BEMS DANJAOUNG evitalisasiPertanian, \ Perikanan dan Kehutanan (RPPK) menjadi acuan dalam pelaksanaan program ketaharian pangan. Agenda tersebut, difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi nasional,. terutama untuk tema pangan strategis, . seperti beras/padi, jagung, kedelai, tebu, CPO dan kakao. Komoditas-komoditas tersebut juga menjadi produk investasi penting bagi Indonesia. Mengacu pad.a €nam komoditas strate- gis, Deptan dan Departemen Perindustrian fDepperin) pada 2005-2010, menetapkan arah pengembangan dah sasarannya, yaitu (i) padi,/beras, diu- payakanuntukmempertahankan' . swasembada berkelanjutan; (ii) jagung, menuju swasembada 2007 dan daya saing ekspor 2008. Paparan ringkas ini akan akan mengulas kondisi kekinian dan beberapa strategi serta kebijakan yang penting diambil untuk dua komoditas strategis padi/beras dan jagung. Padi/Beras BPS (2008) mewartakbn, perkem- bangan indikator padi/beras seperti pm- duksi beras [naik 1,61% (yoy)],luas areal [naik 5,46% (yoy)] dan produktivitas lahan [naik 0,88 ton/hektar (ypfl] menun- jukkan perkembangan menggembirakan. Dengan produksi gabah kering sekitar 59,877 ribu ton (2008) -dengan r4ndemen 567"" maka produksi beras pada 2008 fnencapai 32,63 juta ton. Indonesia diesti-' masi surplus beras sekitar 1,18 juta ton (asumsi kebutuhan I39 kg per kapita atau sekitar 3 1,45 juta ton per tahun). Jawa Barat meruDakan kontributor ulsms,produksi beris nasional dengan rata-rata market share (2006-2008) rata- tala l'1 ,16"/o; disusul Jawa Timur 16,9?% dan Jawa Tengah !5,42Yo. Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa'Tengah memiliki Iuas areal padi terluas. Market share ketiga provinsi tersebut masing-p65ing 15,10%; L4"55Vo da!- 13,63% terhadap luas areal padi nasional. Produktivitas lahan Jawa Timur (55,0? Qulha) relatif lebih daripada Jawa Barat (53,63 Qu/ha) dan Jawa Tengah (53,40 Qu/ha). Semen- tar3 perkembangan iuas areal dan pro- duksi padi nasional pada 1995-2008 ma- sing-masing tumbuh- rata-rata 0,62olo per tahun dan 1,52% pe1 tahun [Gambar t]; Padi dibagi menjad.i dua, yaifu padi sawah dan padi gogoh. Sdbaranlokasi produksi padi merujuk pada survei Bank Indonesia. Survei tersebut meniadi dasar pe@deatlfjka qran p eluang rnvistaoi dengan mengungkapkan dasar potensi daerah atau Baseline Economic Survev (BLS). Sebaran tanaman padiTberas *iadi sawah maupun padi gogoh- meliputi 615 lokasi dan 184 lokasi. Jawa Barat memili- ki 110 lokasi padi sawah dan 30 padi gogoh dan menjadi daerah,s'entra pro- d Gambar 1: .r Perkembangan Produksi,Luas Areal Padi dan Penyebaran ProduksiPadi dusen padi utdma di Indonesia. Sedangkan.Jawa Tengah Tl lokasi dan 20 lokasi (Gambar 2). Produktivitas tanaman padi dan luas areal di Jawa relatif lebih baik diband- ingkan daerah lainrrya, karena tingkat kesuburan tanah di Jawa iebih tinggi. Permasalahannya pengembangan khusus: nya di Jawa adalah ancaman konversi . areal yang terus terjadi.- Deptan (2005) memproyeksi hingga 2010, luag panen padi Indonesia mencapai . I2.L4l ribu ton dengan produksi 56.?21 ribu ton dan permintaan55.214 ribu ton. Pada kondisi tersebut terjadi surpJus sekitar i.028 ribu ton pada 2010.^Dengan mendasar pada angka indikator Deptan perhitungan luas panen (rata-rata naik 0,37% per tahun), produksi (rata-rata naik 0,Bb % per tahun), permintaan dapat (rata-rata naik 1,11 % per tahun) maka proyeksi (2011-2015) ketiga indikator dapaf ditentukiln.Pada 2011-2015 .',:, surplus produksi beras nasional a!an, .: turunhingga menjgdi 194 ribu ton, jika, luaspanentidaknaik(Tabell). 1 Data International Rice Research Institute/IRRl (2008) 1961-200? mewartakan market share produksi padi/beras Indonesia (rata-rata ?,5.%) per tahun terhadap produksi beraS dunia dan menempati urutan ketiga setelah China . (rata-rata 34,43 % pertahun) dan India (rata-rata 2.0,65% pertahun). Kondisi tersebut juga-sama ketika meninjau . market share terhadap produksi kawasan' Asiayaitumasing-masirigrata-rata \ 8,217oper tahun; 37,687o per tahun dan 8,21% per tahun,. Market share konsumsi beras dunia tertinggi juga berasal dari letiga negara tersebut masing-masing rata-rata 35,51V" per tahun; 20,22yeper tahun dgn7,94V" per tahun sedangkan market share untuk kawasan Asia masing-rngsir,rg rata-rata I 38,73"h per tahun; 22,2BYo per tahundan 8,76% Bertahun.Pertumbuhanproduksidan : konsumsi beras tertinggi di kawasan Asia adalah Cam-lodia rata-rata 7,45"/" per tahun dan rata-rata 4,62% per tahun. l disusul Iran rata-rata 4,920/" per tahdn dan rata-raia.4,ZBVI per tahun. Indonesia menempati urutan kesepuluh pada kate- gori pertumbuhan dan korisumsi beras yaitu rata-rata 3,59o/"per tahun dan 2,61% per tahun. (gambar 3) Data FAO mewartakan market share areal padi Indonesia (rata-rata B,9B%) (2000-200?) terhadap areal padi dunia menempati urutan ketiga setelah Indi-a (rata-rata 22,09yo1dan China (rata-rata 33,09%). Si:mentara pertumbuhan pro- duksi padi Indonesia pada 1961-200? mencapai L6,63y" per tahun dengan per- turnbuhan tertinggi pada 1980;1990 sebesai 30,93% per tahun. Sedangkan pencetakan areal tanam baru selarira ' 1961-200? sebesar 1,327" pei tahun ' dengan pertiimbilhan pencetalian areal tanam tertinggi terjadi pada 1961-.1970 sebesar 2,02% per tahun (Gambar 4). . Prospek pengembdngan beras gukup menjanjikan terutama untuk mengisi kebutuhan domestik yang masih defisit 5%. Kebutuhan beras dalam negeri semakin tinggi untuk industri pingolahan (Gambar 5): Nilai tambAh beras .seperti untuk industri pengolahan- dapat diper- oleh dengan pemanr-faatan teknologi pas- capanen te-rmasuk produl sampingannya. Selama ini petani hanya memanfaatkan gabah keringpa4eS (QKP_) !,q94q _da_pat langsung dijual. Pemamfaatirn teknologi pascapanen cenderung minim. BIts (2003) menjelaskan dari 51,8b juta ton produksi beras akan diperoleh beras patah (dapat me4jadi tepung bepaq) dan menir 25% atau sekitar 12,30 juta ton dan limbah sekam 20% atau sekitar 1,36 jtrta ton. Tepung beras dapat digunakan sebagai bahan baku bihrin, kgrupuk dan aneka produk . makanan lainnya. Sementara sekam 'berguna untuk bahan bakai bata, carhpu- ran b4ta, genteng, grabah dan media tumbuh. Deptan merinci, jika produksi tepung b-erasdiproyeksi 1% dari potensi beras patah dan menir maka 4kan meng- ' hasilkan sekitar 0,13 juta ton tepqng beras per tahun. Dengan estimasi harga Rp 4:000 per kg maka nilai ekonogrinya mencapa! Rp 520 Miliar per tahun. Nilai ekonomis sekam juga uienggiurkan. .Dengan potensi sekam 10,36 juta ton - asumsi 10% dapat dimamfaatkan uirtuk arang sekam dan harga Rp 750 per kg- akan menghasilkan se.kitar 0,62 juta arang sekam per tahun atau Rp 465 Miliar per tahun. Ketersediaan lahan juga menjadi prospek besar dalam produksi beras. .Indonesia memiliki lahan basah (sawah) 24rf jutq ha d?n ?6,3 juta tra lahan kering. Jika dirinci, potensi lahan sawah'non. '' ' rawa pasang surut rhencapai 13,26 juta ha, tersebar di Sumatera (2,01juta ha), Jawa (1,12 jutatra), Bali dan Nusa Tenggara (0,85 juta ha), Kalimantan (1,03 juta ha), Sulawesi (1,11 juta ha), serta Maluku dan Papua (7,89 juta ha); BPS (2005) merinci luas lahan yang telah dimanfaatkan sekitar 6,86 jrita hektar., Lahan rawa danpasangsurut yang dapat dikembangkan menjadi lirhan sawah mbncapai 3,51. juta ha yang tersebar di Sumatera (1,92 juta ha), Jawa (0,12 juta ha), Kalima4tan (LQr juleld, lqlawps! (0,3L juta ha), sertaMaluku dan Papua (3,51 juta ha). Dari total lahan tersebut hanya sekitar 26,45 % alau sekitar 0,93 jqta ha yang Sudah dimamfaatkan. Dari kalegori lahan kering, Indonesia masih memiliki sekitar 25,33 juta ha dan pemapfataannya masih sangat kecil. Selain padi sawah, pengembangari padi gogo cukup menjanjikan'. Beierapfl lokasi potensial pe4gembanganny.a adalah Sumatera Barat (4), Riau (4), Jambi (20), Sumatera Selatan (5), Bengkulu (2), Jawa Barat (30), Jawa Tengah (20), Jawa Timw (2), Banteqr {?), NTts (3), NTT (14), Kalimantan B at at (22), Kalimantan Selatan (22), Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, serta Maluku dan liianJaya Baqat masing-masing 15, 7, 5 dan 2 wilayah. Deptap (2005) membagi tiga periode peia jalan (roadmap) program pengem- bangan industriberas di Indonesia yaitu jangka pendek (2005-2010),jangka menengah (2011-2015) dan jang&a panjang (2016-2025) [Gambar 6], Pada ketiga periode tersebut pengembangan industri beras difokuskan pada pen- ingkatan produksi untuk memenuhi kon- sumsi langsung baik melalui program intensifikasi maupun ekstensifikasi. Sementara pada jangka pendek produksi padi ditujukan untuft pengembangan agroindustri padi sehingga peningkatan kualitas beras, pemanlataan hasil samping dan limbah dapat tercapai. Pada jangka menengah dan panjangpen- ingkatan perbaikan kualitas beras terus diupayakan agar malnpu bersaing dengan . beras dunia sqperti beras Tliialand dan Vietnam. Produksi beras dalam jangka pendek diprediksi Deptan akan terserap untuk pemenuhan kebuthan pokok sehingga penggmbangart agribisnis beras untuk peliode menengah (5 tahun mendatang) dititikberatkrin pada perbaikau kualitas gabah (beras) dan pengolahan hasil samping serta limbah: Pada kondisi ini pengembangan agribisnis'padi rnembu- tuhkan dukungart biaya investasi dan dulqngan kebij akan pemepintah. Inscntif Beras/Padi Skenario pengembangan produksi padi melalui perluasan ar.eal dan peningkatan produktivitas dilakukan dengan memper- timbangkan kondisi agribisnis padi saat ini dan peluang peningkatan produksi be'rdasarkan potensi sumberdaya dan teknologi. Perluasan areal pAnen diproyeksikan meningkat sebesar 0,37.% per tahun, di Sumber: Diolah dari BPS. 2008 Gambar 2: SebaranProduksi Padi Sawahdan Padi Gogo Sumb6r! Diolah.dari Bank Indbnesia. 2008 Gambar 3: Market Share Produksi dan Konsumsi Beras Indonesia 1961-2007