Top Banner
IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015 REAKSI UJI KARBOHIDRAT Hotma G. Winokan, Asri Budi Yulianti, Rizka K. Guntina, Trifena Lokajaya, Khanifah Hidayati Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran 2015 [email protected] Abstrak Karbohidrat yaitu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hydrogen, dan oksigen.Karbohidrat terdiri atas monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan serta mengetahui reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat.Tahapan percobaan ini meliputi identifikasi dengan pereaksi Molisch, identifikasi dengan pereaksi Benedict, identifikasi dengan pereaksi Barfoed, dan identifikasi dengan pereaksi Seliwanoff. Hasil uji identifikasi dengan pereaksi Molisch menunjukan hasil positif terhadap sukrosa dengan terbentuknya cincin berwarna ungu. Hasil uji dengan pereaksi Benedict menunjukan hasil positif terhadap sukrosa dengan adanya endapan berwarna merah di dasar tabung. Hasil uji dengan pereaksi Barfoed menunjukan hasil positif terhadap sukrosa dengan adanya endapan berwarna merah bata di dasar tabung.Hasil uji dengan pereaksi Seliwanoff menunjukan hasil negatif terhadap sukrosa. Kata kunci : Karbohidrat, identifikasi, Molisch, Benedict, Barfoed, Seliwanoff. Abstract Carbohydrates are organic compounds composed of carbon, hydrogen , and oxygen . Carbohydrates consist of monosaccharides , disaccharides , oligosaccharides , and polysaccharides . This experiment aims to identify the presence of carbohydrates in a material and know the reaction that occurs in the identification of carbohydrates . This experimental stages include identification with reagent molisch , identification with Benedict's reagent , the reagent identification Barfoed , and identification with Seliwanoff reagent . The test results showed molisch reagent identification with positive results for sucrose with a purple ring formation . The test results with Benedict's reagent showed positive results for sucrose in the presence of red sediment in the bottom of the tube. The results of the test showed positive results Barfoed reagent to sucrose in the presence of red brick sediment at the bottom of the tube. Test results circuitry reagent Seliwanoff sucrose showed negative results. Keyword : Carbohydrates, identify, Molisch, Benedict, Barfoed, Seliwanoff.
42

Ijpst Reaksi Uji Karbohidrat

Nov 09, 2015

Download

Documents

asricinot

karbohidrat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    REAKSI UJI KARBOHIDRAT

    Hotma G. Winokan, Asri Budi Yulianti, Rizka K. Guntina, Trifena Lokajaya,

    Khanifah Hidayati

    Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran

    2015

    [email protected]

    Abstrak

    Karbohidrat yaitu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hydrogen, dan

    oksigen.Karbohidrat terdiri atas monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan

    polisakarida. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat

    dalam suatu bahan serta mengetahui reaksi yang terjadi pada identifikasi

    karbohidrat.Tahapan percobaan ini meliputi identifikasi dengan pereaksi Molisch,

    identifikasi dengan pereaksi Benedict, identifikasi dengan pereaksi Barfoed, dan

    identifikasi dengan pereaksi Seliwanoff. Hasil uji identifikasi dengan pereaksi

    Molisch menunjukan hasil positif terhadap sukrosa dengan terbentuknya cincin

    berwarna ungu. Hasil uji dengan pereaksi Benedict menunjukan hasil positif

    terhadap sukrosa dengan adanya endapan berwarna merah di dasar tabung. Hasil uji

    dengan pereaksi Barfoed menunjukan hasil positif terhadap sukrosa dengan adanya

    endapan berwarna merah bata di dasar tabung.Hasil uji dengan pereaksi Seliwanoff

    menunjukan hasil negatif terhadap sukrosa.

    Kata kunci : Karbohidrat, identifikasi, Molisch, Benedict, Barfoed, Seliwanoff.

    Abstract

    Carbohydrates are organic compounds composed of carbon, hydrogen , and oxygen .

    Carbohydrates consist of monosaccharides , disaccharides , oligosaccharides , and

    polysaccharides . This experiment aims to identify the presence of carbohydrates in a

    material and know the reaction that occurs in the identification of carbohydrates .

    This experimental stages include identification with reagent molisch , identification

    with Benedict's reagent , the reagent identification Barfoed , and identification with

    Seliwanoff reagent . The test results showed molisch reagent identification with

    positive results for sucrose with a purple ring formation . The test results with

    Benedict's reagent showed positive results for sucrose in the presence of red

    sediment in the bottom of the tube. The results of the test showed positive results

    Barfoed reagent to sucrose in the presence of red brick sediment at the bottom of the

    tube. Test results circuitry reagent Seliwanoff sucrose showed negative results.

    Keyword : Carbohydrates, identify, Molisch, Benedict, Barfoed, Seliwanoff.

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    Pendahuluan

    Karbohidrat dari segi struktur

    organik dapat didefinisikan sebagai

    polihidroksialdehida, polihidroksi-

    keton, atau zat yang memberikan

    senyawa itu jika dihidrolisis.

    Berdasarkan strukturnya karbohidrat

    digolongkan menjadi monosakarida,

    oligosakarida, atau polisakarida.

    Ketiga golongan karbohidrat ini

    berkaitan satu dengan lainnya lewat

    hidrolisis. Monosakarida (kadang

    disebut gula sederhana) ialah

    karbohidrat yang tidak dapat

    dihidrolisis menjadi senyawa yang

    lebih sederhana lagi. Polisakarida

    mengandung banyak unit

    monosakarida, ratusan bahkan

    ribuan. Oligosakarida mengandung

    sekurang-kurangnya dua dan biasanya

    tidak lebih dari beberapa unit

    monosakarida yang bertautan

    (Harold,2003).

    Pati atau amilum adalah suatu

    polisakarida yang mengandung

    amilosa dan amilopektin. Amilosa

    merupakan polisakarida berantai lurus

    bagian butir-butir pati yang terdiri atas

    molekul-molekul glukosa yang terikat

    satu sama lain melalui ikatan -1,4-

    glikosidik, bagian dari pati yang

    terlarut dalam air dan apabila

    ditambah iodium akan berwarna biru.

    Amilopektin merupakan polisakarida

    bercabang bagian dari pati, terdiri atas

    molekul-molekul glukosa yang terikat

    satu sama lain melalui ikatan 1,4-

    glikosidik dengan percabangan

    melalui ikatan 1,6-glikosidik pada

    setiap 20-25 unit molekul glukosa,

    bagian yang tidak larut dalam air dan

    dengan iodium memberikan warna

    ungu hingga merah (Lehninger, 1997).

    Agar bersifat kering, hidrofilik,

    kompleks polisakarida koloid

    diekstrak dari agarocytes ganggang

    dari Rhodophyceae. Struktur diyakini

    berbagai kompleks rantai polisakarida

    memiliki bolak a- (13) dan b-

    (14) keterkaitan. Ada tiga struktur

    ekstrem: agarose yaitu netral;

    pyruvated agarosa memiliki sedikit

    sulfation; dan galactan sulfat. Agar

    dapat dipisahkan menjadi fraksi gel

    alami, agarosa, dan fraksi sulfat

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    nongelling , agaropectin (Rowe,

    2009).

    Glukosa merupakan

    monosakarida yang terpenting yang

    digunakan sebagai sumber energi dan

    tenaga utama dalam tubuh. glukosa

    merupakan prekursor untuk sintesis

    semua karbohidrat lain dalam tubuh

    seperti glikogen, ribosa, dan

    dioxiribosa dalam asam nukleat,

    galaktosa dalam laktosa susu, dalam

    glikolipid, dan dalam glikoprotein dan

    proteoglikan. Merupakan heksosa

    monosakarida yang mengandung

    enam atom karbon.Glukosa

    merupakan aldehida (mengandung

    gugus -CHO). (Murray, 2009).

    Laktosa merupakan satu-

    satunya karbohidrat dalam susu

    mamalia, merupakan disakarida yang

    terdiri dari gabungan monosakarida:

    glukosa dan galaktosa (Sinuhaji,

    2006).

    Na-cmc atau Natrium

    carboxymethylcellulose adalah garam

    natrium dari polikarboksimetil eter

    selulosa, mengandung tidak kurang

    dari 6,5% dan tidak lebih dari 9,5%

    natrium (Na) dihitung terhadap zat

    yang telah dikeringkan. Na CMC

    berbentuk granul, putih sampai krem,

    bersifat higroskopik, mudah

    terdispersi dalam air membentuk

    larutan koloidal, tidak larut dalam

    etanol, dalam eter dan dalam pelarut

    organik (Nugraha, 2012).

    Sukrosa merupakan senyawa

    nonionik dan mempunyai sifat

    pengemulsi (emusifying), pembusaan

    (foaming), deterjensi (detergency),

    dan pelarutan (solubizing) yang sangat

    baik. Sukrosa, atau sering disebut

    gula, merupakan disakarida dengan

    rumus kimia C12H22O11 (-D-

    fructofuranosyl--Dglucopyranoside)

    yang mempunyai berat molekul 342,3.

    Sukrosa merupakan salah satu

    disakarida yang ditemukan dalam

    bentuk bebas (tidak berikatan dengan

    senyawa lain) di dalam tanaman.

    Secara komersial, sukrosa umumnya

    diperoleh dari tebu (Saccharum

    officinarum) yang nerupakan tanaman

    daerah tropis dan beet (beta vulgaris)

    yang merupakan tanaman sub-tropis

    (Purnamawati, 2006).

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    1.1 Reaksi Uji Molish

    Uji Molisch didasari oleh

    reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam

    sulfat membentuk cincin furfural yang

    berwarna ungu. Reaksi positif ditandai

    dengan munculnya cincin ungu di

    purmukaan antara lapisan asam dan

    lapisan sampel.Sampel yang diuji

    dicampur dengan reagent Molisch,

    yaitu -naphthol yang terlarut dalam

    etanol. Setelah pencampuran atau

    homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-

    lahan dituangkan melalui dinding

    tabung reaksi agar tidak sampai

    bercampur dengan larutan atau hanya

    membentuk lapisan (Poedjiadi,2007).

    Uji benedict merupakan uji

    kimia untuk mengetahui kandungan

    gula (karbohidrat) pereduksi.Gula

    pereduksi meliputi semua jenis

    monosakarida dan beberapa disakarida

    seperti laktosa dan maltosa. Pada uji

    Benedict, pereaksi ini akan bereaksi

    dengan gugus aldehid, kecuali aldehid

    dalam gugus aromatik, dan alpha

    hidroksi keton. Oleh karena itu,

    meskipun fruktosa bukanlah gula

    pereduksi, namun karena memiliki

    gugus alpha hidroksi keton, maka

    fruktosa akan berubah menjadi

    glukosa dan mannosa dalam suasana

    basa dan memberikan hasil positif

    dengan pereaksi benedict. Dengan

    prinsip berdasarkan reduksi

    Cu2+menjadi Cu+ yang mengendap

    sebagai Cu2O berwarna merah

    bata.Untuk menghindari pengendapan

    CuCo3 pada larutan natrium karbonat

    (reagen Benedict), maka ditambahkan

    asam sitrat. Larutan tembaga alkalis

    dapat direduksi oleh karbohidrat yang

    mempunyai gugus aldehid atau

    monoketon bebas. Warna biru pada

    larutan menunjukkan reaksi negatif

    (tidak adanya gula pereduksi),

    sedangkanreaksi positif dengan

    adanya warna hijau kebiruan, hijau,

    kuning, dan endapanmerah

    bata.Warna endapan ini bergantung

    kepada konsentrasi karbohidrat yang

    diperiksa (Winarno, 2008).

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    Reaksi Uji Molisch

    1.2. Reaksi pada Uji Benedict

    Barfoed digunakan untuk

    membedakan monosakarida dan

    disakarida dengan cara mengontrol

    kondisi percobaan, seperti pH dan

    waktu pemanasan. Senyawa

    Cu2+ tidak membentuk Cu(OH)-

    2 dalam suasana asam. Jadi Cu2O

    terbentuk lebih cepat oleh

    monosakarida dari pada oleh

    disakarida (Sumardjo, 2008).

    1.3 Reaksi pada Uji Selliwanoff

    Uji Seliwanoff dipakai untuk

    menunjukkan adanya ketoheksosa,

    misalnya fruktosa.Pereaksi Seliwanoff

    adalah resorsinol dalam asam klorida

    encer. Pendidihan fruktosa dengan

    pereaksi Seliwanoff menghasilkan

    larutan berwarna merah. Dua tahap

    terjadi pada proses pendidihan ini,

    yaitu dehidrasi fruktosa oleh HCl yang

    ada dalam pereaksi Seliwanoff

    membentuk hidroksimetilfurfural dan

    kondensasi hidroksimetilfurfural yang

    terbentuk dengan resorsinol

    membentuk senyawa berwarna merah

    (Sumardjo,2008).

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    1.4 Reaksi pada Uji Barfoed

    Metode

    Uji Molish

    Larutan karbohidrat sebanyak 2 mL

    dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

    kemudian ditambahkan 3 tetes larutan

    - naftol. Secara perlahan-lahan

    ditambahkan larutan asam sulfat pekat

    melalui dinding tabung reaksi sampai

    terbentuk cincin coklat. Percobaan

    diulangi dengan menggunakan 2 mL

    aquades sebagai pengganti larutan

    karbohidrat. Diamati perubahan yang

    terjadi.

    Uji Benedict

    Dimasukkan 2 mL pereaksi Benedict

    ke dalam tabung reaksi, ditambahkan

    8 tetes larutan karbohidrat kemudian

    dikocok. Selanjutnya semua tabung

    dimasukkan ke dalam air mendidih di

    atas penangas air selama 3 menit.

    Masing-masing tabung dibiarkan

    dingin dan dibandingkan hasil yang

    teramati.

    Uji Barfoed

    Pereaksi Barfoed sebanyak 2 mL

    dimasukkan ke dalam tabung reaksi

    yang bersih dan kering, kemudian

    ditambahkan 1 mL larutan karbohidrat

    dan dikocok. Semua tabung reaksi

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    dimasukkan ke dalam air mendidih di

    atas penangas air selama 1 menit atau

    lebih hingga terlihat adanya reduksi.

    Uji Selliwanoff

    Sebanyak 2 mL pereaksi Selliwanoff

    dimasukkan ke dalam tabung reaksi

    Hasil

    a.Sampel larutan sukrosa

    1. Reaksi Molisch

    yang bersih dan kering, kemudian

    ditambahkan 3 tetes larutan

    karbohidrat, dikocok. Semua tabung

    reaksi dipanaskan di dalam air

    mendidih sampai terlihat adanya

    perubahan warna.

    Perlakuan Hasil Gambar

    1. Dimasukkan 1 ml

    karbohidrat dan 3

    tetes -naftol ke

    dalam tabung

    reaksi.

    2. Ditambahkan

    H2SO4.

    3. Percobaan

    diulangi dengan 2

    ml air sebagai

    blanko.

    Penambahan H2SO4 12

    M menghasilkan

    terbentuknya cincin

    ungu. Pada awal

    penambahan H2SO4

    cincin yang terbentuk

    bewarna hijau

    kemudian berubah

    menjadi agak

    kecoklatan dan

    terakhir terbentuk

    cincin berwarna ungu.

    sukrosa : (+)

    Blanko : (-)

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    2. Uji Benedict

    Perlakuan Hasil Gambar

    1. Ditambahkan 8

    tetes larutan

    karbohidrat

    (sukrosa) pada 2

    ml benedict.

    2. Dikocok hingga

    homogen

    3. Tabung reaksi

    dimasukkan ke

    penangas air

    selama 3 menit

    4. Larutan

    didinginkan

    kemudian

    Sukrosa agak hijau,

    setelah dipanaskan

    dengan pemanasan

    yang cukup lama

    terbentuk endapan

    merah. Setelah

    pendinginan

    terbentuk warna

    biru.

    sukrosa : (+)

    Blanko : (-)

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    dibandingkan.

    3. Uji Barfoed

    Perlakuan Hasil Gambar

    1. 2 ml barfoed

    ditambahkan 1

    ml larutan

    sukrosa.

    2. Tabung reaksi

    dimasukkan ke

    penangas selama

    1 menit

    Terbentuk endapan

    merah bata

    sukrosa : (+)

    Blanko : (-)

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    4. Uji Seliwanoff

    Perlakuan Hasil Gambar

    1. 2 ml pereaksi

    seliwanoff

    ditambah 3 tetes

    sukrosa

    2. Tabung reaksi

    dimasukkan ke

    dalam penangas

    air

    Tidak ada perubahan,

    tetap bewarna kuning

    (warna seliwanoff).

    sukrosa : (-)

    Blanko : (-)

    b. Sampel Larutan Laktosa

    No Reagen Hasil Gambar

    1 Glukosa ditambah -

    naftol

    Hasil positif

    terbentuk warna

    hijau dan ungu

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    Blanko Glukosa

    ditambah -naftol

    Hasil positif

    terbentuk warna

    hijau

    2 Benedict Hasil positif

    terbentuk warna

    merah bata

    Blanko Benedict Hasil negatif , warna

    tidak berubah

    3 Barfoed Hasil negatif, tidak

    terjadi perubahan

    warna

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    Blanko Barfoed Hasil negatif, tidak

    terjadi perubahan

    warna

    4 Seliwanoff Hasil negatif, tidak

    terjadi perubahan

    warna

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    c. Sampel : Agarosa 0,5 %

    sebanyak 50 ml

    0,5 X 50 ml = 0,25 gram = 250

    100 mg

    1. Reaksi Molisch

    No Perlakuan Hasil Gambar

    1

    1 ml larutan

    karbohidrat + 3

    tetes larutan

    molisch

    Terbentuk larutan

    bening dengan

    endapan putih

    2

    Penambahan asam

    sulfat pekat

    Terbentuk cincin

    berwarna merah

    keunguan

    Positif (+)

    mengandung karbohidrat

    3

    Blanko dengan 2 ml

    air

    Terbentuk cincin

    berwarna hijau

    Negatif (-)

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    2. Uji Benedict

    No Perlakuan Hasil Keterangan

    1

    2 ml pereaksi benedict +

    8 tetes larutan

    karbohidrat

    Larutan berwarna

    biru muda

    2

    Memanaskan larutan

    selama 3 menit

    Tidak terjadi

    perubahan

    Negatif (-)

    3

    Mendinginkan larutan Tidak terjadi

    perubahan

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    3. Uji Barfoed

    No Perlakuan Hasil Keterangan

    1

    2 ml larutan barfoed + 1

    ml larutan karbohidrat

    Larutan berwarna

    biru tua

    2

    Pemanasan selama 1

    menit

    Tidak terjadi

    perubahan larutan,

    tetap berwarna biru

    tua

    Negatif (-)

    3

    Blanko dengan air Larutan berwarna

    biru muda

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    4. Uji Seliwanoff

    No Perlakuan Hasil Keterangan

    1 2 ml pereaksi seliwanoff

    + 3 tetes larutan

    karbohidrat

    Larutan kuning, tidak

    homogen

    2

    Pemanasan selama 1

    menit

    Larutan larut

    sempurna berwarna

    kuning

    Negatif (-)

    3

    Blanko dengan air

    Larutan berwarna

    kuning tidak

    homogen

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    d. Sampel : NA-CMC

    No. Perlakuan Hasil Gambar

    1 Membuat larutan karbohidrat

    -ditimbang 0,25 gr CMC lalu

    dilarutkan dalam 50ml aquades

    -dipanaskan di atas penangas

    air

    Larutan CMC larut

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    2. Uji Benedict

    -ke dalam tabung reaksi

    dimasukkan 2ml pereaksi

    Benedict

    -Ditambah 8 tetes larutan

    karbohidrat

    -Dipanaskan

    Tidak terjadi perubahan

    warna (larutan tetap

    berwarna biru) : rekasi

    negatif

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    3 Uji Barfoed

    -Ke dalam tabung rekasi

    dimasukkan 1ml larutan

    karbohidrat

    -Ditambahkan 2ml pereaksi

    Barfoed

    -Dipanaskan

    Tidak terjadi perubahan

    warna ada endapan

    (reaksi negative)

    4 Uji Seliwanoff

    -Dimasukkan 2 ml pereaksi

    Seliwanoff ke dalam tabung

    reaksi

    -Ditambahkan 2 tetes larutan

    karbohidrat

    -Dikocok lalu dipanaskan

    Tidak terjadi perubahan

    warna (tetap kuning)

    : rekasi negatif

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    5 Uji Molisch

    -Dimasukkan 1ml larutan

    karbohidrat ke dalam tabung

    reaksi

    -Ditambahkan 1 tetes Molisch

    dan 10 tetes H2SO4 pekat

    Terbentuk cincin

    berwarna ungu (rekaksi

    positif)

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    e. Sampel : PGA 0,5 % dalam 20 ml aquades

    0,5 % =

    100%

    0,5 % =

    20 100%

    = 0,1

    No Perlakuan Hasil Gambar

    1 Uji Molisch

    - Terdapat endapan

    putih

    - 1 ml larutan PGA

    ditambah 3 tetes

    pereaksi Molisch

    - Ditambahkan H2SO4 30

    tetes

    - Tidak terbentuk

    cincin coklat

    (hasil negatif)

    - Blanko (Aquades

    dengan

    perlakuan sama)

    - Terdapat serbuk

    putih, tidak ada

    peubahan

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    2 Uji Benedict

    - Warna biru terang

    - Sampel ditambahkan

    pereaksi Benedict

    - Dipanaskan

    - Tidak terjadi

    perubahan warna

    (hasil negatif)

    - Blanko (Aquades

    dengan perlakuan

    sama)

    - Warna biru

    terang, tidak

    terjadi perubahan

    warna

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    3 Uji Barfoed

    - Warna biru terang

    - Sampel ditambahkan

    pereaksi Barfoed

    - Dipanaskan

    - Tidak terjadi

    perubahan warna

    (hasil negatif)

    - (Aquades dengan

    pelakuan yang sama)

    - Warna biru

    terang, tidak

    terjadi perubahan

    warna

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    4 Uji Selliwanof

    - Warna kuning

    terang

    - Sampel ditambahkan

    pereaksi Selliwanof

    - Dipanaskan - Tidak terjadi

    perubahan warna

    (hasil negatif)

    - Blanko (Aqudes dengan

    perlakuan yang sama)

    - Warna kuning

    terang, tidak

    terjadi perubahan

    warna

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    f. Sampel : Amilum

    1. Uji Molisch

    Perlakuan Hasil

    Masukkan 1ml karbohidrat

    (amilum)ke dalam tabung dan

    tambahkan 3

    tetespereaksiMolisch

    Didapat larutan dalam tabung berwarna

    bening

    Tambahkan larutan asam

    sulfat pekat dgn hati-hati lewat

    dinding tabung hingga terlihat

    perubahan dalam tabung

    Tabung terasa panas dan terdapat perubahan

    warna menjadi ungu di bawah tabung

    Masukkan 1ml air (blanko) ke

    dalam tabung dan tambahkan

    3 tetes pereaksi Molisch

    Didapat larutan blanko danpereaksi molisch

    dalam tabung reaksi

    Tambahkan larutan asam

    sulfat pekat dgn hati-hati lewat

    dinding tabung hingga terlihat

    perubahan dalam tabung

    Tabung terasa hangat dan terdapat

    perubahan warna hijau di dasar tabung

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    2. Uji Benedict

    Perlakuan Hasil

    Masukkan 2 mL larutan

    Benedict dalam

    tabungreaksi,tambahkan 8 tetes

    larutan karbohidrat (amilum),

    kocok.

    Didapat larutan dalam tabung,

    berwarnabiru

    Tabung dimasukkan ke dalam

    penangas air didih selama 3

    menit, biarkan dingin.

    Tidak terjadi perubahan warna (tetap

    warna biru)

    Masukkan 2 mL larutan

    Benedict dalam tabung

    reaksi,tambahkan 8 tetes air

    (blanko), kocok.

    Didapatlarutandalamtabung, berwarnabiru

    Tabung dimasukkan ke dalam

    penangas air didih selama 3

    menit, biarkandingin.

    Tidak terjadi perubahan warna (tetap

    warna biru)

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    3. Uji Barfoed

    Perlakuan Hasil

    Masukkan 2 mL larutan

    Barfoed dalam tabung

    reaksi,tambahkan 1 mL larutan

    karbohidrat (amilum), kocok.

    Didapat larutan dalam tabung, berwarna

    biru

    Tabung dimasukkan ke dalam

    penangas air didih selama 1

    menit atau lebih hingga terlihat

    adanya reduksi

    Tidak terjadi perubahan warna (tetap biru)

    Masukkan 2 mL larutan

    Barfoed dalam tabung

    reaksi,tambahkan 1 mL air

    (blanko), kocok.

    Didapat larutan dalam tabung, berwarna

    biru

    Tabung dimasukkan ke dalam Tidak terjadi perubahan warna (tetap biru)

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    penangas air didih selama 1

    menit atau lebih hingga terlihat

    adanya reduksi

    4. Uji Seliwanoff

    Perlakuan Hasil

    Masukkan 2 mL pereaksi

    Seliwanoff ke dalam tabung

    reaksi, tambahkan 3 tetes

    larutan karbohidrat (amilum),

    kocok.

    Didapat larutan dalam tabung berwarna

    kuning jernih

    Tabung dimasukkan ke dalam

    penangas air didih hingga

    terlihat perubahan warna

    Tidak ada perubahan warna (tetap kuning

    jernih)

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    Masukkan 2 mL pereaksi

    Seliwanoff ke dalam tabung

    reaksi, tambahkan 3 tetes air,

    kocok

    Didapat larutan dalam tabung, berwarna

    kuning jernih

    Tabung dimasukkan kedalam

    penangas air didih hingga

    terlihat perubahan warna

    Tidak ada perubahan warna(tetap kuning

    jernih)

    g. Sampel : Larutan GLUKOSA 0.5%

    Reagensia Hasil dan keterangan Gambar

    Uji

    molisch

    Terdapat endapan cincin

    ungu.

    Ket. Terdapat ikatan

    glikosida, (+)

    karbohidrat.

    Sebelum perlakuan

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    Sesudah perlakuan

    Uji

    Benedict

    Ada sedikit perubahan

    warna laurtan menjadi

    lebih tua, dan terdapat

    endapan coklat

    Ket. (+) karbohidrat.

    Sebelum perlakuan

    Sesudah Perlakuan

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    Uji

    Barfoed

    Terdapat cincin serta

    endapan merad tua.

    Ket.(+) karbohidrat

    Sebelum Perlakuan

    Sesudah Perlakuan

    Uji

    Seliwanof

    Tidak terjadi perubahan

    warna.

    Ket.(-) gula ketosa

    Sebelum Perlakuan

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    Sesudah Perlakuan

    Pembahasan

    Karbohidrat merupakan

    senyawasenyawa aldehida atau keton

    yang mempunyai gugus hidroksil.

    Senyawaseyawa ini menyusun

    sebagian besar bahan organic di dunia

    karena peran multipelnya pada semua

    bentuk kehidupan. Karbohidrat

    bertindak sebagai sumber energi,

    bahan bakar, dan zat antara

    metabolisme. Contoh : pati pada

    tumbuhan dan glikogen pada hewan

    adalah polisakarida yang dapat

    dimobilisasi untuk menghasilkan

    glukosa (bahan bakar utama untuk

    pembentukan energi). Gula ribosa dan

    deoksiribosa pembentuk sebagian

    kerangka struktur RNA dan DNA.

    Fleksibilitas cincin kedua gula ini

    penting pada penyimpanan dan

    ekspresi informasi genetika.

    Karbohidrat atau sakarida

    terdapat gugus hidroksil (-OH), gugus

    aldehid atau gugus keton.Maka dapat

    didefinisikan bahwa karbohidrat

    sebagai senyawa polihidroksialdehida

    atau polihidroksiketon, atau senyawa

    yang dihidrolisis dari keduanya.

    Pada praktikum kali ini

    percobaan yang dilakukan adalah uji

    karbohidrat menggunakan pereaksi

    molisch,barfoed,benedict dan

    seliwanoff. Sample yang digunakan

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    antara lain agarosa, Na-

    cmc,PGA,lactosa,amilum,sukrosa, dan

    glukosa. Sample tersebut dibagi pada

    7 kelompok dan praktikan

    mendapatkan sample sukrosa. Sukrosa

    merupakan salah satu disakarida yang

    berlimpah ruah.

    Sukrosa ialah gula yang kita

    kenal sehari-hari, baik yang berasal

    dari tebu maupun dari bit.Selain pada

    tebu dan bit, sukrosa terdapat pula

    pada turnbuhan lain, rnisalnya dalarn

    buah nanas dan dalam wortel. Dengan

    hidrolisis sukrosa akan terpecah dan

    menghasilkan glukosa dan fruktosa.

    Molekul sukrosa tidak mempunyai

    gugus aldehida atau keton bebas, atau

    tidak mempunyai gugus OH

    glikosidik.Sukrosa mempunyai sifat

    memutar cahaya terpolarisasi ke kanan

    (D-sukrosa). Sukrosa (gula pasir yang

    umum) didapatkan secara komersil

    dari tebu atau bit. Atom-atom anomer

    unit glukosa dan unit fruktosa

    berikatan pada disakarida ini,

    konfigurasi ikatan glikosidik ini

    adalah untuk glukosa dan untuk

    fruktosa.Dengan sendirinya, sukrosa

    tidak mempunyai gugus pereduksi

    bebas (ujung aldehid atau keton),

    berbeda dengan sebagian besar gula

    lainnya. Hidrolisis sukrosa menjadi

    glukosa dan fruktosa dikatalis oleh

    sukrose( juga disebut invertase karena

    hidrolisis mengubah aktivitas optik

    dari putaran kekanan menjadi kekiri).

    Hidrolisis akan memecah

    ikatan glikosida, dan mengubah

    sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

    Meskipun begitu, proses hidrolisis

    sukrosa berjalan amat lambat sehingga

    bisa memakan waktu bertahun-tahun.

    Proses ini bisa dipercepat berlipat-

    lipat dengan adanya enzim sukrase.

    Hidrolisis juga dapat dipercepat

    dengan asam,misalnya dengan kalium

    bitartrat atau jus lemon, keduanya

    asam lemah. Demikian juga,

    keasaman lambung mengubah sukrosa

    menjadi glukosa dan fruktosa

    selamaproses pencernaan dalam

    tubuh.

    Pati atau amilum adalah karbo

    hidrat kompleks yang tidak larut

    dalam air, berwujud bubuk putih,

    tawar dan tidak berbau.Pati

    merupakan bahan utama yang

    dihasilkan oleh tumbuhan untuk

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    menyimpan kelebihan glukosa

    (sebagai produk fotosintesis) dalam

    jangka panjang.Hewan dan manusia

    juga menjadikan pati sebagai sumber

    energi yang penting.

    Na-CMC adalah turunan dari

    selulosa dan sering dipakai dalam

    industri pangan, atau digunakan dalam

    bahan makanan untuk mencegah

    terjadinya retrogradasi. Pembuatan

    CMC adalah dengan cara mereaksikan

    NaOH dengan selulosa murni,

    kemudian ditambahkan Na-kloro

    asetat

    Reaksi :

    R-OH + NaOH R-ONa + H2O

    R-ONa + ClCH2COONa O CH2COONa + NaCl

    Na-CMC merupakan zat

    dengan warna putih atau sedikit

    kekuningan, tidak berbau dan tidak

    berasa, berbentuk granula yang halus

    atau bubuk yang bersifat higroskopis.

    CMC ini mudah larut dalam air panas

    maupun air dingin. Pada pemanasan

    dapat terjadi pengurangan viskositas

    yang bersifat dapat balik (reversible).

    Viskositas larutan CMC dipengaruhi

    oleh pH larutan, kisaran pH Na-CMC

    adalah 5-11 sedangkan pH optimum

    adalah 5, dan jika pH terlalu rendah

    (

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    banyak digunakan terutama pada

    industri pangan.

    Glukosa (C6H12O6, memiliki

    berat molekul 180.18) adalah heksosa

    monosakarida yang mengandung

    enam atom karbon. Glukosa

    merupakan aldehida (mengandung

    gugus -CHO). Lima karbon dan satu

    oksigennya membentuk cincin yang

    disebut "cincin piranosa", bentuk

    paling stabil untuk aldosa berkabon

    enam.Dalam cincin ini, tiap karbon

    terikat pada gugus samping hidroksil

    dan hidrogen kecuali atom kelimanya,

    yang terikat pada atom karbon keenam

    di luar cincin, membentuk suatu gugus

    CH2OH.

    Gel agarosa adalah suatu

    polisakarida yang diekstraksi dari

    berbagai jenis ganggang merah. Ia

    tergolong kelompok pectin dan

    merupakan suatu polimer yang

    tersusun dari monomer galaktosa. Bila

    dihidrolisis akan menyerang ikatan 1-

    4 alfa glukosida pada pati dan

    membentuk dekstrin atau glukosa

    tergantung pada derajat pemecahan

    rantai polisakaridanya. Reaksi ini

    membutuhkan katalisator yang

    digunakan sebagai mempercepat

    reaksi tersebut.

    Laktosa ialah suatu gula

    disakarida yang berasal dari galaktosa

    dan glukosa yang dijumpai dalam

    susu. Laktosa membentuk sekitar 2

    8% dari susu (berdasarkan berat),

    meskipun jumlahnya berbeda-beda di

    antara spesies dan individu, dan susu

    dengan jumlah laktosa tereduksi juga

    ada.Fosfogliseraldehid merupakan

    substrat pembentuk gliserol yang

    terbentuk saat proses glikolisis

    (katabolisme pada sel).

    Setiap percobaan pada setiap

    sampel digunakan blanko berupa air

    untuk memperlihatkan perbandingan

    hasil positif atau negative yang

    dihasilkan sampel.Pengujian terhadap

    seluruh sampel dimulai dengan uji

    Molisch.

    PGA (pulvis gummi arabicum)

    atau lebihs sering disebut gom arab

    merupakan senyawa eksudat dari

    tanaman Acasia sp. Dengan sifat

    mudah larut dalam air, tidak larut

    dalam alkohol, dan bersifat asam.

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    PGA termasuk suspending agent dan

    emulsifying agent dalam pembuatan

    sediaan farmasi berupa suspense dan

    emulsi.

    Berbeda dengan Na-CMC,

    penggunaan PGA sebagai suspending

    dan emulsifying agent membutuhkan

    pengembangan menggunakan air

    dingin karena PGA termasuk

    golongan pensuspensi dari alam.

    Struktur PGA merupakan struktur

    dengan ikatan yang lemah yang

    mudah rusak jika digunakan air

    panas.Tidak dibutuhkan energy lebih

    untuk memutus ikatan pada

    pensuspensi golongan alam. Air panas

    malah akan merusak struktur dari

    senyawa tersebut.

    Uji molisch adalah uji kimia

    kualitatif untuk mengetahui adanya

    karbohidrat. Uji Molisch dinamai

    sesuai penemunya yaitu Hans

    Molisch, seorang alhi botani dari

    Australia. Uji ini didasari oleh reaksi

    dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat

    membentuk cincin furfural yang

    berwarna ungu. Reaksi positif ditandai

    dengan munculnya cincin ungu di

    purmukaan antara lapisan asam dan

    lapisan sampel.

    Sampel yang diuji dicampur

    dengan reagent Molisch, yaitu -

    naphthol yang terlarut dalam

    etanol.Setelah pencampuran atau

    homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-

    lahan dituangkan melalui dinding

    tabung reaksi agar tidak sampai

    bercampur dengan larutan atau hanya

    membentuk lapisan.

    Pada pengujian terhadap

    sukrosa terdapat cincin berwarna

    ungu.Ini disebabkan karena adanya

    penambahan H2SO4 pekat (dapat

    digantikan asam kuat lainnya)

    berfungsi untuk menghidrolisis ikatan

    pada sakarida untuk menghasilkan

    furfural. Furfural ini kemudian

    bereaksi dengan reagent Molisch, -

    naphthol membentuk cincin yang

    berwarna ungu dan dapat diambil

    kesimpulan bahwa sample sukrosa

    mengandung karbohidrat.

    Pada sample yang lainnya

    seperti agarosa, Na-cmc, PGA,

    lactosa, amilum, dan glukosa juga

    dilakukan pengujian yang sama, dan

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    untuk sample agarosa, Na-cmc,

    lactosa, amilum, dan glukosa

    memberikan reaksi yang positif

    terhadap reaksi ini karena semua

    sampel tersebut mengandung ikatan

    glikosida yang dihidrolisis

    menghasilkan furfural. Tetapi untuk

    sample PGA tidak, hal ini

    menunjukkan bahwa pereaksi Molisch

    tidak dapat mendeteksi ikatan

    glikosida karena PGA adalah senyawa

    lemak yang menyusun gliserol.

    Percobaan yang selanjutnya

    adalah percobaan menggunakan

    pereaksi barfoed. Pada percobaan uji

    Barfoed, karbohidrat direduksi pada

    suasana asam. Dalam asam,

    polisakarida atau disakarida akan

    terhidrolisis parsial menjadi sebagian

    kecil monomernya. Hal inilah yang

    menjadi dasar untuk membedakan

    antara monosakarida, oligosakarida /

    disakarida, dan polisakarida.

    Monomer gula dalam hal ini bereaksi

    dengan fosfomolibdat membentuk

    senyawa berwarna biru. Dibanding

    dengan monosakarida, polisakarida

    yang terhidrolisis oleh asam

    mempunyai kadar monosakarida yang

    lebih kecil, sehingga intensitas warna

    biru yang dihasilkan lebih kecil

    dibandingkan dengan larutan

    monosakarida. Disakarida juga akan

    memberikan hasil positif pada larutan

    memberikan warna biru dan bagian

    bawah terdapat endapan kemerahan

    bila didihkan cukup lama hingga

    terjadi hidrolisis. Pada sample sukrosa

    memberikan hasil yang positif yaitu

    dengan terbentuknya endapan merah

    di bagian dasar tabung.

    Pada awalnya tidak terbentuk

    endapan merah.Namun, dengan

    pemanasan yang cukup lama, akhirnya

    endapan merah dapat terbentuk.Ini

    disebabkan karena sukrosa merupakan

    disakarida, sehingga membutuhkan

    waktu yang cukup lama untuk

    menghidrolisisnya menjadi bentuk

    monomernya dan memutus ikatan

    yang ada pada sukrosa.

    Pada sample yang lainnya

    seperti agarosa, Na-

    cmc,PGA,lactosa,amilum, dan glukosa

    juga dilakukan pengujian yang sama,

    dan untuk sample glukosa

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    memberikan reaksi yang positif

    terhadap reaksi ini karena glukosa

    merupakan monosakarida yang mudah

    untuk diputus ikatan glikosidanya

    melalui pemanasan dan pengikatan

    oleh reagen Barfoed. Tetapi untuk

    sample agarosa, Na-cmc, PGA,

    lactosa, dan amilum hasilnya negative

    karena sampel-sampel tersebut

    merupakan gula kompleks yang

    ikatannya sulit untuk

    menghidrolisisnya menjadi

    monomernya.Seharusnya lactose

    menghasilkan hasil yang positif

    karena lactose dan sukrosa adalah

    disakarida (terdiri dari 2 monomer),

    namun pemanasan yang dilakukan

    pada sampel laktosa kurang sehingga

    tidak terbentuk endapan merah.

    Berikutnya adalah percobaan

    menggunakan pereaksi benedict.Uji

    benedict adalah untuk membuktikan

    adanya gula pereduksi.Gula pereduksi

    adalah gula yang mengalami reaksi

    hidrolisis dan bisa diurai menjadi

    sedikitnya dua buah monosakarida.

    Pada uji Benedict larutan tembaga

    alkalis akan direduksi oleh gula yang

    mempunyai gugus aldehid atau keton

    bebas dengan membentuk kuproksida

    yang berwarna. Gula pereduksi

    beraksi dengan pereaksi menghasilkan

    endapan merah bata (Cu2O).Pada gula

    pereduksi terdapat gugus aldehid dan

    OH laktol. OH laktol adalah OH yang

    terikat pada atom C pertama yang

    menentukan karbohidrat sebagai gula

    pereduksi atau bukan. Sekalipun

    aldosa atau ketosa berada dalam

    bentuk sikliknya, namun bentuk ini

    berada dalam kesetimbangannya

    dengan sejumlah kecil aldehida atau

    keton rantai terbuka, sehingga gugus

    aldehida atau keton ini dapat

    mereduksi berbagai macam

    reduktorReaksi uji Benedict :

    O O

    || ||

    R C H + Cu2+ + OH R C OH + Cu2O

    (merah bata)

    Pada sample sukrosa

    memberikan hasil yang positif, yaitu

    ditunjukkan dengan adanya warna

    merah bata pada bagian dasar tabung.

    Ini disebabkan karena sukrosa

    tersusun atas glukosa dan fruktosa.Ini

    dapat terjadi karena glukosa sendiri

    emiliki gugus aldehid (C-O). Endapan

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    merah bata terbentuk dalam waktu

    yang cukup lama. Ini disebabkan

    karena sukrosa merupakan disakarida

    yang terdiri dari glukosa yang

    merupakan aldehid (-CHO) dan

    fruktosa yang merupakan keton (-

    C=O). Pemanasan membutuhkan

    waktu yang cukup lama karena selain

    ada pemutusan ikatan kovalen dari

    gugus keton, ada pemutusan ikatan

    hydrogen dari aldehid untuk

    menghasilkan hasil positif berupa

    endapan merah bata.

    Pada sample yang lainnya

    seperti agarosa, Na-cmc, PGA,

    lactosa, amilum, dan glukosa juga

    dilakukan pengujian yang sama, dan

    untuk sample laktosa dan glukosa

    memberikan reaksi yang positif

    terhadap reaksi ini karena penyusun

    dari laktosa adalah glukosa dan

    galaktosa yang termasuk dalam gula

    pereduksi, begitu pula laktosa

    merupakan disakarida dari glukosa

    yang merupakan gula pereduksi juga.

    Tetapi untuk sample agarosa, Na-

    cmc,PGA,dan amilum tidak karena

    sampel tersebut tidak mengandung

    gula pereduksi sehingga ion Cu2+ dari

    reagen Benedict tidak mengikat

    aldehid/keton dan tidak menghasilkan

    endapan merah bata Cu2O .

    Selanjutnya adalah percobaan

    menggunakan pereaksi seliwanoff.Di

    dalam uji Seliwanoff ada

    pembentukan 4-hidroksimetilfurfural

    yang terjadi pada reaksi antara

    fruktosa, sukrosa, galaktosa, glukosa,

    dan arabinosa yang mendasari uji

    seliwanoff. Warna jingga yang muncul

    disebabkan oleh senyawa kompleks

    hidroksimetilfurfural yang mengalami

    kondensasi akan membentuk senyawa

    kompleks.

    Uji ini membedakan aldosa

    dan ketosa. Ketosa dibedakan dari

    aldosa via gugus fungsi keton /

    aldehida gula tersebut. Jika gula

    tersebut mempunyai gugus keton ia

    adalah ketosa. Sebaliknya jika ia

    mengandung gugus aldehida,ia adalah

    aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta

    bahwa ketika dipanaskan ,ketosa lebih

    cepat terhidrasi daripada aldosa.

    Pada percobaan yang

    dilakukan terhadap sukrosa, larutan

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    tidak memberikan perubahan warna

    menjadi endapan merah (hasil positif).

    Hal ini disebabkan karena reagen yang

    digunakan telah terhidrolisis karena

    penyimpanannya yang kurang baik

    sehingga tidak memberikan perubahan

    warna pada sample sukrosa.

    Seharusnya sukrosa memberikan hasil

    positif berupa endapan berwarna

    merah karena sukrosa merupakan

    disakarida yang memiliki gugus keton

    dari fruktosa.

    Pada sample yang lainnya

    seperti agarosa, Na-cmc, PGA,

    lactosa, amilum, dan glukosa juga

    dilakukan pengujian yang sama,semua

    sample tidak memberikan reaksi yang

    positif terhadap reaksi ini. Ini

    disebabkan karena uji menggunakan

    pereaksi seliwanoff hanya spesifik

    pada gula yang memiliki gugus ketosa

    yaitu pada sukrosa dan fruktosa.

    KESIMPULAN

    1. Terdapat karbohidrat yang

    terkandung di dalam sampel

    sukrosa

    2. Uji Molisch mendeteksi ikatan

    glikosida, uji Benedict

    mendeteksi gula pereduksi

    golongan aldehid, uji Barfoed

    memisahkan monosakarida

    dari disakarida melalui kondisi

    lingkungan pH dan

    pemanasan, uji Seliwanoff

    mendeteksi ketoheksosa yaitu

    fruktosa.

  • IJPST Reaksi Uji Karbohidrat Mei 2015

    Daftar pustaka

    Harold,H.2003.Kimia Organik

    (Organic Chemistry). Jakarta :

    Erlangga.

    Lehninger, A.L. 1997. Dasar-dasar

    Biokimia edisi 1. Jakarta:

    Erlangga.

    Murray,R.K. 2009. Biokimia Harper

    Edisi 29.Jakarta : EGC.

    Nugraha, Linus Seta Adi. 2012.

    Pengaruh Kadar Na CMC

    Sebagai Pengental Terhadap

    Karakteristik Fisik Losion

    Repelan Minyak Akar Wangi

    (Vetiveria zizanioides (L.)

    Nash). Semarang: Akademi

    Farmasi Theresiana.

    Poedjiadi, A. (2007). Dasar-dasar

    Biokimia. Jakarta :Universitas

    Indonesia Press.

    Purnawati, Debbi. 2006. Kajian

    Pengaruh Konsentrasi Sukrosa

    dan Asam Sitrat terhadap

    Mutu Sabun Transparan.

    Bogor: Institut Pertanian

    Bogor.

    Rowe, Rraymond C., Paul J Sheskey.,

    dan Marian E Quinn. 2009.

    Handbook of Pharmaceutical

    Excipients. USA:

    Pharmaceutical Press.

    Sinuhaji, Atan Baas. 2006. Intoleransi

    Laktosa. Majalah Kedokteran

    Nusantara Vol.39 No.4.

    Sumardjo.2008. Pengantar Kimia :

    Buku Panduan Mahasiswa

    Kedokteran. Jakarta : EGC.

    Winarno F.G. 2008.Kimia Pangan dan

    Gizi .Bogor : M-BRIO