Top Banner
KASUS DEMAM TIFOID Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Otorita Batam
53

KASUS DEMAM TIFOID

Oct 23, 2015

Download

Documents

case
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KASUS DEMAM TIFOID

KASUS DEMAM TIFOID

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak

Rumah Sakit Otorita Batam

Page 2: KASUS DEMAM TIFOID

No. Catatan Medik : 25.10.65 Nama pasien : An. MNA Usia : 5 tahun Jenis Kelamin : Laki laki Tempat/tanggal lahir : Batam, 21 Januari 2008 Agama : Islam Suku bangsa : Sumatera Alamat : Perumahan Mega Villa Blok M7 No.

3 Tanggal masuk RS : 28 September 2013

IDENTITAS PASIEN

Page 3: KASUS DEMAM TIFOID

  Ayah Ibu

Nama Tn. AZ Ny. DN

Usia 41 tahun 36 tahun

Agama Islam Islam

Alamat Perumahan Mega Villa Blok M7 No. 3

Perumahan Mega Villa Blok M7 No. 3

Pendidikan S1 SMK

Pekerjaan Swasta Ibu Rumah Tangga

IDENTITAS ORANG TUA

Page 4: KASUS DEMAM TIFOID

Dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien pada

tanggal 1 Okteber 2013, pukul 13.00 WIB.

KELUHAN UTAMA Demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah

sakit (sejak tanggal 23 September 2013).

ANAMNESIS

Page 5: KASUS DEMAM TIFOID

Pasien (anak laki-laki umur 5 tahun, BB 18 kg) datang dibawa oleh orang tuanya ke IGD RS Otorita Batam pada tanggal 28 September 2013 pada sore hari dengan keluhan utama demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Disertai keluhan lemas sejak 1 minggu SMRS.

Sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh demam dan lemas. Demam timbul mendadak dan dirasakan cukup tinggi. Demam dirasakan paling tinggi pada hari ke-5. Pasien menyangkal adanya menggigil dan mengigau. Setelah itu, pasien mengaku lemas sebelum terjadinya demam. Kemudian pasien langsung dibawa ke UGD RS Otorita Batam.

Pasien terlihat lemas dan juga mengeluh batuk namun hanya sesekali saja. Keluhan lain seperti sakit telinga atau keluar cairan dari telinga, sariawan, sakit menelan, mencret, batuk pilek ataupun kejang disangkal oleh ibu pasien.

Buang air besar dan buang air kecil tidak ada gangguan. Pasien kurang nafsu makan dan minum karena mual dan muntah. Sebelum mengalami demam, pasien tidak melakukan perjalanan ke luar kota. Tetangga disekitar juga tidak ada yang demam seperti ini. Ibu pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien sudah diberikan obat demam dan antibiotik namun tidak terdapat banyak perubahan. 

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Page 6: KASUS DEMAM TIFOID

PENYAKIT   PENYAKIT   PENYAKIT  

ALERGI (-) DIFTERIA (-) JANTUNG (-)

CACINGAN (-) DIARE (-) GINJAL (-)

DBD (-) KEJANG (-) DARAH (-)

DEMAM

TIFOID

(-) KECELAKAA

N

(-) RADANG

PARU

(-)

OTITIS (-) MORBILI/

VARICELLA

(-) TBC (-)

PAROTITIS (-) OPERASI (-) ASMA

PENYAKIT

LAIN

( -)

(-)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Page 7: KASUS DEMAM TIFOID

Riwayat batuk-batuk lama/pengobatan paru/minum obat paru selama 6 bulan yang membuat urin berwarna merah dalam keluarga (orang-orang di rumah) disangkal. Riwayat kejang demam, asma, alergi obat/makanan, bersin-bersin di pagi hari juga disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Page 8: KASUS DEMAM TIFOID

 

KEHAMILAN

Morbiditas

kehamilan

Tidak ditemukan kelainan,

tidak pernah sakit selama

hamil, tidak pernah

mengkonsumsi jamu atau

obat obatan lain selain dari

dokter

  Perawatan antenatal Memeriksakan kandungan

rutin di dokter

RIWAYAT KEHAMILAN

Page 9: KASUS DEMAM TIFOID

  Tempat kelahiran RS

KELAHIRAN Penolong persalinan Dokter

  Cara persalinan Partus Normal

  Masa gestasi Cukup bulan

  Keadaan bayi Langsung menangis, warna kulit

kemerahan.

Berat badan: 3800

Panjang badan:51 cm

Langsung menangis

Tidak ada kelainan bawaan atau

cacat

RIWAYAT KELAHIRAN

Page 10: KASUS DEMAM TIFOID

Umur/bulan ASI PASI Buah/

biscuit

Bubur

susu

Nasi tim

0-2 + - - - -

2-4 + - - - -

4-6 + - - - -

6-8 + + + - -

8-10 + + + + +

10-12 + + + + +

RIWAYAT MAKANAN

Page 11: KASUS DEMAM TIFOID

JENIS MAKANAN FREKUENSI DAN JUMLAH

Nasi/pengganti 3x sehari, 1 centong nasi/kali

Sayur 3x sehari 1 mangkuk/kali

Daging 1x seminggu

Telur 2x seminggu, 1 butir/kali

Ikan 2x seminggu, 1 potong/kali

Tahu 3x seminggu, 1 potong/kali

Tempe 3x seminggu, 1 potong/kali

Susu (merk/takaran) Susu SGM

Lain-lain Ayam 1x seminggu, 1 potong/kali

RIWAYAT MAKANAN

Page 12: KASUS DEMAM TIFOID

RIWAYAT PERKEMBANGAN

Tengkurap : 3 bulan

Duduk : 6 bulan

Merangkak : 9 bulan

Berdiri : 11 bulan

Berjalan : 13 bulan

Mendorong dan menarik benda : 18 bulan

Bicara (berbentuk kalimat dari 2 kata) : 18 bulan

Page 13: KASUS DEMAM TIFOID

Vaksin Dasar (umur)

I II III IV

BCG 1 bulan      

DPT 2 bulan 4 bulan 6

bulan

 

Polio 1 bulan 2 bulan 4

bulan

6 bulan

Campak 9 bulan      

Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 5

bulan

 

RIWAYAT IMUNISASI

Page 14: KASUS DEMAM TIFOID

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya di rumah dengan ukuran sedang, tidak padat penduduk, lingkungan bersih dan nyaman. Pembuangan sampah rutin dan air minum berasal dari PAM. Ventilasi baik sehingga cahaya matahari cukup masuk ke dalam rumah.

RIWAYAT SANITASI LINGKUNGAN DAN KEBIASAAN

Page 15: KASUS DEMAM TIFOID

Tanggal 1 Oktober 2013 pukul 14.00 WIB (hari ke-4 perawatan).

Kesadaran : Compos mentis Keadaan umum : Tampak sakit sedang Tanda-tanda vital : Nadi : 104 x/menit Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,70 Celcius

PEMERIKSAAN FISIK

Page 16: KASUS DEMAM TIFOID

Data antropometri Berat badan : 19 kg Panjang badan : 106 cm BB / U : 19 / 18 x 100 % = 105 %

(gizi baik) TB / U : 106 / 109 x 100 % = 97 % (gizi

baik) BB / TB : 19 / 17 x 100 % = 112 %

(gizi baik)

PEMERIKSAAN FISIK

Page 17: KASUS DEMAM TIFOID
Page 18: KASUS DEMAM TIFOID

STATUS GENERALIS

Kepala :

normocephali, distribusi rambut merata, rambut tidak mudah rontok dan berwarna

hitam, wajah simetris

Mata :

kelopak mata tidak cekung, konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor kanan kiri,

reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, mata merah -/-, mata berair

-/-, air mata +/+

Telinga :

deformitas -/-, sekret dari telinga -/- darah dari telinga -/-

Hidung :

deformitas (-), deviasi septum (-), sekret -/-, pernafasan cuping hidung (-)

PEMERIKSAAN FISIK

Page 19: KASUS DEMAM TIFOID

Mulut :

deformitas (-), bibir kering (-), sianosis perioral (-), mukosa mulut kering (-), hiperemis (-), lidah kotor

(+)

Tenggorokan :

Tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis

Leher :

tidak teraba pembesaran tiroid, kelenjar getah bening tidak teraba membesar, retraksi suprasternal ( -)

Thoraks :

Cor

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV garis midclavicularis kiri.

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal.

Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, tidak mendengar murmur atau gallop.

Pulmo

Inspeksi : Kedua hemitoraks simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi

sela iga (-), retraksi sub-costae (-).

Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan.

Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada hemitoraks kiri dan kanan, ronkhi -/-,

wheezing -/-.

PEMERIKSAAN FISIK

Page 20: KASUS DEMAM TIFOID

Abdomen

Inspeksi : Datar, tidak tampak peristaltik usus, retraksi epigastrium (-).

Palpasi : Abdomen supel, nyeri tekan (+) epigastrium , hepar tidak

teraba membesar, lien tidak teraba membesar, ballotement -/-,

tidak teraba massa, turgor kulit kembali dalam waktu kurang

dari 2 detik.

Perkusi : Timpani.

Auskultasi : Bising usus 3x/menit.

Ekstremitas :

akral hangat (+) di keempat ekstremitas, sianosis akral (-) di keempat

ekstremitas, ptechiae negatif di keempat akral.

PEMERIKSAAN FISIK

Page 21: KASUS DEMAM TIFOID

Pemeriksa

an

Hasil Satua

n

Nilai rujukan

Hemoglobi

n

11,3 g/dL 11,0 – 16,5

Eritrosit 3,98 x 106 /ul 3,8 – 5,8

Hematokri

t

35,1 % 35 – 50

Leukosit 11350 /ul 4000 – 11000

Eosinofil 0,2 % 0 – 4

Basofil 0,3 % 0 – 1

Neutrofil 25,4 % 46 – 75

Limfosit 5,6 % 17 – 48

Monosit 18,5 % 4 – 10

Trombosit 230.000 /ul 150.000 –

450.000

PEMERIKSAAN PENUNJANG

28 September 2013 (hari ke-1 perawatan)

Page 22: KASUS DEMAM TIFOID

Tes ICT Malaria : negatif Tes Dengue Blood

Ig M : negatif Ig G : negatif

Tes TUBEX : + 6

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 23: KASUS DEMAM TIFOID

Pemeriksa

an

Hasil Satua

n

Nilai rujukan

Hemoglobi

n

12,1 g/dL 11,0 – 16,5

Eritrosit 4,16 x 106 /ul 3,8 – 5,8

Hematokri

t

35,1 % 35 – 50

Leukosit 10740 /ul 4000 – 11000

Eosinofil 0,9 % 0 – 4

Basofil 1,1 % 0 – 1

Neutrofil 47,8 % 46 – 75

Limfosit 46,2 % 17 – 48

Monosit 4,8 % 4 – 10

Trombosit 214.000 /ul 150.000 –

450.000

PEMERIKSAAN PENUNJANG

30 September 2013 (hari ke-3 perawatan)

Page 24: KASUS DEMAM TIFOID

Pemeriksa

an

Hasil Satua

n

Nilai rujukan

Hemoglobi

n

11,1 g/dL 11,0 – 16,5

Eritrosit 3,83 x 106 /ul 3,8 – 5,8

Hematokri

t

34,2 % 35 – 50

Leukosit 8320 /ul 4000 – 11000

Eosinofil 1,6 % 0 – 4

Basofil 0,7 % 0 – 1

Neutrofil 42,1 % 46 – 75

Limfosit 46,7 % 17 – 48

Monosit 9,1 % 4 – 10

Trombosit 218000 /ul 150.000 –

450.000

PEMERIKSAAN PENUNJANG

2 Oktober 2013 (hari ke-5 perawatan)

Page 25: KASUS DEMAM TIFOID

Pasien An. MNA, laki-laki, usia 5 tahun, berat badan 19 kg, tinggi badan 106 cm, datang ke uGD RS Otorita Batam dengan keluhan demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam naik turun dan dirasakan paling tinggi pada hari ke-5. Pasien juga mengeluh lemas sejak 2 hari sebelum demam timbul. Pasien juga mengeluh batuk dan nafsu makan menurun karena merasakan mual dan muntah. Sebelum mengalami demam, pasien tidak melakukan perjalanan ke luar kota. Keluhan kejang (-), ottorhea (-), rhinorhea (-), nyeri menelan (-), mencret (-). Buang air besar dan buang air kecil tidak ada gangguan.

Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit sedang dan lemas, kesadaran compos mentis, status generalis didapatkan lidah kotor, nyeri perut sekitar epigastrium, lainnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan adanya leukositosis, neutropenia, limfositopenia dan monositosis.

RESUME

Page 26: KASUS DEMAM TIFOID

DIAGNOSIS KERJA Demam Tifoid

DIAGNOSIS BANDING Demam Berdarah Dengue. Demam Chikungunya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

DIAGNOSIS

Page 27: KASUS DEMAM TIFOID

Rawat inap ruang anak IVFD Tridex 27B + Cernevit 1 x ½ vial 30 tpm

(mikro) Inj. Terfacef 2 x 600 mg IV Inj. Novalgin 3 x 200 mg IV Vometa 3 x 1 cth Monitor keadaan umum

PENATALAKSANAAN

Page 28: KASUS DEMAM TIFOID

Ad vitam : ad bonam Ad functionam : ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam 

PROGNOSIS

Page 29: KASUS DEMAM TIFOID

1 OKTOBER 2013S : Demam (-), sesak (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+), makan (+), minum (+), ptekie (-)

EVALUASI HARIAN

Page 30: KASUS DEMAM TIFOID

O : Kesadaran : Compos mentis. Keadaan umum : Tampak sakit ringan. Tanda – tanda vital

Nadi : 90 x/menit Pernapasan : 24 x/menit Suhu : 36,8oC

Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata, rambut tidak mudah rontok, berwarna hitam, wajah simetris.

Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera tidak ikterik. Telinga : Deformitas -/-, sekret -/-. Hidung : Deformitas (-), deviasi septum (-), sekret -/-, pernapasan cuping

hidung (-). Mulut : Deformitas (-), mukosa mulut kering (-), lidah kotor (-). Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-).

EVALUASI HARIAN

Page 31: KASUS DEMAM TIFOID

Cor: Auskultasi : Bunyi jantung I- II regular, tidak terdengar murmur dan gallop.

Paru: Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris dalam keadaan statis dan dinamis,

retraksi sela iga (-), retraksi sub-costae (-). Auskultasi : Suara napas vesikuler, tidak ada ronkhi dan wheezing.

Abdomen Inspeksi : Datar, tidak tampak peristaltik usus, retraksi epigastrium (-). Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) , hepar tidak teraba membesar, lien tidak

teraba membesar, ballottement -/-, tidak teraba massa, turgor kulit baik.

Perkusi : Timpani. Auskulitasi : Bising usus 6x/menit.

Ekstremitas: Akral hangat (+) di keempat ekstremitas, sianosis akral (-), ptekie (-).

EVALUASI HARIAN

Page 32: KASUS DEMAM TIFOID

A : Demam tifoidP :

IVFD Tridex 27B 1x sehari Inj. Terfacef 2 x 600 mg Farmadol 3 x 200 mg k/p Diet: Makan lunak, makan biasa, minum

EVALUASI HARIAN

Page 33: KASUS DEMAM TIFOID

2 OKTOBER 2013S :Demam (-), sesak (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+), makan (+), minum (+), ptekie (-)

EVALUASI HARIAN

Page 34: KASUS DEMAM TIFOID

O : Kesadaran : Compos mentis. Keadaan umum : Tampak sakit ringan. Tanda – tanda vital

Nadi : 90 x/menit Pernapasan : 24 x/menit Suhu : 36,8oC

Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata, rambut tidak mudah rontok, berwarna hitam, wajah simetris.

Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera tidak ikterik. Telinga : Deformitas -/-, sekret -/-. Hidung : Deformitas (-), deviasi septum (-), sekret -/-, pernapasan cuping hidung

(-). Mulut : Deformitas (-), mukosa mulut kering (-), lidah kotor (-). Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-).

EVALUASI HARIAN

Page 35: KASUS DEMAM TIFOID

Cor: Auskultasi : Bunyi jantung I- II regular, tidak terdengar murmur dan gallop.

Paru: Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris dalam keadaan statis dan dinamis,

retraksi sela iga (-), retraksi sub-costae (-). Auskultasi : Suara napas vesikuler, tidak ada ronkhi dan wheezing.

Abdomen Inspeksi : Datar, tidak tampak peristaltik usus, retraksi epigastrium (-). Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) , hepar tidak teraba membesar, lien tidak

teraba membesar, ballottement -/-, tidak teraba massa, turgor kulit baik.

Perkusi : Timpani. Auskulitasi : Bising usus 6x/menit.

Ekstremitas : Akral hangat (+) di keempat ekstremitas, sianosis akral (-), ptekie (-).

EVALUASI HARIAN

Page 36: KASUS DEMAM TIFOID

A : Demam tifoidP :

IVFD Tridex 27B 1x sehari Inj. Terfacef 2 x 600 mg Farmadol 3 x 200 mg k/p Diet: Makan lunak, makan biasa, minum

EVALUASI HARIAN

Page 37: KASUS DEMAM TIFOID

ANAMNESIS1. Pasien demam sejak 5 hari SMRS

Demam yang terjadi pada penderita anak tidak selalu tipikal seperti pada orang dewasa, kadang-kadang mempunyai gambaran klasik berupa stepwise pattern, dapat pula mendadak tinggi dan remiten (39 – 41o C) serta dapat pula bersifat ireguler terutama pada bayi yang tifoid kongenital.

ANALISA KASUS

Page 38: KASUS DEMAM TIFOID

2. Kurang nafsu makan karena mual dan muntah

Produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar cAMP di dalam kripta usus dan meningkatkan permeabilitas membrane usus sehingga menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen intestinal menyebabkan peningkatan asam lambung.

ANALISA KASUS

Page 39: KASUS DEMAM TIFOID

3. Badan merasa lemas Proses yang sama terulang kembali,

berhubung makrofag telah teraktivasi dan hiperaktif maka pada saat fagositosis kuman Salmonella terjadi beberapa pelepasan mediator inflamasi yang selanjutnya akan menimbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, diare diselingi konstipasi, sampai gangguan mental dalam hal ini adalah delirium.

ANALISA KASUS

Page 40: KASUS DEMAM TIFOID

PEMERIKSAAN FISIK1. Membantu menyingkirkan kemungkinan

DHF dengan manifestasi terbentuknya ruam atau ptechiae serta perdarahan, demam chikungunya dengan manifestasi ruam, atralgia serta fotofobia serta ISPA dengan tenggorokan yang kemerahan serta gangguan pernafasan.

ANALISA KASUS

Page 41: KASUS DEMAM TIFOID

2. Mulut: sianosis perioral (-), lidah kotor (+) Tidak ada tanda-tanda sianosis, menyingkirkan

kemungkinan adanya gangguan pernafasan dan perfusi jaringan serta syok. Ditemukan lidah kotor berkemungkinan demam tifoid.

ANALISA KASUS

Page 42: KASUS DEMAM TIFOID

3. Paru: Inspeksi : Kedua hemitoraks simetris dalam

keadaan statis dan dinamis. Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan

dan kiri. Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada

hemitoraks kiri dan kanan, ronchi -/-, wheezing -/-.

Pada DHF dapat terjadi efusi pleura karena peningkatan permeabilitas vaskuler dan hipoalbuminemia.

ANALISA KASUS

Page 43: KASUS DEMAM TIFOID

4. Palpasi : abdomen teraba lunak, nyeri tekan (+) epigastrium. Hepar tidak teraba

membesar, lien tidak teraba membesar, ballotement -/-, tidak teraba massa, turgor kulit kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.

Sebagian kuman dimusnahkan dalam lambung karena suasana asam di lambung (pH < 2) banyak yang mati namun sebagian lolos masuk ke dalam usus dan berkembang biak dalam peyer patch dalam usus. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus tepatnya di jejunum dan ileum.

ANALISA KASUS

Page 44: KASUS DEMAM TIFOID

PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Hasil Laboratorium 28 September 2013:

Hb : 11.3 g dL Ht : 35.1% Leukosit : 11350/mm3 Trombosit: 230.000/mm3

ANALISA KASUS

Page 45: KASUS DEMAM TIFOID

Pada demam tifoid sering disertai anemia dari yang ringan sampai sedang dengan peningkatan laju endap darah, gangguan eritrosit normokrom normositer, yang diduga karena efek toksik supresi sumsum tulang atau perdarahan usus. Pada kasus ini ditemukan leukositosis disebabkan oleh infeksi S. typhi.

Dapat membantu menyingkirkan diagnosis DHF. Pada pemeriksaan laboratoriun DHF dapat ditemukan adanya trombositopenia sedang hingga berat disertai hemokonsentrasi > 20%.

ANALISA KASUS

Page 46: KASUS DEMAM TIFOID

2. Tubex test : 6 Tes ICT Malaria : negatif Tes Dengue Blood

Ig M : negatif Ig G : negatif

Hasil positif uji Tubex ini menunjukkan terdapat infeksi Salmonellae serogroup D walau tidak secara spesifik menunjuk pada S. typhi.

ANALISA KASUS

Page 47: KASUS DEMAM TIFOID

FOLLOW-UP1. Demam berlangsung kurang lebih 7 hari

disertai gejala gangguan gastrointestinal. Dapat membantu mennegakkan diagnosis

karena pada demam tifoid akan terjadi demam yang berlangsung lebih dari 7 hari disertai gangguan gastrointestinal.

ANALISA KASUS

Page 48: KASUS DEMAM TIFOID

PENATALAKSANNAN1. Rawat Ruang Anak

Pada kasus ini terdapat penyulit pada pasien tidak mau makan dan minum, maka pasien dirawat diruang anak.

ANALISA KASUS

Page 49: KASUS DEMAM TIFOID

2. Terapi Cairan Rumatan. Pada pasien ini diberikan Ringer Laktat. Kebutuhan cairan pasien ini dengan berat badan 19 kg :

1000 + 50 x (BB-10) 1000 + 50 x (19-10) = 1450 ml / hari

Tetesan infus makroset nya adalah =

  

1450 cc/ kg x 15tetes/menit ___________________________ = 15 tpm

  24 jam x 60 cc /jam 

ANALISA KASUS

Page 50: KASUS DEMAM TIFOID

3. Pemberian Antipiretik Pada pasien ini diberikan Novalgin Sirup bila

perlu. Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Metamizole Natrium 250 mg. Dosis pemberiannya 10-15 mg/kg/kali.

ANALISA KASUS

Page 51: KASUS DEMAM TIFOID

PROGNOSIS1. Ad vitam : ad bonam

Prognosis ad vitam dengan ad bonam karena keadaan pasien memberikan respon yang baik terhadap terapi yang diberikan, tanda-tanda demam mulai berkurang dan tidak ada komplikasi.

2. Ad sanationam : dubia ad bonam

ANALISA KASUS

Page 52: KASUS DEMAM TIFOID

2. Ad functionam : ad bonam Ad functionam dengan ad bonam karena hasil

laboratorium menunjukkan perbaikan dari hari pertama dirawat inap hingga pasien dipulangkan serta pasien aktif beraktivitas semula.

3. Ad sanationam : dubia ad bonam Ad sanationam dengan dubia ad bonam karena

demam tifoid dapat berulang jika hygiene dan kesehatan tidak dijaga.

ANALISA KASUS

Page 53: KASUS DEMAM TIFOID

TERIMA KASIH