KASUS DEMAM TIFOID Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Otorita Batam
KASUS DEMAM TIFOID
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Otorita Batam
No. Catatan Medik : 25.10.65 Nama pasien : An. MNA Usia : 5 tahun Jenis Kelamin : Laki laki Tempat/tanggal lahir : Batam, 21 Januari 2008 Agama : Islam Suku bangsa : Sumatera Alamat : Perumahan Mega Villa Blok M7 No.
3 Tanggal masuk RS : 28 September 2013
IDENTITAS PASIEN
Ayah Ibu
Nama Tn. AZ Ny. DN
Usia 41 tahun 36 tahun
Agama Islam Islam
Alamat Perumahan Mega Villa Blok M7 No. 3
Perumahan Mega Villa Blok M7 No. 3
Pendidikan S1 SMK
Pekerjaan Swasta Ibu Rumah Tangga
IDENTITAS ORANG TUA
Dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien pada
tanggal 1 Okteber 2013, pukul 13.00 WIB.
KELUHAN UTAMA Demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah
sakit (sejak tanggal 23 September 2013).
ANAMNESIS
Pasien (anak laki-laki umur 5 tahun, BB 18 kg) datang dibawa oleh orang tuanya ke IGD RS Otorita Batam pada tanggal 28 September 2013 pada sore hari dengan keluhan utama demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Disertai keluhan lemas sejak 1 minggu SMRS.
Sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh demam dan lemas. Demam timbul mendadak dan dirasakan cukup tinggi. Demam dirasakan paling tinggi pada hari ke-5. Pasien menyangkal adanya menggigil dan mengigau. Setelah itu, pasien mengaku lemas sebelum terjadinya demam. Kemudian pasien langsung dibawa ke UGD RS Otorita Batam.
Pasien terlihat lemas dan juga mengeluh batuk namun hanya sesekali saja. Keluhan lain seperti sakit telinga atau keluar cairan dari telinga, sariawan, sakit menelan, mencret, batuk pilek ataupun kejang disangkal oleh ibu pasien.
Buang air besar dan buang air kecil tidak ada gangguan. Pasien kurang nafsu makan dan minum karena mual dan muntah. Sebelum mengalami demam, pasien tidak melakukan perjalanan ke luar kota. Tetangga disekitar juga tidak ada yang demam seperti ini. Ibu pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien sudah diberikan obat demam dan antibiotik namun tidak terdapat banyak perubahan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
PENYAKIT PENYAKIT PENYAKIT
ALERGI (-) DIFTERIA (-) JANTUNG (-)
CACINGAN (-) DIARE (-) GINJAL (-)
DBD (-) KEJANG (-) DARAH (-)
DEMAM
TIFOID
(-) KECELAKAA
N
(-) RADANG
PARU
(-)
OTITIS (-) MORBILI/
VARICELLA
(-) TBC (-)
PAROTITIS (-) OPERASI (-) ASMA
PENYAKIT
LAIN
( -)
(-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat batuk-batuk lama/pengobatan paru/minum obat paru selama 6 bulan yang membuat urin berwarna merah dalam keluarga (orang-orang di rumah) disangkal. Riwayat kejang demam, asma, alergi obat/makanan, bersin-bersin di pagi hari juga disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
KEHAMILAN
Morbiditas
kehamilan
Tidak ditemukan kelainan,
tidak pernah sakit selama
hamil, tidak pernah
mengkonsumsi jamu atau
obat obatan lain selain dari
dokter
Perawatan antenatal Memeriksakan kandungan
rutin di dokter
RIWAYAT KEHAMILAN
Tempat kelahiran RS
KELAHIRAN Penolong persalinan Dokter
Cara persalinan Partus Normal
Masa gestasi Cukup bulan
Keadaan bayi Langsung menangis, warna kulit
kemerahan.
Berat badan: 3800
Panjang badan:51 cm
Langsung menangis
Tidak ada kelainan bawaan atau
cacat
RIWAYAT KELAHIRAN
Umur/bulan ASI PASI Buah/
biscuit
Bubur
susu
Nasi tim
0-2 + - - - -
2-4 + - - - -
4-6 + - - - -
6-8 + + + - -
8-10 + + + + +
10-12 + + + + +
RIWAYAT MAKANAN
JENIS MAKANAN FREKUENSI DAN JUMLAH
Nasi/pengganti 3x sehari, 1 centong nasi/kali
Sayur 3x sehari 1 mangkuk/kali
Daging 1x seminggu
Telur 2x seminggu, 1 butir/kali
Ikan 2x seminggu, 1 potong/kali
Tahu 3x seminggu, 1 potong/kali
Tempe 3x seminggu, 1 potong/kali
Susu (merk/takaran) Susu SGM
Lain-lain Ayam 1x seminggu, 1 potong/kali
RIWAYAT MAKANAN
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Tengkurap : 3 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 9 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 13 bulan
Mendorong dan menarik benda : 18 bulan
Bicara (berbentuk kalimat dari 2 kata) : 18 bulan
Vaksin Dasar (umur)
I II III IV
BCG 1 bulan
DPT 2 bulan 4 bulan 6
bulan
Polio 1 bulan 2 bulan 4
bulan
6 bulan
Campak 9 bulan
Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 5
bulan
RIWAYAT IMUNISASI
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya di rumah dengan ukuran sedang, tidak padat penduduk, lingkungan bersih dan nyaman. Pembuangan sampah rutin dan air minum berasal dari PAM. Ventilasi baik sehingga cahaya matahari cukup masuk ke dalam rumah.
RIWAYAT SANITASI LINGKUNGAN DAN KEBIASAAN
Tanggal 1 Oktober 2013 pukul 14.00 WIB (hari ke-4 perawatan).
Kesadaran : Compos mentis Keadaan umum : Tampak sakit sedang Tanda-tanda vital : Nadi : 104 x/menit Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,70 Celcius
PEMERIKSAAN FISIK
Data antropometri Berat badan : 19 kg Panjang badan : 106 cm BB / U : 19 / 18 x 100 % = 105 %
(gizi baik) TB / U : 106 / 109 x 100 % = 97 % (gizi
baik) BB / TB : 19 / 17 x 100 % = 112 %
(gizi baik)
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Kepala :
normocephali, distribusi rambut merata, rambut tidak mudah rontok dan berwarna
hitam, wajah simetris
Mata :
kelopak mata tidak cekung, konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor kanan kiri,
reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, mata merah -/-, mata berair
-/-, air mata +/+
Telinga :
deformitas -/-, sekret dari telinga -/- darah dari telinga -/-
Hidung :
deformitas (-), deviasi septum (-), sekret -/-, pernafasan cuping hidung (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Mulut :
deformitas (-), bibir kering (-), sianosis perioral (-), mukosa mulut kering (-), hiperemis (-), lidah kotor
(+)
Tenggorokan :
Tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis
Leher :
tidak teraba pembesaran tiroid, kelenjar getah bening tidak teraba membesar, retraksi suprasternal ( -)
Thoraks :
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV garis midclavicularis kiri.
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, tidak mendengar murmur atau gallop.
Pulmo
Inspeksi : Kedua hemitoraks simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi
sela iga (-), retraksi sub-costae (-).
Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada hemitoraks kiri dan kanan, ronkhi -/-,
wheezing -/-.
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak tampak peristaltik usus, retraksi epigastrium (-).
Palpasi : Abdomen supel, nyeri tekan (+) epigastrium , hepar tidak
teraba membesar, lien tidak teraba membesar, ballotement -/-,
tidak teraba massa, turgor kulit kembali dalam waktu kurang
dari 2 detik.
Perkusi : Timpani.
Auskultasi : Bising usus 3x/menit.
Ekstremitas :
akral hangat (+) di keempat ekstremitas, sianosis akral (-) di keempat
ekstremitas, ptechiae negatif di keempat akral.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksa
an
Hasil Satua
n
Nilai rujukan
Hemoglobi
n
11,3 g/dL 11,0 – 16,5
Eritrosit 3,98 x 106 /ul 3,8 – 5,8
Hematokri
t
35,1 % 35 – 50
Leukosit 11350 /ul 4000 – 11000
Eosinofil 0,2 % 0 – 4
Basofil 0,3 % 0 – 1
Neutrofil 25,4 % 46 – 75
Limfosit 5,6 % 17 – 48
Monosit 18,5 % 4 – 10
Trombosit 230.000 /ul 150.000 –
450.000
PEMERIKSAAN PENUNJANG
28 September 2013 (hari ke-1 perawatan)
Tes ICT Malaria : negatif Tes Dengue Blood
Ig M : negatif Ig G : negatif
Tes TUBEX : + 6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksa
an
Hasil Satua
n
Nilai rujukan
Hemoglobi
n
12,1 g/dL 11,0 – 16,5
Eritrosit 4,16 x 106 /ul 3,8 – 5,8
Hematokri
t
35,1 % 35 – 50
Leukosit 10740 /ul 4000 – 11000
Eosinofil 0,9 % 0 – 4
Basofil 1,1 % 0 – 1
Neutrofil 47,8 % 46 – 75
Limfosit 46,2 % 17 – 48
Monosit 4,8 % 4 – 10
Trombosit 214.000 /ul 150.000 –
450.000
PEMERIKSAAN PENUNJANG
30 September 2013 (hari ke-3 perawatan)
Pemeriksa
an
Hasil Satua
n
Nilai rujukan
Hemoglobi
n
11,1 g/dL 11,0 – 16,5
Eritrosit 3,83 x 106 /ul 3,8 – 5,8
Hematokri
t
34,2 % 35 – 50
Leukosit 8320 /ul 4000 – 11000
Eosinofil 1,6 % 0 – 4
Basofil 0,7 % 0 – 1
Neutrofil 42,1 % 46 – 75
Limfosit 46,7 % 17 – 48
Monosit 9,1 % 4 – 10
Trombosit 218000 /ul 150.000 –
450.000
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2 Oktober 2013 (hari ke-5 perawatan)
Pasien An. MNA, laki-laki, usia 5 tahun, berat badan 19 kg, tinggi badan 106 cm, datang ke uGD RS Otorita Batam dengan keluhan demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam naik turun dan dirasakan paling tinggi pada hari ke-5. Pasien juga mengeluh lemas sejak 2 hari sebelum demam timbul. Pasien juga mengeluh batuk dan nafsu makan menurun karena merasakan mual dan muntah. Sebelum mengalami demam, pasien tidak melakukan perjalanan ke luar kota. Keluhan kejang (-), ottorhea (-), rhinorhea (-), nyeri menelan (-), mencret (-). Buang air besar dan buang air kecil tidak ada gangguan.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit sedang dan lemas, kesadaran compos mentis, status generalis didapatkan lidah kotor, nyeri perut sekitar epigastrium, lainnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan adanya leukositosis, neutropenia, limfositopenia dan monositosis.
RESUME
DIAGNOSIS KERJA Demam Tifoid
DIAGNOSIS BANDING Demam Berdarah Dengue. Demam Chikungunya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
DIAGNOSIS
Rawat inap ruang anak IVFD Tridex 27B + Cernevit 1 x ½ vial 30 tpm
(mikro) Inj. Terfacef 2 x 600 mg IV Inj. Novalgin 3 x 200 mg IV Vometa 3 x 1 cth Monitor keadaan umum
PENATALAKSANAAN
Ad vitam : ad bonam Ad functionam : ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam
PROGNOSIS
1 OKTOBER 2013S : Demam (-), sesak (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+), makan (+), minum (+), ptekie (-)
EVALUASI HARIAN
O : Kesadaran : Compos mentis. Keadaan umum : Tampak sakit ringan. Tanda – tanda vital
Nadi : 90 x/menit Pernapasan : 24 x/menit Suhu : 36,8oC
Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata, rambut tidak mudah rontok, berwarna hitam, wajah simetris.
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera tidak ikterik. Telinga : Deformitas -/-, sekret -/-. Hidung : Deformitas (-), deviasi septum (-), sekret -/-, pernapasan cuping
hidung (-). Mulut : Deformitas (-), mukosa mulut kering (-), lidah kotor (-). Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-).
EVALUASI HARIAN
Cor: Auskultasi : Bunyi jantung I- II regular, tidak terdengar murmur dan gallop.
Paru: Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris dalam keadaan statis dan dinamis,
retraksi sela iga (-), retraksi sub-costae (-). Auskultasi : Suara napas vesikuler, tidak ada ronkhi dan wheezing.
Abdomen Inspeksi : Datar, tidak tampak peristaltik usus, retraksi epigastrium (-). Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) , hepar tidak teraba membesar, lien tidak
teraba membesar, ballottement -/-, tidak teraba massa, turgor kulit baik.
Perkusi : Timpani. Auskulitasi : Bising usus 6x/menit.
Ekstremitas: Akral hangat (+) di keempat ekstremitas, sianosis akral (-), ptekie (-).
EVALUASI HARIAN
A : Demam tifoidP :
IVFD Tridex 27B 1x sehari Inj. Terfacef 2 x 600 mg Farmadol 3 x 200 mg k/p Diet: Makan lunak, makan biasa, minum
EVALUASI HARIAN
2 OKTOBER 2013S :Demam (-), sesak (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+), makan (+), minum (+), ptekie (-)
EVALUASI HARIAN
O : Kesadaran : Compos mentis. Keadaan umum : Tampak sakit ringan. Tanda – tanda vital
Nadi : 90 x/menit Pernapasan : 24 x/menit Suhu : 36,8oC
Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata, rambut tidak mudah rontok, berwarna hitam, wajah simetris.
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera tidak ikterik. Telinga : Deformitas -/-, sekret -/-. Hidung : Deformitas (-), deviasi septum (-), sekret -/-, pernapasan cuping hidung
(-). Mulut : Deformitas (-), mukosa mulut kering (-), lidah kotor (-). Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-).
EVALUASI HARIAN
Cor: Auskultasi : Bunyi jantung I- II regular, tidak terdengar murmur dan gallop.
Paru: Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris dalam keadaan statis dan dinamis,
retraksi sela iga (-), retraksi sub-costae (-). Auskultasi : Suara napas vesikuler, tidak ada ronkhi dan wheezing.
Abdomen Inspeksi : Datar, tidak tampak peristaltik usus, retraksi epigastrium (-). Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) , hepar tidak teraba membesar, lien tidak
teraba membesar, ballottement -/-, tidak teraba massa, turgor kulit baik.
Perkusi : Timpani. Auskulitasi : Bising usus 6x/menit.
Ekstremitas : Akral hangat (+) di keempat ekstremitas, sianosis akral (-), ptekie (-).
EVALUASI HARIAN
A : Demam tifoidP :
IVFD Tridex 27B 1x sehari Inj. Terfacef 2 x 600 mg Farmadol 3 x 200 mg k/p Diet: Makan lunak, makan biasa, minum
EVALUASI HARIAN
ANAMNESIS1. Pasien demam sejak 5 hari SMRS
Demam yang terjadi pada penderita anak tidak selalu tipikal seperti pada orang dewasa, kadang-kadang mempunyai gambaran klasik berupa stepwise pattern, dapat pula mendadak tinggi dan remiten (39 – 41o C) serta dapat pula bersifat ireguler terutama pada bayi yang tifoid kongenital.
ANALISA KASUS
2. Kurang nafsu makan karena mual dan muntah
Produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar cAMP di dalam kripta usus dan meningkatkan permeabilitas membrane usus sehingga menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen intestinal menyebabkan peningkatan asam lambung.
ANALISA KASUS
3. Badan merasa lemas Proses yang sama terulang kembali,
berhubung makrofag telah teraktivasi dan hiperaktif maka pada saat fagositosis kuman Salmonella terjadi beberapa pelepasan mediator inflamasi yang selanjutnya akan menimbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, diare diselingi konstipasi, sampai gangguan mental dalam hal ini adalah delirium.
ANALISA KASUS
PEMERIKSAAN FISIK1. Membantu menyingkirkan kemungkinan
DHF dengan manifestasi terbentuknya ruam atau ptechiae serta perdarahan, demam chikungunya dengan manifestasi ruam, atralgia serta fotofobia serta ISPA dengan tenggorokan yang kemerahan serta gangguan pernafasan.
ANALISA KASUS
2. Mulut: sianosis perioral (-), lidah kotor (+) Tidak ada tanda-tanda sianosis, menyingkirkan
kemungkinan adanya gangguan pernafasan dan perfusi jaringan serta syok. Ditemukan lidah kotor berkemungkinan demam tifoid.
ANALISA KASUS
3. Paru: Inspeksi : Kedua hemitoraks simetris dalam
keadaan statis dan dinamis. Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan
dan kiri. Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada
hemitoraks kiri dan kanan, ronchi -/-, wheezing -/-.
Pada DHF dapat terjadi efusi pleura karena peningkatan permeabilitas vaskuler dan hipoalbuminemia.
ANALISA KASUS
4. Palpasi : abdomen teraba lunak, nyeri tekan (+) epigastrium. Hepar tidak teraba
membesar, lien tidak teraba membesar, ballotement -/-, tidak teraba massa, turgor kulit kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.
Sebagian kuman dimusnahkan dalam lambung karena suasana asam di lambung (pH < 2) banyak yang mati namun sebagian lolos masuk ke dalam usus dan berkembang biak dalam peyer patch dalam usus. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus tepatnya di jejunum dan ileum.
ANALISA KASUS
PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Hasil Laboratorium 28 September 2013:
Hb : 11.3 g dL Ht : 35.1% Leukosit : 11350/mm3 Trombosit: 230.000/mm3
ANALISA KASUS
Pada demam tifoid sering disertai anemia dari yang ringan sampai sedang dengan peningkatan laju endap darah, gangguan eritrosit normokrom normositer, yang diduga karena efek toksik supresi sumsum tulang atau perdarahan usus. Pada kasus ini ditemukan leukositosis disebabkan oleh infeksi S. typhi.
Dapat membantu menyingkirkan diagnosis DHF. Pada pemeriksaan laboratoriun DHF dapat ditemukan adanya trombositopenia sedang hingga berat disertai hemokonsentrasi > 20%.
ANALISA KASUS
2. Tubex test : 6 Tes ICT Malaria : negatif Tes Dengue Blood
Ig M : negatif Ig G : negatif
Hasil positif uji Tubex ini menunjukkan terdapat infeksi Salmonellae serogroup D walau tidak secara spesifik menunjuk pada S. typhi.
ANALISA KASUS
FOLLOW-UP1. Demam berlangsung kurang lebih 7 hari
disertai gejala gangguan gastrointestinal. Dapat membantu mennegakkan diagnosis
karena pada demam tifoid akan terjadi demam yang berlangsung lebih dari 7 hari disertai gangguan gastrointestinal.
ANALISA KASUS
PENATALAKSANNAN1. Rawat Ruang Anak
Pada kasus ini terdapat penyulit pada pasien tidak mau makan dan minum, maka pasien dirawat diruang anak.
ANALISA KASUS
2. Terapi Cairan Rumatan. Pada pasien ini diberikan Ringer Laktat. Kebutuhan cairan pasien ini dengan berat badan 19 kg :
1000 + 50 x (BB-10) 1000 + 50 x (19-10) = 1450 ml / hari
Tetesan infus makroset nya adalah =
1450 cc/ kg x 15tetes/menit ___________________________ = 15 tpm
24 jam x 60 cc /jam
ANALISA KASUS
3. Pemberian Antipiretik Pada pasien ini diberikan Novalgin Sirup bila
perlu. Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Metamizole Natrium 250 mg. Dosis pemberiannya 10-15 mg/kg/kali.
ANALISA KASUS
PROGNOSIS1. Ad vitam : ad bonam
Prognosis ad vitam dengan ad bonam karena keadaan pasien memberikan respon yang baik terhadap terapi yang diberikan, tanda-tanda demam mulai berkurang dan tidak ada komplikasi.
2. Ad sanationam : dubia ad bonam
ANALISA KASUS
2. Ad functionam : ad bonam Ad functionam dengan ad bonam karena hasil
laboratorium menunjukkan perbaikan dari hari pertama dirawat inap hingga pasien dipulangkan serta pasien aktif beraktivitas semula.
3. Ad sanationam : dubia ad bonam Ad sanationam dengan dubia ad bonam karena
demam tifoid dapat berulang jika hygiene dan kesehatan tidak dijaga.
ANALISA KASUS
TERIMA KASIH