Koloid Emulsi dan Koloid BuihMakalah ini diajukan untuk memenuhi tugas terstuktur mata kuliah Kimia Dasar IIDi Susun Oleh:Risya Anjani 1122080069 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERISUNAN GUNUNG DJATIBANDUNG2012-2013 KATA PENGANTARSegala puji bagi allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul dalam pertemuan yang Insya Allah dimuliakan oleh Nya. Shalawat dan Salam semoga tetap terlimpah curah kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW. Kepada para sahabatnya para Tabi’it Tabi’innya dan semoga kepada kita selaku umatnya mendapatkan syafa’atul udzma di Yaumil Jaza. AminSebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu selaku dosen yang telah memberikan kami kesempatan menjelaskan Koloid Emulsi dan Koloid Buih. Suatu kebanggaan bagi saya yang telah diberi kepercayaan oleh ibu, untuk menjelaskan hal tersebut. Maka dari itu, saya sebagai pihak yang diberkan tugas, mencoba memaparkan beberapa ilmu yang saya ambil dari beberapa sumber, dalam ben tuk makalah yang akan saya presentasikan ini.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
C. Indikator-indikator Pembangunan 6 D. Indikator-indikator Kemiskinan 7
E. Penyebab Adanya Kemiskinan 9
F. Usaha Mengatasi Kemiskinan 9
G. Pembangunan dan Kemiskinan 10
Bab III Kesimpulan 12
Daftar Isi 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua zat yang ada disekitar kita, yang setiap saat kita lihat terdiri atas materi. Materi
didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan volum. Papan tulis yang ada di kelas,
kursi yang kita duduki, udara yang kita hirup, makanan yang kita makan, sendok dan garpu
dan lainnya terdiri atas materi. merupakan contoh makanan dan bahan yang kita manfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari kita.
Pada larutan, partikel-partikel tersebar secara merata, tetapi tidaklah terjadi pada
campuran. Dalam campuran molekul-molekul tidak terpisah dan menyisakan partikel padat.
Dari bagian ini terlihat ukurannya, bahwa larutan terbentuk dari partikel-partikel yang sangat
kecil dan campuran terbentuk dari partikel-partikel yang cukup besar. Koloid adalah kondisi
pertengahan, antara campuran dan larutan. Pada koloid terjadi dispersi (penyebaran) partikel-
partikel kecil tetapi bukan berukuran molekul
Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang mencakup berbagai bidang. Hal itu dapat kita perhatikan di dalam tubuh makhluk hidup, yaitu makanan yang kita
Emulsi adalah suatu jenis koloid dengan fase terdispresi berupa zat cair dan medium pendispresi berupa zat pada, zat cair, atau gas. Ada tiga jenis emulsi, yaitu emulsi gas
(aerosol cair), dan emulsi padat (gel). Akan tetapi, pada umumnya emulsi yang dimaksud
adalah jenis emulsi yang terdispersi dalam zat cair.
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi. Syarat
terjadinya emulsi ini adalah kedua zat cair tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak. Contoh
emulsi minyak dalam air adalah santan, susu, dan lateks. Contoh emulsi air dalam minyak
adalah minyak ikan, minyak bumi.
Emulsi terbentuk karena adanya zat pengemulsi (emulgator), contoh emulgator adalah
sabun yang dapat mengemulsikan minyak dalam air. Contoh emulgator lainnya adalah kasein
dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise.
2) Macam-macam Emulsi
a) Emulsi Gas (aerosol cair)
Emulsi gas atau aerosol cair merupakan emulsi dalam medium pendispersi gas.
Aerosol cair, seperti hairspray dan obat nyamuk dalam kemasan kaleng, dapat membentuk
system koloid dengan bantuan bahan pendorong atau propelan aerosol seperti CFC. Aerosol
cair juga mempunyai sifat-sifat seperti sol liofob, yaitu efek Tyndall, gerak Brown, dan
kesetabilan dengan muatan partikel.
b) Emulsi Cair
Emulsi cair melibatkan campuran dia zat cair yang tidak dapat saling melaurtkan,
yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat cair
polar) dan zat lainya seperti munyak (meski dapat berupa lemak). Emuldi cair yang terdiri
dari air dan minyak dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu, Emulsi minyak dalam air dan
emulsi air dalam lemak.
Sifat emulsi cair yang penting ialah:
1. Demulsifikasi
Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses
sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengelmusi.
uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin,
sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena
logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini
dikategorikan sebagai metode dispersi.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari – hari untuk proses apapun. Koloid juga
saling berhubungan antara larutan dan suspensi. Partikel koloid dapat menghamburkan
cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat
partikel koloid ini disebut efek Tyndall. Koloid dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sol,
emulsi, dan buih.
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas
permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal,misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan
koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang. Koloid yang medium dispersinya
berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai
interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut
tidak ada atau sangat lemah.
Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, bahan
kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara
kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi
(pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid. Sabun dan detergen bekerja sebagai
bahan aktif permukaan yang fungsinya mengelmusikan lemak ke dalam air.
Keenan,C.W,dkk.1984.”Kimia Untuk Universitas”.Erlangga: Jakarta.
Syukri,S.1999.”Kimia Dasar 2”.ITB: Bandung.
www.nabilahfirest.multiply.com
www.sistemkoloid11.blogspot.com
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Andi: Jogja
A. Pengertian Sistem Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid memiliki ukuran diantara larutan dan
suspensi , tidak jernih tetapi tidak memisah jika didiamkan, dan tidak dapat dipisahkan
dengan cara penyaringan.
Apabila suatu zat dicampur dengan zat lain akan terjadi penyebaran secara merat dari
zat satu ke zat yang lain yang disebut debgan sistem dispersi.
Sistem dispersi adalah pencampuran secara merata antara dua zat atau lebih. Sistemdisperse terdiri dari dua bagian, yaitu fase terdispersi (komponen yang jumlahnya lebih
sedikit) dan pendispersi (komponen yang jumlahnya banyak). Berdasarkan perbedaan
ukuran zat yang terdispersi.
Sistem dispersi dibedakan menjadi larutan koloid dan suspensi.
1. Larutan
Larutan merupakan campuran yang bersifat homogen. Ukuran partikel zat terlarut di
dalam suatu larutan lebih kecil 10-7 (<1nm)>.
2. Suspensi
Suspensi adalah disperse zat padat dalam air atau campuran heterogen yang terdiri daripartikel-partikel padat dalam suatu cairan yang bila dibiarkan akan mengendap ke
bawah karena pengaruh gravitasi. Zat terdispersi pada suspensi merupakan zat padat
berukuran cukup besar. Oleh karena zat terdispersi memiliki ukuran yang cukup besar,
medium pendispersi (air) tidak mampu menahannya sehingga padatan tersebut
mengendap. Ukuran partikel zat yang terdispersi dalam suspensi lebih besar dari 10-5
cm (> 100 nm) sehingga masih dapat diamati. Contoh : pasir dilarutkan dalam air.
3. Koloid
Koloid disebut juga disperse koloid atau suspensi koloid, adalah campuran yang ukuran
partikelnya terletak antara suspensi dan larutan sejati. Ukuran partikel koloid lebih
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.
Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi
padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas.
Syarat terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan.
Emulsi digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air
dalam minyak.. Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu, lateks. Contoh emulsi air
dalam minyak : mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi. Contoh emulsi padat : jelly,
mutiara, opal.
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Misalnya sabun
dicampurkan kedalam campuran minyak dan air, maka akan diproleh campuran stabil
yang disebut emulsi.
4. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih, sedangkan sistem
koloid dari gas yang terdispersi dalam zat padat disebut buih padat.Buih digunakandalam proses pengolahan biji logam dan alat pemadam kebakarn. Contoh buih cair :
disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang
artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).
Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena
permukaannya menyerap ion H+.(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit
karena permukaannya menyerap ion S2.
c. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.
d. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan
terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan
pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampurankoloid yang berbeda muatan.
e. Koloid Pelindung
Merupakan koloid yang dapat berfungsi sebagai pelindung bagi koloid lain
Koloid liofil bersifat lebih stabil daripada koloid liofob, sehingga koloid liofil berfungsi
sebagai koloid pelindung
Contoh gelatin pada es krim untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula.
f. Dialisis
Merupakan cara pemisahan partikel-partikel koloid dari ion-ion atau molekul sederhana
menggunakan selaput semipermeabel contoh : kertas selofan, usus kambing. Mesin
dialisis dapat digunakan untuk alat cuci darah
g. Adsorsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid.
Sifat adsorbs digunakan dalam proses:
1. Pemutihan gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman
penyebab diare.
Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan (+). Adanya
muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol. Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion
OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan (-) dan tolak-menolak dengan sesamanya,
maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
D.Koloid Liofil dan Liofob
Koloid ini terjadi pada sol. Sol liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka (dapat
mengikat) pada cairan (fase pendispersinya). Sol liofob adalah koloid yang fase
terdispersinya tidak suka paca cairan (fase pendispersinya) pada koloid liofil
pengikatan medium pendispersi disebabkan oleh gaya tarik menarik (berupa gayaelektrostatik) pada setiap ujung gugus molekul terdispersi.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi
menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaiut koloid liofil.
Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:
Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yangcukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji,
sabun, deterjen
Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik
yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Contoh: dispersi emas, belerang dalam air
Sifat-Sifat Sol Liofil Sol Liofob
Pembuatan Dapat dibuat langsung dengan
mencampurkan fase terdispersidengan medium terdispersinya
Tidak dapat dibuat hanya
dengan mencampur faseterdispersi dan medium
pendisperinya
Muatan partikel Mempunyai muatan yang kecil atau
tidak bermuatan
Memiliki muatan positif atau
negative
Adsorpsi
medium
pendispersi
Partikel-partikel sol liofil
mengadsorpsi medium
pendispersinya. Terdapat proses
solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya
lapisan medium pendispersi yangteradsorpsi di sekeliling partikel
sehingga menyebabkan partikel sol
liofil tidak saling bergabung
Partikel-partikel sol liofob
tidak mengadsorpsi medium
pendispersinya. Muatan
partikel diperoleh dari
adsorpsi partikel-partikel ionyang bermuatan listrik
Viskositas
(kekentalan)
Viskositas sol liofil > viskositas
medium pendispersi
Viskositas sol hidrofob
hampir sama dengan
viskositas medium
pendispersi
Penggumpalan Tidak mudah menggumpal dengan
penambahan elektrolit
Mudah menggumpal dengan
penambahan elektrolitkarena mempunyai muatan
Sifat reversibel Reversibel, artinya fase terdispersi sol
liofil dapat dipisahkan dengan
koagulasi, kemudian dapat diubah
kembali menjadi sol dengan
penambahan medium pendispersinya
Irreversibel artinya sol liofob
yang telah menggumpal tidak
dapat diubah menjadi sol
Efek Tyndall Memberikan efek Tyndall yang lemah Memberikan efek Tyndall
yang jelas
Migrasi dalammedan listrik
Dapat bermigrasi ke anode, katode,atau tidak bermigrasi sama sekali
Akan bergerak ke anode ataukatode, tergantung jenis
Untuk memperoleh air bersih perlu dilakukan upaya penjernihan air. Kadang-kadang
air dari mata air seperti sumur gali dan sumur bor tidak dapat dipakai sebagai air
bersih jika tercemari. Air permukaan perlu dijernihkan sebelum dipakai. Upaya
penjernihan air dapat dilakukan baik skala kecil (rumah tangga) maupun skala besar
seperti yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Pada dasarnya
penjernihan air itu dilakukan secara bertahap. Mula-mula mengendapkan atau
menyaring bahan-bahan yang tidak larut
dengan saringan pasir. Kemudian air yang telah disaring ditambah zat kimia, misalnya
tawas atau aluminium sulfat dan kapur agar kotoran menggumpal dan selanjutnya
mengendap, dan kaporit atau kapur klor untuk membasmi bibit-bibit penyakit. Air yang
dihasilkan dari penjernihan itu, apabila akan dipakai sebagai air minum, harus dimasak
terlebih dahulu sampai mendidih beberapa saat lamanya.
Untuk memperjelas tentang penjernihan air perhatikan gambar 9.13 berikut!
Proses
pengolahan air tergantung pada mutu baku air (air belum diolah), namun pada
dasarnya melalui 4 tahap pengolahan. Tahap pertama adalah pengendapan, yaitu air
baku dialirkan perlahan-lahan sampai benda-benda yang tak larut mengendap.
Pengendapan ini memerlukan tempat yang luas dan waktu yang lama. Benda-benda
yang berupa koloid tidak dapat diendapkan dengan cara itu.
Pada tahap kedua, setelah suspensi kasar terendapkan, air yang mengandung koloid
diberi zat yang dinamakan koagulan. Koagulan yang banyak digunakan adalah
aluminium sulfat, besi(II)sulfat, besi(III)klorida, dan klorinasi koperos
(FeCl2Fe2(SO4)3). Pemberian koagulan selain untuk mengendapkan partikel-partikel
koloid, juga untuk menjadikan pH air sekitar 7 (netral). Jika pH air berkisar antara 5,5–
6,8, maka yang digunakan adalah aluminium sulfat, sedangkan untuk senyawa besi
sulfat dapat digunakan pada pH air 3,5–5,5.
Pada tahap ketiga, air yang telah diberi koagulan mengalami proses pengendapan,
benda-benda koloid yang telah menggumpal dibiarkan mengendap. Setelah mengalami
pengendapan, air tersebut disaring melalui penyaring pasir sehingga sisa endapan yangmasih terbawa di dalam air akan tertahan pada saringan pasir tersebut.
Pada tahap terakhir, air jernih yang dihasilkan diberi sedikit air kapur untuk
menaikkan pHnya, dan untuk membunuh bakteri diberikan kalsium hipoklorit (kaporit)
atau klorin (Cl2).
e. Sebagai deodoran
Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau
mengendapkan protein dalam keringat.endapan protein ini dapat menghalangi kerja
kelenjer keringat sehingga keringat dan potein yang dihasilkan berkurang.
f. Sebagai bahan makanan dan obat
Ada zat-zat yang tidak larut dalam air sehingga harus dikemas dalam bentuk koloid
sehingga mudah diminum. Contohnya obat dalam bentuk kapsul.
g. Sebagai bahan kosmetik
Ada berbagai bahan kosmetik kosmetik berupa padatan, tetapi lebih baik digunakandalam bentuk cairan. Untuk itu biasanya dibuat berupa koloid dengan tertentu.
h. Sebagai bahan pencuci
Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan detergen.
Dalam pencucian dengan sabun atau detergen, sabun/ detergen berfungsi sebagai
emulgator. Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak dalam air sehingga kotoran-
kotoran berupa lemak atau minyak dapat dihilangkan dengan cara pembilasan dengan
air.
F. Pembuatan Koloid
1. Cara Kondensasi
Cara Kondensasi dilakukan melalui reaksi kimia seperti reaksi redoks, reaksi hidrolisis,
reaksi dekomposisi rangkap, dan reaksi pergantian pelarut.
a. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Pembuatan sol
belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H 2 S) dengan belerang dioksida (SO 2 ),
yaitu dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan SO2.