KELAINAN ORTOPEDI ANAK PADA PINGGUL, TUNGKAI DAN KAKI
KELAINAN ORTOPEDI ANAK PADA PINGGUL, TUNGKAI DANKAKI
Dislokasi Pinggul BawaanDislokasi Pinggul Bawaan adalah suatu
kelainan bentuk pada persendian pinggul yang ditemukan pada bayi
baru lahir atau pada awal masa kanak-kanak.
Pinggul adalah suatu persendian bola dan kantung; bolanya adalah
kaput femoralis (kepala tulang paha) yang berada di puncak tulang
paha, sedangkan kantungnya adalah asetabulum yang berasal dari
panggul.Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan
faktor genetik.Kelainan yang dirasakan mungkin baru muncul pada
usia 30-40 tahun, dan bisa menyerang salah satu maupun kedua
pinggul.
Kelainan ini lebih sering ditemui pada:
Anak pertama
Bayi perempuan
Bayi dalam letak bokong
Riwayat dislokasi pinggul pada keluarga.Kelainan ini ditemukan
pada 1 diantara 1.000 bayi baru lahir.
Gejalanya bisa berupa:- Pergerakan yang terbatas di daerah yang
terkena- Posisi tungkai yang asimetris- Lipatan lemak paha yang
asimetris- Setelah bayi berumur 3 bulan : rotasi tungkai asimetris
dan tungkai pada sisi yang terkena tampak memendek.
Pemeriksaan yang paling penting adalah USG pinggul. Pada bayi
yang lebih besar dan anak-anak bisa dilakukan rontgen pinggul.
Pada awal masa bayi, agar kaput femoralis tetap berada dalam
kantungnya, bisa dipasang alat untuk memisahkan tungkai dan
melipatnya ke arah luar (seperti kodok).Jika posisi diatas sulit
dipertahankan, bisa digunakan gips yang secara periodik diganti
sehingga pertumbuhan tulang tidak terhambat.Jika tindakan tersebut
tidak berhasil atau jika dislokasi diketahui setelah anak cukup
besar, maka dilakukan tindakan pembedahan.
Torsio femoral adalah suatu keadaan dimana lutut menghadap ke
depan atau ke samping.Keadaan ini seringkali membaik dengan
sendirinya pada saat anak tumbuh dan mulai berdiri serta
berjalan.
Dislokasi lutut adalah suatu keadaan dimana tungkai bawah pada
lutut melipat ke depan.Kelainan ini jarang terjadi tetapi jika
terjadi harus segera diatasi. Biasanya dilakukan tindakan menekuk
lutut bayi secara perlahan ke depan dan ke belakang sebanyak
beberapa kali/hari serta memasang bidai agar lutut tetap
tertekuk.
Clubfoot (talipes) adalah suatu keadaan dimana bentuk atau
posisi kaki terpuntir.Lengkung kaki bisa sangat tinggi atau kaki
berputar ke dalam maupun ke luar.Clubfoot sejati disebabkan oleh
kelainan anatomis.Jika tidak terdapat kelainan anatomis, maka
keadaan ini bisa diperbaiki dengan pemasangan gips dan terapi
fisik. Pengobatan dini dengan gips bisa memperbaiki clubfoot sejati
tetapi biasanya perlu dilakukan pembedahan.
AMPUTASI KONGENITALAmputasi Kongenital (Missing Limbs) adalah
suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak memiliki sebuah lengan
atau sebuah tungkai atau bagian dari lengan maupun tungkai.
Penyebabnya tidak diketahui.Pemakaian talidomid sebagai obat
untuk mengatasi morning sickness pada wanita hamil, diduga
merupakan penyebab terjadinya kelainan ini.Agar anggota gerak lebih
fungsional, bisa digunakan lengan atau tungkai palsu
Posted by: Indonesian Children | August 29, 2009
Kelainan Orthopaedi Pada Pediatri
Oleh : Dr. Isa An Nagib, SpOT
Poli Bedah Tulang RSIA Permata Cibubur
Sebagai penambah wacana, maka dalam artikel ini akan diterangkan
mengenai apa saja kelainan orthopaedi yang sering terjadi pada
anak-anak (pediatri), karena kasus ini sering terjadi tanpa
keluarga menyadarinya sampai akhirnya si anak tumbuh besar dengan
kelainannya itu, dan sudah barang tentu pengobatannya menjadi lebih
sulit. Karena tidak sedikit orangtua anak datang ke dokter
orthopaedi dalam keadaan terlambat. Kelainan tersebut dapat timbul
sejak lahir (congenital) ataupun didapat setelah dalam
perkembangannya (developmental).Di rumah sakit besar di luar negeri
sejak dulu sudah dikenal istilah orthopaedic check list, dimana
bayi yang baru lahir langsung dilakukan screening terhadap
kelainan-kelainan di bidang orthopaedi, untuk di Indonesia biasanya
dokter spesialis anak akan mengkonsulkan ke dokter spesialis
orthopaedi apabila dicurigai adanya kelainan tersebut. Di Rumah
Sakit Permata Cibubur hal ini sudah berjalan, sehingga
meminimalisasi kemungkinan kelainan pada anak tersebut terlambat
untuk diketahui. Kadangkala orangtua atau keluarga si anak
menganggap kelainan pada anaknya sebagai sesuatu yang biasa karena
ketidaktahuannya, oleh karena itu disini akan diterangkan kelainan
yang sering terjadi, mana yang masih dalam batas normal dan mana
yang merupakan kelainan yang nantinya akan berdampak patologis bagi
si anak dalam perkembangannya.Secara umum kelainan yang sering
terjadi adalah :
1. Clubfoot (kaki pengkor)
adalah salah satu kelainan bawaan pada kaki yang terpenting,
dimana si anak nanti berjalan tidak menggunakan telapak kaki
melainkan punggung kakinya. Kelainan ini mudah didiagnosis tapi
sulit diterapi secara sempurna walaupun oleh seorang yang sangat
ahli. Pengenalan dan penanganan secara dini pada clubfoot sangat
penting dimana Golden Period untuk terapi adalah sebelum tiga
minggu setelah lahir, karena pada umur kurang dari tiga minggu
ligamen-ligamen pada kaki masih lentur sehingga masih dapat
dimanipulasi. Waktu yang paling tepat untuk terapi adalah hari
pertama setelah lahir. Gambar.1. Clubfoot (kaki pengkor)
Pengobatan dilakukan dengan melakukan pemasangan gips untuk
mengkoreksi kelainan secara bertahap setiap minggu (serial
casting). Hasil pengobatan biasanya baik apabila dilakukan lebih
dini, apabila pasien datang sudah terlambat biasanya dicoba dengan
gips, apabila tidak berhasil maka tindakan operasi adalah pilihan
terbaik.
2. Pes Cavus
Ini adalah kelainan pada kaki dimana terdapat kelengkungan kaki
yang berlebih, dan terjadi perubahan anatomi tulang-tulang
pembentuk telapak kaki, kalau dibiarkan hal ini dapat menyebabkan
pengapuran pada tulang-tulang telapak kaki dan menimbulkan rasa
nyeri. Pengobatan apabila diketahui awal biasanya tanpa operasi
dengan menggunakan sepatu khusus, kecuali yang dengan derajat berat
membutuhkan tindakan koreksi operasi.Gambar 2. Pes Cavus
3. Blounts Disease ( genu varum = kaki berbentuk huruf O )
Adalah suatu kelainan pada masa perkembangan dimana lutut
melengkung keluar karena terjadi gangguan pertumbuhan pada lempeng
tulang. Biasanya terjadi pada anak perempuan, cepat berjalan dan
dengan gemuk. Apabila diketahui lebih awal dapat dicegah prosesnya
tanpa operasi, apabila sudah terlambat atau gagal tanpa operasi
dilakukan tindakan operasi untuk mengkoreksi, dan biasanya hasilnya
baik.
Gambar 3. Blounts Disease
4. Hip Problem atau kelainan pada sendi panggul (Jalan
pincang)
Pasien dalam perkembangan awalnya berjalan normal, tapi kemudian
berubah menjadi pincang. Atau memang dari lahir sudah didapat
kelainan dimana terdapat keterbatasan ruang gerak sendi hip/panggul
yang terlibat.
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor :
1. DDH (developmental dysplasia of the Hip)
2. SUFE (slipped Upper Femoral Ephyphisiolysis)
3. LCPD (Legg Calve Perthes Disease)
4. Infeksi pada hip joint (disebabkan oleh kuman)
Pengobatan didasarkan tingkat keparahan kelainan, apabila masih
ringan dapat dengan tanpa operasi, akan tetapi kalau sudah berat
biasanya membutuhkan tindakan operasi demi hasil yang optimal.
5. Scoliosis (tulang belakang bengkok)
Adalah suatu kelainan pada tulang belakang dimana terjadi
pembengkokan pada tulang belakang, dapat terjadi bawaan lahir, masa
anak-anak ataupun pada masa pubertas, kadangkala tanpa disadari
oleh pasien. Komplikasi yang mungkin timbul apabila pada derajat
berat adalah penekanan pada syaraf, pengurangan volume paru
(sesak). Pengobatan yang dilakukan pun tergantung tingkat keparahan
kelainan.Gambar 4. Scoliosis
6. Knock knees (Genu Valgum = kaki berbentuk X)
Adalah suatu kelainan dimana kaki berbentuk huruf X, pada saat
lutut bertemu pergelangan kaki ada jarak lebar, yang seharusnya
bertemu.
Gambar 5. Genu valgum
Dalam perkembangannya keluhan yang dirasakan adalah nyeri dan
ketidakstabilan sendi lutut, pengobatan dini dapat mencegah
komplikasi lanjut.
7. Forefoot adductus
Suatu kelainan pada telapak kaki dimana ujung talapak kaki
mengarah ke tengah sumbu tubuh, pasien biasanya sering terjatuh
kalau berjalan atau berlari, pengobatan lebih awal dapat
menghindari tindakan koreksi operatif.
Gambar 6. Forefoot adductus
8. Torticolis (tenggeng leher)Adalah kelainan dimana kepala anak
miring ke arah otot leher yang mengalami pemendekan, dan dagu ke
arah berlawanan. Apabila diketahui lebih awal dapat dilakukan
pengobatan tanpa operasi, apabila dibiarkan pada saat dewasa akan
terjadi perubahan pada tulang-tulang mata sehingga mata tidak
segaris dan kelainan tulang muka. Tindakan operasi pada kasus berat
dilakukan untuk membebaskan otot yang pendek. Gambar 8.
Torticolis
Kelainan Tulang Pada Balita
Ada bermacam-macam kelainan tulang yang bisa dialami oleh
anak-anak. Namun, bila ditangani dengan baik, kelainan ini masih
bisa diperbaiki.
Tidak semua anak beruntung dilahirkan dengan tubuh sempurna.
Sebagian bayi-bayi yang lahir, ada yang lahir dengan tubuh yang
kurang sempurna. Menurut dr. Sofyanudin, Sp.BO., ahli bedah
orthopedi, hampir semua kelainan tulang ini bersifat Congenital,
atau kelainan bawaan, artinya kelainan ini terjadi sejak bayi masih
di dalam kandungan (janin). Kelainan-kelainan yang bisa terjadi
antara lain:
Kelainan Tulang Kaki
1. Webbing Jari Kaki/Jari Bebek Jari-jari kaki berjarak lebih
lebar dari normal. Biasanya kaki berfungsi normal, tak mengganggu
seperti jari dempet.
2. In/Out-ToeingTelapak kaki atau jari kaki bengkok ke arah
dalam atau luar. Biasanya akibat salah posisi atau postur tubuh.
In-toeing makin buruk jika bayi tidur tengkurap. Gangguan ini bisa
dikoreksi sendiri sejalan dengan pertumbuhan anak dan jarang
memerlukan penanganan khusus.
3. Jari Tambahan atau Syndactilly Jari tambahan membuat kaki
susah mengepaskan dengan sepatu. Biasanya dihilangkan dengan
operasi sebelum bayi mulai berjalan atau memakai sepatu.
4. Telapak Kaki Datar (Flat Feet)Umumnya terjadi karena timbunan
lemak pada telapak kaki bayi. Tak perlu dicemaskan, kecuali jika
problem ini tak hilang setelah anak berusia 5 tahun. Ada dua jenis
kaki datar yang bisa dialami Si Kecil, yaitu flat feet Fleksibel
dan flat feet rigid. Flat Feet Fleksibel, adalah kondisi dimana
tidak adanya lengkung di telapak kaki. Namun, ini bukan kelainan
berat. "Penyebabnya karena tekstur kaki tidak mengikuti lengkung
tulang, bila berjinjit, lengkungannya baru akan terlihat," jelas
dokter Spesialis Bedah Orthopaedi di RS Fatmawati, Jakarta,
ini.
Sedangkan flat feet rigid atau fixed, disebabkan oleh tulang
kaki yang tidak melengkung seperti yang seharusnya. Akibatnya, Si
Kecil pun akan tidak mempunyai lengkung kaki. "Bahkan dengan
berjinjit pun, telapak kaki tidak akan melengkung seperti pada
fleksibel flat feet." Agar tidak sering merasa sakit bila berjalan
jauh, biasanya dokter akan menyarankan Si Kecil menggunakan sepatu
khusus.
5. Jari Merpati atau Pigeon ToeJari-jari kaki menekuk ke dalam,
seperti kaki merpati. Bayi baru lahir punya pigeon toe karena
kebiasaan mereka saat dalam kandungan. Kondisi ini biasanya hilang
sendiri pada usia 5 tahun. Jika tetap berlanjut, bisa jadi ada
penyakit, atau karena pembentukan tulang yang salah secara
bawaan.
6. ClubfootTerjadi pada 1 di antara 1.000 kelahiran. Pada 95%
kasus, bagian depan kaki menekuk ke bawah, tungkai tertarik ke
atas, atau tumit menekuk ke dalam. Biasanya problem ini tak bisa
terkoreksi sendiri atau bahkan dengan stretching yang teratur.
Penanganan harus dimulai segera setelah anak lahir. Biasanya dengan
beberapa tindakan korektif non-operasi. Jika cara-cara ini gagal,
operasi dilakukan saat bayi berusia 2-3 bulan.
7. Kaki Pengkor atau CTEV (Congenital Talipes Equinus Varus)Kaki
pengkor atau CTEV disebabkan adanya kelainan otot. "Kaki memanjang
secara tidak sama antara yang belakang dengan depan. Bagian
belakang ketinggalan, sehingga memutar," jelas Sofyanudin yang juga
berpraktek di RS Siaga Raya, Pasar Minggu Jakarta Selatan. Ada dua
tipe CTEV, yaitu CTEV tipe fleksibel, yakni yang bisa dikoreksi,
dan CTEV tipe rigid. "Kalau ini yang terjadi, sebaiknya tangani
sedini mungkin." Bahkan sejak anak lahir. Cara yang dilakukan
antara lain mengkoreksi kaki dengan menggunakan gips. "Kalau sudah
ada kemajuan, bayi kemudian diberi sepatu khusus (night splin)."
Sedangkan kalau yang diderita adalah tipe rigid, harus dilakukan
operasi.
8. Kaki X atau VarusKaki anak berbentuk X. Ini bisa dilihat dari
sikap berdirinya. Jika ia berdiri, kedua lututnya saling
bersentuhan, tetapi pergelangan kakinya tidak. Lebih banyak terjadi
pada wanita dibandingkan lelaki. Anak yang kelebihan berat badan
(obesitas) juga bisa terancam varus, karena tulang mereka tidak
cukup kuat menahan berat badan.Varus bisa terjadi saat usia 4
tahun, tapi pada usia 7 tahun kaki anak akan lurus. Jika tak
membaik, mungkin anak kena penyakit juvenile rheumatoid arthritis,
ricketsia, atau infeksi lain. Anak mesti di-fisioterapi. Operasi
mungkin diperlukan tapi jika anak sudah berumur 10-12 tahun,
sebelum perkembangan tubuh berhenti.
9. Kaki O atau Valgus/BowlegsKondisi ini terjadi karena kaki
bayi terlipat saat dalam rahim. Kaki biasanya mengalami valgus
sampai usia 2 tahun. Jika bertahan hingga usia 3 tahun, dokter akan
memberi penanganan yang cocok untuk anak. Bisa berupa splinting,
gips, pemakaian brace (penjepit) atau operasi. Kadang valgus
terjadi karena produksi lemak pada kaki anak. Valgus bisa
disebabkan oleh penyakit Blount, yakni tulang kering melengkung dan
tidak secara tepat masuk dalam sendi lutut. Jika bengkoknya
terlihat lebih pada satu kaki saja, penyebabnya bisa karena
hambatan pertumbuhan. Biasanya valgus akan normal kembali saat anak
usia 8 tahun.Kelainan Varus dan Valgus ini mempunyai penyebabnya
sama, yakni karena lembeknya ligamen sebelah dalam. "Begitu
lembeknya sehingga waktu anak berdiri, kakinya tidak dapat
menunjang tubuh dengan baik," lanjut Sofyan. Ini juga baru tampak
saat bayi berdiri. Kelainan seperti ini biasanya tidak
berbahaya.
10. Congenital Dislocation of The Hip (CDH)Kondisi ini
disebabkan benggol lutut keluar atau tidak masuk dengan baik, pada
pangkal paha. Kelainan ini bisa juga terjadi akibat sempitnya jalan
lahir saat persalinan, sehingga menyebabkan terjadinya dislokasi
pada tulang bayi. Bila tidak segera diberikan tindakan perbaikan,
akan menyebabkan kelainan bentuk tubuh saat Si Kecil beranjak
besar.
11. Proximal Femoral Focal Deficiency (PFFD)Proximal femoral
focal deficiency (PFFD) adalah kelainan bawaan yang jarang terjadi
pada tulang pangkal paha atas (thighbone). "Kelainan ini
menyebabkan panjang pangkal paha berkurang, sehingga paha yang satu
lebih pendek dari yang lainnya atau pendek kedua-duanya." Biasanya
kelainan dibarengi dengan kelainan lahir lainnya.PFFD bukanlah
kelainan genetik atau keturunan, kelainan ini disinyalir akibat
infeksi akibat toksin tertentu. Sejauh ini, penyebabkan
diperkirakan toksin thalidomide dan tranquilizer yang bisa
menimbulkan sebab khusus. Ada berbagai macam jenis PFFD, dengan
penanganan yang berbeda. Pada kondisi tertentu, tulang paha dapat
lebih memanjang sehingga Si Kecil bisa berjalan dengan lebih
baik.
Kelainan Tulang Tubuh1. ScoliosisSkoliosis merupakan kurva
abnormal dari tulang belakang. Normalnya, bila dilihat dari bidang
tampak depan/koronal, kurva tulang belakang lurus satu garis dari
leher sampai sacrococcygeus (tulang ekor). Bila dilihat dari sisi
samping/lateral view terdapat kurva ke depan terus ke belakang.
"Gunanya menjaga supaya tulang belakangnya stabil.
Tulang leher melengkung ke depan (lordosis), tulang punggung
melengkung ke belakang (kifosis), tulang lumbal (pinggang) akan ke
depan lagi, kemudian pada tulang sakrum (tulang duduk) akan ke
belakang atau kifosis, sampai ke tulang ekor. Skoliosis terjadi
bila ada suatu penyimpangan atau deviasi ke arah lateral (kiri atau
kanan) sehingga bengkok dan tak lurus.
Berat ringannya skoliosis tergantung dari besar kecil derajat
lengkungnya. Disebut ringan bila derajatnya di bawah 20 derajat.
Disebut sedang, bila lengkungnya antara 20-40 derajat. Kondisi
berat terjadi bila lengkungnya di atas 40 derajat dan sangat berat
sekitar ratusan derajat. Penyebab skoliosis bermacam-macam. Bila
derajat lengkungnya melebihi 40 derajat, maka penderita skoliosis
dianjurkan operasi.
2. Spina BifidaSpina bifida terjadi apabila tulang belakang
(vertebrae) bayi tidak menutup dengan baik, yaitu tidak tertutupnya
bagian spinal dengan tulang belakang yang menonjol (bulge). Spina
bifida dapat terjadi pada setiap bagian tulang belakang, pada saat
janin masih di dalam kandungan.
Jenis lain dari kelainan tulang belakang ini, yaitu spina bifida
occulta. Kelainan yang secara kasat mata tidak terlihat, karena
berada di bawah kulit ini, merupakan kelainan dimana pada beberapa
ruas tulang belakang tidak terdapat kleps yang menonjol. "Karena
kelainan ini tidak dapat terlihat dengan nyata, kecuali kalau kita
menyentuhnya, biasanya banyak orang yang tidak menyadari adanya
kelainan ini, " terang Dr. Sofyan.3. Sprengel DeformitySprengel
Deformity adalah kelainan bawaan yang terjadi pada tulang punggung
atau tulang belikat(Scapula). Tulang belikat letaknya lebih tinggi
dibandingkan tulang lain di sekitarnya. Punggung yang letaknya
meninggi ini menyebabkan tulang belakang dan leher merapat,
sehingga mempengaruhi gerakan lengan tangan pada bagian yang
mengalami kelainan tersebut. Hingga saat ini, penyebab kelainan ini
masih belum diketahui. 4. TorticollisKelainan ini terjadi akibat
adanya tarikan otot pada tulang tengkuk, sehingga menyebabkan
adanya distorsi pada leher. Kondisi ini menyebabkan leher akan
tertarik pada satu sisi dimana tarikan otot terjadi. Ini membuat
wajah terlihat miring ke satu sisi. Penyebabnya bisa karena bawaan,
keadaan histeris atau adanya tekanan pada susunan syaraf tertentu.
Torticollis juga dikenal dengan nama Wryneck.
Kelainan Tulang Tangan1. Radius and UlnaRadius and Ulna
merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada tulang lengan bawah.
Panjang tulang bawah lengan tidak tumbuh normal. Kelainannya bisa
terjadi secara keseluruhan atau pada bagian tertentu. Kelainan ini
menyebabkan fungsi tangan tidak bekerja dengan baik.
Radial Clubhand merupakan bentuk lain dari kelainan yang terjadi
pada lengan, ini terjadi bila pada tulang bawah lengan tidak
terbentuk sama sekali. Sehingga tangan menjadi tidak tersangga
dengan baik, yang menyebabkan tangan menjadi menekut ke dalam,"
jelas Sofyan. "Pada bayi, biasanya dilakukan gips atau menggunakan
brace."
2. Webbing Jari-jari TanganSeperti halnya pada jari kaki, pada
kondisi ini jari-jari tangan berjarak lebih lebar dari normal.
Biasanya tangan masih berfungsi dengan baik dan tidak
mengganggu.
3. Jari Tambahan atau Syndactilly Sama dengan jari kaki, jari
tambahan bisa terjadi pada tangan. Biasanya jari tambahan ini tidak
terlalu mengganggu seperti pada kaki.