NASKAH PUBLIKASIHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
IMUNISASI DENGAN STATUS KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEPOK 1 YOGYAKARTA
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana
Keperawatan Program Studi S-1 Keperawatan Universitas
Yogyakarta
Diajukan oleh :ADRIANUS JOSIMAN NIM : 08130301
PROGRAM STUDI S-I KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2012
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANGIMUNISASI DENGAN
STATUS KELENGKAPAN IMUNISASIDASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMASDEPOK I YOGYAKARTA
Adrianus josiman1, Maria H Bakrie2, Nanik
Budiastuti3INTISARILatar belakang: Pemerintah mewajibkan setiap
anak untuk mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam
penyakit yaitu penyakit TBC, Difteria, Tetanus, Pertusis, Polio,
Campak (Measles, Morbili) dan Hepatitis B yang termasuk dalam
Program Pengembangan Imunisasi (PPI) meliputi imunisasi BCG, DPT,
Polio, Campak dan Hepatitis B. Cakupan imunisasi di Yogyakarta
tahun 2010yaitu untuk imunisasi BCG : 107 %, DPT : 87 %, polio :
106,1%, Hepatitis B :106,5%, Campak : 99 %.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan status
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Depok I Yogyakarta.
Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah analitik
korelatif dengan rancangan cross sectional.Sampel penelitian
diambil menggunakan teknik kuota sampling yaitu sebanyak 62
responden yang memiliki bayi yang wajib untuk diimunisasikan.Data
penelitian diperoleh dari data primer (kuesioner) dan data
sekunder.Selanjutnya data dianalisis melalui komputer dengan
menggunakan uji bivariat chi square dengan tingkat kepercayaan
95%.
Hasil:Hasil analisis menunjukan sebagian besar tingkat
pengetahuan ibu cukup yaitu 40 responden (64,5%) dan sebagian besar
responden yang imunisasi dasarnya lengkap yaitu 56 responden
(90,3%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan
status kelengkapan imunisas dasar di Puskesmas Depok I yogyakarta
(p value = 0,046 < 0,05). Nilai koefisien kontingensi c =
0,359.
Kesimpulan: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi dengan status kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di
wilayah kerja Puskesmas Depok I Yogyakarta.
Kata kunci: Tingkat pengetahuan ibu, Imunisasi Dasar.
1Mahasiswa S1 Prodi Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta2
Staf pengajar Prodi Keperawatan Poltekes Yogyakarta3 Staf dan
Tenaga Kesehatan RSUP Dr. Soeradji Klaten
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE OF A MOTHER
ABOUT IMMUNIZATION WITH THE STATUS OF COMPLETENESS OF BASIC
IMMUNIZATION ONAN INFANT IN THE WORK AREA OFPUSKESMAS DEPOK
IYOGYAKARTA
Adrianus Josiman1, Maria H Bakrie 2, Nanik Budiastuti3
ABSTARCT
Background: The Government requires every child to get basic
immunization against seven kinds of diseases such as Tuberculosis,
Diphtheria, Tetanus, Pertusis, Polio, Measles (Morbili) and
Hepatitis B as a part of the Immunization Development Program which
includes the immunization of BCG, DPT, Polio, measles and Hepatitis
B. The immunization coverage in Yogyakarta in 2010 was as follow,
for BCG immunization: 107%, DPT: 87%, polio: 106.1%, Hepatitis B:
106.5%, Measles: 99%.Research objective: the objective of this
research is to determine the relationship between the level of
knowledge of a mother about immunization with the status of
completeness of basic immunization on an infant in the work area of
Puskesmas Depok I YogyakartaResearch Method: The type of this study
is correlative analytic with cross sectional design. The research
samples were taken using quota sampling technique with 62 numbers
of respondents who had infants who obliged to immunize. The data
was gained from the primary data (questionnaires) and the secondary
data. Furthermore, the data was analyzed using computer with
bivariate test chi square with 95% level credibility. Findings: The
analyses results showed that most of those mothers had adequate
level of knowledge with the presentation as follow: 64.5% (40
respondents). Most of respondents had completely done the basic
immunization with the presentation 90.3% (52 respondents). The
result of statistical test showed that there was a significant
relationship between the level of knowledge of a mother about
immunization with the status of the completeness of basic
immunization in Puskesmas Depok I Yogyakarta (p value = 0.046 7
hari , Hepatitis B2dan Hepatitis B3. Presentase imunisasi yang ada
di wilayah puskesmas depok 1 terus menurun dari bulan ke bulan dari
jumlah bayi (328 bayi) yang mendapatkan imunisasi lebih kurang 170
bayi ( 51,82%). Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 30
November 2011 dengan beberapa ibu yang mengikuti kegiatan
imunisasi, dari enam ibu yang diwawancara hanya 3 ibu (50%) yang
benar-benar memahami tentang imunisasi baik itu pengertian, jenis
imunisasi, manfaat, tujuan dan waktu diberikannya imunisasi pada
bayi. Hampir 50 % para ibu sudah paham tentang imunisasi, hanya
saja masih banyak ibu yang belum memahami tentang imunisasi yaitu
50 %. Petugas kesehatan menyatakan antusiasme para ibu untuk
mengikuti kegiatan imunisasi sudah cukup baik. Petugas kesehatan
juga mengatakan mungkin saja para ibu datang mengimunisasikan
anaknya karena melihat ibu-ibu yang lain dan masih banyak ibu yang
tidak menghadiri kegiatan imunisasi, baik karena lupa ataupun
karena tidak mengetahui jadwal imunisasi. Dari uraian tersebut
diatas maka peneliti, tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
Dengan Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Depok 1 Yogyakarta.
METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode analitik
korelatif dengan rancangan cross sectional, merupakan penelitian
atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi
atau sekelompok objek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan
antara gejala yang satu dengan gejala yang lain atau variabel yang
satu dengan variabel yang lain (Notoatmojo, 2002).Penelitian ini
dilakukan di posyandu-posyandu yang berada di Wilayah Kerja
Puskesmas Depok 1 Yogyakarta meliputi 7 kelurahan atau desa yaitu
Catur Tunggal, Condong Catur, Wedomartani, Minomartani,
Purwomartani, Selomartani dan Kali Tirto. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 1-30 Mei 2012. Populasi adalah totalitas
dari semua objek yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan
lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2002). Populasi dari penelitian
ini adalah semua ibu yang memiliki bayi berusia > 9 bulan usia
balita dan anaknya terdaftar menjadi sasaran program imunisasi di
posyandu-posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 1 Yogyakarta.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 170 ibu yang
mempunyai bayi yang berusia >9 bulan usia balita yang wajib
diimunisasi dasar.Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang
dipilih menggunakan prosedur tertentu sehingga dapat mewakili
populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki
anak yang terdaftar menjadi sasaran imunisasi di posyandu-posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 1 Yogyakarta yang memenuhi
criteria inklusi dan eksklusi.
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Quota
Sampling. Quota Sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota)
yang diinginkan (Sugyono, 2007). Populasi dalam penelitian ini
adalah lebih kurang 170 anak. Uji validitas dilakukan dengan
menganalisis setiap item pertanyaan dalam kuesioner. hasilnya
dibandingkan dengan nilai r table dengan tingkat kepercayaan 95%.
Jika r table > r hitung maka butir pertanyaan dikatakan valid.
Berdasarkan uji validitas yang diolah dengan uji statistik hasil
kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi yang terdiri
dari 20 butir pertanyaan, yang valid sebanyak 19 dan tidak valid 1
pertanyaan.Uji validitas dan uji reliabilitas dalam penelitian ini
dilaksanakan di Puskesmas Depok II, Yogyakarta. Dilakukan pada 20
responden. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa nilai
cronbach alpha untuk kuesioner tingkat pengetahuan ibu adalah r
hitung = 0,879 > r table= 0,444, sehingga kuesioner dalam
penelitian ini reliable.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi
penelitian ini di Puskesmas Depok I Yogyakarta. Puskesmas Depok I
Yogyakarta berdiri pada tahun 1979 di Dusun Gondangan Maguwoharjo,
kemudian pada tahun 1982 pindah ke Dusun Nanggulan, Maguwoharjo,
Depok, Sleman Yogyakarta. Batas wilayah Puskesmas Depok I
Yogyakarta meliputi, batas utara Desa Wedomartani, batas selatan
Desa Banguntapan, batas barat Desa Caturtunggal dan batas timur
Desa Purwomartani.Wilayah kerja Puskesmas Depok I mencakup satu
Desa Maguwoharjo dengan luas wilayah 9.928.300 Ha. Kondisi
geografis wilayah Puskesmas Depok I Yogyakarta termasuk dataran
rendah dengan ketinggian 130 m permukaan laut. Jumlah penduduk
wilayah kerja Puskesmas Depok I Yogyakarta pada tahun 2009 sebanyak
27.182 jiwa yang terdiri dari 13.929 laki-laki dan 13.253
perempuan.Visi Puskesmas Depok I Yogyakarta adalah menjadi pusat
layanan kesehatan yang bermutu dan mandiri dengan menerapkan
sendi-sendi pelayanan prima, serta terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
2. Karakteristik RespondenBerdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan terhadap 62 reponden. Karakteristik umur ibu,
pendidikan, pekerjaan, umur bayi dan jenis kelamin bayi sebagai
berikut : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik
Responden di Puskesmas Depok I
YogyakartaKarakteristikRincianFrekuensiPersentase
Umur Ibu (th)< 2000,0
20-354369,4
> 351930,6
Tingkat PendidikanTamat SD23,2
Tamat SLTP69,7
Tamat SLTA3962,9
Tamat D31524,2
Pekerjaan Bekerja1219,4
Tidak Bekerja5080,6
Umur Bayi (th)>0,9 1 tahun2743,5
1-22133,9
> 21422,6
Jenis Kelamin BalitaLaki-laki3759,7
Perempuan2540,3
Total 62 100,0
Sumber : Data Primer Diolah, 2012. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar
berusia 20-35 tahun sebanyak 43 responden (69,4%), sedangkan
sebagian kecil berusia > 35 tahun yaitu 19 responden (30,6%).
Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur responden di Puskesmas
Depok I Yogyakarta sebagian besar usia produktif. Pendidikan
responden paling banyak pada kelompok SLTA yaitu 39 responden
(62,9%), sedangkan sebagian kecil responden dengan pendidikannya
SMP sebanyak 8 responden (13,3%). Diketahui bahwa responden dalam
penelitian ini adalah sebagian besar tidak bekerja atau sebagai IRT
yaitu sebanyak 50 responden atau (80,6%) dan sebagian kecil bekerja
sebanyak 12 responden (19,4%). Sebagian besar balitanya berusia
>0,9 bulan- 1 tahun sebanyak 27 responden (43,5%), sedangkan
sebagian kecil berusia >2 tahun sebanyak 14 responden (22,6%).
Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur balita responden di
Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar usia awal balita dan
diketahui sebagian besar balitanya berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 37 responden (59,7%), sedangkan sebagian kecil berjenis
kelamin perempuan sebanyak 25 responden (40,3%). Hal ini
menunjukkan bahwa dari segi jenis kelamin balita responden di
Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar laki-laki yang secara
kebetulan bertemu pada saat penelitian. 3. Analisis Univariat a.
Tingkat pengetahuan Responden tentang Imunisasi Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden
tentang Imunisasi di Puskesmas Depok I Yogyakarta NoTingkat
Pengetahuan Responden tentang ImunisasiFrekuensiPersentase
1Cukup4064,5
2Kurang2235,5
Jumlah 62 100,0
Sumber : Data Primer Diolah, 2012. Berdasarkan Tabel 4.2
diketahui sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang
imunisasi cukup yaitu 40 responden (64,5%), sedangkan sebagian
kecil tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi kurang
sebanyak 22 responden (35,5%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi di Puskesmas Depok
I Yogyakarta adalah cukup. b. Status Kelengkapan Imunisasi Dasar
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Puskesmas Depok I Yogyakarta NoStatus
Kelengkapan Imunisasi DasarFrekuensiPersentase
1Lengkap5690,3
2Tidak Lengkap69,7
Jumlah 62 100,0
Sumber : Data Primer Diolah, 2012.
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui sebagian besar responden yang
status imunisasi dasarnya lengkap yaitu sebanyak 56 responden
(90,3%), sedangkan sebagian kecil responden yang status imunisasi
dasarnya tidak lengkap yaitu sebanyak 6 responden (9,7%). Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata balita responden di Puskesmas Depok I
Yogyakarta status imunisasi dasarnya adalah lengkap. 4. Analisis
Bivariat Tabel 4.4. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Responden
tentang Imunisasi dengan Status Kelengkapan Imunisasi Dasar di
Puskesmas Depok I Yogyakarta Variabel Kelengkapan
ImunisasiChi-Square (c) p-value
Tidak LengkapLengkapTotal
PengetahuanCukup63440
Kurang022223,6540,046
Total65662
Sumber : Data Primer Diolah, 2012.Berdasarkan Tabel 4.4
diketahui sebagian besar responden tingkat pengetahuan responden
tentang imunisasi cukup baik dan responden status kelengkapan
imunisasi dasarnya sebanyak 56 responden (90,3%), sedangkan
sebagian kecil tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi
kurang, dan responden yang status kelengkapan imunisasi dasarnya
tidak lengkap sebanyak 6 responden (9,7%). Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh p-value = 0,046 < Level of Significant =
0,05. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan responden tentang imunisasi dengan status kelengkapan
imunisasi dasar. Keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan
responden tentang imunisasi dengan status kelengkapan imunisasi
dasar di Puskesmas Depok I Yogyakarta, rendah (c = 0,359). B.
PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Hasil karakteristik responden
menunjukkan bahwa sebagian besar berusia 20-35 tahun sebanyak 43
responden (69,4%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur
responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar usia
produktif. Umur dalam tahun dan dikelompokkan Kurang dari 20 tahun,
20-35 tahun dan lebih dari 35 tahun. Hal ini juga sesuai dengan
Soetjiningsih (2004) dimana usia responden masa produktif yaitu
pada umur > 20-35 tahun, sedangkan usia tidak produktif < 20
tahun dan > 35 tahun. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap
dan pola pikir seseorang. Semakin tua, semakin banyak informasi
yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga
menambah pengetahuannya. Kebanyakan responden dengan pendidikan
SLTA sebanyak 39 responden (62,9%). Hal ini menunjukkan bahwa
rata-rata pendidikan responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta,
memiliki pendidikan tingkat menengah. Pendidikan pada dasarnya
adalah segala upaya yang terencana untuk mempengaruhi memberikan
perlindungan dan bantuan sehingga peserta memiliki kemampuan sesuai
harapan. Pendidikan dapat dikatakan juga sebagai proses pendewasaan
pribadi. Tingkat pendidikan merupakan faktor yang ikut menentukan
mudah tidaknya responden menyerap, termotivasi dan memahami
informasi yang diperoleh. Tingkat pendidikan responden membentuk
nilai-nilai bagi seseorang terutama dalam menerima hal-hal baru.
Semakin tinggi tingkat pendidikan responden, semakin mudah ia
menyerap informasi tentang status kelengkapan imunisasi dasar pada
bayinya. Diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah
sebagian besar tidak bekerja atau sebagai IRT yaitu sebanyak 50
responden (80,6%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi pekerjaan
responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar tidak
bekerja atau mengurus rumah tangganya. Pekerjaan adalah perbuatan
yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan
kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi
merupakan cara mencari nafkah yang memiliki banyak tantangan,
sedangkan bekerja pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak
memerlukan waktu dan tenaga. Bekerja bagi responden-responden akan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarganya terutama
berpengaruh terhadap pendapatannya. Sebagian besar balitanya
berusia >0,9 bulan-1 tahun sebanyak 27 responden (43,5%). Hal
ini menunjukkan bahwa dari segi umur balita responden di Puskesmas
Depok I Yogyakarta sebagian besar usia awal balita dan diketahui
sebagian besar balitanya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37
responden (59,7%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi jenis
kelamin balita responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian
besar laki-laki yang secara kebetulan bertemu pada saat penelitian.
2. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Imunisasi Hasil analisis
menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden
tentang imunisasi cukup yaitu sebanyak 40 responden (64,5%). Hal
ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan responden
tentang imunisasi di Puskesmas Depok I Yogyakarta adalah cukup.
Petugas kesehatan mengatakan para responden yang datang
mengimunisasikan anaknya karena melihat responden-responden yang
lain dan banyak responden yang tidak menghadiri kegiatan imunisasi,
baik karena lupa ataupun karena tidak mengetahui jadwal imunisasi.
Hasil penelitian ini didukung oleh Satrinawati (2002) yang
melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Perilaku Responden terhadap Imunisasi Bayi di Puskesmas Tegalrejo
Kota Yogyakarta dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan responden tentang imunisasi di Puskesmas Tegalrejo kota
Yogyakarta cukup. Menurut hasil penelitian Cahyono (2003), seorang
anak memiliki kesempatan lebih besar tidak di imunisasi lengkap
terutama bagi yang tinggal di pedesaan dengan pendidikan rendah dan
kurang pengetahuan serta tidak memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat),
tidak punya akses ke media masa (surat kabar, majalah, radio,
televisi). Semakin banyak jumlah anak semakin besar seorang ibu
tidak mengimunisasikan anaknya dengan lengkap. Peran seorang
responden pada program imunisasi sangatlah penting karena orang
terdekat dengan bayi dan anak adalah responden. Demikian juga
tentang pengetahuan, kepercayaan dan perilaku kesehatan responden.
Pengetahuan, kepercayaan dan perilaku kesehatan seorang responden
akan mempengaruhi kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada bayi dan
anak, sehingga dapat mempengaruhi status imunisasinya. Masalah
pengertian, pemahaman dan kepatuhan responden dalam program
imunisasi bayinya tidak akan menjadi halangan yang besar jika
pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang hal itu diberikan
(Ali, 2002 ). 3. Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Hasil analisis
menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang status imunisasi
dasarnya lengkap yaitu sebanyak 56 responden (90,3%). Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata balita responden di Puskesmas Depok I
Yogyakarta status imunisasi dasarnya adalah lengkap. Hasil
penelitian ini didukung oleh Satrinawati (2002) yang melakukan
penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku
Responden terhadap Imunisasi Bayi di Puskesmas Tegalrejo Kota
Yogyakarta dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa imunisasi
dasar balita di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta lengkap.
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai
kadar kekebalan diatas ambang pelindungan. Imunisasi diberikan
kepada bayi antara umur 0-12 bulan, yang terdiri dari imunisasi
BCG, DPT (1,2,3), Polio (1,2,3,4), Hepatitis B (1,2,3), dan Campak
(Pedoman penyelenggaran imunisasi, 2005). Perbedaan imunisasi pada
kurun waktu yang berbeda di beberapa fasilitas kesehatan yang
melayani imunisasi, tidaklah begitu dipermasalahkan selama jadwal
tersebut berada didalam rentang umur yang dianjurkan oleh Program
Pengembangan Imunisasi (PPI Depkes) maupun Satgas Imunisasi PD IDAI
(Soedjatmiko 2003 cit. Ranuh dkk, 2005). Menurut Jose (2005) cit.
Ranuh dkk (2005) setiap dokter atau tenaga para medis yang
memberikan imunisasi mempunyai sistem untuk mengingatkan orang tua
untuk melakukan vaksinasi berikutnya sesuai dengan jadwal yang
sudah ditetapkan.
4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Imunisasi
dengan Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Hasil analisis Chi-Square
menunjukkan bahwa variabel tingkat pengetahuan responden tentang
imunisasi berhubungan signifikan dengan status kelengkapan
imunisasi dasar (p-value = 0,046 < Level of Significant = 0,05).
Keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan responden tentang
imunisasi dengan status kelengkapan imunisasi dasar, rendah (c =
0,359). Hasil penelitian ini didukung oleh Satrinawati (2002) yang
melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Perilaku Responden terhadap Imunisasi Bayi di Puskesmas Tegalrejo
Kota Yogyakarta dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku
responden terhadap imunisasi bayinya.
KESIMPULAN 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi termasuk dalam kategori cukup
yaitu 64,5%.2. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar
status kelengkapan imunisasi dasar pada bayi lengkap yaitu 90,3%.3.
Hasil analisis menunjukkan bahwa keeratan hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan status kelengkapan
imunisasi dasar di Puskesmas Depok I Yogyakarta, termasuk dalam
kategori rendah (c = 0,359). 4. Hasil analisis Chi-Square
menunjukkan bahwa variabel tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi dengan status kelengkapan imunisasi dasar memiliki
hubungan yang signifikan (p-value = 0,046 < Level of Significant
= 0,05). SARAN1. Bagi Puskesmas Depok I Yogyakarta Diharapkan hasil
penelitian dapat dijadikan tambahan informasi bagi Puskesmas Depok
I Yogyakarta terutama mengenai hal yang berkaitan dengan status
kelengkapan imunisasi pada bayi. Juga untuk meningkatkan derajat
kesehatan bayi dengan memantau kelengkapan imunisasi bayi, dan
secara rutin menginformasikan tentang imunisasi pada ibu agar para
ibu datang mengimunisasikan anaknya.2. Bagi Institusi Pendidikan
UNRIYO Bagi Institusi Pendidikan UNRIYO dapat menggunakan hasil
penelitian ini untuk dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa
tentang imunisasi dasar pada bayi dan diharapkan dapat dijadikan
bahan masukan bagi proses belajar mengajar terutama yang
berhubungan dengan imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Edisi V. Jakarta : Rineka Cipta.2. Arikunto, S. 2002.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta3. Azwar, A. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Bina Rupa
Aksara4. Azwar, S. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta : PT
Eresco5. Depkes RI. 2002. Pedoman Tatalaksana Medic Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi (KIPI) Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta.6. Depkes
RI. 2006. Modul Materi Dasar I Kebijakan Program Imunisasi. Jakarta
:Depkes RI.7. Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2006.
Jakarta8. Depkes RI. 2008 Profil Kesehatan Indonesia 2007.
Jakarta9. Gust, D.A.,Strine, T.W., Maurice, E., Smith, P., Yusuf,
H., Wilkinson, M., Battaglia, M., Wright, R. & Schwartz, B.
2004. Under Immunization among Children: effects of vaccine safety
concern of immunization status. Journal of Pediatric. Vol.
114:16-22.10. Fatmawati, R. 2006. Determinan Yang Mempengaruhi
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Balita Usia 1-2 Tahun di Wilayah
Puskesmas Tegalrejo. Skripsi. Tidak diterbitkan. FK UGM.11. Hasan,
R., Alatas, H. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan
Aplikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.12. Hidayat, A.A. Alimul. 2008.
Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta:
Salemba Medika.13. Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu
Perilaku. Jakarta: Rineka cipta.14. , S. 2003. Ilmu kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Rineka cipta15. , S. 2002. Metode Penelitian
Kesehatan. Edisi revisi, Cetakan Kedua. Jakarta : Rineka Cipta.