1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggungjawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang,sendi,otot rangka,tendon,ligament,bursa dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur- struktur ini. Beragam jaringan dan organ sistem muskuloskeletal dapat menyebabkan terbentuknya berbagai gangguan yang berkembang terutama dalam sistem itu sendiri atau di tempat lain namun mengenai sistem muskuloskeletal. 1 Trauma dalam muskuloskeletal termasuklah fraktur,dislokasi,sprains dan strains namun yang paling parah ialah fraktur. Gangguan ini terjadi pada tulang,sendi dan otot terjadi disebabkan kelainan metabolik, infeksi,inflamasi atau non-inflamasi atau tumor. Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.Trauma adalah penyebab utama kematian pada orang usia 1-44 tahun pada semua ras dan taraf sosio ekonomi. 2 Skenario: Seorang laki-laki usia 18 tahun, jatuh ketika mengendarai sepeda motor dengan kecepatan sedang. Laki-laki tersebut mengalami kesakitan pada tungkai bawah kanan diatas sendi lutut. Laki-laki tersebut tidak dapat berdiri & merasa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggungjawab
terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem
ini terdiri dari tulang,sendi,otot rangka,tendon,ligament,bursa dan jaringan-jaringan khusus
yang menghubungkan struktur-struktur ini. Beragam jaringan dan organ sistem
muskuloskeletal dapat menyebabkan terbentuknya berbagai gangguan yang berkembang
terutama dalam sistem itu sendiri atau di tempat lain namun mengenai sistem
muskuloskeletal.1 Trauma dalam muskuloskeletal termasuklah fraktur,dislokasi,sprains dan
strains namun yang paling parah ialah fraktur. Gangguan ini terjadi pada tulang,sendi dan
otot terjadi disebabkan kelainan metabolik, infeksi,inflamasi atau non-inflamasi atau tumor.
Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.Trauma
adalah penyebab utama kematian pada orang usia 1-44 tahun pada semua ras dan taraf sosio
ekonomi.2
Skenario:
Seorang laki-laki usia 18 tahun, jatuh ketika mengendarai sepeda motor dengan kecepatan
sedang. Laki-laki tersebut mengalami kesakitan pada tungkai bawah kanan diatas sendi lutut.
Laki-laki tersebut tidak dapat berdiri & merasa kesakitan ketika berusaha mengangkat
pahanya. Dengan dibantu oleh teman-temannya,laki-laki tersebut dibawa ke UGD RS tempat
anda bertugas.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD: 130/80mmHg, Nadi 82x/menit, RR: 23x/menit,
T:36,8˚C. Pemeriksaan thorax,abdomen tidak ada kelainan. Laboratorium: Hb 11g/dL,
Ht:34%, Leukosit 9000/uL dan Trombosit 200,000/uL.
Status lokalis: Regio femur dextra 1/3 distal: Nyeri(+), deformitas (+), krepitasi (+), gerakan
tungkai terbatas, nadi (+), tampak memar.
2
1.2 Hipotesis
Berdasarkan skenario,hipotesa yang didapatkan ialah:
Seorang laki-laki terjatuh dari motor mengalami fraktur femur tertutup 1/3 distal
dextra.
1.3 Fokus Penelitian
Dari skenario,didapatkan rumusan masalah yaitu seorang laki-laki terjatuh dari motor
sehingga pada tungkai bawah kanan di atas lutut terdapat nyeri,deformitas,krepitasi,memar
dan gerak tungkai menjadi terbatas. Justeru,makalah ini dihasilkan dengan tujuan meneliti
masalah ini dengan lebih dini. Penelitian akan difokuskan mengikut bagian-bagian di bawah:
Anamnesa
Pemeriksaan fisik dan laboratorium
Working diagnosis(WD) penyakit
Etiologi penyakit
Epidemiologi
Patofisiologi penyakit dari mekanisme fraktur dan jenis fraktur.
Komplikasi-komplikasi yang boleh terhasil dari penyakit ini.
Prognosis penyakit samada membaik atau memburuk.
Pentalaksanaan baik secara Medika mentosa atau non-medika mentosa
Pencegahan
1.4 Identifikasi istilah yang tidak diketahui
Istilah Definisi
Deformitas Kelainan hasil dari gangguan umum misalnya arthritis,dislokasi,patah tulang dan
gangguan lokal lainnya.
Krepitasi Bunyi keretek-keretek disebabkan permukaan tergesek bersama,seperti pada
arthritis.
Tabel 1: Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui.3
3
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Anamnesa 4
Anamnesis adalah pengumpulan data status pasien yang didapat dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan pasien.Tujuan dari anamnesis
antara lain: mendapatkan keterangan sebanyak mungkin mengenai penyakit pasien,
membantu menegakkan diagnosa sementara dan diagnosa banding, serta membantu
menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Wawancara yang baik seringkali sudah dapat
mengarah masalah pasien dengan diagnosa penyakit tertentu. Adapun anamnesis meliputi:
pencatatan identitas pasien, keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, serta riwayat penyakit keluarga.
Berdasarkan kasus, anamnesa yang harus dilakukan terhadap pasien ialah:
Menanyakan identitas pasien seperti umur dan pekerjaannya.
Menanyakan keluhan utama pasien.
Menanyakan riwayat penyakit yang deskriptif & kronologis(lihat tabel 2) dan faktor-
faktor yang memperberat penyakit seperti demam,lelah atau gejala sistemik
lainnya(panas, penurunan BB, kelelahan, lesu, rasa tidak enak badan & mudah
terangsang atau adanya gejala kekacauan mental).
Menanyakan riwayat penyakit dahulu seperti riwayat trauma dan aktivitas sosial yang
dilakukan sehari-hari.
Menanyakan riwayat penyakit keluarga samada pernah menderita penyakit yang
sama seperti pasien atau ada riwayat trauma.
4
Tabel 2: Anamnesa Riwayat Penyakit Deskriptif dan kronologis
2.2 Pemeriksaan Fisik 4,5
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli
medis yang memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pada
pemeriksaan ini, dapat ditentukan lokalisasi dan sifat-sifat dari suatu penyakit.
Dalam kasus ini,pasien datang dengan kesakitan pada tungkai bawah kanan di atas
sendi lutut, maka pemeriksaan lutut secara menyeluruh harus dilakukan oleh dokter.
Teknik Pemeriksaan: Dimulai saat pasien memasuki ruangan dengan melihat cara berjalan
dan posisi lutut saat berjalan (bagian lutut harus dapat dilihat). Ayunan ekstensi dan fleksi
lutut harus halus dan mantap.
Posisi lutut saat berdiri, jalan dan berbaringWarna kulit, gambaran vaskularisasiPembengkakan atau massa pada bagian anterior/posterior, lateral/medialLuka/fistel/ulkusPerhatikan kontur otot,apakah simetris atau tidak.
L O O K ( I n s p e ks i )
Meraba pembengkakan/massa, deskripsi konsistensi samada nyeri atau tidak. Meraba vaskularisasi dan pulsasi pembuluh darah di lututMeraba posisi patella di lututPerhatikan adanya nyeri tekan di persendianPalpasi otot-otot,tendo-tendo dan daerah-daerah bursa.Pada palpasi,kita menilai: Krepitasi saat lutut difleksi dan diekstensikan, efusi sendi,stabilitas ligamen kolateral dan stabilitas ligamen krusiatum.
F E E L ( P a l p a s i)
Menilai range of motion (ROM) lutut dengan gerakan fleksi-ekstensi dan menyatakannya dalam derajat. Normal : 0 - 120
M O V E ( R a n g e o f m o t i o n )
Tabel 3: Pemeriksaan Fisik Lutut
Keluhan pada Sendi Pertanyaan lanjut
Nyeri sendi Lokasi nyeri & punctum maksimum, penekanan radiks saraf, saat nyeri,
nyeri mekanis, nyeri inflamasi
Kaku sendi Rasa seperti diikat, lama & beratnya
Bengkak sendi Perubahan warna, bentuk & posisi struktur ekstremitas
5
Tes Khusus- Tes stabilitas sendi lutut yaitu:
Anterior Drawer design
Posterior Drawer design
Test Mc-Murray: Pada posisi tungkai bawah rotasi eksterna 15° , bunyi snap yang
teraba atau terdengar pada waktu tungkai bawah pasien digerakkan dari posisi
ekstensi ke fleksi 90° menunjukkan adanya robekan meniskus medial. Bunyi yang
sama terdengar pada waktu tungkai bawah dirotasi internal 30° & digerkkan dari
fleksi ke ekstensi, menunjukkan robekan pada meniskus lateral
Gambar
1: Anterior dan Posterior Drawer Test
Gambar 2: Tes Mc-Murray
6
2.3 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium
untuk mendapatkan gambaran penyakit secara dini dan mencakup antara lain:
Pemeriksaan darah rutin(Hemoglobin,Leukosit,Hematokrit,Thrombosit)
Pemeriksaan gula darah sewaktu.
Golongan darah pasien.
Tabel 4: Pemeriksaan laboratorium berdasarkan kasus
Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan X-Ray mengikut Rules of Two:
2 posisi (Antero posterior dan Lateral)-lihat gambar 3
2 Sendi( Sendi atas& bawah tulang yang patah)
2 Ekstremitas (kanan & kiri)- Anak-anak
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Hb (Hemoglobin) 11 g/dL (Untuk lelaki
dewasa) 13-18 g/
dL
Hb normal
Ht (Hematokrit) 34% (Untuk lelaki
dewasa) 37-49%
Ht menurun
Leukosit 9000/ mm3 5000-10.000 / mm3 Normal
Trombosit 200.000 / mm3 140.000-400.000 /
mm3
Normal
7
Gambar 3: Foto Fraktur Femur Distal AP dan Lateral
Pemeriksaan penunjang yang lain ialah MRI dan CT scan. MRI jarang dipakai untuk
deteksi awal penyakit tetapi sangat berguna menunjukkan kondisi penyakit karena ia
memperlihatkan jaringan lunak di sekitar sendi. Bagi pasien yang ada kontraindikasi dengan
MRI,CT scan diguna sebagai ganti.6
2.4 Working Diagnosis
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang,didapatkan diagnosa pasti kondisi
pasien yaitu adanya Fraktur Femur Tertutup 1/3 Distal Dextra.
Fraktur adalah patah tulang, putusnya kontinuitas dari tulang, tulang rawan sendi atau
tulang rawan epifisis. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tungkai bawah kanan di atas
sendi lutut dan setelah pemeriksaan fisik dilakukan,didapatkan status lokalis pada pasien di
regio femur dextra 1/3 distal nyeri, ada deformitas, krepitasi,gerakan tungkai yang
terbatas,nadi teraba dan tampak memar. Diagnosis diperkukuh dengan foto Rontgen di bagian
sendi yang sakit dan jelas terlihat adanya fraktur di femur 1/3 distal dextra pasien(Gambar 3).
Fraktur ini dikatakan sebagai tertutup karena kulit di atasnya utuh dan bila terdapat luka pada
kulit di atasnya disebut fraktur terbuka (compound fracture).1
2.5 Epidemiologi 7
Fraktur femur sering terjadi pada usia muda dengan insidens sebanyak 8-9% dan
sering juga pada wanita yang berusia 75 tahun atau lebih.
Fraktur pada 1/3 distal dari diafisis adalah sebanyak 79%.
Untuk fraktur femur yang terbagi dalam beberapa klasifikasi misalnya saja pada
fraktur collum, fraktur subtrochanter femur ini banyak terjadi pada wanita tua dengan
usia lebih dari 60 tahun dimana tulang sudah mengalami osteoporotik. Trauma yang
dialami oleh wanita tua ini biasanya ringan (jatuh terpeleset di kamar mandi)
sedangkan pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan.