8/19/2019 Isi (Imunisasi)
1/32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi merupakan salah satu cara untuk memberikan kekebalan pada
bayi dan anak terhadap berbagai penyakit, sehingga dengan imunisasi diharapkan
bayi dan anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat. Secara alamiah tubuh sudah
memiliki pertahanan terhadap berbagai kuman yang masuk. Pertahanan tubuh
tersebut meliputi pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik. Mekanisme
pertahanan tubuh pertama kali adalah pertahanan nonspesifik, seperti komplemendan makrofag. Komplemen dan makrofag ini yang pertama kali akan memberikan
peran ketika ada kuman yang masuk ke dalam tubuh (sebelum itu ada mekanisme
pertahanan fisik berupa kulit, selaput lendir, dan lain-lain). Setelah itu kuman
harus menghadapi pertahanan tubuh yang kedua, yaitu pertahanan tubuh spesifik
yang terdiri atas sistem pertahanan tubuh humoral dan seluler. Pertahanan tubuh
humoral dilakukan oleh sel limfosit dan hanya dapat bereaksi apabila
mikroorganisme sampai di cairan tubuh. Sistem pertahanan humoral akan
menghasilkan !at yang disebut immunoglobulin (Ig", IgM, Ig#, Ig$, Ig%).
Sistem pertahanan tubuh dilakukan oleh limfosit & dan bereaksi apabila 'irus
menempel pada sel. %alam pertahanan tubuh yang spesifik terutama sel ,
selanutnya akan menghasilkan satu sel yang di sebut cell memory. Sel ini akan
berguna dan sangat cepat bereaksi apabila ada kuman yang sudah pernah masuk
ke dalam tubuh. Kondisi inilah yang digunakan dalam prinsip imunisasi.
B. Rumusan Maslah
"dapun rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut
*. "pa definisi imunisasi +
. "pa macam-macam imunisasi +
. "pa enis-enis, cara, dan tempat imunisasi +
. "pa imunisasi yang di anurkan +
/. agaimana penyimpanan 'aksin +
1
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
2/32
C. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat untuk memnuhi salah satu tugas Kepera0atan "nak I
tentang 1 Konsep Imunisasi Pada "nak 2
D. Tujuan Khusus
"dapun tuuan khus dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut
*. 3ntuk mengetahui definisi imunisasi 4
. 3ntuk mengetahui macam-macam imunisasi 4
. 3ntuk mengetahui enis-enis, cara, dan tempat imunisasi 4
. 3ntuk mengetahui imunisasi yang di anurkan 4
/. 3ntuk mengetahui cara penyimpanan 'aksin 4
2
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
3/32
BAB II
PEMBAHASAN
KNSEP IMUNISASI PADA ANAK
A. De!"n"s" Imun"sas"
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan bayi dan anak dengan
memasukan 'aksin ke dalam tubuh agar membuat !at anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan yang dimaksud 'aksin adalah bahan yang dipakai untuk
merangsang pembentukan !at anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui
suntikan seperti 'aksin 5#, %P&, 5ampak, dan melalui mulut seperti 'aksin
polio. &uuan diberikan imunisasi adalah di harapkan anak menadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
%i 6egara Indonesia terdapat enis imunisasi yang di0aibkan oleh
pemerintah dan ada uga yang hanya di anurkan, imunisasi 0aib di Indonesia
sebagaimana telah di0aibkan oleh 789 ditambah dengan hepatitis . imunisasi
yang hanya dianurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu
keadian yang luar biasa atau penyakit endemik, atau untuk kepentingan tertentu
(bepergian) seperti amaah hai seperti imunisasi meningitis.
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tuuan agar tubuh kebal
terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh uga dapat dapat dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya terdapat tingginya kadar antibody pada saat
dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikan, 0aktu antara pemberian
imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imusasi tersebut akan tergantung dari
factor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada
diri anak.
Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menadikan kebal pada bayi dan
anak dari berbagai penyakit, diharakan anak atau bayi tetap tumbuh dalam
keadaan sehat. Pada dasarnya dalam sudah memiliki pertahanan secara sendiri
agar berbagai kuman yang masuk dapat dicegah, perthanan tubuh tersebut
3
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
4/32
meeliputi pertahanan nonpesifik dan pertahana spesifik, proses mkanisme
pertahanan dalam tubuh pertama kali adalah pertahanan nonspesifik seperti
coplemen dan makrofag di mana koplemen dan makrofag ini yang pertama kali
akan memberikan peran ketika ada kuman yng masuk kedalam tubuh. Setelah itu
maka kuman harus mela0an pertahanan yang ke dua yaitu pertahanan tubuh
spesifik terdiri dari system humoral dan selular. System pertahanan tersebut
hanya bereaksi terhadap kuman yang mirip dengan bentuknya. Sistem pertahanan
humoral akan menghasilkan !at yang disebut immunoglobulin (Ig ", IgM, Ig #,
Ig $, Ig %) dan system pertahanan seluler terdiri dari :imfosit dan :imfosit &,
dalam pertahanan spesifik selanutnya akan menghasilkan satu cell yang disebut
sel memori, sel ini akan berguna atau sangat cepat dalam bereaksi apabila sudah
pernah masuk kedalam tubuh, kondisi ini yang digunakan dalam prinsip
imunisasi.
B. Ma#am$ma#am Imun"sas"
a. Kekebalan aktif
Alamiah kekebalan yang terbentuk secara aktif oleh tubuh sendiri setelah
sembuh dari sakit
Buatan tubuh akan membuat kekebalan setelah memperoleh 'aksin.
Imunisasi pasif teradi melalui perpindahan antibody transplasenta
pada anin, yang memberikan proteksi terhadap beberapa penyakit selama -
; bulan pertama kehidupan
b. Kekebalan pasif
Alamiah kekebalan yang terbentuk seak lahir yang diperoleh dari ibunya
semenak dalam kandungan secara transparan
(kekebalan ini tidak belangsung lama selama < / bulan setelah anak lahir)
Buatan kekebalan yang diperoleh setelah mendapatkan !at kebal berasal
dari sinum, "&S = "%S
Pr"ns"% &asar "mun"sa"
*. Pada dasarnya tubuh akan menolak antigen (kuman, bakteri, 'irus, parasit,
racun). >ika memasuki tubuh, tubuh akan menolak dan membuat antibody
atau antitoksin)
4
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
5/32
. ?eaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung lambat dan lemah,
sehingga tidak cukup kuat mela0an antigen
. Pada reaksi nerikutnya tubuh sudah mengenali enis antigen tersebut
. Imunisasi diberikan dalam rangka memperkenalkan berbagai antigen agar
cepat direspon oleh tubuh, sehingga tubuh sudah mengenal betul !at antigen
yang harus di la0an
/. Sesudah beberapa lama, pemberian imunisasi !at anti untuk mela0an
antiegen akan menurun atau hilang
;. @at antigen dibuat di hati, limfe, kelenar getah bening.
C. 'en"s$jen"s( Cara( &an Tem%at Imun"sas"
'en"s$jen"s Imun"sas"
). Imun"sas" BC* +Ba#"llus Calmette *uer"n,
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah teradinya
penyakit &5 yang berat sebab teradinya penyakit &5 yang primer atau
yang ringan dapat teradi 0alaupun sudah dilakukan imunisasi 5#,
pencegahan imunisasi 5# untuk &5 yang berat seperti &5 selaput otak ,
&5 Milier (pada seluruh lapangan paru) atau &5 tulang. Imunisasi 5#
ini merupakan 'aksin yang mengandung kuman &5 yang telah dilemahkan.
Arekuensi pemberian imunisasi 5# adalah satu kali dan pemberian
imunisasi 5# pada umur B-** bulan, akan tetapi pada umumnya diberikan
pada bayi umur atau bulan, kemudian cara pemberian imunisasi 5#
melalui intrdermal, efek samping pada 5# dapat teradi ulkus pada daerah
suntikan dan dapat teradi limfadenitis regional, dan reaksi panas.
Penyakit &uberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan
kuman Micobacterium &uberculosis yang mempunyai sifat tahan terhadap
asam pada pe0arnaan sehingga disebut asil &ahan "sam (&"). Kuman &
cepat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup
beberapa am di temapat gelap dan lembab (?SPI, BB). &uberkulosis (&)
di Indonesia menduduki urutan ketiga sebagai penyebab kematian setelah
antung dan saluran pernafasan (ambang Supriatno, dkk, BB).
Penularan penyakit &5 terhadap seorang anak dapat teradi karena
terhirupnya percikan udara yang mengandung kuman &5. Kuman ini dapat
5
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
6/32
menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering teradi),
kelenar getah bening, tulang, sendi, ginal, hati, atau selaput otak (yang
terberat) (&heophilus, BBB).
Pemberian imunisasi 5# sebaiknya dilakukan pada bayi yang baru
lahir sampai usia * bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum
bayi berumur bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saa. ila
pemberian imunisasi ini 1berhasil,2 maka setelah beberapa minggu di tempat
suntikan akan timbul benolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan
bekas, maka pada bayi perempuan, suntikan sebaiknya dilakukan di paha
kanan atas. iasanya setelah suntikan 5# diberikan, bayi tidak menderita
demam (&heophilus, BBB).
Caksin 5# berbentuk bubuk kering harus dilarutkn dengan cc 6a5l
B,DE. Setelah dilarutkan harus segera diapakai dalam 0aktu am, sisanya
dibuang. Penyimpana pada suhu < /F5 terhidar dari sinar matahari.
a. 'umlah Pem-er"an
5ukup * kali saa, tak perlu diulang (booster ). Sebab, 'aksin 5#
berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus.
erbeda dengan 'aksin berisi kuman mati, hingga memerlukan
pengulangan.
-. Us"a Pem-er"an
%i ba0ah bulan. >ika baru diberikan setelah usia bulan,
disarankan tes Mantoux (tuberkulin) dahulu untuk mengetahui apakah si
bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium tuberculosis atau belum.
Caksinasi dilakukan bila hasil tesnya negatif. >ika ada penderita & yang
tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir si
kecil diimunisasi 5#
#. L/kas" Pen0unt"kan
:engan kanan atas, sesuai anuran 789. Meski ada uga petugas
medis yang melakukan penyuntikan di paha.
&. E!ek Sam%"ng
3mumnya tidak ada. 6amun pada beberapa anak timbul
pembengkakan kelenar getah bening di ketiak atau leher bagian ba0ah
6
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
7/32
(atau di selangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). iasanya akan
sembuh sendiri.
e. Tan&a Ke-erhas"lan
Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah -
; minggu. &idak menimbulkan nyeri dan tak diiringi panas. isul akan
sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.
>ikapun bisul tak muncul, tak usah cemas. isa saa dikarenakan
cara penyuntikan yang salah, mengingat cara menyuntikkannya perlu
keahlian khusus karena 'aksin harus masuk ke dalam kulit. "palagi bila
dilakukan di paha, proses menyuntikkannya lebih sulit karena lapisan
lemak di ba0ah kulit paha umumnya lebih tebal.
>adi, meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saa
dalam kadar rendah. Imunisasi pun tak perlu diulang, karena di daerah
endemis &, infeksi alamiah akan selalu ada. %engan kata lain, anak akan
mendapat 'aksinasi alamiah.
!. In&"kas" K/ntra
&ak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit & atau
menunukkan Mantoux positif.
g. Cara %en0unt"kan BC*
• ersihkan lengan dengan kapas air
• :etakkan arum hampir seaar dengan lengan anak dengan uung arum
yang berluban menghadap keatas.
• Suntikan B,B/ ml intra kutan
• Merasakan tahan
• enolan kulit yang pucat dengan pori- pori yang khas diameter -;
mm
1. Imun"sas" DPT +D"%ter"( Pertus"s( &an Tetanus,
Imunisasi %P& adalah suatu 'aksin yang melindungi terhadap difteri,
pertusis, dan tetanus. %ifteri disebabkan bakteri yang menyerang
temggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.
Penyakit ini mudah menular melalui batuk atau bersin. Pertusis (batuk rean)
adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat
7
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
8/32
yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis uga dapat
menimbulkan komplikasi serius, seperti peneumonia, keang dan kerusakan
otak. &etanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada
rahang serta keang. Caksin ini diberikan / kali pada usia ,,;,*G, bulan dan
/ tahun.
5ara pemberian imunisasi %P& melalui intramuscular. $fek samping
pada %P& mempunyai efek ringan dan efek berat, efek ringan seperti
pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam. Sedangkan efek
berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih am, kesadaran
menurun, teradi keang, ensefalopati, dan shock.
&erdiri dari
*. &oHoid difteri raccun yang dilemahkan ordittela pertusis bakteri yang
dilemahkan
. &oHoid tetanus racun yang lemahkan () aluminium fosfat dan mertiolat
Merupaka 'aksin cair, ika didiamkan sdikit berkabut, dan terdapat
endapan putih di dasarnya. %osis B,/ ml secara intramuscular di bagian luar
paha. Caksin mengandung "lumunium fosfat, ika diberika subkutan
menimbulkan peradangan dan nekrosis setempat.
Pen0ak"t DTP 0ang BERBAHA2A
a) Difteri
Penyakit %ifteri disebabkan oleh 5orynebacterium %iphtheriae
yaitu bakteri gram-positif yang mengeluarkan toksin (racun) yang bisa
menimbulkan geala lokal maupun umum. Kuman difteri sangat ganas
dan mudah menular. #ealanya adalah demam tinggi dan tampak adanya
selaput putih kotor pada tonsil (amandel) yang dengan cepat meluas dan
menutupi alan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman difteri
dapat menyerang otot antung, ginal, dan beberapa serabut saraf
(&heophilus, BBJ ?SPI, BB).
Penyakit difteri terdapat di seluruh dunia dan masih menadi
endemik di seumlah negara berkembang termasuk Indonesia, kendati
umlahnya makin berkurang. akteri disebarkan melalui batuk, bersin,
dan bicara. >ika sudah masuk ke hidung atau mulut, maka bakteri akan
8
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
9/32
diisolasi di selaput lendir saluran nafas atas. %alam masa inkubasi (
hari), bakteri akan mengeluarkan toksin yang menyebabkan nekrosis
(kematian sel) pada aringan sekitar (#loria 5yber Ministries, BB*).
Masa inkubasi penyakit ini tergolong cepat yaitu antara *-; hari.
#eala klinisnya tergantung dari tempat teradinya infeksi, status imun
dan penyebaran toksin. %ilihat secara klinis, difteri bisa teradi di
hidung, tonsil, laring, faring, laringotrakea, konungti'a, kulit, dan
genital.
Infeksi difteri bisa menimbulkan kematian ika sudah komplikasi
pada laring dan trakea. Komplikasi biasanya uga merusak antung,
sistem syaraf dan ginal. Sebelum hal itu teradi, pasien harus segera
mendapatkan obat antitoksin difteri dan antibiotika penisilin dan
eritromisin. Selain itu, perlu diberikan pengobatan suportif dengan
istirahat total - minggu.
Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan
dengan tetanus dan pertusis sebanyak tiga kali seak bayi berumur dua
bulan dengan selang penyuntikan satu dua bulan. Imunisasi ini akan
memberikan kekebalan aktif terhadap difteri, pertusis dan tetanus secara
bersamaan.
b) Pertusis
Pertusis adalah radang pernafasan (paru) disebut uga batuk
rean atau batuk *BB hari karena lamanya sakit bisa mencapai bulan
lebih atau *BB hari. #eala penyakit ini sangat khas, batuk yang
bertahap, panang dan lama, disertai bunyi dan diakhiri dengan muntah.
Penyakit ini cukup berbahaya bila menyerang anak balita, karena mata
dapat bengkak dan berdarah atau bahkan dapat menyebabkan kematian
karena kesulitan bernafas(?S3%. %?. Saiful "n0ar, BB).
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri ordetella Pertussis, tetapi
di beberapa daerah kadang-kadang uga oleh ordetella Parapertusis
(#loria 5yber Ministries, BB*).
Penyakit ini sangat menular (melalui kontak langsung) pada
populasi yang tidak diimunisasi, bahkan dikatakan penularannya
mencapai *BBE. ?isiko tertinggi menyerang pada bayi usia enam bulan
9
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
10/32
ke ba0ah. Masa inkubasi penyakit ini antara ;-B hari. #eala umumnya
dibagi dalam tiga fase yaitu (*) fase kataral (geala infeksi saluran
nafas), () fase serangan (batuk berat disertai nafas berbunyi) serta ()
fase penyembuhan (batuk berkurang dan nafas membaik). >ika sudah
parah, penyakit ini menimbulkan komplikasi radang paru (pneumonia)
yang menadi penyebab sekitar DBE kematian anak usia di ba0ah tiga
tahun.
Selain pneumonia, komplikasi uga menimbulkan keang dan
turunnya kesadaran akibat berkurangnya oksigen yang masuk ke otak.
%apat uga timbul komplikasi akibat batuk yang hebat, seperti
epistaksis, pendarahan sub konungti'a, ulserasi frenulum. Mungkin
teradi prolapsus recti dan hernia karena meningginya tekanan
intraabdominal. Muntah-muntah yang hebat menimbulkan emasiasi
(kurus) dan gangguan keseimbangan elektrolit, enfisema dan
bronkiektas.
3ntuk mencegah timbulnya penyakit, anak perlu mendapat
'aksinasi pertusis. Caksin ini dikembangkan seak ;B tahun lalu dan
mulai dipakai efektif di dunia tahun *D;B-an bersama dengan 'aksin
tetanus dan difteri. Ketiga 'aksin itu akhirnya disatukan menadi 'aksin
%P&.
c) Tetanus
Penyakit ini disebabkan oleh baksil 5lostridium &etani yaitu
bakteri gram-positif dan bersifat anaerob (bisa berbiak di dalam
lingkungan tanpa oksigen). 5lostridium &etani yang memproduksi toksin
yang yang disebut dengan tetanospamin. &etanospasmin menempel pada
urat saraf disekitar area luka dan diba0a ke system saraf otak serta saraf
tulng belakang, sehingga teradi gangguan pada akti'itas normal urat
saraf.
Masa inkubasi penyakit ini antara -* hari dengan geala yang
timbul di ahri ke tuuh,. %alam neonatal tetanus gela mulai pada
minggu pertama kehidupan seorang bayi. 7alaupun tetanus merupakan
penyakit yang berbahaya, ika dapat didiagnosa dan mendapatkan
pera0atan yang benar maka penderita dapat disembuhkan.
10
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
11/32
Penyembuhan umum teradi selama -; minggu. &etanus dapat dicegah
dengan pemberian imunisasi sebgai bagian dari imunisasi %P&. Setelah
le0at masa kanak-kanak imunisasi dapat terus dilanutkan 0alaupun
telah de0sa, di anurkan setiap inter'al / tahun /, B, / dst. 3ntuk
0anita hamil sebaiknya diimmunisasi uga dan melahirkan di tempat
yang teraga kebersihannya.
Pengobatan tetanus dilakukan dengan alan menetralisasi toksin,
membersihkan luka, memberikan antibiotika penisilin atau tetrasiklin
dan memperkuat nutrisi, cairan serta kalori. Sebagai pencegahan, anak
perlu mendapat imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif merupakan
'aksinasi dasar dalam bentuk toksoid yang diberikan bersama 'aksin
pertusis dan difteri. Sedangkan imunisasi pasif diberikan dalam bentuk
serum antitetanus ("&S profilaksis) pada penderita luka yang berisiko
terinfeksi tetanus.
%i Indonesia 'aksin terhadap %ifteri, Pertusis, dan &etanus
terdapat dalam enis kemasan, yaitu kemasan tunggal khusus untuk
tetanus, bentuk kombinasi %&, dan kombinasi %P&. Imunisasi dasar %P&
diberikan kali, seak bayi berumur bulan dengan selang 0aktu
penyuntikan minimal selama minggu sampai / minggu (%P&*, %P&,
dan %P&). Suntikan pertama tidak memberikan perlindungan apa-apa,
sebabnya suntikan ini harus diberikan sebanyak kali. Imunisasi ulang
pertama dilakukan pada usia * tahun atau kurang lebih * tahun
setelah suntikan imunisasi dasar ke-. Imunisasi ulang berikutnya
dilakukan pada usia ; tahun atau kelas * S%. Pada saat kelas ; S%
diberikan lagi imunisasi ulang dengan 'aksin %& (tanpa P) (&heophilus,
BBB).
a. Us"a 3 'umlah Pem-er"an
Sebanyak / kaliJ kali di usia bayi (, , ; bulan), * kali di usia
*G bulan, dan * kali di usia / tahun. Selanutnya di usia * tahun,
diberikan imunisasi &&
-. E!ek Sam%"ng
3mumnya muncul demam yang dapat diatasi dengan obat
penurun panas. >ika demamnya tinggi dan tak kunung reda setelah
11
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
12/32
hari, segera ba0a si kecil ke dokter. 6amun ika demam tak muncul,
bukan berarti imunisasinya gagal, bisa saa karena kualitas 'aksinnya
elek, misal.
3ntuk anak yang memiliki ri0ayat keang demam, imunisasi
%&P tetap aman. Keang demam tak membahayakan, karena si kecil
mengalami keang hanya ketika demam dan tak akan mengalami keang
lagi setelah demamnya hilang. >ikapun orangtua tetap kha0atir, si kecil
dapat diberikan 'aksin %&P asesular yang tak menimbulkan demam.
Kalaupun teradi demam, umumnya sangat ringan, hanya
sekadar sumeng .
#. In&"kas" K/ntra
&ak dapat diberikan kepada mereka yang keangnya disebabkan
suatu penyakit seperti epilepsi, menderita kelainan saraf yang betul-betul
berat atau habis dira0at karena infeksi otak, dan yang alergi terhadap
%&P. Mereka hanya boleh menerima 'aksin %& tanpa P karena antigen P
inilah yang menyebabkan panas.
4. PLI
Imunisasi polio memberikan kekebalan terhadap penyakit polio.
Penykit ini disebabkan 'irus, menyebar melalui tina=kotoran orang yang
terinfeksi. "nak yang terkena polio dapat menadi lumpuh layu. Caksin polio
ada dua enis, yakni
a. Ina#t"5e& P/l"/m0el"t"s 6a##"ne +IP6,
%i Indonesia, meskipun sudah tersedia tetapi Caksin Polio
Inacti'ated atau Inacti'ed Poliomyelitis Caccine (IPC) belum banyak
digunakan. IPC dihasilkan dengan cara membiakkan 'irus dalam media
pembiakkan, kemudian dibuat tidak aktif (inacti'ated) dengan pemanasan
atau bahan kimia. Karena IPC tidak hidup dan tidak dapat replikasi maka
'aksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit polio 0alaupun diberikan
pada anak dengan daya tahan tubuh yang lemah. Caksin yang dibuat oleh
"'entis Pasteur ini berisi tipe *,, dibiakkan pada sel-sel C$?9 ginal
kera dan dibuat tidak aktif dengan formadehid.
12
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
13/32
Selain itu dalam umlah sedikit terdapat neomisin, streptomisin dan
polimiksin . IPC harus disimpan pada suhu G 5 dan tidak boleh
dibekukan. Pemberian 'aksin tersebut dengan cara suntikan subkutan
dengan dosis B,/ ml diberikan dalam kali berturut-turut dalam arak
bulan.
3ntuk orang yang mempunyai kontraindikasi atau tidak
diperbolehkan mendapatkan 9PC maka dapat menggunakan IPC.
%emikian pula bila ada seorang kontak yang mempunyai daya tahan tubuh
yang lemah maka bayi dianurkan untuk menggunakan IPC.
-. ral P/l"/ 6a##"ne +P6,
>enis 'aksin Cirus Polio 9ral atau 9ral Polio Caccine (9PC) ini
paling sering dipakai di Indonesia. Caksin 9PC pemberiannya dengan
cara meneteskan cairan melalui mulut. Caksin ini terbuat dari 'irus liar
(0ild) hidup yang dilemahkan. 9PC di Indonesia dibuat oleh P& iofarma
andung. Komposisi 'aksin tersebut terdiri dari 'irus Polio tipe *, dan
adalah suku Sabin yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan (attenuated).
Caksin ini dibuat dalam biakan aringan ginal kera dan distabilkan dalam
sucrosa. &iap dosis sebanyak tetes mengandung 'irus tipe *, tipe , dan
tipe serta antibiotika eritromisin tidak lebih dari mcg dan kanamisin
tidak lebih dari *B mcg.
Cirus dalam 'aksin ini setelah diberikan tetes akan menempatkan
diri di usus dan memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun
dalam dinding luar lapisan usus yang m engakibatkan pertahan lokal
terhadap 'irus polio liar yang akan masuk. Pemberian "ir susu ibu tidak
berpengaruh pada respon antibodi terhadap 9PC dan imunisasi tidak
bioleh ditunda karena hal ini. Setelah diberikan dosis pertama dapat
terlindungi secara cepat, sedangkan pada dosis berikutnya akan
memberikan perlindungan angka panang. Vaksin ini diberikan pada bayi
baru lahir , ,,;,*G, bulan, dan / tahun.
Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak
mendadak lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam
selama -/ hari. &erdapat enis 'aksin yang yang beredar, dan di
13
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
14/32
Indonesia yang umum diberikan adalah 'aksin sabin (kuman yang
dilemahkan). 5ara pemberiannya melalui mulut. %ibeberapa 6egara
dikenal pula &etra'accine, yaitu kombinasi %P& dan polio. Imunisasi
dasar diberika seak anak baru lahir atau berumur beberapa hari atau
selanutnya diberikan setiap -; minggu. Pemberian 'aksin polio dapat
dilakukan bersamaan dengan 5#, 'aksin hepatitis , dan %P&.
Imunisasi ulang diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang %P&,
pmberian imunisasi polio dapat menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit poliomyelitis. Imunisasi polio
Imunnisasi ulang dapt diberikan sebelum anak masuk sekolah (/-;
tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (* thun). 5ara memberikan
imunisasi polio adalah dengan meneteskan 'aksin polio sebanyak dua
tetes langsung ke dalam mulut anak. Imunisasi ini angan diberika pada
anak yang sedang diare berat, efek samping yng terai sangat minimal
dapat berupa keang.
Caksin dari 'irus polio (tipe *,,dan ) Cirus polio terdiri atas tiga
strain, yaitu strain * (brunhilde), strain (lan!ig), dan strain
(leon).yang dilemahkan, dibuat dalam biakkan sel-'ero asam amino,
antibiotic, calf serum dalam magnesium clorida, dan fenol merah.
Caksin yang berbentuk cairan dengan kemasan * cc atau cc dalam
flacon, pipet.
Pemberian secara oral sebanyak tetes (B,* ml)
Caksin polio diberikan kali, inter'al minggu
"da dua enis 'aksin
• IPC
• 9PC sabin Ig" local
Penyimpana pada suhu -GF5
a. 'umlah Pem-er"an
isa lebih dari ad0al yang telah ditentukan, mengingat adanya
imunisasi polio massal. 6amun umlah yang berlebihan ini tak akan
berdampak buruk. Ingat, tak ada istilah o'erdosis dalam imunisasi4
14
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
15/32
-. Us"a Pem-er"an
Saat lahir (B bulan), dan berikutnya di usia , , ; bulan. %ilanutkan
pada usia *G bulan dan / tahun. Kecuali saat lahir, pemberian 'aksin polio
selalu dibarengi dengan 'aksin %&P.
#. Cara Pem-er"an
isa le0at suntikan (Inacti'ated Poliomyelitis Caccine=IPC), atau
le0at mulut (9ral Poliomyelitis Caccine=9PC). %i tanah air, yang
digunakan adalah 9PC.
&. E!ek Sam%"ng
8ampir tak ada. 8anya sebagian kecil saa yang mengalami pusing,
diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat arang.
e. T"ngkat Keke-alan
%apat mencekal hingga DBE.
!. In&"kas" K/ntra
&ak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau
demam tinggi (di atas GB5)J muntah atau diareJ penyakit kanker atau
keganasanJ 8IC="I%SJ sedang menalani pengobatan steroid dan
pengobatan radiasi umumJ serta anak dengan mekanisme kekebalan
terganggu.
7. Imun"sas" Cam%ak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah teradinya
penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Kandungan
'aksin ini adalah 'irus yang dilemahkan. Arekuensi pemberian imunisasi
campak adalah satu kali. 7aktu pemberian imunisasi campak pada umur D
** bulan. Cara pemberian imunisasi campak melalui subkutan kemudian
efek sampingnya adalah dapat teradi ruam pada tempat suntikan dan panas.
Imunisasi campak diberikan untuk mendapat kekebalan terhadap
penyakit campak secara aktif. Caksin campak mengandung 'irus campak
hidup yang telah dilemahkan. Caksin campak diberikan pada umur sembilan
bulan, dalam satu dosis B,/ ml subkutan dalam (I%"I, BB*)
Caksin campak harus didinginkan. pada suhu yang sesuai (dua sampai
delapan deraat celcius) karena sinar matahari atau panas dapat membunuh
15
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
16/32
'irus 'aksin campak. ila 'irus 'aksin mati sebelum disuntikkan, 'aksin
tersebut tidak akan mampu menginduksi respon imun (7ahab dan >ulia,
BB).
Imunisasi campak hanya diberikan satu kali suntikan, dimana tubuh
anak dirangsang untuk membuat antibody yang menimbulkan kekebalan
(%iren PPM dan P:, BBB). iasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi,
mungkin teradi demam ringan dan tampak sedikit bercak merah pada pipi
diba0ah telinga pada hari ke tuuh sampai hari ke delapan setelah
penyuntikan. Mungkin pula terdapat pembengkakan pada tempat suntikan.
Efek samping imunisasi campak diantaranya adalah demam tinggi (suhu
lebih dari D,F5) yang teradi delapan sampai sepuluh hari setelah 'aksinasi
dan berlangsung selama sekitar G am (insidens sekitar dua persen), dan
ruam selama sekitar satu sampai dua hari (insidens sekitar dua persen)
(7ahab dan >ulia, BB).
ontra indikasi pemberian imunisasi campak adalah anak yang sakit
parah, menderita &5 tanpa pengobatan, defisiensi gi!i, penyakit gangguan
kekebalan, ri0ayat keang demam, panas lebih dari GF5 (Markum, BB).
a. Us"a 3 'umlah Pem-er"an
Sebanyak kaliJ * kali di usia D bulan, * kali di usia ; tahun.
%ianurkan, pemberian campak ke-* sesuai ad0al. Selain karena
antibodi dari ibu sudah menurun di usia D bulan, penyakit campak
umumnya menyerang anak usia balita. >ika sampai * bulan belum
mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia * bulan harus
diimunisasi MM? ( Measles Mumps !ubella).
-. E!ek Sam%"ng
3mumnya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa menyebabkan
demam dan diare, namun kasusnya sangat kecil. iasanya demam
berlangsung seminggu. Kadang uga terdapat efek kemerahan mirip
campak selama hari.
Caksin dari 'irus hidup (5"M-LB chicchorioallantonik membrane)
yang dilemahkan kanamisin sulfat dan eritromisin berbentuk
bekuan kering, dilarutkan dalam /cc pelarut auades.
16
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
17/32
%iberikan pada bayi umur D bulan oleh karena masih ada antibody
yang diperolah dari ibu.
%isamping pada suhu -GF5, bisa sampai BF5
Caksin yang telah dilarutkan hanya tahan G am pada suhu -G F5
>ika ada 0abah, immunisasi bisa diberikan pada usia ; bulan, di ulang
; bulan kemudian.
8. Imun"sas" He%at"t"s B
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah teradinyha
penyakit hepatitis yang kandungannya adalah 8bs"g dalam bentuk cair,
8s"g (hepatitis B surface antigen) adalah protein yang dilepaskan oleh'irus hepatitis yang sedang menginfeksi tubuh. Karena itu, protein ini
dapat digunakan sebagai penanda atau marker teradinya infeksi hepatitis
Arekuensi pemberian imunisasi hepatitis kali, 0aktu pemberian hepatitis
pada umur B-** bulan. 5ara pemberian imunisasi hepatitis ini adalah intra
muskular.
Caksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap
penyakit 8epatitis . 'aksin terbuat dari bagian 'irus bepatitis yang
dinamakan 8bs"g, yang dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak
menimbulkan penyakit (Markum, BB)
Caksin hepatitis akan rusak karena pembekuan, uga karena
pemanasan. Caksin hepatitis paling baik di simpan pada temperatur dua
sampai delapan deraat celcius. Imunisasi hepatitis diberikan sebanyak tiga
kali, dengan arak antar suntikan empat minggu, diberikan dengan suntikan
intramusculer pada paha bagian luar dengan dosis B,/ ml (%iren PPM dan
P:, BBB).
$fek samping pemberian imunisasi 8epatitis diantaranya rasa sakit
pada area suntikan yang berlangsung satu atau dua hari, demam ringan dan
reaksi alergi yang serius termasuk ruam (5a'e N Mitchell, BB).
a. 'umlah Pem-er"an
Sebanyak kali, dengan inter'al * bulan antara suntikan pertama
dan kedua, kemudian / bulan antara suntikan kedua dan ketiga.
17
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
18/32
-. Us"a Pem-er"an
Sekurang-kurangnya * am setelah lahir. %engan syarat, kondisi
bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan antung. %ilanutkan
pada usia * bulan, dan usia antara -; bulan. Khusus bayi yang lahir dari
ibu pengidap C8, selain imunisasi yang dilakukan kurang dari * am
setelah lahir, uga diberikan imunisasi tambahan dengan imunoglobulin
antihepatitis dalam 0aktu sebelum berusia am.
#. L/kas" Pen0unt"kan
Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada
bayi di paha le0at anterolateral (antero O otot-otot di bagian depanJ
lateral O otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tak dianurkan karena
bisa mengurangi efekti'itas 'aksin.
&. E!ek Sam%"ng
berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul demam
ringan dan pembengkakan. 6amun reaksi ini akan menghilang dalam
0aktu dua hari.
e. Tan&a Ke-erhas"lan
&ak ada tanda klinis yang dapat diadikan patokan. 6amun dapat
dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan
mengecek kadar hepatitis -nya setelah anak berusia setahun. ila
kadarnya di atas *BBB, berarti daya tahannya G tahunJ di atas /BB, tahan
/ tahunJ di atas BB, tahan tahun. &etapi kalau angkanya cuma *BB,
maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya nol berarti si
bayi harus disuntik ulang kali lagi.
!. T"ngkat Keke-alan
5ukup tinggi, antara D-D;E. 3mumnya, setelah kali suntikan,
lebih dari D/E bayi mengalami respons imun yang cukup.
g. In&"kas" K/ntra
&ak dapat diberikan pada anak yang menderita sakit berat.
Caksin berisi 8s"g murni
%iberikn sedini mungkin setelah lahir
18
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
19/32
Suntikan secara intramuscular di daerah deltoid, dosis B,/ ml.
Penyimpanan 'aksin pada suhu -GF5
ayi lahir dari ibu 8s"g () diberikan immunoglobulin hepatitis
* am setelah lahir hepatitis
Cara( &an Tem%at Imun"sas"
*. 5#
- 5ara penyuntikan Intracutan (I5).
- :okasi *= lengan atas sebelah kanan.
- %osis - B,B/ ml, untuk usia kurang dari * bulan.
- B,* ml, untuk usia lebih dari * bulan. - Pemberian *H
. %P&
- 5ara pemberian Intracutan (I5).
- %osis B,/ ml.
- :okasi *= paha tas bagian luar.
- Pemberian H.
. Polio
- 5ara pemnerian diteteskan di ba0ah lidah.
- %osis tetes.
- Pemberian H.
. Morbili
- 5ara pemberian Subcutan (S5), atau Intracutan (I5).
- %osis B,/ ml.
- :okasi *= lengan bagian atas.
/. &yphus
- 5ara pemberian Subcutan (S5).
- %osis B,/ ml.
- :okasi *= lengan bagian atas.
;. 8epatitis
- 5ara pemberian Subcutan (S5).
- %osis B,/ ml
19
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
20/32
D. Imun"sas" 0ang &" Anjurkan
Caksin-'aksin tersebut adalah 8ib, "neumokokus#"CV$% &nfluen'a% MM?,
&ifoid, 8epatitis ", dan Carisela.
). H"-
Imunisasi 8ib membantu mencegah infeksi oleh haemophilus influen!a
tipe b yang disebabkan oleh bakteri. 9rganisme ini bisa
menyebabkan meningitis (radang selaput otak), pneumonia (radang paru) dan
infeksi tenggorokan. Caksin ini diberikan kali pada usia ,,; dan */-*G
bulan.• %osis B,/ ml diberikan Intra Muskular
• Caksin dlam bentuk beku kering dan B,/ ml pelarut dalam semprit
• %isimpan pada suhu -GF5
• Imunisasi 8ib diberikan secara suntikan dibahagian otot paha.
• Imunisasi ini diberikan dalam satu suntikan bersama imunisasi %ifteria,
Pertussis dan &etanus (%P&). >uga boleh diberikan bersama imunisasi lain
seperti imunisasi 8epatitis .
1. Imunisasi Pneumokokus +PC6,
>enis imunisasi ini tergolong baru di Indonesia. P5C atau
Pneumococcal Caccine alias imunisasi pneumokokus memberikan kekebalan
terhadap serangan penyakit IP% (In'asi'e Peumococcal %iseases), yakni
meningitis (radang selaput otak), bakteremia (infeksi darah), dan pneumonia
(radang paru). Ketiga penyakit ini disebabkan kuman Streptococcus
Pneumoniae atau Pneumokokus yang penularannya le0at udara. #eala yang
timbul umumnya demam tinggi, menggigil, tekanan darah rendah, kurang
kesadaran, hingga tak sadarkan diri. Penyakit IP% sangat berbahaya karena
kumannya bisa menyebar le0at darah (in'asif) sehingga dapat memperluas
organ yang terinfeksi.
%iperlukan imunisasi Pneumokukus untuk mencekal penyakit ini.
a. 3sia N >umlah Pemberian
20
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
21/32
%apat diberikan seak usia bulan, kemudian berikutnya di usia
dan ; bulan. Sedangkan pemberian ke- bisa dilakukan saat anak usia *-
*/ bulan atau ketika sudah tahun.ila hingga ; bulan belum di'aksin,
bisa diberikan di usia L-** bulan sebanyak dua dosis dengan inter'al
pemberian sedikitnya * bulan. %osis ke- dapat diberikan pada usia
tahun. "tau hingga * bulan belum diberikan, 'aksin bisa di berikan di
usia *- bulan sebanyak dua dosis dengan inter'al sedikitnya bulan.
b. $fek Samping iasanya muncul demam ringan, kurang dari GBc, re0el,
mengantuk, nafsu makan berkurang, muntah, diare, dan muncul
kemerahan pada kulit. ?eaksi ini terbilang umum dan 0aar karena bisa
hilang dengan sendirinya.
IP% Sepintas KI:"S
Men"ng"t"s
&eradi peradangan di meninges=membran di sekitar otak dan urat saraf
tulang belakang. Selain kuman Pneumokokus, bisa uga disebabkan kuman
8aemophilus influen!ae type , tetapi yang paling sering adalah bakteri
Pneumokokus. ila sudah menyerang otak, *LE penderita akan meninggal
dalam 0aktu G am setelah serangan teradi. 8anya /BE kemungkinan
penderita bisa diselamatkan. "0alnya, bakteri ini berkolonisasi di mukosa
nasofaring, yakni lapisan di rongga di sekitar hidung dan tenggorokan. Saat
daya tahan tubuh anak menurun, bakteri akan masuk ke aliran darah dan
mencapai meningen (selaput otak) sehingga teradilah infeksi.
Bakterem"a
ila sudah teradi infeksi Pneumokokus di dalam aliran darah, maka
anak sangat rentan terserang infeksi di organ lain. #eala yang muncul
umumnya menggigil, suhu badan tinggi, re0el, kemerahan pada kulit dan
bintik merah. ila tak ditangani dengan baik, bakteremia akan diikuti dengan
sepsis, yakni infeksi di berbagai organ tubuh yang bisa beruung pada
kegagalan fungsi organ (multiorgan failure).
Pneum/n"a
%i hari ke- serangan akan muncul demam tinggi, menggigil, sakit di
dada, sakit perut, kemudian diikuti batuk dan sesak napas. #eala lain yang
bisa muncul adalah tarikan napas yang melebihi angka normal. Pada bayi
21
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
22/32
melebihi ;B tarikan, sedangkan pada anak di atas * tahun melebihi /B tarikan
napas. Sekitar *B-BE penderita pneumonia sudah mengalami bakteremia
sehingga sulit sekali diobati. %iperkirakan bayi meninggal setiap menit
karena penyakit ini.
4. 6aks"n In!luen9a
%apat diberikan setahun sekali seak umur ; bulan. Caksin ini dapat
terus diberikan hingga de0asa.
Influen!a adalah penyakit infeksi yang mudah menular dan disebabkan
oleh 'irus influen!a, yang menyerang saluran pernafasan, 'irus influen!a
menyebabkan kerusakan sel-sel selaput lendir saluran pernapasan sehingga
penderita sangat mudah terserang kuman lain, seperti pneumokokus, yang
menyebabkan radang paru(pneumoni) yang berbahaya.
a. 3sia N >umlah Pemberian
%apat diberikan seak usia ; bulan yang kemudian diulang setiap
tahun, lantaran 'aksinnya hanya efektif selama * tahun.
b. $fek Samping
Muncul demam ringan antara ;- am setelah suntikan. "tau,
muncul reaksi lokal seperti kemerahan di lokasi bekas suntikan. 6amun
tidak usah kha0atir karena reaksi tersebut akan hilang dengan sendirinya.
c. &anda Keberhasilan
Sulit dilihat karena tidak kasat mata.
d. &ingkat Kekebalan
Sebagaimana imunisasi lainnya, tingkat proteksi tak sampai *BBE.
&erlebih pada penyakit influen!a, ada kemungkinan 'irus yang beredar di
masyarakat sudah mengalami mutasi (perubahan sifat), atau enis 'irus
yang sedang menginfeksi anak tak dapat dicegah oleh 'aksin influen!a
yang diberikan.
7. MMR
Memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit Mumps
(gondongan=parotitis), Measles (campak), dan ?ubella (campak >erman).
&erutama buat anak perempuan, 'aksinasi MM? sangat penting untuk
mengantisipasi teradinya rubela pada saat hamil. Sementara pada anak lelaki,nantinya 'aksin MM? mencegah agar tak terserang rubela dan menulari sang
22
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
23/32
istri yang mungkin sedang hamil. Penting diketahui, rubela dapat
menyebabkan kecacatan pada anin.
MM? merupakan pengulangan 'aksin campak, ditambah dengan
#ondongan dan ?ubela (5ampak >erman). %iberikan saat anak usia */ bulan
dan diulang saat anak berusia ; tahun. ?eaksi dari 'aksin ini biasanya baru
muncul tiga minggu setelah diberikan, berupa bengkak di kelenar belakang
telinga. 3ntuk mengatasinya, berikan anak obat penghilang nyeri. Patut
diperhatikan, angan langsung memba0a pulang anak setelah ia diimunisasi
MM?. &unggulah hingga */ menit, sehingga ika timbul suatu reaksi bisa
langsung ditangani.
). us"a 3 'umlah Pem-er"an
%iberikan kali, yaitu pada usia */ bulan dan ; tahun. >ika belum
mendapat imunisasi campak di usia D bulan, maka MM? dapat diberikan
di usia * bulan, dan diulangi pada umur ; tahun.
Catatan ila orangtua kha0atir atau anak menunukkan
keterlambatan bicara dan perkembangan lainnya, pemberian imunisasi
MM? dapat ditunda hingga anak berusia tahun. ila semua proses
tumbuh kembangnya tak ada masalah alias normal, 'aksin MM? dapat
diberikan kepada anak.
1. E!ek Sam%"ng
eberapa hari setelah diimunisasi, biasanya anak mengalami
demam, timbul ruam atau bercak merah, serta teradi pembengkakan di
lokasi penyuntikan. 6amun tak perlu kha0atir karena geala tersebut
berlangsung sementara saa. %emamnya pun dapat diatasi dengan obat
penurun panas yang dosis pemakaiannya sesuai anuran dokter. MM? O
#ondongan, 5ampak, N 5ampak >erman
a) #ondongan
Penyakit infeksi akut akibat 'irus mumps ini sering
menyerang anak-anak, terutama usia tahun ke atas sampai kurang
lebih */ tahun. "da beberapa lokasi yang diserang seperti kelenar
ludah di ba0ah lidah, di ba0ah rahang, dan di ba0ah telinga
(parotitis). Masa inkubasi sekitar *- hari setelah penularan yang
teradi le0at droplet. "0alnya muncul demam (bisa sampai D,/B5),
23
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
24/32
disertai pusing, mual, nyeri otot atau pegal terutama di daerah leher,
lesu dan lemah. Sehari kemudian tampak bengkak di ba0ah telinga
sebelah kanan dan kemudian menalar ke sebelahnya
Karena gondongan bersifat self-limiting disease (sembuh
sendiri tanpa diobati), pengobatan dilakukan sesuai geala
simptomatik. %isamping meningkatkan daya tahan tubuh dengan
asupan makanan bergi!i dan cukup istirahat. iasanya dokter uga
akan memberi antibiotik untuk mencegah teradi infeksi kuman lain.
Sebenarnya, ika daya tahan tubuh bagus, anak tak akan tertular. %an
ika sudah sekali terkena, gondongan tak akan berulang.
b) 5ampak >erman
5ampak >erman atau rubella berbeda dari campak biasa. Pada
anak, campak >erman arang teradi dan dampaknya tak sampai fatal.
Kalaupun ada biasanya teradi pada anak yang lebih besar, sekitar
usia /-* tahun. 8anya gealanya yang hampir sama seperti flu,
batuk, pilek dan demam tinggi. 6afsu makan penderita uga biasanya
menurun karena teradi pembengkakan limpa. 6amun, bercak merah
yang timbul tak sampai parah dan cepat menghilang dalam 0aktu
hari.
Merupakan 'aksin hidup yang dilemahkan terdiri dari
Measles strain moraten (campak)
Mumps strain eryl lynn (parotitis)
?ubella strain ?" (campak erman)
%iberikan pada umur */ bulan . ulangan umur * tahun
%osis B,/ ml secara subcutan , diberikan minimal * bulan setelah
suntikan immunisasi lain.
Kontra indikasi 0anita hamil, imuno compromise, kurang -
bulan sebeelumnya mendapat transfuse darah atau tH
immunoglobulin, reaksi anafilaksis terhadap telur.
8. T"!/"&
"da enis 'aksin tifoid yang bisa diberikan ke anak, yakni 'aksin oral
(Ci'otif) dan 'aksin suntikan (&yphimCi). Keduanya efektif mencekal demam
24
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
25/32
tifoid alias penyakit tifus, yaitu infeksi akut yang disebabkan bakteri
Salmonella typhi. akteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan
kumuh, dan makanan-minuman yang tidak higienis. %ia masuk melalui mulut,
lalu menyerang tubuh, terutama saluran cerna.
#eala khas terinfeksi bakteri tifus adalah suhu tubuh yang berangsur-
angsur meningkat setiap hari, bisa sampai BBc. iasanya di pagi hari demam
akan menurun tapi lalu meningkat di 0aktu sore=malam. #eala lainnya adalah
mencret, mual berat, muntah, lidah kotor, lemas, pusing, dan sakit perut,
terkesan acuh tak acuh bahkan bengong, dan tidur pasif (tak banyak gerak).
Pada tingkat ringan atau disebut paratifus (geala tifus), cukup dira0at di
rumah. "nak harus banyak istirahat, banyak minum, mengonsumsi makanan
bergi!i, dan minum antibiotik yang diresepkan dokter. &api kalau berat, harus
dira0at di rumah sakit. Penyakit ini, baik ringan maupun berat, harus diobati
hingga tuntas untuk mencegah kekambuhan. Selain uga untuk menghindari
teradi komplikasi karena dapat berakibat fatal.
6amun pencegahan tetaplah yang terbaik, terlebih Indonesia merupakan
negara endemik penyakit tifus.
a. Pemberian imunisasi
Caksin suntikan diberikan satu kali kepada anak umur tahun dan
diulang setiap tahun. Pengulangan ini perlu mengingat serangan
penyakit tifus bisa berulang, ditambah banyaknya lingkungan yang
tidak higienis dan kurang teraminnya makanan yang dikonsumsi anak
Sementara 'aksin oral diberikan kepada anak umur ; tahun atau lebih.
b. $fek samping
Kemerahan di tempat suntikan. >uga bisa muncul demam, nyeri
kepala=pusing, nyeri sendi, nyeri otot, nausea (mual), dan nyeri perut
3mumnya berupa bengkak, nyeri, ruam kulit, dan (arang diumpai). $fek
tersebut akan hilang dengan sendirinya
:. He%at"t"s A
Imunisasi inidapat diberikan pada anak usia di atas tahun. Immunisasi
diberikan pada daerah kurang terpaan, pada anak umur tahun, Immunisasi
dasar H pada bulan ke B, *, dan ; bulan kemudian, dosis 'aksin (8ar'iH-
25
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
26/32
inacti'ated 'irus strain 8M *L/) B,/ ml secara IM di daerah deltoid. ?eaksi
yang teradi kadang demam, lelah, lesu, mual dan hilang nafsu makan. Efek
samping 3mumnya, tak menimbulkan reaksi. 6amun, meski sangat arang,
dapat muncul rasa sakit pada bekas suntikan, gatal, dan merah, disertai demam
ringan. ?eaksi ini akan menghilang dalam 0aktu hari
;. Imun"sas" 6ar"sela
erfungsi memberikan perlindungan terhadap cacar air. 5acar air
ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, komplikasinya infeksi
kulit dan bisa infeksi di otak. Caksin ini diberikan pada anak usia *-* tahun *
kali dan lebih dari * tahun kali.
Caksin 'aricella ('a?i:iriH) berisi 'irus hidup strain 9K" yang
dilemahkan. isa diberikan pada umur * tahuh , ulangan umur * tahun.
Caksin diberikan secara subcutan penyimpanan suhu -GF5
Memberikan kekebalan terhadap cacar air atau chicken poH, penyakit
yang disebabkan 'irus 'aricella !ooster. &ermasuk penyakit akut dan menular,
yang ditandai dengan 'esikel (lesi=bintik berisi air) pada kulit maupun selaput
lendir. Penularannya sangat mudah karena 'irusnya bisa menyebar le0at udara
yang keluar saat penderita meludah, bersin, atau batuk. 6amun yang paling
potensial menularkan adalah kontak langsung dengan 'esikel, yaitu ketika
mulai muncul bintik dengan cairan yang ernih. Setelah bintik-bintik itu
berubah adi hitam, maka tidak menular lagi.
"0alnya, anak mengalami demam sekitar -L hari tapi tidak tinggi.
arulah kemudian muncul bintik-bintik. Meski dapat sembuh sendiri, anak
tetap perlu diba0a ke dokter. Selain untuk mencegah bintik-bintik tidak
meluas ke seluruh tubuh, uga agar tak teradi komplikasi yang bisa berakibat
fatal. Sebaiknya penderita dipisahkan dari anggota keluarga lainnya untuk
mencegah penularan. Minta anak untuk tidak menggaruk agar tak
menimbulkan bekas luka. "tasi rasa gatalnya dengan bedak yang mengandung
kalamin. &ingkatkan daya tahan tubuhnya dengan asupan makanan bergi!i.
a. Us"a 3 'umlah Pem-er"an
%iberikan sebanyak * kali yakni pada usia antara *B-* tahun.
-. E!ek Sam%"ng
26
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
27/32
3mumnya tak teradi reaksi. 8anya sekitar *E yang mengalami
demam.
#. T"ngkat Keke-alan
$fekti'itasnya bisa mencapai DLE. %ari penelitian terhadap *BB
anak yang diimunisasi 'arisela, hanya di antaranya yang tetap terkena
cacar air, itu pun tergolong ringan.
Caksin ini tidak di0aibkan dengan pertimbangan bah0a penyakit
tifus tidak berbahaya pada anak dan arang menimbulkan komplikasi.
#eala penyakit yang khas adalah demam tinggi yang dapat berlangsung
lebih dari * minggu disertai dengan lidah yang tampak kotor, sakit kepala,
mulut kering, rasa mual, lesu, dan kadang-kadang disertai sembelit atau
mencret. "da enis 'aksin demam tifoid, yaitu 'aksin oral (Ci'otif) dan
'aksin suntikan (&yphimCi). Caksin suntikan diberikan sekali pada anak
umur tahun dan diulang setiap tahun. Caksin oral diberikan pada anak
umur ; tahun atau lebih. Kemasan 'aksin oral terdiri dari kapsul yang
diminum sekali sehari dengan selang 0aktu * hari.
E. Pen0"m%anan 6aks"n
Penyelenggaraan program imunisasi di Indonesia telah terbukti efektif
antara lain dengan terbasminya penyakit cacar, dimana Indonesia dinyatakan
bebas cacar seak tahun *DL. %alam penyelenggaraan program imunisasi
dibutuhkan dukungan 'aksin, alat suntik dan rantai dingin (cold chain) agar
kualitas 'aksinasi sesuai dengan standar guna menumbuhkan imunitas yang
optimal bagi sasaran imunisasi.
Penyelenggaraan program imunisasi di Indonesia telah terbukti efektif
antara lain dengan terbasminya penyakit cacar, dimana Indonesia dinyatakan
bebas cacar seak tahun *DL. %alam penyelenggaraan program imunisasi
dibutuhkan dukungan 'aksin, alat suntik dan rantai dingin (cold chain) agar
kualitas 'aksinasi sesuai dengan standar guna menumbuhkan imunitas yang
optimal bagi sasaran imunisasi.
Caksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen
kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan yang berguna
untuk merangsang timbulnya kekebalan tubuh seseorang. ila 'aksin diberikan
27
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
28/32
kepada seseorang, akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap
penyakit tertentu.
Sebagai produk biologis, 'aksin memiliki karakteristik tertentu dan
memerlukan penanganan yang khusus seak diproduksi di pabrik hingga dipakai
di unit pelayanan. Suhu yang baik untuk semua enis 'aksin adalah F5 s=d G
F5.
Penyimpangan dari ketentuan yang ada dapat mengakibatkan kerusakan
'aksin sehingga menurunkan atau menghilangkan potensinya bahkan bila
diberikan kepada sasaran dapat menimbulkan keadian ikutan pasca imunisasi
(KIPI) yang tidak diinginkan. Kerusakan 'aksin dapat mengakibatkan kerugian
sumber daya yang tidak sedikit, baik dalam bentuk biaya 'aksin, maupun biaya-
biaya lain yang terpaksa dikeluarkan guna menanggulangi masalah KIPI atau
keadian luar biasa.
Selama ini masih banyak petugas kesehatan yang beranggapan bah0a bila
ada pendingin maka 'aksin sudah aman, malahan ada yang berfikir kalau makin
dingin maka 'aksin makin baik. Pendapat itu perlu diluruskan4 Semua 'aksin
akan rusak bila terpapar panas atau terkena sinar matahari langsung. &etapi
beberapa 'aksin uga tidak tahan terhadap pembekuan, bahkan dapat rusak secara
permanen dalam 0aktu yang lebih singkat dibandingkan bila 'aksin terpapar
panas.
erdasarkan sensiti'itas terhadap suhu, penggolongan 'aksin adalah
sebagai berikut
a. Caksin sensiti'e beku (Aree!e sensiti'e O AS), adalah golongan 'aksin yang
akan rusak terhadap suhu dingin diba0ah BF5 (beku) yaitu 8epatitis , %P&,
%P&-8, %&, &&
b. Caksin sensiti'e panas (8eat Sensiti'e O 8S), adalah golongan 'aksin yang
akan rusak terhadap paparan panas yang berlebih yaitu 5#, Polio, 5ampak.
Pemantauan suhu 'aksin sangat penting dalam menetapkan secara cepat
apakah 'aksin masih layak digunakan atau tidak. 3ntuk membantu petugas
dalam memantau suhu penyimpanan dan pengiriman 'aksin ini, ada berbagai alat
dengan indikator yang sangat peka seperti Caccine Cial Monitor (CCM), Aree!e
0atch atau Aree!etag serta &ime &emperatur Monitor (&&M).
28
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
29/32
%engan menggunakan alat pantau ini, dalam berbagai studi diketahui
bah0a telah teradi berbagai kasus paparan terhadap suhu beku pada 'aksin yang
peka terhadap pembekuan seperti 8epatitis , %P& dan &&. %engan adanya
temuan ini maka telah dilakukan penyesuaian pengelolaan 'aksin untuk
mencegah pembekuan 'aksin.
Kerusakan 6aks"n Terha&a% Suhu
Suhu tempat penyimpanan yang tidak tepat akan menimbulkan kerusakan
'aksin. 8al ini dapat dilihat dari keterangan seperti pada tabel di ba0ah ini
Vaksin Sensitif Beku
a. Suhu terlalu &"ng"n
Pada 'aksin 8epatitis , %P&-8 di suhu B,/ F5 dapat bertahan
selama maksimum Q am dan %P&, %&, && pada suhu / F5 S=% -*B F5 dapat
bertahan selama maksimum *,/ am.
-. Suhu terlalu %anas
Sedangkan 'aksin %P&, %P&-8, %& pada suhu beberapa F5 diatas
suhu udara luar (ambient temperature < F5) dapat bertahan * hari
sedangkan 8epatitis dan && dapat bertahan B hari.
Vaksin Sensitif Panas
Sementara Poliobeberapa F5 diatas suhu udara luar (ambient
temperature < F5) dapat bertahan selama hari sedangkan 5ampak dan
5# beberapa F5 diatas suhu udara luar dapat bertahan L hari.
&erlihat bah0a rusaknya 'aksin sensitif beku akibat terpapar suhu
terlalu dingin, auh lebih cepat daripada rusaknya 'aksin sensitif panas akibat
terpapar suhu terlalu panas. 9leh karena itu tidak mengherankan bila lebih
banyak 'aksin yang rusak akibat terpapar suhu terlalu dingin dibandingkan
terpapar suhu terlalu panas.
Beberapa Catatan Penting
Paparan panas secara kumulatif akan mengurangi umur dan potensi
semua enis 'aksin. 3ntuk memantau hal tersebut dipergunakan alat pemantau
suhu panas Caccine Cial Monitor (CCM) dimana untuk 'aksin dari
29
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
30/32
%eparteman Kesehatan ?I sudah ditempelkan pada semua kemasan 'aksin
kecuali 5#. "lat ini berupa gambar lingkaran ber0arna ungu dengan segi
empat didalamnya yang ber0arna putih pada CCM ".
%engan pengaruh panas akan berubah menadi CCM dimana segi
empat sudah ber0arna ungu muda, CCM 5 dimana segi empat sudah
ber0arna ungu sama seperti lingkaran diluarnya dan CCM % dimana segi
empat sudah ber0arna lebih ungu dari pada lingkaran diluarnya. Caksin
dengan CCM 5 dan % pertanda sudah terpapar panas dan tidak boleh
digunakan lagi.
Caksin %P&, &&, %&, 8 dan %P&-8 akan rusak bila terpapar suhu
beku. Masing-masing 'aksin tersebut memiliki titik beku tersediri, yaitu
'aksin 8epatitis beku pada suhu -B,/ F5, sedang 'aksin %P&, %& %an &&
akan beku pada suhu -/ F5.
Caksin yang tidak rusak oleh paparan suhu beku adalah Polio, 5ampak
dan 5#. 3ntuk memantau suhu beku dapat dilakukan dengan menggunakan
Aree!e 7atch dan Aree!e tag yaitu alat yang sensitif terhadap suhu beku
dimana bila alat ini terpapar suhu diba0ah -B F5 akan terlihat pada monitor
berupa 0arna biru untuk Aree!e 7atch atau tanda silang untuk Aree!e tag.
%itingkat puskesmas semua 'aksin disimpan pada suhu s=d G F5
sedang free!er yang ada hanya diperuntukkan bagi pembuatan cold pack (es
batu).3ntuk pendistribusian 'aksin ke lapangan seperti posyandu sebaiknya
menggunakan air dingin (cool pack) dan bila situasinya mengharuskan
menggunakan cold pack, karena tempat yang panas atau auh, sebaiknya 'aksin
diatur berdasarkan sensitifitasnya terhadap suhu dan diberi pelapis untuk enis
'aksin yang berbeda.
30
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
31/32
Pen0"m%anan 6aks"n( Masa S"m%an &an Suhu
Caksin %i Pro' dengan
listrik sampai
bulan
%i pro' dengan
listrik sampai
bulan
%i Puskesmas
dengan listrik sampai
* bln
Polio oral
campak- BR5 sampai /R5 R5 sampai GR5
%P&
%&
5#
&&
8ep.
R5 sampai GR5 R5 sampai GR5
31
8/19/2019 Isi (Imunisasi)
32/32
BAB III
PENUTUP
A. Kes"m%ulan
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan bayi dan anak dengan
memasukan 'aksin ke dalam tubuh agar membuat !at anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan yang dimaksud 'aksin adalah bahan yang dipakai untuk
merangsang pembentukan !at anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui
suntikan seperti 'aksin 5#, %P&, 5ampak, dan melalui mulut seperti 'aksin
polio. &uuan diberikan imunisasi adalah di harapkan anak menadi kebalterhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
Imunisasi diberikan dalam rangka memperkenalkan berbagai antigen agar
cepat direspon oleh tubuh, sehingga tubuh sudah mengenal betul !at antigen yang
harus di la0an.
anyak sekali enis-enis imunisasi diantaranya imunisasi 5# , %P& ,
Polio , hepatitis dan uga imunisasi campak.
B. Saran
%engan dibuatnya makalah ini, kita mengetahui bah0a imunisasi itu
sangat penting peranannya bagi anak sebagai kekebalan tubuh agar terhindar dari
penyakit-penyakit tertentu. Maka dari itu , kita sebagai pera0at harus sering
mengingatkan para ibu agar anaknya mendapat imunisasi lengkap.