Top Banner

of 51

Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

Jun 02, 2018

Download

Documents

doktermutia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    1/51

    Laporan Kasus

    MALARIA + DEMAM TIFOID

    Disusun oleh :

    Mutia Muliawati, S.Ked 04101401041

    Emelda, S. Ked 04101401046

    M. Arief udima!, S. Ked 041014010"#

    $em%im%i!& '

    Dr. dr. R()ia!a A Mar%u!, S*.A

    DE$ARTEME ILM KESE-ATA AAK

    FAKLTAS KEDOKTERA IERSITAS SRI/IAA

    RMA- SAKIT DR. I STO/O ATRAA

    2014

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    2/51

    -ALAMA $E3ESA-A

    Laporan Kasus

    Judul

    MALARIA + DEMAM TIFOID

    Oleh:

    Mutia Muliawati, S. Ked 04101401041

    Emelda, S. Ked 04101401046

    M. Arief udima!, S. Ked 041014010"#

    Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti

    kepaniteraan klinik senior di Bagian Anak Fakultas Kedokteraan

    Uniersitas !ri"ijaya #umah !akit Dr$ %bnu !uto"o Baturaja

    periode &' september ()&*+* Oktober ()&*$

    Baturaja, !eptember ()&*

    Dr$dr #osiana A -arbun, !p$A

    ii

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    3/51

    KATA $E3ATAR

    !egala puji syukur kepada Tuhan atas berkat dan rahmat.ya sehingga

    penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul -alaria/Demam Ti0oid$

    1ada kesempatan ini, penulis juga mengu2apkan terima kasih yang yang sebesar3

    besarnya kepada Dr$dr #osiana A -arbun, !p$A yang telah memberikan

    bimbingan dalam menyelesaikan laporan kasus ini$

    Tak lupa pula penulis u2apkan terima kasih kepada teman3teman seja"at

    dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

    dalam menyelesaikan laporan kasus ini$

    1enulis menyadari sepenuhnya bah"a dalam penyusun laporan kasus ini

    masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan$ Oleh karena itu, segala saran

    dan kritik yang bersi0at membangun sangat kami harapkan$

    Demikianlah penulisan laporan ini, semoga berman0aat untuk kepentingan

    ilmu pengetahuan$

    1alembang, !eptember ()&*

    1enulis

    iii

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    4/51

    DAFTAR ISI

    4alaman

    4alaman Judul

    Lembar 1engesahan$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ ii

    Kata 1engantar$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ iii

    Da0tar isi$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ i

    BAB % Laporan Kasus$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ &

    BAB %% Tinjauan 1ustaka$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ &5

    BAB %%% Analisis Kasus$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ *5

    Da0tar 1ustaka$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$*6

    iv

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    5/51

    A I

    STATS $ASIE

    I. Ide!tifia)i $a)ie!

    .ama : Ongki Okta Bara

    Umur : &' tahun

    Jenis Kelamin : Laki3laki

    Bangsa : %ndonesia

    Agama : %slam

    Alamat : Dusun % Desa 7unung Kuripan, Ke2$ 1engandonan, OKU

    -#! tanggal : &( !eptember ()&*

    II. A!am!e)i)

    1ada tanggal : &' !eptember ()&*

    Dari : %bu dan ayah kandung

    Keluhan Utama : Demam

    Keluhan tambahan : Batuk, pilek, BAB 2air

    Riwa5at *erala!a! *e!5ait'

    8 6 hari !-#!, penderita mengalami demam, tidak terlalu tinggi, demam

    terutama pada sore dan malam hari dan turun pada pagi hari$ 1enderita juga

    mengalami batuk dan pilek, batuk tidak berdahak, tidak berdarah$ Tidak ada mual

    dan muntah, tidak ada nyeri sendi, tidak ada sesak na0as$ BAK dan BAB biasa$

    1

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    6/51

    2

    1enderita lalu diba"a berobat ke bidan diberi obat pil dan sirup, keluhan demam

    berkurang$

    8 & hari !-#!, penderita demam, tinggi, terus menerus sepanjang hari$

    Demam disertai menggigil, badan lemas, berkeringat pada malam hari, 1enderita

    masih mengalami batuk dan pilek, tidak berdahak, tidak berdarah, ada sakit

    kepala, rasa seperti ditusuk, na0su makan menurun, ada BAB 2air, 0rekuensi 53*

    kali sehari, banyaknya 8 ( sendok makan, ada BAK kuning seperti teh tua$ Tidak

    ada mual, tidak ada muntah, tidak ada nyeri sendi, tidak ada sesak na0as$ 1enderita

    lalu diba"a ke #!UD Dr$ %bnu !uto"o Baturaja

    III. Riwa5at $e!5ait Da7ulu

    3#i"ayat penyakit dengan gejala serupa disangkal

    3#i"ayat alergi disangkal

    I. Riwa5at $e!5ait Dalam Keluar&a

    3#i"ayat keluarga mengalami keluhan yang sama disangkal

    3#i"ayat alergi ayah dan ibu disangkal

    . Riwa5at Kela7ira! da! $er)ali!a!

    -asa Kehamilan : 7*1*A), 2ukup bulan

    1artus : spontan peraginam

    Tempat : #umah

    Ditolong oleh : Dukun 9nenek kandung

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    7/51

    3

    1ada tanggal : 5 Desember &;;ampak : & kali, booster& kali

    Kesan : %munisasi dasar tidak lengkap

    III. Riwa5at $erem%a!&a! Fi)i

    7igi 1ertama : & tahun Berdiri : & tahun

    Berbalik : 5 bulan Berjalan : & tahun

    Tengkurap :' bulan Berbi2ara : &,' tahun

    -erangkak :? bulan Duduk :6 bulan

    Kesan : 1erkembangan 0isik sesuai usia

    I8. Riwa5at S()ial E(!(mi

    1enderita merupakan anak keempat dari empat bersaudara$ 1enderita merupakan

    pelajar !-A$ 1endidikan orang tua penderita tidak tamat !D$ Bapak penderita

    bekerja sebagai petani dan ibu penderita sebagai ibu rumah tangga$ 1enghasilan

    perbulan tidak tetap 8 '))$)))3& juta@bulan$

    Kesan: !osial ekonomi menengah ke ba"ah

    8. Riwa5at Li!&u!&a!

    1enderita tinggal di rumah ukuran *=? m bersama orang tua dan satu saudara$

    #umah penderita terdiri dari ( kamar, & dapur, lantai semen$ Banyak terdapat

    gantungan3gantungan pakaian didalam rumah$ 1enderita tidur tidak memakai

    kelambu$ !umber air untuk memasak, men2u2i dan mandi adalah air sungai$

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    9/51

    5

    1enderita makan menggunakan sendok dan peralatan makan minum di2u2i dari air

    sungai

    Kesan : !anitasi lingkungan dan higienitas kurang

    8I. $emeri)aa! Fi)i 91" Se*tem%er 2014:

    Keadaa! mum

    Kesadaran : Kompos -entis

    Tekanan Darah : &&)@6) mm4g

    Frekuensi .adi : &)5 =@menit

    Frekuensi .a0as : (< =@menit

    !uhu : 5

    BB : *< kg

    TB : &?6 2m

    !tatus 7ii 9>D>

    BB@U : *5@'? = &)) C 6?,6;

    TB@U : &?6@&6) = &)) C ;

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    10/51

    6

    #ambut : 4itam, lebat, halus, tidak mudah di2abut, distribusi normal,

    allope2ia 93

    -ata : 1upil bulat, isokor, 5 mm@5 mm, re0leks 2ahaya /@/,

    konjun2tia anemis 93, sklera ikterik 93, edema palpebra 93

    4idung : De0ormitas 93, na0as 2uping hidung 93, deiasi deptum 93,

    hipertro0i konkha 93, mukosa hiperemis 93, sekret 93

    Bibir : !ianosis 93, pu2at 93, mukosa bibir basah

    Lidah : Tremor 93, coated tongue93, typhoid tongue9/, atro0i papil 93

    Tenggorokan : Faring hiperemis 93, tonsil T&3T&

    Telinga : De0ormitas 93, nyeri tarik aurikula 93, nyeri tekan mastoid 93,

    nyeri tekan tragus 93, serumen 93

    Leher : 1embesaran K7B 93, kaku kuduk 93

    Thoraks

    1aru

    %nspeksi : 1ergerakan dinding dada simetris, retraksi 93

    1alpasi : !tem 0remitus kananCkiri

    1erkusi : !onor pada kedua lapang paru

    Auskultasi : esikuler 9/ normal, ronkhi 93, wheezing93

    Jantung

    %nspeksi : %ktus kordis tidak terlihat

    1alpasi : %ktus kordis teraba, thrilltidak teraba

    1erkusi : Batas atas jantung %>! %%% linea mid2lai2ularis sinistra, batas

    kanan jantung %>! %E linea parasternalis sinistra, batas kiri

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    11/51

    7

    jantung %>! %E linea aksilaris anterior sinistra, batas ba"ah

    jantung %>! E linea mid2lai2ularis sinitra

    Auskultasi : 4#C&)5=@menit, irama reguler, pulsus de0i2it 93, bunyi jantung

    % dan %% normal, murmur 93, gallop 93

    Abdomen

    %nspeksi : datar

    1alpasi : lemas, hepar dan lien tidak teraba

    1erkusi : tim0ani pada seluruh region abdomen,shifting dullness93

    Auskultasi : bising usus 9/ normal

    Lipat paha dan genitalia : 1embesaran K7B 93, edema skrotum 93

    kstremitas : Akral hangat 9/, >#TG(H, edema pretibia 93,

    Rumple Leed Test93

    8II. $emeri)aa! $e!u!a!&

    1emeriksaan laboratorium 9&5 !eptember ()&*

    1emeriksaan Darah

    4b : &( gr@dl

    Leukosit : ?)))@mm5

    Trombosit : '6$)))@mm5

    4ematokrit : 5'

    Urinalisa

    #eduksi : 93

    1rotein : 9/

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    12/51

    8

    Bilirubin : 93

    !edimen

    o Leukosit :

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    13/51

    9

    3 %n0eksi !aluran Kemih

    8I. Dia&!()i) Kera

    -alaria/ Demam Ti0oid

    8. Tatala)a!a

    (! Farma(l(&i)

    3 Bed rest

    3 Diet lunak

    Farma(l(&i)

    3 Kloram0enikol '') mg@ hari dibagi menjadi * dosis p$ o

    3 1ara2etamol 5 = (') mg p$o

    3 77 5 = & sendok makan

    3 Artesunat *5) mg@ hari p$ o

    3 Amodiakuin & = &6( mg p$ o selama 5 hari

    3 1rimakuin && mg@ hari p$ o selama &* hari

    8I. $r(&!()i)

    uo ad itam: dubia et bonam

    uo ad 0un2tionam : dubia et bonam

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    14/51

    10

    FOLLO/ $

    Se!i!, 1" Se*tem%er 2014

    S Demam 9/, BAB 2air 93, -untah 93, Batuk 9/, 1ilek 9/

    O Keadaan umum : tampak sakit ringan

    Kesadaran : Kompos -entis

    TD : &&)@6) mm4g

    .adi : &)5 =@menit, reguler, isi dan tegangan 2ukup

    ## : (< =@menit

    T : 5

    Kepala : konjuntia anemis 93, s2lera ikterik 93, .>4 93

    Thoraks : simetris, retraksi 93>or : 4#: &)5=@m, reguler, BJ %3%% normal, murmur 93,

    gallop 93

    1ulmo : esikuler 9/ normal, ronkhi 93, wheezing93

    Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU9/ normal

    kstremitas: akral hangat, anemis 93

    A -alaria/Demam ti0oid

    $ 3%EFD #L gtt @m

    3%nj$ Ampisilin 5=& gr 9%E

    3%nj$ !agestam (=&)) mg 9%E

    31arasetamol 5=& tab 9p$o3Klorokuin 5=& tab 9p$o

    31rimakuin 5=* mg pul 9p$o

    Sela)a, 16 Se*tem%er 2014

    S Demam 93, BAB 2air 93, -untah 93, Batuk 9/, 1ilek 9/

    O Keadaan umum : tampak sakit ringan

    Kesadaran : Kompos -entis

    TD : &))@6) mm4g

    .adi : ;( =@menit, reguler, isi dan tegangan 2ukup## : (6 =@menit

    T : 56,(o>

    Kepala : konjuntia anemis 93, s2lera ikterik 93, .>4 93

    Thoraks : simetris, retraksi 93

    >or : 4#: ;(=@m, reguler, BJ %3%% normal, murmur 93,

    gallop 93

    1ulmo : esikuler 9/ normal, ronkhi 93, wheezing93

    Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU9/ normal

    kstremitas: akral hangat, anemis 93

    A -alaria/Demam ti0oid

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    15/51

    11

    $ 3%EFD #L gtt @m

    3%nj$ Ampisilin 5=& gr 9%E

    3%nj$ !agestam (=&)) mg 9%E31arasetamol 5=& tab 9p$o

    3Klorokuin 5=& tab 9p$o

    31rimakuin 5=* mg pul 9p$o

    Ra%u, 1; Se*tem%er 2014

    S Demam 93, BAB 2air 93, -untah 93, Batuk 93, 1ilek 93

    O Keadaan umum : tampak sakit ringan

    Kesadaran : Kompos -entisTD : &))@6) mm4g

    .adi : ;< =@menit, reguler, isi dan tegangan 2ukup

    ## : (6 =@menit

    T : 56,&o>

    Kepala : konjuntia anemis 93, s2lera ikterik 93, .>4 93

    Thoraks : simetris, retraksi 93

    >or : 4#: ;

    Kepala : konjuntia anemis 93, s2lera ikterik 93, .>4 93

    Thoraks : simetris, retraksi 93

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    16/51

    12

    >or : 4#: ;6=@m, reguler, BJ %3%% normal, murmur 93,

    gallop 93

    1ulmo : esikuler 9/ normal, ronkhi 93, wheezing93Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU9/ normal

    kstremitas: akral hangat, anemis 93

    A -alaria/Demam ti0oid

    $ 3%EFD #L gtt @m

    3%nj$ Ampisilin 5=& gr 9%E

    3%nj$ !agestam (=&)) mg 9%E

    31arasetamol 5=& tab 9p$o

    3Klorokuin 5=& tab 9p$o

    31rimakuin 5=* mg pul 9p$o

    umat, 1= Se*tem%er 2014

    S Demam 93, BAB 2air 93, -untah 93, Batuk 93, 1ilek 93

    O Keadaan umum : tampak sakit ringan

    Kesadaran : Kompos -entis

    TD : &))@6) mm4g

    .adi : Kepala : konjuntia anemis 93, s2lera ikterik 93, .>4 93

    Thoraks : simetris, retraksi 93

    >or : 4#:

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    17/51

    A II

    TIAA $STAKA

    A. MALARIA

    2.1 Defi!i)i

    -alaria merupakan suatu penyakit akut maupun kronik, yang disebabkan oleh

    protooa genusPlasmodiumdengan mani0estasi klinis berupa demam, anemia dan

    pembesaran limpa$ !edangkan meurut ahli lain malaria merupakan suatu penyakit

    in0eksi akut maupun kronik yang disebakan oleh in0eksi Plasmodium yang

    menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam

    darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa$

    2.2 E*idemi(l(&i

    1erbedaan prealensi menurut umur dan jenis kelamin lebih berkaitan dengan

    perbedaan derajat kekebalan tubuh$ Beberapa penelitian menunjukkan bah"a

    perempuan mempunyai respon imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki3

    laki, namun kehamilan dapat maningkatkan resiko malaria$ Ada beberapa 0aktoryang turut mempengaruhi seseorang terin0eksi malaria adalah$

    &$ #as atau suku bangsa

    1ada penduduk benua A0rika prealensi 4emoglobin ! 94b! 2ukup tinggi

    sehingga lebih tahan terhadap in0eksi P. falciparum karena 4b! dapat

    menghambat perkembangbiakanP. falciparum.

    ($ Kekurangan enim tertentu

    Kekurangan terhadap enim 7lukosa ? 1hosphat Dehidrogenase 97?1D

    memberikan perlindungan terhadap in0eksi P. falciparumyang berat$ De0isiensi

    terhadap enim ini merupakan penyakit genetik dengan mani0estasi utama pada

    "anita$

    5$ Kekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu mengan2urkan

    Plasmodium yang masuk atau mampu menghalangi perkembangannya$

    13

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    18/51

    14

    2.# Eti(l(&i

    -alaria disebabkan oleh protooa darah yang termasuk ke dalam genus

    Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protooa obligat intraseluler$ 1ada

    manusia terdapat * spesies yaitu Plasmodium vivax Plasmodium falciparum

    Plasmodium malariae danPlasmodium ovale.1enularan pada manusia dilakukan

    oleh nyamuk betina !nopheles ataupun ditularkan langsung melalui trans0usi

    darah atau jarum suntik yang ter2emar serta dari ibu hamil kepada janinnya$

    -alaria ia= disebabkan olehP. vivaxyang juga disebut juga sebagai malaria

    tertiana$ P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria

    kuartana$ P. ovale merupakan penyebab malaria oale, sedangkan P. falciparum

    menyebabkan malaria 0alsiparum atau malaria tropika$ !pesies terakhir ini paling

    berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalam

    "aktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga

    menimbulkan berbagai komplikasi di dalam organ3organ tubuh$

    2.4 Silu) -idu* Plasmodium

    1arasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia

    dan nyamuk anophelesbetina$

    ($*$& !ilkus 1ada -anusia

    1ada "aktu nyamuk anopheles in0ekti0 mengisap darah manusia, sporooit

    yang berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran darah

    selama kurang lebih 5) menit$ !etelah itu sporooit akan masuk ke dalam sel hati

    dan menjadi tropooit hati$ Kemudian berkembang menjadi skion hati yang

    terdiri dari &)$))) sampai 5)$))) merooit hati$ !iklus ini disebut siklus

    eksoeritrositer yang berlangsung selama kurang lebih ( minggu$ 1ada P. viva" dan

    P. ovale sebagian tropooit hati tidak langsung berkembang menjadi skion,

    tetapi ada yang memjadi bentuk dorman yang disebut hipnooit$ 4ipnooit

    tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan3bulan sampai bertahun3

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    19/51

    15

    tahun$ 1ada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi akti0 sehingga

    dapat menimbulkan relaps 9kambuh$

    -erooit yang berasal dari skion hati yang pe2ah akan masuk ke dalam

    peredaran darah dan mengin0eksi sela darah merah$ Di dalam sel darah merah,

    parasit tersebut berkembang dari stadium tropooit sampai skion 9

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    20/51

    16

    selain yang mengandung parasit$ 4al ini diduga akibat adanya toksin malaria yang

    menyebabkan gangguan 0ungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pe2ah melalui limpa

    sehingga parasit keluar$ Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anemia

    mungkin karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit$

    Limpa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi sehingga

    mudah pe2ah$ Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makro0ag dan sering

    terjadi 0agositosis dari eritrosit yang terin0eksi maupun yang tidak terin0eksi$ 1ada

    malaria kronis terjadi hyperplasia dari retikulosit diserta peningkatan makro0ag

    1ada malaria beratm mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan inasi

    merooit ke dalam eritrosit sehingga menyebabkan eritrosit yang mengandung

    parasit mengalami perubahan struktur danmbiomolekular sel untuk

    mempertahankan kehidupan parasit$ 1erubahan tersebut meliputi mekanisme,

    diantaranya transport membran sel,sitoadherensi se"uestrasi dan resetting

    #itoadherensi merupakan peristi"a perlekatan eritrosit yang telah terin0eksiP.

    falciparum pada reseptor di bagian endotelium enule dan kapiler$ !elain itueritrosit juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak terin0eksi sehingga terbentuk

    roset$ 9*$

    Resetting adalah suatu 0enomena perlekatan antara sebuah eritrosit yang

    mengandung merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar &) atau lebih eritrosit

    non parasit, sehingga berbentu seperti bunga$ !alah satu 0aktor yang

    mempengaruhi terjadinya resetting adalah golongan darah dimana terdapatnya

    antigen golongan darah A dan B yang bertindak sebagai reseptor pada permukaan

    eritrosit yang tidak terin0eksi$

    -enurut pendapat ahli lain, patogenesis malaria adalah multi0aktorial dan

    berhubungan dengan hal3hal sebagai berikut:

    &$ 1enghan2uran eritrosit

    Fagositosis tidak hanya pada eritrosit yang mengandung parasit tetapi juga

    terhadap eritrosit yang tidak mengandung parasit sehingga menimbulkan anemia

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    21/51

    17

    dan hipoksemia jaringan$ 1ada hemolisis intraas2ular yang berat dapat terjadi

    hemoglobinuria$blac" white fever%dan dapat menyebabkan gagal ginjal

    ($ -ediator endotoksin3makro0ag

    1ada saat skiogoni, eritrosit yang mengandung parasit memi2u makro0ag

    yang sensitie endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator$ ndotoksin

    mungkin berasal dari saluran 2erna dan parasit malaria sendiri dapat melepaskan

    0aktor nekrosis tumor 9T.F yang merupakan suatu monokin, ditemukan dalam

    peredaran darah manusia dan he"an yang terin0eksi parasit malaria$ T.F dan

    sitokin dapat menimbulkan demam, hipoglikemia, dan sndrom penyakit

    pernapasan pada orang de"asa

    5$ !ekuestrasi eritrosit yang terluka

    ritrosit yang terin0eksi olehPlasmodium dapat membentuk tonjolan3tonjolan

    9"nobs%pada permukaannya$ Tonjolan tersebut mengandung antigen dan bereaksi

    dengan antibodi malaria dan berhubungan dengan a0initas eritrosit yang

    mengandung parasit terhadap endothelium kapiler alat dalam, sehingga skiogoni

    berlangsung di sirkulasi alat dalam$ ritrosit yang terin0eksi menempel pada

    endothelium dan membentuk gumpalan yang mengandung kapiler yang bo2or dan

    menimbulkan anoksia dan edema jaringan

    2.6 $at(l(&i Malaria

    !porooit pada 0ase eksoeritrosit bermultiplikasi dalam sel hepar tanpa

    menyebabkan reaksi in0lamasi, kemudian merooit yang dihasilkan mengin0eksi

    eritrosit yang merupakan proses patologi dari penyakit malaria$ 1roses terjadinya

    patologi malaria serebral yang merupakan salah satu dari malaria berat adalah

    terjadinya perdarahan dan nekrosis di sekitar enula dan kapiler$ Kapiler dipenuhi

    leukosit dan monosit, sehingga terjadi sumbatan pembuluh darah oleh roset

    eritrosit yang terin0eksi

    2.; Ma!ife)ta)i Kli!i)

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    22/51

    18

    -alaria sebagai penyebab in0eksi yang disebabkan oleh Plasmodium

    mempunyai gejala utama yaitu demam$ Demam yang terjadi diduga berhubungan

    dengan proses skiogoni 9pe2ahnya merooit atau skion, pengaruh 71%

    $glycosyl phosphatidylinositol% atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya$ 1ada

    beberapa penderita, demam tidak terjadi 9misalnya pada daerah hiperendemik

    banyak orang dengan parasitemia tanpa gejala$ 7ambaran karakteristik dari

    malaria ialah demam periodik, anemia dan splenomegali

    -ani0estasi umum malaria adalah sebagai berikut:

    &$ -asa inkubasi

    -asa inkubasi biasanya berlangsung

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    23/51

    19

    1eriode ini berlangsung antara &' menit sampai & jam diikuti dengan

    meningkatnya temperatur

    1eriode panas

    Iajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi 2epat dan

    panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai *)o> atau lebih, penderita membuka

    selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah3

    muntah dan dapat terjadi syok$ 1eriode ini berlangsung lebih lama dari 0ase

    dingin dapat sampai ( jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat

    1eriode berkeringat

    1enderita berkeringan mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderita

    merasa 2apek dan sering tertidur$ Bial penderita bangun akan merasa sehat dan

    dapat melakukan pekerjaan biasa

    Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada in0eksi malaria, dan lebih

    sering ditemukan pada daerah endemik$ Kelainan pada limpa akan terjadi setelah

    5 hari dari serangan akut dimana limpa akan membengkak, nyeri dan hiperemis

    4ampir semua kematian akibat malaria disebabkan olehP. falciparum.pada

    in0eksi P. falciparum dapat meimbulkan malaria berat dengan komplikasi

    umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut I4O dide0inisikan

    sebagai in0eksiP. falciparumstadium aseksual dengan satu atau lebih komplikasi

    sebagai berikut

    &$ -alaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan 7>! kurang dari &&$($ Anemia berat 94bG' gr atau hematokrit G&' pada keadaan hitung

    parasit M&)$)))@Nl$

    5$ 7agal ginjal akut 9urin kurang dari *))ml@(*jam pada orang de"asa atau

    G&( ml@kgBB pada anak3anak setelah dilakukan rehidrasi, diserta kelainan

    kreatinin M5mg$

    *$ dema paru$

    '$ 4ipoglikemia: gula darah G*) mg$

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    24/51

    20

    ?$ 7agal sirkulasi@syok: tekanan sistolik G6) mm4g diserta keringat dingin

    atau perbedaan temperature kulit3mukosa M&o>$

    6$ 1erdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran 2erna dan atau disertai

    kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intraaskuler$

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    25/51

    21

    Keadaan umum yang lemah$

    Kejang3kejang$

    1anas sangat tinggi$

    -ata dan tubuh kuning$

    1erdarahan hidung, gusi, tau saluran 2erna$

    .a0as 2epat 9sesak napas$

    -untah terus menerus dan tidak dapat makan minum$

    Iarna air seni seperti the pekat dan dapat sampai kehitaman$

    Jumlah air seni kurang bahkan sampai tidak ada$

    Telapak tangan sangat pu2at$

    ($ 1emeriksaan Fisik

    Demam 956,'o>

    Kunjun2tia atau telapak tangan pu2at

    1embesaran limpa

    1embesaran hati

    1ada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tanda3tanda klinis

    sebagai berikut:

    Temperature re2tal *)o>$

    .adi 2apat dan lemah$

    Tekanan darah sistolik G6) mm4g pada orang de"asa dan G') mm4g

    pada anak3anak$

    Frekuensi napas M5' kali permenit pada orang de"asa atau M*) kali

    permenit pada balita, dan M') kali permenit pada anak diba"ah &

    tahun$

    1enurunan kesadaran$

    -ani0estasi perdarahan: ptekie, purpura, hematom$

    Tanda3tanda dehidrasi$

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    26/51

    22

    Tanda3tanda anemia berat$

    !klera mata kuning$

    1embesaran limpa dan atau hepar$

    7agal ginjal ditandai dengan oligouria sampai anuria$

    7ejala neurologik: kaku kuduk, re0leks patologis positi0$

    5$ 1emeriksaan Laboratorium

    a$ 1emeriksaan dengan mikroskopik

    !ebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria pada

    penderita adalah mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam darah

    tepi9&5$ 1emeriksaan darah tebal dan tipis untuk menentukan:

    Ada@tidaknya parasit malaria$

    !pesies dan stadiumPlasmodium

    Kepadatan parasit

    3 !emi kuantitati0:

    93 : tidak ditemukan parasit dalam &)) L1B

    9/ : ditemukan &3&) parasit dalam &)) L1B

    9// : ditemukan &&3&)) parasit dalam &)) L1B

    9/// : ditemukan &3&) parasit dalam & L1B

    9////: ditemukan M&) parasit dalam & L1B

    3 Kuantitati0

    Jumlah parasit dihitung permikroliter darah pada sediaan darah

    tebal atau sediaan darah tipis$

    b. 1emeriksaan dengan tes diagnostik 2epat $Rapid 'iagnostic Test%

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    27/51

    23

    -ekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria,

    dengan menggunakan metode immunokromatogra0i dalam bentuk dipstik$

    2$ Tes serologi

    Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesi0ik terhadap

    malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal$ Tes ini kurang

    berman0aat sebagai alat diagnosti2 sebab antibodi baru terbentuk setelah

    beberapa hari parasitemia$ Titer M&:()) dianggap sebagai in0eksi baru, dan

    tes M&:() dinyatakan positi0$

    2.= $e!&(%ata! Malaria

    Obat anti malaria yang tersedia di %ndonesia antara lain klorokuin,

    sul0adoksin3pirimetamin, kina, primakuin, serta deriate artemisin$ Klorokuin

    merupakan obat antimalaria standar untuk pro0ilaksis, pengobatan malaria klinis

    dan pengobatan radikal malaria tanpa komplikasi dalam program pemberantasan

    malaria, sul0adoksin3pirimetamin digunakan untuk pengobatan radikal penderita

    malaria 0al2iparum tanpa komplikasi$ Kina merupakan obat anti malaria pilihanuntuk pengobatan radikal malaria 0al2iparum tanpa komplikasi$ !elain itu kina

    juga digunakan untuk pengobatan malaria berat atau malaria dengan komplikasi$

    1rimakuin digunakan sebagai obat antimalaria pelengkap pada malaria klinis,

    pengobatan radikal dan pengobatan malaria berat$ Artemisin digunakan untuk

    pengobatan malaria tanpa atau dengan komplikasi yang resisten multidrugs$

    Beberapa obat antibiotika dapat bersi0at sebagai antimalaria$ Khusus di

    #umah !akit, obat tersebut dapat digunakan dengan kombinasi obat antimalaria

    lain, untuk mengobati penderita resisten multidrugs$ Obat antibiotika yang sudah

    diuji2oba sebagai pro0ilaksis dan pengobatan malaria diantaranya adalah deriate

    tetrasiklin, kloram0enikol, eritromisin, sul0ametoksaol3trimetoprim dan

    sipro0loksasin$ Obat3obat tersebut digunakan bersama obat anti malaria yang

    bekerja 2epat dan menghasilkan e0ek potensiasi antara lain dengan kina

    a. $e!&(%ata! malaria falciparum

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    28/51

    24

    Lini pertama: Artesunat/Amodiakuin/1rimakuin

    dosis artesunatC * mg@kgBB 9dosis tunggal, amodiakuinC &) mg@kgBB 9dosis

    tunggal, primakuinC ),6' mg@kgBB 9dosis tunggal$

    Apabila pemberian dosis tidak memungkinkan berdasarkan berat badan penderita,

    pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur$ Dosis makasimal

    penderita de"asa yan dapat diberikan untuk artesunat dan amodiakuin masing3

    masing * tablet, 5 tablet untuk primakuin$

    Tabel &$ 1engobatan Lini 1ertama -alaria(alciparum-enurut Kelompok Umur

    4ar

    i

    Jenis obat

    Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

    )3&

    bln

    (3&& bln &3* th '3; th &)3&* th &' th

    %

    Artesunat P Q & ( 5 *

    Amodiakuin P Q & ( 5 *

    1rimakuin 3 3 R & Q ( (35

    %%

    Artesunat P Q & ( 5 *

    Amodiakuin P Q & ( 5 *

    %%%

    Artesunat P Q & ( 5 *

    Amodiakuin P Q & ( 5 *

    Kombinasi ini digunakan sebagai pilihan utama untuk pengobatan malaria

    falciparum$ 1emakaian artesunat dan amodiakuin bertujuan untuk membunuh

    parasit stadium aseksual, sedangkan primakuin bertujuan untuk membunuh

    gametosit yang berada di dalam darah95$

    1engobatan lini kedua malaria falciparum diberikan bila pengobatan lini

    pertama tidak e0ekti0$

    Lini kedua: Kina/Doksisiklin@Tetrasiklin/1rimakuin

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    29/51

    25

    Dosis kinaC&) mg@kgBB@kali 95=@hari selama 6 hari, doksisiklinC * mg@kgBB@hr

    9de"asa, (=@hr selama 6 hari, ( mg@kgBB@hr 9

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    30/51

    26

    Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat badan

    penderita obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur, sesuai dengan tabel$

    Tabel 5$ 1engobatan -alaria ia= dan -alaria oale

    4ari Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur 9dosis tunggal

    )3& bln (3&& bln &3* th '3; th &)3&* th &' th

    %

    Klorokuin P Q & ( 5 53*

    1rimakuin 3 3 P Q R &

    %%

    Klorokuin P Q & ( 5 53*

    1rimakuin 3 3 P Q R &

    %%%

    Klorokuin &@< P Q & &Q (

    1rimakuin 3 3 P Q R &

    %E3%E 1rimakuin 3 3 P Q R &

    1engobatan e0ekti0 apabila sampai dengan hari ke (< setelah pemberianobat, ditemukan keadaan sebagai berikut: klinis sembuh 9sejak hari keempat dan

    tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak hari ketujuh95$ 1engobatan tidak

    e0ekti0 apabila dalam (< hari setelah pemberian obat:95

    7ejala klinis memburuk dan parasit aseksual positi0, atau

    7ejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang atau

    timbul kembali setelah hari ke3&*$

    7ejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul kembali antara hari

    ke3&' sampai hari ke3(< 9kemungkinan resisten, relaps atau in0eksi baru$

    1engobatan malaria ia= resisten klorokuin

    Lini kedua: Kina/1rimakuin

    Dosis kinaC &) mg@kgBB@kali 95=@hr selama 6 hari, primakuinC ),(' mg@kgBB

    9selama &* hari$

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    31/51

    27

    Dosis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosis berdasarkan

    golongan umur sebagai berikut:

    Tabel *$ 1engobatan -alaria ia= #esisten Klorokuin

    4ari Jenis obat

    Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

    )3&

    bln

    (3&& bln &3* th '3; th &)3&* th &' th

    &36 Kina S S 5=Q 5=& 5=( 5=5

    &3&* 1rimakuin 3 3 P Q R &

    S: dosis diberikan per kgBB

    1engobatan malaria ia= yang relaps

    !ama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin yang

    ditingkatkan$ Dosis klorokuin diberikan & kali perhari selama 5 hari, dengan dosis

    total (' mg@kgBB dan primakuin diberikan selama &* hari dengan dosis ),'

    mg@kgBB@hari$ Dosis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosis

    berdasarkan golongan umur

    Tabel '$ 1engobatan -alaria ia= yang #elaps

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    32/51

    28

    4ari Jenis obat

    Jumlah tablet menurut kelompok golongan umur

    )3& bln (3&& bln &3* th '3; th &)3&*th

    &' th

    &

    Klorokuin P Q & ( 5 53*

    1rimakuin 3 3 Q & &Q (

    (

    Klorokuin P Q 3 ( 5 53*

    1rimakuin 3 3 Q & &Q (

    5

    Klorokuin &@< P Q & &Q (

    1rimakuin 3 3 Q & &Q (

    &*3&* 1rimakuin 3 3 Q & &Q (

    >. $e!&(%ata! malaria malariae

    Klorokuin & kali perhari selama 5 hari, dengan dosis total (' mg@kgBB$Klorokuin dapat membunuh parasit bentuk aseksual dan seksual P. malariae$

    1engobatan dapat juga diberikan berdasarkan golongan umur penderita95$

    Tabel ?$ 1engobatan -alaria -alariae

    Jumlah tablet menurut kelompok golongan umur

    )3& bln (3&& bln &3* th '3; th &)3&* &' th

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    33/51

    29

    4ari Jenis obat th

    % Klorokuin P Q & ( 5 53*

    %% Klorokuin P Q & ( 5 53*

    %%% Klorokuin &@< P Q & &Q (

    d. Kem(*r(fila)i)

    Kemopro0ilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terin0eksi malaria

    sehingga bila terin0eksi maka gejala klinisnya tidak berat$ Kemopro0ilaksis ini

    ditujukan kepada orang yang bepergian ke daerah endemis malaria dalam "aktu

    yang tidak terlalu lama, seperti turis, peneliti, pega"ai kehutanan dan lain3lain$

    Untuk kelompok atau indiidu yang akan bepergian atau tugas dalam jangka

    "aktu yang lama, sebaiknya menggunakanpersonal protectionseperti pemakaian

    kelambu, ka"at kassa, dan lain3lain95$

    Oleh karenaP. falciparum merupakan spesies yang irulensinya 2ukup tinggi

    maka kemopro0ilaksisnya terutama ditujukan pada in0eksi spesies ini$ !ehubungan

    dengan laporan tingginya tingkat resistensi P. falciparum terhadap klorokuin,

    maka doksisiklin menjadi pilihan$ Doksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis (

    mg@kgBB selama tidak lebih dari *3? minggu$ Kemopro0ilaksis untuk P. vivax

    dapat diberikan klorokuin dengan dosis ' mg@kgBB setiap minggu$ Obat tersebut

    diminum & minggu sebelum masuk ke daerah endemis sampai * minggu setelah

    kembali$95$

    Tabel 6$ Dosis 1engobatan 1en2egahan Dengan Klorokuin

    7olongan umur 9thn Jumlah tablet klorokuin 9dosis tunggal, &=@minggu

    G& P

    &3* Q

    '3; &

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    34/51

    30

    &)3&* &Q

    M&* (

    2.10 $r(&!()i)

    &$ 1rognosis malaria berat tergantung pada ke2epatan dan ketepatan diagnosis

    serta pengobatan95$

    ($ 1ada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang dilaporkan

    pada anak3anak &', de"asa () dan pada kehamilan meningkat sampai

    ')$

    5$ 1rognosis malaria berat dengan gangguan satu 0ungsi organ lebih baik

    daripada gangguan ( atau lebih 0ungsi organ95$

    -ortalitas dengan gangguan 5 0ungsi organ adalah ')$

    -ortalitas dengan gangguan * atau lebih 0ungsi organ adalah

    6'$

    Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan mortalitas

    yaitu:

    Kepadatan parasit G&))$)))@NL, maka mortalitas

    G&$

    Kepadatan parasit M&))$)))@NL, maka mortalitas

    M&$

    Kepadatan parasit M'))$)))@NL, maka mortalitas

    M'$

    . DEMAM TIFOID

    A. Defi!i)i

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    35/51

    31

    1enyakit sistemik akut yang ditandai demam akut akibat in0eksi

    #almonella sp9lebih dari ')) sp$ !pesies yang sering dikenal di klinik

    adalah #almonella typhi #almonella paratyphi ! B )

    . E*idemi(l(&i

    Demam ti0oid masih dijumpai se2ara luas di berbagai negara

    berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis$

    1enyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting

    karena penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan

    penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta

    standar higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah$

    Besarnya angka pasti kasus demam ti0oid di dunia sangat sulit

    ditentukan karena penyakit ini dikenal mempunyai gejala dengan spektrum

    klinis yang sangat luas$ Data Iorld 4ealth Organiation 9I4O tahun

    ())5 memperkirakan terdapat sekitar &6 juta kasus demam ti0oid di

    seluruh dunia dengan insidensi ?))$))) kasus kematian tiap tahun$ Di

    negara berkembang, kasus demam ti0oid dilaporkan sebagai penyakit

    endemis dimana ;' merupakan kasus ra"at jalan sehingga insidensi

    yang sebenarnya adalah &'3(' kali lebih besar dari laporan ra"at inap di

    rumah sakit$ Di %ndonesia kasus ini tersebar se2ara merata di seluruh

    propinsi dengan insidensi di daerah pedesaan 5'

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    36/51

    32

    7ambar &$ !almonella Typhi

    D. $at(fi)i(l(&i

    -asuknya kuman !almonella Typhi ke dalam tubuh manusia

    terjadi melalui makanan yang terkontaminasi kuman$ 1enelitian yang

    dilakukan terhadap sukarela"an menunjukkan dosis in0eksi organism

    adalah &)'

    3&);

    organisme, dengan masa inkubasi berjarak selama *3&*hari, bergantung jumlah kuman yang dapat masuk$ !ebagian kuman

    dimusnahkan dalam lambung, sebagian lolos masuk kedalam usus dan

    selanjutnya berkembang biak$ !eperti yang diketahui !$typhi menginasi

    tubuh dengan menembus mukosa usus ileum terminal, yang mungkin

    melalui antigen sample sel yang dikhususkan yang diketahui sebagai sel

    -, yang melapisi usus, berhubungan dengan jaringan lim0oid, melalui

    enterosit atau melalaui rute paraselular$ Bila respons imunitas humoral

    mukosa 9%gA usus kurang baik maka kuman akan menembus sel3sel epitel

    9terutama sel - dan selanjutnya ke lamina propia$ Di lamina propia

    kuman berkembang biak dan di0agosit oleh sel3sel 0agosit terutama olah

    makro0ag$ Kuman dapat hidup dan berkembang biak didalam makro0ag

    dan selanjutnya diba"a ke plague peyeri ileum distal dan kemudian ke

    kelenjar getah bening mesenteri2a$ !elanjutnya melalui duktus torasikus

    kuman yang terdapat didalam makro0ag ini masuk kedalam sirkulasi darah

    9mengakibatkan bakterimia pertama yang asimtomatik dan menyebar ke

    seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa$ Di organ3

    organ ini kuman meninggalkan sel3sel 0agosit dan kemudian berkembang

    biak diluar sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk kedalam

    sirkulasi darah lagi mengakibatkan bakteremia yang kedua kalinya dengan

    disertai tanda3tanda dan gejala penyakit in0eksi sitemik$

    Didalam hati kuman masuk kedalam kandung empedu,

    berkembang biak, dan bersama 2airan empedu diekskresikan se2ara

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    37/51

    33

    intemiten ke dalam lumen usus$ !ebagian kuman dikeluarkan melalui 0eses

    dan sebagian masuk lagi kedalam sirkulasi setelah menembus usus$ 1roses

    yang sama terulang kembali, berhubung makro0ag telah teraktiasi dan

    hiperakti0 maka saat 0agositosis kuman !almonella terjadi pelepasan

    beberapa mediator in0lamasi yang selanjutnya akan menimbulkan gejala

    reaksi in0eksi sitemik seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit

    perut, instabilitas as2ular, gangguan mental dan koagulasi$

    Didalam plague peyeri makro0ag hiperakti0 menimbulkan reaksi

    hiperplasia jaringan 9!$typhi intra makro0ag menginduksi reaksi

    hipersensitiitas tipe lambat, hyperplasia jaringan dan nekrosis organ$

    1erdarahan saluran 2erna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar

    plague peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hyperplasia akibat

    akumulasi sel3sel mononuklear didinding usus$ 1roses patologis jaringan

    lim0oid ini dapat berkembang hingga kelapisan otot, serosa usus dan dapat

    mengakibatkan per0orasi$ ndotoksin dapat menempel direseptor endotel

    kapiler dengan akibat timbulnya komplikasi seperti gangguan

    neuropsikiatrik, kardioaskular, pernapasan dan gangguan organ lainnya$

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    38/51

    34

    7ambar ($ 1ato0isiologi Demam Ti0oid

    E. Ma!ife)ta)i li!i)

    -asa inkubasi demam ti0oid berlangsung antara 63&* hari, namun

    ini juga bergantung dosis in0eksi 9535) hari$ 7ejala3gejala klinis yang

    timbul sangat berariasi dari ringan sampai dengan berat, dari asimtomatik

    hingga gambaran penyakit yang khas disertai komplikasi$

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    39/51

    35

    7ambar 5$ 1erjalanan 1enyakit Demam Ti0oid

    1ada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan

    dan gejala serupa in0eksi akut pada umumnya yaitu

    Demam sekitar interminten@remiten

    Lidah kotor, mulut kering, mual muntah 7ambaran gejala saluran na0as atas

    !akit kepala hebat, tampak apatis, lelah

    Tidak enak di perut dan mungkin kontipasi@ diare, ditemukan

    splenomegali@ hepatomegali

    #aseola mungkin ditemukan

    Dalam minggu kedua gejala3gejala menjadi lebih jelas berupa

    Demam kontinyu

    Bradikardi relati0 9peningkatan suhu &> tidak diikuti peningkatan

    denyut nadi < kali permenit

    Keadaan penderita semakin menurun, apatis, bingung

    4epatomegali dan splenomegali,

    Lidah yang berselaput 9kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta

    tremor dan kehilangan na0su makan

    .yeri, distensi perut, meteorismus

    1ada minggu ketiga dapat ditemukan gejala antara lain:

    !uhu turun jika berhasil diobati tanpa komplikasi

    Jika keadaan memburuk:3 Disorientasi, bingung, insomnia,

    3 Komplikasi perdarahan dan per0orasi$

    F. $e!e&aa! dia&!()i)

    1enegakan diagnosis demam ti0oid dapat dengan anamnesis,

    pemeriksaan 0isik dan pemeriksaan penunjang$ .amun diagnosis pasti

    dapat ditegakkan dari hasil kultur darah$ 4asil kultur darah menunjukkan

    *)3?) positi0 pada pasien di a"al penyakit dan kultur 0eses dan urin akan

    positi0 setelah minggu pertama in0eksi$ 4asil kultur 0eses kadang3kadang

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    40/51

    36

    juga positi0 pada masa inkubasi$ 1emeriksaan laboratorium yang

    dilakukan untuk menegakkan diagnosis demam ti0oid tidak terlalu

    spesi0ik$ 1ada pemeriksan darah peri0er lengkap sering ditemukan

    leukopenia, namun dapat pula terjadi leukositosis atau kadar leukosit

    normal$ 1emeriksaan "idal juga dilakukan dalam membantu penegakan

    diagnosis demam ti0oid$ Uji "idal dilakukan dengan mengukur antibodi

    terhadap antigen O dan 4 dari !almonella Typhi, namun tes ini kurang

    spesi0ik dan sensitie$ Karena bnyak hasil tes 0alse3negatie dan 0alse3

    positi0 terjadi$

    Te) /idal

    Uji "idal dilakukan untuk deteksi antibodi terhadap kuman

    !$typhi$ pada uji "idal terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen kuman

    !$typhi dengan antibody yang disebut agglutinin$ Antigen yang digunakan

    pada uji "idal adalah suspense !almonella yang sudah dimatikan dan

    diolah dilaboratorium$ Tujuan uji "idal adalah untuk menentukan adanya

    agluitinin dalam serum penderita tersangka demam ti0oid yaitu :

    a$ agglutinin O 9dari tubuh kumanb$ agglutinin 4 90lagella kuman

    2$ agglutinin Ei 9simpai kuman

    Dari ketiga agglutinin tersebut hanya agglutinin O dan 4 yang

    digunakan untuk diagnosis demam ti0oid$ !emakin tinggi titernya semakin

    besar kemungkinan terin0eksi kuman ini$ 1embentukan agglutinin mulai

    terjadi pada akhir minggu pertama demam, kemudian meningkat se2ara

    2epat dan men2apai pun2ak pada minggu keempat dan tetap tinggi selama

    beberapa minggu$ 1ada 0ase akut mula3mula timbul agglutinin O,kemudian diikuti dengan agglutinin 4$ 1ada orang yang telah sembuh

    agglutinin O masih tetap dijumpai setelah *3? bulan, setelah agglutinin 4

    menetap lebih lama antara ;3&( bulan$

    !ekurang3kurangnya diperlukan dua bahan serum, yang diperoleh

    dengan selang "aktu 63&) hari, untuk membuktikan adanya kenaikan titer

    antibody$ !erum yang tidak dikenal dien2erkan berturut3turut 9dua kali

    lipat lalu dites terhadap antigen !almonella$ 4asilnya dita0sirkan sebagai

    berikut :

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    41/51

    37

    & Titer O yang tinggi atu kenaikan titer O 9 & : &?) menunjukkan

    adanya in0eksi akti0$

    ( Titer 4 yang tinggi 9 & : &?) menunjukkan bah"a penderita itu

    pernah diaksinasi atau pernah terkena in0eksi$

    5 Titer Ei yang tinggi terdapat pada beberapa pemba"a bakteri

    Ada beberapa 0aktor yang mempengaruhi uji "idal yaitu :

    & 1engobatan dini dengan antibiotik

    ( 7angguan pembentukan antibodk dan pemberian kortikosteroid

    5 Iaktu pengambilan darah

    * Daerah endemik atau non endemik

    ' #i"ayat aksinasi? #eaksi anamnestik, yaitu peningkatan titer agglutinin pada in0eksi

    bukan demam ti0oid akibat demam ti0oid masa lalu atau aksinasi

    6 Faktor teknik pemeriksaan antar laboratorium, akibat aglutinasi

    silang dan strain !almonella yang digunakan untuk suspense

    antigen$

    Kultur dara7

    Diagnosis pasti demam ti0oid dapat ditegakkan bila ditemukan

    bakteri !$ typhi dalam biakan dari darah, urine, 0eses, sumsum tulang,2airan duodenum$ Berkaitan dengan patogenesis penyakit, maka bakteri

    akan lebih mudah ditemukan dalam darah dan sumsum tulang pada a"al

    penyakit, sedangkan pada stadium berikutnya di dalam urine dan 0eses$

    4asil biakan darah yang positi0 memastikan demam ti0oid, akan

    tetapi hasil negati0 tidak menyingkirkan demam ti0oid, karena mungkin

    disebabkan oleh hal3hal sebagai berikut :

    & Telah mendapat terapi antibiotik$ Bila pasien sebelum dilakukan kultur

    darah telah mendapat antibioti2, pertumbuhan kuman dalam media

    biakan terhambat dan hasil mungkin negati0$

    ( Eolume darah yang kurang 9diperlukan kurang lebih ' 22 darah$ Bila

    darah yang dibiak terlalu sedikit hasil biakan bisa negati0$ Darah yang

    diambil sebaiknya se2ara bedside langsung dimasukkan ke dalam

    media 2air empedu 9o=gall untuk pertumbuhan kuman

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    42/51

    38

    5 #i"ayat aksinasi$ Eaksinasi dimasa lampau menimbulkan antibody

    dalam darah psien$ Antibodi 9aglutinin ini dapat menekan bakteremia

    hingga biakan darah dapat negati0$

    * !aat pengambilan darah setelah minggu pertama, pada saat agglutinin

    semakin meningkat$

    3. $e!atala)a!aa!

    1enegakan diagnosis a"al demam ti0oid dan penatalkasaan yang

    tepat merupakan hal yang penting$ !ebagian besar anak3anak dengan ti0oid

    dapat dira"at dirumah dengan antibioti2 oral dan dilakukan 0ollo"3up

    utnuk mengikuti perkembangan penyakit dan melihat apakah ada

    komplikasi atu kegagalan terapi$ 1asien dengan muntah yang persisten,

    diare berta dan distensi abdomen memerlukan pera"atan di rumah sakit

    dan terapi antibioti2 parenteral$

    !e2ara umum terdapat tiga prinsip penatalaksanaan demam ti0oid$

    %stirahat yang adekuat, hydrasi dan pengobatan penting untuk mengoreksi

    ketidakseimbangan 2airan3elektrolit$ Terapi antipiretik 9a2eminophen &()3

    6') mg stiap *3? jam 1O harus diberikan jika diperlukan$ -akanan yang

    lunak, harus dilanjutkan pada pasien distensi abdomen atau ileus$ Terapi

    antibioti2 penting untuk meminimalisir komplikasi$ 1engggunaan

    2hlorampheni2ol atau amo=i2illin diketahhui mempunyai angka

    kekambuhan masing3masing '3&' dan *3&*$ 1enggunaan antibiotik

    untuk demam ti0oid pada anak juga dipengaruhi oleh prealensi dari

    resistensi antimikroba$ Berikut adalah antibiotik yang biasa digunakan

    pada demam ti0oid$ !ebagai tambahan untuk antibiotik, terapi suporti0

    juga penting dan pemeliharaan keseimbangan 2airan dan elektrolit juga

    harus diperhatikan$

    1emberian terapi tambahan dengan de=ametason95mg@kgBB dosis

    a"al, diikuti & mg@kg setiap ? jam selama *< jam telah diekomendasikan

    pada pasien dengan syok, penurunan kesadaran, stupor atau koma, hal ini

    harus dilakukan dengan penga"asan $

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    43/51

    39

    7ambar *$ 1engobatan pada demam ti0oid

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    44/51

    40

    7ambar '$ Antibiotik yang direkomendasi untuk demam ti0oid

    -. K(m*lia)iKomplikasi pada demam ti0oid dibagi menjadi komplikasi

    intestinal dan ekstraintestinal$

    3 %ntestinal : peritonitis, perdarahan intestinal dan per0orasi

    3 kstraintestinal : ense0alitis, pneumonia, meningitis, osteomielitis,

    hepatitis$

    I. $e!>e&a7a!

    3 4igiene peorangan dan lingkungan

    Demam ti0oid ditularkan melalui rute 0ekal3oral, maka pen2agahan

    utama memutuskan rantai tersebut dengan meningkatkan higiene

    perorangan dan lingkungan, seperti men2u2i tangan sebelum makan,

    penyediaan air bersih, dan penanganan pembuangan limbah 0eses$

    3 %munisasi

    %munisasi akti0 terutama diberikan bila terjadi kontak dengan pasien

    demam ti0oid, terjadi kejadian luar biasa dan untuk turis yang bepergian

    ke daerah endemik$

    o Eaksin polisakarida 92apsular Ei polysa2haride, pada usia ( tahun

    atau lebih diberikan se2ara intramus2ular dan diulang setiap 5

    tahun$

    o Eaksin ti0oid oral , diberikan pada usia M? tahun dengan interal

    selang sehari 9hari &,5 dan ', ulangan setiap 53' tahun$ Eaksin ini

    belum beredar di %ndonesia, terutama direkomendasikan untuk turis

    yang bepergian ke daerah endemik$

    . $r(&!()i)

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    45/51

    41

    1rognosis terhadap pasien demam ti0oid bergantung kepada

    ke2epatan penegakan diagnosis dan ketepatan terapi antibiotik$ Faktor lain

    yang mempengaruhi meliputi umur pasien, status kesehatan dan nutrisi,

    serotype !almonella dan mun2ulnya komplikasi$ -eskipun terapi yang

    didapat tepat, (3* anak yang terin0eksi dapat kambuuh setelah respon

    a"al terapi$ %ndiidu yang mengekskresikan !$typhi 5bulan setelah

    in0eksi dianggap sebagai karier kronik$ Bagaimanapun resiko untuk

    menjadi karier rendah pada anak3anak dan meningkat dengan

    bertambahnya umur, namun se2ara umum G ( dari semua anak yang

    terin0eksi$

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    46/51

    A III

    AALISIS KASS

    1ada anamnesa didapatkan kurang lebih 6 hari !-#!, penderita mengalami

    demam, tidak terlalu tinggi, demam terutama pada sore dan malam hari disertai

    batuk dan pilek$ 8& hari !-#!, penderita demam, tinggi, terus menerus sepanjang

    hari disertai menggigil, badan lemas, berkeringat pada malam hari, batuk dan

    pilek, sakit kepala, na0su makan menurun dan BAB 2air$ Demam yang terjadi

    pada penderita ini dapat didiagnosis banding dengan malaria, demam ti0oid,

    in0eksi saluran kemih, demam berdarah dengue, dan %!1A$

    1ada penderita dengan demam berdarah dengue didapatkan gejala demam

    tinggi mendadak, (36 hari terus menerus, disertai mani0estasi perdarahan seperti

    epistaksis, BAB hitam, gusi berdarah, bukti plasma lea"age yaitupeningkatan

    hematokrit M() disertai e0usi pleura atau asites, pada pemeriksaan laboraturium

    trombosit G&))$)))@ul, dan pada pemeriksaan rumple leed test 9 &) petekie @in2h

    atau ($' 2m$ 1ada penderita telah dilakukan rumple leed test dan hasilnya negati0$

    !elain itu tidak ditemukan gejala klinis DBD pada pasien ini sehingga diagnosis

    demam berdarah dengue dapat disingkirkan

    Demam yang disebabkan in0eksi salurah kemih menimbulkan mani0estasi

    demam, sakit pinggang, nyeri BAK 9disuria, urgensi, 0rekuensi , polakisuria,

    ri"ayat urin berpasir@keluar batu$ 1ada pasien ini tidak ditemukan gejala3gejala

    tersebut sehingga kemungkinan demam disebabkan in0eksi saluran kemih dapat

    disingkirkan$

    Demam yang disebabkan oleh malaria ditandai oleh trias malaria yaitu:

    periode paroksisme terdiri dari stadium dingin, stadium demam dan stadium

    berkeringat$ !elain itu, terdapat ri"ayat bepergian ke "ilayah endemis

    malariadalam &3* minggu sebelumnya, keluhan gastrointestinal 9mual, muntah,

    42

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    47/51

    43

    dan diare tidak na0su makan, nyeri kepala, nyeri punggung, nyeri daerah perut,

    pu2at dan diare

    1ada penderita ditemukan mani0estasi demam disertai menggigil, badan

    lemas, berkeringat pada malam hari, batuk dan pilek, sakit kepala, na0su makan

    menurun dan BAB 2air$ 1enderita juga tinggal di baturaja, dimana merupakan

    "ilayah endemis malaria$ !elain itu dari pemeriksaan DD# dtdapatkan

    plasmodium ia= 9/$ !ehingga diagnosis malaria dapat ditegakkan$

    -asa tunas intrinsik malaria ia= biasanya berlangsung &( + &6 hari, tetapi

    beberapa strain P.vivax dapat sampai ? + ; bulan atau mungkin lebih lama$

    -enurut Kein ! et al, masa inkubasi untuk P. vivaxlebih lama dibandingkan

    P.falcifarumyaitu &< + *) hari$ Demam adalah gejala yang paling sering mun2ul

    sekitar 6

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    48/51

    44

    pada sore dan malam hari dan turun pada pagi hari$ 1enderita juga mengalami

    BAB 2air sehingga diagnosis demam ti0oid belum dapat disingkirkan$

    1ada pemeriksaan 0isik yang dilakukan tanggal &' !eptember ()&*,

    penderita didapatkan tanda3tanda ital dalam batas normal, keadaan umum

    tampak sakit sedang, tanpa gangguan kesadaran, pada lidah pasien ditemukan

    kotor pada tengahnya dan hiperemis pada pinggirnya 9typhoid tongue /$

    1emeriksaan 0isik lain dalam batas normal$

    1emeriksaan penunjang untuk diagnosis malaria, yaitu pemeriksaan darah

    tepi serta apusan darah tebal dan tipis$ 1ada pemeriksaan hematologi yang

    dilakukan tanggal &5 !eptember ()&* menunjukkan adanya trombositopenia$

    -enurut Kathryn .$! et al, pada malaria didapatkan trombositopenia pada 6)

    kasus, anemia pada (' kasus$ Leukosit dapat normal atau rendah, pada penderita

    ini leukosit normal$ -eskipun kadar trombosit menurun, mani0estasi perdarahan

    jarang ditemui$ -ekanisme terjadinya trombositopenia masih belum dapat

    dimengerti, kemungkinan terjadi peningkatan platelet yang berkaitan dengan

    stimulasi %g 7 dan makro0ag$

    4asil pemeriksaan mor0ologi darah tepi menunjukkan berbagai stadium

    dari spesies P. vivax, yaitu stadium tropooit muda, tropooit setengah de"asa,

    tropooit de"asa, s2hioit dan gamet$ Diagnosis pasti malaria dilakukan dengan

    menemukan parasit dalam darah, yaitu pemeriksaan mor0ologi darah tepi melalui

    apusan darah tepi tebal maupun tipis dengan pe"arna 7iemsa$ !etelah dilakukan

    pemeriksaan mor0ologi darah tepi ditemukan parasit P. *ivax, diagnosa pasien ini

    adalah malaria ia=$

    Karena diagnosis demam ti0oid pada pasien ini belum dapat disingkirkan,

    dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa demam ti0oid,

    yaitu 9& isolasi kuman penyebab demam ti0oid melalui biakan kuman dari

    spesimen penderita seperti darah, sumsum tulang, urin, tinja, 2airan duodenum

    dan rose spot, 9( uji serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen, 95

    pemeriksaan mela2ak D.A kuman #. typhi

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    49/51

    45

    Biakan darah positi0 memastikan demam ti0oid, tetapi biakan darah

    negati0 tidak menyingkirkan demam ti0oid$ 4al ini disebabkan karena hasil

    biakan darah bergantung pada beberapa 0aktor, antara lain 9& jumlah darah yang

    diambil, 9( perbandingan olume darah dan media empedu, 95 "aktu

    pengambilan darah$

    1ada pasien tidak dilakukan pemeriksaan kultur darah karena

    membutuhkan "aktu yang 2ukup lama untuk mengetahui hasilnya dan

    pemeriksaan mela2ak D.A tidak dilakukan karena biaya yang mahal dan 0asilitas

    rumah sakit yang terbatas$

    1ada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan didapatkan hasil

    positi0 pada serologi !almonella typhi 4 sebesar &@5()$ Untuk memastikan

    diagnosa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kultur darah atau urin atau

    0eses$

    1enatalaksanaan pada penderita ini adalah dengan pera"atan bed rest,

    pemberian diet yang lunak yang mudah di2erna dengan kalori dan protein yang2ukup dan rendah serat$ 1emberiaan obat3obatan diberikan antibiotik

    Kloram0enikol dengan dosis '') mg per hari pemberian * = sehari sebagai terapi

    kausati0$ !elain itu diberikan antipiretik 91arasetamol apabila suhu tubuh 5

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    50/51

    DAFTAR $STAKA

    &$ !oedarmo !!1, 7arna 4, 4adinegoro !#!$ Buku ajar ilmu kesehatan anak

    in0eksi dan penyakit tropis$, ed &$ Jakarta : %katan Dokter Anak %ndonesia:

    h$5?636'$

    ($ #ampengan T4$ 1enyakit in0eksi tropik pada anak, ed ($ Jakarta : 1enerbit

    Buku Kedokteran 7>, ())

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Baturaja Malaria+Demam Tifoid

    51/51

    47

    &($ !uh K., Kain K>, Keystone J!$ -alaria$+,!)())* &6) 9&&: &3&)

    &5$ >or"in J$ uu Sau $at(fi)i(l(&i$ 7> Jakarta, ())) &('3&(?

    &*$ !ukarban, ! dan unilda$ O%at Malaria Dalam Farma(l(&i da!

    Tera*i Edi)i 4.Jakarta: FKU%, &;;' '*'3';


Related Documents