-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
REAKSI UJI KARBOHIDRAT
Hotma G. Winokan, Asri Budi Yulianti, Rizka K. Guntina, Trifena
Lokajaya,
Khanifah Hidayati
Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran
2015
[email protected]
Abstrak
Karbohidrat yaitu senyawa organik yang terdiri dari unsur
karbon, hydrogen, dan
oksigen.Karbohidrat terdiri atas monosakarida, disakarida,
oligosakarida, dan
polisakarida. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
adanya karbohidrat
dalam suatu bahan serta mengetahui reaksi yang terjadi pada
identifikasi
karbohidrat.Tahapan percobaan ini meliputi identifikasi dengan
pereaksi Molisch,
identifikasi dengan pereaksi Benedict, identifikasi dengan
pereaksi Barfoed, dan
identifikasi dengan pereaksi Seliwanoff. Hasil uji identifikasi
dengan pereaksi
Molisch menunjukan hasil positif terhadap sukrosa dengan
terbentuknya cincin
berwarna ungu. Hasil uji dengan pereaksi Benedict menunjukan
hasil positif
terhadap sukrosa dengan adanya endapan berwarna merah di dasar
tabung. Hasil uji
dengan pereaksi Barfoed menunjukan hasil positif terhadap
sukrosa dengan adanya
endapan berwarna merah bata di dasar tabung.Hasil uji dengan
pereaksi Seliwanoff
menunjukan hasil negatif terhadap sukrosa.
Kata kunci : Karbohidrat, identifikasi, Molisch, Benedict,
Barfoed, Seliwanoff.
Abstract
Carbohydrates are organic compounds composed of carbon, hydrogen
, and oxygen .
Carbohydrates consist of monosaccharides , disaccharides ,
oligosaccharides , and
polysaccharides . This experiment aims to identify the presence
of carbohydrates in a
material and know the reaction that occurs in the identification
of carbohydrates .
This experimental stages include identification with reagent
molisch , identification
with Benedict's reagent , the reagent identification Barfoed ,
and identification with
Seliwanoff reagent . The test results showed molisch reagent
identification with
positive results for sucrose with a purple ring formation . The
test results with
Benedict's reagent showed positive results for sucrose in the
presence of red
sediment in the bottom of the tube. The results of the test
showed positive results
Barfoed reagent to sucrose in the presence of red brick sediment
at the bottom of the
tube. Test results circuitry reagent Seliwanoff sucrose showed
negative results.
Keyword : Carbohydrates, identify, Molisch, Benedict, Barfoed,
Seliwanoff.
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
Pendahuluan
Karbohidrat dari segi struktur
organik dapat didefinisikan sebagai
polihidroksialdehida, polihidroksi-
keton, atau zat yang memberikan
senyawa itu jika dihidrolisis.
Berdasarkan strukturnya karbohidrat
digolongkan menjadi monosakarida,
oligosakarida, atau polisakarida.
Ketiga golongan karbohidrat ini
berkaitan satu dengan lainnya lewat
hidrolisis. Monosakarida (kadang
disebut gula sederhana) ialah
karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisis menjadi senyawa yang
lebih sederhana lagi. Polisakarida
mengandung banyak unit
monosakarida, ratusan bahkan
ribuan. Oligosakarida mengandung
sekurang-kurangnya dua dan biasanya
tidak lebih dari beberapa unit
monosakarida yang bertautan
(Harold,2003).
Pati atau amilum adalah suatu
polisakarida yang mengandung
amilosa dan amilopektin. Amilosa
merupakan polisakarida berantai lurus
bagian butir-butir pati yang terdiri atas
molekul-molekul glukosa yang terikat
satu sama lain melalui ikatan -1,4-
glikosidik, bagian dari pati yang
terlarut dalam air dan apabila
ditambah iodium akan berwarna biru.
Amilopektin merupakan polisakarida
bercabang bagian dari pati, terdiri atas
molekul-molekul glukosa yang terikat
satu sama lain melalui ikatan 1,4-
glikosidik dengan percabangan
melalui ikatan 1,6-glikosidik pada
setiap 20-25 unit molekul glukosa,
bagian yang tidak larut dalam air dan
dengan iodium memberikan warna
ungu hingga merah (Lehninger, 1997).
Agar bersifat kering, hidrofilik,
kompleks polisakarida koloid
diekstrak dari agarocytes ganggang
dari Rhodophyceae. Struktur diyakini
berbagai kompleks rantai polisakarida
memiliki bolak a- (13) dan b-
(14) keterkaitan. Ada tiga struktur
ekstrem: agarose yaitu netral;
pyruvated agarosa memiliki sedikit
sulfation; dan galactan sulfat. Agar
dapat dipisahkan menjadi fraksi gel
alami, agarosa, dan fraksi sulfat
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
nongelling , agaropectin (Rowe,
2009).
Glukosa merupakan
monosakarida yang terpenting yang
digunakan sebagai sumber energi dan
tenaga utama dalam tubuh. glukosa
merupakan prekursor untuk sintesis
semua karbohidrat lain dalam tubuh
seperti glikogen, ribosa, dan
dioxiribosa dalam asam nukleat,
galaktosa dalam laktosa susu, dalam
glikolipid, dan dalam glikoprotein dan
proteoglikan. Merupakan heksosa
monosakarida yang mengandung
enam atom karbon.Glukosa
merupakan aldehida (mengandung
gugus -CHO). (Murray, 2009).
Laktosa merupakan satu-
satunya karbohidrat dalam susu
mamalia, merupakan disakarida yang
terdiri dari gabungan monosakarida:
glukosa dan galaktosa (Sinuhaji,
2006).
Na-cmc atau Natrium
carboxymethylcellulose adalah garam
natrium dari polikarboksimetil eter
selulosa, mengandung tidak kurang
dari 6,5% dan tidak lebih dari 9,5%
natrium (Na) dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan. Na CMC
berbentuk granul, putih sampai krem,
bersifat higroskopik, mudah
terdispersi dalam air membentuk
larutan koloidal, tidak larut dalam
etanol, dalam eter dan dalam pelarut
organik (Nugraha, 2012).
Sukrosa merupakan senyawa
nonionik dan mempunyai sifat
pengemulsi (emusifying), pembusaan
(foaming), deterjensi (detergency),
dan pelarutan (solubizing) yang sangat
baik. Sukrosa, atau sering disebut
gula, merupakan disakarida dengan
rumus kimia C12H22O11 (-D-
fructofuranosyl--Dglucopyranoside)
yang mempunyai berat molekul 342,3.
Sukrosa merupakan salah satu
disakarida yang ditemukan dalam
bentuk bebas (tidak berikatan dengan
senyawa lain) di dalam tanaman.
Secara komersial, sukrosa umumnya
diperoleh dari tebu (Saccharum
officinarum) yang nerupakan tanaman
daerah tropis dan beet (beta vulgaris)
yang merupakan tanaman sub-tropis
(Purnamawati, 2006).
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
1.1 Reaksi Uji Molish
Uji Molisch didasari oleh
reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam
sulfat membentuk cincin furfural yang
berwarna ungu. Reaksi positif ditandai
dengan munculnya cincin ungu di
purmukaan antara lapisan asam dan
lapisan sampel.Sampel yang diuji
dicampur dengan reagent Molisch,
yaitu -naphthol yang terlarut dalam
etanol. Setelah pencampuran atau
homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-
lahan dituangkan melalui dinding
tabung reaksi agar tidak sampai
bercampur dengan larutan atau hanya
membentuk lapisan (Poedjiadi,2007).
Uji benedict merupakan uji
kimia untuk mengetahui kandungan
gula (karbohidrat) pereduksi.Gula
pereduksi meliputi semua jenis
monosakarida dan beberapa disakarida
seperti laktosa dan maltosa. Pada uji
Benedict, pereaksi ini akan bereaksi
dengan gugus aldehid, kecuali aldehid
dalam gugus aromatik, dan alpha
hidroksi keton. Oleh karena itu,
meskipun fruktosa bukanlah gula
pereduksi, namun karena memiliki
gugus alpha hidroksi keton, maka
fruktosa akan berubah menjadi
glukosa dan mannosa dalam suasana
basa dan memberikan hasil positif
dengan pereaksi benedict. Dengan
prinsip berdasarkan reduksi
Cu2+menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah
bata.Untuk menghindari pengendapan
CuCo3 pada larutan natrium karbonat
(reagen Benedict), maka ditambahkan
asam sitrat. Larutan tembaga alkalis
dapat direduksi oleh karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehid atau
monoketon bebas. Warna biru pada
larutan menunjukkan reaksi negatif
(tidak adanya gula pereduksi),
sedangkanreaksi positif dengan
adanya warna hijau kebiruan, hijau,
kuning, dan endapanmerah
bata.Warna endapan ini bergantung
kepada konsentrasi karbohidrat yang
diperiksa (Winarno, 2008).
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
Reaksi Uji Molisch
1.2. Reaksi pada Uji Benedict
Barfoed digunakan untuk
membedakan monosakarida dan
disakarida dengan cara mengontrol
kondisi percobaan, seperti pH dan
waktu pemanasan. Senyawa
Cu2+ tidak membentuk Cu(OH)-
2 dalam suasana asam. Jadi Cu2O
terbentuk lebih cepat oleh
monosakarida dari pada oleh
disakarida (Sumardjo, 2008).
1.3 Reaksi pada Uji Selliwanoff
Uji Seliwanoff dipakai untuk
menunjukkan adanya ketoheksosa,
misalnya fruktosa.Pereaksi Seliwanoff
adalah resorsinol dalam asam klorida
encer. Pendidihan fruktosa dengan
pereaksi Seliwanoff menghasilkan
larutan berwarna merah. Dua tahap
terjadi pada proses pendidihan ini,
yaitu dehidrasi fruktosa oleh HCl yang
ada dalam pereaksi Seliwanoff
membentuk hidroksimetilfurfural dan
kondensasi hidroksimetilfurfural yang
terbentuk dengan resorsinol
membentuk senyawa berwarna merah
(Sumardjo,2008).
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
1.4 Reaksi pada Uji Barfoed
Metode
Uji Molish
Larutan karbohidrat sebanyak 2 mL
dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan 3 tetes larutan
- naftol. Secara perlahan-lahan
ditambahkan larutan asam sulfat pekat
melalui dinding tabung reaksi sampai
terbentuk cincin coklat. Percobaan
diulangi dengan menggunakan 2 mL
aquades sebagai pengganti larutan
karbohidrat. Diamati perubahan yang
terjadi.
Uji Benedict
Dimasukkan 2 mL pereaksi Benedict
ke dalam tabung reaksi, ditambahkan
8 tetes larutan karbohidrat kemudian
dikocok. Selanjutnya semua tabung
dimasukkan ke dalam air mendidih di
atas penangas air selama 3 menit.
Masing-masing tabung dibiarkan
dingin dan dibandingkan hasil yang
teramati.
Uji Barfoed
Pereaksi Barfoed sebanyak 2 mL
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang bersih dan kering, kemudian
ditambahkan 1 mL larutan karbohidrat
dan dikocok. Semua tabung reaksi
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
dimasukkan ke dalam air mendidih di
atas penangas air selama 1 menit atau
lebih hingga terlihat adanya reduksi.
Uji Selliwanoff
Sebanyak 2 mL pereaksi Selliwanoff
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Hasil
a.Sampel larutan sukrosa
1. Reaksi Molisch
yang bersih dan kering, kemudian
ditambahkan 3 tetes larutan
karbohidrat, dikocok. Semua tabung
reaksi dipanaskan di dalam air
mendidih sampai terlihat adanya
perubahan warna.
Perlakuan Hasil Gambar
1. Dimasukkan 1 ml
karbohidrat dan 3
tetes -naftol ke
dalam tabung
reaksi.
2. Ditambahkan
H2SO4.
3. Percobaan
diulangi dengan 2
ml air sebagai
blanko.
Penambahan H2SO4 12
M menghasilkan
terbentuknya cincin
ungu. Pada awal
penambahan H2SO4
cincin yang terbentuk
bewarna hijau
kemudian berubah
menjadi agak
kecoklatan dan
terakhir terbentuk
cincin berwarna ungu.
sukrosa : (+)
Blanko : (-)
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
2. Uji Benedict
Perlakuan Hasil Gambar
1. Ditambahkan 8
tetes larutan
karbohidrat
(sukrosa) pada 2
ml benedict.
2. Dikocok hingga
homogen
3. Tabung reaksi
dimasukkan ke
penangas air
selama 3 menit
4. Larutan
didinginkan
kemudian
Sukrosa agak hijau,
setelah dipanaskan
dengan pemanasan
yang cukup lama
terbentuk endapan
merah. Setelah
pendinginan
terbentuk warna
biru.
sukrosa : (+)
Blanko : (-)
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
dibandingkan.
3. Uji Barfoed
Perlakuan Hasil Gambar
1. 2 ml barfoed
ditambahkan 1
ml larutan
sukrosa.
2. Tabung reaksi
dimasukkan ke
penangas selama
1 menit
Terbentuk endapan
merah bata
sukrosa : (+)
Blanko : (-)
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
4. Uji Seliwanoff
Perlakuan Hasil Gambar
1. 2 ml pereaksi
seliwanoff
ditambah 3 tetes
sukrosa
2. Tabung reaksi
dimasukkan ke
dalam penangas
air
Tidak ada perubahan,
tetap bewarna kuning
(warna seliwanoff).
sukrosa : (-)
Blanko : (-)
b. Sampel Larutan Laktosa
No Reagen Hasil Gambar
1 Glukosa ditambah -
naftol
Hasil positif
terbentuk warna
hijau dan ungu
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
Blanko Glukosa
ditambah -naftol
Hasil positif
terbentuk warna
hijau
2 Benedict Hasil positif
terbentuk warna
merah bata
Blanko Benedict Hasil negatif , warna
tidak berubah
3 Barfoed Hasil negatif, tidak
terjadi perubahan
warna
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
Blanko Barfoed Hasil negatif, tidak
terjadi perubahan
warna
4 Seliwanoff Hasil negatif, tidak
terjadi perubahan
warna
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
c. Sampel : Agarosa 0,5 %
sebanyak 50 ml
0,5 X 50 ml = 0,25 gram = 250
100 mg
1. Reaksi Molisch
No Perlakuan Hasil Gambar
1
1 ml larutan
karbohidrat + 3
tetes larutan
molisch
Terbentuk larutan
bening dengan
endapan putih
2
Penambahan asam
sulfat pekat
Terbentuk cincin
berwarna merah
keunguan
Positif (+)
mengandung karbohidrat
3
Blanko dengan 2 ml
air
Terbentuk cincin
berwarna hijau
Negatif (-)
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
2. Uji Benedict
No Perlakuan Hasil Keterangan
1
2 ml pereaksi benedict +
8 tetes larutan
karbohidrat
Larutan berwarna
biru muda
2
Memanaskan larutan
selama 3 menit
Tidak terjadi
perubahan
Negatif (-)
3
Mendinginkan larutan Tidak terjadi
perubahan
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
3. Uji Barfoed
No Perlakuan Hasil Keterangan
1
2 ml larutan barfoed + 1
ml larutan karbohidrat
Larutan berwarna
biru tua
2
Pemanasan selama 1
menit
Tidak terjadi
perubahan larutan,
tetap berwarna biru
tua
Negatif (-)
3
Blanko dengan air Larutan berwarna
biru muda
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
4. Uji Seliwanoff
No Perlakuan Hasil Keterangan
1 2 ml pereaksi seliwanoff
+ 3 tetes larutan
karbohidrat
Larutan kuning, tidak
homogen
2
Pemanasan selama 1
menit
Larutan larut
sempurna berwarna
kuning
Negatif (-)
3
Blanko dengan air
Larutan berwarna
kuning tidak
homogen
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
d. Sampel : NA-CMC
No. Perlakuan Hasil Gambar
1 Membuat larutan karbohidrat
-ditimbang 0,25 gr CMC lalu
dilarutkan dalam 50ml aquades
-dipanaskan di atas penangas
air
Larutan CMC larut
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
2. Uji Benedict
-ke dalam tabung reaksi
dimasukkan 2ml pereaksi
Benedict
-Ditambah 8 tetes larutan
karbohidrat
-Dipanaskan
Tidak terjadi perubahan
warna (larutan tetap
berwarna biru) : rekasi
negatif
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
3 Uji Barfoed
-Ke dalam tabung rekasi
dimasukkan 1ml larutan
karbohidrat
-Ditambahkan 2ml pereaksi
Barfoed
-Dipanaskan
Tidak terjadi perubahan
warna ada endapan
(reaksi negative)
4 Uji Seliwanoff
-Dimasukkan 2 ml pereaksi
Seliwanoff ke dalam tabung
reaksi
-Ditambahkan 2 tetes larutan
karbohidrat
-Dikocok lalu dipanaskan
Tidak terjadi perubahan
warna (tetap kuning)
: rekasi negatif
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
5 Uji Molisch
-Dimasukkan 1ml larutan
karbohidrat ke dalam tabung
reaksi
-Ditambahkan 1 tetes Molisch
dan 10 tetes H2SO4 pekat
Terbentuk cincin
berwarna ungu (rekaksi
positif)
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
e. Sampel : PGA 0,5 % dalam 20 ml aquades
0,5 % =
100%
0,5 % =
20 100%
= 0,1
No Perlakuan Hasil Gambar
1 Uji Molisch
- Terdapat endapan
putih
- 1 ml larutan PGA
ditambah 3 tetes
pereaksi Molisch
- Ditambahkan H2SO4 30
tetes
- Tidak terbentuk
cincin coklat
(hasil negatif)
- Blanko (Aquades
dengan
perlakuan sama)
- Terdapat serbuk
putih, tidak ada
peubahan
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
2 Uji Benedict
- Warna biru terang
- Sampel ditambahkan
pereaksi Benedict
- Dipanaskan
- Tidak terjadi
perubahan warna
(hasil negatif)
- Blanko (Aquades
dengan perlakuan
sama)
- Warna biru
terang, tidak
terjadi perubahan
warna
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
3 Uji Barfoed
- Warna biru terang
- Sampel ditambahkan
pereaksi Barfoed
- Dipanaskan
- Tidak terjadi
perubahan warna
(hasil negatif)
- (Aquades dengan
pelakuan yang sama)
- Warna biru
terang, tidak
terjadi perubahan
warna
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
4 Uji Selliwanof
- Warna kuning
terang
- Sampel ditambahkan
pereaksi Selliwanof
- Dipanaskan - Tidak terjadi
perubahan warna
(hasil negatif)
- Blanko (Aqudes dengan
perlakuan yang sama)
- Warna kuning
terang, tidak
terjadi perubahan
warna
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
f. Sampel : Amilum
1. Uji Molisch
Perlakuan Hasil
Masukkan 1ml karbohidrat
(amilum)ke dalam tabung dan
tambahkan 3
tetespereaksiMolisch
Didapat larutan dalam tabung berwarna
bening
Tambahkan larutan asam
sulfat pekat dgn hati-hati lewat
dinding tabung hingga terlihat
perubahan dalam tabung
Tabung terasa panas dan terdapat perubahan
warna menjadi ungu di bawah tabung
Masukkan 1ml air (blanko) ke
dalam tabung dan tambahkan
3 tetes pereaksi Molisch
Didapat larutan blanko danpereaksi molisch
dalam tabung reaksi
Tambahkan larutan asam
sulfat pekat dgn hati-hati lewat
dinding tabung hingga terlihat
perubahan dalam tabung
Tabung terasa hangat dan terdapat
perubahan warna hijau di dasar tabung
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
2. Uji Benedict
Perlakuan Hasil
Masukkan 2 mL larutan
Benedict dalam
tabungreaksi,tambahkan 8 tetes
larutan karbohidrat (amilum),
kocok.
Didapat larutan dalam tabung,
berwarnabiru
Tabung dimasukkan ke dalam
penangas air didih selama 3
menit, biarkan dingin.
Tidak terjadi perubahan warna (tetap
warna biru)
Masukkan 2 mL larutan
Benedict dalam tabung
reaksi,tambahkan 8 tetes air
(blanko), kocok.
Didapatlarutandalamtabung, berwarnabiru
Tabung dimasukkan ke dalam
penangas air didih selama 3
menit, biarkandingin.
Tidak terjadi perubahan warna (tetap
warna biru)
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
3. Uji Barfoed
Perlakuan Hasil
Masukkan 2 mL larutan
Barfoed dalam tabung
reaksi,tambahkan 1 mL larutan
karbohidrat (amilum), kocok.
Didapat larutan dalam tabung, berwarna
biru
Tabung dimasukkan ke dalam
penangas air didih selama 1
menit atau lebih hingga terlihat
adanya reduksi
Tidak terjadi perubahan warna (tetap biru)
Masukkan 2 mL larutan
Barfoed dalam tabung
reaksi,tambahkan 1 mL air
(blanko), kocok.
Didapat larutan dalam tabung, berwarna
biru
Tabung dimasukkan ke dalam Tidak terjadi perubahan warna (tetap
biru)
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
penangas air didih selama 1
menit atau lebih hingga terlihat
adanya reduksi
4. Uji Seliwanoff
Perlakuan Hasil
Masukkan 2 mL pereaksi
Seliwanoff ke dalam tabung
reaksi, tambahkan 3 tetes
larutan karbohidrat (amilum),
kocok.
Didapat larutan dalam tabung berwarna
kuning jernih
Tabung dimasukkan ke dalam
penangas air didih hingga
terlihat perubahan warna
Tidak ada perubahan warna (tetap kuning
jernih)
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
Masukkan 2 mL pereaksi
Seliwanoff ke dalam tabung
reaksi, tambahkan 3 tetes air,
kocok
Didapat larutan dalam tabung, berwarna
kuning jernih
Tabung dimasukkan kedalam
penangas air didih hingga
terlihat perubahan warna
Tidak ada perubahan warna(tetap kuning
jernih)
g. Sampel : Larutan GLUKOSA 0.5%
Reagensia Hasil dan keterangan Gambar
Uji
molisch
Terdapat endapan cincin
ungu.
Ket. Terdapat ikatan
glikosida, (+)
karbohidrat.
Sebelum perlakuan
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
Sesudah perlakuan
Uji
Benedict
Ada sedikit perubahan
warna laurtan menjadi
lebih tua, dan terdapat
endapan coklat
Ket. (+) karbohidrat.
Sebelum perlakuan
Sesudah Perlakuan
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
Uji
Barfoed
Terdapat cincin serta
endapan merad tua.
Ket.(+) karbohidrat
Sebelum Perlakuan
Sesudah Perlakuan
Uji
Seliwanof
Tidak terjadi perubahan
warna.
Ket.(-) gula ketosa
Sebelum Perlakuan
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
Sesudah Perlakuan
Pembahasan
Karbohidrat merupakan
senyawasenyawa aldehida atau keton
yang mempunyai gugus hidroksil.
Senyawaseyawa ini menyusun
sebagian besar bahan organic di dunia
karena peran multipelnya pada semua
bentuk kehidupan. Karbohidrat
bertindak sebagai sumber energi,
bahan bakar, dan zat antara
metabolisme. Contoh : pati pada
tumbuhan dan glikogen pada hewan
adalah polisakarida yang dapat
dimobilisasi untuk menghasilkan
glukosa (bahan bakar utama untuk
pembentukan energi). Gula ribosa dan
deoksiribosa pembentuk sebagian
kerangka struktur RNA dan DNA.
Fleksibilitas cincin kedua gula ini
penting pada penyimpanan dan
ekspresi informasi genetika.
Karbohidrat atau sakarida
terdapat gugus hidroksil (-OH), gugus
aldehid atau gugus keton.Maka dapat
didefinisikan bahwa karbohidrat
sebagai senyawa polihidroksialdehida
atau polihidroksiketon, atau senyawa
yang dihidrolisis dari keduanya.
Pada praktikum kali ini
percobaan yang dilakukan adalah uji
karbohidrat menggunakan pereaksi
molisch,barfoed,benedict dan
seliwanoff. Sample yang digunakan
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
antara lain agarosa, Na-
cmc,PGA,lactosa,amilum,sukrosa, dan
glukosa. Sample tersebut dibagi pada
7 kelompok dan praktikan
mendapatkan sample sukrosa. Sukrosa
merupakan salah satu disakarida yang
berlimpah ruah.
Sukrosa ialah gula yang kita
kenal sehari-hari, baik yang berasal
dari tebu maupun dari bit.Selain pada
tebu dan bit, sukrosa terdapat pula
pada turnbuhan lain, rnisalnya dalarn
buah nanas dan dalam wortel. Dengan
hidrolisis sukrosa akan terpecah dan
menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Molekul sukrosa tidak mempunyai
gugus aldehida atau keton bebas, atau
tidak mempunyai gugus OH
glikosidik.Sukrosa mempunyai sifat
memutar cahaya terpolarisasi ke kanan
(D-sukrosa). Sukrosa (gula pasir yang
umum) didapatkan secara komersil
dari tebu atau bit. Atom-atom anomer
unit glukosa dan unit fruktosa
berikatan pada disakarida ini,
konfigurasi ikatan glikosidik ini
adalah untuk glukosa dan untuk
fruktosa.Dengan sendirinya, sukrosa
tidak mempunyai gugus pereduksi
bebas (ujung aldehid atau keton),
berbeda dengan sebagian besar gula
lainnya. Hidrolisis sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa dikatalis oleh
sukrose( juga disebut invertase karena
hidrolisis mengubah aktivitas optik
dari putaran kekanan menjadi kekiri).
Hidrolisis akan memecah
ikatan glikosida, dan mengubah
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Meskipun begitu, proses hidrolisis
sukrosa berjalan amat lambat sehingga
bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Proses ini bisa dipercepat berlipat-
lipat dengan adanya enzim sukrase.
Hidrolisis juga dapat dipercepat
dengan asam,misalnya dengan kalium
bitartrat atau jus lemon, keduanya
asam lemah. Demikian juga,
keasaman lambung mengubah sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa
selamaproses pencernaan dalam
tubuh.
Pati atau amilum adalah karbo
hidrat kompleks yang tidak larut
dalam air, berwujud bubuk putih,
tawar dan tidak berbau.Pati
merupakan bahan utama yang
dihasilkan oleh tumbuhan untuk
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
menyimpan kelebihan glukosa
(sebagai produk fotosintesis) dalam
jangka panjang.Hewan dan manusia
juga menjadikan pati sebagai sumber
energi yang penting.
Na-CMC adalah turunan dari
selulosa dan sering dipakai dalam
industri pangan, atau digunakan dalam
bahan makanan untuk mencegah
terjadinya retrogradasi. Pembuatan
CMC adalah dengan cara mereaksikan
NaOH dengan selulosa murni,
kemudian ditambahkan Na-kloro
asetat
Reaksi :
R-OH + NaOH R-ONa + H2O
R-ONa + ClCH2COONa O CH2COONa + NaCl
Na-CMC merupakan zat
dengan warna putih atau sedikit
kekuningan, tidak berbau dan tidak
berasa, berbentuk granula yang halus
atau bubuk yang bersifat higroskopis.
CMC ini mudah larut dalam air panas
maupun air dingin. Pada pemanasan
dapat terjadi pengurangan viskositas
yang bersifat dapat balik (reversible).
Viskositas larutan CMC dipengaruhi
oleh pH larutan, kisaran pH Na-CMC
adalah 5-11 sedangkan pH optimum
adalah 5, dan jika pH terlalu rendah
(
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
banyak digunakan terutama pada
industri pangan.
Glukosa (C6H12O6, memiliki
berat molekul 180.18) adalah heksosa
monosakarida yang mengandung
enam atom karbon. Glukosa
merupakan aldehida (mengandung
gugus -CHO). Lima karbon dan satu
oksigennya membentuk cincin yang
disebut "cincin piranosa", bentuk
paling stabil untuk aldosa berkabon
enam.Dalam cincin ini, tiap karbon
terikat pada gugus samping hidroksil
dan hidrogen kecuali atom kelimanya,
yang terikat pada atom karbon keenam
di luar cincin, membentuk suatu gugus
CH2OH.
Gel agarosa adalah suatu
polisakarida yang diekstraksi dari
berbagai jenis ganggang merah. Ia
tergolong kelompok pectin dan
merupakan suatu polimer yang
tersusun dari monomer galaktosa. Bila
dihidrolisis akan menyerang ikatan 1-
4 alfa glukosida pada pati dan
membentuk dekstrin atau glukosa
tergantung pada derajat pemecahan
rantai polisakaridanya. Reaksi ini
membutuhkan katalisator yang
digunakan sebagai mempercepat
reaksi tersebut.
Laktosa ialah suatu gula
disakarida yang berasal dari galaktosa
dan glukosa yang dijumpai dalam
susu. Laktosa membentuk sekitar 2
8% dari susu (berdasarkan berat),
meskipun jumlahnya berbeda-beda di
antara spesies dan individu, dan susu
dengan jumlah laktosa tereduksi juga
ada.Fosfogliseraldehid merupakan
substrat pembentuk gliserol yang
terbentuk saat proses glikolisis
(katabolisme pada sel).
Setiap percobaan pada setiap
sampel digunakan blanko berupa air
untuk memperlihatkan perbandingan
hasil positif atau negative yang
dihasilkan sampel.Pengujian terhadap
seluruh sampel dimulai dengan uji
Molisch.
PGA (pulvis gummi arabicum)
atau lebihs sering disebut gom arab
merupakan senyawa eksudat dari
tanaman Acasia sp. Dengan sifat
mudah larut dalam air, tidak larut
dalam alkohol, dan bersifat asam.
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
PGA termasuk suspending agent dan
emulsifying agent dalam pembuatan
sediaan farmasi berupa suspense dan
emulsi.
Berbeda dengan Na-CMC,
penggunaan PGA sebagai suspending
dan emulsifying agent membutuhkan
pengembangan menggunakan air
dingin karena PGA termasuk
golongan pensuspensi dari alam.
Struktur PGA merupakan struktur
dengan ikatan yang lemah yang
mudah rusak jika digunakan air
panas.Tidak dibutuhkan energy lebih
untuk memutus ikatan pada
pensuspensi golongan alam. Air panas
malah akan merusak struktur dari
senyawa tersebut.
Uji molisch adalah uji kimia
kualitatif untuk mengetahui adanya
karbohidrat. Uji Molisch dinamai
sesuai penemunya yaitu Hans
Molisch, seorang alhi botani dari
Australia. Uji ini didasari oleh reaksi
dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
membentuk cincin furfural yang
berwarna ungu. Reaksi positif ditandai
dengan munculnya cincin ungu di
purmukaan antara lapisan asam dan
lapisan sampel.
Sampel yang diuji dicampur
dengan reagent Molisch, yaitu -
naphthol yang terlarut dalam
etanol.Setelah pencampuran atau
homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-
lahan dituangkan melalui dinding
tabung reaksi agar tidak sampai
bercampur dengan larutan atau hanya
membentuk lapisan.
Pada pengujian terhadap
sukrosa terdapat cincin berwarna
ungu.Ini disebabkan karena adanya
penambahan H2SO4 pekat (dapat
digantikan asam kuat lainnya)
berfungsi untuk menghidrolisis ikatan
pada sakarida untuk menghasilkan
furfural. Furfural ini kemudian
bereaksi dengan reagent Molisch, -
naphthol membentuk cincin yang
berwarna ungu dan dapat diambil
kesimpulan bahwa sample sukrosa
mengandung karbohidrat.
Pada sample yang lainnya
seperti agarosa, Na-cmc, PGA,
lactosa, amilum, dan glukosa juga
dilakukan pengujian yang sama, dan
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
untuk sample agarosa, Na-cmc,
lactosa, amilum, dan glukosa
memberikan reaksi yang positif
terhadap reaksi ini karena semua
sampel tersebut mengandung ikatan
glikosida yang dihidrolisis
menghasilkan furfural. Tetapi untuk
sample PGA tidak, hal ini
menunjukkan bahwa pereaksi Molisch
tidak dapat mendeteksi ikatan
glikosida karena PGA adalah senyawa
lemak yang menyusun gliserol.
Percobaan yang selanjutnya
adalah percobaan menggunakan
pereaksi barfoed. Pada percobaan uji
Barfoed, karbohidrat direduksi pada
suasana asam. Dalam asam,
polisakarida atau disakarida akan
terhidrolisis parsial menjadi sebagian
kecil monomernya. Hal inilah yang
menjadi dasar untuk membedakan
antara monosakarida, oligosakarida /
disakarida, dan polisakarida.
Monomer gula dalam hal ini bereaksi
dengan fosfomolibdat membentuk
senyawa berwarna biru. Dibanding
dengan monosakarida, polisakarida
yang terhidrolisis oleh asam
mempunyai kadar monosakarida yang
lebih kecil, sehingga intensitas warna
biru yang dihasilkan lebih kecil
dibandingkan dengan larutan
monosakarida. Disakarida juga akan
memberikan hasil positif pada larutan
memberikan warna biru dan bagian
bawah terdapat endapan kemerahan
bila didihkan cukup lama hingga
terjadi hidrolisis. Pada sample sukrosa
memberikan hasil yang positif yaitu
dengan terbentuknya endapan merah
di bagian dasar tabung.
Pada awalnya tidak terbentuk
endapan merah.Namun, dengan
pemanasan yang cukup lama, akhirnya
endapan merah dapat terbentuk.Ini
disebabkan karena sukrosa merupakan
disakarida, sehingga membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk
menghidrolisisnya menjadi bentuk
monomernya dan memutus ikatan
yang ada pada sukrosa.
Pada sample yang lainnya
seperti agarosa, Na-
cmc,PGA,lactosa,amilum, dan glukosa
juga dilakukan pengujian yang sama,
dan untuk sample glukosa
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
memberikan reaksi yang positif
terhadap reaksi ini karena glukosa
merupakan monosakarida yang mudah
untuk diputus ikatan glikosidanya
melalui pemanasan dan pengikatan
oleh reagen Barfoed. Tetapi untuk
sample agarosa, Na-cmc, PGA,
lactosa, dan amilum hasilnya negative
karena sampel-sampel tersebut
merupakan gula kompleks yang
ikatannya sulit untuk
menghidrolisisnya menjadi
monomernya.Seharusnya lactose
menghasilkan hasil yang positif
karena lactose dan sukrosa adalah
disakarida (terdiri dari 2 monomer),
namun pemanasan yang dilakukan
pada sampel laktosa kurang sehingga
tidak terbentuk endapan merah.
Berikutnya adalah percobaan
menggunakan pereaksi benedict.Uji
benedict adalah untuk membuktikan
adanya gula pereduksi.Gula pereduksi
adalah gula yang mengalami reaksi
hidrolisis dan bisa diurai menjadi
sedikitnya dua buah monosakarida.
Pada uji Benedict larutan tembaga
alkalis akan direduksi oleh gula yang
mempunyai gugus aldehid atau keton
bebas dengan membentuk kuproksida
yang berwarna. Gula pereduksi
beraksi dengan pereaksi menghasilkan
endapan merah bata (Cu2O).Pada gula
pereduksi terdapat gugus aldehid dan
OH laktol. OH laktol adalah OH yang
terikat pada atom C pertama yang
menentukan karbohidrat sebagai gula
pereduksi atau bukan. Sekalipun
aldosa atau ketosa berada dalam
bentuk sikliknya, namun bentuk ini
berada dalam kesetimbangannya
dengan sejumlah kecil aldehida atau
keton rantai terbuka, sehingga gugus
aldehida atau keton ini dapat
mereduksi berbagai macam
reduktorReaksi uji Benedict :
O O
|| ||
R C H + Cu2+ + OH R C OH + Cu2O
(merah bata)
Pada sample sukrosa
memberikan hasil yang positif, yaitu
ditunjukkan dengan adanya warna
merah bata pada bagian dasar tabung.
Ini disebabkan karena sukrosa
tersusun atas glukosa dan fruktosa.Ini
dapat terjadi karena glukosa sendiri
emiliki gugus aldehid (C-O). Endapan
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
merah bata terbentuk dalam waktu
yang cukup lama. Ini disebabkan
karena sukrosa merupakan disakarida
yang terdiri dari glukosa yang
merupakan aldehid (-CHO) dan
fruktosa yang merupakan keton (-
C=O). Pemanasan membutuhkan
waktu yang cukup lama karena selain
ada pemutusan ikatan kovalen dari
gugus keton, ada pemutusan ikatan
hydrogen dari aldehid untuk
menghasilkan hasil positif berupa
endapan merah bata.
Pada sample yang lainnya
seperti agarosa, Na-cmc, PGA,
lactosa, amilum, dan glukosa juga
dilakukan pengujian yang sama, dan
untuk sample laktosa dan glukosa
memberikan reaksi yang positif
terhadap reaksi ini karena penyusun
dari laktosa adalah glukosa dan
galaktosa yang termasuk dalam gula
pereduksi, begitu pula laktosa
merupakan disakarida dari glukosa
yang merupakan gula pereduksi juga.
Tetapi untuk sample agarosa, Na-
cmc,PGA,dan amilum tidak karena
sampel tersebut tidak mengandung
gula pereduksi sehingga ion Cu2+ dari
reagen Benedict tidak mengikat
aldehid/keton dan tidak menghasilkan
endapan merah bata Cu2O .
Selanjutnya adalah percobaan
menggunakan pereaksi seliwanoff.Di
dalam uji Seliwanoff ada
pembentukan 4-hidroksimetilfurfural
yang terjadi pada reaksi antara
fruktosa, sukrosa, galaktosa, glukosa,
dan arabinosa yang mendasari uji
seliwanoff. Warna jingga yang muncul
disebabkan oleh senyawa kompleks
hidroksimetilfurfural yang mengalami
kondensasi akan membentuk senyawa
kompleks.
Uji ini membedakan aldosa
dan ketosa. Ketosa dibedakan dari
aldosa via gugus fungsi keton /
aldehida gula tersebut. Jika gula
tersebut mempunyai gugus keton ia
adalah ketosa. Sebaliknya jika ia
mengandung gugus aldehida,ia adalah
aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta
bahwa ketika dipanaskan ,ketosa lebih
cepat terhidrasi daripada aldosa.
Pada percobaan yang
dilakukan terhadap sukrosa, larutan
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
tidak memberikan perubahan warna
menjadi endapan merah (hasil positif).
Hal ini disebabkan karena reagen yang
digunakan telah terhidrolisis karena
penyimpanannya yang kurang baik
sehingga tidak memberikan perubahan
warna pada sample sukrosa.
Seharusnya sukrosa memberikan hasil
positif berupa endapan berwarna
merah karena sukrosa merupakan
disakarida yang memiliki gugus keton
dari fruktosa.
Pada sample yang lainnya
seperti agarosa, Na-cmc, PGA,
lactosa, amilum, dan glukosa juga
dilakukan pengujian yang sama,semua
sample tidak memberikan reaksi yang
positif terhadap reaksi ini. Ini
disebabkan karena uji menggunakan
pereaksi seliwanoff hanya spesifik
pada gula yang memiliki gugus ketosa
yaitu pada sukrosa dan fruktosa.
KESIMPULAN
1. Terdapat karbohidrat yang
terkandung di dalam sampel
sukrosa
2. Uji Molisch mendeteksi ikatan
glikosida, uji Benedict
mendeteksi gula pereduksi
golongan aldehid, uji Barfoed
memisahkan monosakarida
dari disakarida melalui kondisi
lingkungan pH dan
pemanasan, uji Seliwanoff
mendeteksi ketoheksosa yaitu
fruktosa.
-
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015
Daftar pustaka
Harold,H.2003.Kimia Organik
(Organic Chemistry). Jakarta :
Erlangga.
Lehninger, A.L. 1997. Dasar-dasar
Biokimia edisi 1. Jakarta:
Erlangga.
Murray,R.K. 2009. Biokimia Harper
Edisi 29.Jakarta : EGC.
Nugraha, Linus Seta Adi. 2012.
Pengaruh Kadar Na CMC
Sebagai Pengental Terhadap
Karakteristik Fisik Losion
Repelan Minyak Akar Wangi
(Vetiveria zizanioides (L.)
Nash). Semarang: Akademi
Farmasi Theresiana.
Poedjiadi, A. (2007). Dasar-dasar
Biokimia. Jakarta :Universitas
Indonesia Press.
Purnawati, Debbi. 2006. Kajian
Pengaruh Konsentrasi Sukrosa
dan Asam Sitrat terhadap
Mutu Sabun Transparan.
Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Rowe, Rraymond C., Paul J Sheskey.,
dan Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients. USA:
Pharmaceutical Press.
Sinuhaji, Atan Baas. 2006. Intoleransi
Laktosa. Majalah Kedokteran
Nusantara Vol.39 No.4.
Sumardjo.2008. Pengantar Kimia :
Buku Panduan Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta : EGC.
Winarno F.G. 2008.Kimia Pangan dan
Gizi .Bogor : M-BRIO