BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang merah (Allium cepa) adalah salah satu komoditas sayuran yang mempunyai arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari nilai ekonomisnya yang tinggi maupun dari kandungan gizinya. Bawang merah merupakan sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawa mengenalnya sebagai brambang. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini diduga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara. Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang merah (Allium cepa) adalah salah satu komoditas sayuran
yang mempunyai arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari nilai
ekonomisnya yang tinggi maupun dari kandungan gizinya. Bawang merah
merupakan sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia
Tenggara dan dunia. Orang Jawa mengenalnya sebagai brambang. Bagian
yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tradisi
kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu
penyedap masakan. Tanaman ini diduga berasal dari daerah Asia Tengah dan
Asia Tenggara.
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat.
Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang
merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin
dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional,
bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan
senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah
menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat
bakterisida.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengaruh berbagai jenis air terhadap pertumbuhan bawang
merah?
1.2.2 Bagaimanakah laju pertumbuhan bawang merah (Allium cepa)
setelah pemberian air bekas cucian beras, air vetsin dan air
murni/biasa?
1.3 Tujuan Percobaan
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh dari berbagai jenis air terhadap
pertumbuhan bawang merah.
1.3.2 Untuk mengetahui air manakah yang dapat memacu laju
pertumbuhan tanaman bawang merah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkecambahan
Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan
menjadi tumbuh dewasa. Proses perkecambahan dimulai dari proses
penyerapan air oleh biji yang disebut imbisisi. Masuknya air ke dalam biji
memacu aktivitas hormon Giberelin untuk memacu butir-butir aleuron untuk
mensintesis enzim alfa amilase dan protease. Terbentuknya kedua enzim
tersebut akan memacu pemecahan amilum dan protein dalam endosperm
menjadi glukosa dan asam amino yang akan menjadi substrat untuk
metabolisme (respirasi). Tersedianya substrat yang cukup banyak akan
mendorong peningkatan respirasi untuk menghasilkan energi (ATP) sehingga
tersedia energi yang cukup untuk pembelahan sel embrio di dalam biji secara
mitosis. Hal itu menyebabkan biji peceh, sehingga terjadilah perkecambahan
yang ditandai dengan munculnya plantula dari dalam biji.
Berdasarkan letak kotiledonnya perkecambahan terbagi menjadi dua
yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hypogeal.
2.1.1 Perkecambahan Epigeal
Pada perkecambahan epigeal, hipokotil tumbuh memanjang,
akibatnya kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Contohnya pada
tumbuhan bunga matahari (Helianthus annuus) dan kacang hijau
(Phaseolus radiantus). Pada perkecambahan tipe epigeal, kotiledon yang
3
terkena sinar matahari akan mengembangkan klorofil dan dapat
mengadakan fotosintesis, tetapi sebelumnya, tumbuhan akan mengambil
cadangan makanan pada endosperm. Kotiledon hanya berfungsi sebagai
tempat fotosintesis sementara sampai daun yang sesungguhnya tumbuh.
2.1.2 Perkecambahan Hypogeal
Perkecambahan hypogeal terjadi karena pertumbuhan memanjang
dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan
muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah.
Perkecambahan tipe ini terjadi pada kacang kapri (Pisum sativum) dan
jagung (Zea mays).
2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan makhluk hidup diartikan sebagai peristiwa pertambahan
volume yang mencangkup pertambahan jumlah sel, volume sel, jenis sel,
maupun substansi yang terdapat di dalam sel yang bersifat kuantitatif (dapat
dihitung dengan angka) dan irreversible (tidak dapat kembali seperti semula).
Contoh peristiwa pertumbuhan adalah pertambahan tinggi dan besar batang
tumbuhan.
Perkembangan adalah proses terspesialisasinya sel menuju ke bentuk
dan fungsi tertentu yang mengarah ketingkat kedewasaan yang bersifat
kualitatif (tidak dapat dinyatakan dengan angka) dan reversible (dapat kembali
seperti semula). Contoh perkembangan pada tumbuhan adalah tumbuhan yang
menghasilkan bunga sebagai alat reproduksinya.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan simultan, artinya berjalan
bersama-sama secara sejajar dan saling mendukung untuk mencapai tingkat
4
kedewasaan. Kecepatan pertumbuhan pada tumbuhan dapat diukur dengan alat
yang disebut auksanometer.
Pertumbuhan pada tumbuhan terbagi menjadi dua yaitu pertumbuhan
primer dan pertumbuhan sekunder.
2.2.1 Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel
meristem apikal, yang menyebabkan akar dan batang bertambah
panjang. Titik tumbuh primer terdapat pada ujung batang dan ujung
akar, yaitu pada jaringan meristem. Berdasarkan aktivitasnya, daerah
pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
2.2.1.1 Daerah pembelahan sel. Terdapat dibagian ujung batang atau
akar. Pada daerah ini terjadi perbanyakan sel.
2.2.1.2 Daerah perpanjangan sel. Terdapat dibelakang daerah
pembelahan sel. Pada daerah ini terjadi perubahan ukuran sel
menjadi memanjang.
2.2.1.3 Daerah diferensiasi. Terdapat dibelakang daerah perpanjangan
sel. Pada daerah ini sel-sel berkembang menjadi berbagai tipe
yang khusus.
2.2.2 Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder merupakan hasil aktivitas sel-sel meristem
sekuder, yaitu kambium dan kambium gabus (felogen). Kambium
umumnya dijumpai pada akar dan batang tumbuhan dikotil. Pembelahan
sel-sel kambium terjadi secara radial, yaitu kambium akan membelah ke
5
arah dalam membentuk xilem, membelah ke arah luar membentuk
floem, dan membentuk kambium baru ke arah samping.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan terbagi
menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
2.3.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari tubuh tumbuhan
sendiri yang berperngaruh terhadap pertumbuhan. Faktor internal terbagi
menjadi faktor intrasel yaitu sifat menurun atau hereditas, dan faktor
intersel yaitu hormon.
Hormon pada tumbuhan yang bersifat memicu pertumbuhan dan
perkembangan adalah auksin, sitokinin, dan giberelin. Sedangkan
hormon yang bersifat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
adalah asam absisat dan gas etilen. Hormon absisat mempunyai
kemampuan untuk mendorong terjadinya perontokan (absisi) pada
tumbuhan. Gas etilen mempunyai fungsi menghambat pemanjangan akar
dan batang serta bertanggung jawab terhadap pematangan buah.
2.3.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi air, kelembaban, cahaya, suhu, dan pH.
2.3.2.1 Air
Pada pertumbuhan primer, media tumbuh tanah tidak
mutlak, yang terpenting adalah media tumbuh yang mudah
menyerap air. Media tumbuh yang keras akan sulit menyerap air
6
sehingga biji tidak dapat berkecambah. Air merupakan senyawa
yang sangat penting dalam menjaga terkanan turgor dinding sel.
2.3.2.2 Kelembaban
Kelembaban adalah kandungan total uap air di udara.
Kondisi kelembaban yang tinggi dan tidak banyak penguapan
akan membantu ketersediaan air tetap berada disekitar tanaman
sehingga sel-selnya akan dapat menyerap air dalam jumlah yang
banyak dan menjadi lebih panjang.
2.3.2.3 Cahaya
Pada dasarnya cahaya matahari langsung dapat
menghambat pertumbuhan, sebab intensitas cahaya tinggi akan
menguapkan air tanah dalam jumlah banyak sehingga akar tidak
cukup menyerap air. Selain itu cahaya akan menghambat kerja
hormon auksin, dimana hormon auksin akan berubah menjadi
tidak aktif apabila terkena sinar matahari.
2.3.2.4 Suhu
Tingginya suhu dan banyaknya intensitas penyinaran selalu
berbanding lurus sehingga untuk pertumbuhan primer dibutuhkan
suhu relatif rendah, kelembaban tinggi, jumlah air yang relatif
cukup, dan sedikit cahaya. Suhu berpengaruh terhadap kerja
enzim-enzim yang membantu metabolisme, dimana metabolisme
sangat mendukung pertumbuhan. Suhu yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tingkat tinggi
berkisar antara 0oC hingga 45oC. Di antara kisaran tersebut, suhu
7
untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap jenis tumbuhan
berbeda-beda.
2.3.2.5 pH
Derajat keasaman/kebasaan (pH) yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah pH
tanah. Faktor pH tanah sangat ditentukan oleh jenis tanah.
Misalnya, tanah padsolik merah kuning (PMK) memiliki pH
yang bersifat asam. Agar tidak mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan, maka pH tanah tersebut diturunkan
dengan cara pengapuran.
2.4 Macam-Macam Air
2.4.1 Air Beras
Kandungan nutrisi beras yang tertinggi terdapat pada bagian kulit
ari. Sayangnya sebagian besar nutrisi pada kulit ari telah hilang selama
proses penggilingan dan penyosohan beras. Sekitar 80% vitamin B1,