BAB IPENDAHULUANA. PENDAHULUANEpilepsi merupakan salah satu
penyakit saraf yang sering dijumpai, terdapat pada semua bangsa,
segala usia dimana laki-laki sedikit lebih banyak dari wanita.
Insiden tertinggi terdapat pada golongan usia dini yang akan
menurun pada gabungan manusia dewasa muda sampai setengah tua,
kemudian meningkat lagi pada usia lanjut. Prevalensi epilepsi
berkisar antara 0,5-2%. Di indonesia penelitian epidemmiologi
tentang epilepsi belum pernah di lakukan, namun apabila dipakai
angkan prevalensi yang di kemukakan seperti dalam rujukan, maka
dapat diperkirakan bahwa penduduk indonesia saat ini sekitar 220
juta akan ditemykan antara 1,1 4,4 juta penderita penyadang
epilepsi. Sedangkan dari semua wanita hamil didapatkan antara
0,3-0,5% penyandang epilepsi dan 40% masih dalam usia
reproduksi.
BAB IIPEMBAHASAN
A. DEFINISI
Epilepsi didefinisikan sebagai kondisi neurologis yang
dikarakterisir dengan kekambuhan kejang tak beralasan yang dapat
dipacu oleh berbagai penyebab tertentu. Adanya kejang epilepsi
merupakan manifestasi klinis dari aktivitas syaraf yang berlebihan
dan abnormal di dalam korteks serebral. Manifestasi klinik
kejangnya sangat bervariasi tergantung dari daerah otak fungsional
yang terlibat.
Kejang adalah suatu manifestasi umum dan tidak spesifik dari
adanya cedera neurologis, dan hal ini tidak mengherankan karena
fungsi utama dari otak adalah transmisi impuls listrik. Kemungkinan
seseotang dalam seumur hidupnya mengalami kejang minimal 1 kali
adalah sekitar 9%, dan kemungkinan seumur hidup menerima diagnosis
epilepsi hampir 3%. Namun demikian, prevalensi epilepsi aktif hanya
sekitar 0,8%.
Gambar : Profil EEG pada penderita epilepsi
B. ETIOLOGIEpilepsi disebabkan oleh:1. Aktivitas saraf abnormal
akibat proses patologis yang mempengaruhi otak2. Gangguan biokimia
atau metabolik dan lesi mikroskopik di otak trauma otak pada saat
lahir atau cedera lain3. Pada bayi penyebab paling sering adalah
asfiksi atau hipoksia waktu lahir, trauma intrakranial waktu lahir,
gangguan metabolik, malformasi congenital pada otak, atau infeksi4.
Pada anak-anak dan remaja mayoritas adalah epilepsy idiopatik, pada
umur 5-6 tahun disebabkan karena febril5. Pada usia dewasa penyebab
lebih bervariasi idiopatik, karena birth trauma, cedera kepala,
tumor otak (usia 30-50 th), penyakit serebro vaskuler (> 50
th)
C. PATOGENESIS
Kejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh
inhibisi dan eksitatori pada otak.Ketidakseimbangan bisa terjadi
karena : Kurangnya transmisi inhibitoriContoh: setelah pemberian
antagonis GABA, atau selama penghentian pemberian agonis GABA
(alkohol, benzodiazepin) Meningkatnya aksi eksitatori :
meningkatnya aksi glutamat atau aspartat
Gambar : Central transmitter substances
D. DIAGNOSISPasien di diagnosis epilepsi jika mengalami serangan
kejang secara berulang. Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain
dari gejala, diperlukan berbagai alat diagnostik : EEG CT-scan MRI
Lain-lain
A CT or CAT scan (computed tomography) is a much more sensitive
imaging technique than X-ray, allowing high definition not only of
the bony structures, but of the soft tissues
E. KLASIFIKASI BESERTA MANIFESTASI KLINISNYA
Berdasarkan tanda klinik dan data EEG, kejang dibagi menjadi :1.
Kejang umum (generalized seizure) : jika aktivasi terjadi pada
kedua hemisfere otak secara bersama-sama2. Kejang parsial/focal :
jika dimulai dari daerah tertentu dari otak3. Unclassified
seizures4. Status Epilepticus
Gambar : diagram of epilepsy
1. Kejang umum terbagi atas :a. Tonic-clonic convulsion = grand
malKejang jenis ini merupakan bentuk kejang yang paling banyak
terjadi. Pada jenis kejang ini, pasien bisa tiba-tiba kehilangan
kesadaran, di ikuti dengan kejang yang disebut fase tonik selama
30-60 detik, kemudian kejang klonik selama 330-60 detik. Hal ini
terjadi beberapa menit, kemudian diikitu lemah, kebingungan, sakit
kepala atau tertidur. Selama terjadi kejang tonik-klonik bisa
terjadi sianosis, inkontinensi urin atau menggigit lidah.
b. Abscense attacks = petit malKejang jenis ini termasuk jenis
yang jarang. Umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal
remaja. Penderita tiba-tiba melotot dengan pandangan kosong, atau
matanya berkedip-kedip, dengan kepala terkulai. Kejadiannya cuma
beberapa detik, dapat terjadi beberapa kali sehari, dan bahkan
sering tidak disadari oleh penderita sendiri.
Gambar : Petit mal
c. Myoclonic seizureKejang ini biasanya terjadi pada pagi hari
setelah bangun tidur, yang terdiri dari sentakan tiba-tiba, umumnya
terjadi pada dua sisi tubuh. Penderita kadang menggambarkan
sentakan itu seperti terkena sengatan listrik. Jika terjadi ,
pasien mungkin secara tidak sadar akan menjatuhkan atau membuang
benda yang di pegangnya. Jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa
terjadi pada orang normal.
d. Atonic seizureKejang jenis ini jarang terjadi. Pasien bisa
mengalami kehilangan kekuatan otot, terutama lengan dan kaki,
sehingga bisa jatuh.
2. Kejang parsial terbagi atas :a. Simple partial seizures
Pasien tidak kehilangan kesadaran Terjadi sentakan-sentakan pada
bagian tertentu dari tubuh
b. Complex partial seizuresPasien melakukan gerakan-gerakan tak
terkendali: gerakan mengunyah, meringis, dan lain-lain tanpa
kesadaran
Kejang parsial
3. Unclassified seizures:Semua jenis kejang yang tidak dapat di
klasifikasikan karena ketidaklengkapan data atau tidak di masukkan
dalam kategori klasifikasi yang tersebut di atas.
4. Status epilepticus: Kejang umum yang terjadi selama 5 menit
atau lebih atau kejadian kejang 2 kali atau lebih tanpa pemulihan
kesadaran di antara dua kejadian tersebut Merupakan kondisi darurat
yg memerlukan pengobatan yang tepat untuk meminimalkan kerusakan
neurologik permanen maupun kematian
F. PEMILIHAN OBAT BERDASARKAN PADA JENIS EPILEPSIKejang parsial
Kejang Umum (generalized seizures)
Tonic-clonicAbscenseMyoclonic, atonic
Drug of choiceKarbamazepin Fenitoin Valproat Valproat
Karbamazepin Fenitoin Etosuksimid Valproat Valproat
AlternativesLamotrigin Gabapentin Topiramat Tiagabin Primidon
Fenobarbital Lamotrigin Topiramat Primidon Fenobarbital Clonazepam
Lamotrigin Klonazepam Lamotrigin Topiramat Felbamat
DAFTAR PUSTAKA
2