rule tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
3. Dilarang makan dan minum
2.2 Skenario Kasus
Sarah, seorang remaja putrid berusia 15 tahun sedang mengantri tiket konser
Justin Beiber yang berdesak-desakkan dan dibawah terik sinar matahari disiang hari
pada musim kemarau. Karena terburu-buru takut terlambat mengantri, ia hanaya
minum air putih sebanyak 2 gelas (@200 cc) dan makan 2 potong roti sebelum
berangkat.
Setelah 5 jam mengantri dan tidak sempat makan siang, tiba-tiba Sarah lemas,
gemetaran, berkeringat dingin, wajah tampak memerah dan tidak sadarkan diri hingga
Satpam mengangkatnya keluar dari antrian. Paramedis dating dan melakukan
pemeriksaan.Kulit terlihat kemerahan dan teraba kering, denyut jantung 112x/menit,
tekanan darah 110/70 mmHg, temperature 38,2 Celcius dan skor Glasgow Coma
Skenario A Blok 5 Page 2
Scale (GCS) 13 (Eye :4, Movement 5, Verbal:4). Kemudian paramedic hanya
memasang infuse cairan elektrolit dan langsung membawa Sarah ke RS.
2.3 Paparan
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. Lemas : terkulai, tak bertenaga
2. Gemetar : bergetarnya anggota badan akibat kontraksi otot
rangka involunter
3. berkeringat dingin : suatu keadaan yang ditimbulkan dari efek suhu
lingkungan dan homeostasis tubuh
4. Cairan infuse : penyuntikan cairan terapeutik yang lambat selain dari
darah kedalam vena
5. Wajah tampak memerah : keadaan yang ditimbulkan dari efek sengatan matahari
dan vasodilatasi vaskular
6. Elektrolit : substansi yang berdisosiasi menjadi ion yang
mengalami fusi dalam larutan
7. Paramedis : orang yang bekerja dilingkungan kesehatan
8. GCS : salah satu metode pemeriksaan kesadaran
9.Tidak sadarkan diri : pingsan
2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Sarah, 15 tahun berdesak-desakan dibawah terik matahari disiang hari pada
musim kemarau
2. Sarah terburu-buru , sehingga ia hanya minum air pitih sebanyak 2 gelas
(@200cc) dan makan 2 potong roti sebelum berangkat
3. Setelah 5 jam mengantri dan tidak sempat makan siang, tiba-tiba Sarah lemas,
gemetaran, keringat dingin, kulit tampak memerah dan tidak sadarkan diri
Skenario A Blok 5 Page 3
4. Hasil pemeriksaan, kulit terlihat kemerahaneraba kering, denyut jantung
112x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, temperature 38,2 Celcius dan GCS
13(Eye: 4, Movement 5, Verbal:4)
5. Paramedis hanya memasang infuse cairan elektrolit dan langsung membawa
Sarah ke RS
2.3.3 Analisis Masalah
1. Sarah, 15 tahun berdesak-desakan dibawah terik matahari disiang hari pada
musim kemarau
a. Apa dampak sengatan matahari pada siang hari dan berdesak-desakkan
terhadap tubuh dalam kasus ini ?
b. Bagaimana respon tubuh pada keaadaan dibawah terik matahari dan berdesak-
desakkan ?
c. Sistem apa saja yang berpengaruh saat berdesak-desakkan dibawah terik
matahari siang ?
d. Bagaimana pandangan islam tentang menzolimi diri sendiri ?
2. Sarah terburu-buru , sehingga ia hanya minum air pitih sebanyak 2 gelas
(@200cc) dan makan 2 potong roti sebelum berangkat
a. Berapa kebutuhan energi untuk orang yang berusia 15 tahun ?
b. Apakah dampak jika seseorang hanya dengan mengkonsumsi 2 gelas air putih
dan 2 potong roti dalam kasus ini ?
c. Berapa kebutuhan air yang dibutuhkan dalam sehari ?
d. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengeluaran cairan dalam tubuh ?
e. Bagaimana regulasi air didalam tubuh ?
f. Manfaat air dalam tubuh manusia ?
Skenario A Blok 5 Page 4
3. Setelah 5 jam mengantri dan tidak sempat makan siang, tibatiba Sarah lemas,
gemetaran, keringat dingin, kulit tampak memerah dan tidak sadarkan diri
a. Bagaimana mekanisme lemas pada kasus ini ?
b. Bagaiman mekanisme gemetaran ?
c. Bagaimana mekanisme keringat dingin ?
d. Bagaimana mekanisme kulit kemerahan ?
e. Bagaimana mekanisme tidak sadarkan diri ?
f. Bagaimana histologi kulit ?
g. Sistem apa saja yang berhubungan dengan gejala dalam kasus ini ?
4. Hasil pemeriksaan, kulit terlihat kemerahaneraba kering, denyut jantung
112x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, temperature 38,2 Celcius dan GCS
13(Eye: 4, Movement 5, Verbal:4)
a. Apa makna hasil pemeriksaan dalam kasus ini ?
b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan tersebut ?
c. Bagaimana teknik pemeriksaan GCS ?
5. Paramedis hanya memasang infuse cairan elektrolit dan langsung membawa
Sarah ke RS
a. Bagaimana kondisi cairan tubuh Sarah pada kondisi ini ?
b. apa saja macam-macam dan fungsi cairan elektrolit ?
c. cairan elektrolit apa yang cocok dalam kasus ini ?
d.. Mengapa pemberian cairan elektrolit harus melalui infuse ?
e. apa alasan paramedic memberikan cairan elektrolit pada kasus ini ?
f. Apa prognosis, setelah pemberian cairan elektrolit ?
Skenario A Blok 5 Page 5
2.3.4 Kerangka Konsep
Skenario A Blok 5 Page 6
Kurangnya makan &minum
hipoglikemi dehidrasi
gemetar
hipotalamus
thermoreseptor
Panas(matahari)
berkeringat
Vasodilatasi perifer
Efek simpatis
Perfusi O2 keotak terganggu
Metabolisme ke otak terganggu
Gangguan metabolisme
Bahan metabolisme
berkurang
Vol.darah keotak terganggu
Elektrolit&vol.plasma
Curah jantung
Vol.darah terpusat arteriol
Tidak sadarkan
diri
Curah jantung
Resistensi perifer
Kontraktilittas jantung
baroreseptor
2.3.5 Hipotesis
Sarah usia 15 tahun, tidak sadarkan diri karena heat exhaustion, dehidrasi
dan hipoglikemia
2.3.6 Keterbatasan Ilmu
No Pokok Bahasan What I
know
What I don’t
know
What I have
to prove
How I’ll
learn
1. Heat exhaustion Mekanisme Internet,
Journal
dan
textbook2. Dehidrasi Mekanisme
3. Hipoglikemi Mekanisme
4. cairan infuse Macam dan
fungsi
5. cairan tubuh
6. histologi kulit morfologi
7. Homestasis Mekanisme
8. Respon tubuh
terhadap stress
Mekanisme
9. keseimbangan
cairan dan garam
Mekanisme
2.3.7 Learning Issue
1. Heat exhaustion
2. dehidrasi
3.hipoglikemi
Skenario A Blok 5 Page 7
4.cairan infus
5.cairan tubuh
6.histologi kulit
7.Homeostasis
8.respon tubuh terhadap stres
9.keseimbangan cairan dan garam
2.3.8 Sintesis
1. Putri C, 4 tahun, didiagnosis dokter spesialis anak menderita thalasemia, sehinnga
C mendapat transfusI darah setiap 20 hari sekali. Doagnosis ini didasarkan pada
ananmnesis , pemeriksaan fisik, pemeriksaan mikroskopis darah tepi dan analisis
hemoglobin
a. dampak sengatan matahari pada siang hari dan berdesak-desakkan
terhadap tubuh dalam kasus ini
1. Kerusakan pada organ vital
2.kulit terbakar dan kemerahan
3.peradanganan kulit
4. rusaknya DNA pada sel kulit akibat sinar UV
5. Kadar glukosa darah menurun
b. respon tubuh pada keaadaan dibawah terik matahari dan berdesak-
desakkan
Tubuh akan melakukan heat loss
1. Radiasi
Pemindahan panas melaui gelombang elektromagnetik
2. Konduksi
Pemindahan panas melalui 2 objek
3. Konveksi
Skenario A Blok 5 Page 8
Pemindahan panas melalui molekul udara yang menempel pada kulit. Saat
angin bertiup molekul udara yang dibawa angin menyentuh tubuh sekaligus
menyerap panas tubuh
4. Evaporasi
Perpindahan panas melalui cairan. Cairan tersebut akan berubah menjadi gas
dengan cara menyerap panas. Contoh keringat yang keluar dari kulit, uap air
yang keluar dari pernafasan.
c. Sistem yang berpengaruh saat berdesak-desakkan dibawah terik
matahari siang
1. Sistem saraf otonom
Yaitu bila suhu lingkungan panas maka aliran system simpatis menimbulkan
vasokonstriksi dijaringan lain ,kecuali kulit, sehingga aliran darah kekulit
meningkat sehingga akan keluar keringat dan sel-sel kulit terhindar dari cuaca
“Wahai hamba-hamba-Ku sesungguh Aku mengharamkan kedzaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan haram di antara kalian maka janganlah kalian saling mendzalimi”
2. Sarah terburu-buru , sehingga ia hanya minum air pitih sebanyak 2 gelas
(@200cc) dan makan 2 potong roti sebelum berangkat
a. kebutuhan energi untuk seseorang
Skenario A Blok 5 Page 9
2350 kalori (perempuan)
2400 kalori (laki-laki)
Sedangkan kalori dalam roti yang dikonsumsi Sarah hanya 268kkal/100 gr, hal ini
tidak mencukupi untuk kebutuhan energy Sarah
b. dampak jika seseorang hanya dengan mengkonsumsi 2 gelas air putih
dan 2 potong roti dalam kasus ini
sarah akan mengalami dehidrasi Karena kebutuhan tubuh terhadap air 2-2,5 liter atau
8-10 gelas ,kemudian sarah mengalami hipoglikemi yaitu kebutuhan kalori dibawah
dari normal karena sarah hanya mengkonsumsi 2 potong roti.sedangkan kebutuhan
normal 100-180 mg/dl.
c. kebutuhan air yang dibutuhkan dalam sehari
2-2,5 liter atau 8-10 gelas perhari, input = output
minum: 1250ml insensible loss: 900ml
makan:1000ml keringat : 100ml
H2O hasil metabolic : 350ml feses: 100ml, urin :1500ml
Total: 2600ml
Namun, kita tidak tahu kadar air dalam makanan maka harus diasup dari minuman
sekitar 1800ml-2000ml.
d. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran cairan dalam tubuh
1. Usia
Usia mempengaruhi distribusi cairan tubuh dan elektrolit. Perubahan cairan
dan elektrolit terjadi secara normal seiring dengan perubahan perkembangan
seseorang. Total proporsi air dalam tubuh bayi lebih besar daripada total
proporsi air dalam tubuh anak usia sekolah, remaja, atau orang dewasa. Pada
kenyataannya, bayi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kekurangan
Skenario A Blok 5 Page 10
volume cairan atau ketidakseimbangan hiperosmolar karena per kilogram
berat tubuhnya akan kehilangan air yang lebih besar secara proporsional.
2. Ukuran Tubuh
Ukuran dan komposisi tubuh berpengaruh pada jumlah total air dalam tubuh.
Lemak tidak mengandung air karena itu klien yang gemuk memiliki proporsi
air tubuh yang lebih sedikit. Wanita memiliki lebih banyak cadangan lemak di
dalam payudara dan paha mereka daripada pria. Akibatnya, jumlah total air
tubuh pada wanita lebih kecil daripada pria walaupun usia mereka sama.
3. Temperatur Lingkungan
Tubuh berespon terhadap temperatur lingkungan yang berlebihan dalam
bentuk perubahan cairan. Berkeringat akan meningkatkan kehilangan cairan
tubuh yang menyebabkan kehilangan ion-ion natrium dan klorida. Apabila
temperatur di sekitar kita meningkat sampai di atas 32,20 atau jika tubuh di
atas 38,30, keringat akan banyak keluar. Hal ini bertujuan untuk
mendinginkan darah perifer untuk mengurangi suhu tubuh. Karena volume
keringat yang keluar bervatiasi dari 0-1000 ml/jam atau bahkan lebih,
dehidrasi dapat terjadi tanpa adanya penggantian cairan yang adekuat. Namun,
normalnya mekanisme rasa haus akan menstimulasi penggantian tersebut.
4. Gaya Hidup
Gaya hidup memberikan pengaruh tidak langsung pada keseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa.
5. Input cairan yang masuk
e. regulasi air didalam tubuh
Skenario A Blok 5 Page 11
Osmoregulasi adalah suatu proses untuk mempertahankan keseimbangan cairan,
air, dan elektrolit dalam tubuh kita. Spesifik, osmoregulasi adalah pengaturan
konsentrasi cairan di pembuluh darah dan secara efektif juga mengatur jumlah air
yang tersedia untuk diserap sel tubuh. Pengaturan homeostasis cairan tubuh dilakukan
dengan mekanismesebagai berikut :
a. Perubahan konsentrasi cairan dideteksi oleh osmoreseptor sistem sirkulasi ke
hypothalamus untuk mengaktifkan umpan balik negatif
b. Hypothalamus kemudian mengirimkan sinyal kimiawi ke kelenjar hipofisis untuk
mensekresi hormon ADH (Anti Diuretika Hormone) yang akan bekerja pada organ
target ginjal dimana ginjal bertanggung jawab untuk menstabilkan konsentrasi cairan
tubuh.
c. Ketika hormon ADH mencapai organ target, terjadi perubahan pada ginjal yaitu
menjadi kurang atau lebih bersifat permeable terhadap air.
f. Manfaat air dalam tubuh manusia
1. Memperlancar sistem pencernaan
Mengkonsumsi air dalam jumlah cukup setiap hari akan memperlancar sistem
pencernaan sehingga kita akan terhindari dari masalah-masalah pencernaan seperti
maag ataupun sembelit. Pembakaran kalori juga akan berjalan efisien.
2. Air putih membantu memperlambat tumbuhnya zat-zat penyebab kanker, plus
mencegah penyakit batu ginjal dan hati. Minum air putih akan membuat tubuh lebih
berenergi.
3. Menyehatkan jantung
Skenario A Blok 5 Page 12
Air juga diyakini dapat ikut menyembuhkan penyakit jantung, rematik, kerusakan
kulit, penyakit saluran napas, usus, dan penyakit kewanitaan, dan lainnya. Bahkan
saat ini cukup banyak pengobatan alternatif yang memanfaatkan kemanjuran air
putih.
4. Tubuh lebih bugar
Khasiat air tak hanya untuk membersihkan tubuh saja tapi juga sebagai zat yang
sangat diperlukan tubuh. Mungkin lebih dapat bertahan kekurangan makan beberapa
hari ketimbang kurang air. Sebab, air merupakan bagian terbesar dalam
5. Mencegah penyakit batu ginjal
3. Setelah 5 jam mengantri dan tidak sempat makan siang, tiba-tiba Sarah lemas,
gemetaran, keringat dingin, kulit tampak memerah dan tidak sadarkan diri
dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.
Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan
tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya
overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung
kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan
normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
Cairan hipertonik
osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik”
cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.
Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan
mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan
hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%
+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan
albumin.
Skenario A Blok 5 Page 31
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
Kristaloid
bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan
(volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat,
dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-
Laktat dan garam fisiologis.
Koloid
ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan
keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah,
maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh
darah. Contohnya adalah albumin dan steroid.
Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Terapi Cairan
Intravena.
1. Dari Sisi Pasien.
Dari sisi pasien yang perlu diperhatikan adalah penyakit dasar pasien,
status hidrasi dan hemodinamik, pasien dengan komplikasi penyakit
tertentu, dan kekuatan jantung. Kesemua faktor ini merupakan hal yang
harus diketahui dokter.
2. Dari Sisi Cairan
a. Kandungan elektrolit cairan
Elektrolit yang umum dikandung dalam larutan infus adalah Na+,
K+, Cl, Ca2+, laktat atau asetat. Jadi, dalam pemberian infus, yang
diperhitungkan bukan hanya air melainkan juga kandungan
elektrolit ini apakah kurang, cukup, pas atau terlalu banyak.
Skenario A Blok 5 Page 32
b. Pengetahuan dokter dan paramedis tentang isi dan komposisi
larutan infus sangatlah penting agar bisa memilih produk sesuai
dengan indikasi masing-masing.
c. Osmolaritas cairan
Yang dimaksud dengan osmolaritas adalah jumlah total mmol
elektrolit dalam kandungan infus. Untuk pemberian infus ke dalam
vena tepi maksimal osmolaritas yang dianjurkan adalah kurang dari
900mOsmol/L untuk mencegah risiko flebitis (peradangan vena).
Jika osmolaritas cairan melebihi 900 mOsmol/L maka infus harus
diberikan melalui vena sentral.
3. Kandungan lain cairan.
Seperti disebutkan sebelumnya, selain elektrolit beberapa produk infus
juga mengandung zat-zat gizi yang mudah diserap ke dalam sel, antara
lain: glukosa, maltosa, fruktosa, silitol, sorbitol, asam amino,
trigliserida. Pasien yang dirawat lebih lama juga membutuhkan unsur-
unsur lain seperti Mg2+, Zn2+ dan trace element lainnya.
4. Sterilitas cairan infus.
Parameter kualitas untuk sediaan cairan infus yang harus dipenuhi
adalah steril, bebas partikel dan bebas pirogen disamping pemenuhan
persyaratan yang lain. Pada sterilisasi cairan intravena yang
menggunakan metoda sterilisasi uap panas, ada dua pendekatan yang
banyak digunakan, yaitu overkill dan non-overkill (bioburden-based).
a. Overkill adalah Pendekatan yang dilakukan untuk membunuh
semua mikroba, dengan prosedur sterilisasi akhir pada suhu tinggi
yaitu 121oC selama 15 menit. . Dengan cara ini, hanya cairan infus
yang mengandung elektrolit tidak akan mengalami perubahan.
Namun cara ini sangat berisiko dilakukan pada cairan infus yang
Skenario A Blok 5 Page 33
mengandung nutrisi seperti karbohidrat dan asam amino karena bisa
jadi nutrisi tersebut pecah dan pecahannya menjadi racun. Misalnya
saja larutan glukosa konsentrasi tinggi. Pada pemanasan tinggi,
cairan ini akan menghasilkan produk dekomposisi yang dinamakan
5-HMF atau 5-Hidroksimetil furfural yang pada kadar tertentu
berpotensi menimbulkan gangguan hati. Selain suhu sterilisasi yang
terlalu tinggi, lama penyimpanan juga berbanding lurus dengan
peningkatan kadar 5-HMF ini.
b. Non-overkill :
sesuai dengan perkembangan kedokteran yang membutuhkan jenis
cairan yang lebih beragam contohnya cairan infus yang
mengandung nutrisi seperti karbohidrat dan asam amino serta obat-
obatan yang berasal dari bioteknologi, maka berkembang juga
teknologi sterilisasi yang lebih mutakhir yaitu metoda Non-Overkill
atau disebut juga Bioburden, dimana pemanasan akhir yang
digunakan tidak lagi harus mencapai 121 derajat, sehingga produk-
produk yang dihasilkan dengan metoda ini selain dijamin steril,
bebas pirogen, bebas partikel namun kandungannya tetap stabil
serta tidak terurai yang diakibatkan pemanasan yang terlampau
tinggi. Dengan demikian infus tetap bermanfaat dan aman untuk
diberikan.
4. Cairan tubuh
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS) 2. Cairan ekstra selular (CES) 3. Pada orang dewasa 60% dari berat badan adalah air (cairan dan elektrolit).
Skenario A Blok 5 Page 34
1.Jumlah cairan tubuh
Pada orang dewasa rata-rata 45 – 70 % dari Berat Badan (BB) :
60% PRIA
55% WANITA
Variasi tergantung gemuk-kurusnya.
Pada Kanak : 70 – 80 % dari BB, rata-rata 75%
2.Cairan tubuh dibagi dalam:a) Cairan Ekstra Seluler (CES) : - PLASMA (5% dari BB) - CAIRAN INTERSTISIAL (15% dari BB)b) Cairan Intra Seluler (CIS) : 40% dari BBc) Cairan Trans – Seluler (CTS) : 1 – 3 % dari BB
Electrolyte Composition of Body Fluid
Electolyte Plasma(mEq/L Interstetiel(mEq/KgH2o)
Intracelluler(mEq/KgH2o)
Cation:
Na+ 142 145 10
K+ 4 4 159
Ca2+ 5 3 1
Mg2+ 2 2 40
Total 153 154 210
Anion:
Cl- 103 117 3
HCO3- 25 28 7
Protein 17 - 45
Others 8 9 155
Total 153 154 210
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
1. Usia
Skenario A Blok 5 Page 35
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stres
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet
proses pergerakan / transpor cairan tubuh
1. Difusi
Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan.
Faktor-faktor yang meningkatkan difusi
1. Peningkatan suhu
2. Peningkatan konsentrasi partikel
3.Penurunan ukuran atau berat molekul dari partikel
4.Peningkatan area permukaan yang tersedia untuk difusi
5.Penurunan jarak lintas dimana massa partikel harus berdifusi
2. Transport Aktif
1) Transport Aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi.
2) Adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
3) Diperlukan Energi.
4)Banyak zat terlarut penting ditransport secara aktif melewati membran sel
meliputi: natrium, kalium, hidrogen, glukosa dan asam amino.
5)Tarnsport aktif adalah vital untuk mempertahankan keunikan komposisi
baik CES dan CIS.
3. Filtrasi (penyaringan)
Skenario A Blok 5 Page 36
1)Filtrasi adalah adalah merembesnya suatu cairan melalui selaput
permeable.
2)Arah perembesan adalah dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi
ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah.
4. Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang
lebih tinggi yang sifatnya menarik.
cara pengeluaran cairan
a. Ginjal
b. Kulit
c. Paru –paru
d. Gastrointestinal
6. Histologi kulit
Kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam tubuh dari
lingkungan luar. Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1.5 m2 dan beratnya sekitar
15% dari berat badan secara keseluruhan.
Kulit terdiri atas tiga bagian utama, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis.
Epidermis terdiri dari stratum korneum yang kaya akan keratin, stratum lucidum,
stratum granulosum yang kaya akan keratohialin, stratum spinosum dan stratum basal
yang mitotik. Dermis terdiri dari serabut-serabut penunjang antara lain kolagen dan
Skenario A Blok 5 Page 37
elastin. Sedangkan hipodermis terdiri dari sel-sel lemak, ujung saraf tepi, pembuluh
darah dan pembuluh
Kulit terdiri dari 2 lapisan :
1.Epidermis disebelah luar dan merupakan lapisan nonvascular yang dilapisi
epitel selapis gepeng dengan lapisan tanduk dengan jenis dan lapian yang berbeda
beda.
Lapisan epidermis terdiri dar dua jenis lapisan tebal dan tipis.
Kulit tebal: contohnya kulit tebal adalah telapak tangan dan telapak kaki,karena kulit
ini terus selalu terpapar langsung keluar.kulit ini juga mengandung banyak kelenjar