Top Banner
DINA RETNANI ATRI 20070310009
39

epilepsi

Oct 30, 2014

Download

Documents

epilepsi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: epilepsi

DINA RETNANI ATRI

20070310009

Page 2: epilepsi

STATUS PASIEN Nama : Ny. FR Umur : 31 tahun Jenis Kelamin : Wanita Alamat : Mesu 3/7 Suruh

Semarang Pekerjaan : IRT Agama : Islam Datang ke poli : Selasa, 27

November 2012

Page 3: epilepsi

Keluhan utama : Pasien datang ke poliklinik Syaraf dengan keluhan kejang sampai pingsan. Tanggal 25 November 2012 pasien kejang 3 kali, tanggal 26 November 2012 pasien kejang 2 kali.

Onset : Onset pada saat serangan timbul mendadak.

Kualitas :Pasien sebelum mendapat serangan kejang sering merasa pusing.

Kuantitas : Timbul serangan 6 kali dalam 2 hari terahir

Page 4: epilepsi

Kronologis :Pertama kali timbul + 2 tahun yang lalu (2010) saat itu pasien sedang berada di kamar, baru saja bangun tidur. Sesaat setelah bangun, saat posisi duduk, tiba-tiba kaki pasien terasa kesemutan menjalar ke atas sampai ke tangan dan kemudian kejang. Sebelum kejang pasien mengeluh pusing, pasien tidak menderita demam, batuk maupun pilek. Kejang pasien mendadak, tiba-tiba pasien jatuh mengeluarkan jeritan, kejang seluruh badan kemudian kejet-kejet, badan menjadi kaku, kejang selama 2 menit. Saat kejang pasien tidak sadar, tetapi setelah kejang pasien langsung sadar kemudian tertidur selama 2 jam. Pasien tidak ingat apa yang telah terjadi, mengeluh badan lemas, berkeringat, kepala merasa sakit. Hari berikutnya pasien berobat ke dokter, di beri obat namun hanya sekali saja karena pasien tidak tahu jika harus kontrol dan minum obat rutin.

2 hari sebelum datang ke poli saraf RSUD salatiga, pasien kembali kejang dengan awal yang sama yaitu kesemutan dari kaki kemudian kejang seluruh tubuh, kaku kemudian kejet-kejet. Kejang berlangsung sekitar 1-2 menit. Saat kejang pasien tidak sadar, sesaat setelah kejang pasien sadar kemudian tertidur. Selama 2 hari pasien kejang sebanyak 6 kali.

Page 5: epilepsi

Faktor yang memperberat : Kelelahan, banyak hal yang dipikirkan, stress

Faktor yang memperingan : -

Gejala penyerta : Pusing pada kepala

Riwayat penyakit dahulu : belum pernah kejang sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa.

Riwayat sosial ekonomi : Seorang gadis dengan latar belakang pendidikan SD yang sudah menikah dan memiliki 1 orang anak berusia 2 tahun, suami bekerja menjadi buruh bangunan lepas.

Riwayat jatuh : Pasien pernah jatuh, tetapi tidak terbentur pada bagian kepala. Hanya jatuh-jatuh biasa.

Page 6: epilepsi

Pemeriksaan (Obyektif) KU : Baik Kesadaran : Compos mentis GCS : E4 V5 V6 Vital sign : Tekanan darah : 120/80mmHg.

Denyut nadi : 66 x/menitPernapasan : 24 x/menitSuhu : 37 0C

Status Internus : dalam batas normal Status Psikis : dalam batas normal Status Neurologik : dalam batas normal

Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior

D / S D / S Gerakan dbn dbn Kekuatan 5 / 5

5 / 5 Tonus + / + + / + Sensibilitas + / + + / + Reflek fisiologis + / + + / + Reflek patologis - / - - / - Kesimetrisan simetris simetris

Page 7: epilepsi

PEMERIKSAAN PENUNJANG EEG

pasien datang ke poli saraf RSUD Salatiga baru pertama kali, EEG belum dilakukan, keluarga masih mempertimbangkan masalah biayaKESIMPULAN

Diagnosis klinis : Epilepsi tipe Grand Mal Diagnosis topik : Epilepsi Diagnosis etiologi : Epilepsi idiopatik

Page 8: epilepsi

PENATALAKSANAANMedikamentosa : 

Phenytoin mg 100 no.VIIS 2 dd 1 tab

Piracetam mg 1200 no. XVS 2 dd 1 tab

Ranitidin tab no XVS 2 dd 1 tab a.c

Non medikamentosaEdukasi kepada  : Harus menjalani pengobatan secara rutin Pasien juga harus menghindari faktor-faktor yang dapat merangsang

timbulnya serangan seperti kurang istirahat, kelelahan Makan dan minum harus cukup Menjaga kondisi fisik dan psikis Motivasi keluarga juga sangat penting agar kehidupan sosial pasien

tidak terganggu.

Page 9: epilepsi

DEFINISI Epilepsi berasal dari kata Yunani “epilambanien”

yang berarti “serangan” dan menunjukan bahwa “sesuatu dari luar tubuh seseorang menimpanya, sehingga dia jatuh”.

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh adanya bangkitan (seizure) yang terjadi secara berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermiten, yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan pada neuron-neuron secara paroksismal yang disebabkan oleh beberapa etiologi.

EPILEPSI

Page 10: epilepsi

ANATOMI DAN FISIOLOGI

Otak memiliki kurang lebih 15 miliar neuron yang membangun subtansia alba dan subtansia grisea.

Sel-sel otak bekerja bersama-sama, berkomunikasi melalui signal-signal listrik. Kadang-kadang dapat terjadi cetusan listrik yang berlebihan dan tidak teratur dari sekelompok sel yang menghasilkan serangan atau seizure.

Sistem limbik merupakan bagian otak yang paling sensitif terhadap serangan.

Neokorteks (area kortek yang menutupi permukaan otak), hipotalamus, dan area frontal-temporal bagian mesial seringkali merupakan letak awal munculnya serangan epilepsi. Area subkortek misalnya talamus, subtansia nigra dan korpus striatum berperan dalam menyebarkan aktivitas serangan dan mencetuskan serangan epilepsi umum.

Page 11: epilepsi

Patofisiologi Serangan Epilepsi terjadi apabila

proses eksitasi didalam otak lebih dominan dari pada proses inhibisi

Serangan epilepsi akan muncul apabila sekelompok kecil neouron abnormal mengalami depolarisasi yg berkepanjangan berkenaan dengan cetusan dg cetusan potensial aksi secara cepat & berulang-ulang.

Page 12: epilepsi

Kejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada otak

Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :

Kurangnya transmisi inhibitori › Contoh: setelah pemberian

antagonis GABA, atau selama penghentian pemberian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin)

Meningkatnya aksi eksitatori meningkatnya aksi glutamat atau aspartat

Page 13: epilepsi

EtiologiEtiologi epilepsi dapat dibagi atas 2

kelompok :(1). Epilepsi idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui, meliputi 50 % dari penderita epilepsi anak, awitan biasanya pada usia lebih dari 3 tahun.(2). Epilepsi simptomatik yang penyebabnya sangat bervariasi, bergantung pada usia awitan.

Page 14: epilepsi

Penyebab epilepsi pada berbagai kelompok usia adalah : Kelompok usia 0 – 6 bulan : 1. Kelainan intrauterin, dpt dipengaruhi oleh adanya

infeksi intrauterin.2. Kelaianan selama persalinan berhubungan dg

asfiksia & perdarahan intrakranial, biasanya disebabkan oleh kelainan maternal misalnya hipotensi, eklamsia & kelainan plasenta.

3. Kelainan kongenital dpt disebabkan oleh radiasi, obat teratogenik, infeksi intrapartum oleh toksoplasma, sitomegalovirus, rubela dan treponema.

4. Gangguan metabolik, misalnya hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia dan defisiensi piridoksin.

5. Infeksi susunan saraf pusat misalnya meningitis & ensefalitis.

Page 15: epilepsi

Kelompok usia 6 bulan – 3 tahun : Selain penyebab yang sama dengan kelompok diatas pada usia ini dapat juga disebabkan oleh kejang demam yang biasanya dimulai pada usia 6 bulan. Cedera kepala juga dapat menjadi faktor penyebab.

Kelompok anak-anak sampai remaja : Dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit dan abses otak yang frekuensinya sampai 32 % yang meningkat setelah tindakan operasi.

Kelompok usia muda : Cedera kepala merupakan penyebab yang tersering disusul oleh tumor dan infeksi.

Kelompok Usia lanjut : Gangguan pembuluh darah otak, Trauma, Tumor dan degenerasi serebral

Page 16: epilepsi

Klasifikasi epilepsi Berdasarkan tanda

klinik dan data EEG, kejang dibagi menjadi :› kejang umum

(generalized seizure) jika aktivasi terjadi pd kedua hemisfere otak secara bersama-sama

› kejang parsial/focal jika dimulai dari daerah tertentu dari otak

Page 17: epilepsi

Kejang parsial terbagi menjadi : Simple partial seizures

› pasien tidak kehilangan kesadaran› terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari

tubuh Complex partial seizures

› pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali: gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran

Kejang parsial

Page 18: epilepsi

Parsial ( serangan di mulai lokal ) Parsial sederhana ( tanpa gangguan

kesadaran ). ◦ Motorik, gejala hanya kejang fokal dapat berupa kejang

klonik pada separo mulut meluas ke dagu, leher dan separo anggota.

◦ Sensorik, gerak. Simptom berupa sensorik atau somato sensorik misalnya, parestesi pada telapak tangan, separo wajah dan meluas ke lengan & tangan kanan tanpa gangguan kesadaran.

◦ Otonomik : simtom termasuk nyeri perut, perubahan vasomotor & gejala dpt berupa mendadak gagap, pandangan kosong, pucat, keadaan ini berlangsung 1-2 menit.

◦ Campuran.

Page 19: epilepsi

Parsial Komplek ( dengan gangguan kesadaran ). Hanya gangguan kesadaran, serangan selama 1-3 menit berupa kehilangan pengertian, pandangan kosong. Simptom kognitif : dysmnesia, seperti mimpi.Simptom afektif : gangguan emosi, ketakutan atau mendadak tertawa tanpa sebab. Simptom psikosensorik : Ilusi, halusinasi. Simptom psikomotor : khas adanya aura diikuti perubahan kesadaran. Simptom campuran / kombinasi.

Serangan parsial diikuti serangan generalKlinis berupa gerakan klonik pd tangan kiri menjalar ke lengan atas separo anggota tubuh kemudian menjadi kejang klonik berakhir kehilangan kesadaran.

Page 20: epilepsi

Kejang umum terbagi atas: Tonic-clonic convulsion = grand mal

› merupakan bentuk paling banyak terjadi› pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-

engah, keluar air liur› bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit

lidah› terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah,

kebingungan, sakit kepala atau tidur

Page 21: epilepsi

Abscense attacks = petit mal› jenis yang jarang› umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak

atau awal remaja› penderita tiba-tiba melotot, atau matanya

berkedip-kedip, dengan kepala terkulai› kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan

sering tidak disadari Myoclonic seizure

› biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur› pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba› jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi

pada pasien normal Atonic seizure

› jarang terjadi› pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot jatuh, tapi bisa segera recovered

Petit mal

Page 22: epilepsi

Akinetik : Bangkitan berupa kehilangan kelola sikap tubuh karena menurunnya tonus otot dengan tiba-tiba dan cepat sehingga penderita jatuh atau mencari pegangan dan kemudian dapat berdiri kembali.

Spasme infatil : Mendadak, serentak, spasme fleksor.

FAKTOR PENCETUS Kurang Tidur. Stres Emosional Infeksi Obat-obat Tertentu Alkohol Perubahan Hormonal Fotosensitif

Page 23: epilepsi

DIAGNOSIS Anamnesa/alloanamnesa Pemeriksaan klinis umum Pemeriksaan neurologis umum dan

khusus. PENUNJANG

› EEG› CT-scan› MRI› Lain-lain

Page 24: epilepsi

Penatalaksanaan epilepsiTerapi epilepsi mempunyai 3 tujuan

yaitu : ◦ Menghilangkan serangan atau

menurunkan frekunsi serangan berikutnya.

◦ Menghindari efek samping yg berhubungan dg pengobatan jangka panjang.

◦ Membantu penderita dalam memelihara & mempertahankan kehidupan psikososial mereka

Page 25: epilepsi

Prinsip umum terapi epilepsi:› monoterapi lebih baik mengurangi potensi

adverse effect, meningkatkan kepatuhan pasien, tidak terbukti bahwa politerapi lebih baik dari monoterapi dan biasanya kurang efektif karena interaksi antar obat justru akan mengganggu efektivitasnya dan akumulasi efek samping dg politerapi

› hindari atau minimalkan penggunaan antiepilepsi sedatif toleransi, efek pada intelegensia, memori, kemampuan motorik bisa menetap selama pengobatan

› jika mungkin, mulai terapi dgn satu antiepilepsi non-sedatif, jika gagal baru diberi sedatif atau politerapi

› berikan terapi sesuai dgn jenis epilepsinya› Memperhatikan risk-benefit ratio terapi› Penggunaan obat harus sehemat mungkin dan

sedapat mungkin dalam jangka waktu pendek

Page 26: epilepsi

› mulai dengan dosis terkecil dan dapat ditingkatkan sesuai dg kondisi klinis pasien penting : kepatuhan pasien

› ada variasi individual terhadap respon obat antiepilepsi perlu pemantauan ketat dan penyesuaian dosis

› jika suatu obat gagal mencapai terapi yang diharapkan pelan-pelan dihentikan dan diganti dengan obat lain (jgn politerapi)

› lakukan monitoring kadar obat dalam darah jika mungkin, lakukan penyesuaian dosis dgn melihat juga kondisi klinis pasien

Page 27: epilepsi

Tatalaksana terapi Non farmakologi:

› Amati faktor pemicu› Menghindari faktor pemicu (jika ada),

misalnya : stress, OR, konsumsi kopi atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll.

Farmakologi : menggunakan obat-obat antiepilepsi

Page 28: epilepsi

Obat-obat anti epilepsiObat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:

Inaktivasi kanal Na menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik

Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat

Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:

agonis reseptor GABA meningkatkan transmisi inhibitori dg mengaktifkan kerja reseptor GABA contoh: benzodiazepin, barbiturat

menghambat GABA transaminase konsentrasi GABA meningkat contoh: Vigabatrin

menghambat GABA transporter memperlama aksi GABA contoh: Tiagabin

meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular pool contoh: Gabapentin

Page 29: epilepsi

Pemilihan obat : Tergantung pada jenis epilepsinya

Kejang parsial

Kejang Umum (generalized seizures)

Tonic-clonic

Abscense Myoclonic, atonic

Drug of choice

Karbamazepin

FenitoinValproat

ValproatKarbamaz

epinFenitoin

Etosuksimid

Valproat

Valproat

Alternatives

LamotriginGabapentinTopiramatTiagabinPrimidon

Fenobarbital

LamotriginTopiramatPrimidon

Fenobarbital

Clonazepam

Lamotrigin

Klonazepam

Lamotrigin

TopiramatFelbamat

Page 30: epilepsi

Fenitoin Fenitoin adalah suatu antikonvulsan

hidantoin yang strukturnya mirip dengan barbiturat tetapi lebih lemah keasamannya sehingga lebih sukar larut dalam air.

Fenitoin efektif mengurangi frekuensi dan keparahan kejang, tanpa menyebabkan depresi SSP.

Page 31: epilepsi

Mekanisme kerja fenitoin

Mempengaruhi perubahan fungsi membran saraf, misal pada pengaturan perubahan voltase yang diatur melalui kanal ion. Fenitoin dan karbamazepin memblok kanal Na pada saraf sehingga dapat mereduksi perulangan potensial aksi yang sangat berguna untuk mengontrol serangan tonik-klonik

Page 32: epilepsi

Farmakokinetika Farmakokinetika fenitoin sangat

dipengaruhi oleh kelarutannya dalam air yang kecil dan metabolismenya oleh enzim sitokrom P450

Fenitoin hanya sedikit diabsorpsi di lambung karena walaupun berada dalam bentuk tak terion tapi kelarutannya sangat rendah. Absorpsi terjadi di duodenum

Page 33: epilepsi

Farmakokinetik Fenitoin terikat plasma 90% terutama

dengan albumin. Ikatan dengan plasma tergantung kadar

albumin dan dapat dipengaruhi berbagai kondisi klinis seperti kadar serum albumin yang rendah, gagal ginjal, penggunaan bersama obat lain yang juga terikat protein.

Dimetabolisme oleh enzim sitokrom P450 ± 95% diekskresi lewat urin atau feses

dalam bentuk metabolit.

Page 34: epilepsi

PIRACETAM Piracetam (2-oxo-1 pyrolidine-acetamid) merupakan

golongan nootropic agents Piracetam bekerja dengan cara meningkatkan

efektifitas dari fungsi ensefalon otak melalui peningkatan fungsi neurotransmiter kolinergik. Ensefalon inilah yang mengatur fungsi kognitif pada manusia (memori, kesadaran, belajardan lain).

Fungsi lain dari piracetam adalah menstimulasi glikolisis oksidatif, meningkatkan konsumsi oksigen pada otak, serta mempengaruhi pengaturan cerebrovaskular dan juga mempunyai efek antitrombotik.

Page 35: epilepsi

Farmakokinetik Distribusi : piracetam di distribusikan

melewati sawar otak dan terkonsentrasi pada bagian abu-abu dari korteks cerebri dan cerebelum, nukleuscaudatus, hipokampus, korpusgenikulatum lateral, dan pleksuskoroideus.

Ekskresi : piracetam di ekskresi melalui urin dan feces, ekskresi melalui urin mencapai 98% oleh karena itu diperlukan perhatian khusus pada penderita dengan gangguan ginjal

Page 36: epilepsi
Page 37: epilepsi
Page 38: epilepsi

PEMBAHASAN Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

fisik Epilepsi Grand Mal

Penyebab epilepsy pada kasus ini tidak diketahui secara pasti, karena saat dilakukan anamnesis denga pasien maupun keluarga pasien tidak ditemukan penyebab yang pasti.

Page 39: epilepsi

SEKIAN TERIMA KASIH