A. Judul Percobaan: KOLOIDB. Hari, Tanggal Percobaan: Mulai:
Rabu, 26 Nopember 2014 Pukul 09.30 WIB Selesai: Rabu, 26 Nopember
2014 Pukul 12.00 WIBC. Tujuan Percobaan: Mempelajari sifat fisik
dan kimia dari koloidD. Dasar TeoriPengertian KoloidKoloid adalah
suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih
di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase
terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain
(medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar
antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter,
panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari
sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk
warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat
banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly,
dll. Jenis-Jenis KoloidSistem koloid tersusun dari fase terdispersi
yang tersebar merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan
medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas.
Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan
menjadi 3, yaitu: a. Koloid SolSeperti yang telah dijelaskan, sol
merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat
padat. Berdasarkan medium pendispersinya, sol dapat dibagi
menjadi:1. Sol Padat Sol padat merupakan sol di dalam medium
pendispersi padat. Contohnya :adalah paduan logam, gelas berwarna,
dan intan hitam.
2. Sol Cair (Sol)Sol cair merupakan sol di dalam medium
pendispersi cair. Contohnya adalah cat, tinta, tepung dalam air,
tanah liat, dll.3. Sol Gas (Aerosol Padat)Sol gas merupakan sol di
dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah debu di udara,
asap pembakaran, dll
b. Koloid EmulsiSeperti yang telah dijelaskan, emulsi merupakan
jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat cair.
Kemudian, berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi
menjadi:1. Emulsi Gas (Aerosol Cair)Emulsi gas merupakan emulsi di
dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair seperti hairspray dan
baygon, dapat membentuk system koloid dengan bantuan bahan
pendorong seperti CFC. Selain itu juga mempunyai sifat seperti sol
liofob yaitu efek Tyndall, gerak Brown.2. Emulsi CairEmulsi cair
merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair
melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan
jika dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar.
Biasanya salah satu zat cair ini adalah air dan zat lainnya seperti
minyak.
c. Emulsi Padat dan GelGel merupakan emulsi didalam medium
pendispersi zat padat. Gel dapat dianggap terbentuk akibat
penggumpalan sebagian sol cair. Pada penggumpalan ini,
partikel-partikel sol akan bergabung membentuk suatu rantai
panjang. Rantai ini kemudian akan saling bertaut sehingga terbentuk
suatu struktur padatan di mana medium pendispersi cair terperangkap
dalam lubung-lubang struktur tersebut.
d. Koloid BuihBuih merupakan koloid dimana fase terdispersinya
merupakan gas. Kemudian, berdasarkan medium pendispersinya, buih
dapat dibagi menjadi:1. Buih Cair (Buih)Buih cair adalah sistem
koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersi zat cair.
Biasanya fase terdispersi gas berupa udara atau CO2. Kestabilan
buih diperoleh karena adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini
teradsorpsi ke daerah antar fase dan mengikat gelembung-gelembung
gas sehingga diperoleh kestabilan. Contohnya adalah buih yang
dihasilkan alat pemadam kebakaran dan kocokan putih telur.
Sifat-Sifat Koloida. Efek TyndallEfek tyndall adalah efek yang
terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati
(gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak
akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar
kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena
partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif
besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada
larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga
hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamatiGambar
Efek Tyndall :
b. Gerak BrownPartikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas,
atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk
system koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas,
pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan
partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung
dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka
tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat
suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak
partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.Semakin
kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi.
Demikian pula, semakin besar ukuran partikel kolopid, semakin
lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak
Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat
padat (suspensi).Gambar Gerak Brown :
c. AdsorbsiBeberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi
(penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang
lain.Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus
dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah
permukaan).Contoh :1. Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena
permukaannya menyerap ion H+.2. Koloid As2S3 bermuatan negatit
karena permukaannya menyerap ion S2.
Gambar Adsorbsi :
d. KoagulasiKoagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan
membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat
terdispersi tidak lagi membentuk koloid.Koagulasi dapat terjadi
secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau
secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang
berbeda muatan.Gambar Koagulasi :
e. DialisisDialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion
pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan
mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran
semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi
permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati
koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisahGambar Dialisis
:
f. ElektroforesisElektroferesis ialah peristiwa pemisahan
partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
Gambar Elektroforesis :
Pembuatan Sistem Koloid1. KondensasiKondensasi adalah cara
pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel
koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu
melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan
pergantian pelarut.a. Reaksi dekomposisi rangkaMisalnya: Sol As2S3
dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan
melaluilarutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang
berwarnakuning terang;As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2O3 (koloid) +
3H2O(l)(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap
ion S2- Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan
larutan HCl encer; AgNO3 (ag) + HCl(aq) AgCl (koloid) + HNO3 (aq)b.
Reaksi redoksMisalnya: Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan
mereduksi larutan garamnyadengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi
organic formaldehida HCOH;2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) 2Au(s) +
HCOOH(aq) + 6HCl(aq) Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2
yang terlarut dalam airdenganmengalirinya gas H2S ; 2H2S(g) + SO2
(aq) 3S(s) + 2H2O(l)c. Reaksi hidrolisis.Hidrolisis adalah reaksi
suatu zat dengan air. Misalanya Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan
hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan larutan FeCl3 atau
reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih; FeCl3 (aq) + 3H2O(l)
Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif
karena permukaannya menyerap ion H+) Sol Al(OH)3 dapat diperoleh
dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih; AlCl3 (aq) +
3H2O(l) Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)d. ReaksipergantianpelarutCara
ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa
terdispersi yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi
berukuran koloid.Misalnya; Untuk membuat sol belerang yang sukar
larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol
dengan medium pendispersi air, belarang harus terlenih dahulu
dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan
belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke
dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi
pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air.
Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula
dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan
tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan
terbentuklah koloid kalsium asetat.2. DispersiDispersi adalah
pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi). Pembuatan
koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur
Bredig, dan ultrasonic.a. Cara mekanik.Cara mekanik adalah
penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses
penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran
koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut
penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam; industri makanan
untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb. Industri kimia
rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu,deterjen, dsb.
Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi,
tekstil, dan kertas.b. Cara peptisasiCara peptisasi adalah
pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari
suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat
pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit
khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut
tertentu.Contoh; Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh
bensin. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh
AlCl3. Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33
yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian
dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif Beberapa zat mudah
terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid.
Contohnya; gelatin dalam air.c. Cara busur bredig.Cara busur Bredig
ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, seperti Ag, Au,
dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi
partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian
kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling
dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua
elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan
menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam
medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut
berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel
kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan
sebagai metode dispersi.
E. Alat dan Bahan Bahan :Larutan AgNO3 0, 1 MLarutan KCl 0,1
MAlat : Gelas kimia3 buah Pipet tetes10 buah Gelas kotak1 buah
Lampu senter1 buah Kertas karbon1 lembar Gelas ukur2 buah
F. Alur Percobaan
Peptisasi
Larutan encer AgNO3 0,1 M 25 mLDimasukkan kedalam erlnmeyer dan
diberi tanda silang pada kertasDiletakkan dibawah erenmeyerDitambah
KCl 0,1 M sampai tanda silang yang ada di bawah gelas kimia tidak
nampak (jangan sampai timbul endapan)HasilLarutan encer KCl 0,1 M
25 mLDimasukkan kedalam erlnmeyer dan diberi tanda silang pada
kertasDiletakkan dibawah erenmeyerDitambah AgNO3l 0,1 M sampai
tanda silang yang ada di bawah gelas kimia tidak nampak (jangan
sampai timbul endapan)Hasil
Sifat Optis Sol
Sol dibuat dari pembuatan sol no. 1Dimasukkan kedalam gelas
kotakGelas kotak ditutup dengan kertas berwarna hitam dan diberi
lubang kecil dibawahDinyalakan lampu laser dilubang kecilDiamati
Hasil
Praktikum Kimia Fisika IV: Koloid
16
G. Hasil Pengamatan
No.Perc.Prosedur PercobaanHasil
PengamatanDugaan/ReaksiKesimpulan
1. Peptisasi
Larutan encer AgNO3 0,1 M 25 mL
Dimasukkan kedalam erlnmeyer dan diberi tanda silang pada
kertasDiletakkan dibawah erenmeyerDitambah KCl 0,1 M sampai tanda
silang yang ada di bawah gelas kimia tidak nampak (jangan sampai
timbul endapan)
Hasil
Larutan encer KCl 0,1 M 25 mL
Dimasukkan kedalam erlnmeyer dan diberi tanda silang pada
kertasDiletakkan dibawah erenmeyerDitambah AgNO3l 0,1 M sampai
tanda silang yang ada di bawah gelas kimia tidak nampak (jangan
sampai timbul endapan)
Hasil
Sebelum AgNO3 0,1 M : larutan tidak berwarna KCl 0,1 M : larutan
tidak berwarna
Sesudah AgNO3 0,1 M dan diberi tanda silang pada kertas :
larutan tidak berwarna AgNO3 0,1 M + KCl 0,1 M : berwarna putih
keruh (tanda silang hilang) Tetesan KCl 0,1 M : 12 tetes
Sebelum AgNO3 0,1 M : larutan tidak berwarna KCl 0,1 M : larutan
tidak berwarna
Sesudah KCl 0,1 M dan diberi tanda silang pada kertas : larutan
tidak berwarna KCl 0,1 M + AgNO3 0,1 M : berwarna putih keruh
(tanda silang hilang) Tetesan AgNO3 0,1 M : 14 tetesAgNO3(aq) +
KCl(aq) AgCl(s) + KNO3(aq)
KCl (aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + KNO3(aq)AgNO3 yang ditambahkan
KCl 12 tetes dapat membentuk koloid
KCl yang ditambahkan AgNO3 14 tetes dapat membentuk koloid
2. Sifat Optis Sol
Sol dibuat dari pembuatan sol no. 1
Dimasukkan kedalam gelas kotakGelas kotak ditutup dengan kertas
berwarna hitam dan diberi lubang kecil dibawahDinyalakan lampu
laser dilubang kecilDiamati
Hasil
Sebelum Kertas karbon : kertas berwarna hitam
Sesudah Pada sol AgNO3 + KCl : terbentuk sinar dihamburkan saat
diberi cahaya laser Pada sol KCl + AgNO3 : terbentuk sinar
dihamburkan saat diberi cahaya laserTerbentuk sinar yang
dihamburkan (Efek Tyndall) pada sifat optis sol pada AgNO3 + KCl
dan KCl + AgNO3Sol dapat menghamburkan sinar (Efek Tyndall)
H. Analisis dan Pembahasan Koloid adalah suatu bentuk campuran
yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Secara
Makroskopis koloid tampak homogen, tetapi jika diamati dengan
mikroskop ultra akan tampak heterogen, masih dapat dibedakan atas
komponennya. Koloid umumnya keruh tetapi stabil (tidak memisah).
Percobaan pertama yaitu peptisasi percobann ini bertujuan untuk
pendispersian material larutan koloid menggunakan penambahan
elektrolit dalam larutan (peptizing agent).Percobaan pertama yaitu
melakukan peptisasi. Mula mula gelas kimia ditaruh diatas kertas
yang sudah diber tanda X. kemudian gelas kimia diberi 25 mL AgNO3
0,1 M yang berupa larutan tidak berwarna kemudian
ditambahkan/direaksikan dengan KCl 0,1 M yang berupa larutan tidak
berwarna pada gelas kimia tersebut tetes demi tetes hingga tanda X
pada kertas dibawah gelas kimia tidak terlihat. Tetesan dilakukan
sebanyak 12 tetes. Sehingga terbentuk larutan koloid dengan
reaksi:AgNO3(aq) + KCl(aq) AgCl(s) + KNO3(aq)Dimana endapan AgCl
0,1 M memberikan warna putih keruh. Pada percobaan ini garam KCl
0,1 M adalah sebagai peptizing agent (agen peptisasi elektrolit
dalam larutan).Selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama kedua
larutan tersebut dibalik yaitu mula-mula menyiapkan gelas kimia
yang di bawahnya sudah diberi kertas yang ada tanda X kemudian
dibuat larutan koloid dengan memasukkan KCl 0,1 M kedalam gelas
kimia dan ditambahkan AgNO3 0,1 M tetes demi tetes hingga tanda X
dibawah gelas kimia tidak terlihat. Tetesan dilakukan sebanyak 14
tetes dan membentuk larutan berwarna putih keruh. Sehingga
terbentuk koloid dengan reaksi:AgNO3(aq) + KCl(aq) AgCl(s) +
KNO3(aq)Pada percobaan ini larutan AgNO3 0,1 M adalah sebagai
peptizing agent (agen peptisasi elektrolit dalam
larutan).Selanjutnya yaitu untuk menentukan sifat optis dari sol
yang terbentuk pada percobaan pertama dan kedua yaitu dengan
prinsip Effek Tyndall atau peristiwa scattering. Percobaan
dilakukan dengan cara larutan yang telah dibuat pada percobaan
pertama dimasukkan kedalam gelas berbentuk persegi secara
bergantian. Kemudian gelas yang yang berisi larutan ditutup dengan
kertas berwarna hitan yang telah di beri lubang dibagian bawah.
Lubang berfungsi untuk menyalurkan lampu laser kedalam gelas yang
sudah berisi larutan yang akan diamati peristiwa yang terjadi.
Hasil dari larutan pertama dan kedua yaitu sinar tersebut akan
dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui
sistem koloid akan teramati berupa jalur cahaya. Efek tyndal adalah
sifat khas koloid yang dapat menghamburkan berkas cahaya.
I. KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan:1. Sol dapat dibuat dari larutan AgNO3 dengan garam
KCl2. Larutan AgNO3 dan garam KCl dapat bertindak sebagai peptizing
agent dari sol3. Efek tyndal adalah sifat khas koloid yang dapat
menghamburkan berkas cahaya.
J. Daftar PustakaBird, Tony. 1987.Kimia Fisika untuk
Universitas.Erlangga: JakartaKeenam,C.W.dkk.1984.Kimia Untuk
Universitas.Jakarta: ErlanggaTim Dosen Kimia Fisika
IV.2014.Penuntun Praktikum Kimia Fisika IV. Surabaya:
UnesaYudhistira. Suharsini,Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup.
Jakarta : Ganesa Exact.
Lampiran Gambar
Peptisasi
AgNO3 0,1 M + KCl 0,1 M : berwarna putih keruh (tanda silang
hilang)AgNO3 0,1 M dan diberi tanda silang pada kertas : larutan
tidak berwarna
KCl 0,1 M dan diberi tanda silang pada kertas : larutan tidak
berwarna
KCl 0,1 M + AgNO3 0,1 M : berwarna putih keruh (tanda silang
hilang)
Sifat Optis Sol
Pada sol AgNO3 + KCl : terbentuk sinar dihamburkan saat diberi
cahaya laser
Pada sol KCl + AgNO3 : terbentuk sinar dihamburkan saat diberi
cahaya laser