i HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI DUSUN NGABEAN TRIHARJO PANDAK BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh: AYU ROCHMA HARTI 2213119 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017
52
Embed
HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.unjaya.ac.id/2068/2/AYU ROCHMA HARTI_2213119_pisah.pdf · Pradnyandari and Diniari (2014) menemukan bahwa kejadian depresi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT
DEPRESI LANSIA DI DUSUN NGABEAN TRIHARJO
PANDAK BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
AYU ROCHMA HARTI
2213119
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pola
Komunikasi Keluarga dengan Tingkat Depresi Lansia di Dusun Ngabean Triharjo
Pandak Bantul Yogyakarta”.
Skripsi ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan dan bantuan
berbagai pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada :
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Stikes A.Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep.,Sp.Kep.,MB selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan Stikes A.Yani Yogyakarta.
3. Anastasia Suci Sukmawati, S.Kep.,Ns.,MNg selaku pembimbing skripsi yang
dengan sabar membimbing dan memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Suwarno, S.Kep.,Ns.,MNS selaku penguji skripsi yang telah memberikan
masukan dan saran bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kepala Desa Triharjo yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
6. Kepala Dusun Ngabean yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
7. Kepala Dusun Yuwono yang telah memberikan izin untuk melakukan uji
validitas dan reliabilitas.
8. Kedua orang tua, kakak dan adik tercinta yang senantiasa memberikan do’a,
dukungan, kasih sayang dan tiada henti memberikan semangat bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua sahabat dan teman-teman mahasiswa keperawatan angkatan 2013 yang
telah memberikan masukan, dukungan dan bantuan kepada penulis.
10. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Besar harapan penulis semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan masukan yang bisa menjadi koreksi dan
perbaikan sangat penulis harapkan.
Yogyakarta, Juli 2017
Penulis
Ayu Rochma Harti
v
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
INTISARI ............................................................................................................. ix
ABSTRACT ........................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ........................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia ............................................................................................................. 9
B. Depresi ......................................................................................................... 19
C. Komunikasi .................................................................................................. 24
D. Kerangka Teori ............................................................................................ 36
E. Kerangka Konsep......................................................................................... 37
F. Hipotesis ...................................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ......................................................................................... 38
B. Lokasi dan Waktu ........................................................................................ 38
C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 38
D. Variabel Penelitian....................................................................................... 40
E. Definisi Operasional .................................................................................... 41
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ........................................................... 41
G. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................. 44
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 46
I. Etika Penelitian ............................................................................................ 49
J. Pelaksanaan Penelitian................................................................................. 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 54
B. Pembahasan ................................................................................................. 59
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................. 72
B. Saran ............................................................................................................ 73
Gambar 2.1 Kerangka Teori ....................................................................... 36
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................... 37
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Skripsi
Lampiran 2 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6 Hasil Analisis Data Univariat dan Bivariat
Lampiran 7 Surat Keterangan Persetujuan Etik Penelitian
Lampiran 8 Surat Izin Studi Pendahuluan dari BAPEDA
Lampiran 9 Izin Studi Pendahuluan Bupati Bantul
Lampiran 10 Izin Studi Pendahuluan Ka. Kantor Kesatuan Bangsa Bantul
Lampiran 11 Izin Studi Pendahuluan Ka. Dusun Ngabean Triharjo
Lampiran 12 Surat Izin Uji Validitas dan Reliabilitas dari BAPEDA
Lampiran 13 Izin Uji Validitas dan Reliabilitas Bupati Bantul
Lampiran 14 Izin Uji Validitas dan Reliabilitas Ka. Dusun Yuwono Triharjo
Lampiran 15 Suat Izin Penelitian dari BAPEDA
Lampiran 16 Izin Penelitian Bupati Bantul
Lampiran 17 Izin Penelitian Ka. Dusun Ngabean Triharjo
Lampiran 18 Lembar Bimbingan Penyusunan Skripsi
ix
HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT
DEPRESI LANSIA DI DUSUN NGABEAN TRIHARJO
PANDAK BANTUL YOGYAKARTA
Ayu Rochma Harti1, Anastasia Suci Sukmawati2
INTISARI
Latar Belakang: Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 8,03%
atau 20,24 juta jiwa. Banyaknya stressor yang dialami lansia seperti pensiun,
kematian pasangan, kemunduran kemampuan atau kekuatan fisik, kemunduran
kesehatan, dan penyakit fisik dapat memicu terjadinya depresi. Dukungan
keluarga berupa komunikasi dapat menjadi koping dan sistem pendukung bagi
lansia untuk menghadapi depresi. Adanya pola komunikasi yang fungsional dapat
bermanfaat untuk mengurangi depresi karena lansia dapat menyampaikan pikiran
dan perasaannya kepada keluarga.
Tujuan Penelitian: Diketahui hubungan pola komunikasi keluarga dengan
tingkat depresi lansia di Dusun Ngabean Triharjo Pandak Bantul.
Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan
cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
dengan sampel berjumlah 78 responden. Instrumen penelitian dengan alat ukur
kuesioner tingkat depresi Geriatric Depression Scale (GDS) dan pola komunikasi
keluarga. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Chi Square.
Hasil Penelitian: Pola komunikasi keluarga di Dusun Ngabean Pandak Bantul
yang memiliki kategori fungsional sebanyak 73,1%. Tingkat depresi lansia
terbanyak adalah depresi ringan sebanyak 55,1%. Pola komunikasi keluarga
fungsional dengan tingkat depresi ringan sebanyak 47,4%. Hasil uji Chi Square
diperoleh nilai p value sebesar 0,000 (p<0,05) dan nilai koefisen kontingensi
sebesar 0,613.
Kesimpulan: Ada hubungan pola komunikasi keluarga dengan tingkat depresi
lansia di Dusun Ngabean Triharjo Pandak Bantul Yogyakarta dengan tingkat
keeratan hubungan kuat.
Kata Kunci : Pola Komunikasi Keluarga, Tingkat Depresi, Lanjut Usia.
1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
x
THE CORRELATION OF FAMILY COMMUNICATION AND THE
DEPRESSION LEVEL OF ELDERLY IN DUSUN NGABEAN
TRIHARJO PANDAK BANTUL YOGYAKARTA
Ayu Rochma Harti1, Anastasia Suci Sukmawati2
ABSTRACT
Background: In 2014, the number of elderly in Indonesia reached 8.03% or 20.24
million people. The most of stressors experienced by the elderly such as
retirement, partner death, deterioration of ability or physical strength, health
decline, and physical illness can lead to depression. Family support as a support
system for the elderly to reduce depression. The functional communication pattern
can be used to reduce depression because the elderly able to express their opinion
and feeling to the family.
The research purpose: To know the correlation of family communication and
the depression level of elderly in Dusun Ngabean Triharjo Pandak Bantul.
The research method: The research used corelation descriptive with cross
sectional approach. The sampling technique selected using purposive sampling
and the number of samples were 78 respondents. The instrument were
questionnaires with depression level measurement tool of Geriatric Depression
Scale (GDS) and family communication. The result of the research was analyzed
by Chi Square test.
The research result: Family communication in Dusun Ngabean was functional
category of 73.1%. The most of depression level was mild depression of 55.1%.
The most of family communication with mild depression of 47.4%. Chi Square
test was obtained p value 0.000 (p<0.05) with contingency coefficient of 0.613.
Conclusion: There was a correlation between family communication and the
depression level of elderly in Dusun Ngabean Triharjo Pandak Bantul Yogyakarta
with closeness of relationship is strong.
Keywords: Family Communication, Depression level, Elderly.
1Students of Nursing Study Program in School of Health Science Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta 2Lecture of Nursing Study Program in School of Health Science Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun
ke atas, berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lansia (Maryam, 2011). Secara global jumlah penduduk lansia di
dunia akan berkembang pesat, yang akan meningkatkan usia harapan hidup dan
peningkatan jumlah penduduk lansia (Departemen Kesehatan RI, 2016). United
Nations (2016) menjelaskan bahwa jumlah populasi lansia yang ada di dunia yaitu
900 juta. Pada tahun 2015, Benua Asia mempunyai jumlah lansia terbanyak
dibandingkan dengan benua lainnya yaitu sebanyak 508 juta penduduk lansia
dengan presentase 11,6% (United Nations, 2016).
Berdasarkan United Nations (2016), presentase lansia di Indonesia
sebanyak 8,2%. Pada tahun 2014, jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta
jiwa, hal tersebut setara dengan 8,03% dari seluruh penduduk Indonesia. Jumlah
lansia perempuan lebih besar daripada lansia laki-laki, yaitu 10,77 juta jiwa lansia
perempuan, sedangkan jumlah lansia laki-laki 9,47 juta jiwa. Selain itu, jumlah
lansia yang tinggal di perdesaan yaitu 10,87 juta jiwa, sedangkan untuk daerah
daerah perkotaan sebanyak 9,37 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2015).
Memasuki usia tua, lansia akan mengalami banyak perubahan, meliputi
perubahan fisik dan fungsi, perubahan mental, maupun perubahan psikologis.
Perubahan fisik yang dialami oleh lansia antara lain kulit yang mengendur, rambut
memutih, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin kabur, gerakan yang
lambat, dan bentuk tubuh yang kurang proporsional (Nugroho, 2012).
Permasalahan kesehatan lansia tidak hanya masalah fisik adapula masalah jiwa
atau psikologi meliputi gangguan proses pikir, demensia, gangguan perasaan
seperti depresi, harga diri rendah, gangguan fisik dan gangguan perilaku (Stanley
and Beare, 2007). Perubahan yang terjadi pada lansia akan berdampak terhadap
tingkah laku, perasaan dan peningkatan sensitivitas emosional seseorang
(Nugroho, 2012).
2
Proses menua pada seseorang dapat menimbulkan berbagai masalah
seperti tidak dapat bekerja secara optimal, merasa kehilangan teman, tidak ada
teman sebaya yang bisa diajak bicara, merasa tidak berguna, sering marah dan
tidak sabaran, kurang mampu berpikir dan bicara, merasa kehilangan peran dalam
keluarga, mudah tersinggung dan merasa tidak berdaya. Kondisi tersebut dapat
memicunya terjadinya depresi (Tamher and Noorkasiani, 2009). Depresi adalah
gangguan alam perasaan yang di tandai dengan kemurungan, kesedihan yang
mendalam yang dapat mengakibatkan kehilangan kegairahan hidup (Hawari,
2006). Depresi pada lansia merupakan salah satu kesehatan mental yang dapat
menjadi masalah serius. Beberapa stressor pencetus lain pada lansia yang dapat
menimbulkan depresi antara lain pensiun, kematian pasangan, kemunduran
kemampuan atau kekuatan fisik, kemunduran kesehatan, penyakit fisik,
kedudukan sosial, keuangan, dan rumah tinggal mempengaruhi rasa aman bagi
lansia dan menyebabkan depresi (Stanley and Beare, 2007).
Depresi pada lansia sekitar 12-36% lansia yang menjalani rawat jalan
mengalami depresi. Angka ini meningkat menjadi 30-50% pada lansia dengan
penyakit kronis dan perawatan lama yang mengalami depresi (Mangoenprasodjo
2004 dalam Azizah 2011). Menurut Kaplan and Sadock (2010), sekitar 25%
komunitas lansia dan pasien yang menjalani perawatan di rumah ditemukan
adanya gejala depresi pada lansia. Depresi juga menyerang kira-kira 10-15% pada
lansia yang berusia 65 tahun yang tinggal dikeluarga. Pradnyandari and Diniari
(2014) menemukan bahwa kejadian depresi yang tinggal bersama keluarga
sebanyak 34,3% lebih besar dibandingkan dengan lansia yang tinggal di panti
wreda (Pradnyandari and Diniari, 2014).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang tinggal dalam satu atap dan saling
ketergantungan. Keberadaan anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit dan sanak
saudara yang memperhatikan, membantu dan peduli sangat berarti bagi lansia
(Lee and Holm, 2011). Dukungan keluarga merupakan unsur terpenting dalam
membantu seseorang menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa
percaya diri akan bertambah dan motivasi menghindari masalah juga meningkat.
3
Dukungan keluarga berupa komunikasi dapat menjadi koping bagi lansia untuk
mengatasi depresi dan sistem pendukung pada lansia dalam menghadapi depresi.
Komunikasi dalam keluarga dapat digunakan sebagai dukungan dan tempat
berlindung. Komunikasi sangat penting bagi kedekatan keluarga dalam mengenal
masalah, memberi respon terhadap peran non verbal dan mengenal masalah pada
individu (Suryani, 2006). Dukungan informasi dan komunikasi yang fungsional
dapat bermanfaat dalam mengurangi depresi pada lansia karena lansia dapat
menyampaikan pikiran dan perasaan yang dialami oleh lansia kepada
keluarganya. Proses komunikasi yang baik dapat membentuk pola komunikasi
yang baik dalam keluarga. Penerapan pola komunikasi yang baik akan
memberikan kontribusi yang baik antara keluarga dan lansia dalam menyelesaikan
masalah (Friedman dkk, 2010). Menurut Cahyaningrum dkk (2012), keluarga
yang memiliki lansia dengan pola komunikasi disfungsional sebanyak 39,1% di
Dusun Bunder III, Banaran, Galur, Kulon Progo. Pola komunikasi disfungsional
dalam keluarga merupakan pola komunikasi yang tidak sehat, salah satu cirinya
adalah tidak efektifnya fungsi komunikasi dan adanya pemusatan pada diri
sendiri, kurang empati (Friedman dkk, 2010). Lansia yang memiliki support
system keluarga yang baik akan dapat mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan mental serta memberikan motivasi berupa motivasi sehingga akan lebih
sulit untuk terkena depresi (Maryam, 2011).
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi yang mempunyai
presentase jumlah lansia tertinggi yaitu 13,4% dengan jumlah lansia sebanyak
123.121 jiwa (Departemen Kesehatan RI, 2016). Bantul merupakan kabupaten
yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki jumlah
lansia sebanyak 133.397 jiwa. Kecamatan Pandak merupakan salah satu
kecamatan yang terdapat di Kabupaten Bantul, yang memiliki jumlah penduduk
sebanyak 23.215 jiwa. Desa Triharjo adalah desa yang terdapat di Kecamatan
Pandak dengan jumlah penduduk 12.288 jiwa dengan jumlah lansia sebanyak
1800 jiwa (Profil Puskesmas Pandak 2, 2016).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada
bulan Januari 2017, lansia yang tinggal di Dusun Ngabean sebanyak 243 orang
4
dan sebagian besar dengan tinggal keluarga. Di dusun ini terdapat 6 Rukun
Tetangga dan telah memiliki posyandu lansia yang dilaksanakan rutin sebulan
sekali. Kader posyandu lansia menyatakan bahwa sebagian besar lansia memiliki
penghasilan yang tergantung dari keluarganya. Selain itu masih terdapat lansia
yang harus menghidupi keluarganya walaupun usianya sudah sangat tua. Dari
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, banyak lansia yang menyendiri dan
bingung selama kegiatan posyandu. Di Dusun Ngabean terdapat 6 lansia yang
mengalami gangguan jiwa. Hasil uji kuesioner Geriatric Depression Scale (GDS)
dari 5 lansia terdapat 4 lansia yang mengalami depresi. Selain itu, 60% lansia
mengatakan bosan apabila di rumah dan keluarga jarang menanyakan kepada
lansia apakah mereka mempunyai masalah atau tidak. Lansia yang tinggal
bersama keluarga terkadang masih merasa kesepian.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, peneliti ingin
melakukan penelitian tentang “Hubungan Pola Komunikasi Keluarga dengan
Tingkat Depresi Lansia di Dusun Ngabean Triharjo Pandak Bantul Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan antara pola komunikasi keluarga
dengan tingkat depresi lansia di Dusun Ngabean Triharjo Pandak Bantul
Yogyakarta ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui hubungan pola komunikasi keluarga dengan tingkat depresi
lansia di Dusun Ngabean Triharjo Pandak Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran pola komunikasi keluarga di Dusun Ngabean.
b. Diketahui gambaran tingkat depresi lansia di Dusun Ngabean.
c. Diketahui tingkat keeratan hubungan pola komunikasi keluarga dengan
tingkat depresi lansia di Dusun Ngabean.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah wacana dan bahan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang keperawatan gerontik khususnya
yang berkaitan pola komunikasi keluarga dan depresi lansia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian
selanjutnya serta referensi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
berupa variabel-variabel yang mempengaruhi tentang pola komunikasi
dengan tingkat depresi lansia.
b. Bagi Institusi Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan hasil penelitian terbaru dan
bahan materi pembelajaran mengenai pola komunikasi keluarga berupa
fungsional dan disfungsional dan terdapat hubungan secara langsung dan
signifikan dengan tingkat depresi pada lansia. Hubungannya negatif,
apabila pola komunikasi keluarga fungsional tinggi maka tingkat depresi
akan semakin menurun, sedangkan hubungan positif apabila pola
komunikasi keluarga disfungsional tinggi maka tingkat depresi lansia akan
semakin memburuk.
c. Bagi Lansia
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana bagi lansia
untuk mengungkapkan perasaannya atau masalah secara terbuka kepada
keluarga sehingga mengurangi hal-hal yang dapat mempengaruhi depresi
lansia.
d. Bagi Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan keluarga yang mempunyai lansia
mendapatkan informasi serta menggunakan pola komunikasi yang tepat
sehingga lansia terhindar dari depresi.
6
E. Keaslian Penelitian
1. Ahmadiyanto dkk, (2014), melakukan penelitian tentang “Hubungan
Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi pada Lansia di PSLU
Bondowoso”. Penelitian tersebut merupakan penelitian korelatif dengan
pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian yaitu 46
responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Tingkat
depresi diukur menggunakan instrument Inventory Depression Beck (IDB)
sedangkan analisis data menggunakan uji Spearman Rank Korelasi. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara dukungan
keluarga dengan tingkat depresi lansia.
Persamaan dari penelitian ini terletak pada variabel terikat yaitu
“tingkat depresi lansia”. Selain itu penelitian ini juga merupakan penelitian
korelasi dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan dari penelitian ini
terletak pada variabel bebas. Pada penelitian sebelumnya menggunakan
“dukungan keluarga” sedangkan pada penelitian ini “pola komunikasi
keluarga”. Alat ukur untuk tingkat depresi penelitian sebelumnya
menggunakan “Inventory Depression Beck (IDB)”, sedangkan penelitian ini
akan menggunakan “Geriatric Depression Scale (GDS)”. Teknik sampel pada
penelitian sebelumnya menggunakan “simple random sampling”, sedangkan
pada penelitian ini menggunakan teknik “purposive sampling”.
2. Cahyaningrum dkk, (2012), melakukan penelitian tentang “Hubungan Pola
Komunikasi dengan Kualitas Hidup Lansia di Dusun Bunder III Banaran
Galur Kulon Progo”. Penelitian tersebut merupakan penelitian non eksperimen
dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian yaitu 46
responden dengan teknik purposive sampling. Uji analitik yang digunakan uji
Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keeratan hubungan antara
pola komunikasi keluarga dengan kualitas hidup lansia adalah sedang.
Persamaan dari penelitian ini terdapat pada variabel bebasnya yaitu
“pola komunikasi keluarga”. Metode penelitian yaitu non eksperimen dengan
pendekatan cross sectional. Teknik sampel yang digunakan juga sama yaitu
“purposive sampling”. Perbedaan pada penelitian ini adalah variabel terikat.
7
Penelitian sebelumnya variabel terikatnya adalah kualitas hidup sedangkan
pada penelitian ini “tingkat depresi lansia”.
3. Marwanti dkk, (2012), melakukan penelitian tentang “ Hubungan Support
System Keluarga dan Kondisi Fisik dengan Tingkat Depresi Lansia di Desa
Randulanang Jatinom Klaten”. Penelitian tersebut merupakan penelitian
penelitian non eksperimen kuantitatif dengan metode penelitian studi korelasi
dan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian adalah ≥60
lansia yang tinggal bersama keluarga dan masih memiliki pasangan hidup.
Sedangkan sampel penelitian sebanyak 45 responden lansia dengan teknik
pengambilannya proporsional random sampling. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan antara support system keluarga terhadap tingkat
depresi lansia dan ada hubungan antara kondisi fisik dengan tingkat depresi
lansia.
Persamaan dari penelitian ini terletak pada variabel terikat yaitu
“tingkat depresi pada lansia”. Metode penelitian ini juga sama yaitu “studi
korelasi” dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan dari penelitian ini
adalah variabel bebas. Pada penelitian sebelumnya menggunakan “support
system dan kondisi fisik” sedangkan pada penelitian ini “pola komunikasi
keluarga”. Teknik sampel pada penelitian sebelumnya menggunakan
“proporsional random sampling” sedangkan pada penelitian ini menggunakan
teknik “purposive sampling”.
4. Surmiyati dkk, (2015), melakukan penelitian “Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Dusun Dukuh Seyegan Sleman”.
Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 59
orang dengan teknik sampel yaitu cluster random sampling. Alat ukur tingkat
depresi menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS). Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan yang antara dukungan keluarga dengan tingkat
depresi lansia dengan keeratan hubungan sedang.
Persamaan pada penelitian ini yaitu terletak pada variabel terikatnya
yaitu “tingkat depresi lansia”. Metode penelitian yang digunakan juga sama
8
yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian
alat ukur untuk tingkat depresi juga sama yaitu Geriatric Depression Scale
(GDS). Perbedaan dari penelitian ini yaitu terletak pada variabel bebas. Pada
penelitian sebelumnya menggunakan “dukungan keluarga”, sedangkan pada
penelitian ini menggunakan “pola komunikasi keluarga”. Teknik sampel
penelitian sebelumnya menggunakan “cluster random sampling”, sedangkan
pada penelitian ini menggunakan “purposive samping”.
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dusun Ngabean merupakan salah satu dusun yang berada di Desa
Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dusun Ngabean terdiri dari 6 rukun tetangga dan 438 kepala
keluarga. Jumlah penduduk yang tinggal di Dusun Ngabean mencapai 1432
jiwa dengan jumlah lansia 243 orang. Perbatasan wilayah Dusun Ngabean
meliputi: sebelah utara berbatasan dengan Dusun Yuwono, sebelah selatan
berbatasan dengan Dusun Gunturan, sebelah timur berbatasan dengan Dusun
Jigudan dan sebelah barat berbatasan dengan Sungai Progo.
Fasilitas pendukung kesehatan di Dusun Ngabean yaitu telah
terbentuk posyandu kesehatan yang diadakan setiap tanggal 15 disetiap
bulannya. Pelayanan yang diberikan di posyandu meliputi pemeriksaan