Top Banner
ISSN : 2337 - 5329 VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012 PUSAT PENELITIAN LlNGKUNGAN HIDUP a SUMBERDAYAALAM (PPLH·SDA) UNIVERSITAS PATTIMURA :!,1G():5kr'W:5 JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : 2337 - 5329
13
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kerupuk Sagu

ISSN : 2337 - 5329VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

PUSAT PENELITIAN LlNGKUNGAN HIDUP aSUMBERDAYAALAM(PPLH·SDA)UNIVERSITAS PATTIMURA

:!,1G():5kr'W:5JURnAl EKOlOGI DAn SAlns

ISSN : 2337 - 5329

Page 2: Kerupuk Sagu

EKOSAINS

53

PEMANFAATAN TEPUNG SAGU MOLAT (M. sagus Rottb) DAN UDANGSEBAGAI BAHAN CAMPURAN PEMBUATAN KERUPUK

Utilization of Molat Sago (M. sagus Rottb) Flavour and Shrimp asThe Making of Subtance Compound Chips

Sandriana J [email protected]

ABSTRAK

Potensi jenis tepung sagu di Maluku sangat banyak, dimana digunakan sebagai produkpangan alternatif didukung oleh kandungan gizinya yang cukup memadai. Salah satunya tepungsagu molat dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai produk olahan yaitukerupuk dalam upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk sagu melalui diversifikasi. Selainitu ada berbagai potensi daerah Maluku yang kaya akan sumber daya laut seperti udang.Penggunaaan sumber daya lokal Maluku ini juga dapat digunakan sebagai bahan campurankerupuk dalam upaya meningkatkan nilai gizi kerupuk. Pengembangan suatu produk harus dapatditerima oleh konsumen berdasarkan karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh produktersebut yang akan menentukan mutunya. Oleh sebab itu penelitian ini dimaksudkan untukmelihat karakteristik kimia meliputi kadar air, kadar abu, protein, karbohidrat kerupuk yangdihasilkan oleh tepung sagu molat yang dicampur dengan udang. Hasil menunjukan bahwakerupuk dengan perbandingan 1000g tepung sagu molat dengan 100g udang rata-rata memilikikomposisi kimia yang tidak berbeda nyata. Karakteristik kimia kerupuk yang terbuat dari bahantepung sagu molat dan udang yang disukai. Dengan demikian pengembangan kerupuk dari jenistepung sagu molat dapat menghasilkan kerupuk dengan mutu yang tidak terlalu beda dengankerupuk dari bahan campuran lain dengan udang yang sudah lazim beredar di pasaran.

Keywords: Tepung sagu molat, udang, kerupuk.

PENDAHULUANSagu sangat potensial untuk

dikembangkan sebagai bahan panganalternatif bagi masyarakat Indonesia selainberas karena kandungan karbohidrat(mampu menghasilkan pati kering hingga 25ton per ha), kemampuan subtitusi tepungdalam industri pangan, peluangmeningkatkan produktivitas, potensi arealdan perluasannya, serta kemungkinandiversifikasi produk (Alfons dan Bustaman,2005). Dengan demikian prospek danpeluang pengembangan sagu baik sebagaibahan pangan maupun sebagai bahan bakuindustri cukup menjanjikan. Dalam upaya

mengoptimalkan pemanfaatan sumber dayasagu dan menjaga pengolahan secaraberkelanjutan, maka dibutuhkan rekayasateknologi sagu, satu diantaranyadiversifikasi produk olahan sagu.

Di Maluku umumnya dikenal empatjenis sagu berduri yaitu M. rumphii Mart.(Sagu Tuni), M. sylvestre Mart. (Sagu Ihur),M. longispinum Mart. (Sagu Makanaru), danM. micracanthum Mart. (Sagu Duri Rotan),serta satu jenis sagu tidak berduri yaitu M.sagus Rottb. (Sagu Molat) (Alfons danBustaman, 2005).

Jenis sagu tidak berduri yaitu M. sagusRottb. (Sagu Molat). Pati/tepung sagunya

Page 3: Kerupuk Sagu

EKOSAINS

54

berwarna putih dan enak rasanya sehinggasangat disukai oleh penduduk. Denganadanya tepung sagu molat dengan sifatfisikokimia serta fungsional pati yangberbeda, maka peluang pengembangandiversifikasi produk olahan sagu semakinterbuka luas. Komponen kimia tepung patisagu memiliki protein 0,62 %, Abu 0,32 %,Serat 0,15 %, Pati 75,88 %, Amilosa 23,94%, Amilopektin 76,06 % ( Richana dkk,2000 ).

Oleh sebab itu dengan melihatberbagai keunggulan yang dimiliki olehtepung sagu molat, perlu dilakukanpenelitian untuk mengembangkan produkpangan bernilai gizi tinggi yang berbasissagu. Pengembangan tepung sagu molatpenting dilakukan agar tepung sagu molattidak lagi menjadi komoditas yangdimarginalkan. Kandungan pati yangterdapat di dalam tepung sagu molatmemungkinkan untuk pengembanganproduk olahan dari tepung sagu yang bahandasarnya pati selain yang sudah disebutkandiatas salah satunya seperti bakso daritepung sagu (Pattinama, 2008). Salah satuproduk olahan yang dapat menggunakantepung sagu sebagai bahan dasar adalahkerupuk sagu.

Kerupuk merupakan produk makananlokal yang dibuat dari tepung pregelatinisasi.Berbagai macam formulasi dan rupa bentukkerupuk telah digunakan dan beredar dikalangan masyarakat. Kerupuk umumnyadibuat dari bahan tapioka sebagai sumberpati, air, udang dan bumbu-bumbu (Huda,2003). Modifikasi dapat dilakukan padapembuatan kerupuk dengan menggunakantepung sagu molat sebagai alternatifpengganti tapioka. Tepung sagu 100%sebagai substitusi tapioka mungkin dapatdikembangkan sebagai bahan dasarpembuatan kerupuk mengacu pada hasilpenilitian Balai Besar Penilitian danPengembangan Pascapanen Pertanian yangberhasil mengembangkan mie sagu yang

100% bahan bakunya adalah sagu (BBP4,2005) serta pembuatan kerupuk denganmenggunakan bahan dasar tepung sagu danudang (BPPT, 2001). Potensi daerah Malukuyang kaya akan sumber daya pangan lautseperti udang digunakan sebagai bahancampuran kerupuk dalam upayameningkatkan nilai gizi kerupuk. Hasilperikanan udang banyak mengandung zatgizi antara lain protein, lemak, karbohidrat,mineral, vitamin dan air (Hadiwiyoto, 1993).

Dengan demikian tepung sagu molatyang dicampur dengan bahan dasarcampuran seperti udang, dapat digunakandalam pembuatan kerupuk. Pengembangansuatu produk harus dapat diterima olehkonsumen berdasarkan karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh produktersebut yang akan menentukan mutunya.Oleh sebab itu penelitian ini dimaksudkanuntuk melihat karakteristik-karakteristikfisiko kimia dan organoleptik kerupuk yangdihasilkan oleh tepung sagu molat dan bahandasar campurannya adalah udang.

TujuanPenelitian ini bertujuan untuk

mempelajari karakteristik fisiko kimia danorganoleptik dari produk kerupuk yangdibuat dengan bahan dasar tepung sagumolat dan udang.

ManfaatManfaat dari penelitian ini adalah :

Pengembangan produk olahan berbasis saguyang diharapkan memiliki kandungan giziterutama kandungan protein yang cukuptinggi.

MATERI DAN METODEPembuatan Kerupuk dari Tepung Sagu

Molat dan Udang. Kerupuk dibuat denganmengikuti beberapa formula campuranberikut ini :1. Tepung sagu molat 600 g dan udang 50 g.2. Tepung sagu molat 800 g dan udang 75 g.

Page 4: Kerupuk Sagu

EKOSAINS

55

3. Tepung sagu molat 1000 g dan udang 100g.

4. Tepung sagu molat 1200 g dan udang 125g.

5. Tepung sagu molat 1400 g dan udang150 g.

Pelaksanaan Pembuatan Tepung Sagu Molat

Tepung sagu (pati sagu kering) dihasilkan melalui proses ekstraksi sagu (Gambar 1)

Empelur Sagu

Pemarutan

Ekstraksi

Pengendapan

Pati Sagu Basah

Pengeringan Sinar Mataharijam

Pati Sagu Kering

Penggilingan

Pengayakan (100 mesh)

Pati Sagu (tepung sagu)

Air

Ampas

Air

Susu Pati

Filtrasi

3 kali

Pengendapan

Gambar 1. Diagram Pembuatan Tepung Sagu Molat

Page 5: Kerupuk Sagu

EKOSAINS

56

Pembuatan KerupukKerupuk dibuat dengan menggunakan

tepung sagu molat. Pembuatannya untukmasing-masing campuran kemudiandilakukan berdasarkan cara seperti yangtertera dibawah ini dan dalam diagram alirproses pembuatan kerupuk sagu dapat dilihat pada Gambar 2 :

1. Pembuatan bumbu kerupukUdang ditimbang sebanyak 100g, dicucisampai bersih dan dagingnya diblendersampai halus. Setelah itu bahancampuran udang dicampur denganbawang putih (0,02 % b/b) dan 0,01%(b/b) garam dan penyedap secukupnyayang terlebih dahulu sudah digilinghalus. Campuran ini disebut bumbukerupuk.

2. Pembuatan biang kerupukTepung sagu molat 1000 g untukmasing-masing campuran dibagi dua,yaitu bagian A (1/3 bagian) dan bagianB (2/3 bagian). Bagian A dicampurdengan air dan bumbu kerupuk. Tiap1000 g tepung sagu dicampur denganair 1 L. Campuran kemudian dimasaksambil diaduk menjadi lem kental. Hasilpemasakan disebut dengan biangkerupuk.

3. Pembuatan adonanBiang kerupuk dicampur sedikit demisedikit dengan tepung sagu molat

(bagian B) sambil diaduk dan diulensampai adonan homogen, tidak lengketdi tangan. Adonan kemudian dibentukmenjadi silinder (dodolan) denganpanjang 20-25 cm dan diameter 4-5 cm.

4. Perebusan dodolanDodolan dimasukkan didalam plastikdan direbus selama 1 jam sampai bagiandalamnya matang.

5. Pendinginan dodolanDodolan matang didinginkan dandibiarkan selama 24 jam di suhu ruangkemudian di dalam lemari pendinginjuga selama 24 jam sehingga dodolmengeras dan mudah dipotong yangdisebut dengan dodolan matang keras.

6. Pengirisan dan pengeringan kerupukbasahDodolan matang keras diiris tipis (2mm) dengan parutan sehingga diperolehkerupuk basah. Kerupuk basah diangin-anginkan kemudian dijemur dengansinar matahari sampai kering sampaikerupuk mudah dipatahkan.

7. PenyimpananKerupuk kering dikemas di dalamkantong plastik.

8. PenggorenganKerupuk mentah digoreng di dalamminyak goreng panas dalam keadaanterendam selama 10-20 detik sambildibalik-balik

Page 6: Kerupuk Sagu

EKOSAINS

57

Gambar 2. Diagram Pembuatan Kerupuk dari tepung sagu, udang dan ikan

Pembuatan bahan campuran udang

Pembuatan bumbu kerupuk (campuran udang dan bumbu)

Pembuatan biang kerupuk (campuran 1/3 bagian tepung sagu molat

dan air )Pemasakan biang kerupuk sampai berupa lem kental

Pembuatan adonan ( biang kerupuk dicampur dengan 2/3 bagian sisa tepungsagu)

Pembentukan adonan berupa dodolan p=20-25 cm dan diameter 4-5 cm

Pengukusan dodolan 1 jam

Pendinginan dodolan dalam suhu ruang 24 jam dan lemari pendingin24 jam

Pengirisan dodolan tebal 2 mm menjadi kerupuk basah

Pengeringan kerupuk basah

Kerupuk mentah kering

Penggorengan

Kerupuk matang

Page 7: Kerupuk Sagu

EKOSAINS

58

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik kimia KerupukProduk kerupuk yang dihasilkan dari formula campuran tepung sagu molat dan udang,

dapat dilihat pada Gambar 3.

(600 g : 50 g) (800 g : 75 g)

(1000 g : 100 g) (1200 g : 125 g)

(1400 g : 150 g)Gambar 3. Produk kerupuk yang dihasilkan oleh campuran tepung sagu molat dan udang

Hasil pengujian dan analisakeragaman dari peubah kimia yang dianalisayang meliputi kadar air, kadar abu, kadarprotein, dan kadar karbohidrat dapat dilihat

pada hasil analisa keragaman pengaruhformula campuran tepung sagu dan ulat saguterhadap karakteristik kimia kerupuk dapatdilihat pada Tabel 1.

Page 8: Kerupuk Sagu

EKOSAINS

59

Tabel 1. Pengaruh formula campuran tepung sagu molat dan udang terhadap karakteristikkimia kerupuk

Peubah fisikokimia Pengaruh formula campuran

Kadar airKadar abuKadar proteinKadar lemakKadar karbohidrat

**********

Keterangan : ** = sangat nyata

Kadar AirFormula campuran tepung sagu molat

dan udang yang digunakan dalam penelitianini menunjukkan pengaruh yang sangatnyata terhadap peubah kadar air kerupuk.Rata-rata kadar air kerupuk berkisar antara7,69 – 10,09 persen. Hasil uji beda rataankadar air kerupuk dapat dilihat pada Gambar4. Kadar air tertinggi terdapat pada kerupukyang terbuat dari campuran 1000 g tepungsagu dan 100 g ulat sagu (1000 g : 100 g)yaitu 10,09 persen dan tidak berbeda nyatadengan kadar air kerupuk dengan 1200 g :

125 g namun berbeda dengan formulacampuran yang lain. Sedangkan kadar airterendah dimiliki oleh kerupuk daricampuran 600 g : 50 g.

Kisaran kadar air kerupuk darimasing-masing formula campuran masihberada dalam rentang kadar air kerupuksesuai SNI kerupuk udang maks. 12 persen(SNI, 1992b)( Tabel 2) Kadar air sekitarnilai-nilai yang diperoleh karena prosespenjemuran kerupuk sampai kering danmudah dipatahkan biasanya memiliki kadarair berkisar 10-12 persen.

Gambar 4. Kadar air kerupuk dari berbagai formula campuran tepung sagu molat dan udang

Kadar air kerupuk yang dihasilkanbisa dipengaruhi oleh tepung sagu yangberupa pati yang memiliki kemampuanmengikat air. Makin banyak tepung sagu

dan ulat sagu yang digunakan kadar airmakin naik sampai formula 1000 g : 100 g.Penambahan jumlah tepung sagu dan ulatsagu diatas formula 1000 g : 100 g kembali

7.69 c8.69 b

10.09a 9.92 a

8.52 b

0

2

4

6

8

10

12

Kadar air (%)

A (600 : 50) B (800 : 75) C (1000 : 100) D (1200 : 125) E (1400 : 150)

Tepung Sagu Molat (g) : Udang (g)

Kadar Air Kerupuk

BNJ : 0,7273

Page 9: Kerupuk Sagu

EKOSAINS

60

menurunkan nilai kadar kerupuk yang dihasilkan.

Tabel 2. SNI 01-2714-1992 : Kerupuk udang

Jenis ujiPersyaratan mutu

Mutu 1 Mutu 2 Mutu 3a. Organoleptik 7,5 6,5 6- kapang Negatif Negatif Negatifb.Mikrobiologi

- TPC per gram Maks. 5 x 104 Maks. 5 x 104 Maks. 5 x 104

- E. coli MPN/gram Maks. 3 Maks. 3 Maks. 3- Salmonella spp. Negatif Negatif Negatif

c. Kimia- Air (% bobot/bobot) Maks. 12 Maks. 12 Maks. 14- Abu (% bobot/bobot) Maks. 1 Maks. 1 Maks. 1- Protein (% bobot/bobot) Min. 8 Min. 5 Min. 2

Sumber: SNI, 1992

Hal ini menunjukan bahwa perbedaankadar air kerupuk tidak hanya disebabkankarena adanya tepung sagu melainkan jugakarena penambahan udang. Makin banyakudang yang ditambahkan maka kandunganmolekul-molekul lain yang ada sepertiprotein dan lemak akan berikatan denganpati dari tepung sagu sehingga makin kuranggugus hidroksil yang dibutuhkan untukmengikat air yang menyebabkan kadar airkerupuk menjadi rendah ( Ahmad et al.,1999; Luallen, 1985).

Kadar air suatu bahan pangan sangatdipengaruhi oleh proses pengolahannya.Proses pengolahan kerupuk denganpenjemuran dibawah sinar matahari denganlama 12 jam selama 2 hari bisamempengaruhi kadar air walaupun prosespengolahan yang seragam bukan menjadi

perlakuan. Hal ini disebabkan karenakelemahan proses pengeringan denganmenggunakan sinar matahari secara relatifmemiliki kontrol yang lemah terhadapkondisi pengeringan, sehingga menghasilkanproduk dengan variabilitas yang lebih besar(Fellows, 2000). Dengan demikiandiperlukan suatu cara pengeringan yang bisamemberikan hasil yang konstan.

Kadar AbuFormula campuran tepung sagu dan

udang yang digunakan dalam penelitian inimenunjukkan pengaruh yang sangat nyataterhadap peubah kadar abu kerupuk. Rata-rata kadar abu kerupuk berkisar antara 3,17– 4,59 persen. Hasil uji beda rataan kadarabu kerupuk dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 10: Kerupuk Sagu

EKOSAINS

61

Gambar 5. Kadar abu kerupuk dari berbagai formula campuran tepung sagu molat dan udang

Kadar abu tertinggi terdapat padakerupuk yang terbuat dari campuran 600 g :50 g yaitu 4,39 persen dan berbeda nyatadengan kadar abu kerupuk dengan 1400 g :150 g namun tidak berbeda nyata denganformula campuran yang lain( 800 g : 75 g,1000 g : 100 g dan 1200 g : 125 g).Sedangkan kadar abu terendah dimiliki olehkerupuk dari campuran 1400 g : 150 g.

Kadar abu kerupuk yang dihasilkanmenunjukkan nilai yang lebih tinggi (3,09 –4, 39) persen dari nilai kadar abu ulat sagusebelum diolah 2,3 persen (Pattinama,2008). Hal ini disebabkan karena dalampembuatan kerupuk, udang dicampurdengan tepung sagu sehingga kandunganabu tepung sagu juga akan memberikansumbangan terhadap kandungan abukerupuk. Kandungan abu juga dikenalsebagai zat anorganik yang erat kaitannya

dengan estimasi kandungan mineral produkpangan tertentu. Dalam proses pembakaran,bahan-bahan organik terbakar tetapi yanganorganik dinyatakan sebagai abu (Winarno,1986). Namun demikian kisaran kadar abukerupuk dari masing-masing formulacampuran masih berada dalam rentang kadarabu kerupuk sesuai SNI kerupuk udangmin. 1 persen (Tabel 2) (SNI, 1992b).

Kadar ProteinFormula campuran tepung sagu dan

udang yang digunakan dalam penelitian inimenunjukkan pengaruh yang sangat nyataterhadap peubah kadar protein kerupuk.Rata-rata kadar protein kerupuk berkisarantara 4,24 – 5,12 persen. Hasil uji bedarataan kadar protein kerupuk dapat dilihatpada Gambar 6.

4.59 a 3.87 ab 3.84 ab 3.46 bc 3.17 c

0

2

4

6

8

10

Kadar abu (%)

A (600 : 50) B (800 : 75) C (1000 : 100) D (1200 : 125) E (1400 : 150)

Tepung sagu molat (g) : udang (g)

Kadar Abu Kerupuk

BNJ : 0,6093

Page 11: Kerupuk Sagu

EKOSAINS

62

Gambar 6. Kadar protein kerupuk dari berbagai formula campuran tepung sagu dan udang

Kadar protein kerupuk yang tertinggiterdapat pada kerupuk yang terbuat dariformula campuran 1400 g : 150 g dan tidakberbeda nyata dengan kerupuk daricampuran 800 g : 75 g namun berbeda nyatadengan kadar protein dari kerupuk yangterbuat dari 600 g : 50 g, 1000 g : 100 g, dan1200 g : 125 g. Ketiga formula campuranyang disebutkan terakhir ini menghasilkankerupuk dengan kadar protein yang tidakberbeda nyata satu dengan yang lainnya.Makin banyak udang dalam formulacampuran kerupuk makin tinggi kadarproteinnya, pengecualiannya pada formulacampuran 800 g : 75 g. Hal ini mungkindiakibatkan kurang homogennya campuranselama pembuatan adonan kadar proteinuntuk kerupuk dari campuran ini sedikitlebih tinggi.

Kadar protein pada kerupukditentukan oleh tingginya kadar proteinudang yang sebesar 14,3 persen (Pattinama,2008) bukan dari tepung sagu karena kadarprotein sagu bisanya sangat rendah daribeberapa jenis sagu yang sudah diteilitimemiliki kadar protein hanya 0,19 – 0,25persen ( Ahmad et al., 1999). Namundemikian kadar protein menurun sekitar 60persen saat udang dan tepung sagu diolahmenjadi kerupuk. Hal ini disebabkan karenaudang sudah mengalami proses pengolahanbaik dari pengolahan udang dengan carasangrai menjadi udang giling danpengolahannya melaui pemasakan danperebusan menjadi kerupuk. Hasil olahanudang dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Udang digiling sampai halus, dijadikan sebagai bahan campuran kerupuk

4.34 b5.12 a

4.24 b 4.34 b5.11a

0

2

4

6

8

10

Kadar protein(%)

A (600 : 50) B (800 : 75) C (1000 : 100) D (1200 : 125) E (1400 : 150)

Tepung sagu molat (g) : udang (g)

Kadar Protein Kerupuk

BNJ : 0,6093

Page 12: Kerupuk Sagu

EKOSAINS

63

Kadar protein kerupuk yang dihasilkandari kelima formula campuran (4,28 – 5,14persen) masih berada dibawah kadar proteinkerupuk ikan (min. 7 persen) maupunkerupuk udang (min.8 persen) untuk mutukelas I. Namun untuk formula campuran1400 : 150 g sudah memenuhi standar mutukelas II kerupuk udang yang min. 5 persen(Tabel 2)

Kadar KarbohidratFormula campuran tepung sagu molat

dan udang yang digunakan dalam penelitianini menunjukkan pengaruh yang sangatnyata terhadap peubah kadar karbohidratkerupuk. Rata-rata kadar karbohidratkerupuk berkisar antara 77,20 – 81,19persen. Hasil uji beda rataan kadarkarbohidrat kerupuk dapat dilihat padaGambar 8.

Gambar 8. Kadar karbohidrat kerupuk dari berbagai formula campuran tepung sagu dan udang

Kadar karbohidrat tertinggi dimilikioleh kerupuk yang dibuat dengan formulacampuran 600 g : 50 g dan berbeda nyatadengan semua formula campuran kerupuklain yang tidak berbeda nyata satu denganyang lainnya. Kadar karbohidrat terendahterdapat pada kerupuk dengan campuran1000 g : 100 g.

Sumbangan karbohidrat pada kerupukseharusnya berasal dari kandungankarbohidrat tepung sagu yang digunakan,jadi semakin banyak tepung sagu yangdigunakan seharusnya makin tinggi kadarkarbohidratnya sebaliknya hasil penelitianmalah kerupuk dengan campuran tepungsagu dan udang terendah yang memilikikadar karbohidrat tertinggi. Hal inidisebabkan karena kadar karbohidrat dalam

penelitian ini ditentukan dengan metodepengurangan (by difference) yang diperolehdengan cara mengurangi kadar yang lain air,abu, protein. Dengan demikian jika kadar-kadar yang lain kecil maka kadarkarbohidrat kerupuk akan tinggi.Karbohidrat yang ditentukan dengan cara initermasuk serat dan komponen lain yangbukan karbohidrat seperti asam-asamorganik (FAO, 2003).

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian diatas

maka dapat disimpulkan bahwa kerupukyang dihasilkan pada perlakuan jenis tepungsagu molat dan bahan campuran udang danikan (T2C1) (T2C2) memiliki karakteristik

81.19 a 79.04 b 77.20 c 78.34 bc 78.17 bc

0

20

40

60

80

100

Kadarkarbohidrat (%)

A (600 : 50) B (800 : 75) C (1000 : 100) D (1200 : 125) E (1400 : 150)

Tepung sagu molat (g) : udang (g)

Kadar Karbohidrat Kerupuk

BNJ : 1,4633

Page 13: Kerupuk Sagu

EKOSAINS

64

kimia kadar lemak 0,24 persen dan kadarkarbohidrat 15,89 persen.

DAFTAR PUSTAKAAhmad F. , Wiliams, P. A, Doublier, J. L.,

1999. Physicochemical of Sago StarchCarbohydratePolymer. 38: 361-370.

Alfons, J. B dan Bustama, S., 2005. Prospekdan Arah Pengembangan Sagu diMaluku. Balai Pengkajian TeknologiPertanian Maluku. Badan LitbangPertanian, Maluku.

BBP4., 2005. Pengembangan TeknologiPengolahan Sagu Berbasis Sagu.Laporan Penelitian Proyek PengkajianTeknologi Pertanian Partisipatif.DEPTAN, Jakarta.

BPPT., 2001. Kerupuk Sagu. Kantor DeputiMenristek Bidang Pendayagunaan danPemasyarakatan Ilmu Pengetahuan danTeknologi, Jakarta.

Fellow, P., 2000. Food ProcessingTechnology Principles and Practice.Woodhead Publishing LimitedChambridge England.

Hadiwiyoto, S., 1993. TeknologiPengolahan Hasil Perikanan. Liberty,Yogyakarta.

Pattinama, A. F., 2008. Studi PerbandinganTepung Sagu dengan Ulat Sagu (Rhynchophorus ferrugineus) dalamPembuatan Bakso. Skripsi, Faperta-Unpatti, Ambon.

Winarno, F. G., 2004. Kimia Pangan danGizi. GramediaPustaka Utama, Jakarta.

Yu, S. Y., 1991. Acceptability of FishCrackers (Kerupuk) Made FromDifferent Type of Flour Asean.Laporan Hasil Penelitian Dosen Muda.Unpatti-Ambon. Food. J. 6 (3): 114-116.