Top Banner
PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR’AN JAWA TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR’AN BAGI QORI’ DAN QORI’AH TAHUN 2005-2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (SI) Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Disusun Oleh : NUR HANIIF LAILI 053111347 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
90

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Apr 20, 2019

Download

Documents

lamtuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR’AN

JAWA TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL

QUR’AN BAGI QORI’ DAN QORI’AH TAHUN 2005-2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (SI) Ilmu Tarbiyah

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh :

NUR HANIIF LAILI053111347

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, 10 Desember 2010Lamp : 4 (Empat) EksemplarHal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

An. Sdr. Nur Haniif Laili Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama inisaya kirim naskah skripsi saudara:

Nama : Nur Haniif LailiNIM : 053111347Judul : PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL

QUR’AN JAWA TENGAH DALAMMENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR’ANBAGI QORI’ DAN QORI’AH TAHUN 2005-2010

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapatdimunaqosahkan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Ridwan, M.Ag. Drs. Abdul Rohman, M.Ag.NIP. 19630106 199703 1001 NIP. 19691105 199403 1003

Page 3: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

Nama : Nur Haniif LailiNIM : 053111347

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PAIJudul Skripsi : PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL

QUR’AN JAWA TENGAH DALAMMENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR’ANBAGI QORI’ DAN QORI’AH TAHUN 2005-2010

Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan LULUS, pada tanggal:

17 Desember 2010

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikanstudi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperolehgelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, 27 Desember 2010

Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Drs. Wahyudi, M.Pd. Dwi Mawanti, M.A.NIP. 196803141995031001 NIP. 197612072005012002

Penguji I, Penguji II,

Fakrur Rozi, M.Ag. Saminanto, M.Sc.NIP. 196912201995031001 NIP. 197206042003121002

Page 4: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

ABSTRAK

Nur Haniif Laili (NIM: 053111347). Peran Lembaga Pengembangan TilawatilQur’an Jawa Tengah dalam Meningkatkan Prestasi Tilawatil Qur’an bagi Qori’dan Qori’ah Tahun 2005-2010. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo, 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Prestasi Tilawatil Qur’anQori’ dan Qori’ah Jawa Tengah tahun 2005-2010; (2) Peran LembagaPengembangan Tilawatil Qur’an Jawa Tengah dalam meningkatkan prestasitilawatil Qur’an bagi Qori’ dan Qori’ah tahun 2005-2010.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif tentang peranLPTQ Jawa Tengah dalam meningkatkan prestasi Tilawatil Qur’an dan penelitianlapangan dengan observasi, interview dan dokumentasi tentang LPTQ JawaTengah dengan analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Lembaga PengembanganTilawatil Qur’an adalah suatu lembaga yang berada di bawah naunganKementerian Agama yang bergerak dibidang keagamaan, untuk menciptakanmasyarakat Indonesia yang Qur’ani agar dapat seirama dengan derappembangunan nasional dan perkembangan masyarakat yang semakin pesat. (2)Tilawatil Qur’an secara etimologi adalah membaca Qur’an dengan suara indah.Sedangkan secara terminologi tilawah adalah memperbagus suara saat membacaal-Qur’an, tentunya dengan indah bahkan amat indah. Jadi suara yang indah akanmenambah keindahannya sehingga menggerakkan hati dan menggoncangkanqalbu ketika mendengarnya. Jadi Tilawatil Qur’an adalah membaca Al-Qur’andengan menggunakan lagu, suara yang indah dan merdu. Lagu-lagu yangdigunakan untuk Tilawatil Qur’an itu ada tujuh macam, diantaranya adalah LaguBayyati, hijaz, nahawand, rast, sika, shoba, dan jiharka. (3) Peran LPTQ JawaTengah diantaranya: (a) Mengadakan MTQ dari tingkat bawah (Kecamatan danKabupaten), (b) Mengadakan MTQ di tingkat Propinsi Jawa Tengah, (c)Mengadakan pelatihan Dewan Hakim tingkat Propinsi Jawa Tengah, (d)Mengadakan pelatihan dan pembinaan bagi Qori dan Qoriah terbaik di tingkatPropinsi jawa Tengah, (e) Mendatangkan Pelatih dan Pembina yang sudahmempunyai prestasi Tilawah di Tingkat Internasional, (f) Mengirim para pesertaterbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding di BaitulQurro’ Ciputat Jakarta, (g) Memperhatikan kesejahteraan peserta ketika akanmengikuti MTQ tingkat Nasional

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasidan masukan bagi mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti, dan semuapihak yang membutuhkan khususnya di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang dan LPTQ Jawa Tengah terutama dalam meningkatkanprestasinya.

Page 5: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

MOTTO

“Apabila Perkara Tidak Dipegang Pada AhlinyaMaka Tunggulah Kehancurannya”

“Pemuda Sekarang adalah Pemimpin Masa Depan”Jadilah Pemuda yang Berkualitas untuk Menjadi Pemimpin yang

Berkualitas1

1 Dikutip dari Shahih Al Bukhari Hadits Ke 57 juz I, hlm. 103.

Page 6: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

PERSEMBAHAN

Dalam perjuangan mengarungi samudera Ilahi tanpa batas, dengan

keringat dan air mata, kupersembahkan karya tulis skripsi ini teruntuk orang-

orang yang selalu hadir dan berharap keindahan-Nya. Kupersembahkan bagi

mereka yang tetap setia berada di ruang dan waktu kehidupanku, khususnya buat:

1. Almarhum. Bapak Nur Roziqin dan Ibu Siti Kumyati, S.Pd.I (Kedua

Orang Tuaku Tercinta) yang selalu memberi semangat, membimbing

dan mengarahkan hidupku. Beliau berdua selalu memberi wacana tentang

perjuangan hidup. Terlebih Bapak ketika masih hidup telah memberikan

banyak ilmu, sehingga saya bisa jadi orang yang bermanfaat di

masyarakat. Ibu juga selalu mencurahkan kasih sayang dan selalu menjadi

tempat curhat dikala aku ada masalah.

2. Drs. H. Asfuri Mughni, S.Sos, SH, M.Si (Abahku) terima kasih saya

ucapkan atas nasehat, semangat dan motivasi dari Abah yang diberikan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. dr. Hj. Nur Nahdloh Fauziyah (Adek sekaligus Teman Sejatiku) yang

menjadi spirit hidupku, yang menjadi inspirasiku, yang selalu menasehati

ketika aku ada masalah, dan selalu memberi semangat dalam menuntaskan

studi dan skripsi ini. Terima kasih ya adekku sayang…

4. Gilar Wahibul Furqon (Adik Kandungku) yang selalu memberi support

dan doa buat keberhasilanku.

5. Kyai Erfan Shoddiq Al-Hafidz & Kyai Qomarudin Al-Hafidz (Guru

Ngajiku) yang selalu memberikan barokah doa dan memberikan ijazah

spiritual kepadaku. Sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Mas M. Yusuf (masku) yang telah membantu mencarikan data dan

mensupport sehingga skripsi ini bisa selesai.

7. Teman-Temanku dan Murid-Muridku (yang tidak bisa kusebutkan

namanya) Terima kasih atas doa dan dukungannya. Kalian semua sudah

mewarnai hidupku.

Penulis

Page 7: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung

jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang pernah ditulis

oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian

juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-

pikiran orang lain, kecuali informasi yang

terdapat dalam referensi yang dijadikan

bahan rujukan.

Semarang, Desember 2010Deklarator

Nur Haniif LailiNIM. 053111347

Page 8: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, berkat

taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul: Peran Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Jawa

Tengah Dalam Meningkatkan Prestasi Tilawatil Qur an Bagi Qori Dan

Qori ah Tahun 2005-2010 ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat

diselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

2. Bapak Ridwan, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing I dan Drs. Abdul

Rohman, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Para Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo beserta staf

yang telah membekali penulis berbagai pengetahuan.

4. Pengurus LPTQ Jawa Tengah yang bersedia memberikan kesempatan

penulis untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Pimpinan Perpustakaan Institut dan Fakultas yang telah

memberikan layanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Orang tuaku, teman sejatiku, adikku, masku, teman-temanku, dan murid-

muridku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberikan semangat,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri dan semoga apa yang

tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para

pembaca pada umumnya. Amin.

Semarang, Desember 2010

Penulis,

Nur Haniif LailiNIM. 053111347

Page 10: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN.............................................................................................. iii

ABSTRAK .................................................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................. v

PERSEMBAHAN........................................................................................... vi

DEKLARASI ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

BAB I : PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B.Penegasan Istilah ...................................................................... 3

C.Rumusan Masalah ..................................................................... 4

D.Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................... 4

E. Telaah Pustaka........................................................................... 5

F. Metode Penelitian ..................................................................... 6

BAB II : PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR’AN

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR’AN

A.Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) ................... 11

1. Pengertian Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an ....... 11

2. Landasan Hukum Lembaga Pengembangan Tilawatil

Qur’an ............................................................................... 11

3. Tujuan dan Tugas Lembaga Pengembangan Tilawatil

Qur’an ............................................................................... 12

4. Organisasi dan Kepengurusan Lembaga Pengembangan

Tilawatil Qur’an................................................................. 12

B.Prestasi Tilawatil Qur’an ........................................................... 13

1. Tilawatil Qur’an................................................................. 13

2. Prestasi Tilawatil Qur’an.................................................... 40

Page 11: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

C.LPTQ dalam Peningkatan Prestasi Tilawatil Qur’an................... 46

BAB III : PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR’AN

JAWA TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI

TILAWATIL QUR’AN

A.Kondisi Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an

Jawa Tengah ............................................................................ 48

1. Letak Geografis.................................................................. 48

2. Landasan Hukum LPTQ Jawa Tengah ............................... 48

3. Susunan Pengurus LPTQ Jawa Tengah: ............................. 49

4. Logo LPTQ........................................................................ 50

5. Visi dan Misi LPTQ Jawa Tengah...................................... 50

B.Prestasi Tilawatil Qur’an Jawa Tengah tahun 2005-2010 ........... 51

C.Peran LPTQ Jawa Tengah Dalam Meningkatkan Prestasi

Tilawah.................................................................................... 55

BAB IV : ANALISIS PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN

TILAWATIL QUR’AN JAWA TENGAH DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR’AN BAGI

QORI’ DAN QORI’AH TAHUN 2005-2010

A.Prestasi Tilawatil Qur’an LPTQ Jawa Tengah............................ 64

B.Peran LPTQ Jawa Tengah dalam meningkatkan Prestasi

Tilawatil Qur’an. ..................................................................... 68

BAB V : PENUTUP

A.Kesimpulan ............................................................................... 73

B.Saran ......................................................................................... 75

C.Penutup ..................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) merupakan lembaga

semi resmi di lingkungan Ditjen Bimas Islam. Sejak dibentuk hingga saat ini

dinilai belum berkembang secara optimal, baik dalam lingkup organisasi

maupun output program kerja yang dilakukan. Hal ini dikarenakan beberapa

hal, Diantaranya : Problem keorganisasian, problem Sumber Daya Manusia

(SDM), problem kegiatan yang diselenggarakan, dan problem sumber

pembiayaan.2

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) tingkat Propinsi

Jawa Tengah sampai saat ini juga belum bisa berkembang secara baik. Hal itu

bisa dilihat dari daftar prestasi para Qori’ dan Qori’ah yang setiap tahun kian

merosot. Dibuktikan dengan hasil Prestasi dari Musabaqoh Tilawatil Qur’an

(MTQ) dan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat Nasional yang diadakan

tiap tahun. Rangking dari Propinsi Jawa Tengah selalu berada di bawah Jawa

Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Data menunjukkan bahwa daftar prestasi para Qori’-Qori’ah dari

Propinsi Jawa Tengah dalam mengikuti MTQ tingkat Nasional dari tahun

2005-2010 adalah sebagai berikut: a). STQ Tingkat Nasional tahun 2005 di

Gorontalo, tidak ada Qori’-Qori’ah yang menjadi juara. b). MTQ Tingkat

Nasional tahun 2006 di Kendari, Juara I MTQ golongan Remaja putra yang

diraih oleh Ustadz. Rohani. c). STQ Tingkat Nasional tahun 2007 di Jakarta,

Juara I MTQ Golongan Dewasa Putra yang diraih oleh Ustadz. Herfan. d).

MTQ Tingkat Nasional tahun 2008 di Banten, tidak ada Qori’-Qori’ah yang

menjadi juara. e). STQ Tingkat Nasional tahun 2009 di Jakarta, tidak ada yang

menjadi juara. f). MTQ Tingkat Nasional tahun 2010 di Bengkulu, tidak ada

yang menjadi juara.3

2 http://www.ditjenbimasislam.co.id/lptq-info/ (6 April 2010, 11.15 WIB)3 Dokumen data LPTQ Jawa Tengah dalam MTQ dan STQ Nasional

Page 13: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Problem Prestasi dalam MTQ yang dialami oleh LPTQ Jawa Tengah

sangat memprihatinkan. Dari data yang ada, LPTQ Jawa Tengah harus segera

berbenah diri untuk melakukan upaya-upaya yang bisa menyodok prestasi

para Qori’-Qoriah agar prestasinya menjadi lebih baik di kancah MTQ

Tingkat Nasional yang diadakan setiap tahun.

Upaya peningkatan prestasi yang harus dilakukan oleh LPTQ Jawa

Tengah diantaranya adalah: Mencari bibit-bibit Qori’-Qori’ah dari usia dini

untuk dilatih dan dibina menjadi Qori’-Qori’ah yang handal dan Berkualitas,

Memberi pelatihan terhadap para pelatih tilawah dari kabupaten dan kota yang

ada di Jawa tengah, Mengadakan Pelatihan Tilawah disetiap kabupaten dan

kota se-Jawa Tengah, Mengadakan MTQ tingkat Propinsi Jawa Tengah,

Mengadakan Pelatihan rutin terhadap Qori’-Qori’ah yang Potensial,

mengirimkan Qori’-Qori’ah untuk belajar di Jakarta agar memperoleh ilmu

pengetahuan yang lebih baik dari para Qori’-Qori’ah tingkat Internasional.4

Maka dari itu, peran LPTQ Jawa Tengah sangat urgen untuk

menciptakan Qori’-Qori’ah yang bisa berprestasi di tingkat Nasional maupun

Internasional agar bisa membawa nama baik Propinsi Jawa Tengah dan bisa

mengharumkan Negara Indonesia. Selain itu juga untuk mencari generasi dari

usia dini agar bisa menjadi penerus Qori’-Qori’ah yang sudah Senior.

Akan tetapi sejauh mana peran LPTQ Jawa Tengah dalam hal

peningkatan prestasi dalam MTQ, apakah sudah baik dan maximal atau masih

statis atau bahkan mengalami penurunan, maka dalam skripsi ini penulis

mengadakan penelitian dengan menggunakan judul ”PERAN LEMBAGA

PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR’AN JAWA TENGAH DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR’AN BAGI QORI’ DAN

QORI’AH TAHUN 2005-2010”

4 Wawancara dengan Pak Ahyani, selaku Sekretaris LPTQ Jawa Tengah, pada tanggal 3Agustus 2010, pukul 09.00 WIB

Page 14: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

B. PENEGASAN ISTILAH

Kesalahpahaman dalam memahami dan mendapatkan pemahaman

yang komprehensif sangat dibutuhkan agar pembaca dapat menghindarinya,

Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk membatasi istilah yang

digunakan dalam skripsi ini, yaitu sebagai berikut :

1. Peran

Dalam Kamus Bahasa Indonesia bahwa peran berarti sesuatu yang

menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang utama.5

Jadi, peran yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah Lembaga

Pengembangan Tilawatil Qur’an sebagai lembaga yang menjadi penggerak

dan pelaksana utama untuk meningkatkan tilawah al-Qur’an.

2. Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) adalah

merupakan Lembaga yang menangani masalah pengembangan Tilawatil

Qur’an yang bertujuan untuk mewujudkan penghayatan dan pengamalan

Al-Qur’an dalam masyarakat Indonesia yang ber-Pancasila.6

3. Meningkatkan

Meningkatkan berasal dari kata tingkat yang berarti susunan yang

berlapis-lapis. Meningkatkan juga diartikan menaikkan (derajat, taraf, dan

sebagainya), mempertinggi, memperhebat (produksi dan sebagainya), da

mengangkat diri7

4. Prestasi

Menurut bahasa, prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai atau

dilakukan.8 Ada juga yang mengartikan bahwa prestasi adalah tingkat hasil

yang diperoleh pada saat sekarang terhadap suatu bidang yang dipelajari.9

5 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),hlm. 735

6 Depag RI, Pedoman Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an, (Jakarta: Depag,1997), hlm. 3.

7 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. II, hlm. 1250

8Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2006), cet. 3, hlm. 910.

Page 15: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Sedangkan dalam buku Evaluasi Instruksional disebutkan bahwa

prestasi yang dimaksud adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap

seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.10

Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai pada saat sekarang dalam

menyelesaikan suatu hal.

5. Tilawatil Qur’an

Seni dalam membaca Al-qur’an dengan menggunakan 7 macam

lagu yang sering di lombakan dalam Event Musabaqoh Tilawatil Qur’an.

Tilawatil Qur’an dinilai dari 3 aspek, yaitu Tajwid, lagu, dan

adab/fashohah

6. Qori’ dan Qori’ah

Orang yang membaca Al-Qur’an dengan lagu. Qori’ (pembaca

putra), Qori’ah (pembaca putri).

Maksud dari seluruh istilah diatas adalah Peran dari LPTQ Jawa

Tengah dalam Meningkatkan Prestasi Tilawatil Qur’an

C. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana prestasi Tilawatil Qur’an Qori’ dan Qori’ah Jawa Tengah

tahun 2005-2010?

2. Bagaimana Peran Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Jawa Tengah

dalam meningkatkan prestasi tilawatil Qur’an bagi Qori’ dan Qori’ah

tahun 2005-2010?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bukan sekedar bertujuan untuk mengesahkan asumsi

penulis, namun lebih pada tujuan awal dari penelitian itu sendiri, yaitu :

9Save M Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga PengkajianKebudayaan Nusantara, 2006), cet. 5, hlm. 886.

10Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1991), cet 3, hlm. 3.

Page 16: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

a. Mengetahui prestasi Tilawatil Qur’an Qori’ dan Qori’ah Jawa Tengah

tahun 2005-2010.

b. Mengetahui Peran Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Jawa

Tengah dalam meningkatkan prestasi tilawatil Qur’an bagi Qori’ dan

Qori’ah tahun 2005-2010.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dalam dunia Seni membaca Al-Qur’an khususnya di bidang Tiwatil

Qur’an.. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai tolok

ukur tentang peran LPTQ Jawa Tengah dalam meningkatkan Prestasi

Para Qori’ dan Qori’ah.

b. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada para pembaca berupa informasi mengenai peran LPTQ, serta

hal- hal yang berkaitan dengannya. Dan dapat memberikan informasi

yang berhubungan dengan Tilawatil Qur’an.

E. TELAAH PUSTAKA

Ada beberapa model penelitian yang dari tema ataupun pembahasan

yang memiliki kesamaan arah bidik antara lain:

Penelitian Iva Ainiyah (NIM: 3104196) yang berjudul Peran

Kepemimpinan Kiai Dalam Meningkatkan Kualitas Santri Pesantren Nurul

Hidayah Pahesan Godong Grobogan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui: (1) model kepemimpinan kiai dalam memimpin pesantren; (2)

peran kepemimpinan kiai dalam meningkatkan kualitas santri di pesantren

Nurul Hidayah Pahesan Godong Grobogan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: Kepemimpinan kiai adalah kemampuan dan kesiapan seorang kiai

dalam mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntut, menggerakkan,

membimbing, mengarahkan, mengawasi segala tindak tanduk santri sebagai

siswa yang belajar di pesantren untuk mencapai suatu tujuan. Dalam upaya

meningkatkan kualitas santri, peran seorang kiai sangat penting dalam

memberdayakan dan meningkatkan kualitas pesantren dan bertanggung jawab

Page 17: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

terhadap perbuatan orang-orang yang berada di bawah tanggungan serta

pengawasannya (santri dan elemen-elemen lain dalam lingkup pesantren), agar

dapat memenuhi fungsinya sebagai lembaga pendidikan, keagamaan dan

pengembangan masyarakat.

Penelitian Nur Azizah (NIM: 3104345) yang berjudul Peran

Manajemen Kesiswaan Untuk Meningkatkan Mutu MTs N Model Brebes.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Bagaimana pelaksanaan

manajemen kesiswaan di MTs N Model Brebes. 2) Bagaimana peranan

manajemen kesiswaan terhadap peningkatan mutu madrasah di MTs N Model

Brebes, 3) faktor pendukung dan penghambat serta solusinya terhadap

pelaksanaan manajemen kesiswaan di MTs N Model Brebes. Hasil dari

penelitian bahwa MTs N Model Brebes telah melaksanakan manajemen

kesiswaan, yang meliputi penerimaan siswa baru, pendataan kemajuan belajar

siswa, bimbingan dan pembinaan disiplin siswa, dan evaluasi dengan cukup

baik madrasah, karena manajemen kesiswaan ternyata masih ada faktor

pendukung dan penghambat sehingga perlu ditindak lanjuti oleh semua

pengelola pendidikan.

Dari beberapa Telaah Pustaka yang ada di atas, fokus penelitian yang

saya tulis berbeda dengan penelitian terdahulu.

F. METODE PENELITIAN

1. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis lebih menekankan pada peran LPTQ

Jawa Tengah dalam meningkatkan Prestasi Tilawatil Qur’an dan Hasil

prestasi para Qori’-Qori’ah Jawa Tengah selama mengikuti Musabaqoh

Tilawatil Qur’an.

2. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan saya lakukan merupakan jenis penelitian

kualitatif (Qualitative Research). Penelitian kualitatif adalah tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan

Page 18: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

berhubungan dengan orang-orang tersebut dan dalam peristiwanya. 11

Sementara itu Bogdan dan Taylor mendefinisikan bahwa penelitian

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.12

3. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dalam

penelitian ini tidak ada kata lain kecuali menjadikan peneliti sebagai

instrumen utama. Peneliti sebagai instrumen mengantarkan kepada

pembentukan sikap yang menuntut agar diri sendiri memiliki kemampuan

menyesuaikan diri dengan berbagai macam realitas yang tidak dapat

dikerjakan oleh instrumen selain manusia, yakni mampu menangkap

makna, berinteraksi yang memuat nilai, lebih-lebih untuk menghadapi

nilai-nilai lokal yang berbeda.13

4. Sumber data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan

oleh peneliti (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya.14

Secara sederhana data ini disebut juga data asli, data primer dapat

diperoleh peneliti dengan melakukan wawancara secara langsung

(direct interview) serta observasi secara langsung dan mendalam di

lokasi penelitian.

11 Lexy J. moleong, Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), ( Bandung; Remaja RosdaKarya, 1995 ). Hlm 3

12 Margono. Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta; Rieneka Cipta, Cet I, 1997). hlm36.

13 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Serasin, 1996),hlm. 109.

14 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995)cet. XI. hlm. 84-85

Page 19: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

b. Sumber Data sekunder

Sumber data sekunder adalah merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

orang lain atau lewat dokumen.15

Data sekunder untuk penelitian ini diperoleh dari buku-buku

atau majalah sebagai penunjang dari data primer. Sumber ini biasanya

berbentuk dokumen-dokumen, seperti; data tentang demografis suatu

daerah, data tentang persediaan pangan suatu daerah, data jumlah

penduduk dan lain sebagainya.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek.16 Dalam definisi

yang lain observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-

fenomena yang diselidiki.17

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang

situasi secara umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Jawa

Tengah, meliputi letak geografis, sarana prasarana dan fasilitas

lainnya. Adapun jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi partisipan (Participant Observation)18 dan observasi

non partisipan (Non-Participant Observation).19

15 Sugiyono, Op. Cit. hlm. 6216 Margono. Ibid. hlm 15817 Soetrisno Hadi., Metodologi Research, (Yogyakarta; Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi, Jilid I, 1980). hlm 136.18 Observasi ini sering digunakan dalam penelitian eksploratif. Yang dimaksud dalam

observasi partisipan adalah apabila observasi (orang yang melakukan observasi) turut ambil bagianatau berada dalam keadaan obyek yang di observasi (disebut observes), apabila observasipartisipan tetapi unsur partisipan sama sekali ada pada observer dalam kegiatannya maka disebutobservasi non partisipan. Lihat Metodologi penelitian, Abu Ahmadi, Bumi Aksara, Jakarta, 1997hlm 72

19 Djoko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta; Rineka Cipta ,1997). hlm. 63.

Page 20: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

b. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.20

Metode ini dilakukan untuk mengetahui alat/benda yang

dianggap penting untuk menunjang penelitian misalnya surat

keputusan, surat instruksi, Silabus, dll.

c. Metode Wawancara

Metode wawancara (interview) adalah bentuk komunikasi

langsung antara peneliti dengan responden.21 Dalam metode ini dapat

dikatakan bahwa terjadi pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu, sehingga dapat melengkapi data-data yang

dibutuhkan, melalui wawancara lisan maupun tertulis. Wawancara juga

dapat dilakukan dengan bentuk formal maupun informal.

Wawancara dilakukan tanpa menggunakan pedoman

wawancara, tetapi peneliti senantiasa berusaha mengembangkan

wawancara di sekitar peranan, sikap dan harapan-harapan para

informan dalam berbagai peristiwa, persoalan dan perubahan.

Wawancara akan peneliti arahkan di sekitar persoalan atau pernyataan

yang pernah dikemukakan informan yang terekam melalui

pengamatan.

Para informan di pilih secara purposif dengan sasaran

memperoleh data yang maksimal dari orang–orang yang memiliki

peranan penting atau memiliki banyak informasi mengenai segala

sesuatu yang berhubungan dengan LPTQ Jawa Tengah. Wawancara

seperti itu selalu direkam dan atau di catat, untuk di dengar kembali

pada waktu lain.

20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi Revisi VI(Jakarta : Rineka Cipta, 2006 ), hlm. 231

21 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT. Gramedia, 2004), hlm. 119.

Page 21: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

6. Metode Analisis Data

Analisis Data adalah proses mencari, menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah difahami.22

a. Analisis deskriptif, yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah

penelitian yang di maksudkan untuk memotret fenomena individual,

situasi atau kelompok tertentu yang terjadi secara kekinian.23

Langkah–langkah dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara

mengidentifikasi masalah, mendefinisikan, merumuskan,

mengumpulkan dan menganalisis data kemudian menyusun. Jadi,

maksud dari metode ini yaitu berusaha untuk mendeskripsikan,

membahas dan menggali gagasan-gagasan pokok yang selanjutnya di

tarik pada satu kasus baru. Dalam hal ini ide pokok yang menjadi dasar

penelitian adalah peran LPTQ Jawa Tengah dalam meningkatkan

prestasi Tilawatil Qur’an.

b. Analisis Komparasi, Yaitu suatu penyelidikan deskriptif yang berusaha

mencari pemecahan melalui analisa tentang hubungan-hubungan sebab

akibat yaitu meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan

situasi dan fenomena yang diselidiki yang membandingkan faktor yang

satu dengan faktor yang lain.24 Jadi, maksud dari metode ini adalah

mencoba untuk mendeskripsikan dan mengaitkan landasan teori yang

ada dengan data yang ada di lapangan yang kemudian di tarik dalam

sebuah kesimpulan.

22 Sugiyono, Ibid, hlm. 8823 Prof. DR. Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka Setia,

2002), hlm. 4124 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 247.

Page 22: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

BAB II

PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR’AN

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR’AN

A. LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR’AN (LPTQ)

1. Pengertian Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an adalah suatu lembaga

yang berada di bawah naungan Kementerian Agama yang bergerak

dibidang keagamaan, untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang

Qur’ani agar dapat seirama dengan derap pembangunan nasional dan

perkembangan masyarakat yang semakin pesat.25

Oleh karena itu LPTQ setiap tahunnya selalu mengadakan kegiatan

Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang di dalamnya diperlombakan

berbagai bidang yang berhubungan dengan Al-Qur’an. Ada cabang

Tilawatil Qur’an, tahfidzul Qur’an, tafsir Al-Qur’an, Kaligrafi, Fahmil

Qur’an, Syarkhil Qur’an, dan Tartil Qur’an.

Dengan diadakannya Musabaqoh tersebut, diharapkan masyarakat

Indonesia mampu meningkatkan kemampuan dalam membaca,

menghayati, dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an, sehingga

kehidupan masyarakat bisa tenang, damai, dan penuh kekeluargaan.

2. Landasan Hukum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an

Kegiatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an dewasa ini telah melembaga

dan membudaya dalam masyarakat serta telah memberikan manfaat yang

besar dalam rangka ”pembangunan manusia seutuhnya”, maka untuk lebih

meningkatkan kegiatan LPTQ serta pemanfaatannya, dipandang perlu

menyempurnakan organisasi penyelenggaraan Musabaqoh Tilawatil

Qur’an dalam bentuk suatu badan yang tetap.

Maka dibentuklah Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an

dengan Keputusan Bersama Menteri agama dan Menteri Dalam Negeri

25 Pedoman Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an, (Jakarta: LembagaPengembangan Tilawatil Qur’an Tingkat Nasional, 1992), hlm. 25.

Page 23: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

No. 19 Tahun 1977 dan No. 151 Tahun 1977 tentang pembentukan

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an.26

3. Tujuan dan Tugas Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an

Secara umum LPTQ bertujuan untuk mewujudkan penghayatan

dan pengamalan Al-Qur’an dalam masyarakat Indonesia yang ber-

Pancasila.

Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut, LPTQ melakukan

beberapa tugas, diantaranya adalah :

a. Menyelenggarakan Musabaqoh Tiawatil Qur’an (MTQ) di tingkat

Nasional dan di Daerah.

b. Menyelenggarakan pembinaan tilawah (baca dan lagu), tahfidz

(hafalan), khat (tulis indah), puitisasi dan pameran Al-Qur’an.

c. Meningkatkan pemahaman Al-Qur’an melalui penterjemah,

pentafsiran, pengkajian dan klasifikasi ayat-ayat.

d. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan al-Qur’an dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Organisasi dan Kepengurusan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an

Organisasi dan kepengurusan LPTQ tingkat Nasional terdiri atas:

a. Pembina: Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, Menteri

Penerangan, Menteri Perhubungan, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan, Menteri Sosial serta Ketua Umum Majelis Ulama

Indonesia.

b. Ketua-Ketua: Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama sebagai Ketua Umum, dan seorang pejabat

Departemen Dalam Negeri, seorang pejabat Departemen Penerangan

serta Ketua Majelis Ulama Indonesia sebagai Ketua.

c. Sekretaris dan Bendahara: direktur Penerangan Agama Islam

Departemen Agama sebagai Sekretaris Umum, dan Sekretaris Majelis

26 Ibid., hlm. 5.

Page 24: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Ulama Indonesia, beberapa pejabat Departemen Agama dan

Departemen Dalam Negeri sebagai Sekretaris/Bendahara 27.

B. PRESTASI TILAWATIL QUR’AN

3. Tilawatil Qur’an

a. Pengertian Tilawatil Qur’an

Secara etimologi, Tilawatil Qur’an adalah membaca Qur’an

dengan suara indah. Sedangkan secara terminologi tilawah adalah

memperbagus suara saat membaca al-Qur’an, tentunya dengan indah

bahkan amat indah. Jadi suara yang indah akan menambah

keindahannya sehingga menggerakkan hati dan menggoncangkan

qalbu ketika mendengarnya.28

Jadi Tilawatil Qur’an adalah membaca Al-Qur’an dengan

menggunakan lagu, suara yang indah dan merdu. Lagu-lagu yang

digunakan untuk Tilawatil Qur’an itu ada tujuh macam, diantaranya

adalah Lagu Bayyati, hijaz, nahawand, rast, sika, shoba, dan jiharka

Akan tetapi ada perbedaan tentang batasan melagukan suara

itu. Ada ulama yang ketat, ada yang membebaskan dan ada yang

bersikap pertengahannya. Dan sebaik perkara adalah pertengahannya,

tidak baik dalam berlaku berlebihan atau berkurang.

Menurut As-Syuyuthi yang dikutip oleh Dr. Yusuf Qardhawi

dijelaskan bahwa membaca Al-Qur’an dengan dilagukan (suara yang

merdu) hukumnya adalah sunah.29

Berdasarkan pendapat Yusuf Qardhawi tersebut, kita

dianjurkan untuk membaca Al-Qu’ran dengan suara yang indah,

sebatas tidak sampai kepada memanjang-manjangkannya. Dalam hal

ini, Ar-Rifa’i sebagaimana yang dikutip oleh Dr. Yusuf Qardhawi

mengatakan bahwa “jumhur berpendapat bahwa dimakruhkan yang

27 Ibid., hlm. 928 Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999),

hlm. 234.29 Ibid., hlm. 237

Page 25: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

berlebihan dalam memanjangkan, berlebihan dalam baris huruf,

sehingga fathah menjadi alif, dhammah menjadi wawu, dan kasrah

menjadi ya, atau mengidghamkan pada tempat yang bukan idghom”.30

b. Musabaqah Cabang Tilawatil Qur’an

Tilawatil Qur’an sering diperlombakan di tingkat daerah,

nasional, maupun internasional, yang dikenal dengan nama Musabaqoh

Tilawatil qur’an

1) Ketentuan

a) Pengertian

Musabaqah Tilawatil Qur’an adalah suatu jenis lomba

membaca Al-Qur’an dengan bacaan mujawwad, yaitu bacaan

Al-Qur’an yang mengandung nilai ilmu membaca, seni

membaca, dan adab membaca menurut pedoman yang telah di

tentukan. Qira’at yang digunakan adalah Qira’at imam ‘Ashim

riwayat hafs dengan martabat mujawwad.

b) Golongan Musabaqoh

Cabang Tilawatil Qur’an terdiri dari tiga golongan yang

bisa diikuti oleh kelompok pria (Qori’) dan kelompok wanita

(Qori’ah), yaitu:

(1) Golongan anak-anak

Umur maksimal 9 tahun 11 bulan 29 hari

(2) Golongan remaja

Umur maksimal 21 tahun 11 bulan 29 hari

(3) Golongan dewasa

Umur maksimal 40 tahun 11 bulan 29 hari atau sudah

pernah menikah.

c) Penentuan Maqra’

Maqra’ adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang harus dibaca

oleh peserta dalam melaksanakan musabaqoh yang di tetapkan.

30 Yusuf Qardhawi, op. cit., hlm. 234

Page 26: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Maqra’ untuk setiap golongan ditentukan sebagai

berikut: Golongan anak-anak juz 1-10, golongan remaja juz 1-

20, golongan dewasa juz1-30.31

2) Pelaksanaan Musabaqoh

a) Tahap persiapan.

Persiapan Musabaqoh yang dimulai sejak pendaftaran,

pengesahan, penentuan nomor serta penjadwalan tampil peserta

adalah sebagaimana tercantum dalam ketentuan umum.

b) Tahap pelaksanaan

(1) Penentuan maqra’

Penentuan maqra’ peserta yang akan tampil

dilakukan sebagai berikut:

Peserta golongan dewasa 10 menit sebelum naik ke

mimbar tilawah

Peserta golongan anak-anak dan remaja 16 jam

sebelum tampil.

(2) Penampilan

Lama penampilan bagi setiap peserta adalah lama

membaca sebagai berikut:

(a) Golongan anak-anak 6-7 menit

(b) Golongan remaja 7-8 menit

(c) Golongan dewasa 10 menit32

c. Bidang yang dinilai dalam Tilawatil Qur’an

1) Norma Penilaian

Norma penilaian cabang Tilawah Al-Qur'an adalah

ketentuan-ketentuan penilaian yang ditetapkan dalam perhakiman

cabang tersebut, baik yang berhubungan dengan bidang dan materi

penilaian maupun yang berkaitan dengan teknis penilaian.

Norma penilaian tersebut meliputi:

31 Buku Panduan MTQ Nasional V Antar Pondok Pesantren se-Indonesia 2006, (Jakarta:Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra’ Wal Hufazh, 2006), hlm. 1-2

32 Ibid., hlm. 5-6

Page 27: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

a) Bidang dan Materi yang dinilai

(1) Bidang Tajwid dan materi ( nilai maksimal 30)

(a) Makharij al Huruf

Makharij al Huruf terdiri atas kata makhorij dan

kata al-huruf. Makhorij adalah jamak dari kata tunggal

(mufrod) “makhroj” yang berarti tempat keluar. Adapun

yang dimaksud dengan istilah makhorijul huruf dalam

terminology ilmu tajwid adalah sesuatu ilmu yang

mempelajari tentang tempat-tempat keluarnya huruf-

huruf hijaiyyah yang berjumlah 28 atau 30 huruf 33.

Tempat keluarnya huruf itu ada tujuh belas,

yang terbagi menjadi lima tempat:

1. Rongga mulut yaitu : tempat yang kosong di dalam

mulut, ketika saling berjauhan dua tulang rahang

saat mengucapkan huruf mad, dan di dalam rongga

mulut ada satu makhroj yang keluar, dari padanya

keluar huruf mad yang ke tiga :

a. Alif yang bersukun, yang dibaca fathah huruf

sebelumnya.

b. Wawu yang bersukun, yang dibaca dhummah

huruf sebelumnya.

c. Ya’ yang bersukun, yang dibaca kasroh huruf

sebelumnya.

Ketiga huruf tadi dinamakan huruf Mad atau

huruf bangsa rongga mulut.

2. Tenggorokan

Di dalam tenggorokan ada tiga makhroj

(tempat) yaitu :

33 Materi Pendidikan Guru Pengajar Al-Qur’an (PGPQ) Marhalatul Ula, diterbitkan olehFUSPAQ Kab Kendal 2010, hlm. 1

Page 28: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

a. Pangkal tenggorokan, dari padanya keluar huruf

hamzah dan Ha’

b. Tengah tenggorokan, dari padanya keluar huruf

‘Ain dan Ha.

c. Yang dan lebih dekat dengan mulut atau atas

tenggorokan, dari padanya keluar huruf Ghoin

dan Kho.

Dari mulai hamzah sampai kho semuanya

dinamakan huruf bangsa tenggorokan. bagian dalam

dari mulut/rongga mulut. Al-halaq: huruf yang

dikeluarkan dari tenggorokan.

3. Lidah

Pada lidah terdapat sepuluh makhroj :

a. Pangkal lidah serta naiknya pangkal dan tempat

yang lurus dengan pangkal dari bagian langit-

langit atas, dari padanya keluar huruf Qof.

b. Pangkal lidah beserta turunnya lidah dan tempat

yang lurus dengannya dari bagian langit-langit

atas, darinya keluar huruf Kaf, dan keduanya

dinamakan huruf anak lidah atau tekak, karena

kedekatannya pada tekak.

c. Tengah lidah dan tempat yang lurus dengannya

dari langit-langit atas, keluar jadinya huruf Jim,

Syin, dan Ya’

d. Pinggir lidah dan tempat yang lurus dengannya

dari gigi geraham atas, baik kanan ataupun kiri,

atau kanan dan kiri bersamaan, keluar darinya

huruf Dlod. Adapun keluarnya Dlod dari pinggir

sebelah kiri itu lebih mudah dibandingkan

melalui sebelah kanan dan lebih banyak yang

melakukannya.

Page 29: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

e. Tempat diantara kedua pinggir lidah dan tempat

yang melurusi keduanya dari gusi atas setelah

makhrojnya Dlod, keluar darinya huruf Lam.

f. Pucuk atau ujung lidah dan tempat yang

melurusinya dari bagian gua atau tengah atas

langit-langit atau pangkal beberapa gigi depan

atas, darinya keluar huruf Nun.

g. Ujung lidah dan tempat yang melurusinya dari

bagian atas tengah langit-langit bersamaan

dengan condong dari makhrojnya Nun,

makhrojnya itu lebih masuk atau dekat dengan

lidah bagian atas, darinya keluar huruf Ro’.

Huruf Nun, Lam, dan Ro’ ketiganya dinamakan

huruf bangsa ujung.

h. Ujung lidah dengan pangkal beberapa gigi depan

atas, keluar darinya huruf Dal, Ta’, Tho’. Ketiga

huruf tersebut dinamakan huru bangsa kulit.

Karena ketiganya keluar dari kulit yang

menutupi pangkal beberapa gigi depan atas.

i. Tempat antara ujung lidah dan antara beberapa

gig depan atas dan bawah beserta terbukanya

tempat antara dua tulang rahang, darinya keluar

huruf Sin, Za’, Shod. Ketiga huruf tadi

dinamakan huruf bangsa ujung, karena

ketiganya keluar dari akhir ujungnya lidah.

j. Bagian luar atau atas ujungnya lidah dan

beberapa ujung gigi depan atas, darinya keluar

huruf Tsa, Dzal, Dho’. Ketiganya dinamakan

huruf bangsa gusi, karena dekatnya huruf atau

makhrojnya yang keras dari gusi gigi depan atas.

Page 30: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

4. Dua bibir

Di dalamnya terdapat dua tempat makhroj yaitu :

a. Bagian dalam bibir sebelah atas bersama

beberapa ujung gigi depan atas, darinya keluar

huruf Fa’.

b. dari dua bibir bersamaan, keluar darinya huruf

Ba’, Mim, dan Wawu. Ketiga huruf di atas

dinamakan huruf bangsa bibir.

5. Pangkal hidung bagian dalam

Pada pangkal hidung terdapat satu tempat

atau makhroj, yang keluar dari padanya adalah suara

dengung, yaitu sifat yang tetap tersusun di dalam

huruf nun dan mim, bagaimanapun tingkah

keduanya dalam keadaan dijelaskan, dimasukkan,

disamarkan, diberatkan, diringankan, diharokati.34

(b) Sifat al Huruf

Sifat-sifatnya huruf itu terbagi menjadi dua sifat, yaitu:

1. Sifat yang tetap atau asli

Yaitu: sifat-sifat dari dzatnya atau

sendirinya, huruf yang tak kan hilang dari padanya,

dan itu memang nyata dimiliki huruf tersebut seperti

sifat tinggi, pelan, dan semua sifat yang akan

dijelaskan mendatang.

Sifat-sifat asli (tetap) itu ada tujuh belas, dan

itu terbagi menjadi dua:

a. Sifat-sifat yang berlawanan

Yaitu: ada sepuluh sifat, dikelompokkan

menjadi lima. Berarti setiap kelompok ada dua

sifat yang berlawanan. Ketika ditemukan satu

sifat dari keduanya dari setiap huruf, maka

34 Ibid., hlm. 2-3

Page 31: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

tercegah darinya sifat yang menjadi lawannya

dan wajib bagi setiap huruf untuk bersifat

dengan salah satu dari keduanya.

1) Pelannya huruf, yaitu: keluarnya nafas ketika

mengucapkan huruf karena lemahnya

berpijak pada makhroj.

2) Serunya huruf, yaitu: tercegahnya nafas

ketika mengucapkan huruf karena kuatnya

berpijak pada makhroj.

3) Keras, yaitu: mencegah suara ketika

mengucapkan huruf, karena kuatnya berpijak

pada makhroj. pertengahan, yaitu sifat yang

menengahi antara keras dan lunak.

4) Lunak, yaitu: mengalirnya suara ketika

mengucapkan huruf.

5) Naik, yaitu: ke atas pangkal lidah ketika

mengucapkan huruf.

6) Turun, yaitu: merendahnya pangkal lidah

ketika mengucapkan huruf. Huruf-huruf

selain huruf isti’la’ dari huruf hijaiyyah.

7) Tertutup, yaitu: bertemunya sebagian besar

lidah pada tempat yang menelusuri langit-

langit atas.

8) Terbuka, yaitu: terbukanya lidah atau

sebagian besarnya langit-langit atas ketika

mengucapkan huruf.

9) Lancar, yaitu: suara yang keluar dari ujung

dan keluarnya mudah-mudah

10) Tercegah, yaitu: tercegahnya mukalim dari

mendatangkan kalimat yang sebangsa empat

Page 32: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

huruf, atau lima hurufnya yang asal, yang

bebas dari huruf lancar.

b. Sifat-sifat yang tidak berlawanan

Yaitu ada tujuh sifat:

1) Menyuit (seperti suara peluit), yaitu suara

yang menyerupai suara burung

2) Menggerakkan atau menggoyangkan, yaitu

gerakan dalam makhroj ketika mengucapkan

huruf dikarenakan keras dan serunya huruf

tersebut.

3) Lembut atau lunak, yaitu wawu dan ya’

dalam keadaan bersukun, keduanya yang

huruf sebelum keduanya dibaca fathah,

karena keluar keduanya ketika diucapkan

dengan mudah dan tidak sukar.

4) Miring, yaitu sifat yang dimiliki oleh huruf

Lam dan Ro’ dengan sekira menyimpangnya

lidah dari makhrojnya Nun ketika

mengucapkan keduanya.

5) Berulang kali, yaitu kembali berulang dan

hanya dimiliki oleh satu huruf Ro’ dan wajib

meninggalkan sifat ini, sekira kalau kita

mengharapkan untuk mengucapkan Ro’,

maka wajib melekatkan ujung lidah pada

tempat yang melurusinya, dari langit-langit

atas dan memberikan toleransi pada

ujungnya lidah untuk bergetar satu kali.

6) Menyebar, yaitu menyebarkan udara atau

angin di dalam mulut, yang di punyai oleh

satu huruf Syin.

Page 33: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

7) memanjang, yaitu panjangnya makhroj, dan

dimiliki oleh satu huruf yaitu Dlod.

2. Sifat-sifat baru atau tambahan

Yaitu: sifat yang menyempurnakan pada

huruf, sekiranya kalau dihilangkan maka tidak bisa

mempengaruhi pada dzatnya tersebut, dan sifat-sifat

yang berhak sebagai tambahan seperti tafhim dan

seterusnya.

(c) Ahkam al Huruf

Ahkam al Huruf adalah hokum Dari masing-

masing huruf. Diantaranya:

1. Nun Sukun dan Tanwin

Nun sukun yaitu nun yang berbaris sukun

yang bacaannya tergantung dengan huruf yang

datang berikutnya. Nun tanwin (baris dua), yaitu

nun sukun tambahan yang terdapat di akhir kata jika

kata tersebut dilafalkan atau disambung dan hilang

jika kata tersebut ditulis atau dijadikan tempat

berhenti. Hukum bacaannya adalah sebagai berikut:

a. Iqlab menurut etimologi berarti merubah

sesuatu dari bentuknya. Menurut istilah tajwid

berarti meletakkan huruf tertentu pada posisi

huruf lain dengan memperhatikan ghunnah dan

penuturan huruf yang disembunyikan (huruf

mim). Dinamakan iqlab karena terjadinya

perubahan tuturan nun sukun atau tanwin

menjadi mim yang tersembunyi dengan disertai

dengung. Huruf iqlab hanya satu, yaitu baa.

b. Idgham menurut etimologi berarti memasukkan

sesuatu ke dalam sesuatu. Menurut istilah tajwid

berarti memasukkan huruf yang sukun ke dalam

Page 34: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

huruf yang berharakat sehingga menjadi satu

huruf yang bertasydid. Idgham terbagi dua: -

Idgham Bighunnah (disertai dengung) - Idgham

Bila Ghunnah (tanpa dengung).

1) Idgham bighunnah mempunyai empat huruf,

yaitu ya, nun, mim dan wau. Apabila salah

satu hurufnya bertemu dengan nun sukun

atau tanwin (dengan syarat di dalam dua

kata), maka harus dibaca idgham bighunnah.

2) Idgham bila ghunnah mempunyai dua huruf,

yaitu: lam dan ra. Apabila salah satu

hurufnya bertemu dengan nun sukun atau

tanwin dengan syarat di dalam dua kata,

maka bacaannya harus idgham bila ghunnah.

2. Nun dan mim bertasydid, yaitu setiap nun atau mim

yang bertasydid. Huruf yang bertasydid pada

dasarnya berasal dari dua huruf, yang pertama sukun

dan yang kedua berharakat.

Mim bertasydid berasal dari dua mim, yang

pertama sukun dan yang kedua berharakat. Mim

yang pertama dimasukkan/berasimilasi ke dalam

mim yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang

bertasydid. Hukum mim tasydid harus dibaca

ghunnah dua harakat. Mim yang bertasydid juga

disebut tasydidul ghunnah.

Nun bertasydid berasal dari dua huruf nun,

yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.

Nun yang pertama dimasukkan/berasimilasi ke

dalam nun yang kedua, maka terjadilah satu huruf

yang bertasydid. Hukum nun tasydid harus dibaca

Page 35: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

ghunnah dua harakat. Nun yang bertasydid disebut

juga tasydidul ghunnah.

3. Mim Sukun, yaitu mim yang tidak berharakat. Mim

semacam ini bisa terdapat sebelum semua huruf

hijaiah kecuali tiga huruf mad (alif, wau, dan ya)

untuk menghindari bertemunya dua huruf yang

sukun.

a. Izhar Syafawi menurut etimologi berarti

memperjelas dan menerangkan. Menurut istilah

tajwid ialah melafalkan huruf-huruf izhar dari

makhrajnya tanpa dengung. Dinamakan syafawi

karena mim sukun makhrajnya dari pertemuan

dua bibir, sedangkan penisbahannya kepada

izhar karena ketepatan pengucapannya sama

dengan pengucapan huruf izhar. Izhar Syafawi

mempunyai 26 huruf, yaitu semua huruf hijaiah

selain huruf mim dan ba. Jika terdapat huruf wau

dan fa setelah mim sukun, huruf mim wajib

dibaca izhar syafawi sehingga terhindar dari

keraguan membacanya dengan ikhfa.

Sebaliknya, huruf mim wajib dibaca ikhfa ketika

bertemu dengan huruf ba. Alasannya, karena

makhraj huruf mim dengan huruf wau adalah

sama dan antara makhraj huruf mim dengan

huruf fa sangat berdekatan.

b. Ikhfa Syafawi menurut etimologi berarti

menyembunyikan. Menurut istilah tajwid ialah

melafalkan huruf yang sifatnya antara izhar dan

idgham (tanpa tasydid) disertai dengan dengung.

Dinamakan syafawi karena huruf mim dan ba

Page 36: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

makhrajnya dari pertemuan dua bibir. Ikhfa

Syafawi hanya mempunyai satu huruf, yaitu ba.

c. Idgham mitslain shaghir menurut etimologi

berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.

Menurut istilah tajwid ialah memasukkan huruf

yang sukun ke dalam huruf yang berharakat

sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid.

Disebut mitslain karena berasal dari dua huruf

yang makhraj dan sifatnya identik, sedangkan

disebut shaghir adalah karena huruf yang

pertama sukun dan yang kedua berharakat.

Idgham mitslain shaghir mempunyai satu huruf,

yaitu mim.

4. Pertemuan antara dua huruf, baik secara lafal atau

pun tulisan dapat terbagi ke dalam empat kasus,

yaitu mitslain (identik), mutaqaribain (mirip-

berdekatan), mutajanisain (sejenis) dan

mutaba`idain (berbeda-berjauhan). Dalam konteks

ini tidak dibahas hukum mutaba`idain, karena target

yang ingin dicapai di sini adalah dapat mengetahui

huruf-huruf yang wajib diidghamkan dan yang

tidak. Hal ini tidak didapati dalam mutaba`idain.

Hukum izhar dan idgham pada mitslain,

mutaqaribain dan mutajanisain hanya terjadi pada

huruf pertama saja, bukan pada huruf yang kedua.

a. Mitslain adalah dua huruf yang sama makhraj

dan sifatnya, seperti dua huruf ba atau dua huruf

ta.

1) Mitslain Shaghir, disebut mitslain shaghir

jika huruf yang pertama sukun dan yang

kedua berharakat. Dinamakan saghir (kecil)

Page 37: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

karena huruf pertama sukun dan yang kedua

berharakat, sehingga mudah diidghamkan.

Aturan bacaannya: Wajib idgham kecuali

jika huruf yang pertama mad atau huruf

pertama ha saktah, maka wajib dibaca izhar,

karena adanya saktah tersebut menghalangi

terjadinya asimilasi (idgham).

2) Mitslain Kabir, disebut mitslain kabir jika

huruf pertama dan kedua berharakat.

Dinamakan kabir (besar) karena terdapat

dalam Al-Qur’an dalam jumlah besar dan

karena harakat jumlahnya lebih banyak dari

sukun.

3) Mitslain Mutlak, disebut mitslain mutlak jika

huruf yang pertama berharakat dan huruf

yang kedua sukun. Dinamakan mutlak

karena tidak terikat dengan ketentuan

shaghir (kecil) dan kabir (besar). Aturan

bacaannya: Wajib izhar menurut pendapat

ahli-ahli qiraat.

b. Mutaqaribain, disebut mutaqaribain bila

bertemu dua huruf yang makhraj dan sifatnya

mirip, atau salah satu dari makhraj dan sifatnya

saja.

1) Mutaqaribain Shaghir, yang dimaksud

dengan istilah ini adalah pertemuan dua

huruf, yang pertama sukun dan yang kedua

berharakat. Dinamakan shaghir (kecil)

karena huruf yang pertama sukun dan yang

kedua berharakat. Aturan bacaannya adalah

izhar (menurut Imam Hafsh dan Imam qiraat

Page 38: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

lainnya). Khusus mengenai lam dan ra bila

bertemu, maka wajib dibaca idgham menurut

kesepakatan ahli qiraat.

2) Mutaqaribain Kabir, yang dimaksud dengan

istilah ini adalah pertemuan dua huruf yang

pertama dan kedua berharakat. Dinamakan

kabir (besar) karena terdapat dalam Al-

Qur’an dalam jumlah besar dan jumlah

harakat lebih banyak dari sukun. Aturan

bacaannya ialah wajib izhar.

3) Mutaqaribain Mutlak, yang dimaksud

dengan istilah ini adalah pertemuan dua

huruf, yang pertama berharakat dan yang

kedua sukun. Dinamakan mutlak karena

tidak terikat dengan ketentuan shaghir

(kecil) dan kabir (besar). Aturan bacaannya

ialah wajib izhar.

c. Mutajanisain, disebut mutajanisain bila dua

huruf bertemu di mana makhrajnya sama,

sedangkan sifatnya berlainan, seperti huruf dal

dan ta.

1) Mutajanisain Shaghir, disebut mutajanisain

shaghir jika huruf yang pertama sukun dan

yang kedua berharakat. Dinamakan shaghir

(kecil) karena huruf yang pertama sukun dan

yang kedua berharakat. Aturan bacaannya

ialah wajib izhar, kecuali pada enam tempat

yang harus dibaca idgham, yaitu: 1) Huruf

ba dan sesudahnya huruf mim. 2) Huruf ta

dan sesudahnya huruf dal. 3) Huruf ta dan

sesudahnya huruf tha. 4) Huruf tha dan

Page 39: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

sesudahnya huruf dzal. 5). Huruf dal dan

setelahnya huruf ta. 6) Huruf dzal dan

sesudahnya huruf zha. Adapun huruf tha

yang sesudahnya huruf ta, aturan bacaannya

adalah idgham naqish menurut kesepakatan

ahli qiraat.

2) Mutajanisain Kabir, disebut mutajanisain

kabir bila kedua hurufnya berharakat.

Dinamakan kabir (besar) karena terdapat

dalam Al-Qur’an dalam jumlah besar dan

karena persentase huruf yang berharakat

lebih besar dari huruf yang sukun. Aturan

bacaannya ialah wajib izhar.

3) Mutajanisain Mutlak, disebut mutajanisain

mutlak, jika huruf yang pertama berharakat

dan yang kedua sukun. Dinamakan mutlak

karena tidak terikat dengan ketentuan

shaghir (kecil) dan kabir (besar). Aturan

bacaannya ialah wajib izhar.

5. Qalqalah menurut etimologi berarti getaran.

Menurut istilah tajwid berarti getaran suara yang

terjadi ketika mengucapkan huruf yang sukun

sehingga menimbulkan semacam aspirasi suara

yang kuat, baik sukun asli atau pun tidak. Huruf

qalqalah ada lima, yaitu qaf, tha, ba, jim, dan dal.

Syarat qalqalah: Hurufnya harus sukun, baik sukun

asli atau yang terjadi karena berhenti pada huruf

qalqalah.

a. Level qalqalah yang paling rendah terjadi

apabila huruf qalqalah terletak di tengah-tengah

kata.

Page 40: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

b. Level qalqalah yang sedang (pertengahan)

terjadi apabila berhenti pada huruf qalqalah

sedang huruf tersebut tidak bertasydid.

c. Level qalqalah yang paling keras terjadi apabila

berhenti pada huruf qalqalah sedang huruf

tersebut bertasydid.35

(d) Ahkam al Mad wa al Qashar

Mad menurut etimologi berarti tambahan.

Menurut istilah tajwid berarti memanjangkan suara

sewaktu membaca huruf mad atau huruf layin jika

bertemu dengan hamzah atau sukun. Huruf mad ada

tiga, yaitu alif, wau dan ya. Syarat mad: Huruf sebelum

wau berbaris damah, sebelum ya berbaris kasrah dan

sebelum alif berbaris fathah. Jika huruf yang sebelum

ya atau wau sukun itu berbaris fathah, tidak disebut

huruf mad, akan tetapi disebut dengan huruf layin.

(2) Bidang Fashohah dengan materi (nilai maksimal 30)

(a) Ahkam al Waqf wa al Ibtida’

Waqaf menurut etimologi berarti

berhenti/menahan. Menurut istilah tajwid berarti

memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak

dengan niat meneruskan bacaan selanjutnya.

1. Waqaf Lazim (harus), yaitu berhenti di akhir kalimat

sempurna. Waqaf Lazim disebut juga Waqaf Taam

(sempurna) karena waqaf terjadi setelah kalimat

sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat

sesudahnya.

2. Waqaf Ja'iz (boleh), yaitu bacaan yang boleh washal

(disambung) atau waqaf (berhenti). Waqaf jenis ini

35 http://quran.al-islam.com/Ahkam/Tree.asp?ID=48&t=TreeSub&RecNo=48&l=ind&Parnt=1. (10 Juli 2009, 16.18 WIB)

Page 41: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

terbagi dua, yaitu yang terkadang disambung lebih

baik dan yang terkadang berhenti lebih baik.

3. Waqaf Hasan (baik), yaitu bacaan yang boleh

washal atau waqaf, akan tetapi washal lebih baik

dari waqaf. Dinamakan hasan (baik) karena berhenti

di tempat itu sudah baik.

(b) Mura’at al Huruf wa al Harakat

Yaitu menjaga huruf dan harakat. Contoh: Wawu dibaca

fa, fathah dibaca dhomah atau sebaliknya.

(c) Muro’at al Kalimat wa al Ayat

Yaitu menjaga Kalimat dan Ayat. Contoh: loncat ke

baris berikutnya

(3) Bidang Suara (nilai maksimal 15)

(a) Kejernihan/kebeningan suara

Suara yang jernih dan bening adalah suara yang

ketika membaca Al-Qur’an tidak ada suara serak dan

pita suara bebas dari gangguan. Oleh karena itu untuk

memperoleh suara yang jernih dan bening, seorang

peserta harus mampu menjaga kondisi, pola makan,

istirahat yang cukup agar kondisi badan tetap fit saat

tampil dalam suatu Musabaqoh Tilawatil Qur’an.

(b) Kehalusan

Kehalusan yang dimaksud adalah saat

mengeluarkan suara dan saat membaca ayat-ayat Al-

qur’an itu penekanan nada harus halus atau tidak kasar.

Sehingga huruf yang dibaca juga jelas dan bila di

dengarkan juga lebih indah dan lebih bias menyentuh

hati.

(c) Kenyaringan

Suara yang nyaring sangat diperlukan oleh

peserta dalam Musabaqoh Tilawatil Qur’an, karena

Page 42: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

kenyaringan suara itu harus maximal ketika

membawakan lagu-lagu tilawah pada tingkatan nada

tinggi. Terutama pada nada Bayyati Jawab, hijaz Kard

kurd, Nahawan Jawab dan nada-nada yang lain yang

membutuhkan suara tinggi dan powerful.

(d) Keutuhan

Keutuhan disini berarti nada awal sampai nada

akhir harus utuh dan seimbang. Tidak terjadi penurunan

nada ataupun peningkatan nada. Ketika seorang peserta

sudah memulai nada awal ta’awudz makan nada awal

tersebut harus utuh sampai nada akhir tasydiiq.

(e) Pengaturan nafas

Nafas yang panjang sangat dibutuhkan dalam

membaca tilawatil Qur’an, pada hakekatnya membaca

Al-Qur’an harus satu nafas. Maka nafas yang panjang

bisa membuat peserta lebih nyaman ketika membacakan

ayat yang panjang dan bisa maksimal ketika

membawakan dengan nada tinggi.36

(4) Bidang Lagu (nilai maksimal 25)

(a) Lagu permulaan

Lagu dalam Tilawatil Qur’an dalam MTQ harus

di awali dengan lagu Bayyati. Boleh dari bayyati

tingkatan Qoror ataupun tingkatan nawa.

(b) Jumlah lagu

Jumlah lagu dalam Tilawatil Qur’anm ada tujuh

macam, diantaranya Lagu Bayyati, Hijaz, Nahawan,

Rast, sika, Shoba, dan Jiharka. Jumlah lagu yang

dibawakan ketika mengikuti MTQ tidak sama,

36 Buku Materi Penataran, Pelatihan dan Peningkatan Mutu Dewan Hakim MusabaqohTilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Propinsi Jawa Tengah tanggal 29-31 Maret 2004 di Wisma HajiArmina Donohudan Boyolali.

Page 43: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

tergantung golongan masing-masing. Biasanya jumlah

lagu yang dibawakan minimal 3 macam Lagu.

(c) Peralihan keutuhan tempo lagu

Peralihan dari lagu yang satu ke lagu yang lain

harus utuh nadanya dan tempo saat membawakan lagu

tidak terlalu cepat dan tidak pula terlalu lambat, bisa

dikatakan tempo standar.

(d) Irama dan gaya

Irama dan gaya sangat mempengaruhi

keindahan membaca. Irama nada yang indah, penuh

dengan improvisasi dan gaya membaca yang penuh

ta’dzim tetapi tetap percaya diri sangat menunjang

untuk memperoleh nilai yang maksimal. Irama dan gaya

dari masing peserta Tilawah berbeda-beda, ada yang

mempunyai gaya suara tinggi, ada pula yang

mengandalkan permainan irama dan gaya timur Tengah.

(e) Variasi

Variasi setiap tahun berubah-ubah, karena

perkembangan variasi di kalangan Qori dan Qori’ah

sangat pesat. Ada yang memakai variasi Timur Tengah,

ada pula yang mengkombinasikan antara variasi daerah

sendiri dengan gaya variasi Syeikh-Syeikh Arab Saudi.

Jadi pada intinya variasi setiap tahun ada perubahan.37

2) Ketentuan Penilaian

Ketentuan penilaian adalah merupakan kriteria-kriteria

kesalahan dan istilah kesalahan yang digunakan dalam penilaian

dan terdapat pada masing-masing bidang yaitu bidang Tajwid,

Fashahah, bidang suara dan lagu:

37 Orientasi LPTQ Jawa Tengah oleh Drs. Ahmad Yani, tanggal 25 Oktober 2010.

Page 44: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

a) Bidang Tajwid dan Fashahah

Istilah kesalahan yang digunakan dalam setiap bentuk

kesalahan yang terdapat pada materi-materi Tajwid dan

Fashahah adalah:

(1) Kesalahan Jali yaitu kesalahan dalam pengucapan lafadz Al

qur’an yang merusak ketentuan-ketentuan Qiraat/bacaan

menurut Riwayat Hafsh, baik yang mengakibatkan

rusaknya makna maupun tidak. Disebut kesalahan Jali

karena kesalahan itu diketahui oleh ulama’-ulama’ Qiraat

dan bukan ulama Qiraat. Seperti:

(a) Pengucapan huruf tho ( ) dibaca ( )

(b) Perubahan harakat kasrah dibaca fathah seperti

dibaca

(2) Kesalahan Khafi yaitu kesalahan dalam pengucapan lafaz

sehingga menyimpang dan ketentuan Qiraat Ashim

Riwayat Hafsh, tetapi tidak merusak makna.

(3) Disebut kesalahan Khafi karena kesalahan tersebut hanya

diketahui oleh ulama Qiraat dan Ahiul Ada’ saja.

Kesalahan Khafi terbagi menjadi dua bagian:

(a) Kesalahan Khafi yang hanya diketahui oleh ulama

Qiraat (teoritis) seperti:

1. Meninggalkan Idgham, Idzhar, Ikhfa’, Iqiab dll.

2. Menipiskan yang seharusnya tebal dan sebaliknya,

wakaf dengan dan harakat yang sempurna, dll.

(b) Kesalahan Khafi yang hanya diketahui oleh orang-

orang yang mahir (practice) dalam Qiraat seperti:

1. Menggetar-getarkan huruf RA

2. Menebalkan huruf LAM dan mencampurkan

dengan ghunnah.

3. Mendemonstrasikan napas panjang tanpa

menghiraukan norma al-wakaf wa al-ibtida’

Page 45: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

4. Dan lain-lain

(c) Contoh-contoh kesalahan Jali dan Khafi pada setiap

materi yang dinilai dapat dilihat pada bagian cara

penilaian.

b) Bidang Suara dan lagu

(1) Lagu yang dipergunakan dalam cabang Tilawah al Quran

adalah lagu-lagu Arabi yang sudah masyhur dikalangan

para Qari’-Qari’ah, baik yang dianggap sebagai lagu Misty

maupun lagu Makkawy seperti Bayyati/Husaini, Hijaz,

Sika, dan lain-lain dengan segala variasinya.

(2) Jumlah lagu yang dibacakan oleh golongan remaja dan

dewasa minimal 5 (lima) jenis lagu.

(3) Lagu permulaan bebas termasuk tangga nada yang

dibawakan

(4) Macam-macam kesalahan dalam bidang suara:

(a) Suara kasar, pecah atau parau.

(b) Suara lemah dan tidak mampu tinggi.

(c) Suara sumbang

(d) Suara sengau/khaisum

(e) Dan lain-lain.

(5) Macam-macam kesalahan dalam bidang lagu:

(a) Jumlah lagu kurang dan batas minimum.

(b) Peralihan lagu tidak serasi, keutuhan yang tidak jelas

dan tempo lagu yang cepat atau lambat.

(c) Irama, gaya, dan variasi lagu yang tidak indah (tidak

ada Dzauq Tahsinnya)

(d) Pengaturan nafas yang tidak terkendali

(e) Tidak membawakan jenis lagu secara lengkap atau

kurang sempurna (sebagaimana ketentuan 2 dan 3)

Page 46: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

3) Cara Penilaian

a) Bidang Tajwid dan Fashahah.

(1) Jumlah angka nilai bidang Tajwid dan Fashahah masing-

masing maksimal 30 (tiga puluh) point.

(2) Kesalahan Jali satu kali, nilai dikurangi 2 (dua) point dan

seterusnya.

(3) Kesalahan Khafi satu kali, nilai dikurangi 1 (satu) point dan

seterusnya.

(4) Setiap bacaan yang terdapat kesalahan jali atau Khafi,

otomatis langsung dianggap sebagai suatu kesalahan,

walaupun bacaan tersebut diulang dengan benar. Nilai

harus dikurangi sesuai dengan bentuk kesalahan (Jali atau

Khafi).

(5) Kesalahan Jali atau Khafi yang Sama seperti sebelumnya

tetap dianggap sebagai suatu kesalahan baru dan nilainya

dikurangi 2 (dua) point bila tergolong salah Jali dan I (satu)

point bila tergolong salah Khafi.

(6) Nilai akhir adalah nilai maksimal dikurangi jumlah

kesalahan.

b) Bidang Suara dan Lagu.

(1) Bidang suara jumlah angka maksimal adalah 15 point

sedangkan angka minimal 5 point, dengan perincian:

No Materi yang dinilaibidang suara Maksimal Minimal Ket

12345

Kejernihan / kebeninganKehalusanPenyaringanKeutuhanPengaturan nafas

33333

11111

15 4(2) Bidang lagu jumlah angka maksimal adalah 25 point,

sedangkan angka minimal 5 point dengan perincian sebagai

berikut:

Page 47: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

No Materi yang dinilaibidang suara Maksimal Minimal Ket

123

45

Lagu pertamaJumlah laguPeralihan, keutuhan dantempo iramaIrama dan gayaVariasi

555

55

111

11

Jumlah 25 5

(3) Nilai maksimal ini sudah mencakup adanya nilai tambah

maksimum 4 diberikan kepada peserta apabila:

(a) Membawakan lagu lebih dari 5 (lima) macam lagu

golongan dewasa dan 4 (empat) macam lagu bagi

remaja dan anak-anak atau membawakan variasi lagu

yang lebih indah.

(b) Membawakan suara yang lebih indah, lebih harus dan

lebih sempurna serta nafas panjang.

(4) Penilaian dilakukan dengan mengurangi 1 (satu) point pada

setiap kesalahan.

4) Perangkat Perhakiman

a) Personalia

(1) Komposisi Majelis Hakim.

Majelis hakim tiap golongan pada cabang tilawah

Al-Qur’an terdiri dan ketua, sekretaris, dan anggota dibantu

oleh seorang panitera.

(2) Ketua Majelis merangkap sebagai Anggota.

Anggota adalah Hakim penilai yang terdiri dan:

(a) Hakim penilai bidang Tajwid

(b) Hakim penilai bidang Fashahah

(c) Hakim penilai bidang Suara

(d) Hakim penilai bidang Lagu

Page 48: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

(3) Ketentuan Majlis Hakim

(a) Hakim penilai pada masing-masing golongan maksimal

8 (delapan) orang

(b) Hakim penilai pada masing-masing bidang penilaian

maksimal 2 (dua) orang

(c) Ketentuan jumlah maksimal pada point 1 dan 2 tersebut

diatas dilaksanakan pada MTQ tingkat nasional

Jam’iyyatul Qura’ Wal Huffadh (JQH).

b) Tempat Tugas

(1) Majelis Hakim menempati tempat tugas yang telah

disediakan terdiri dari ruangan tugas untuk masing-masing

hakim dan panitera.

(2) Tempat majelis hakim harus aman dari gangguan

c) Sarana dan Perlengkapan

Dalam menjalankan tugasnya majelis hakim dilengkapi sbb:

(1) Sarana Administrasi

Sarana administrasi meliputi: Formulir Nilai,

Ballpoint, Karbon, Block note atau kertas kosong,

Kalkulator, ATK lainnya.

(2) Sarana Penunjang

Sarana penunjang meliputi: Mushaf, Weker/stop

watch, Head phone, Tas atau map, Buku petunjuk, Buku

pedoman, Jadwal penampilan peserta, Jadwal tugas.

d. Metode belajar membaca al-Qur’an

1) Tahqiq

Metode tahqiq adalah cara membaca Al-Qur'an dengan

menggunakan tempo bacaan yang sangat lambat.

2) Tartil

Metode tartil adalah cara membaca Al-Qur'an dengan

menggunakan tempo bacaan sedang.

Page 49: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

3) Tadzwir

Metode tartil adalah cara membaca Al-Qur'an dengan

menggunakan tempo bacaan cepat.38

Menurut Dr. Yusuf Qardhawi dalam buku Berinteraksi

dengan Al-Qur’an dijelaskan bahwa:

Etika membaca Al-Qur’an ada beberapa etika yang harusdiperhatikan, antara lain (a) Membaca Al-Qur’an secaraTartil, (b) Membaca Al-Qur’an dengan irama dan suarayang indah, dan (c) Membaca Al-Qur’an dengan suara kecilatau keras.39

Untuk lebih jelasnya akan kami uraikan sebagai berikut:

1) Membaca Al-Qur’an secara Tartil

Membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca bahan

bacaan lainnya karena ia adalah kalam Allah SWT sebagaimana

firman-Nya dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

• !9#4ë=» tG Ï.ôMyJ Å3ôm é&¼ çmçG» tƒ#uä§NèOôMn=Å_ÁèùÏ̀B÷bà$©!AOŠÅ3ymAŽ•Î7 yzÇÊÈ

Ayat-ayat-Nya disusun dengan rapi serta dijelaskan secaraterperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang MahaBijaksana lagi Maha Tahu. (QS. Hud: 1).

Oleh karena itu membaca Al-Qur’an mempunyai etika zahir

dan batin. Diantara etika-etika zahir adalah membacanya dengan

tartil. Makna membaca Al-Qur’an dengan tartil adalah dengan

perlahan-lahan, sambil memperhatikan huruf-huruf dan barisnya.

Dalam kitab al-Burhan karya Az-Zarkasyi yang dikutip oleh Dr.

Yusuf Qardhawi dikatakan bahwa:

Kesempurnaan tartil adalah membaca dengan seksamalafal-lafalnya serta jelas huruf-hurufnya, dan satu huruftidak ada yang tercampur dengan huruf lain. Sedangkanetika batin berarti jika membaca ayat yang berisi ancamanmaka membacanya dengan ekspresi ancaman dan jikamembaca ayat yang berisi pemuliaan maka membacanya

38 Muh. Sodiq Qomhawi, Al-Burhan, (Mesir: Al-Azhar, t.th.), hlm. 6.39 Yusuf Qardhawi, op.cit., hlm. 234

Page 50: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

dengan ekspresi pemuliaan.40

2) Membaca dengan Irama dan Suara yang Indah

Diantara etika membaca al-Qur’an yang disepakati oleh

ulama adalah memperbagus suara saat membaca al-Qur’an

tentunya adalah indah bahkan ia amat indah. Namun suara yang

indah akan menambah keindahannya sehingga menggerakkan hati

dan menggoncangkan kalbu.

Akan tetapi ada perbedaan tentang batasan melagukan suara

itu. Ada ulama yang ketat, ada yang membebaskan dan ada yang

bersikap pertengahannya. Dan sebaik perkara adalah

pertengahannya, tidak baik dalam berlaku berlebihan atau

berkurang.

Menurut As-Syuyuthi yang dikutip oleh Dr. Yusuf

Qardhawi dijelaskan bahwa membaca Al-Qur’an dengan dilagukan

(suara yang merdu) hukumnya adalah sunah.41

3) Membaca Al-Qur’an dengan suara kecil atau keras

Ada beberapa hadits yang menunjukkan sunnah membaca

Al-Qur’an dengan suara keras, dan hadits yang menunjukkan

membaca dengan suara lembut dan suara kecil. Diantaranya adalah

hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abu

Hurairah42 yang artinya “Allah tidak pernah mengizinkan sesuatu

seperti yang diizinkan kepada Nabi yang bersuara indah, yaitu

melagukan Al-Qur’an dan membacanya dengan suara keras.”

Sedangkan hadits kelompok kedua adalah hadits yang

diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi serta Nasa’i Serta Ahmad

bin Hambal43 yang artinya: “Orang yang membaca Al-Qur’an

40 Ibid., hlm. 32841 Ibid, hlm. 23742 Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muhirah bin bardzbah Al-

Bukhari Al-Ja’fiy, Shahih Bukhari, Juz.5, (Bairut: Darul Kutb, tt), hlm. 42643 Muhammad Abussalam Abdussyaafiy, Musnad Imam Ahmad bin Hambal, Juz 4,

(Bairut: Darul Kutb, tt), hlm. 187.

Page 51: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

dengan suara keras adalah seperti orang yang memberikan sedekah

dengan terang-terangan sedangkan orang yang membaca Al-

Qur’an dengan suara perlahan-lahan seperti orang yang

memberikan sedekah dengan merahasiakannya.”

An-Nawawi mengatakan sebagaimana dikutip oleh Dr.

Yusuf Qardhawi bahwa:

Penyatuan antara kedua hadits itu adalah dengan suaralembut adalah lebih afdhol karena takut riya’, ataumengganggu orang yang sedang shalat dan sedang tidurdengan suaranya itu. Sedangkan membaca suara keras lebihutama dalam keadaan selain itu karena dengan seperti itulebih banyak energi yang dikeluarkan, dan faedahnyasampai kepada para pendengarnya, serta ia membangunkanhati pembacanya, memfokuskan hatinya untuk berfikir,memusatkan pendengarannya kepadanya, sertamenghilangkan kantuk, dan menambah semangat.44

Berdasarkan uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa etika

membaca al-Qur’an adalah sebagai berikut :

1) Membaca Al-Qur’an dilakukan dengan sikap yang baik, yaitu

hendaknya duduk dengan tenang, suci dari hadats kecil dan besar,

berpakaian bersih, berada di tempat yang terbebas dari segala

kotoran, menghadap kiblat, tidak bersandar atau berbaring.

2) Membaca al-Qur’an dengan tartil, tafkhim, perlahan-lahan huruf

demi huruf, dan tidak membiasakan diri membaca secara terburu-

buru.

3) Membaca al-Qur’an dengan irama dan suara yang indah

4) Membaca al-Qur’an dengan pelan (lembut) atau keras.

4. Prestasi Tilawatil Qur’an

a. Pengertian Prestasi

Menurut bahasa, prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai

atau dilakukan.45 Ada juga yang mengartikan bahwa prestasi adalah

44 Ibid., hlm. 234.45 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2006), cet. 3, hlm. 910.

Page 52: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

tingkat hasil yang diperoleh pada saat sekarang terhadap suatu bidang

yang dipelajari.46

Sedangkan dalam buku Evaluasi Instruksional disebutkan

bahwa prestasi yang dimaksud adalah kemampuan, keterampilan, dan

sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.47

Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai pada saat sekarang

dalam menyelesaikan suatu hal.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

Menurut Muhibbin Syah secara global dapat dibedakan

menjadi 3 macam yaitu:

1) Faktor Internal dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

a) Aspek fisiologis, dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:

(1) Tonus jasmani pada umumnya

(2) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu

b) Aspek psikologis yang terdiri atas:

(1) Inteligensi; pada umumnya dapat diartikan sebagai

kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang

tepat.

(2) Sikap; adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara

yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan

sebagainya baik secara positif maupun negatif.

(3) Bakat; dalam perkembangannya diartikan sebagai

kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa

banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.

46 Save M Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga PengkajianKebudayaan Nusantara, 2006), cet. 5, hlm. 886.

47 Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1991), cet. 3, hlm. 3.

Page 53: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

(4) Minat; berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

(5) Motivasi; adalah keadaan internal organisme yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

2) Faktor eksternal dibagi menjadi 2 macam yaitu :

a) Lingkungan sosial meliputi :

(1) Sekolah; seperti para guru, para staf administrasi, dan

teman sekelas.

(2) Masyarakat; seperti tetangga dan teman-teman sepermainan

di sekitar perkampungan siswa tersebut.

(3) Keluarga; seperti sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan

keluarga, dan ketegangan keluarga.

b) Lingkungan nonsosial; seperti gedung sekolah dan letaknya,

rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat

belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa

dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar

Faktor ini berpengaruh pada taraf keberhasilan proses

pembelajaran siswa. Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai

cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang

efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.48

Jadi, pada dasarnya faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor yang ada

pada diri siswa (internal) dan faktor yang ada di luar siswa

(eksternal).

c. Hal-hal yang mempengaruhi prestasi dalam MTQ

Keberhasilan pada MTQ merupakan dambaan bagi setiap

daerah dan para peserta. Agar tercapai keberhasilan tersebut diperlukan

48 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2006), cet. 12,hlm. 139.

Page 54: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

langkah dan usaha yang maksimal dan kegagalan pada masa lalu

diharapkan menjadi motivasi serta evaluasi bagi semua pihak.

1) Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pada

MTQ.

a) Faktor peserta

(1) Bakat alam

Bila ada bakat alam lebih mudah untuk dibina.

Untuk mengetahui bakat bias dilakukan pengamatan bakat

ke daerah dan lembaga yang melakukan pelatihan Tilawatil

Qur’an, seleksi pencarian bibit melalui MTQ tingkat

kelurahan, melalui pengamatan pelatih secara

(2) Kesehatan fisik

Untuk latihan kesehatan fisik bisa dilakukan dengan

beberapa hal diantaranya, latihan kebugaran jasmani,

latihan pernafasan dan olah vocal, menghindari sakit,

menghindari makanan dan minuman tertentu, menyediakan

menu bergizi, hindari aktivitas yang tidak perlu, siklus

menstruasi harus diperhitungkan.

(3) Penguasaan materi

Penguasaan materi musabaqoh tergantung cabang

yang diikuti. Kalau dalam cabang Tilawatil Qur’an harus

menguasai tiga aspek yaitu, penguasaan tajwid, suara dan

penguasaan lagu-lagu tilawah.

(4) Kondisi mental

Mental sangat dibutuhkan oleh peserta dalam

mengikuti MTQ. Mental sangat berpengaruh terhadap

penampilan di atas mimbar Tilawah. Beberapa hal yang

mempengaruhi mental yaitu, dukungan keluarga, sering try

out, Taqarrub kepada Allah, Keikhlasan, Akhlaqul karimah.

Page 55: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

b) Faktor pembinaan dan latihan

(1) Rutinitas

Pembinaan rutin di tempat asal, pembinaan tingkat

kecamatan untuk persiapan MTQ kabupaten, pembinaan

tingkat kabupaten untuk persiapan MTQ tingkat Propinsi

dan Nasional.

(2) Sistem latihan

Latihan hendaknya dilakukan setiap hari terutama

pada waktu yang menurutnya nyaman. apa di pagi hari,

siang, sore, atau malam.

(3) Pelatih

Para pelatih harus mempunyai persamaan persepsi

tentang materi yang disampaikan, harus mengikuti

pedoman MTQ Nasional, ahli dan pakar di bidangnya.

(4) Tempat

Tempat latihan hendaknya jauh dari kebisingan dan

suasana bersih, karena kalau seandainya tempatnya dekat

dengan polusi maka akan mengganggu pernafasan dan

konsentrasi dalam latihan tidak akan maksimal.

(5) Menu makanan

Makanan sangat berpengaruh ketika seorang peserta

mau menghadapi MTQ. Ada beberapa makanan yang harus

di hindari pada umumnya, yaitu es, gorengan, pedas, dan

makanan yang bias mengganggu di tenggorokan.

(6) Materi latihan

Berpedoman pada buku pedoman MTQ termasuk

Maqra’ dari LPTQ pusat, praktikum di Laboratorium,

menyediakan mimbar tilawah tiruan (ber-AC),

menyediakan video shooting saat mengadakan Try out

untuk analisis dan evaluasi, saat try out sesuai kondisi

Page 56: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

MTQ, materi TC disesuaikan dengan kemampuan peserta,

peserta diberi kesempatan untuk berlatih mandiri.

c) Faktor dewan hakim

(1) Obyektivitas

Memilih dewan hakim yang obyektif dan memiliki

kapasitas yang dibutuhkan.

(2) Pengetahuan

Dewan hakim harus mempunyai pengetahuan dan

jam terbang yang mumpuni dan yang terpenting adalah

mempunyai sertifikat dewan hakim di masing-masing

daerah.

(3) Kedekatan emosional

Membina hubungan baik dengan para Dewan

Hakim tingkat Propinsi.

(4) Faktor Lainnya

Hadiah bagi predikat peserta terbaik harus

ditingkatkan, bonus haji bagi para pemenang selalu ada,

kesejahteraan bagi para pelatih dan Dewan hakim harus

diperhatikan, member beasiswa bagi para peserta yang

berprestasi, menyediakan maktabah Shoutiyyah (kaset, CD,

VCD, DVD) para Qurra’ yang Masyhur terutama dari

Timur Tengah, menyediakan maktabah (Library).

Jadi keberhasilan dalam MTQ melibatkan berbagai

komponen dari peserta, materi, system pelatihan, Dewan

Hakim, pengurus LPTQ, dan lain-lain. Masing-masing pihak

harus berperan secara maksimal sesuai dengan fungsinya. Dan

selanjutnya perlu adanya koordinasi yang mantap dan

hubungan yang harmonis dari berbagai pihak tersebut.49

49 Buku Materi Penataran, Pelatihan dan Peningkatan Mutu Dewan Hakim MusabaqohTilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Propinsi Jawa Tengah tanggal 29-31 Maret 2004 di Wisma HajiArmina Donohudan Boyolali.

Page 57: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

C. LPTQ DALAM PENINGKATAN PRESTASI TILAWATIL QUR’AN

Perencanaan kegiatan LPTQ harus memasukkan suatu program

strategis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan lahir batin. Yang terpenting

dalam LPTQ ini adalah pengelolaan administrasi organisasi secara baik,

pemantapan manajemen, struktur dan organisasi, pemberdayaan peranan

LPTQ serta keterlibatan lembaga keagamaan, ulama, tokoh masyarakat dalam

mendukung kegiatan operasional LPTQ50.

Penguatan peran dan fungsi LPTQ tidak terbatas hanya pada

penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an dan sejenisnya diberbagai

tingkatan. LPTQ mempunyai tugas dan fungsi pembinaan dan pengembangan

pendidikan non formal dan informal di bidang Al-Qur’an dan pelatihan Qori

dan Qoriah, Hafidz dan Hafidzah, dan sejenisnya diberbagai tingkatan. Selain

itu Mengoptimalkan peran instansi terkait dan Pemerintah Daerah dalam

mendukung program LPTQ51

Maka dari itu, untuk meningkat prestasi Tilawatil Qur’an, LPTQ Jawa

Tengah perlu meningkatkan peran secara lebih maksimal dan optimal. Peran

LPTQ Jawa Tengah diantaranya:

1. Mengadakan MTQ dari tingkat bawah (Kecamatan dan Kabupaten), hal ini

dimaksudkan untuk menyaring dan menemukan bibit-bibit Qori’ dan

Qori’ah yang benar-benar mempunyai potensi dan bakat alam, sehingga

bisa tercipta seorang Qori’ dan Qor’iah yang handal.

2. Mengadakan MTQ di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini

dilakukan untuk memperlombakan peserta Tilawah yang terbaik dari

masing-masing daerah kabupaten atau kota madya, agar lebih kompetitif

dan menemukan bibit Qori’ dan Qori’ah yang memang unggulan dan

berbakat.

3. Mengadakan pelatihan Dewan Hakim tingkat Propinsi Jawa Tengah, agar

tercipta dewan Hakim yang berkompeten sesuai bidangnya masing-

50 http://www.ditjenbimasislam.co.id/lptq-info/, “LPTQ”, (6 April 2010, 11.21 WIB)51 http://www.ditjenbimasislam.co.id/lptq-info/, “Peran LPTQ”, (6 April 2010, 11.28

WIB)

Page 58: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

masing. Agar dalam menilai bisa lebih Profesional dan jauh dari unsur

subyektifitas, sehingga diperoleh peserta yang benar-benar terbaik.

4. Mengadakan pelatihan dan pembinaan bagi Qori dan Qori’ah terbaik di

tingkat Propinsi jawa Tengah. Pelatihan dan pembinaan tersebut harus

bersifat continue, berkelanjutan, dan terprogram. Pelatihan tidak hanya

dilakukan untuk menghadapi MTQ Nasional atau Internasional saja, akan

tetapi harus dilakukan secara berkala dan efektif.

5. Mendatangkan Pelatih dan Pembina yang sudah mempunyai prestasi

Tilawah di Tingkat Internasional, seperti Dra. Hj Maria Ulfa dari Jakarta

(juara MTQ Nasional di Arab Saudi), H. Mukmin Ainul Mubaraq dari

Jawa Barat (juara MTQ Asia Tenggara di Malaysia), H. Syaiful Munir dari

Jawa Timur (Juara MTQ Internasional di Turki).

6. Mengirim para peserta terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan

Pelatihan dan Studi Banding di Baitul Qurro’ Ciputat Jakarta. Hal ini

dimaksudkan untuk menambah ilmu pengetahuan Tilawah dan menambah

wacana tentang Tilawatil Qur’an.

7. Memperhatikan kesejahteraan peserta ketika akan mengikuti MTQ tingkat

Nasional. Peserta harus diperhatikan secara khusus, selain dari pelatihan ,

peserta harus diperhatikan dari segi materi. Uang transport dan uang saku

peserta harus lebih di perhatikan, dan memberikan bonus atau reward

manakala peserta dari Jawa Tengah bisa menjadi juara MTQ di tingkat

Nasional. Hal ini bisa memacu semangat dan perjuangan para peserta agar

lebih maksimal saat tampil di mimbar Tilawah di Level Nasional.52

52 Wawancara dengan H. Masyhudi selaku ketua kafilah Jawa Tengah dalam MTQNasional di Bengkulu 2010, pada Tanggal 18 Oktober 2010, pukul 09.00 WIB.

Page 59: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

BAB III

PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR’AN JAWA

TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI TILAWATIL QUR’AN

A. Kondisi Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Jawa Tengah

1. Letak Geografis

LPTQ Jawa Tengah terletak di Jalan Sisingamangaraja No 5

Semarang. Kantor LPTQ ini terletak di dalam Gedung Kementerian

Agama Propinsi Jawa Tengah. Ditinjau dari Letaknya, Kantor LPTQ Jawa

Tengah kurang strategis karena tidak dekat dengan Kota dan jauh dari

keramaian.

Namun disisi lain LPTQ Jawa Tengah mudah dijangkau dari segi

Transportasi. Selain itu juga berada tepat di depan gedung AKPOL Jawa

Tengah, sehingga mudah diketahui oleh setiap orang yang ingin

berkunjung ke LPTQ Jawa Tengah53.

2. Landasan Hukum LPTQ Jawa Tengah

Dasar dan Landasan Hukum Berdirinya LPTQ Jawa Tengah

a. Keputusan bersama Menteri Agama No. 151 Tahun 1977 dan

Keputusan Menteri Dalam Negeri No 19 Thn 1977 tentang

Pembentukan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an

b. Keputusan Menteri Agama No 28 tahun 1977 tentang Susunan

Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Nasional.

c. Surat Keputusan Bersama Menteri Agama Nomor 48 Thn 1988 dan

Menteri Dalam Negeri Nomor 182 A Thn 1988 tentang Pengembangan

Organisasi Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an.

d. Keputusan Menteri Agama No 240 tahun 1990 tentang susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an.

53 Dokumen data LPTQ Jawa Tengah

Page 60: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

e. Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah no 451/ 21/ 2002 tentang

Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Propinsi

Jawa Tengah Periode 2002 – 200554.

3. Susunan Pengurus LPTQ Jawa Tengah:

Berdasarkan data yang ada, susunan Kepengurusan LPTQ Jawa Tengah

adalah Sebagai Berikut:

Ketua Umum : Drs. H. Masyhudi, MM

Ketua I : Drs. H. Ahmad Darodji, M.Si

Ketua II : DR. H. Noor Ahmad, MA

Sekretaris : Drs. H. Ahyani, M.SI

Bendahara : Hj. Siti Zaenatun, S.Pd.I

Pembina Tilawah :

1. H. Nur Faqih, S. Ag

2. KH. Abdullah Hanif, AH

Pembina Tahfidz :

1. KH. Ulil Abshor, AH

2. KH. Ibnu Athoillah, AH

3. KH. Zaenuri Ahmad, AH

4. KH. Ahmad Thoha, AH

5. Makmun Ahmad, AH

Pembina Tafsir :

1. DR. Hj. Yuyun Effendy, Lc

2. H. Amin Handoyo, Lc

Pembina MSQ/MFQ :

1. H. Taufiqurrahman, M.SI

2. Drs. H. Adib Zamroni

Pembina Khath :

1. H. Nur Aufa Shiddiq

2. Drs. H. Wahid Adib

54 Surat keputusan Kementerian Agama

Page 61: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

4. Logo LPTQ

Keterangan dari Logo LPTQ :

1. Lambang Padi dan kapas menunjukkan kemakmuran dan kebersamaan

2. Lambang Padi dan kapas bertalian itu melambangkan kebersamaan

3. Lambang Al-Qur’an itu merupakan simbol bahwa Pedoman hidup

terletak pada Al-Qur’an dan kita diharuskan untuk selalu membaca,

mengetahui, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari

4. Terdapat tiang yang kokoh yang di atasnya ada bintang dan kobaran api

yang artinya Semangat bersama untuk berjuang mensyiarkan islam

lewat al-Qur’an.

5. Tulisan LPTQ berarti LPTQ yang mengelola, mengatur, serta menjadi

penanggung jawab atas semua kegiatan yang berhubungan dengan

Kegiatan Mengamalkan Al-Qur’an

6. Warna Hijau dan kuning melambangkan kemakmuran dan kesatuan

7. Tulisan arab Tilawatil Qur’an menerangkan bahwa LPTQ merupakan

Lembaga yang bergerak dibidang keagamaan khususnya Mengkaji Al-

Qur’an

5. Visi dan Misi LPTQ Jawa Tengah

Visi LPTQ adalah terwujudnya penghayatan dan pengamalan Al

Qur’an dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang maju, mandiri,

bahagia, sejahtera di dunia dan selamat di akhirat.

Page 62: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Misi LPTQ adalah melaksanakan pendalaman, penghayatan dan

pengamalan Al Qur’an yang betul-betul mantap di kalangan masyarakat

Indonesia, sehingga nilai-nilai Al Qur’an benar-benar menjadi etos

pembangunan.

B. Prestasi Tilawatil Qur’an Jawa Tengah tahun 2005-2010

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) tingkat Propinsi

Jawa Tengah sampai saat ini belum bisa berkembang secara baik. Hal itu bisa

dilihat dari daftar prestasi para Qori’ dan Qori’ah yang setiap tahun kian

merosot. Dibuktikan dengan hasil Prestasi dari Musabaqoh Tilawatil Qur’an

(MTQ) dan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat Nasional yang diadakan

tiap tahun. Rangking dari Propinsi Jawa Tengah selalu berada di bawah Jawa

Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Hal ini sungguh sangat memprihatinkan bagi LPTQ Jawa Tengah.

Padahal Jawa Tengah merupakan salah satu Propinsi yang berpotensi untuk

menjadi juara dan mempunyai peluang untuk berprestasi berdasarkan

beberapa faktor, diantaranya:

a. Jumlah penduduk yang cukup besar. Propinsi Jawa Tengah berpenduduk ±

33 juta orang dan beragama islam ± 88 %

b. Besarnya Pondok Pesantren Al Qur’an yang tersebar di Jawa Tengah.

c. Banyaknya para santri yang belajar diluar Jawa Tengah/ Luar Negeri yang

diharapkan dapat memperkuat Jawa Tengah dalam peningkatan prestasi

d. Tidak sedikitnya tokoh-tokoh di bidang Tilawatil Qur’an yang menjadi

pembina/ pelatih dan anggota Dewan Hakim Tingkat Nasional

e. Dukungan Pemerintah Daerah (Pemda Propinsi) yang cukup besar55

Namun beberapa faktor tersebut belum bisa dimaksimalkan dan belum

bisa diwujudkan untuk menjadikan sebuah prestasi yang gemilang bagi LPTQ

Jawa Tengah, karena ada beberapa hambatan dan masalah yang menghambat

55 Dokumen data selayang pandang LPTQ Jawa Tengah

Page 63: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

sulitnya LPTQ jawa tengah untuk berprestasi dalam event MTQ Nasional.

Hambatan tersebut diantaranya adalah:

a. Tidak adanya dukungan dana pembinaan di tingkat Kabupaten/ Kota

secara memadai, sehingga pembinaan secara intensif tidak dapat berjalan

dengan baik. Pembinaan di daerah (Kabupaten/ Kota) yang selama ini

berjalan berasal dari dana bantuan LPTQ yang bersumber dari sumbangan.

b. Kurang adanya jaminan kepastian memperolah masa depan yang baik bagi

para juara.

c. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan MTQ

d. Banyaknya pengurus daerah (Propinsi lain) yang sengaja mencari bibit

dari Jawa Tengah

e. Kurangnya pendekatan secara intensif pemerintah Kabupaten/ Kota

terhadap potensi daerahnya

f. Masih terdapat keyakinan sebagian para ulama tentang bolehnya Al

Qur’an dimusabaqahkan dan sedikitnya jumlah Dewan Hakim dari Jawa

tengah ditingkat Nasional.56

Hambatan-hambatan yang ada tersebut harus bisa dicari jalan keluar

atau solusinya, sehingga tidak terjadi penurunan prestasi Tilawah LPTQ Jawa

Tengah yang tercantum dalam data prestasi Tilawah berikut ini.

Data menunjukkan bahwa daftar prestasi para Qori’-Qori’ah dari

Propinsi Jawa Tengah dalam mengikuti MTQ tingkat Nasional dari tahun

2005-2010 adalah sebagai berikut:

a. STQ Tingkat Nasional tahun 2005 di Gorontalo, tidak ada Qori’-Qori’ah

yang menjadi juara.

b. MTQ Tingkat Nasional tahun 2006 di Kendari, Juara I MTQ golongan

Remaja putra yang diraih oleh Ustadz. Rohani.

c. STQ Tingkat Nasional tahun 2007 di Jakarta, Juara I MTQ Golongan

Dewasa Putra yang diraih oleh Ustadz. Herfan.

56 Ibid

Page 64: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

d. MTQ Tingkat Nasional tahun 2008 di Banten, tidak ada Qori’-Qori’ah

yang menjadi juara.

e. STQ Tingkat Nasional tahun 2009 di Jakarta, tidak ada yang menjadi

juara.

f. MTQ Tingkat Nasional tahun 2010 di Bengkulu, tidak ada yang menjadi

juara.57

Dari data diatas prestasi tilawatil Qur’an LPTQ Jawa Tengah

mengalami Penurunan. Padahal kegiatan Pelatihan dan pembinaan telah

dilakukan dengan maksimal untuk menciptakan peserta tilawah yang handal.

Namun kenyataan membuktikan bahwa hasil peringkat LPTQ Jawa Tengah

pada MTQ Nasional sangat memprihatinkan dari tahun 2005-2010.

Setelah melalui pengamatan secara seksama, ternyata kegagalan yang

dialami oleh Qori’ dan Qori’ah di MTQ dan STQ Nasional adalah pada faktor

penguasaan materi tilawah. Tajwid yang mereka kuasai masih banyak

kekurangan. Ada beberapa peserta Jawa Tengah yang masih sering terjadi

kesalahan jali dan itu akan berakibat fatal. Selain itu ada juga yang belum

memahami masalah Fashohah dan adab dalam membaca Qur’an. Fashohah

yang masih sering terjadi kesalahan adalah dalam hal Waqaf dan ibtida’. Ada

beberapa peserta Jawa Tengah yang Fashohahnya kurang tepat dan masih

sering terjadi kesalahan. Selain penguasaan tajwid dan fasohah, penguasaan

lagu dan irama yang semakin tahun semakin mengalami perkembangan yang

sangat pesat. Lagu-lagu Tilawah setiap tahun mengalami perubahan dan setiap

peserta di tuntut untuk mengikuti perkembangannya. Dari sudut pandang lagu

dan irama, peserta dari Jawa Tengah tidak kalah dengan peserta lain namun

yang menjadi kekurangan adalah masalah improvisasi irama dari peserta.

Peserta dari Jawa Tengah belum bisa melakukan improvisasi irama secara

baik dan maksimal. Sehingga irama yang dikeluarkan terkesan masih kaku

dan kurang indah58

57 Dokumen data LPTQ Jawa Tengah dalam MTQ dan STQ Nasional58 Wawancara dengan Pak Ahyani pada tanggal 9 Desember 2010 pukul 10.15 WIB

Page 65: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Namun disisi lain ada faktor yang cukup berpengaruh dalam

keberhasilan seorang peserta tilawah untuk menjadi yang terbaik adalah faktor

mental. Setelah tim dari LPTQ mengadakan evaluasi terhadap hasil dari MTQ

Nasional, ternyata benar, bahwa faktor yang paling mendalam yang

mempengaruhi penurunan prestasi adalah faktor mental yang belum terbentuk

dari masing-masing peserta.

Mental yang lemah dikarenakan peserta tidak siap dan kurang

maksimal dalam usaha batin. Padahal usaha batin itu justru sangat

berpengaruh dalam penampilan peserta di mimbar tilawah. Kebanyakan

peserta dari Jawa Tengah lebih mengutamakan usaha lahir seperti Latihan

rutin, menjaga pola makan dan kesehatan serta mengadakan studi banding ke

Jakarta untuk memperoleh pengalaman yang lebih. Usaha lahir yang

maksimal akan tetapi tidak di imbangi usaha batin yang istiqomah akan

mempengaruhi penampilan peserta tilawah di ajang Nasional dan

Internasional. Jadi usaha batin seperti puasa, sholat sunnah, mengamalkan

ijazah dan doa-doa itu tidak kalah penting dibandingkan dengan usaha Lahir.59

Selain itu, kegagalan Qori’ dan Qori’ah dari Jawa Tengah juga

dikarenakan Beban Mental yang dibebankan di setiap peserta untuk menjadi

juara. Beban itu di sampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah kepada para

peserta yang disampaikan ketika peserta mau berangkat di MTQ Nasional.

Hal tersebut sangat mempengaruhi penampilan peserta, karena harus menang.

Ini yang seharusnya dihindari. Karena bagaimanapun juga keharusan untuk

menjadi juara itu sangat membuat peserta tilawah menjadi tertekan disaat

tampil. Seharusnya seorang pimpinan tidak menyampaikan target harus

menang. Karena yang dinamakan Musabaqoh itu tidak bisa diharuskan

menang, kita hanya bisa berusaha dan berdoa, yang menentukan adalah Allah

SWT.60

Jadi keberhasilan itu tidak bisa dipaksakan atau bahkan dibebankan

kepada peserta untuk menjadi juara. Yang jelas keberhasilan adalah sesuatu

59 Wawancara dengan Ustadz Muhammadun Zein tanggal 11 November pukul 10.30 WIB60 Wawancara dengan ustadz Rohani selaku Qori’ Jawa Tengah pada tanggal 13

November 2010 pukul 16.00 WIB

Page 66: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

yang dilakukan atas dasar usaha, doa, dan tawakkal untuk bisa tampil

maksimal. Baru kemudian keberhasilan tersebut akan mengikuti

dibelakangnya.

C. Peran LPTQ Jawa Tengah Dalam Meningkatkan Prestasi Tilawah

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an memiliki peran penting dan

strategis dalam mendorong, meningkatkan semangat umat Islam untuk

membaca, mendalami, menghayati dan mengamalkan isi dan kandungan Al

Qur’an. Organisasi LPTQ telah tumbuh dari daerah sampai tingkat pusat dan

telah memiliki jalinan koordinasi dengan lembaga-lembaga pemerintah dan

swasta termasuk dengan lembaga perguruan / pendidikan mulai tingkat dasar

sampai tingkat perguruan tinggi. LPTQ harus dioptimalkan menjadi pusat

pengkajian dan berfungsi sebagai fasilitator bagi lembaga-lembaga keagamaan

dalam upaya meningkatkan kemampuan baca tulis, memahami makna, isi,

kandungan dan pengamalan Al Qur’an.

Menyadari akan posisi dan fungsi LPTQ yang sangat strategis, maka

diperlukan pengelolaan organisasi secara tertib, efektif dan profesional agar

lebih terarah untuk mempercepat pencapaian tujuan. Untuk itu, LPTQ perlu

memantapkan prinsip manajemen modern yang berorientasi pada arah

tercapainya visi dan misi organisasi. Guna mendinamiskan LPTQ, diperlukan

kantor yang representatif yang didukung tenaga full-timer, sarana dan

prasarana yang memadai.

Perkembangan dan dinamika masyarakat saat ini berkembang pesat

sejalan dengan tuntutan semangat reformasi. Sehubungan dengan itu, maka

LPTQ harus merespon perkembangan tersebut dengan mengembangkan

paradigma baru, yaitu LPTQ sebagai organisasi pembina kegiatan pemahaman

dan penghayatan Al Qur’an yang mandiri, mantap dan profesional. Oleh

karena itu LPTQ perlu melakukan reorganisasi dan reposisi terhadap perannya

di masyarakat sesuai dengan harapan dan tuntutan masa depan yang antara

lain :

Page 67: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

1. Pemberdayaan peran LPTQ dalam pembinaan umat, khususnya

pembinaan baca tulis, pemahaman dan kajian serta pengamalan isi dan

kandungan Al Qur’an;

2. Perlu penyusunan program yang mantap, pelaksanaan yang tepat dan

pengawasan yang ketat dengan melakukan evaluasi dan monitoring setiap

tahapan pelaksanaan kegiatan LPTQ;

3. Semakin berkembangnya pelaksanaan MTQ yang dilakukan oleh berbagai

kalangan perlu mendapatkan pembinaan dan arahan dari LPTQ untuk

memperjelas dan mengembangkan struktur kelembagaan yang ada guna

mengakomodasikan aspirasi masyarakat.

Selain itu LPTQ harus mempunyai Tujuan dan Program Kerja yang

jelas dan Realistis agar Kegiatan LPTQ bisa lebih fokus dan tidak mengalami

kegagalan ataupun salah sasaran. Adapun tujuan LPTQ Jawa Tengah

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Semakin meningkatnya jumlah lembaga dan kegiatan yang mempelajari al

Qur’an dikalangan masyarakat dan dunia pendidikan.

2. Dimiliki dan dibacanya al Qur’an oleh setiap keluarga muslim.

3. Semakin meningkatnya pemahaman dan pengamalan umat terhadap isi,

makna dan kandungan al Qur’an.

4. Terwujudnya perilaku akhlak Qur’ani pada masyarakat Islam Indonesia.

5. Makin meningkatnya kualitas dan performance para qari’ / qari’ah Jawa

Tengah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman.

Dari tujuan diatas diharapkan bisa menciptakan Masyarakat Indonesia

yang Qur’ani, Sejahtera, aman, damai, sentosa.

Selain tujuan, LPTQ Jawa Tengah juga mempunyai Program kerja,

diantaranya sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan MTQ di Jawa Tengah.

a. Menyempurnakan organisasi dan kualitas pengorganisasian dan

penyelenggaraan MTQ Nasional dan Daerah, meliputi perencanaan,

pelaksanaan dalam pengendalian dan khususnya kualitas perhakiman.

Page 68: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

b. Menginventarisir dan mendayagunakan aset MTQ untuk menunjang

program-program LPTQ.

c. Menyusun dan menyempurnakan buku pedoman Musabaqah al Qur’an

dan pembinaan purna musabaqah.

d. Melakukan pembinaan dan pendayagunaan sumber daya insani pasca

MTQ.

2. Pembinaan Tilawah, Tahfidz, Khat, MSQ dan MFQ Al Qur’an.

a. Menyusun pedoman tentang pendekatan, sistem, metode, teknik

sebagai model pembinaan tilawah, tafhim, tahfidz, khat, MSQ dan

MFQ Al Qur’an.

b. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan pembinaan tilawah,

tafhim, tahfidz, khat dan puitisasi al Qur’an tingkat pusat, propinsi,

kabupaten, kecamatan dan desa.

c. Melaksanakan pembinaan tilawah, tafhim, tahfidz, khat dan puitisasi

Al-Qur’an melalui lembaga pendidikan sekolah dan luar sekolah.

3. Upaya peningkatan pemahaman al Qur’an :

a. Mengembangkan penemuan-penemuan baru tentang metode cepat

memahami al Qur’an.

b. Menyelenggarakan pengajian khusus pemahaman al Qur’an

percontohan tingkat desa (desa pembinaan/pemahaman al Qur’an)

yang hasilnya dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif.

c. Menyelenggarakan pelatihan instruktur pemahaman al Qur’an tingkat

propinsi, kabupaten dan kecamatan.

d. Mendirikan pusat-pusat pengkajian al Qur’an di daerah.

4. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan al Qur’an dalam kehidupan

sehari-hari

a. Sosialisasi gerakan pemahaman makna, isi dan kandungan al Qur’an

sebagai suatu gerakan masyarakat melalui penyebarluasan methode

yang mudah dipahami masyarakat.

b. Memfungsikan pranata keluarga sebagai sarana sosialisasi penanaman

nilai-nilai al Qur’an sejak dini.

Page 69: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

c. Mewujudkan kebijaksanaan yang mendukung gerakan memahami

makna, isi dan kandungan al Qur’an.

5. Meningkatkan SDM LPTQ Propinsi Jawa Tengah.

a. Mengadakan inventarisasi qari’ / qari’ah yang berkualitas unggul di

seluruh Propinsi Jawa Tengah.

b. Mengadakan kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan Al

Qur’an dan pimpinan pondok pesantren-pondok pesantren Al Qur’an

untuk pengembangan dan peningkatan potensi santri.

c. Mengembangkan langkah-langkah untuk mewujudkan qari’ / qari’ah

yang berkualitas.

d. Merekrut para tenaga ahli di bidangnya dalam mengembangkan

cabang Musabaqah.

e. Mengadakan supervisi pengurus LPTQ Kabupaten/Kota.

Selain membuat program kerja, LPTQ Jawa Tengah juga membuat

program kegiatan tahunan. Berdasarkan keputusan Musyawarah Daerah

LPTQ Propinsi Jawa Tengah Tahun 2005 tanggal 08 April 2005 di Semarang,

LPTQ Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2006 menetapkan 13 (tiga belas)

program kegiatan sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan MTQ di Jawa Tengah tahun 2006.

a. MTQ Mahasiswa XVIII Tk. Jawa Tengah

b. MTQ Pelajar XXII Tk. Jawa Tengah

c. STQ XIX Tingkat Jawa Tengah

d. MHQ Pesantren III Tk. Jawa Tengah

2. Pengiriman Kafilah

MTQ Tk. Nasional XXI tahun 2006 di Kendari.

3. Peningkatan mutu dan kualitas materi MTQ.

a. Pelatihan Tahfidz dan Tafsir.

b. Pelatihan Pembina Tilawah Al Qur’an

4. Pelatihan dalam rangka menghadapi MTQ Nasional XXI di Kendari.

a. Pemantapan dan Pengembangan Potensi (2 tahap)

b. Pemusatan latihan (20 hari).

Page 70: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

c. Try Out.

5. Peningkatan Sarana dan Prasarana LPTQ

a. Pengadaan Laboratorium

b. Kelengkapan sarana LPTQ

c. Peningkatan SDM61

Dengan diadakannya program kerja dan program kegiatan tahunan,

peran LPTQ Jawa Tengah akan lebih efektif dan efisien. Perencanaan kegiatan

LPTQ harus memasukkan suatu program strategis dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan lahir batin. Yang terpenting dalam LPTQ ini adalah pengelolaan

administrasi organisasi secara baik, pemantapan manajemen, struktur dan

organisasi, pemberdayaan peranan LPTQ serta keterlibatan lembaga

keagamaan, ulama, tokoh masyarakat dalam mendukung kegiatan operasional

LPTQ62.

Penguatan peran dan fungsi LPTQ tidak terbatas hanya pada

penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an dan sejenisnya diberbagai

tingkatan. LPTQ mempunyai tugas dan fungsi pembinaan dan pengembangan

pendidikan non formal dan informal di bidang Al-Qur’an dan pelatihan Qori

dan Qoriah, Hafidz dan Hafidzah, dan sejenisnya diberbagai tingkatan. Selain

itu Mengoptimalkan peran instansi terkait dan Pemerintah Daerah dalam

mendukung program LPTQ63.

Maka dari itu, untuk meningkat prestasi Tilawatil Qur’an, LPTQ Jawa

Tengah perlu meningkatkan peran secara lebih maksimal dan optimal. Peran

LPTQ Jawa Tengah diantaranya:

1. Mengadakan MTQ dari tingkat bawah (Kecamatan dan Kabupaten), hal

ini dimaksudkan untuk menyaring dan menemukan bibit-bibit Qori’ dan

Qori’ah yang benar-benar mempunyai potensi dan bakat alam, sehingga

bisa tercipta seorang Qori’ dan Qor’iah yang handal.

61 Dokumen data LPTQ62 http://www.ditjenbimasislam.co.id/lptq-info/, “LPTQ”, (6 April 2010, 11.21 WIB)63 http://www.ditjenbimasislam.co.id/lptq-info/, “Peran LPTQ”, (6 April 2010, 11.28

WIB)

Page 71: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

2. Mengadakan MTQ di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini

dilakukan untuk memperlombakan peserta Tilawah yang terbaik dari

masing-masing daerah kabupaten atau kota madya, agar lebih kompetitif

dan menemukan bibit Qori’ dan qori’ah yang memang unggulan dan

berbakat.

3. Mengadakan pelatihan Dewan Hakim tingkat Propinsi Jawa Tengah, agar

tercipta dewan Hakim yang berkompeten sesuai bidangnya masing-

masing. Agar dalam menilai bisa lebih Profesional dan jauh dari unsur

subyektifitas, sehingga diperoleh peserta yang benar-benar terbaik.

4. Mengadakan pelatihan dan pembinaan bagi Qori dan Qoriah terbaik di

tingkat Propinsi jawa Tengah. Pelatihan dan pembinaan tersebut harus

bersifat continue, berkelanjutan, dan terprogram. Pelatihan tidak hanya

dilakukan untuk menghadapi MTQ Nasional atau Internasional saja, akan

tetapi harus dilakukan secara berkala dan efektif.

5. Mendatangkan Pelatih dan Pembina yang sudah mempunyai prestasi

Tilawah di Tingkat Internasional, seperti Dra. Hj Maria Ulfa dari Jakarta

(juara MTQ Nasional di Arab Saudi), H. Mukmin Ainul Mubaraq dari

Jawa Barat (juara MTQ Asia Tenggara di Malaysia), H.Syaiful Munir dari

Jawa Timur (Juara MTQ Internasional di Turki).

6. Mengirim para peserta terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan

Pelatihan dan Studi Banding di Baitul Qurro’ Ciputat Jakarta. Hal ini

dimaksudkan untuk menambah ilmu pengetahuan Tilawah dan menambah

wacana tentang Tilawatil Qur’an64.

Selain peran yang ada diatas, LPTQ Jawa Tengah harus

memperhatikan kesejahteraan peserta ketika akan mengikuti MTQ tingkat

Nasional. Peserta harus diperhatikan secara khusus, selain dari pelatihan ,

peserta harus diperhatikan dari segi materi. Uang transport dan uang saku

peserta harus lebih di perhatikan, dan memberikan bonus atau reward

manakala peserta dari Jawa Tengah bisa menjadi juara MTQ di tingkat

64 Dokumen data Peran LPTQ Jawa Tengah

Page 72: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Nasional. Hal ini bisa memacu semangat dan perjuangan para peserta agar

lebih maksimal saat tampil di mimbar Tilawah di Level Nasional65.

Namun tidak semudah yang di bayangkan untuk merealisasikan semua

program kerja, program kegiatan tahunan, dan efektifitas peran LPTQ Jawa

Tengah. Banyak sekali kendala yang dihadapi, diantaranya meliputi:

1. Dana

Minimnya dana adalah kendala yang paling menonjol. Dana LPTQ

Jawa Tengah yang terbatas baik dari dana masyarakat lewat nikah maupun

APBD Jawa Tengah, dan pihak-pihak terkait sementara kebutuhan dan

jenis kegiatan makin bertambah.

2. Sumber Daya Manusia.

SDM di bidang al Qur’an terasa makin berkurang dan langka. Hal

ini bukan berarti tidak ada para pembina al Qur’an atau berkurangnya

orang-orang yang berkemampuan, namun lebih bersifat kasus eksternal.

Mereka tidak mau menekuni keahliannya itu karena tuntutan ekonomi

yang tidak seimbang dengan kebutuhan. Selain itu masih adanya

persaingan yang tidak sehat dengan praktek pencarian bibit-bibit Jawa

Tengah untuk membela propinsi lain dengan dijanjikan imbalan yang

besar.

Dari beberapa kendala diatas, maka LPTQ Jawa Tengah perlu

mengadakan evaluasi program kerja dan program kegiatan tahunan agar

kegiatan yang akan dilakukan di tahun berikutnya bisa lebih meningkat dan

kinerja serta peran LPTQ Jawa Tengah bisa lebih maksimal sehingga prestasi

bisa terus menanjak dan bisa bersaing di MTQ tingkat Nasional. Oleh karena

itu, LPTQ Jawa Tengah harus segera mencari solusi dan pemecahan

masalahnya untuk mengatasi masalah penurunan prestasi Tilawah di Level

Nasional. Ada beberapa strategi dan pemecahan masalah yang telah

dicanangkan oleh LPTQ propinsi Jawa Tengah, diantaranya:

65 Wawancara dengan H. Masyhudi selaku ketua kafilah Jawa Tengah dalam MTQNasional di Bengkulu 2010, pada Tanggal 18 Oktober 2010, pukul 09.00 WIB.

Page 73: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

1. Meningkatkan volume dan kualitas pelatihan, baik ditingkat Propinsi

maupun Kab/ Ko.

2. Mendirikan sentral diklat ditingkat Propinsi dan Kabupaten

3. Menyelenggarakan pelatihan Dewan Hakim secara kontinu dan periodik

4. Meningkatkan apresiasi kepada para terbaik melalui usulan APBD I

5. Menambah semangat kepada para peserta untuk mencintai daerah melalui

peningkatan penghargaan dan pemikiran masa depan mereka.66

Selain itu berdasarkan pelaksanaan program kerja tahun 2005-2010,

beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian pada masa yang akan datang

adalah :

1. Penyelenggaraan MTQ baik MTQ Pelajar, Mahasiswa, MTQ Umum

maupun STQ sudah berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan;

2. Koordinasi dengan instansi dan kerja sama dengan pihak terkait perlu

dipertahankan dan ditingkatkan;

3. Perhatian oleh pihak-pihak terkait dan masyarakat terhadap kegiatan

LPTQ sudah makin intens;

4. Kegiatan program kerja belum dapat dilaksanakan secara optimal karena

keterbatasan waktu dan dana yang tersedia;

5. Kepengurusan LPTQ belum dapat berfungsi secara maksimal karena

faktor mutasi atau kesibukan tugas dinas.

6. Penghargaan peserta terbaik MTQ/STQ belum memadai seperti biaya

umroh, ibadah haji maupun prioritas menjadi PNS;

7. Kualitas peserta masih ada yang belum memenuhi standar nasional;

8. Pembina/pelatih yang sesuai dengan standar nasional jumlahnya terbatas;

9. Adanya kabupaten / kota yang tidak mengikuti kegiatan MTQ;

10. Bantuan dana melalui APBD I maupun APBD II perlu ditingkatkan untuk

menunjang kegiatan LPTQ;

11. Himbauan terhadap instansi/jawatan tingkat I, II serta perusahaan untuk

ikut serta menyukseskan program pemasyarakatan baca tulis al Qur’an

66 Dokumen data selayang pandang LPTQ Jawa Tengah

Page 74: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

bagi karyawan-karyawati yang beragama Islam di lingkungan masing-

masing;

12. Pembentukan TPQ/pendidikan baca tulis al Qur’an sebagai muatan lokal

bagi pendidikan umum tingkat dasar, menengah sebagai ekstra kurikuler

wajib bagi siswa yang beragama Islam67.

Setelah mengadakan beberapa evaluasi, LPTQ Jawa Tengah

diharapkan mampu merespon perkembangan tersebut, dengan

1. Mengembankan paradigma baru yaitu LPTQ sebagai organisasi pembina

kegiatan pemahaman, pendalaman dan penghayatan Al Qur’an yang

mandiri, mantap dan profesional;

2. Meningkatkan peran LPTQ dalam pembinaan umat, khususnya pembinaan

baca tulis, pemahaman dan kajian serta pengamalan isi dan kandungan Al

Qur’an sejak usia dini;

3. Meningkatkan kerja sama, perhatian dan peran aktif instansi/lembaga

terkait terhadap program kerja LPTQ.

67 Dokumen data Program kerja LPTQ Jawa Tengah

Page 75: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

BAB IV

ANALISIS PERAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL

QUR’AN JAWA TENGAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI

TILAWATIL QUR’AN BAGI QORI’ DAN QORI’AH TAHUN 2005-2010

A. Prestasi Tilawatil Qur’an LPTQ Jawa Tengah

Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat Nasional merupakan kegiatan

yang diadakan setiap tahun oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Kegiatan tersebut diharapkan mampu mewujudkan masyarakat Indonesia yang

Qur’ani, berakhlaqul karimah, berdasarkan Al-Qur’an yang merupakan

pedoman hidup bagi ummat islam. Selain itu kegiatan tersebut bertujuan untuk

menghasilkan Qori’ dan Qori’ah yang handal dan bertalenta. Sehingga dapat

mewakili Negara Indonesia di tingkat Asia Tenggara atau bahkan tingkat

Internasional. Oleh karena itu setiap Kafilah dari masing-masing propinsi

yang ada di Indonesia belomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dan

berusaha untuk menjadi juara umum.

Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu Propinsi yang dipandang

mempunyai kekuatan yang bagus oleh propinsi lain. Banyak Qori’ dan

Qori’ah yang mempunyai kemampuan dan talenta yang luar biasa sehingga

mampu bersaing dengan peserta lain dalam event MTQ Nasional. Maka dari

itu LPTQ Jawa Tengah yang merupakan Lembaga yang menangani MTQ

tidak henti-hentinya untuk berusaha mengembangkan potensi para Qori’ dan

Qori’ah agar selalu menjadi yang terbaik sehingga prestasi Tilawatil Qur’an

LPTQ Jawa Tengah di tingkat Nasional semakin meningkat.

Namun semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena

persaingan semakin tahun semakin berat. Banyak juga Qori’ dan Qori’ah yang

bermunculan dengan kekuatan yang luar biasa. Hal ini harus diwaspadai oleh

LPTQ Jawa Tengah agar prestasi Tilawatil Qur’an bisa tetap meningkat,

karena Jawa Tengah itu punya Kans untuk menjadi yang terbaik dan bisa

memberikan persaingan yang ketat dengan Propinsi-propinsi yang lain.

Page 76: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Akan tetapi akhir-akhir ini prestasi Tilawatil Qur’an LPTQ Jawa

Tengah tengah mengalami kemerosotan. Dari tahun 2005 sampai dengan

tahun 2010, peringkat Propinsi Jawa Tengah dalam MTQ Nasional semakin

menurun. Hal ini berdasarkan peringkat LPTQ Jawa Tengah dari tahun 2005-

2010 sebagai berikut:

1. STQ Nasional tahun 2005 di Gorontalo, LPTQ Jawa Tengah menjadi

peringkat ke 6

2. MTQ Nasional tahun 2006 di Kendari, LPTQ Jawa Tengah menjadi

peringkat ke 5

3. STQ Nasional tahun 2007 di Jakarta, LPTQ Jawa Tengah menjadi

peringkat ke 5

4. MTQ Nasional tahun 2008 di Banten, LPTQ Jawa Tengah menjadi

peringkat ke 5

5. STQ Nasional tahun 2009 di Jakarta, LPTQ Jawa Tengah menjadi

peringkat ke 6.

6. MTQ Nasional tahun 2010 di Bengkulu, LPTQ Jawa Tengah menjadi

peringkat ke 13. 68

Dari data diatas memang nyata kalau prestasi Tilawatil Qur’an LPTQ

Jawa Tengah mengalami grafik yang menurun. Padahal segala sesuatu sudah

di persiapkan jauh sebelum pelaksanaan MTQ dan STQ Nasional di

laksanakan. Baik dari seleksi, pembinaan dan pelatihan, serta studi banding ke

Jakarta. Namun usaha yang dilakukan LPTQ Jawa tengah belum bisa

membawa hasil yang maksimal serta menghasilkan prestasi yang gemilang

dan menggembirakan, hal ini ternyata di pengaruhi oleh faktor penguasaan

materi tilawah dari peserta Jawa Tengah yang belum mumpuni.

Materi tilawah tersebut adalah bidang Tajwid, Fashohah dan Lagu.

1. Bidang tajwid

Tajwid merupakan materi utama dalam Tilawatil Qur’an yang

harus diperhatikan. Akan tetapi Para Qori’ dan Qori’ah Jawa Tengah

masih sering terjadi kesalahan dalam bidang tajwid. Mereka sering

68 Data prestasi LPTQ Jawa Tengah dalam MTQ dan STQ tingkat Nasional

Page 77: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

melakukan kesalahan jali (berat) dan khofi (ringan). Untuk itu seharusnya

para peserta lebih cermat dalam membaca dan konsentrasi saat tampil,

agar kesalahan tidak terjadi.

2. Bidang fashohah

Bidang fashohah atau adab dalam membaca tilawah sangat banyak

macamnya. Yang sering terjadi kesalahan adalah dalam hal waqaf dan

ibtida’. Sering sekali peserta Jawa Tengah mengalami kesalahan tersebut.

3. Bidang lagu dan suara

Setiap peserta yang tampil di tingkat Nasional sudah dipastikan

mempunyai suara yang tinggi dan power yang kuat. Selain itu penguasaan

lagu dan irama sudah bagus. Akan tetapi yang membedakan adalah pada

gaya atau improvisasi saat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Peserta

dari jawa tengah terkesan masih kaku dan tidak maksimal saat tampil,

sehingga suara dan irama yang dikeluarkan menjadi kurang merdu dan

terkesan monoton.

Materi tilawah yang harus dikuasai lebih mendalam oleh para Qori’

dan Qori’ah adalah bidang Tajwid, di antaranya sebagai berikut: a) Makharij

al Huruf, b) Sifat al Huruf, c) Ahkam al Huruf, dan d) Ahkam al Mad wa al

Qashar. Selanjutnya adalah bidang fashohah, yang meliputi: a) Ahkam al

Waqf wa al Ibtida’, b) Mura’at al Huruf wa al Harakat, dan c) Muro’at al

Kalimat wa al Ayat.69 Antara tajwid dan fashohah saling keterkaitan, ketika

tajwid terjadi kesalahan maka fashohah juga akan terkena pengurangan.

Selain itu materi tilawah yang harus dikuasai adalah Bidang suara dan

lagu. Bidang suara meliputi: a) Kejernihan/kebeningan suara, b) Kehalusan,

c) Kenyaringan, d) Keutuhan, dan e) Pengaturan nafas. Sedangkan bidang lagu

meliputi: a) Lagu permulaan, b) Jumlah lagu, c) Peralihan keutuhan tempo

lagu, d) Irama dan gaya, dan e) Variasi.70 Lagu yang ditampilkan harus sesuai

69 Materi Pendidikan Guru Pengajar Al-Qur’an (PGPQ) Marhalatul Ula, diterbitkan olehFUSPAQ Kab Kendal 2010, hlm. 1

70 Buku Materi Penataran, Pelatihan dan Peningkatan Mutu Dewan Hakim MusabaqohTilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Propinsi Jawa Tengah tanggal 29-31 Maret 2004 di Wisma HajiArmina Donohudan Boyolali.

Page 78: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

kaidah yang berlaku dalam dunia MTQ. Bahkan perkembangan lagu semakin

lama semakin berkembang pesat. Semua perkembangan itu hendaknya

dikuasai oleh peserta agar bisa tampil secara maksimal dan bisa meraih hasil

yang baik pula.

Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor mental. Mentalitas seorang

Qori’ dan Qori’ah dalam mengikuti MTQ dan STQ tingkat Nasional

dibutuhkan Mental yang kuat. Mental yang kuat bisa terwujud dari usaha-

usaha, diantaranya:

1. Latihan dan pengembangan kemampuan secara rutin dan berkelanjutan.

Pelatihan dan pembinaan sebelum berlomba harus rutin, karena dengan

rutinitas latihan penampilan saat berlomba bisa lebih baik dan bisa tampil

sesuai yang diharapkan.

2. Menjaga kesehatan badan agar tetap fit.

Kesehatan sangat penting untuk menampilkan performance yang terbaik

saat lomba. Ketika peserta mengalami sakit seperti batuk, pilek, dan yang

lainnya maka tidak ada toleransi dari pihak dewan hakim dan panitia, jadi

menjaga kesehatan sebelum berlomba itu harus dan wajib dilaksanakan.

3. Meningkatkan usaha batin agar lebih istiqomah

Usaha batin merupakan usaha yang dijadikan jembatan untuk meraih

sukses. Usaha batin banyak macamnya, yang pada intinya sama-sama

mendekatkan diri pada Allah untuk memohon pertolongan agar bisa tampil

maksimal dan bisa meraih sukses dalam mengikuti MTQ dan STQ.

4. Selalu mengadakan studi banding di luar daerah

Meningkatkan kemampuan secara individu tidak cukup untuk meraih

prestasi, oleh karena itu diadakannya studi banding ke daerah lain

dipandang perlu untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan,

sehingga bisa diambil manfaatnya dan bisa mendapatkan ilmu yang belum

didapat di daerah asal.

5. Jam terbang dalam mengikuti MTQ dan STQ

Jam terbang dan pengalaman dari masing-masing peserta bisa

mempengaruhi mental juara. Peserta yang sudah memiliki banyak jam

Page 79: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

terbang akan lebih bisa menguasai suasana dan akan lebih tenang saat

tampil dibandingkan peserta yang baru pertama kali mengikuti MTQ

ataupun STQ.

Oleh karena itu, untuk menghasilkan sesuatu yang memuaskan

terutama pencapaian prestasi MTQ yang di inginkan oleh LPTQ jawa tengah

sangat memerlukan usaha yang lebih baik lagi dan harus banyak melakukan

evaluasi. Selain itu peningkatan peran LPTQ juga harus lebih baik agar

kegagalan tidak terus menyertai Kafilah Propinsi Jawa Tengah dalam

mengikuti MTQ tingkat Nasional yang diadakan setiap tahun.

B. Peran LPTQ Jawa Tengah dalam meningkatkan Prestasi Tilawatil

Qur’an.

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Jawa Tengah adalah suatu

lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Agama Propinsi Jawa

Tengah. Salah satu tugasnya adalah bergerak di bidang keagamaan yang

menangani masalah MTQ dan STQ. LPTQ jawa tengah sangat sentral

peranannya dalam meningkatkan prestasi Tilawatil Qur’an. Banyak hal yang

harus dilakukan bahkan di tingkatkan untuk eksistensi prestasi kafilah Jawa

Tengah dalam MTQ Nasional. Peran LPTQ Jawa Tengah memang sudah baik,

namun tidak dibarengi oleh prestasi yang baik pula. Hal ini menjadikan PR

yang sangat penting bagi kemajuan LPTQ jawa Tengah untuk selalu

berprestasi.

Peran LPTQ Jawa Tengah sangat penting dalam meningkatkan prestasi

Tilawatil Qur’an. Sudah banyak peran yang dilaksanakan, akan tetapi prestasi

gemilang tidak kunjung datang. Berdasarkan data prestasi diatas tentang

peringkat propinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu 2005-2010 mengalami

penurunan. Padahal LPTQ Jawa Tengah sudah berusaha keras untuk bersaing

di dalam kancah MTQ dan STQ tingkat Nasional.

Berbagai upaya juga sudah dilakukan seperti Mengadakan MTQ dari

tingkat bawah (Kecamatan dan Kabupaten), Mengadakan MTQ di tingkat

Propinsi Jawa Tengah, Mengadakan pelatihan Dewan Hakim tingkat Propinsi

Page 80: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Jawa Tengah, Mengadakan pelatihan dan pembinaan bagi Qori dan Qoriah

terbaik di tingkat Propinsi jawa Tengah, Mendatangkan Pelatih dan Pembina

yang sudah mempunyai prestasi Tilawah di Tingkat Internasional, Mengirim

para peserta terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi

Banding di Baitul Qurro’ Ciputat Jakarta, Memperhatikan kesejahteraan

peserta ketika akan mengikuti MTQ tingkat Nasional.

Namun ternyata semua itu belum cukup untuk mendongkrak prestasi

Jawa tengah dalam MTQ dan STQ Nasional. Setelah diadakan evaluasi secara

mendasar dan seksama, faktor yang paling mempengaruhi turunnya prestasi

adalah faktor penguasaan materi, mental dari setiap peserta dan penghargaan

kepada sang juara.

1. Penguasaan materi Tilawatil Qur’an

Penguasaan materi meliputi Tajwid, fashohah, dan suara lagu.

Ketiga hal tersebut mutlak harus dikuasai oleh seorang Qori’ dan Qori’ah.

Penguasaan Materi Tilawah dari peserta Jawa Tengah sudah maksimal

ketika diadakan pelatihan, pembinaan, dan pemantapan sebelum berlaga di

MTQ Nasional. Namun semua itu belum bisa dimaksimalkan ketika tampil

di mimbar tilawah, hal itu karena masih banyak Qori’ dan Qori’ah yang

tidak didampingi oleh pelatih. Mereka mengarang lagu dan

mengaransemen irama dengan kemampuan sendiri, masih sering terjadi

kesalahan jali, dan kurang sempurna dalam hal fashohah adab.

Oleh karena itu LPTQ Jawa Tengah harus memperbanyak pelatih

yang diikutkan ke MTQ Nasional, jangan memperbanyak Official. Karena

terkadang setiap peserta tampil dalam waktu yang bersamaan, baik

golongan anak-anak, remaja, dan dewasa. Setiap golongan hendaknya

didampingi oleh seorang pelatih yang ahli dan profesional, agar peserta

bisa tampil lebih maksimal dan terhindar dari kesalahan.

2. Mental

Mental sangat dibutuhkan oleh peserta dalam mengikuti MTQ.

Mental sangat berpengaruh terhadap penampilan di atas mimbar Tilawah.

Page 81: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Beberapa hal yang mempengaruhi mental yaitu, dukungan keluarga, sering

try out, Taqarrub kepada Allah, Keikhlasan, Akhlaqul karimah71.

Oleh karena itu, LPTQ Jawa Tengah harus segera mengambil

langkah dalam membina mental bagi para Qori’ dan Qori’ah. Secara

kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh setiap Qori dan Qori’ah dari

Jawa Tengah setara dengan para peserta dari Propinsi lain. Mereka sama-

sama mempunyai suara tinggi, nafas panjang, penguasaan irama dan lagu

yang baik dan inovatif, penguasaan tajwid yang baik dan benar, serta yang

lainnya yang berhubungan dengan dunia MTQ. Namun disini adalah

mental yang menjadi penentu untuk menjadi yang terbaik

Mental yang baik adalah dimana ketika berlomba tidak ada rasa

grogi, minder, atau bahkan takut dengan lawan-lawan dari propinsi lain.

LPTQ Jawa Tengah harus memacu semangat para peserta agar tidak grogi

atau demam panggung dengan seringnya mengadakan studi banding ke

daerah lain. Selain itu harus memberikan pengertian dan penjelasan

kepada para Qori’ dan Qori’ah untuk selalu berusaha meningkatkan usaha

batiniah secara individu. Usaha batin tersebut bisa dilakukan dengan

berdoa, mengamalkan ijazah doa, puasa, sholat sunnah, memohon

karomah para wali dengan berziarah, dan lain-lain. Karena semuanya itu

sangat berpengaruh terhadap penampilan peserta, ketenangan peserta, dan

rasa tawadzu’ peserta terhadap Al-Qur’an saat tampil di mimbar Tilawah.

Selain mental yang berhubungan dengan usaha batin, ternyata

mental para peserta dari Jawa Tengah down karena beban yang dipikul

oleh peserta untuk tampil baik dan harus menjadi juara. Hal ini yang

seharusnya tidak dilakukan oleh LPTQ Jawa Tengah untuk membebani

para peserta agar menjadi juara, LPTQ Jawa Tengah seharusnya memberi

semangat kepada Qori’ dan Qori’ah untuk tampil maksimal dan

menampilkan yang terbaik tanpa membebani harus menang dan menjadi

juara. Semua peserta yang mengikuti MTQ dan STQ ingin menjadi juara,

71 Ibid

Page 82: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

akan tetapi peserta yang terbebani harus menjadi juara justru mental

mereka menjadi turun dan tidak ada rasa percaya diri.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi Tilawah hendaknya

LPTQ Jawa Tengah tidak serta merta dan secara langsung memberikan

beban harus menang kepada setiap peserta. Berilah pengertian, semangat,

dan dukungan untuk tampil maksimal, karena kalau peserta sudah tampil

baik dan maksimal Insya Allah juara akan dapat di genggam dan pasti

menjadi yang terbaik.

3. Penghargaan terhadap para pemenang

Hadiah bagi predikat peserta terbaik harus ditingkatkan, bonus haji

bagi para pemenang selalu ada, kesejahteraan bagi para pelatih dan Dewan

hakim harus diperhatikan, member beasiswa bagi para peserta yang

berprestasi, menyediakan maktabah Shoutiyyah (kaset, CD, VCD, DVD)

para Qurra’ yang Masyhur terutama dari Timur Tengah, menyediakan

maktabah (Library)72.

Oleh karena itu, penghargaan sangat penting bagi setiap pemenang

dalam kejuaraan apapun, karena penghargaan yang layak akan menambah

semangat peserta untuk meningkatkan kemampuan dan mempertahankan

prestasinya. Dalam hal ini peran LPTQ Jawa Tengah untuk memberikan

penghargaan kepada para Qori’ dan Qori’ah masih belum maksimal.

Informasi terakhir yang didapat dari salah satu sumber yang mengatakan

bahwa yang berhasil menjadi juara satu tingkat Nasional akan diberikan

Penghargaan sebesar tiga puluh juta rupiah, juara dua mendapatkan dua

puluh juta rupiah, sedangkan juara tiga mendapatkan sepuluh juta rupiah.

Penghargaan berupa materi yang dikeluarkan oleh LPTQ Jawa

Tengah kepada para pemenang MTQ Nasional jauh lebih sedikit

dibandingkan penghargaan yang diberikan dari Propinsi lain. Propinsi

Papua Barat memberikan penghargaan kepada peserta terbaik pertama

berupa mobil innova, hadiah haji, dan uang sebesar lima puluh juta rupiah.

Propinsi Nangroe Aceh Darussalam memberikan penghargaan kepada

72 Ibid

Page 83: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

pemenang berupa uang tunai sebesar seratus lima puluh juta rupiah. Hal

ini sungguh fantastik dan luar biasa ketika propinsi lain terutama Papua

Barat mampu memberikan penghargaan sebesar itu. Itu merupakan daya

tarik dan penambah semangat para Qori’ dan Qori’ah ketika tampil.

Meskipun tujuan utama tidak masalah materi melainkan mensiarkan Islam

lewat Al-Qur’an.

Oleh karena itu bagaimana peran LPTQ Jawa Tengah dalam hal

memberikan penghargaan. LPTQ Jawa Tengah harus berani dalam

memberikan penghargaan yang besar bagi para pemenang. Agar para

Qori’ dan Qori’ah Jawa Tengah mempunyai semangat untuk menampilkan

yang terbaik dan yang jelas mereka tidak meninggalkan Jawa Tengah

untuk mewakili Propinsi lain yang kesejahteraan materinya lebih baik dan

lebih diperhatikan. Banyak Qori’ dan Qori’ah Jawa Tengah yang justru

mewakili Propinsi lain seperti Ustadz Herfan yang mewakili Yogyakarta

dalam MTQ Nasional tahun 2010 di Bengkulu dan ironisnya beliau

menjadi juara pertama cabang Qiro’ah Sab’ah. Hal ini sungguh sangat

disayangkan.

Dari itu semua, sudah waktunya LPTQ Jawa Tengah bangkit untuk

meraih prestasi dan menjadi yang terbaik dalam MTQ dan STQ Nasional.

Hal itu bisa dilakukan dengan mengadakan evaluasi tentang kekurangan

dan kendala yang setiap tahun terjadi. Dan yang paling penting peran yang

sudah ada dan terlaksana hendaknya lebih di tingkatkan dengan berkaca

pada Propinsi lain yang sudah mampu berperan lebih baik. LPTQ Jawa

Tengah selalu punya peluang dan kans untuk berprestasi dalam MTQ dan

STQ tingkat Nasional.

Page 84: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada keseluruhan bab-bab sebelumnya, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu Propinsi yang dipandang

mempunyai kekuatan yang bagus oleh propinsi lain. Banyak Qori’ dan

Qori’ah yang mempunyai kemampuan dan talenta yang luar biasa

sehingga mampu bersaing dengan peserta lain dalam event MTQ Nasional.

Maka dari itu LPTQ Jawa Tengah yang merupakan Lembaga yang

menangani MTQ tidak henti-hentinya untuk berusaha mengembangkan

potensi para Qori’ dan Qori’ah agar selalu menjadi yang terbaik sehingga

prestasi Tilawatil Qur’an LPTQ Jawa Tengah di tingkat Nasional semakin

meningkat. Akan tetapi akhir-akhir ini prestasi Tilawatil Qur’an LPTQ

Jawa Tengah tengah mengalami kemerosotan. Dari tahun 2005 sampai

dengan tahun 2010, peringkat Propinsi Jawa Tengah dalam MTQ Nasional

semakin menurun. Namun usaha yang dilakukan LPTQ Jawa tengah

belum bisa membawa hasil yang maksimal serta menghasilkan prestasi

yang gemilang dan menggembirakan, hal ini ternyata di pengaruhi oleh

faktor penguasaan materi tilawah dari peserta Jawa Tengah yang belum

mumpuni. Materi tilawah tersebut adalah bidang Tajwid, Fashohah dan

Lagu. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor mental. Mentalitas seorang

Qori’ dan Qori’ah dalam mengikuti MTQ dan STQ tingkat Nasional

dibutuhkan Mental yang kuat. Oleh karena itu, untuk menghasilkan

sesuatu yang memuaskan terutama pencapaian prestasi MTQ yang di

inginkan oleh LPTQ jawa tengah sangat memerlukan usaha yang lebih

baik lagi dan harus banyak melakukan evaluasi. Selain itu peningkatan

peran LPTQ juga harus lebih baik agar kegagalan tidak terus menyertai

Kafilah Propinsi Jawa Tengah dalam mengikuti MTQ tingkat Nasional

yang diadakan setiap tahun.

Page 85: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

2. Peran LPTQ Jawa Tengah diantaranya:

a. Mengadakan MTQ dari tingkat bawah (Kecamatan dan Kabupaten),

hal ini dimaksudkan untuk menyaring dan menemukan bibit-bibit

Qori’ dan Qori’ah yang benar-benar mempunyai potensi dan bakat

alam, sehingga bisa tercipta seorang Qori’ dan Qor’iah yang handal.

b. Mengadakan MTQ di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini

dilakukan untuk memperlombakan peserta Tilawah yang terbaik dari

masing-masing daerah kabupaten atau kota madya, agar lebih

kompetitif dan menemukan bibit Qori’ dan Qori’ah yang memang

unggulan dan berbakat.

c. Mengadakan pelatihan Dewan Hakim tingkat Propinsi Jawa Tengah,

agar tercipta dewan Hakim yang berkompeten sesuai bidangnya

masing-masing. Agar dalam menilai bisa lebih Profesional dan jauh

dari unsur subyektifitas, sehingga diperoleh peserta yang benar-benar

terbaik.

d. Mengadakan pelatihan dan pembinaan bagi Qori dan Qoriah terbaik di

tingkat Propinsi Jawa Tengah. Pelatihan dan pembinaan tersebut harus

bersifat continue, berkelanjutan, dan terprogram. Pelatihan tidak hanya

dilakukan untuk menghadapi MTQ Nasional atau Internasional saja,

akan tetapi harus dilakukan secara berkala dan efektif.

e. Mendatangkan Pelatih dan Pembina yang sudah mempunyai prestasi

Tilawah di Tingkat Internasional, seperti Dra. Hj Maria Ulfa dari

Jakarta (juara MTQ Nasional di Arab Saudi), H. Mukmin Ainul

Mubaraq dari Jawa Barat (juara MTQ Asia Tenggara di Malaysia),

H.Syaiful Munir dari Jawa Timur (Juara MTQ Internasional di Turki).

f. Mengirim para peserta terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan

Pelatihan dan Studi Banding di Baitul Qurro’ Ciputat Jakarta. Hal ini

dimaksudkan untuk menambah ilmu pengetahuan Tilawah dan

menambah wacana tentang Tilawatil Qur’an.

g. Memperhatikan kesejahteraan peserta ketika akan mengikuti MTQ

tingkat Nasional. Peserta harus diperhatikan secara khusus, selain dari

Page 86: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

pelatihan, peserta harus diperhatikan dari segi materi. Uang transport

dan uang saku peserta harus lebih di perhatikan, dan memberikan

bonus atau reward manakala peserta dari Jawa Tengah bisa menjadi

juara MTQ di tingkat Nasional. Hal ini bisa memacu semangat dan

perjuangan para peserta agar lebih maksimal saat tampil di mimbar

Tilawah di Level Nasional.

B. Saran-saran

Sesuai dengan permasalahan yang menjadi obyek kajian, penyusun

skripsi ingin mengemukakan beberapa saran yang dirasa perlu, yaitu sebagai

berikut:

1. Kepada peneliti lain untuk bisa meneliti ulang masalah ini, sebab hasil

penelitian ini mungkin masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan

semata-mata keterbatasan pengetahuan dan metodologi penulis, namun

demikian semoga hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Demi kemajuan LPTQ Jawa Tengah, maka untuk semua Qori’ dan Qori’ah

supaya dapat memberikan kontribusi pemikiran maupun material untuk

mendukung segala sesuatu yang dilakukan dalam rangka pengelolaan

sumber daya yang dimiliki agar dapat meningkatkan prestasi.

3. Diperlukan penanganan yang serius untuk perkembangan dan kemajuan

LPTQ Jawa Tengah. Oleh sebab itu, semua pihak diharapkan ikut andil

dalam meningkatkan Prestasi Tilawatil Qur’an Jawa Tengah

4. LPTQ Jawa Tengah jangan memberikan Beban untuk menang kepada

peserta MTQ ketika akan berlaga di MTQ Nasional.

5. Peran LPTQ Jawa Tengah sangat penting dalam memberikan

pemahaman, pengarahan, dan pembinaan terhadap para Qori’ dan Qori’ah.

Oleh karena itu, LPTQ Jawa tengah harus berusaha seoptimal mungkin

untuk meningkatkan peranannya.

Page 87: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

C. PENUTUP

Dengan mengucapkan rasa syukur alhamdulillah kepada Allah SWT

atas anugerah, rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga skripsi ini telah

terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya atas segala kekurangan dan kekhilafan

baik kata-kata, kalimat maupun susunannya. Penulis menyadari pula bahwa

penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dan dengan kerendahan

hati, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari

semua pihak guna perbaikan dan penyempurnaan terhadap kekurangan dan

kelemahannya. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya serta mudah-mudahan dapat

memberikan kontribusi kepada LPTQ Jawa Tengah dalam meningkatkan

prestasinya.

Akhirnya, kesempurnaan dan kebenaran hanya milik Allah SWT,

semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah khazanah pemikiran

keislaman. Amin.

Page 88: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

DAFTAR PUSTAKA

Abdussyaafiy, Muhammad Abussalam, Musnad Imam Ahmad bin Hambal, Juz 4,Bairut: Darul Kutb, tt.

Ahmadi, Abu, Metodologi penelitian, Bumi Aksara, Jakarta, 1997.

Arifin, Zainal, Evaluasi Instruksional: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 1991, cet 3.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi RevisiVI, Jakarta : Rineka Cipta, 2006.

Buku Panduan MTQ Nasional V Antar Pondok Pesantren se-Indonesia 2006,Jakarta: Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra’ Wal Hufazh, 2006.

Dagun, Save M, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga PengkajianKebudayaan Nusantara, 2006, cet. 5.

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung : Pustaka Setia, 2002.

Depag RI, Pedoman Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an, Jakarta: Depag,1997.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 2006, cet. 3.

Gulo, W., Metodologi Penelitian, Jakarta : PT. Gramedia, 2004.

Hadi, Soetrisno, Metodologi Research, Yogyakarta; Yayasan Penerbitan FakultasPsikologi, Jilid I, 1980.

http://quran.al-islam.com/Ahkam/Tree.asp?ID=48&t=TreeSub&RecNo=48&l=ind& Parnt=1. (10 Juli 2009, 16.18 WIB)

http://www.ditjenbimasislam.co.id/lptq-info/ (6 April 2010, 11.15 WIB)

Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muhirah binBardzbah Al-Bukhari Al-Ja’fiy, Shahih Bukhari, Juz.5, Bairut: DarulKutb, tt.

Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta; Rieneka Cipta, Cet I, 1997.

Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), Bandung; RemajaRosda Karya, 1995.

Page 89: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Rake Serasin,1996.

Pedoman Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an, Jakarta: LembagaPengembangan Tilawatil Qur’an Tingkat Nasional, 1992.

Poerwadarminta, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1999.

Qardhawi, Yusuf, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press,1999.

Qomhawi, Muh. Sodiq, Al-Burhan, Mesir: Al-Azhar, t.th.

Subagyo, Djoko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta; RinekaCipta , 1997.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1995, cet. XI.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Rosdakarya, 2006, cet. 12.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet. II.

Page 90: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · terbaik dari Jawa Tengah untuk melakukan Pelatihan dan Studi Banding

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nur Haniif Laili

Tempat, Tgl. Lahir : Kendal, 19 Juni 1987

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Alamat : Desa Kalirejo RT 06 RW 05

Kec. Kangkung Kab. Kendal 51353

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 03 Cepiring Lulus Tahun 1999

2. SMPN 1 Cepiring Lulus Tahun 2002

3. SMAN 1 Kendal Lulus Tahun 2005

4. IAIN Walisongo Angkatan 2005

Demikian Daftar Riwayat Pendidikan ini dibuat dengan sebenar–benarnya.

Semarang, Desember 2010

Penulis

Nur Haniif LailiNIM. 053111347