KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum wr. wb. Alhamdulillah, puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya sehingga kami dapat menyusun laporan kasus ke-1 ini yang berjudul “Dokter Marwan....maafin Mawar ya” Selanjutnya, laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Blok Reproduksi. Kepada dosen-dosen yang terlibat dalam Blok Reproduksi ini, kami ucapkan terima kasih atas segala pengarahannya sehingga laporan ini dapat kami susun dengan cukup baik. Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi isi, bahasa, analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu, kami ingin meminta maaf atas segala kekurangan tersebut, hal ini disebabkan karena masih terbatasnya pengetahuan, wawasan, dan keterampilan kami. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan, guna untuk kesempurnaan laporan ini dan perbaikan untuk kita semua. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan berupa ilmu pengetahuan untuk kita semua. Wassalammu’alaikum wr. wb.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan
kasus ke-1 ini yang berjudul “Dokter Marwan....maafin Mawar ya”
Selanjutnya, laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Blok Reproduksi.
Kepada dosen-dosen yang terlibat dalam Blok Reproduksi ini, kami ucapkan terima kasih
atas segala pengarahannya sehingga laporan ini dapat kami susun dengan cukup baik.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan laporan
ini, baik dari segi isi, bahasa, analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu, kami ingin meminta
maaf atas segala kekurangan tersebut, hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan kami. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan, guna untuk kesempurnaan laporan ini dan perbaikan untuk kita semua.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan berupa ilmu
Ny.Riyana umur 36 tahun datang ke dokter dengan keluhan badan semakin lemah. 1 bulan sebelum periksa ke dokter dia merasa badannya lemah, sering lemas, dan lesu. Nafsu makan berkurang. Ny. Riyana merupakan penderita batuk kronik berulang. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva palpebra pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9,5 gr/dL, MCV 75 fl, MCH 26 pg, besi serum 28 mg/dL (nilai rujukan 37-145mg/dL), TIBC 180 mg/dL (nilai rujukan 228-428 mg/dL), dan feritin serum 300 mg/L (nilai rujukan 30-150mg/dL).
STEP 1
1. Feritin serum
2. TIBC
STEP 2
1. Proses pembentukan sel darah merah (hemopoesis)2. Apa yang diderita ny.Riyana? patofisiologi dan penegakan diagnosisnya3. Pemeriksaan lab dan pemeriksaan penunjang terkait penyakit ny. Riyana 4. Penatalaksanaan atau terapi untuk ny. Riyana 5. Hub penyakit batuk kronik dengan keluhan yang diderita?
STEP 3
1. Proses pembentukan sel darah merah (hemopoesis)
Skema dari patrick
2. Apa yang diderita ny.Riyana? patofisiologi dan penegakan diagnosisnya?
3. Pemeriksaan lab dan pemeriksaan penunjang terkait penyakit ny. Riyana 4. Penatalaksanaan atau terapi untuk ny. Riyana 5. Hub penyakit batuk kronik dengan keluhan yang diderita?
STEP 4
1. Proses pembentukan sel darah merah (hemopoesis)
Sintesis Hemoglobin
Sintesis hemoglobin dimulai sejak stadium pronormoblas, namun hanya
sedikit sekali rantai hemoglobin yang terbentuk. Begitu pula pada stadium normoblas
basofil. Baru pada stadium normoblas polikromatofil sitoplasma sel mulai dipenuhi
dengan hemoglobin (± 34%). Sintesa ini terus berlangsung hingga retikulosit
dilepaskan ke peredaran darah.
Pada tahap pertama pembentukan hemoglobin, 2 suksinil Ko-A yang
berasal dari siklus krebs berikatan dengan 2 molekul glisin membentuk molekul
pirol. Empat pirol bergabung membentuk protoporfin IX, yang selanjutnya akan
bergabung dengan besi membentuk senyawa heme. Akhirnya setiap senyawa
heme akan bergabung dengan rantai polipeptida panjang (globin) sehingga
terbentuk rantai hemoglobin. Rantai hemoglobin memiliki beberapa sub unit
tergantung susunan asam amino pada polipeptidanya. Bentuk hemoglobin yang
paling banyak terdapat pada orang dewasa adalah hemoglobin A (kombinasi 2
rantai α dan 2 rantai β). Tiap sub unit mempunyai molekul heme, oleh karena
itu dalam 1 rantai hemoglobin memerlukan 4 atom besi. Setiap atom besi akan
berikatan dengan 1 molekul oksigen (2 atom O2).
Gambar 6: pembentukan hemoglobin
2. Apa yang diderita ny.Riyana? patofisiologi dan penegakan diagnosisnya
ANEMIA
Definisi
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa
eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa
oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer.
Kriteria
Parameter yang paling umum untuk menunjukkan penurunan massa eritrosit
adalah kadar hemoglobin, disusul oleh hematokrit dan hitung eritrosit. Harga normal
hemoglobin sangat bervariasi secara fisiologis tergantung jenis kelamin, usia,
kehamilan dan ketinggian tempat tinggal.
Kriteria anemia menurut WHO adalah:
NO KELOMPOK KRITERIA ANEMIA
1. Laki-laki dewasa < 13 g/dl
2. Wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl
3. Wanita hamil < 11 g/dl
Klasifikasi
Anemia dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi dan etiologi. Klasifikasi
morfologi didasarkan pada ukuran dan kandungan hemoglobin.
No Morfologi Sel Keterangan Jenis Anemia
1. Anemia makrositik
- normokromik
Bentuk eritrosit yang
besar dengan konsentrasi
hemoglobin yang normal
- Anemia Pernisiosa
- Anemia defisiensi folat
2. Anemia mikrositik
- hipokromik
Bentuk eritrosit yang
kecil dengan konsentrasi
hemoglobin yang
menurun
- Anemia defisiensi besi
- Anemia sideroblastik
- Thalasemia
3. Anemia normositik
- normokromik
Penghancuran atau
penurunan jumlah
eritrosit tanpa disertai
kelainan bentuk dan
konsentrasi hemoglobin
- Anemia aplastik
- Anemia posthemoragik
- Anemia hemolitik
- Anemia Sickle Cell
- Anemia pada penyakit
kronis
Menurut etiologinya, anemia dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu
gangguan produksi sel darah merah pada sumsum tulang (hipoproliferasi), gangguan
pematangan sel darah merah (eritropoiesis yang tidak efektif), dan penurunan waktu
hidup sel darah merah (kehilangan darah atau hemolisis).
Hipoproliferatif
Hipoproliferatif merupakan penyebab anemia yang terbanyak. Anemia
hipoproliferatif ini dapat disebabkan karena:
a. Kerusakan sumsum tulang
Keadaan ini dapat disebabkan oleh obat-obatan, penyakit infiltratif
(contohnya: leukemia, limfoma), dan aplasia sumsum tulang.
b. Defisiensi besi
c. Stimulasi eritropoietin (EPO) yang inadekuat
Keadaan ini terjadi pada gangguan fungsi ginjal
d. Supresi produksi EPO yang disebabkan oleh sitokin inflamasi (misalnya:
interleukin 1)
e. Penurunan kebutuhan jaringan terhadap oksigen (misalnya pada keadaan
hipotiroid) Pada jenis ini biasanya ditemukan eritrosit yang normokrom
normositer, namun dapat pula ditemukan gambaran eritrosit yang hipokrom
mikrositer, yaitu pada defisiensi besi ringan hingga sedang dan penyakit
inflamasi. Kedua keadaan tersebut dapat dibedakan melalui pemeriksaan
persediaan dan penyimpanan zat besi.
Defisiensi besi Inflamasi
Fe serum Rendah Rendah
TIBC Tinggi Normal atau rendah
Saturasi transferin Rendah Rendah
Feritin serum Rendah Normal atau tinggi
Gangguan pematangan
Pada keadaan anemia jenis ini biasanya ditemukan kadar retikulosit yang
“rendah”, gangguan morfologi sel (makrositik atau mikrositik), dan indeks eritrosit
yang abnormal. Gangguan pematangan dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:
- Gangguan pematangan inti
Pada keadaan ini biasanya ditmukan kelainan morfologi berupa makrositik.
Penyebab dari gangguan pematangan inti adalah defisiensi asam folat, defisiensi
vitamin B12, obat-obatan yang mempengaruhi metabolisme DNA (seperti
metotreksat, alkylating agent), dan myelodisplasia. Alkohol juga dapat
menyebabkan gangguan pematangan inti, namun keadaan ini lebih disebabkan
oleh defisiensi asam folat.
- Gangguan pematangan sitoplasma
Pada keadaan ini biasanya ditmukan kelainan morfologi berupa mikrositik dan
hipokromik. Penyebab dari gangguan pematangan sitoplasma adalah defisiensi
besi yang berat, gangguan sintesa globin (misalnya pada thalasemia), dan
gangguan sintesa heme (misalnya pada anemia sideroblastik)
Penurunan waktu hidup sel darah merah
Anemia jenis ini dapat disebabkan oleh kehilangan darah atau hemolisis. Pada
kedua keadan ini akan didapatkan peningkatan jumlah retikulosit. Kehilangan darah
dapat terjadi secara akut maupun kronis. Pada fase akut, belum ditemukan
peningkatan retikulosit yang bermakna karena diperlukan waktu untuk terjadinya
peningkatan eritropoietin dan proliferasi sel dari sumsum tulang. Sedangkan pada fase
kronis gambarannya akan menyerupai anemia defisiensi besi.
Gambaran dari anemia hemolitik dapat bermacam-macam, dapat akut maupun
kronis. Pada anemia hemolisis kronis, seperti pada sferositosis herediter, pasien
datang bukan karena keadaan anemia itu sendiri, melainkan karena komplikasi yang
ditimbulkan oleh pemecahan sel darah merah dalam jangka waktu lama, seperti
splenomegali, krisis aplastik, dan batu empedu. Pada keadaan yang disebabkan karena
autoimun, hemolisis dapat terjadi secara episodik (self limiting).
Gambar 1: klasifikasi anemia berdasarkan indeks eritrosit
3. Pemeriksaan lab dan pemeriksaan penunjang terkait penyakit ny. Riyana
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium yang digunakan untuk menegakkan diagnosis anemia adalah:
Complete Blood Count (CBC)
- Eritrosit
a. Hemoglobin (N ♀: 12-16 gr/dl ; ♂: 14-18 gr/dl)
b. Hematokrit (N ♀: 37-47% ; ♂: 42-52%)
Indeks eritrosit
c. Mean Cell Volume (MCV) = hematokrit x 10
Jumlah eritrosit x 10 6
(N: 90 + 8 fl)
d. Mean Cell Hemoglobin (MCH) = hemoglobin x 10
Jumlah eritrosit x 10 6
(N: 30 + 3 pg)
e. Mean Cell Hemoglobin Concentration (MCHC) = hemoglobin x 10
Hematokrit
(N: 33 + 2%)
- Leukosit (N : 4500 – 11.000/mm3)
- Trombosit (N : 150.000 – 450.000/mm3)
Sediaan Apus Darah Tepi
Ukuran sel
Anisositosis
Poikolisitosis
Polikromasia
Hitung Retikulosit ( N: 1-2%)
Persediaan Zat Besi
Kadar Fe serum ( N: 9-27µmol/liter )
Total Iron Binding Capacity ( N: 54-64 µmol/liter)