8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
1/25
WRAP UP PBL
SKENARIO 1 BLOK BIOMEDIK 2
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK A3
Ketua : Akhdan Aufa (1102013018)
Sekertaris : Andi Muhammad Nurfadli (1102013025)
Anggota :
1. Akhdan Aufa (1102013018)
2.
Alhumairah Aulia Akis (1102013019)3. Alim Muslimah Suryantoro (1102013020)
4. Alsabaravi Ghiffari (1102013021)
5. Amirtha Mustikasari (1102013022)
6. Amorrita Puspita Ratu (1102013023)
7. Andhani Putri Kusumaningtyas (1102013024)
8. Andina Dewanty (1102013026)
9. Andini Zulmaeta (1102013027)
FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM
UNIVERSITAS YARSI
2013/2014
JL.Letjend Suprapto, Cempaka Putih
Jakarta 10510
Telp (021) 4244574 Fax (021) 4244574
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
2/25
SKENARIO 1
Kekurangan Oksigen pada Pencinta Alam
Desi, 19 tahun adalah anggota muda pencinta alam sebuah Universitas di Jakarta. Pekan lalu
Desi mengikuti pelatihan teknik mendaki gunung. Saat itu dijelaskan oleh Instruktur, bahwauntuk mengikuti pelatihan ini tiap peserta harus berada dalam kondisi kesehatan yang prima.
Disamping itu untuk mendaki gunung diperlukan latihan dan adaptasi dengan perubahan tekanan
oksigen yang semakin berkurang seiring dengan ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl).
Pada ketinggian tertentu dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas karena kekurangan oksigen.
Oleh karena itu, diwajibkan menggunakan sungkup oksigen agar terhindar dari keadaan hipoksia
seluler yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian sel.
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
3/25
KATA-KATA SULIT
1. Hipoksia seluler
Sel secara konstan yang mengadakan penyesuaian terhadap perubahan dan lingkungan yang
mengganggu, beberapa agens secara kuat dapat menyebabkan cedera atau adaptasi seluler .
Stimulus yang dapat mempengaruhi tubuh manusia dapat dikategorikan sebagai agens fisik,agens kimiawi, mikroorganisme, hipoksia, defek genetic, ketidakseimbangan nutrisi, dan reaksiimunologis. Dan pada hipoksia seluler terjadi pembengkakan seluler hidropik akibat gangguan
metabolism seluler yang merusak kemampuan sel untuk mensintesis adenosine trifosfat (ATP).
2. Sungkup oksigen
Sungkup oksigen merupakan alat yang menutupi hidung dan mulut yang dapat digunakan
sebagai inhalasi oksigen yang diindikasikan untuk orang yang mengalami hipoksemia (tekanan
parsial oksigen yang rendah atau saturasi oksi hemoglobin darah arteri yang rendah) . Sungkupoksigen berbentuk tertutup agar keamananya dapat terjaga. Walaupun oksigen tidak begitu saja
terbakar atau meledak, tetapi oksigen dapat memfasilitasi kebakaran bila sekelilingnya dipenuhi
oleh oksigen aliran bebas dan diberi percikan api . Semakin besar konsentrasi oksigen maka
semakin cepat api terbentuk dan membakar. Konsentrasi oksigen yang diberikan bervariasi, oleh
karena itu alat ini sering digunakan bersamaan dengan sistem venturi.
3. Kematian sel
Terdapat dua kategori utama kematian sel. Kategori pertama adalah kematian sel nekrotik,
terjadi apabila suatu rangsangan yang menyebabkan cedera sel terlalu kuat atau berkepanjangan.
Nekrosis dicirikan dengan adanya pembengkakan dan ruptur organel internal yang kebanyakan
mengenai mitokondria, dan jelasnya stimulasi respons peradangan. Kategori kedua kematian seladalah apoptosis, yaitu kematian sel yang deprogram. Apoptosis adalah proses kematian sel yang
ditandai dengan terjadinya urutan teratur terhadap molecular yang menyebabkan disintegrasi sel..Apoptosis tidak ditandai dengan adanya pembengkakan atau peradangan, namun sel yang akan
mati menyusut dengan sendirinya dan dimakan oleh sel yang ada disebelahnya.
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
4/25
DAFTAR PERTANYAAN :1. Mengapa perubahan tekanan oksigen berpengaruh dalam kelelahan otot dan sesak nafas?
2. Bagaimana ciri-ciri Hipoksia Seluler ?3. Akibat Hipoksia Seluler selain kematian sel ?
4. Bagaimana bisa terjadi sesak nafas ?
5. Mengapa Hipoksia Seluler mengakibatkan kematian sel ?6. Bagaimana mencegah hipoksia ?7. Bagaimana tubuh bereaksi terhadap perubahan tekanan oksigen ?
8. Mengapa Oksigen berperan penting dalam terjadinya proses hipoksia ?
9. Apa penyebab kelelahan otot ?10. Mengapa pada ketinggian tertentu, ketersediaan oksigen semakin berkurang ?
JAWABAN
1. Karena defisiensi oksigen jadi pembentukan ATP jadi kurang, dan sel tubuh masih adaptasi2. Terjadi sesak nafas, kepala pusing, & lelah otot, dapat dingin badan, bibir pucat & pingsan
3. Jantung melambat (brakikardia), Aritmia, hiperventilasi, Sianosis
4. Defisiensi oksigen, penyakit bawaan, kelainan dalam tubuh5. karena energi yang diperoleh < kerjanya, menyebabkan kelelahan sel dan kematian sel.
6. Berolahraga, asupan makanan cukup, latihan fisik, pakai sungkup oksigen bila kurang O2
7. Karbondioksida terakumulasi dan tidak terbuang keluar tubuh
8. Karena Pada kondisi hipoksia, oksigen sangat dibutuhkan untuk pembentukan energi ATP9. Kekurangan Energi yang dibuat dari respirasi aerob pindah ke anaerob yang membuat energi
dengan efek samping asam laktat yang membuat otot panas dan lelah.
10. Karena ditempat tinggi lebih banyak diisi unsur ringan, dan gas mulia yang lebih ringandaripada oksigen.
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
5/25
HIPOTESA
Seorang pendaki gunung (19 tahun) akan melakukan pendakian. Sebelumnya, ia harus
mempersiapkan berbagai hal seperti latihan untuk beradaptasi dengan kondisi gunung dan harus
dalam kondisi yang prima. Pada saat mendaki, maka tubuh akan memerlukan banyak energi
(ATP). Seperti yang kita tahu, kerja sel dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh oksigen untuk
menghasilkan ATP. Energi yang diperlukan tidak sebanding dengan energi yang dihasilkan oleh
karena itu tubuh kekurangan oksigen yang menyebabkan terjadinya hipoksia (defisiensi
oksigen). Untuk mengetahui lebih lanjut, kita akan membahas tentang oksigen yang meliputi
definisi dan cara kerjanya dalam tubuh, serta hipoksia yang meliputi definisi, ciri-ciri, penyebab
terjadinya, jenis-jenis, dan penanganannya.
Seorang pendaki
gunung (19 tahun)Mendaki gunung
Persiapan latihan Perlu kondisi prima
Adaptasi
Perlu banyak energi (ATP)
Kekurangan oksigen
Defisiensi oksigen
Cara kerja oksigen
Terjadi hipoksiaDefinisi
Ciri-ciri
Penyebab
Jenis-jenis
Penanganan
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
6/25
LEARNING OBJECTIVE
LI 1 Memahami dan menjelaskan peranan oksigen terhadap kehidupan sel
LO 1.1 Definisi oksigen
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai
lambang O dan nomor atom 8. ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah
bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). pada temperatur dan
tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik
dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. oksigen merupakan unsur
paling melimpah ketiga dialam semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah dikerak
bumi. gas oksigen diatomik mengisi 20% volume atmosfer bumi.
1.2Peranan oksigen
Oksigen adalah elemen yang diperlukan untuk hidup. Oksigen adalah sumber energi yangpaling penting untuk proses pembakaran makanan. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan
tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian.
Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan
menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak
masih mampu menoleransi kekurangan oksigen antara tiga sampai lima menit. Apabila
kekurangan oksigen berlangsung sampai lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak
secara permanen.
Oksigen memainkan peran penting dalam proses pernapasan dan dalam metabolisme
organisme hidup. Mungkin, hanya sel-sel hidup yang tidak membutuhkan oksigen adalahbeberapa bakteri anaerob yang mendapatkan energi dari proses metabolisme lainnya.
a. Respirasi selularMolekul oksigen, O 2, sangat penting untuk respirasi sel di semua organisme aerobik. Oksigen
digunakan sebagai akseptor elektron dalam mitokondria untuk menghasilkan energi kimia.
Oksigen juga berperan penting untuk organ didalam tubuh kita :
fungsi otak: untuk menjalankan fungsi otak dibutuhkan oksigen 20% dari kebutuhan akan
oksigen. otak tidak mempunyai rongga untuk menampunh kelebihan oksigen. jika terjadi
kekurangan oksigen 8-10 detik dapat menimbulkan stroke sehingga timbung gangguan fungsi
otak.fungsi jantung: fungsi ini membutuhkan oksigen 5% untuk menjaga kestabilannya dalam
memompa darah keselurih tubuh. jadi oksigen merupakan sumber energi bagi jantung.
fungsi otot: otot memerlukan 15% oksigen. otot merupakan penunjang kekuatan aktivitas tubuh.
jika seseorang berlari kencang, kemudian terengah-engah ini menandakan otot kekurangan
oksigen. akibarnya jantung harus kerja keras memenuhi energi kebutuhan otot.
fungsi ginjal: ginjal memerlukan pasokan oksigen 20% agar kerjanya untuk membersihkan darah
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
7/25
menjadi normal. ginjal dalam waktu 24 jam bekerja terus menerus dengan menyaring darah
20liter.
fungsi usus: usus memerlukan oksigen 35% agar mampu mencerna makanan dalam perut.
Kebutuhan ini meningkat setelah makan. Fungi tulang, kulit, dll : bagian ini memrlukan oksigen
10% untu menunjang semua fungsinya.
b. Enzim menggunakan oksigen
Untuk mengkatalisis berbagai reaksi oksidasi dalam tubuh (metabolisme). Karbon dioksida,
produk limbah, dilepaskan dari sel dan ke dalam darah, di mana ia menggabungkan denganbikarbonat dan hemoglobin untuk transportasi ke paru-paru. Darah bersirkulasi kembali ke paru-
paru dan proses berulang.
c. Peremajaan sel
Perpanjangan hidup, dan meningkatkan vitalitas ini telah dicapai dengan menggunakanantioksidan khusus yang benar-benar dapat menjaga sel-sel mencari dan bertindak lebih muda -
dan bahkan dapat membalikkan proses penuaan. Tubuh manusia merupakan salah satu struktur
yang paling sempurna dirancang dan dikoordinasikan. Namun, semua struktur ini diadakan di
posisi oleh jaringan padat sistem yang terus-menerus bekerja sama untuk membuat kita tetapberjalan.
1.3Mekanisme respirasi sel
Pengertian katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi
berupa ATP yang biasa digunak4an organisme untuk beraktivitas. Katabolisme mempunyai dua
fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan menyediakan energi
kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi
oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama
dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid
adenin dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2).
Tabel macam-macam reaksi katabolisme :
Tahapan Tempat Substrat hasil
Glikolisis Sitoplasma C6H12O6 2ATP, 2Asam
piruvat,
2NADH
Dekarboksilasi
oksidatif
mitokondria Asam piruvat Asetil CO-A
http://www.biologi-sel.com/2012/11/anabolisme-dan-katabolisme-part2.htmlhttp://www.biologi-sel.com/2013/03/tahapan-glikolisis.htmlhttp://www.biologi-sel.com/2013/03/tahapan-glikolisis.htmlhttp://www.biologi-sel.com/2012/11/anabolisme-dan-katabolisme-part2.html8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
8/25
Siklus asam sitrat Matriks mitokondria Asetil CO-A NADH2 +
ATP
Transpor elektron Membran dalam
mitokondria
NADH2dan FADH2 30ATP +
4ATP + H2O+
CO2
Siklus krebs Matriks mitokondria Glukosa
Respirasi sel
Respirasi sel, jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP dan
NADPH) dari molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak, dan protein). Jalur-jalur
metabolisme respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup
melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi
hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan
pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup
pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari
individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan
penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.
(pustekkom depdiknas 2008)
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit
penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam
lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana. Karena proses ini
http://www.biologi-sel.com/http://1.bp.blogspot.com/-yt92OomXoW0/T9dsWYhRdvI/AAAAAAAAAR8/4WLVZAKPbO4/s1600/New+Picture+(7).pnghttp://www.biologi-sel.com/8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
9/25
adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau
NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik
(memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai
oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun demikian,
banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang
paling biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces
cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa
logam sebagai oksidator. Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme
eukariotik terjadi di dalam mitokondria.
Glikolisis
Glikogenolisis, pengubahan glikogen menjadi glukosa. Glikogenolisis adalah lintasan
metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan
kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada
glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut dengan 3 enzim, glikogen fosforilase,
glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon yang berperan pada lintasan ini adalah
glukagon dan adrenalin.
Glikolisis, pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan . oksigen.
Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam
piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling universal yang kita kenal,
dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh bentuk organisme.
Proses glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan
dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan dalam senyawaorganik berupa adenosine triphosphate atau yang lebih umum dikenal dengan istilah ATP dan
NADH.
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
10/25
(pustekkom depdiknas 2008)
Lintasan glikolisis yang paling umum adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas (bahasa
Inggris: EMP pathway), yang pertama kali ditemukan oleh Gustav Embden, Otto Meyerhof dan
Jakub Karol Parnas. Selain itu juga terdapat lintasan EntnerDoudoroff yang ditemukan oleh
Michael Doudoroff dan Nathan Entner terjadi hanya pada selprokariota, dan berbagai lintasan
heterofermentatif dan homofermentatif.
Ringkasan reaksi glikolisis pada lintasan EMP adalah sebagai berikut:
Sedangkan ringkasan reaksi dari glikolisis, siklus asam sitrat dan fosforilasi oksidatif adalah:Jalur pentosa fosfat, pembentukan NADPH dari glukosa. Jalur pentose fosfat adalah
adalah jalur alternative metabolism glukosa. Jalur ini berlangsung di sitosol. Enzim yang terlibat
antara lain G6P, transketolase, dan transaldolase.
http://www.biologi-sel.com/2012/11/perbedaan-sel-prokariotik-dan-sel.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/--XgXh9kNL60/T9ds0UbuTDI/AAAAAAAAASE/IEJ9M2PkfJI/s1600/New+Picture+(8).pnghttp://www.biologi-sel.com/2012/11/perbedaan-sel-prokariotik-dan-sel.html8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
11/25
Siklus Krebs
(pustekkom depdiknas 2008)
Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari nama
orang yang menemukan reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs. Siklus ini
disebut juga siklus asam sitrat. Siklus krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang
dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria. Sehingga, siklus
krebs terjadi di dalam mitokondria.
Tahapan siklus krebs adalah sebagai berikut:
a) Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah bereaksi dengan
NAD+ (Nikotinamida adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau Ko-A, membentuk asetil Ko-
A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH dibebaskan. Perubahan kandungan C dari 3C (asam
piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).
b) Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan terbentuk asam sitrat (6C).
Dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan kembali.
c) Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan membebaskan
CO2.
http://4.bp.blogspot.com/-cM64MJ1BSIc/T9dtM6WFKYI/AAAAAAAAASM/xeESxRjmFOU/s1600/New+Picture+(9).png8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
12/25
d) Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C) setelah bereaksi
dengan NAD+ dengan membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP setelah bereaksi
dengan ADP dan asam fosfat anorganik.
e) Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine
Dinucleotida) dan membentuk asam malat (4C) dengan membebaskan FADH2.
f) Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam oksaloasetat (4C)
dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo asetat akan kembali dengan asetil ko-A
seperti langkah ke 2 di atas.
Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob
yang mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta membentuk
kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs selanjutnya. Dalam siklus
krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.
Transpor electron
(pustekkom depdiknas 2008)
Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, dan berakhir setelah elektron
dan H+ bereaksi dengan oksigen yang berfungsi sebagai akseptor terakhir, membentuk H2O.
ATP yang dihasilkan pada tahap ini adalah 32 ATP. Reaksinya kompleks, tetapi yang berperan
penting adalah NADH, FAD, dan molekul-molekul khusus, seperti Flavo protein, ko-enzim Q,
serta beberapa sitokrom. Dikenal ada beberapa sitokrom, yaitu sitokrom C1, C, A, B, dan A3.
Elektron berenergi pertama-tama berasal dari NADH, kemudian ditransfer ke FMN (Flavine
Mono Nukleotida), selanjutnya ke Q, sitokrom C1, C, A, B, dan A3, lalu berikatan dengan H
yang diambil dari lingkungan sekitarnya. Sampai terjadi reaksi terakhir yang membentuk H2O.
http://1.bp.blogspot.com/-raIh5dEWEwY/T9dtbrvZnkI/AAAAAAAAASU/TSKdLeQPRok/s1600/New+Picture+(10).png8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
13/25
Jadi hasil akhir proses ini terbentuknya 32 ATP dan H2O sebagai hasil sampingan respirasi.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh, pada tumbuhan
melalui stomata dan melalui paru-paru pada pernapasan hewan tingkat tinggi. Ketiga proses
respirasi dapat diringkas sebagai berikut.
Fosforilasi oksidatif
(pustekkom depdiknas 2008)
Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan energi yang
dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan ATP, dan mereduksi gas oksigen menjadi
air.
Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien,
hampir semuanya menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan ini
sangat umum digunakan karena sangat efisien untuk mendapatkan energi, dibandingkan dengan
proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis anaerobik. Dalam proses fosforilasi
oksidatif, elektron yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat akan ditransfer ke senyawa NAD+
http://4.bp.blogspot.com/-8UU_A67ckN0/T9dtpSZURoI/AAAAAAAAASc/uGgBSrqbEnI/s1600/New+Picture+(11).png8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
14/25
yang berada di dalam matriks mitokondria. Setelah menerima elektron, NAD+ akan bereaksi
menjadi NADH dan ion H+, kemudian mendonorkan elektronnya ke rantai transpor elektron
kompleks I dan FAD yang berada di dalam rantai transpor elektron kompleks II. FAD akan
menerima dua elektron, kemudian bereaksi menjadi FADH2melalui reaksi redoks.
Reaksi redoks ini melepaskan energi yang digunakan untuk membentuk ATP. Pada
eukariota, reaksi redoks ini dijalankan oleh serangkaian kompleks protein di dalam mitokondria,
manakala pada prokariota, protein-protein ini berada di membran dalam sel. Enzim yang saling
berhubungan ini disebut sebagai rantai transpor elektron. Pada eukariota, lima kompleks protein
utama terlibat dalam proses ini, manakala pada prokariota, terdapat banyak enzim-enzim berbeda
yang terlibat.
Elektron yang melekat pada molekul rantai transpor elektron di sisi dalam membran
mitokondria akan menarik ion H+ menuju membran mitokondria sisi luar, disebut kopling
kemiosmotik,[4] yang menyebabkan kemiosmosis, yaitu difusi ion H+ melalui ATP sintase ke
dalam mitokondria yang berlawanan dengan arah gradien pH, dari area dengan energi potensial
elektrokimiawi lebih rendah menuju matriks dengan energi potensial lebih tinggi. Proses kopling
kemiosmotik menghasilkan kombinasi gradien pH dan potensial listrik di sepanjang membran ini
yang disebut gaya gerak proton. Energi gaya gerak proton digunakan untuk menghasilkan ATP
melalui reaksi fosforilasi ADP.
Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital metabolisme, ia menghasilkan spesi
oksigen reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida pada kompleks I. Hal ini dapat
mengakibatkan pembentukan radikal bebas, merusak sel tubuh, dan kemungkinan juga
menyebabkan penuaan. Enzim-enzim yang terlibat dalam lintasan metabolisme ini juga
merupakan target dari banyak obat dan racun yang dapat menghambat aktivitas enzim. Oksigen
merupakan akseptor terakhir ion hydrogen. Sehingga ATP synthase mampu membentuk ATP.
LI 2 Memahami dan menjelaskan hipoksia terhadap aktifitas sel
LO 2.1 Definisi hipoksia
Hipoksia adalah keadaan dimana penurunan konsentrasi oksigen yang disebabkan kegagalanpengikatan oksigen, bila di bagian darah disebut juga dengan hipoksemia. yang terdiri dari
kegagalan khusus dan kegagalan total.
Kegagalan khusus terjadi di bagian bagian tubuh tertentu seperti hipoksia kronis yangmengakibatkan sianosis dan kebiruan jari jari tangan, sclerosis, luka tangan, lesi, edema,
poliartragia dan arthritis.
Kegagalan total yang terjadi biasanya dikarenakan afinitas ikatan hemoglobin terhadapoksigen daripada dengan timbal, karbon monoksida, karbon dioksida, zat berat, maupun
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
15/25
kurangnya oksigen itu sendiri yang dapat memicu terjadinya penurunan fungsi sel yang akan
menuju kelemahan otot, hilangnya kesadaran, palpitasi, dan kram.
2.2Ciri-ciri hipoksia
Sakit kepala, rasa lelah, sesak napas, mual dan muntah, palpitasi dapat dilihat dalam fase
awal hipoksia, tekanan darah meningkat, detak jantung yang tidak normal, pada jari tangan,kaki,
telinga, dan hidung, menjadi kebiruan yang disebut dengan cyanosis, euforia atau sensasi
disosiasi dari diri, kebingungan, kehilangan memori dan masalah kognitif, disorientasi dan
gerakan tidak terorganisasi.
2.3Jenis-jenis hipoksia
Menurut tingkatnya dibagi menjadi 2, yaitu :
1.Hipoksia Fulminan. Dimana terjadi pernapasan yang sangat cepat. Paru - paru menghirupudara tanpa adanya udara bersih ( oksigen )..
2. Hipoksia Akut. Terjadi pada udara yang tertutup akibat keracunan gas yang daya
afinitasnya lebih tinggi dari oksigen misalnya karbon monoksida.
Menurut sebabnya hipoksia ini dibagi menjadi 5 macam, yaitu :
1. Hipoksemia : kekurangan oksigen di dalam darah arteri. Terbagu menjadi 2 jenis, yaitu: a.
Hipoksemia hipotonik(anoksia anoksik) dimana tekanan oksigen darah arteri rendah karena co2
meningkat. b. hipoksemia isotonik(anoksia anemik) dimana oksigen normal tetapi oksigen yang
diikat hemoglobin sedikit. Hal ini terjadi pada anemia
2. Hipoksia hipokinetik(anoksia bendungan) : terjadi karena adanya sumbatan. Terbagi menjadi
2jenis, yaitu: a. Hipoksia hipokinetik ishemic: penyempitan di arteri. b. hipoksia hipokinetik
kongestif; pemupukan darah secara berlebihan di pembuluh darah yang membuat suplai oksigen
ke jaringan terganggu.
3. Overventilasi hipoksia : hipoksia yg terjadi karena aktivitas yang berlebihan sehingga
kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah daripada penggunaanya
4. Hipoksia histotoksik: oksigen di jaringan cukup namnin jaringan tidak dapat menggunakan
oksigen karena adanya pengaruh dari racun sianida. Hal ini menyebabkan oksigen kembali ke
dalam darah vena dalam jumlah lebih banyak daripada normal.
5. Hipoksia hipoksik yang ditandai oleh rendahnya PO2 darah arteri disertai oleh kurang
adekuatnya (memadainya) saturasi HB. Hal ini disebabkan oleh
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
16/25
a. Malfungsi pernafasan yang menyebabkan kurang memadainya pertukaran gas, dicirikan
oleh PO2 alveolus yang normal tetapi PO2 arteri yang berkurang
b. Berada diketinggian atau lingkungan yang menyesakkan. Dimana PO2 atmosfer
berkurang, sehingga PO2 alveolus dan PO2 arteri berkurang.
2.4
Akibat dari hipoksia
a. Akibat hipoksia terhadap aktifitas sel
Pada saat sel kekurangan ATP, sel tersebut tidak dapat lagi mempertahankan fungsi
selularnya, termasuk fungsi transpor natrium dan kalium melalui pompa natrium kalium. Tanpa
pemompaan natrium kalium, sel akan mulai menimbun natrium karena natrium berdifusi ke
dalam sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi dan gradien listrik. Potensial listrik yang
menlintasi membran mulai turun seiring dengan penumpukan natrium sebuah ion positif,
intrasel. Sel iskmik ini akan membengkak dan menyebabkan dilatasi RE, penurunan fungsi
mitokondria, dan peningkatan permeabilitas membrane intra sel.
Tekanan osmotik di dalam sel meningkat, sehingga terjadi penarikan air ke dalam sel. Sel
iskemik (sel yang kekurangan oksigen atau suplai darah) mulai membengkak sehingga terjadi
dilatasi retikulum endoplasma, penurunan fungsi mitokondria, dan peningkatan permeabilitas
membran intrasel. Akibat lain dari hipoksia adalah pembentukan asam laktat, yang terjadi selama
glikolisis anaerob.
Hipoksia menyebabkan pembentukan asam laktat berlebih sehingga PH turun. Hal ini
menyebabkan kerusakan struktur inti membrane sel dan mikrofilamen. Pembengkakan sel
menyebabkan pecahnya lisosom sehingga enzim intra sel melebihi normal dan mengakibatkan
kematian sel.
Kekurangan ATP ini disebabkan defisiensi oksigen oleh mitokondria untuk melakukan
fosforilasi oksidatif yang membentuk ATP. Apabila terjadi hipoksia, maka energy tidak akan
mencukupi kebutuhan sel..
b. Akibat hipoksia terhadap aktivitas tubuh
Hipoksia dapat mengakibatkan perubahan pada system syaraf pusar, khususnya pada
pusat otak. Jika hipoksia terjadi kontinu, maka pusat batang otak terkena, dan kematian
disebabkan gagal pernafasan. Berkurangnya tekanan oksigen pada setiap jaringan akanmenyebabkan kenaikan total curah jantung sehingga dapat mengakibatkan gagal jantung
kongesif. Pada pasien jantung iskemia akan menyebabkan intensitas iskemia meningkay dan
akan mengganggu kerja faal ventrikel kiri. Hipoksia yang lama juga dapat mengganggu fungsi
hepar dan ginjal.
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
17/25
2.5Mekanisme terjadinya hipoksia
Mula-mula hipoksia menyebabkan hilangnya fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP
oleh mitokondria. Penurunan ATP merangsang fruktokinase dan fosforilasi, menyebabkan
glikolisis aerobic. Glikogen dapat menyusut, asam laktat dan fosfat anorganik terbentuk sehinggamenurunkan Ph intrasel. Pada saat istirahat rata-rata laki-laki dewasa membutuhkan kira-kira
225-250 ml oksigen per menit, dan meningkat sampai 10 kali saat beraktivitas. Jaringan akan
mengalami hipoksia apabila aliran oksigen tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan, hal ini dapat terjadi kira-kira 4-6 menit setelah ventilasi spontan berhenti.Berdasarkan mekanismenya, penyebab hipoksia jaringan dibagi dalam 3 kategori, yaitu: 1.Hipoksemia arteri. 2. Berkurangnya aliran oksigen karena adanya kegagalan transport tanpa
adanya hipoksemia arteri, dan 3. Penggunaan oksigen yang berlebihan di jaringan Jika aliranoksigen ke jaringan berkurang, atau jika penggunaan berlebihan di jaringan maka metabolisme
akan berubah dari aerobik ke metabolisme anaerobik untuk menyediakan energi yang cukup
untuk metabolisme. Apabila ada ketidakseimbangan, akan mengakibatkan produksi asam laktat
berlebihan, menimbulkan asidosis dengan cepat, metabolisme seluler terganggu danmengakibatkan kematian sel.
2.6Penanganan hipoksia
Penanganan hipoksia dapat dilakukan dengan terapi oksigen. Terapi oksigen adalah
pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di
atmosfir. Diatas permukaan laut, konsentrasi oksigen dalam udara ruangan adalah 21%.
Penanganan hipoksia menggunakan terapi oksigen dengan memberikan oksigen yang
konsenrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen di udara. Oksigen dapat diberikan
melalui masker wajah, kateter nasal (speculum), selang trakeostomi.
Metode penanganan pemenuhan kebutuhan oksigen dapat juga dilakukan dengan inhalasi
oksigen (pemberian oksigen), fisioterapi dada, nafas dalam, batuk efektif, dan pengisapan lendir
(suctioning).
Penilaian dari pengelolaan jalan napas harus dilakukan dengan cepat, tepat dan cermat.
Tindakan ditujukan untuk membuka jalan napas dan menjaga agar jalan napas tetap bebas dan
waspada terhadap keadaan klinis yang menghambat jalan napas. Penyebab sumbatan jalan napasyang tersering adalah lidah dan epiglotis, muntahan, darah, sekret, benda asing, trauma daerah
maksilofasial. Pada penderita yang mengalami penurunan kesadaran maka lidah akan jatuh ke
belakang menyumbat hipofarings atau epiglotis jatuh kebelakang menutup rima glotidis. Dalam
keadaan seperti ini, pembebasan jalan napas dapat dilakukan tanpa alat maupun denganmenggunakan jalan napas buatan.Membuka jalan napas tanpa alat dilakukan dengan cara:
1. Chin lift yaitu dengan empat jari salah satu tangan diletakkan dibawah rahang ibu jari
diatas dagu, kemudian secara hati-hati dagu diangkat ke depan. Bila perlu ibu jaridipergunakan untuk membuka mulut/bibir atau dikaitkan pada gigi seri bagian bawah
untuk mengangkat rahang bawah. Manuver Chin lift ini tidak boleh menyebabkan posisi
kepala hiperekstensi.
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
18/25
2. Cara Jaw Thrust yaitu dengan mendorong angulus mandibula kanan dan kiri ke depan
dengan jari-jari kedua tangan sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi
atas, kedua ibu jari membuka mulut dan kedua telapak tangan menempel pada kedua pipipenderita untuk melakukan immobilisasi kepala. Tindakan jaw thrust buka mulut dan
head tilt disebut airway manuver.
Untuk sumbatan yang berupa muntahan, darah, sekret, benda asing dapat dilakukan denganmenggunakan alat penghisap atau suction. Ada 2 macam kateter penghisap yang sering
digunakan yaitu rigid tonsil dental suction tip atau soft catheter suction tip.
Untuk menghisap rongga mulut dianjurkan memakai yang rigid tonsil/dental tip sedangkan
untuk menghisap lewat pipa endotrakheal atau trakheostomi menggunakan yang soft catheter tip.
LI 3 Memahami dan menjelaskan struktur, fungsi, dan peran hemoglobin (HB) dalam
tubuh
LO 3.1 Definisi hemoglobin (HB)
Hemoglobin Hemoglobin adalah metaloprotein dalam sel darah merah yang
mengantarkan oksigen dari paru- paru ke jaringan di seluruh tubuh dan mengambil
karbondioksida dari jaringan tersebut dibawa ke paru untuk dibuang ke udara bebas. Molekul
hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik
dengan satu atom besi. Terdapat sekitar 300 molekul Hb dalam setiap sel darah merah.
3.2 Struktur dan fungsi hemoglobin (HB)
(Corwin, elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi edisi 3 revisi)
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
19/25
Hemoglobin merupakan protein tetramer (mengandung 4 subunit protein) yang tersusun dari
pasangan-pasangan dua buah polipeptida yang berbeda.Meskipun memiliki panjang secara
keseluruhan yang serupa, polipeptida 141 residu dan 146 residu dari hemoglobin A dikodekan
oleh gen yang berbeda memiliki struktur primer yang berlainan. Sebaliknya, rantai hemoglobin
manusia memiliki struktur primer yang sangat terlestarikan( conserved). Struktur tetramer
hemoglobin yang umum dijumpai adalah sebagai berikut : HbA (Hemoglobin dewasa normal)
,HbF (hemoglobin janin) , HbS (hemoglobin sel sabit)dan HbA2(Hemoglobin dewasa minor).
Struktur kuartener hemoglobin memberikan sifat-sifat yang tidak ada pada mioglobin (pigmen
mengandung besi yang ditemukan pada otot rangka) yang menyelaraskan hemoglobin dengan
peranan biologiknya yang unik dan pengaturan sifat-sifatnya secara persis. Sifat alosterik pada
hemoglobin juga merupakan model untuk memahami jenis-jenis protein alosterik lain. Pada
pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porifirin yang menahan satu
atom besi. Atom besi ini situs/loka ikatan oksigen. Porifin yang mengandung besi disebut heme.
Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin
memiliki kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul heme inilah zat besi melekat dan
menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui udara, zat ini pula yang menjadikan darah
kita berwarna merah.
1.Kurva saturasi oksigen dari hemoglobin adalah sigmoidal
Secara umum, fungsi utama hemoglobin adalah mengikat oksigen untuk diedarkan dalam
jaringan darah. Hemoglobin dalam tubuh dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Hemoglobin bebas : Dapat menembus glomerolus ginjal sehingga bisa diekskresikan dalam
urin atau mengendap di tubulus sehingga besi dari heme hilang
b. Kompleks haptoglobin (HB, glikoprotein) + HB nonkovalen : Tidak bisa menembus
glomerulus ginjal sehingga besi dalam hemoglobin dihemat kembali dan kompleks ini akan
dikatabolisme di hati. Besi dari setiap heme mengikat satu molekul oksigen untuk jumlah total
empat molekul oksigen per molekul hemoglobin. Karena O2 tidak mudah larut dalam plasma,
maka 98,5% O2 yang terangkut dalam darah akan terikat hemoglobin. Sehingga besi dari heme
sangat dibutuhkan. Peningkatan dari O2 pada satu gugus heme dalam hemoglobin meningkatkan
afinitas untuk O2 pada gugus heme yang lain, Pengaruh alosterik ini menghasilkan kurva saturasi
oksigen yang sigmoidal.
2. Pengikatan dari proton pada HBA merangsang pelepasan O2, suatu manifestasi dari pengaruh
bohr. Dengan demikian O2 segera dilepaska dalam jaringan dimana H+ tinggi karena produksi
CO2 oleh proses metabolism berikut :
Di paru-paru : CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-
Di jaringan : H+ + HBA)2 HHBA + O2
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
20/25
Reaksi-reaksi ini dikembalikan yang terjadi dLm Pru dimana O2 terikat ke HBA dan CO2
dikeluarkan. Pada paru-paru : Deoksihemoglobin + 1 proton untuk 2 molekul O2 sehingga
penyaluran O2 tinggi. Pada jaringan : Deoksihemoglobin + O2 membebaskan proton
untuk berikatan dengan bibornat untuk membentuk asam karbonat. H2CO3 akan didehidrasi
membentuk CO2 yang dihembuskan keluar. Penggabungan dua reaksi paru dan jaringan timbale
balik mengikat proton danO2 yang disebut dengan efek bohr.
3. Pengikatan kovalen dari CO2 pada HBA dalam jaringan juga menyebabkan pelepasan O2
4. Pengikatan 2,3 difosfogliserat (DPG), suatu prodik samping dari glikolisis dalam sel darah
merah, menurunkan afinitas HBA untuk O2. Akibatnya O2 lebih segera dilepaskan dalam
jaringan bila DPG terikat pada HBA
Selain mengangkut O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan yang berikut :
1. Bagian ion hydrogen asam (H+) dari asam karbonat terionisasi yang dihasilkan di tingkat
jaringan dari Co2. Hemoglobin menyangga asam ini sehingga tidak banyak menyebabkan
perubahan PH darah
2. Karbon monoksida (CO). Gas ini dalam kedaan normal tidak terdapat didalam darah, tetapi
jika terhirup maka gas ini cenderung menempati bagian hemoglobin yang berikatan dengan O2,
sehingga terjadi kerucanan CO
3. Nitrat oksida (NO) di paru, nitrat oksida bersifat vasodilator berikatan dengan hemoglobin
sehingga darah yang kaya O2 akan mengalir dengan lancer dan menstabilkan tekanan darah
Karena itu, hemoglobin berperan kunci dalam transport O2, member kontribusi signifikan
pada transport CO2, kemampuan darah menyangga PH, dengan mengangkut vasodilatornya
sendiri sehingga membuat hemoglobin menyalurkan O2 yang dibawanya.
1.3Proses pembentukan hemoglobin (HB)
Perakitan molekul hemoglobin melibatkan molekul suksinat (karbohidrat), glisin (asam
amino), unsur besi (ferum), molekul globin, serta sejumlah enzim dan vitamin. Vitamin dan
mineral berfungsi sebagai zat "pelumas" yang melancarkan proses kerja enzim agar kerjanya
efisien. Pada awal pembentukan, dibutuhkan 3 jenis enzim untuk membentuk sebuah molekul
protoporfirin III yang merupakan gabungan dari empat molekul porfobilinogen. Proses inimelibatkan enam jenis enzim yang dibantu vitamin niasin, asam folat dan riboflavin.
Selanjutnya, dibutuhkan vitamin C dan unsur kuprum untuk menggabungkan satu heme. Untuk
langkah terakhir, tidak diperlukan enzim untuk menggabungkan empat molekul heme dengan
satu molekul globulin untuk membentuk satu molekul hemoglobin.
Eritropoiesis adalah proses pembentukan eritrosit yang terjadi di sumsum tulang hingga
terbentuk eritrosit matang dalam darah tepi yang dipengaruhi dan dirangsang oleh hormon
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
21/25
eritropoietin. Eritropoietin adalah hormon glikoprotein yang terutama dihasilkan oleh sel-sel
interstisium peritubulus ginjal, dalam respon terhadap kekurangan oksigen atas bahan globulin
plasma, untuk digunakan oleh sel-sel induk sumsum tulang. Eritropoietin mempercepat produksieritrosit pada semua stadium terutama saat sel induk membelah diri dan proses pematangan sel
menjadi eritrosit. Di samping mempercepat pembelahan sel, eritropoietin juga memudahkan
pengambilan besi, mempercepat pematangan sel dan memperpendek waktu yang dibutuhkanoleh sel untuk masuk dalam sirkulasi.
(Corwin, elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi edisi 3 revisi)
Proses pembentukan (sintesis) hemoglobin telah dimulai dalam tahap eritroblas dan terus
berlangsung sampai tingkat normoblas/retikulosit. Meskipun eritrosit yang muda telah
meninggalkan sumsum tulang dan masuk kedalam peredaran darah, namun pembentukan
hemoglobin tetap berlangsung dalam beberapa hari berikutnya.
Pembentukan hemoglobin berlangsung beberpa tahap dan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1. 2 suksinil-KoA +2 glisin membentuk senyawa pirol
2. 4 pirol akan membentuk senyawa protoporfirin IX
3. Protopofirin IX + membentuk senyawa heme
4.
4 heme + polipeptida membentuk rantai hemoglobin ( atau )
5. Rantai 2 + rantai 2 membentuk hemoglobin
Tiap rantai hemoglobin mempunyai berat molekul kira-kira 16000. Rantai hemoglobin ini
ada variasi yang sebenarnya ditentukan oleh susunan asam amino dalam peptidanya. Berbagai
jenis rantai tersebut dapat digambarkan sebagai rantai alfa (), rantai beta (), rantai gamma dan
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
22/25
sebagainya. Pada umumnya rantai hemoglobin pada orang dewasa adalah hemoglobin A, dimana
merupakan gabungan antara dua rantai alfa dengan dua rantai beta.
Sifat yang penting pada hemoglobin adalah dapat mengangkut oksigen. Setiap molekul
hemoglobin mengandung 4 heme, oleh karena itu 1 molekul hemoglobin dapat mengandung 4
atom besi dan dapat mengangkut 4 molekul oksigen.
1.4Cara kerja hemoglobin (HB)
Hemoglobin dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh
sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada didalam Hb(junita,2001) Menurut Depkes RI
adapun guna hemoglobin antara lain: 1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di
dalam jaringan-jaringan tubuh. 2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh
jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. 3. Membawa karbondioksida darijaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolismeke paru-paru untuk di buang, untuk
mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan
pengukuran kadar hemoglobin.Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan
darah yang disebut anemia.
Hemoglobin mengikat O2 membentuk oksihemoglobin. O2 menempel pada Fe2+ di
heme. Afinitas hemoglobin terhadap O2 dipengaruhi oleh ph,suhu,dan konsentrasi 2,3-
bifosfogliserat dalam sel darah merah. 2HB+2O2 2HbO2 Kemudian oksihemoglobin akan
beredar keseluruh sel-sel tubuh.Setelah sampai di sel-sel tubuh akan terjadi reaksi pelepasan
oksigen oleh Hb. 2HbO2 2Hb + 2O2 3.5 Fisiologi Hemoglobin Sel darah merah normal,berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter rata-rata kira-kira 7,8 mikrometer dan ketebalan
2,5 mikrometer pada bagian yang paling tebal serta 1 mikrometer di bagian tengahnya. Volume
rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik. Pada pria normal, jumlah rata-
rata sel darah merah per milimeter kubik adalah 5.200.000 ( 300.000) dan pada wanita normal,
4.700.000 ( 300.000). Sel darah merah terdiri dari komponen berupa membran, sistem enzim,
dan hemoglobin. Hemoglobin inilah yang berperan dalam pengangkutan oksigen dari paru-paru
ke jaringan. Hemoglobin tersusun atas heme (gugus nitrogenosa non protein-Fe) dan globin
(protein dengan empat rantai polipeptida). Dengan struktur tersebut, hemoglobin dapat
mengangkut empat molekul oksigen.
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
23/25
KESIMPULAN
Oksigen adalah elemen yang diperlukan untuk hidup. Oksigen adalah sumber energi yang
paling penting untuk proses pembakaran makanan. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan
tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian.Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan
menimbulkan kematian. Molekul oksigen, O 2, sangat penting untuk respirasi sel di semua
organisme aerobik. Oksigen digunakan sebagai akseptor elektron dalam mitokondria untuk
menghasilkan energi kimia. Oksigen juga berperan penting untuk organ didalam tubuh kitaRespirasi seluler ada dua, yaitu respirasi aerob (menggunakan oksigen) dan respirasi anaerob(tanpa oksigen). Oksigen merupakan akseptor terakhir ion hydrogen. Sehingga ATP synthase
mampu membentuk ATP.Dalam pengikatan oksige hemoglobin berperan penting, yaitu untuk mengantarkan O2 dari
paru-paru ke jaringan seluruh tubuh dan mengambil karbondioksida dari jaringan tersebut
dibawa ke paru-paru untuk dibuang ke udara bebas.
Apabila seseorang kekurangan oksigen dapat berakibat hipoksia yang berarti berkurangnyakadar oksigen dibandingkan kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan dan organ. Ciri-
ciri hipoksia adalah Sakit kepala, rasa lelah, sesak napas, mual dan muntah, palpitasi dapat
dilihat dalam fase awal hipoksia, tekanan darah meningkat, detak jantung yang tidak normal,
pada jari tangan,kaki, telinga, dan hidung, menjadi kebiruan yang disebut dengan cyanosis,euforia atau sensasi disosiasi dari diri, kebingungan, kehilangan memori dan masalah kognitif,
disorientasi dan gerakan tidak terorganisasi. Jenis jenis hipoksia menurut tingkatanya ada dua,
yaitu hiposia fulminan dan hipoksia akut. Sedangkan menurut jenisnya dibagi menjadi lima,yaitua Hipoksemia, Hipoksia hipokinetik(anoksia bendungan), Overventilasi hipoksia, Hipoksia
histotoksik , Hipoksia hipoksik.
Hipoksia berakibat hipoksia terhadap aktifitas sel, yaitu terjadinya pembengkakan sel yang
menyebabkan pecahnya lisosom sehingga enzim intra sel melebihi normal dan mengakibatkankematian sel. Hipoksia juga berakibat terhadap aktivitas tubuh, yaitu hipoksia dapat
mengakibatkan perubahan pada system syaraf pusar, khususnya pada pusat otak. Jika hipoksia
terjadi kontinu, maka pusat batang otak terkena, dan kematian disebabkan gagal pernafasan.Penanganan hipoksia dapat dilakukan dengan terapi oksigen. Terapi oksigen adalah pemberian
oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer.
8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
24/25
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008).Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :salemba medika.
Berman, Audrey et, all. (2005).Buku Ajar Praktik keperawatan Klinis Kozier Erb edisi 5.Jakarta : EGC.
Campbell, et all. (2001).Biology Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Campbell, neil a et all. (2008).Biologi edisi 8 jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Corwin, elizabeth J. (2009).Buku Saku Patofisiologi edisi 3 revisi. Jakarta : EGC.
Diah Arunita et all. (2004). Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. dan Sri Hidayati. (2007). Sains Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Bumi Aksara
Dorland, WA newman. (2008).Kamus saku kedokteran Dorland edisi 28. Jakarta : Erlangga.
Firmansyah, Rikky. (2007).Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Bandung: PT Setia Purnama
Inves.
Guyton A.C and J. E. Hall. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 9. Jakarta : EGC.
Harison. (1999). Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta : EGC.
http://news-medical.net
http://www.oxygen-review.com/human-body.html
Hutapea, Albert M. (2005).Keajaiban-keajaiban dalam Tubuh Manusia. Jakarta: GPU.
Karjadi W. (2000).Anestesiologi dan Reaminasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran.
Sumbatan Jalan Napas, Gawat Napas Akut. hal: 17-34. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Murray, R K. et all .Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif.Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
Rachmadiarti, Fida et all. (2007).Biologi Umum. Surabaya : Unesa Unipress
Sherwood, lauralee. (2012).Fisiologi manusia dari sel ke system (human physiologi : from cells
to systems) edisi 6. Jakarta : EGC.
Sofro, Abdul Salam M. (1994).Keanekaragaman Genetik. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
http://news-medical.net/http://www.oxygen-review.com/human-body.htmlhttp://www.oxygen-review.com/human-body.htmlhttp://news-medical.net/8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2
25/25
Swanson, todd a et all. (2012).Essential biokimia disertai biologi molecular dan genetic edisi
kelima. Tangerang selatan : binarupa aksara.
Tambayong, jan. (1999).Patofisiologi untuk kedokteran. Jakarta : EGC.