IMPLEMENTASI INTEGRASI LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) DAN GREEN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT II (GQFD II) UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK RAMAH LINGKUNGAN DI UPT ANEKA INDUSTRI & KERAJINAN SURABAYA (SUB UPT KERAMIK-MALANG) LAPORAN TUGAS AKHIR Yulniar Pribadi Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir.Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2010 2010 Click to buy NOW! P D F - X C H A N G E w w w . d o c u - t r a c k . c o m Click to buy NOW! P D F - X C H A N G E w w w . d o c u - t r a c k . c o m
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IMPLEMENTASI INTEGRASI LIFE CYCLE ASSESSMENT(LCA) DAN GREEN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT II
(GQFD II) UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK RAMAHLINGKUNGAN DI UPT ANEKA INDUSTRI & KERAJINAN
No. Respon Teknis1 Desain produk2 Jenis Bahan4 Kualitas Bahan5 Komposisi Bahan6 Penggunaan Sumber Daya7 Setting Mesin/Cetakan/Tungku Pembakaran8 Finishing9 Pengolahan Bahan
Analisis Kualitas Produk BerdasarkanKebutuhan Konsumen
q Urutan prioritas kebutuhan konsumenberdasarkan tingkat kepentingan.Semakin tinggi nilai masingmasingatribut, menunjukkan bahwa atributtersebut semakin dipentingkan olehkonsumen. Atribut kualitas yang palingdipentingkan oleh konsumenberdasarkan urutan yaitu daya tahan(tidak mudah retak/pecah), sisi, warnamenarik, motif, dampak lingkungan, dandimensi.
No Atribut Produk Important tocustomer
Raw Weight
1 Warna Menarik 4.08 8.532 Motif 3.81 7.633 Dimensi 3.70 6.104 Dampak Lingkungan 3.60 5.805 Sisi 3.56 6.146 Retak 4.06 7.74
q Nilai raw weight yang paling besarmenunjukkan pentingnya atributtersebut untuk diperhatikan olehperusahaan. Sehingga aspek warna, retak(daya tahan) dan motif menjadi poinutama dalam desain kerajinan keramik.
q Terdapat beberapa kemungkinan terjadinya dampak akibatpengolahan bahan baku keramik, antara lain radiasi eksternal(di luar tubuh) dan internal (di dalam tubuh).
q Radiasi eksternal dapat terjadi pada pekerja kerajinan keramikyang mengolah bahan baku secara langsung denganmenggunakan tangan.
q Radiasi internal juga dapat terjadi pada pekerja kerajinankeramik melalui pencernaan makanan (mulut) dan saluranpernapasan (hidung)
q Dampak eksternal dan internal yang ditimbulkan juga dapatterjadi pada masyarakat melalui produk jadi kerajinan keramik,misalnya gelas, piring, hiasan rumah dan sebagainya.Radionuklida alam yang terkandung dalam produk kerajinankeramik dapat memberikan kontribusi radiasi di dalamruangan, terutama ruangan yang kurang ventilasinya.
qSetiap jenis bahan baku yangdigunakan dalam produksikerajinan keramikmengandung unsurunsuryang bersifat nonradioaktifdan digolongkan sebagailogam berat (seperti Pb, Hg),berbentuk gas (seperti S, O,dan N), bersifat radioaktif(deret uranium, deret thoriumdan potassium40). sehinggasangat berpotensimenimbulkan radiasi bagipekerja.
q Emisi UdaraEmisi udara dapat disebabkan oleh emisi gas karbon oksida,nitrogen oksida, sulfur oksida, florin inorganik, logam beratyang dapat mengalami peningkatan akibat proses produksikerajinan keramik.
q Emisi AirEmisi air dapat disebabkan oleh limbah cair pada sepanjangsiklus hidup kerajinan keramik yang mengandung bahanmineral dan inorganik.
q WasteWaste dapat disebabkan oleh hilangnya proses yang berasal dariproduksi kerajinan keramik, antara lain residu (sisa) dalambentuk padat, limbah kemasan, dan sebagainya.
q Konsumsi EnergiDalam produksi kerajinan keramik diperlukan konsumsi energiyang cukup besar, antara lain penggunaan bahan bakar LPG(propane dan butana) pada proses pembakaran antaratemperatur 8002000°C. Hal ini dapat mengakibatkan emisisenyawa gas (SO , NO , HF, HCl, logam berat) dan berpotensimenimbulkan polusi udara.
q Hal terpenting dalampenerapan life cycleassessment pada produkkerajinan keramik adalahpengurangan emisi udara,air; efisiensi energi;pengurangan penggunaanbahan baku, air; perbaikandan daur ulang hilangnyaproses atau waste; adanyaproses pengolahan limbahcair yang efektif.
q Pada Green House kerajinankeramik menunjukkan emisiudara menempati prioritaspertama yang memberikankontribusi dampak lingkungansebesar 28.7%, sehingga responteknis emisi udara penting untukdi pertimbangkan dalampenentuan perbaikan.
Limbah PenangananLimbah bahan baku Recycling
Reuse
Polusi udara Mereduksi pembakaran Memilih sumber energi yang
dipergunakan Mengganti sumber energi
minyak ataupun soliddengan sumber energirendah emisi
Memperbaiki desain kiln
PanasGas CO
Emisi udara Dapat dilakukan denganoptimisasi proses
Kurniasari, 2008 menghasilkan alternatif penambahan
bahan baku kerajinan keramik yaitu limbah alumina
dan sand blasting dalam komposisi kerajinan keramik,
sehingga menghasilkan produk kerajinan keramik
ramah lingkungan (ecofriendly) dan berkelanjutan
(sustainable/renewable).
q Selain karena harga yang relatif murah, pemanfaatan
limbah sebagai bahan baku dapat meminimalisir
jumlah limbah yang terbuang. Harga limbah alumina
dan sand blasting dibawah harga kaolin, yaitu sebesar
Rp. 150/kg sedangkan harga kaolin sebesar
Rp.7500/kg. Pada Tabel 4.10 menunjukkan biaya
produk 1 unit kerajinan keramik sebesar Rp. 8.821.
Dengan adanya penambahan bahan baku lainnya ke
dalam komposisi produksi kerajinan keramik dapat
menghemat biaya sebesar Rp. 1.613/buah.
qSemakin banyaknyapenggunaan limbah dalamkomposisi kerajinan keramikmaka biaya produksi kerajinankeramik semakin rendah.qBiaya yang lebih rendahmenunjukkan tingkat efektivitasdari produksi kerajinan keramik.q Ditinjau dari aspek lingkunganpenambahan limbah ke dalamkomposisi kerajinan keramiksangat baik karena memberikannilai tambah pada limbah dandapat meminimalisir dampaklingkungan dari pembuanganlimbah B3.
qProduk kerajinan keramik menghasilkan berbagai dampak baik di sepanjangsiklus hidupnya (mulai raw material hingga disposal) serta memberikan dampaklingkungan secara luas (perekonomian), antara lain emisi udara, tanah, rusaknyaekosistem, dan sebagainya.qKebutuhan konsumen kerajinan keramik memprioritaskan kualitas,lingkungan dan faktor biaya. Hal ini menunjukkan bahwa pertimbangan hargabukan menjadi faktor dominan dalam pengambilan keputusan konsumen.qProduk kerajinan keramik dengan menggunakan bahan baku tambahan dapatmemenuhi aspek kualitas, lingkungan dan biaya.qProduk kerajinan dengan menggunakan bahan baku tambahan dapatmemberikan nilai tambah pada limbah dan dapat meminimalisir dampaklingkungan dari pembuangan limbah B3. Selain itu, alternatif tersebutmerupakan terbaik diantara kedua alternatif yang ada.
KESIMPULAN & SARANKESIMPULAN
SARAN
qPenelitian selanjutnya hendaknya dapat membandingkanbeberapa alternatif kerajinan keramik tidak terbatas padapenambahan bahan baku lain dalam komposisi kerajinankeramik.qPenelitian selanjutnya hendaknya diperbanyak penelitianterhadap industri kerajinan keramik untuk mengembangkanindustri tersebut terutama UKM sehingga dapat bersaing dipasar lokal maupun global.
Afida, Novita. 2008. Peningkatan Produktivitas Melalui Usaha Waste Reduction Dengan Pendekatan Green Productivity di PT. Ecco Tannery Indonesia.Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Akao, Yoji. 1991. Quality Function Deployment : Integrating Customer Requirements in to Product Design. Productivity Press. Portland, OregonAstuti, Septin. 2004. Evaluasi Konsep Produk Lampu dalam Proses Desain dan Pengembangan Produk Lmapu dengan Pendekatan Green Quality
Function Deployment II. Tesis Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, SurabayaBillatos, Samir B. & Basalay, Nadia A.1997. Green Technology and Design For The Environment. Taylor & Francis, LtdBroca, Mita. 2008. A Comparative Analysis of The Environmental Impacts of Ceramic Plates and Biodegradable Plates (Made of Corn Starch) Using The
Life Cycle Assessment Tool. TERI UniversityCurran, Mary Ann. 1996. Environmental Life Cycle Assessment. Mc Gaw HillDe Mendonca, M. & Baxter, T.E. 2001. Design for The Environment (DFE) An Approach to Achieve The ISO 14000 International Standardization.
Environmental Management and Health., Vol. 12 No. 1, pp. 5156European Comission. 2007. Reference Document on Best Available Tachniques in The Ceramic Manufacturing Industry.Handfield, Robert B., Walton, Steve V., Seegers, Lisa K., dan Melynk, Steven A. 1997. Green Value Chain Practices in The Furniture Industry. Journal of
Operation Management., Vol. 15.pp 293315.anKurniasari, Heni. 2008. Solidifikasi Limbah Alumina dan Sand Blasting PT.Pertamina UP IV Cilacap sebagai Campuran Bahan Pembuat Keramik. Tugas
Akhir Jurusan Teknik Lingkungan. Universitas Islam Indonesia, YogyakartaLargestedt, Jessica., dan Luttropp, Conrad. 2001. Functional Priorities in EcoDesignQuality Function Deployment, Value Analysis and Functional
Profile. 13 International Conference On Engineering Design, ICED, GlasgowMiles, Morgan dan Russell, Gregory. 1997. ISO 14000 Total Quality Environmental Management: The Integration of Environmental Marketing, Total
Quality Management, and Corporate Environmental Policy. International Journal of Quality Management., Vol.2, pp 151168Saaty, T. L., 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT Pustaka Binaman Pressindo. JakartaUlrich, Karl. T., dan Eppinger, Steven. D. 2001. Perancangan dan Pengambangan Produk. Salemba Teknika. JakartaZhang, Y., Wang, H.P,. Zhang, C. 1999. Green QFDII: Life Cycle Approach for Environmentally Conscious Manufacturing by Integrating LCA and LCC
into QFD Matrices. International Journal Production Research., Vol. 37, pp 10751091