Top Banner

of 25

(Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

Jun 02, 2018

Download

Documents

Andhani putri.k
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    1/25

    WRAP UP PBL

    SKENARIO 1 BLOK BIOMEDIK 2

    DISUSUN OLEH:

    KELOMPOK A3

    Ketua : Akhdan Aufa (1102013018)

    Sekertaris : Andi Muhammad Nurfadli (1102013025)

    Anggota :

    1. Akhdan Aufa (1102013018)

    2.

    Alhumairah Aulia Akis (1102013019)3. Alim Muslimah Suryantoro (1102013020)

    4. Alsabaravi Ghiffari (1102013021)

    5. Amirtha Mustikasari (1102013022)

    6. Amorrita Puspita Ratu (1102013023)

    7. Andhani Putri Kusumaningtyas (1102013024)

    8. Andina Dewanty (1102013026)

    9. Andini Zulmaeta (1102013027)

    FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM

    UNIVERSITAS YARSI

    2013/2014

    JL.Letjend Suprapto, Cempaka Putih

    Jakarta 10510

    Telp (021) 4244574 Fax (021) 4244574

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    2/25

    SKENARIO 1

    Kekurangan Oksigen pada Pencinta Alam

    Desi, 19 tahun adalah anggota muda pencinta alam sebuah Universitas di Jakarta. Pekan lalu

    Desi mengikuti pelatihan teknik mendaki gunung. Saat itu dijelaskan oleh Instruktur, bahwauntuk mengikuti pelatihan ini tiap peserta harus berada dalam kondisi kesehatan yang prima.

    Disamping itu untuk mendaki gunung diperlukan latihan dan adaptasi dengan perubahan tekanan

    oksigen yang semakin berkurang seiring dengan ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl).

    Pada ketinggian tertentu dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas karena kekurangan oksigen.

    Oleh karena itu, diwajibkan menggunakan sungkup oksigen agar terhindar dari keadaan hipoksia

    seluler yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian sel.

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    3/25

    KATA-KATA SULIT

    1. Hipoksia seluler

    Sel secara konstan yang mengadakan penyesuaian terhadap perubahan dan lingkungan yang

    mengganggu, beberapa agens secara kuat dapat menyebabkan cedera atau adaptasi seluler .

    Stimulus yang dapat mempengaruhi tubuh manusia dapat dikategorikan sebagai agens fisik,agens kimiawi, mikroorganisme, hipoksia, defek genetic, ketidakseimbangan nutrisi, dan reaksiimunologis. Dan pada hipoksia seluler terjadi pembengkakan seluler hidropik akibat gangguan

    metabolism seluler yang merusak kemampuan sel untuk mensintesis adenosine trifosfat (ATP).

    2. Sungkup oksigen

    Sungkup oksigen merupakan alat yang menutupi hidung dan mulut yang dapat digunakan

    sebagai inhalasi oksigen yang diindikasikan untuk orang yang mengalami hipoksemia (tekanan

    parsial oksigen yang rendah atau saturasi oksi hemoglobin darah arteri yang rendah) . Sungkupoksigen berbentuk tertutup agar keamananya dapat terjaga. Walaupun oksigen tidak begitu saja

    terbakar atau meledak, tetapi oksigen dapat memfasilitasi kebakaran bila sekelilingnya dipenuhi

    oleh oksigen aliran bebas dan diberi percikan api . Semakin besar konsentrasi oksigen maka

    semakin cepat api terbentuk dan membakar. Konsentrasi oksigen yang diberikan bervariasi, oleh

    karena itu alat ini sering digunakan bersamaan dengan sistem venturi.

    3. Kematian sel

    Terdapat dua kategori utama kematian sel. Kategori pertama adalah kematian sel nekrotik,

    terjadi apabila suatu rangsangan yang menyebabkan cedera sel terlalu kuat atau berkepanjangan.

    Nekrosis dicirikan dengan adanya pembengkakan dan ruptur organel internal yang kebanyakan

    mengenai mitokondria, dan jelasnya stimulasi respons peradangan. Kategori kedua kematian seladalah apoptosis, yaitu kematian sel yang deprogram. Apoptosis adalah proses kematian sel yang

    ditandai dengan terjadinya urutan teratur terhadap molecular yang menyebabkan disintegrasi sel..Apoptosis tidak ditandai dengan adanya pembengkakan atau peradangan, namun sel yang akan

    mati menyusut dengan sendirinya dan dimakan oleh sel yang ada disebelahnya.

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    4/25

    DAFTAR PERTANYAAN :1. Mengapa perubahan tekanan oksigen berpengaruh dalam kelelahan otot dan sesak nafas?

    2. Bagaimana ciri-ciri Hipoksia Seluler ?3. Akibat Hipoksia Seluler selain kematian sel ?

    4. Bagaimana bisa terjadi sesak nafas ?

    5. Mengapa Hipoksia Seluler mengakibatkan kematian sel ?6. Bagaimana mencegah hipoksia ?7. Bagaimana tubuh bereaksi terhadap perubahan tekanan oksigen ?

    8. Mengapa Oksigen berperan penting dalam terjadinya proses hipoksia ?

    9. Apa penyebab kelelahan otot ?10. Mengapa pada ketinggian tertentu, ketersediaan oksigen semakin berkurang ?

    JAWABAN

    1. Karena defisiensi oksigen jadi pembentukan ATP jadi kurang, dan sel tubuh masih adaptasi2. Terjadi sesak nafas, kepala pusing, & lelah otot, dapat dingin badan, bibir pucat & pingsan

    3. Jantung melambat (brakikardia), Aritmia, hiperventilasi, Sianosis

    4. Defisiensi oksigen, penyakit bawaan, kelainan dalam tubuh5. karena energi yang diperoleh < kerjanya, menyebabkan kelelahan sel dan kematian sel.

    6. Berolahraga, asupan makanan cukup, latihan fisik, pakai sungkup oksigen bila kurang O2

    7. Karbondioksida terakumulasi dan tidak terbuang keluar tubuh

    8. Karena Pada kondisi hipoksia, oksigen sangat dibutuhkan untuk pembentukan energi ATP9. Kekurangan Energi yang dibuat dari respirasi aerob pindah ke anaerob yang membuat energi

    dengan efek samping asam laktat yang membuat otot panas dan lelah.

    10. Karena ditempat tinggi lebih banyak diisi unsur ringan, dan gas mulia yang lebih ringandaripada oksigen.

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    5/25

    HIPOTESA

    Seorang pendaki gunung (19 tahun) akan melakukan pendakian. Sebelumnya, ia harus

    mempersiapkan berbagai hal seperti latihan untuk beradaptasi dengan kondisi gunung dan harus

    dalam kondisi yang prima. Pada saat mendaki, maka tubuh akan memerlukan banyak energi

    (ATP). Seperti yang kita tahu, kerja sel dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh oksigen untuk

    menghasilkan ATP. Energi yang diperlukan tidak sebanding dengan energi yang dihasilkan oleh

    karena itu tubuh kekurangan oksigen yang menyebabkan terjadinya hipoksia (defisiensi

    oksigen). Untuk mengetahui lebih lanjut, kita akan membahas tentang oksigen yang meliputi

    definisi dan cara kerjanya dalam tubuh, serta hipoksia yang meliputi definisi, ciri-ciri, penyebab

    terjadinya, jenis-jenis, dan penanganannya.

    Seorang pendaki

    gunung (19 tahun)Mendaki gunung

    Persiapan latihan Perlu kondisi prima

    Adaptasi

    Perlu banyak energi (ATP)

    Kekurangan oksigen

    Defisiensi oksigen

    Cara kerja oksigen

    Terjadi hipoksiaDefinisi

    Ciri-ciri

    Penyebab

    Jenis-jenis

    Penanganan

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    6/25

    LEARNING OBJECTIVE

    LI 1 Memahami dan menjelaskan peranan oksigen terhadap kehidupan sel

    LO 1.1 Definisi oksigen

    Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai

    lambang O dan nomor atom 8. ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah

    bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). pada temperatur dan

    tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik

    dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. oksigen merupakan unsur

    paling melimpah ketiga dialam semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah dikerak

    bumi. gas oksigen diatomik mengisi 20% volume atmosfer bumi.

    1.2Peranan oksigen

    Oksigen adalah elemen yang diperlukan untuk hidup. Oksigen adalah sumber energi yangpaling penting untuk proses pembakaran makanan. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan

    tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian.

    Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan

    menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak

    masih mampu menoleransi kekurangan oksigen antara tiga sampai lima menit. Apabila

    kekurangan oksigen berlangsung sampai lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak

    secara permanen.

    Oksigen memainkan peran penting dalam proses pernapasan dan dalam metabolisme

    organisme hidup. Mungkin, hanya sel-sel hidup yang tidak membutuhkan oksigen adalahbeberapa bakteri anaerob yang mendapatkan energi dari proses metabolisme lainnya.

    a. Respirasi selularMolekul oksigen, O 2, sangat penting untuk respirasi sel di semua organisme aerobik. Oksigen

    digunakan sebagai akseptor elektron dalam mitokondria untuk menghasilkan energi kimia.

    Oksigen juga berperan penting untuk organ didalam tubuh kita :

    fungsi otak: untuk menjalankan fungsi otak dibutuhkan oksigen 20% dari kebutuhan akan

    oksigen. otak tidak mempunyai rongga untuk menampunh kelebihan oksigen. jika terjadi

    kekurangan oksigen 8-10 detik dapat menimbulkan stroke sehingga timbung gangguan fungsi

    otak.fungsi jantung: fungsi ini membutuhkan oksigen 5% untuk menjaga kestabilannya dalam

    memompa darah keselurih tubuh. jadi oksigen merupakan sumber energi bagi jantung.

    fungsi otot: otot memerlukan 15% oksigen. otot merupakan penunjang kekuatan aktivitas tubuh.

    jika seseorang berlari kencang, kemudian terengah-engah ini menandakan otot kekurangan

    oksigen. akibarnya jantung harus kerja keras memenuhi energi kebutuhan otot.

    fungsi ginjal: ginjal memerlukan pasokan oksigen 20% agar kerjanya untuk membersihkan darah

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    7/25

    menjadi normal. ginjal dalam waktu 24 jam bekerja terus menerus dengan menyaring darah

    20liter.

    fungsi usus: usus memerlukan oksigen 35% agar mampu mencerna makanan dalam perut.

    Kebutuhan ini meningkat setelah makan. Fungi tulang, kulit, dll : bagian ini memrlukan oksigen

    10% untu menunjang semua fungsinya.

    b. Enzim menggunakan oksigen

    Untuk mengkatalisis berbagai reaksi oksidasi dalam tubuh (metabolisme). Karbon dioksida,

    produk limbah, dilepaskan dari sel dan ke dalam darah, di mana ia menggabungkan denganbikarbonat dan hemoglobin untuk transportasi ke paru-paru. Darah bersirkulasi kembali ke paru-

    paru dan proses berulang.

    c. Peremajaan sel

    Perpanjangan hidup, dan meningkatkan vitalitas ini telah dicapai dengan menggunakanantioksidan khusus yang benar-benar dapat menjaga sel-sel mencari dan bertindak lebih muda -

    dan bahkan dapat membalikkan proses penuaan. Tubuh manusia merupakan salah satu struktur

    yang paling sempurna dirancang dan dikoordinasikan. Namun, semua struktur ini diadakan di

    posisi oleh jaringan padat sistem yang terus-menerus bekerja sama untuk membuat kita tetapberjalan.

    1.3Mekanisme respirasi sel

    Pengertian katabolisme

    Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih

    sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi

    berupa ATP yang biasa digunak4an organisme untuk beraktivitas. Katabolisme mempunyai dua

    fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan menyediakan energi

    kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi

    oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama

    dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid

    adenin dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2).

    Tabel macam-macam reaksi katabolisme :

    Tahapan Tempat Substrat hasil

    Glikolisis Sitoplasma C6H12O6 2ATP, 2Asam

    piruvat,

    2NADH

    Dekarboksilasi

    oksidatif

    mitokondria Asam piruvat Asetil CO-A

    http://www.biologi-sel.com/2012/11/anabolisme-dan-katabolisme-part2.htmlhttp://www.biologi-sel.com/2013/03/tahapan-glikolisis.htmlhttp://www.biologi-sel.com/2013/03/tahapan-glikolisis.htmlhttp://www.biologi-sel.com/2012/11/anabolisme-dan-katabolisme-part2.html
  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    8/25

    Siklus asam sitrat Matriks mitokondria Asetil CO-A NADH2 +

    ATP

    Transpor elektron Membran dalam

    mitokondria

    NADH2dan FADH2 30ATP +

    4ATP + H2O+

    CO2

    Siklus krebs Matriks mitokondria Glukosa

    Respirasi sel

    Respirasi sel, jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP dan

    NADPH) dari molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak, dan protein). Jalur-jalur

    metabolisme respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan.

    Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup

    melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi

    hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan

    pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup

    pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari

    individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan

    penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.

    (pustekkom depdiknas 2008)

    Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit

    penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam

    lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana. Karena proses ini

    http://www.biologi-sel.com/http://1.bp.blogspot.com/-yt92OomXoW0/T9dsWYhRdvI/AAAAAAAAAR8/4WLVZAKPbO4/s1600/New+Picture+(7).pnghttp://www.biologi-sel.com/
  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    9/25

    adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau

    NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik

    (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.

    Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai

    oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun demikian,

    banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang

    paling biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces

    cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa

    logam sebagai oksidator. Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme

    eukariotik terjadi di dalam mitokondria.

    Glikolisis

    Glikogenolisis, pengubahan glikogen menjadi glukosa. Glikogenolisis adalah lintasan

    metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan

    kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada

    glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut dengan 3 enzim, glikogen fosforilase,

    glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon yang berperan pada lintasan ini adalah

    glukagon dan adrenalin.

    Glikolisis, pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan . oksigen.

    Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam

    piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling universal yang kita kenal,

    dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh bentuk organisme.

    Proses glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan

    dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan dalam senyawaorganik berupa adenosine triphosphate atau yang lebih umum dikenal dengan istilah ATP dan

    NADH.

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    10/25

    (pustekkom depdiknas 2008)

    Lintasan glikolisis yang paling umum adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas (bahasa

    Inggris: EMP pathway), yang pertama kali ditemukan oleh Gustav Embden, Otto Meyerhof dan

    Jakub Karol Parnas. Selain itu juga terdapat lintasan EntnerDoudoroff yang ditemukan oleh

    Michael Doudoroff dan Nathan Entner terjadi hanya pada selprokariota, dan berbagai lintasan

    heterofermentatif dan homofermentatif.

    Ringkasan reaksi glikolisis pada lintasan EMP adalah sebagai berikut:

    Sedangkan ringkasan reaksi dari glikolisis, siklus asam sitrat dan fosforilasi oksidatif adalah:Jalur pentosa fosfat, pembentukan NADPH dari glukosa. Jalur pentose fosfat adalah

    adalah jalur alternative metabolism glukosa. Jalur ini berlangsung di sitosol. Enzim yang terlibat

    antara lain G6P, transketolase, dan transaldolase.

    http://www.biologi-sel.com/2012/11/perbedaan-sel-prokariotik-dan-sel.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/--XgXh9kNL60/T9ds0UbuTDI/AAAAAAAAASE/IEJ9M2PkfJI/s1600/New+Picture+(8).pnghttp://www.biologi-sel.com/2012/11/perbedaan-sel-prokariotik-dan-sel.html
  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    11/25

    Siklus Krebs

    (pustekkom depdiknas 2008)

    Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari nama

    orang yang menemukan reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs. Siklus ini

    disebut juga siklus asam sitrat. Siklus krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang

    dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria. Sehingga, siklus

    krebs terjadi di dalam mitokondria.

    Tahapan siklus krebs adalah sebagai berikut:

    a) Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah bereaksi dengan

    NAD+ (Nikotinamida adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau Ko-A, membentuk asetil Ko-

    A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH dibebaskan. Perubahan kandungan C dari 3C (asam

    piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).

    b) Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan terbentuk asam sitrat (6C).

    Dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan kembali.

    c) Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan membebaskan

    CO2.

    http://4.bp.blogspot.com/-cM64MJ1BSIc/T9dtM6WFKYI/AAAAAAAAASM/xeESxRjmFOU/s1600/New+Picture+(9).png
  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    12/25

    d) Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C) setelah bereaksi

    dengan NAD+ dengan membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP setelah bereaksi

    dengan ADP dan asam fosfat anorganik.

    e) Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine

    Dinucleotida) dan membentuk asam malat (4C) dengan membebaskan FADH2.

    f) Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam oksaloasetat (4C)

    dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo asetat akan kembali dengan asetil ko-A

    seperti langkah ke 2 di atas.

    Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob

    yang mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta membentuk

    kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs selanjutnya. Dalam siklus

    krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.

    Transpor electron

    (pustekkom depdiknas 2008)

    Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, dan berakhir setelah elektron

    dan H+ bereaksi dengan oksigen yang berfungsi sebagai akseptor terakhir, membentuk H2O.

    ATP yang dihasilkan pada tahap ini adalah 32 ATP. Reaksinya kompleks, tetapi yang berperan

    penting adalah NADH, FAD, dan molekul-molekul khusus, seperti Flavo protein, ko-enzim Q,

    serta beberapa sitokrom. Dikenal ada beberapa sitokrom, yaitu sitokrom C1, C, A, B, dan A3.

    Elektron berenergi pertama-tama berasal dari NADH, kemudian ditransfer ke FMN (Flavine

    Mono Nukleotida), selanjutnya ke Q, sitokrom C1, C, A, B, dan A3, lalu berikatan dengan H

    yang diambil dari lingkungan sekitarnya. Sampai terjadi reaksi terakhir yang membentuk H2O.

    http://1.bp.blogspot.com/-raIh5dEWEwY/T9dtbrvZnkI/AAAAAAAAASU/TSKdLeQPRok/s1600/New+Picture+(10).png
  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    13/25

    Jadi hasil akhir proses ini terbentuknya 32 ATP dan H2O sebagai hasil sampingan respirasi.

    Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh, pada tumbuhan

    melalui stomata dan melalui paru-paru pada pernapasan hewan tingkat tinggi. Ketiga proses

    respirasi dapat diringkas sebagai berikut.

    Fosforilasi oksidatif

    (pustekkom depdiknas 2008)

    Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan energi yang

    dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan ATP, dan mereduksi gas oksigen menjadi

    air.

    Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien,

    hampir semuanya menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan ini

    sangat umum digunakan karena sangat efisien untuk mendapatkan energi, dibandingkan dengan

    proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis anaerobik. Dalam proses fosforilasi

    oksidatif, elektron yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat akan ditransfer ke senyawa NAD+

    http://4.bp.blogspot.com/-8UU_A67ckN0/T9dtpSZURoI/AAAAAAAAASc/uGgBSrqbEnI/s1600/New+Picture+(11).png
  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    14/25

    yang berada di dalam matriks mitokondria. Setelah menerima elektron, NAD+ akan bereaksi

    menjadi NADH dan ion H+, kemudian mendonorkan elektronnya ke rantai transpor elektron

    kompleks I dan FAD yang berada di dalam rantai transpor elektron kompleks II. FAD akan

    menerima dua elektron, kemudian bereaksi menjadi FADH2melalui reaksi redoks.

    Reaksi redoks ini melepaskan energi yang digunakan untuk membentuk ATP. Pada

    eukariota, reaksi redoks ini dijalankan oleh serangkaian kompleks protein di dalam mitokondria,

    manakala pada prokariota, protein-protein ini berada di membran dalam sel. Enzim yang saling

    berhubungan ini disebut sebagai rantai transpor elektron. Pada eukariota, lima kompleks protein

    utama terlibat dalam proses ini, manakala pada prokariota, terdapat banyak enzim-enzim berbeda

    yang terlibat.

    Elektron yang melekat pada molekul rantai transpor elektron di sisi dalam membran

    mitokondria akan menarik ion H+ menuju membran mitokondria sisi luar, disebut kopling

    kemiosmotik,[4] yang menyebabkan kemiosmosis, yaitu difusi ion H+ melalui ATP sintase ke

    dalam mitokondria yang berlawanan dengan arah gradien pH, dari area dengan energi potensial

    elektrokimiawi lebih rendah menuju matriks dengan energi potensial lebih tinggi. Proses kopling

    kemiosmotik menghasilkan kombinasi gradien pH dan potensial listrik di sepanjang membran ini

    yang disebut gaya gerak proton. Energi gaya gerak proton digunakan untuk menghasilkan ATP

    melalui reaksi fosforilasi ADP.

    Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital metabolisme, ia menghasilkan spesi

    oksigen reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida pada kompleks I. Hal ini dapat

    mengakibatkan pembentukan radikal bebas, merusak sel tubuh, dan kemungkinan juga

    menyebabkan penuaan. Enzim-enzim yang terlibat dalam lintasan metabolisme ini juga

    merupakan target dari banyak obat dan racun yang dapat menghambat aktivitas enzim. Oksigen

    merupakan akseptor terakhir ion hydrogen. Sehingga ATP synthase mampu membentuk ATP.

    LI 2 Memahami dan menjelaskan hipoksia terhadap aktifitas sel

    LO 2.1 Definisi hipoksia

    Hipoksia adalah keadaan dimana penurunan konsentrasi oksigen yang disebabkan kegagalanpengikatan oksigen, bila di bagian darah disebut juga dengan hipoksemia. yang terdiri dari

    kegagalan khusus dan kegagalan total.

    Kegagalan khusus terjadi di bagian bagian tubuh tertentu seperti hipoksia kronis yangmengakibatkan sianosis dan kebiruan jari jari tangan, sclerosis, luka tangan, lesi, edema,

    poliartragia dan arthritis.

    Kegagalan total yang terjadi biasanya dikarenakan afinitas ikatan hemoglobin terhadapoksigen daripada dengan timbal, karbon monoksida, karbon dioksida, zat berat, maupun

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    15/25

    kurangnya oksigen itu sendiri yang dapat memicu terjadinya penurunan fungsi sel yang akan

    menuju kelemahan otot, hilangnya kesadaran, palpitasi, dan kram.

    2.2Ciri-ciri hipoksia

    Sakit kepala, rasa lelah, sesak napas, mual dan muntah, palpitasi dapat dilihat dalam fase

    awal hipoksia, tekanan darah meningkat, detak jantung yang tidak normal, pada jari tangan,kaki,

    telinga, dan hidung, menjadi kebiruan yang disebut dengan cyanosis, euforia atau sensasi

    disosiasi dari diri, kebingungan, kehilangan memori dan masalah kognitif, disorientasi dan

    gerakan tidak terorganisasi.

    2.3Jenis-jenis hipoksia

    Menurut tingkatnya dibagi menjadi 2, yaitu :

    1.Hipoksia Fulminan. Dimana terjadi pernapasan yang sangat cepat. Paru - paru menghirupudara tanpa adanya udara bersih ( oksigen )..

    2. Hipoksia Akut. Terjadi pada udara yang tertutup akibat keracunan gas yang daya

    afinitasnya lebih tinggi dari oksigen misalnya karbon monoksida.

    Menurut sebabnya hipoksia ini dibagi menjadi 5 macam, yaitu :

    1. Hipoksemia : kekurangan oksigen di dalam darah arteri. Terbagu menjadi 2 jenis, yaitu: a.

    Hipoksemia hipotonik(anoksia anoksik) dimana tekanan oksigen darah arteri rendah karena co2

    meningkat. b. hipoksemia isotonik(anoksia anemik) dimana oksigen normal tetapi oksigen yang

    diikat hemoglobin sedikit. Hal ini terjadi pada anemia

    2. Hipoksia hipokinetik(anoksia bendungan) : terjadi karena adanya sumbatan. Terbagi menjadi

    2jenis, yaitu: a. Hipoksia hipokinetik ishemic: penyempitan di arteri. b. hipoksia hipokinetik

    kongestif; pemupukan darah secara berlebihan di pembuluh darah yang membuat suplai oksigen

    ke jaringan terganggu.

    3. Overventilasi hipoksia : hipoksia yg terjadi karena aktivitas yang berlebihan sehingga

    kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah daripada penggunaanya

    4. Hipoksia histotoksik: oksigen di jaringan cukup namnin jaringan tidak dapat menggunakan

    oksigen karena adanya pengaruh dari racun sianida. Hal ini menyebabkan oksigen kembali ke

    dalam darah vena dalam jumlah lebih banyak daripada normal.

    5. Hipoksia hipoksik yang ditandai oleh rendahnya PO2 darah arteri disertai oleh kurang

    adekuatnya (memadainya) saturasi HB. Hal ini disebabkan oleh

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    16/25

    a. Malfungsi pernafasan yang menyebabkan kurang memadainya pertukaran gas, dicirikan

    oleh PO2 alveolus yang normal tetapi PO2 arteri yang berkurang

    b. Berada diketinggian atau lingkungan yang menyesakkan. Dimana PO2 atmosfer

    berkurang, sehingga PO2 alveolus dan PO2 arteri berkurang.

    2.4

    Akibat dari hipoksia

    a. Akibat hipoksia terhadap aktifitas sel

    Pada saat sel kekurangan ATP, sel tersebut tidak dapat lagi mempertahankan fungsi

    selularnya, termasuk fungsi transpor natrium dan kalium melalui pompa natrium kalium. Tanpa

    pemompaan natrium kalium, sel akan mulai menimbun natrium karena natrium berdifusi ke

    dalam sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi dan gradien listrik. Potensial listrik yang

    menlintasi membran mulai turun seiring dengan penumpukan natrium sebuah ion positif,

    intrasel. Sel iskmik ini akan membengkak dan menyebabkan dilatasi RE, penurunan fungsi

    mitokondria, dan peningkatan permeabilitas membrane intra sel.

    Tekanan osmotik di dalam sel meningkat, sehingga terjadi penarikan air ke dalam sel. Sel

    iskemik (sel yang kekurangan oksigen atau suplai darah) mulai membengkak sehingga terjadi

    dilatasi retikulum endoplasma, penurunan fungsi mitokondria, dan peningkatan permeabilitas

    membran intrasel. Akibat lain dari hipoksia adalah pembentukan asam laktat, yang terjadi selama

    glikolisis anaerob.

    Hipoksia menyebabkan pembentukan asam laktat berlebih sehingga PH turun. Hal ini

    menyebabkan kerusakan struktur inti membrane sel dan mikrofilamen. Pembengkakan sel

    menyebabkan pecahnya lisosom sehingga enzim intra sel melebihi normal dan mengakibatkan

    kematian sel.

    Kekurangan ATP ini disebabkan defisiensi oksigen oleh mitokondria untuk melakukan

    fosforilasi oksidatif yang membentuk ATP. Apabila terjadi hipoksia, maka energy tidak akan

    mencukupi kebutuhan sel..

    b. Akibat hipoksia terhadap aktivitas tubuh

    Hipoksia dapat mengakibatkan perubahan pada system syaraf pusar, khususnya pada

    pusat otak. Jika hipoksia terjadi kontinu, maka pusat batang otak terkena, dan kematian

    disebabkan gagal pernafasan. Berkurangnya tekanan oksigen pada setiap jaringan akanmenyebabkan kenaikan total curah jantung sehingga dapat mengakibatkan gagal jantung

    kongesif. Pada pasien jantung iskemia akan menyebabkan intensitas iskemia meningkay dan

    akan mengganggu kerja faal ventrikel kiri. Hipoksia yang lama juga dapat mengganggu fungsi

    hepar dan ginjal.

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    17/25

    2.5Mekanisme terjadinya hipoksia

    Mula-mula hipoksia menyebabkan hilangnya fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP

    oleh mitokondria. Penurunan ATP merangsang fruktokinase dan fosforilasi, menyebabkan

    glikolisis aerobic. Glikogen dapat menyusut, asam laktat dan fosfat anorganik terbentuk sehinggamenurunkan Ph intrasel. Pada saat istirahat rata-rata laki-laki dewasa membutuhkan kira-kira

    225-250 ml oksigen per menit, dan meningkat sampai 10 kali saat beraktivitas. Jaringan akan

    mengalami hipoksia apabila aliran oksigen tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan

    metabolisme jaringan, hal ini dapat terjadi kira-kira 4-6 menit setelah ventilasi spontan berhenti.Berdasarkan mekanismenya, penyebab hipoksia jaringan dibagi dalam 3 kategori, yaitu: 1.Hipoksemia arteri. 2. Berkurangnya aliran oksigen karena adanya kegagalan transport tanpa

    adanya hipoksemia arteri, dan 3. Penggunaan oksigen yang berlebihan di jaringan Jika aliranoksigen ke jaringan berkurang, atau jika penggunaan berlebihan di jaringan maka metabolisme

    akan berubah dari aerobik ke metabolisme anaerobik untuk menyediakan energi yang cukup

    untuk metabolisme. Apabila ada ketidakseimbangan, akan mengakibatkan produksi asam laktat

    berlebihan, menimbulkan asidosis dengan cepat, metabolisme seluler terganggu danmengakibatkan kematian sel.

    2.6Penanganan hipoksia

    Penanganan hipoksia dapat dilakukan dengan terapi oksigen. Terapi oksigen adalah

    pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di

    atmosfir. Diatas permukaan laut, konsentrasi oksigen dalam udara ruangan adalah 21%.

    Penanganan hipoksia menggunakan terapi oksigen dengan memberikan oksigen yang

    konsenrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen di udara. Oksigen dapat diberikan

    melalui masker wajah, kateter nasal (speculum), selang trakeostomi.

    Metode penanganan pemenuhan kebutuhan oksigen dapat juga dilakukan dengan inhalasi

    oksigen (pemberian oksigen), fisioterapi dada, nafas dalam, batuk efektif, dan pengisapan lendir

    (suctioning).

    Penilaian dari pengelolaan jalan napas harus dilakukan dengan cepat, tepat dan cermat.

    Tindakan ditujukan untuk membuka jalan napas dan menjaga agar jalan napas tetap bebas dan

    waspada terhadap keadaan klinis yang menghambat jalan napas. Penyebab sumbatan jalan napasyang tersering adalah lidah dan epiglotis, muntahan, darah, sekret, benda asing, trauma daerah

    maksilofasial. Pada penderita yang mengalami penurunan kesadaran maka lidah akan jatuh ke

    belakang menyumbat hipofarings atau epiglotis jatuh kebelakang menutup rima glotidis. Dalam

    keadaan seperti ini, pembebasan jalan napas dapat dilakukan tanpa alat maupun denganmenggunakan jalan napas buatan.Membuka jalan napas tanpa alat dilakukan dengan cara:

    1. Chin lift yaitu dengan empat jari salah satu tangan diletakkan dibawah rahang ibu jari

    diatas dagu, kemudian secara hati-hati dagu diangkat ke depan. Bila perlu ibu jaridipergunakan untuk membuka mulut/bibir atau dikaitkan pada gigi seri bagian bawah

    untuk mengangkat rahang bawah. Manuver Chin lift ini tidak boleh menyebabkan posisi

    kepala hiperekstensi.

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    18/25

    2. Cara Jaw Thrust yaitu dengan mendorong angulus mandibula kanan dan kiri ke depan

    dengan jari-jari kedua tangan sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi

    atas, kedua ibu jari membuka mulut dan kedua telapak tangan menempel pada kedua pipipenderita untuk melakukan immobilisasi kepala. Tindakan jaw thrust buka mulut dan

    head tilt disebut airway manuver.

    Untuk sumbatan yang berupa muntahan, darah, sekret, benda asing dapat dilakukan denganmenggunakan alat penghisap atau suction. Ada 2 macam kateter penghisap yang sering

    digunakan yaitu rigid tonsil dental suction tip atau soft catheter suction tip.

    Untuk menghisap rongga mulut dianjurkan memakai yang rigid tonsil/dental tip sedangkan

    untuk menghisap lewat pipa endotrakheal atau trakheostomi menggunakan yang soft catheter tip.

    LI 3 Memahami dan menjelaskan struktur, fungsi, dan peran hemoglobin (HB) dalam

    tubuh

    LO 3.1 Definisi hemoglobin (HB)

    Hemoglobin Hemoglobin adalah metaloprotein dalam sel darah merah yang

    mengantarkan oksigen dari paru- paru ke jaringan di seluruh tubuh dan mengambil

    karbondioksida dari jaringan tersebut dibawa ke paru untuk dibuang ke udara bebas. Molekul

    hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik

    dengan satu atom besi. Terdapat sekitar 300 molekul Hb dalam setiap sel darah merah.

    3.2 Struktur dan fungsi hemoglobin (HB)

    (Corwin, elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi edisi 3 revisi)

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    19/25

    Hemoglobin merupakan protein tetramer (mengandung 4 subunit protein) yang tersusun dari

    pasangan-pasangan dua buah polipeptida yang berbeda.Meskipun memiliki panjang secara

    keseluruhan yang serupa, polipeptida 141 residu dan 146 residu dari hemoglobin A dikodekan

    oleh gen yang berbeda memiliki struktur primer yang berlainan. Sebaliknya, rantai hemoglobin

    manusia memiliki struktur primer yang sangat terlestarikan( conserved). Struktur tetramer

    hemoglobin yang umum dijumpai adalah sebagai berikut : HbA (Hemoglobin dewasa normal)

    ,HbF (hemoglobin janin) , HbS (hemoglobin sel sabit)dan HbA2(Hemoglobin dewasa minor).

    Struktur kuartener hemoglobin memberikan sifat-sifat yang tidak ada pada mioglobin (pigmen

    mengandung besi yang ditemukan pada otot rangka) yang menyelaraskan hemoglobin dengan

    peranan biologiknya yang unik dan pengaturan sifat-sifatnya secara persis. Sifat alosterik pada

    hemoglobin juga merupakan model untuk memahami jenis-jenis protein alosterik lain. Pada

    pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porifirin yang menahan satu

    atom besi. Atom besi ini situs/loka ikatan oksigen. Porifin yang mengandung besi disebut heme.

    Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin

    memiliki kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul heme inilah zat besi melekat dan

    menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui udara, zat ini pula yang menjadikan darah

    kita berwarna merah.

    1.Kurva saturasi oksigen dari hemoglobin adalah sigmoidal

    Secara umum, fungsi utama hemoglobin adalah mengikat oksigen untuk diedarkan dalam

    jaringan darah. Hemoglobin dalam tubuh dibagi menjadi dua, yaitu :

    a. Hemoglobin bebas : Dapat menembus glomerolus ginjal sehingga bisa diekskresikan dalam

    urin atau mengendap di tubulus sehingga besi dari heme hilang

    b. Kompleks haptoglobin (HB, glikoprotein) + HB nonkovalen : Tidak bisa menembus

    glomerulus ginjal sehingga besi dalam hemoglobin dihemat kembali dan kompleks ini akan

    dikatabolisme di hati. Besi dari setiap heme mengikat satu molekul oksigen untuk jumlah total

    empat molekul oksigen per molekul hemoglobin. Karena O2 tidak mudah larut dalam plasma,

    maka 98,5% O2 yang terangkut dalam darah akan terikat hemoglobin. Sehingga besi dari heme

    sangat dibutuhkan. Peningkatan dari O2 pada satu gugus heme dalam hemoglobin meningkatkan

    afinitas untuk O2 pada gugus heme yang lain, Pengaruh alosterik ini menghasilkan kurva saturasi

    oksigen yang sigmoidal.

    2. Pengikatan dari proton pada HBA merangsang pelepasan O2, suatu manifestasi dari pengaruh

    bohr. Dengan demikian O2 segera dilepaska dalam jaringan dimana H+ tinggi karena produksi

    CO2 oleh proses metabolism berikut :

    Di paru-paru : CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-

    Di jaringan : H+ + HBA)2 HHBA + O2

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    20/25

    Reaksi-reaksi ini dikembalikan yang terjadi dLm Pru dimana O2 terikat ke HBA dan CO2

    dikeluarkan. Pada paru-paru : Deoksihemoglobin + 1 proton untuk 2 molekul O2 sehingga

    penyaluran O2 tinggi. Pada jaringan : Deoksihemoglobin + O2 membebaskan proton

    untuk berikatan dengan bibornat untuk membentuk asam karbonat. H2CO3 akan didehidrasi

    membentuk CO2 yang dihembuskan keluar. Penggabungan dua reaksi paru dan jaringan timbale

    balik mengikat proton danO2 yang disebut dengan efek bohr.

    3. Pengikatan kovalen dari CO2 pada HBA dalam jaringan juga menyebabkan pelepasan O2

    4. Pengikatan 2,3 difosfogliserat (DPG), suatu prodik samping dari glikolisis dalam sel darah

    merah, menurunkan afinitas HBA untuk O2. Akibatnya O2 lebih segera dilepaskan dalam

    jaringan bila DPG terikat pada HBA

    Selain mengangkut O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan yang berikut :

    1. Bagian ion hydrogen asam (H+) dari asam karbonat terionisasi yang dihasilkan di tingkat

    jaringan dari Co2. Hemoglobin menyangga asam ini sehingga tidak banyak menyebabkan

    perubahan PH darah

    2. Karbon monoksida (CO). Gas ini dalam kedaan normal tidak terdapat didalam darah, tetapi

    jika terhirup maka gas ini cenderung menempati bagian hemoglobin yang berikatan dengan O2,

    sehingga terjadi kerucanan CO

    3. Nitrat oksida (NO) di paru, nitrat oksida bersifat vasodilator berikatan dengan hemoglobin

    sehingga darah yang kaya O2 akan mengalir dengan lancer dan menstabilkan tekanan darah

    Karena itu, hemoglobin berperan kunci dalam transport O2, member kontribusi signifikan

    pada transport CO2, kemampuan darah menyangga PH, dengan mengangkut vasodilatornya

    sendiri sehingga membuat hemoglobin menyalurkan O2 yang dibawanya.

    1.3Proses pembentukan hemoglobin (HB)

    Perakitan molekul hemoglobin melibatkan molekul suksinat (karbohidrat), glisin (asam

    amino), unsur besi (ferum), molekul globin, serta sejumlah enzim dan vitamin. Vitamin dan

    mineral berfungsi sebagai zat "pelumas" yang melancarkan proses kerja enzim agar kerjanya

    efisien. Pada awal pembentukan, dibutuhkan 3 jenis enzim untuk membentuk sebuah molekul

    protoporfirin III yang merupakan gabungan dari empat molekul porfobilinogen. Proses inimelibatkan enam jenis enzim yang dibantu vitamin niasin, asam folat dan riboflavin.

    Selanjutnya, dibutuhkan vitamin C dan unsur kuprum untuk menggabungkan satu heme. Untuk

    langkah terakhir, tidak diperlukan enzim untuk menggabungkan empat molekul heme dengan

    satu molekul globulin untuk membentuk satu molekul hemoglobin.

    Eritropoiesis adalah proses pembentukan eritrosit yang terjadi di sumsum tulang hingga

    terbentuk eritrosit matang dalam darah tepi yang dipengaruhi dan dirangsang oleh hormon

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    21/25

    eritropoietin. Eritropoietin adalah hormon glikoprotein yang terutama dihasilkan oleh sel-sel

    interstisium peritubulus ginjal, dalam respon terhadap kekurangan oksigen atas bahan globulin

    plasma, untuk digunakan oleh sel-sel induk sumsum tulang. Eritropoietin mempercepat produksieritrosit pada semua stadium terutama saat sel induk membelah diri dan proses pematangan sel

    menjadi eritrosit. Di samping mempercepat pembelahan sel, eritropoietin juga memudahkan

    pengambilan besi, mempercepat pematangan sel dan memperpendek waktu yang dibutuhkanoleh sel untuk masuk dalam sirkulasi.

    (Corwin, elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi edisi 3 revisi)

    Proses pembentukan (sintesis) hemoglobin telah dimulai dalam tahap eritroblas dan terus

    berlangsung sampai tingkat normoblas/retikulosit. Meskipun eritrosit yang muda telah

    meninggalkan sumsum tulang dan masuk kedalam peredaran darah, namun pembentukan

    hemoglobin tetap berlangsung dalam beberapa hari berikutnya.

    Pembentukan hemoglobin berlangsung beberpa tahap dan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

    1. 2 suksinil-KoA +2 glisin membentuk senyawa pirol

    2. 4 pirol akan membentuk senyawa protoporfirin IX

    3. Protopofirin IX + membentuk senyawa heme

    4.

    4 heme + polipeptida membentuk rantai hemoglobin ( atau )

    5. Rantai 2 + rantai 2 membentuk hemoglobin

    Tiap rantai hemoglobin mempunyai berat molekul kira-kira 16000. Rantai hemoglobin ini

    ada variasi yang sebenarnya ditentukan oleh susunan asam amino dalam peptidanya. Berbagai

    jenis rantai tersebut dapat digambarkan sebagai rantai alfa (), rantai beta (), rantai gamma dan

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    22/25

    sebagainya. Pada umumnya rantai hemoglobin pada orang dewasa adalah hemoglobin A, dimana

    merupakan gabungan antara dua rantai alfa dengan dua rantai beta.

    Sifat yang penting pada hemoglobin adalah dapat mengangkut oksigen. Setiap molekul

    hemoglobin mengandung 4 heme, oleh karena itu 1 molekul hemoglobin dapat mengandung 4

    atom besi dan dapat mengangkut 4 molekul oksigen.

    1.4Cara kerja hemoglobin (HB)

    Hemoglobin dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan

    membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh

    sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada didalam Hb(junita,2001) Menurut Depkes RI

    adapun guna hemoglobin antara lain: 1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di

    dalam jaringan-jaringan tubuh. 2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh

    jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. 3. Membawa karbondioksida darijaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolismeke paru-paru untuk di buang, untuk

    mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan

    pengukuran kadar hemoglobin.Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan

    darah yang disebut anemia.

    Hemoglobin mengikat O2 membentuk oksihemoglobin. O2 menempel pada Fe2+ di

    heme. Afinitas hemoglobin terhadap O2 dipengaruhi oleh ph,suhu,dan konsentrasi 2,3-

    bifosfogliserat dalam sel darah merah. 2HB+2O2 2HbO2 Kemudian oksihemoglobin akan

    beredar keseluruh sel-sel tubuh.Setelah sampai di sel-sel tubuh akan terjadi reaksi pelepasan

    oksigen oleh Hb. 2HbO2 2Hb + 2O2 3.5 Fisiologi Hemoglobin Sel darah merah normal,berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter rata-rata kira-kira 7,8 mikrometer dan ketebalan

    2,5 mikrometer pada bagian yang paling tebal serta 1 mikrometer di bagian tengahnya. Volume

    rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik. Pada pria normal, jumlah rata-

    rata sel darah merah per milimeter kubik adalah 5.200.000 ( 300.000) dan pada wanita normal,

    4.700.000 ( 300.000). Sel darah merah terdiri dari komponen berupa membran, sistem enzim,

    dan hemoglobin. Hemoglobin inilah yang berperan dalam pengangkutan oksigen dari paru-paru

    ke jaringan. Hemoglobin tersusun atas heme (gugus nitrogenosa non protein-Fe) dan globin

    (protein dengan empat rantai polipeptida). Dengan struktur tersebut, hemoglobin dapat

    mengangkut empat molekul oksigen.

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    23/25

    KESIMPULAN

    Oksigen adalah elemen yang diperlukan untuk hidup. Oksigen adalah sumber energi yang

    paling penting untuk proses pembakaran makanan. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan

    tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian.Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan

    menimbulkan kematian. Molekul oksigen, O 2, sangat penting untuk respirasi sel di semua

    organisme aerobik. Oksigen digunakan sebagai akseptor elektron dalam mitokondria untuk

    menghasilkan energi kimia. Oksigen juga berperan penting untuk organ didalam tubuh kitaRespirasi seluler ada dua, yaitu respirasi aerob (menggunakan oksigen) dan respirasi anaerob(tanpa oksigen). Oksigen merupakan akseptor terakhir ion hydrogen. Sehingga ATP synthase

    mampu membentuk ATP.Dalam pengikatan oksige hemoglobin berperan penting, yaitu untuk mengantarkan O2 dari

    paru-paru ke jaringan seluruh tubuh dan mengambil karbondioksida dari jaringan tersebut

    dibawa ke paru-paru untuk dibuang ke udara bebas.

    Apabila seseorang kekurangan oksigen dapat berakibat hipoksia yang berarti berkurangnyakadar oksigen dibandingkan kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan dan organ. Ciri-

    ciri hipoksia adalah Sakit kepala, rasa lelah, sesak napas, mual dan muntah, palpitasi dapat

    dilihat dalam fase awal hipoksia, tekanan darah meningkat, detak jantung yang tidak normal,

    pada jari tangan,kaki, telinga, dan hidung, menjadi kebiruan yang disebut dengan cyanosis,euforia atau sensasi disosiasi dari diri, kebingungan, kehilangan memori dan masalah kognitif,

    disorientasi dan gerakan tidak terorganisasi. Jenis jenis hipoksia menurut tingkatanya ada dua,

    yaitu hiposia fulminan dan hipoksia akut. Sedangkan menurut jenisnya dibagi menjadi lima,yaitua Hipoksemia, Hipoksia hipokinetik(anoksia bendungan), Overventilasi hipoksia, Hipoksia

    histotoksik , Hipoksia hipoksik.

    Hipoksia berakibat hipoksia terhadap aktifitas sel, yaitu terjadinya pembengkakan sel yang

    menyebabkan pecahnya lisosom sehingga enzim intra sel melebihi normal dan mengakibatkankematian sel. Hipoksia juga berakibat terhadap aktivitas tubuh, yaitu hipoksia dapat

    mengakibatkan perubahan pada system syaraf pusar, khususnya pada pusat otak. Jika hipoksia

    terjadi kontinu, maka pusat batang otak terkena, dan kematian disebabkan gagal pernafasan.Penanganan hipoksia dapat dilakukan dengan terapi oksigen. Terapi oksigen adalah pemberian

    oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer.

  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    24/25

    DAFTAR PUSTAKA

    Asmadi. (2008).Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :salemba medika.

    Berman, Audrey et, all. (2005).Buku Ajar Praktik keperawatan Klinis Kozier Erb edisi 5.Jakarta : EGC.

    Campbell, et all. (2001).Biology Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga

    Campbell, neil a et all. (2008).Biologi edisi 8 jilid 1. Jakarta : Erlangga.

    Corwin, elizabeth J. (2009).Buku Saku Patofisiologi edisi 3 revisi. Jakarta : EGC.

    Diah Arunita et all. (2004). Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

    Prawirohartono, Slamet. dan Sri Hidayati. (2007). Sains Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta:

    Bumi Aksara

    Dorland, WA newman. (2008).Kamus saku kedokteran Dorland edisi 28. Jakarta : Erlangga.

    Firmansyah, Rikky. (2007).Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Bandung: PT Setia Purnama

    Inves.

    Guyton A.C and J. E. Hall. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 9. Jakarta : EGC.

    Harison. (1999). Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta : EGC.

    http://news-medical.net

    http://www.oxygen-review.com/human-body.html

    Hutapea, Albert M. (2005).Keajaiban-keajaiban dalam Tubuh Manusia. Jakarta: GPU.

    Karjadi W. (2000).Anestesiologi dan Reaminasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran.

    Sumbatan Jalan Napas, Gawat Napas Akut. hal: 17-34. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan

    Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

    Murray, R K. et all .Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta : EGC.

    Muttaqin, Arif.Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta:

    Penerbit Salemba Medika.

    Rachmadiarti, Fida et all. (2007).Biologi Umum. Surabaya : Unesa Unipress

    Sherwood, lauralee. (2012).Fisiologi manusia dari sel ke system (human physiologi : from cells

    to systems) edisi 6. Jakarta : EGC.

    Sofro, Abdul Salam M. (1994).Keanekaragaman Genetik. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

    http://news-medical.net/http://www.oxygen-review.com/human-body.htmlhttp://www.oxygen-review.com/human-body.htmlhttp://news-medical.net/
  • 8/10/2019 (Kel a3 2013) Wrap Up Pbl Bm2

    25/25

    Swanson, todd a et all. (2012).Essential biokimia disertai biologi molecular dan genetic edisi

    kelima. Tangerang selatan : binarupa aksara.

    Tambayong, jan. (1999).Patofisiologi untuk kedokteran. Jakarta : EGC.