ACID-BASE BALANCE (APPROACH TO CLINICAL APLICATION) dr.MM Rudi Prihatno, MKes, MSi.Med, SpAn Lab.Anestesiologi & Reanimasi FKIK Unsoed-RSMS
Dec 29, 2015
ACID-BASE BALANCE (APPROACH TO CLINICAL APLICATION)
dr.MM Rudi Prihatno, MKes, MSi.Med, SpAn Lab.Anestesiologi & Reanimasi FKIK Unsoed-RSMS
Keseimbangan Asam - Basa
Penilaian : • Henderson-Hasselbalch • Peter A Stewart
pH rata-rata darah dan cairan extracellular adalah 7,4. pH darah normal antara 7,35 – 7,45 pH yang konstan dipelihara secara bersama oleh sistem buffer tubuh, paru-paru dan ginjal
Henderson-Hasselbalch • Untuk interpretasi gangguan asam-basa adalah pH darah
yang diatur oleh PaCO2 dan konsentrasi bikarbonat. • Sistem penyangga (buffer) utama tubuh yang memelihara
agar pH tetap konstan adalah : o Bicarbonat atau carbonic acid yang merupakan buffer terbesar
dalam tubuh dan bekerja pada ECF. o Phosphate (NaH2PO4 dan Na2HPO4), merupakan komponen
penting didalam eritrosit dan sel lain, terutama tubulus renalis yang memungkinkan ginjal membuang ion hidrogen
o Protein (Pr - atau HPr). Predomimant dalam sel, juga bekerja pada plasma.
o Eritrosit (HbO2 - atau HHBO2).
CO2 + H2O ⇔ H2CO3 ⇔ H+ + HCO3 -
Respon segera (dalam beberapa detik) terhadap ion hidrogen adalah buffer kimiawi dari H+, baik ECF maupun ICF. Usaha kedua berupa pengendalian oleh paru-paru terhadap CO2 melalui ventilasi alveolar (beberapa menit). Usaha terakhir oleh ginjal terhadap HCO3
- sampai beberapa hari ).
Respirasi
Metabolik
Pengaturan
Ginjal berperan dalam keseimbangan asam-basa dengan mengatur HCO3
- plasma dengan cara :
o Reabsorbsi HCO3- yang terfiltrasi
dan mencegah kehilangan melalui urin.
o Ekskresi kelebihan H+ sehari-hari sebagai kelebihan metabolisme. Sehingga dapat menahan atau membuang HCO3
- sesuai kebutuhan, b a i k d e n g a n N a + , K + a t a u menukarnya dengan Cl-
p H d a r a h t e r g a n t u n g r a t i o : bicarbonat/carbonic acid = 20/1 dan pH = 7,4 didalam plasma dan ECF
• K e t i d a k s e i m b a n g a n resp i ra to r i k te r jad i b i l a g a n g g u a n p r i m e r p a d a konsentrasi CO2. Karena CO2 sebagai penyebut, maka p e n i n g k a t a n C O 2 a k a n menurunkan pH à asidosis respiratorik.
• Penurunan CO2 akan meningkatkan pH à alkalosis respiratorik
pH = HCO3-/ PaCO2
• Asam adalah donor ion H+ dan basa adalah akseptor ion H+.
Larutan asam mengandung kelebihan ion H+ sedangkan
larutan basa mengandung kelebihan OH-.
• PH menunjukkan negative logaritma ion H+ dalam gram molekul
perliter cairan. Cairan tubuh mempunyai mempunyai kadar ion
H+ = 35 – 45 nmol/L.
• Ketidakseimbangan metabolik terjadi bila gangguan primer
pada konsentrasi bikarbonat.
• Karena bikarbonat sebagai pembilang, maka peningkatan
bikarbonat akan meningkatkan pH disebut alkalosis metabolik.
Sedang penurunan bikarbonat akan menurunkan pH disebut
asidosis metabolik.
Ada 3 respons kompensatorik :
• Respons ECF dan ICF.
• Respons pernafasan terhadap CO2.
• Respons ginjal terhadap HCO3- dan H+.
ASIDOSIS – METABOLIK Terjadi penurunan pH akibat konsentrasi HCO3
- plasma turun. Terapi : • Infus Ringer Lactate ( Na Lactate
à Na bicarbonat ). • Bicarbonas Natricus ( NaHCO3 ) :
BE x BW x 0,3 = meq, bila blind = 1 meq/kg à berikan 50 % dulu.
ALKALOSIS - METABOLIK Terjadi peningkatan pH akibat
konsentrasi HCO3- plasma meningkat. Sering disertai berkurangnya volume ECF dan hipokalemia.
Terapi : • Responsif Chlorida : lar. garam
isotonik + KCl. • Alkalosis berat : lar. HCl.
ASIDOSIS – RESPIRATORIK Terjadi penurunan pH akibat konsentrasi CO2 meningkat. Terapi: causative.
ALKALOSIS – RESPIRATORIK Terjadi peningkatan pH akibat konsentrasi CO2 menurun. Terapi : causative. Bila perlu campuran gas yang mengandung 3% CO2.
PH darah merupakan dependent variable yang ditentukan oleh PaCO2, konsentrasi weak acid dan strong-ion- difference. Strong ions adalah ion-ion yang terdisosiasi didalam larutan ( completely dissociated in solution ). Strong ions yang terpenting adalah potassium, sodium dan chloride. Faktor terpenting adalah perbedaan antara strong ions dibanding konsentrasi absolut dari ion-ion. Bila strong ion difference turun, konsentrasi hydrogen ion meningkat. Lactate diatasi sebagai strong ion karena dengan pKa 3,4 selalu terdisosiasi sempurna pada pH 7,4. Weak acid didalam plasma yang terpenting adalah albumin, yang kurang penting adalah phosphate.
Peter A Stewart
• Ketiga faktor independent (PaCO2, weak acid, SID) akan mengontrol dependent factor (HCO3
-. , H+, OH-). Suatu cara untuk m e n d e t e k s i a d a n y a i o n - i o n d e n g a n pendekatan anion gap terhadap unmeasured ion. Satu pendekatan untuk menentukan jumlah unmeasured ions adalah strong ion gap.
• Unmeasured cation : potassium, sodium, calcium dan magnesium.
• Unmeasured anion : chloride, lactate, urat.
Langkah penggabungan base – excess dengan teori Stewart : 1. Hitung Base – excess dari analisa gas darah. 2. Hitung strong – ion – difference effect, meq/L = A + B.
a. Pengaruh air terhadap Natrium = 0,3 x ( Na+ - 140 ). b. Pengaruh koreksi Klorida = 102 – ( Cl- x 140/Na+ ).
Natrium dan Klorida merupakan faktor untuk menentukan strong-ion-difference
3. Tentukan total weak acid concentration effect. a. Efek Weak acid; meq/L = 0,123 x pH – 0,6310 x ( 42 – Na+ ). b. Albumin merupakan faktor penentu dalam konsentrasi total
weak acid. Hitung unmeasured ion effect. Bila unmeasured ion effect < - 5 meq/L , merupakan prediksi kuat akan terjadi mortalitas.
Overall base-excess effect – SID effect – total weak acid concentration effect