LAPORAN DESIMINASI AWAL PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MARWAH IIIC RSU HAJI SURABAYA Oleh : KELOMPOK 4 Umi Sa’adahS.Kep Mar’atus Silmi S.Kep. Dian Agustina S.Kep. Imam Mahrus S.Kep M. Feny Samsul Hadi S.Kep Khoirul Abidin S.Kep Syaiful Anam S.Kep M. Yusron Irfani S.Kep Indah Amaliya S.Kep Aswin Bahar S.Kep Zainal Arif Zulfitra S.Kep i
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN DESIMINASI AWAL
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MARWAH IIIC RSU HAJI SURABAYA
Oleh :
KELOMPOK 4
Umi Sa’adahS.Kep
Mar’atus Silmi S.Kep.
Dian Agustina S.Kep.
Imam Mahrus S.Kep
M. Feny Samsul Hadi S.Kep
Khoirul Abidin S.Kep
Syaiful Anam S.Kep
M. Yusron Irfani S.Kep
Indah Amaliya S.Kep
Aswin Bahar S.Kep
Zainal Arif Zulfitra S.Kep
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN A6
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt atas rahmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Desiminasi Awal di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya.
Dalam penyusunan Laporan Desiminasi Awal di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya ini tidak terlepas dari adanya bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak yang ikut membantu terselesaikannya laporan ini. Pada kesempatan ini, memperkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Puji Rahayu, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Kepala Bidang Keperawatan RSU
Haji Surabaya.
2. Nur Mukarromah M. Kes selaku Perceptor pendidikan
Semoga Allah SWT membalas semua pihak yang telah memberiukan bantuannya dan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini. Tentu saja Laporan Desiminasi Awal ini jauh lebih sempurna, sehingga memerlukan saran dan masukan. Semoga laporan ini member manfaat untuk kemajuan pelayanan keperawatan dan Rumah Sakit Haji Surabaya.
Surabaya, Maret 2013
Penulis
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Desiminasi Awal di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya telah diperiksa dan disahkan sebagai laporan praktek profesi keperawatan pada mata kuliah Keperawatan Management yang dilaksanakan mulai tanggal 11 Maret – 14 April 2013.
Surabaya, Maret 2013
Perceptee,
Kelompok 4
Mengetahui,
Perceptor Ruang Marwah IIIC Preceptor Pendidikan
RSU. Haji Surabaya Prodi Profesi Keperawatan
FIK UMSurabaya
Dwiono Mudjioto S.Kep, Ns Nur Mukarromah M. Kes
DAFTAR ISI
iii
LAPORAN DESIMINASI AWAL DI RUANG MARWAH IIICDI RSU HAJI SURABAYA
untuk dokter dan perawat.2. Belum ada ruang isolasi pasien
dengan kasus khusus.TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Tersedianya dana untuk
perbaikan dan penggantian alat-alat yang tidak layak pakai/rusak.
2. Adanya bantuan dari Rs Haji dalam pengadaan alat kesehatan
3. Sudah termanfaatkannya system administrasi secara optimal
TOTAL
THREATENEDAdanya tuntutan tinggi dari pasien untuk memberikan sarana dan prasarana yang memadai.TOTAL
0,2
0,2
0,1
0,1
1
0,5
0,5
1
0,5
0,2
0,3
1
1
1
3
3
2
2
3
2
4
3
3
3
0,6
0,6
0,2
0,2
2,8
1,5
1
2,5
2
0,6
0,9
3,5
3
3
O-T=
3,5-3=0,5
xliii
3. M3-METODE1. MAKP
Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. RS memiliki visi, misi dan
motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan.
2. Sudah ada metode MAKP yang digunakan metode TIM.
3. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim kesehatan yang lain.
4. Ada dokumentasi SOR5. Mempunyai Standar Asuhan
Keperawatn6. Mempunyai Protap setiap
tindakan7. 100% perawat mau menerapkan
TIM8. Adanya kepuasan pasien dan
kepuasan kinerja perawat9. Pendidikan perawat minimal D3
TOTAL
WEAKNESS1. Pelaksanaan metode MAKP
Timdilaksanakan belum optimal.
2. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal.
3. Sentralisasi obat belum dilaksanakan dengan optimal
4. Ronde keperawatan pelaksanaanya belum optimal.
5. Proses Timbang Terima belum menyentuh pada aspek asuhan keperawatan
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya kebijakan RS terhadap
profesionalisasi perawat.2. Adanya mahasiswa S1
keperawatan melaksanakan praktek manajemen di Ruang Marwah IIIC.
0,2
0,2
0,1
0,050,1
0,10,10,05
0,11
0,3
0,2
0,2
0,2
0,1
1
0,2
0,3
0,3
0,2
3
2
2
23
322
3
3
2
1
2
2
3
4
1
2
0,6
0,4
0,2
0,10,3
0,30,20,1
0,32,5
0,9
0,4
0,2
0,4
0,2
2,1
0,6
1,2
0,3
0,4
S – W2,5– 2,1 =0,4
O-T=2,5-3,2=-0,7
xliv
3. Ada kerjasama antara institusi pendidikan dengan RSU Haji.
4. Ada kerjasama yangbbaik antara mahasiswa keperawatan dengan perawat ruangan.
TOTAL
THREATENED1. Persaingan antar RS swastayang
semakin ketat.2. Adanya tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi terhadap peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih profesional
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
TOTAL
1
0,4
0,2
0,4
1
4
2
3
2,5
1,6
0,4
1,2
3,2
2. Dokumentasi KeperawatanInternal Faktor (IFAS)
STRENGTH1. Pendokumentasian asuhan
keperawatan metode SOR (Sources Oriented Record).
2. Tersedianya sarana dan prasarana untuk pendokumentasian (format timbang terima dan sentralisasi obat, SAK sudah menggunakan sistem komputerisasi).
3. Sistem pendokumentasian laporan harian untuk evaluasi menggunakan sistem SOAP.
4. Adanya kemauan perawat untuk melaksanakan pendokumentasian.
TOTAL
WEAKNESS1. Dari observasi status pasien,
pengisian dokumentasi tidak lengkap: nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon pasien pasca tindakan belum dipantau
2. SAK belum dilaksanakan secara
0,3
0,2
0,2
0,3
1
0,2
0,3
4
3
2
2
3
4
1,2
0,6
0,4
0,6
2,8
0,6
1,2
S – W2,8 – 2,5= 0,3
xlv
optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan.
3. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara optimal.
4. Sebanyak 5(16%) perawat mengatakan dokementasi yang ada tidak sesuai dengan perkembangan pasien
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya program pelatihan yang
dapat membantu perawat dalam melakukan pendokumentasian yang benar.
2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan (pengembangan SDM).
3. Adanya mahasiswa keperawatan praktik manajemen keperawatan
4. Kerjasama yang baik antara perawat dengan mahasiswa.
TOTAL
TREATHENEDAdanya tingkat kesadaran yang tinggi dari pasien tentang tanggung jawab dan tanggung gugat.
TOTAL
3. Ronde KeperawatanInternal Faktor (IFAS)
STRENGTH1. Sebagian perawat sudah
mengerti definisi ronde.2. Bidang keperawatan dan
ruangan mendukung adanya ronde.
3. Banyaknya kasus-kasusmedikal bedah dan internayang memerlukan perhatian khusus
0,3
0,2
1
0,15
0,2
0,4
0,25
1
1
1
0,5
0,3
0,1
0,1
1
0,10,2
1
2
4
2
2
2
3
3
2
2
2
22
0,3
0,4
2,5
0,6
0,4
0,8
0,5
2,3
3
3
1,5
0,6
0,2
0,2
2,5
0,20,4
O-T=
2,3-3=-0,7
S-W=
2,5-2,7=-0,2
xlvi
4. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam bidang medikal bedah dan interna
TOTAL
WEAKNESS1. SOP ronde keperawatan tidak
tersedia.2. Belum diadakan informed
concent ronde keperawatan.3. Ronde keperawatan belum
terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan.
4. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain Karu dan CI.
5. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan ronde keperawatan dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya kesempatan dari Karu
untuk mengadakan ronde keperawatan pada perawat dan mahasiswa praktek.
2. Adanya pelatihan dan seminar tentang managemen keperawatan
TOTAL
TREATHENED1. Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih professional.
2. Persaingan antara RS semakin kuat dalam pemberian pelayanan.
3. Perkembangan jenis penyakit baru.
TOTAL
4. Sentralisasi ObatInternal Faktor (IFAS)
0,3
0,2
0,2
1
0,5
0,5
1
0,3
0,2
0,51
0,3
0,2
0,3
0,2
1
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
0,9
0,6
0,6
2,7
1
1
2
0,6
0,4
1,52,5
0,9
0,6
0,9
0,6
3
O-T=
2-2,5=-0,5
S-W=
3-2,5=0,5
xlvii
STRENGTH1. Tersedianya sarana dan
prasarana untuk pengelolaan sentralisasi obat (tempat obat, format sentralisasi)
2. Kepala ruangan mendukung kegiatan sentralisasi obat
3. Sebagian dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat ruang IIIc, obat oral dilakukan sentralisasi obat tetapi belum ada buku inventarisasi obat.
4. 100% perawat mengatakan bahwa pernah berwenang mengurusi sentralisasi obat
TOTAL
WEAKNESS1. Ada lembar serah terima obat
kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak pernah di gunakan
2. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi
3. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat
4. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter
5. 100% perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat dilakukan sebagian hanya obat oral dilakukan sentralisasi obat tetapi belum ada buku inventarisasi obat.
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya mahasiswa S1
keperawatan yang dapat membantu pelaksanaan sentralisasi obat
2. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa
3. Adanya kemauan pasien yang menyetujui dilakukannya
0,3
0,2
0,1
0,2
0,2
1
0,3
0,2
0,5
1
0,5
0,5
1
2
2
3
2
2
1
3
2
2
0,9
0,4
0,2
0,6
0,4
2,5
0,6
0,2
1,5
2,3
1,0
1,0
2,0
O-T=
2,3-2,0=0,3
xlviii
sentralisasi obatTOTAL
TREATHENED1. Adanya tuntunan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang profesional
2. Pasien kadang tidak percaya tentang pengelolaan obat yang dilakukan
TOTAL5. Supervisi
Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. RSU Haji Surabaya adalah
rumah sakit pendidikan yang terakreditasi A
2. Supervisi keperawatan sudah dilakukan di Ruang Marwah IIIC dari bidang keperawatan kepada kepala ruangan
3. Kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu pelayanan keperawatan
4. Adanya format baku dalam pelaksanaan supervisi
TOTAL
WEAKNESS1. Belum ada program yang
terjadwal tentang supervise dari kepala ruangan kepada perawat
2. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.
4. 3(25%) perawat mengatakan supervisi dilakukan tetapi tidak terstruktur.
TOTAL
Eksternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya mahasiswa S1
Keperawatan yang praktik
0,15
0,2
0,4
0,25
1
0,3
0,2
0,3
0,2
1
0,5
0,5
4
2
2
2
3
3
3
3
3
3
0,6
0,4
0,8
0,5
2,3
0,9
0,6
0,9
0,6
3
1,5
1,5
S – W2,3 – 3=-0,7
O – T3 – 2,5=0,5
xlix
manajemen keperawatan.2. Adanya teguran dari kepala
ruangan bagi perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.
TOTAL
THREATENED1. Tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang profesional dan bermutu.
2. Persaingan antar RS akan kualitas pelayanan keperawatan.
TOTAl
1
0,5
0,5
1
3
2
3
1,5
/1
2,5
6. Timbang terimaInternal factor (IFAS)
STRENGTH1. Timbang terima sudah
dilakukan pada setiap pergantian shift
2. Tahap – tahap proses timbang terima sudah dijalankan secara lengkap yaitu pre dan validasi ke pasien
3. Kepala ruangan atau ketua tim memimpin kegiatan timbang terima
4. Format timbang terima sudah sesuai dengan standart
5. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas
6. Selalu ada interaksi dengan pasien selama timbang terima
7. Ada buku khusus tentang pelaporan timbang terimaTOTAL
WEAKNESS1. Sebanyak 3(25%) perawat
0,2
0,2
0,1
0,2
0,1
0,1
0,1
1
0,3
3
3
3
3
3
3
2
2
0,6
0,6
0,3
0,6
0,3
0,3
0,2
2,9
0,6
S-W2,9 – 1,5= 1,4
l
mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah medis dan 9(75%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah keperawatan
2. Tehnik timbang terima masih belum optimal
3. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara optimal
4. Masih banyak timbang terima tentang masalah medisTOTAL
External Faktor (EFAS)OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 Keparawatan praktik manejemen keperawatan.
2. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa S1 Keperawatan yang praktik dengan perawat ruangan
3. Sarana dan prasarana penunjang cukup tersediaTOTAL
THREATENED1. Adanya tuntutan yang tinggi
dari pasien untuk memberikan sarana dan prasarana yang memadai
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
3. Persaingan antar ruangan yang semakin kuat dalam pemberian pelayanan
TOTAL
7. Discharge planning
0,3
0,2
0,2
1
0,3
0,3
0,4
1
0,2
0,5
0,3
1
0,2
0,2
0,3
0,1
1
1
2
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
0,3
0,2
0,4
1,5
0,6
0,9
1,2
2,7
0,4
1,5
0,6
2,5
0,6
0,4
0,9
0,3
O-T=2,7-2,5=0,2
S-W=2,6-2,3=0,3
li
Internal factor (IFAS)STRENGTH
1. Di ruang Marwah IIIC sudah dilakukan discharge planning
2. Tersedia format discharge planning diruang Marwah IIIC
3. Tersedia resume keperawatan untuk pasien pulang
4. Tersedia dokumentasi Discharge planning
5. Adanya kemauan perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien /keluarga
6. Memberikan penkes kepada pasien/keluarga selama di rawat atau pulang secara lisan.
Total
WEAKNES1. Tidak tersedianya
leaflet/brosur saat pasien pulang
2. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja.
3. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap pasien/keluarga
Total
Eksternal Factor (EFAS)OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 yang praktik managemen keperawatan
2. Adanya kerja sama yang baik antara mahaasiswa dengan perawat ruang marwah I
3. Pasien dan keluarga sebagian besar berpendidikan tinggi
0,1
0,1
1
0,4
0,3
0,3
1
0,3
0,3
0,1
0,2
1
0,3
0,2
0,2
0,3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
2
0,2
0,2
2,6
0,8
0,9
0,6
2,3
0,6
0,9
0,2
0,4
2,1
0,9
0,6
0,4
0,6
O-T2,1 – 2,5= -0,4
lii
sehingga memudahkan penerimaan penkes yang disampaikan perawat.
4. Kemajuan pasien / keluarga terhadap anjuran perawat
Total
THREATENED1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang professional.
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
3. Persaingan antar Rumah Sakit negeri yang makin ketat.
4. Makin tingginya keingintahuan klien/keluarga/masyarakat tentang penyakit.
Total
8. Penerimaan Pasien Barua. Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. Di ruang Marwah IIIC sudah
dilakukan penerimaan pasien baru
2. Adanya serah terima pasien oleh perawat yang mengantar dengan perawat yang jaga
3. Tersedianya format lembar serah terima pasien dari ruang lain, Ok atau IGD, adanya lembar pasien masuk rumah sakit, lembar pengkajian pasien, lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien dan lembar inform consent sentralisasi obat.TOTAL
WEAKNESS1. Perawat tidak melakukan
pengkajian pasien baru 2. Pasien tidak menjelaskan segala
sesuatu tercantum dalam lembar
1
0,3
0,2
0,5
1
0,4
0,3
0,3
1
0,6
0,4
1
0,5
0,5
1
3
3
3
3
2
2
4
2
3
2
2,5
0,9
0,6
1,5
3
1,2
0,6
0,6
2,4
2,4
0,8
3,2
1,5
1
2,5
S-W=
3-2,4=0,6
O-T=
3,2-2,5=0,7
S-W=
2,6-
liii
penerimaan pasien baru 3. Perawat tidak meminta inform
consent sentralisasi kepada keluarga pasien TOTAL
b. Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya mahasiswa keperawatan
praktik manajemen keperawatan2. Kerjasama antara mahasiswa
keperawatan dengan perawat ruanganTOTAL
TREATHENED1. Adanya tuntutan lebih tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
TOTAL
M4 (MONEY)c. Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. Dana operasional Ruangan
diperoleh dari rumah sakit2. Dana fasilitas kesehatan
diperoleh dari rumah sakit3. Dana kesejahteran pegawai
diperoleh dari rumah sakit dan IRNA Marwah IIIC
4. 11(91,6%) perawat mengatakan bahwa dana operasional sebagian besar dari rumah sakit
TOTAL
WEAKNESS1. Jasa intensif untuk pelayanan
dan jasa medik yang diberikan sama untuk semua perawat.
2. Sistem administrasi terpusat
0,3
0,3
0,2
0,2
1
0,5
0,5
1
1
1
0,5
0,5
1
2
2
3
4
3
2
3
2
3
0,6
0,6
0,6
0,8
2,6
1,5
1,0
2.5
3
3
1
1,5
2,5
2,5=0,1
O-T=3-2,5=0,5
liv
TOTAL
d. Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya penjualan waslap di
Ruangan sebagai penambah dana kesejahteraan Ruangan.
TOTAL
TREATHENED1. Adanya tuntutan dari
masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional
2. Alokasi dana untuk penunjang fasilitas kesehatan belum optimal
TOTAL11. M5 (Marketing)
a. Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. 50% pasien mengatakan bahwa
merasa sangat puas terhadap kinerja perawat
2. 83,3% perawat mengatakan rata-rata BOR cukup baik (70-80%)
3. Adanya variasi karakteristik dari pasien (JPS, umum, ASKES, ASTEK)
TOTAL
WEAKNESS1. Terdapat pasien yang
menyatakan 25% menyatakn kurang puas terhadap kinerja perawat
TOTAL
b. Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Mahasiswa S1 Keperawatan
Praktik Manajemen 2. Kerjasama yang baik antara
perawat dan mahasiswaTOTAL
TREATHENED1. Adanya peningkatan standart
0,4
0,4
0,2
1
1
1
0,5
0,5
1
0,75
0,25
4
3
2
3
3
4
3
3
1,6
1,2
0,4
3,2
3
3
1,5
2
3,5
2,25
0,75
S-W=3,2-3=0,3
O-T=3,5-3=0,5
lv
masyarakat yang harus dipenuhi
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan
TOTAL
1 3
lvi
2.4 Diagram Layang
lvii
lviii
2.5 Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT
maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Ketenagaan (M1)
a. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan bahwa merasa tidak puas
dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja
melaluhi pelatihan atau pendidikan
b. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan tidak puas atas perhatian
institusi rumah sakit terhadap perawat
c. Sebanyak 2(25%) pasien mengatakan bahwa merasa tidak puas
terhadap kinerja perawat
2. Sarana Dan Prasarana (M2)
a. Belum ada ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat.
b. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus.
3. Metode (M3)
Penerapan :
a. Pelaksanaan metode MAKP Timdilaksanakan belum optimal.
b. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal.
c. Sentralisasi obat belum dilaksanakan dengan optimal
d. Ronde keperawatan pelaksanaanya belum optimal.
e. Proses Timbang Terima belum menyentuh pada aspek asuhan
keperawatan
4. Dokumentasi
lix
a. Dari observasi status pasien, pengisian dokumentasi tidak
lengkap: nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon pasien
pasca tindakan belum dipantau
b. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang
kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan.
c. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang
dilaksanakan secara optimal.
d. Sebanyak 5(16%) perawat mengatakan dokementasi yang ada
tidak sesuai dengan perkembangan pasien
5. Ronde Keperawatan
a. SOP ronde keperawatan tidak tersedia.
b. Belum diadakan informed concent ronde keperawatan.
c. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di
ruangan.
d. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde
keperawatan selain Karu dan CI.
e. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan ronde keperawatan
dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde
6. Sentralisasi obat
a. Ada lembar serah terima obat kepada pasien tentang sentralisasi
obat, tetapi tidak pernah di gunakan
b. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di
Depo farmasi
c. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat
d. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh
dokter
a. 100% perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat dilakukan
sebagian hanya obat oral dilakukan sentralisasi obat tetapi belum
ada buku inventarisasi obat
7. Supervisi
a. Belum ada program yang terjadwal tentang supervise dari kepala
ruangan kepada perawat
lx
b. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
c. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.
d. 3(25%) perawat mengatakan supervisi dilakukan tetapi tidak
terstruktur.
8. Timbang terima
a. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan
berfokus dengan masalah medis dan 9(75%) perawat mengatakan
timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah keperawatan
b. Tehnik timbang terima masih belum optimal
c. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara
optimal
d. Masih banyak timbang terima tentang masalah medis
9. Discharge planning
a. Tidak tersedianya leaflet/brosur saat pasien pulang
b. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja.
c. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada
setiap pasien/keluarga
10. Penerimaan Pasien Barua. Perawat tidak melakukan pengkajian pasien baru
b. Paerawat tidak menjelaskan segala sesuatu tercantum dalam
lembar penerimaan pasien baru
c. Perawat tidak meminta inform consent sentralisasi kepada
keluarga pasien tetapi di ruang IIIC tidak dilakukan.
11. Money (M4)
a. Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama
untuk semua perawat.
b. Sistem administrasi terpusat
12. Marketing (M5)
a. Terdapat pasien yang menyatakan 25% menyatakn kurang puas terhadap kinerja perawat
lxi
2.6 Prioritas Masalah
Masalah Skor Analisis Swot PrioritasIFAS EFAS
1. MAKP2. Discharge planning3. Dokumentasi Keperawatan4. Supervisi5. Ronde keperawatan6. Timbang terima7. Sentralisasi obat8. Sarana dan prasarana9. Keuangan10. Pemasaran11. Sumber Daya Manusia
0,40,3-0,2-0,7-0,21,40,50,30,10,30,85
-0,7-0,4-0,70,5-0,50,20,30,20,50,20,2
1234567891011
Berdasarkan rumusan masalah diatas 5 masalah teratas ; Sentralisasi obat,
Supervisi maka kelompok mengangkat prioritas masalah yang akan diselesaikan
yaitu Sentralisasi obat dengan alasan :
Menurut observasi yang kami lakukan di Ruangan pelaksanaan MAKP
terdapat kekurangan diantaranya antara lain struktur organisasi yang diterapkan
masih menggunakan tim
lxii
BAB 3
PERENCANAAN
3.1 Rencana Strategis
No Masalah Tujuan Program/Kegiatan Indikator Keberhasilan WaktuPenanggung
JawabM1(Ketenagaan)
1. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan bahwa merasa tidak puas dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melaluhi pelatihan atau pendidikan
2. Sebanyak 6(50%) perawat mengatakan tidak puas atas perhatian institusi rumah sakit terhadap perawat
1. Meningkatnyakepuasan perawat dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melaluhi pelatihan atau pendidikan
2. Meningkatnya kepuasan perawat terhadap perhatian institusi rumah sakit terhadap perawat
3. Meningkatnya
1. Kepala ruangan memotivasi perawat untuk meningkatkan kinerjanya dan memberikan penghargaan untuk mendapatkan pelatihan atau pendidikan
2. Kepala ruangan mengajukan permohonan kepada institusi agar lebih memperhatikan kesejahteraan perawat
1. Perawat mengatakan puas dengan adanya kesempatan pelatihan dan pendidikan
2. Institusi lebih memberhatikan kesejahteraan perawat untuk peningkatan kinerja perawat
63
3. Sebanyak 2(25%) pasien mengatakan bahwa merasa tidak puas terhadap kinerja perawat
kepuasan pasien terhadap kinerja perawat
3. Perawat meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan keperawatan secara terapeutik
1.
3. Kinerja perawat baik dibuktikan dengan pasien merasa puas
M2 (Sarana dan Prasarana)1. Belum ada ruang
diskusi khusus untuk dokter dan perawat
2. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus
1. Tersedianya ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat
2. Tersedianya ruang isolasi untuk pasien khusus
1. Kepala ruangan mengajukan pengadaan pembuatan ruang diskusi dengan fasilitas yang memadai
2. Kepala ruanagan mengajukan pengadaan pembuatan ruang isolasi dengan fasilitas yang memadai
1. Adanya ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat
2. Adanya ruang isolasi untuk pasien khusus
M3 (Methode)Penerapan metodePelaksanaan Metode MAKP Tim dilaksanakan belum optimal.
Terlaksananya Metode MAKP Tim secara optimal
1. Mensosialisasikan pelaksanaan metode MAKP yang dilakukan.
2. Diadakan diskusi rutin antara Karu dan anggotanya.
3. Adakan fasilitas penunjang seperti buku maupun makalah tentang kasus-kasus yang ada di ruangan
Perawat menggunakan asuhan keperawatan TIM yang telah dipakai diruangan dengan benar hal ini diobservasi dari pernyataan dan tindakan perawat akan kemampuannya
Dokumentasi1. Dari observasi
status pasien, pengisian
Terlaksananya dokumentasi yang secara optimal
1. Dilakukan sosialisasi format dan latihan-latihan pendokumentasian yang benar dan tepat pada semua
1. Format dokumentasi terisi dengan baik dan benar oleh semua perawat di ruanagan
64
dokumentasi tidak lengkap: nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon pasien pasca tindakan belum dipantau
2. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan.
3. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara optimal.
4. Sebanyak 5(16%) perawat mengatakan dokementasi yang ada tidak sesuai dengan perkembangan
perawat2. Kepala ruangan memberikan
motivasi dan dukungan kepada semua perawat agar mampu melakukan dokumentasi keperawatan yang benar
3. Kepala ruangan melakukan supervise dan menganalisa terhadap hasil pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat setiap dilakukan timbang terima serta memberikan masukan yang positif terhadap perawat
2. Meningkatnya keinginan perawat untuk terus belajar dan melakukan pendokumentasian secara benar dan tepat
3. Penilaian dokumentasi keperwatan berdasarkan pada maslah keperawatan klien, serta pendokumentasian segera setelah dilakukan tindakan sehingga respon klisn dapat terpantau
65
pasien5.
Ronde Keperawatan.1. SOP ronde
keperawatan tidak tersedia.
2. Belum diadakan informed concent ronde keperawatan
3. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan.
4. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain Karu dan CI
5. Sebanyak 6(50%) perawat mengatakan ronde
1. Tersedianya SOP ronde keperawatan
2. Tersedianya informed concent ronde keperawatan
3. Menyusun jadwal ronde keperawatan sebagai kegiatan rutin di ruangan
4. Terlaksanakannya pelatihan tentang ronde keperawatan bagi perawat
5. Terlaksananya ronde keperawatan
1. Kepala ruangan menyediakan SOP ronde keperawatan
2. Perawat menyediakan informed concent ronde keperawatan
3. Ronde keperawatan dilaksanakan secara rutin dan telah ditetapkan jadwal tertentu agar ronde lebih terjadwal dan masalah yang terjadi di ruangan dapat lebih cepat terselesaikan, misalnya 2x dalam sebulan dan dilaksanakan 30 menit dan dipimpin oleh kepala ruangan
4. Kepala ruangan mengajukan pelatihan ronde keperawatan kepada institusi agar perawat memiliki kompetensi
5. Melakukan ronde keperawatan yang sesuai dengan kriteria dengan menjalin kerjasama
1. Adanya SOP ronde keperawatan
2. Adanya informed concent ronde keperawatan
3. Adanya jadwal ronde keperawatan sebagai kegiatan rutin di ruangan dan ronde keperawatan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kepala ruangan
4. Pelatihan dapat terlaksana dengan baik dan diikuti oleh semua perawat ruanagan sehingga perawat menegerti dan mampu mengatasi masalah keperawatan yang terjadi
5. Ronde keperawatan dilakukan oleh semua perawat sesuai dengan kriteria
66
keperawatan dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde
yang sesuai dengan kriteria
dengan tim medis lainnya
Sentralisasi Obat1. Ada lembar serah
terima obat kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak pernah di gunakan
2. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi
3. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat
4. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter
1. Digunakannya secara optimal lembar serah terima obat kepada pasien
2. Tersedianya Depo farmasi di setiap ruangan
3. Terlaksananya supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat
4. Resep obat ditulis oleh dokter
1. Kepala ruangan memberikan motivasi dan dukungan kepada semua perawat agar melakukan pengisian lembar serah terima obat
2. Kepala ruangan mengajukan pengadaan defo farmasi kecil di ruangan
3. Kepala ruangan melakukan supervise dan menganalisa terhadap hasilpenerapan sentralisasi obat
4. Perawat membiasakan diri untuk tidak menulis resep obat
1. Perawat mengisi lembar serah terima obat
2. Adanya depo farmasi kecil diruangan
3. Pelaksanaan sentralisasi obat berjalan dengan pengawasan supervise secara optimal
4. Resep obat ditulis oleh doker bukan perawat
67
5. 100% perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat dilakukan sebagian di kamar dilakukan sentralisasi obat tetapi belum ada buku inventarisasi obat.
5. Terlaksananya sentralisasi obat seluruhnya dan tersedianya buku inventaris obat
5. Mengadakan sentralisasi obat untuk seluruh kamar dengan menyediakan inventaris keperluan penujang sentralisasi obat
5. Adanya buku inventarisasi obat untuk dokumentasi sentralisasi
Supervisi.1. Belum ada
program yang terjadwal tentang supervise dari kepala ruangan kepada perawat
2. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.
4. 3(25%) perawat mengatakan
1. Tersusunnya jadwal supervise dari kepala ruangan kepada perawat
2. Terlaksananya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi
3. Tersedianya dokumentasi supervisi yang jelas
4. Terlaksananya supervisi yang
1. Kepala ruangan menyusun jadwal supervise secara rutin dari kepala ruangan kepada perawat dan memasukan dalam rencana kegiatan bulanan
2. Mengadakan kegiatan pelatihan dan sosialisasi tentang supervise kepada seluruh perawat agar memahami tentang supervise
3. Mengadakan inventaris dan dokumentasi penunjang dilakukan supervise
4. Mensosialisasikan tentang format yang baku supervise untuk setiap
1. Pelaksanaan supervise berjalan dengan baik sesuai dengan jadwal yang dibuat kepala ruanagan
2. Pelatihan dan sosialisasi supervise terlaksana dengan baik, jelas dan terstruktur
68
supervisi dilakukan tetapi tidak terstruktur.
struktur tindakan keperawatan sesuai dengan standart keperawatan, supervisor menetapkan kegiatan yang akan di supervise dan menetapkan tujuan yang jelas disetiap supervise
Discharge Planning
1. Tidak tersedianya leaflet tidak diberikan pasien pulang
2. Discharge Planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja
3. Pemberian HE dilakukan hanya dengan secara lisan
1. Tersedianya leaflet
2. Terlaksananya Discharge Planning saat pasien masuk,saat intervensi dan saat pulang
3. Terlaksananya HE secara lisan dan tulisan
1. Ruangan menyediadakan leaflet atau brosur tentang penyakit, pencegahan, perawatan, nutrisi, aktivitas dan istirahat
2. Perawat melakukan pelaksanaan Discharge Planning dari awal pasien masuk ruangan hingga pasien pulang
3. Perawat memberikan pendidikan kesehatan secara lisan dan tulisan
1. Adanya brosur atau leaflet tentang penyakit yang diderita oleh masing-masing pasien
2. Perawat melaukan Discharge Planning dari awal pasien masuk ruangan hingga pasien pulang
3. Pasien dan keluarga pasien mengerti dan memahami penjelasan tentang penyakit, pencegahan, perawatan, nutrisi, aktivitas dan istirahat sesuai dengan leaflet atau brosur yang diberikan
69
Timbang Terima
1. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah medis
2. Tehnik timbang terima masih belum optimal
3. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara optimal
1. Terlaksanaya timbang terima yang berfokus pada masalah keperawatan dan kebutuhan dasar pasien
2. Optimalnya teknik timbang terima
3. Optimalnya dokumentasi timbang terima
1. Kepala ruangan harus selalu menanyaklan masalah keperawatan saat timbang terima dilaksanakan dan menyediakan form yang berisi poin-poin tentang kebutuhan dasar pasien
2. Kepala ruangan dan perawat melakukan timbang terima sesuai dengan aturan yang baku
3. Membiasakan diri untuk mendokumentasikan data langsung ditulis dibuku operan
1. Perawat mencantumkan masalah kepetrawatan dalam setiap laporannya
2. Perawat langsung menulis data pada buku operand an dokumentasi operan lengkap
Penerimaan Pasien Baru1. Perawat tidak
melakukan pengkajian pasien baru, tidak menjelaskan segala sesuatu tercantum dalam lembar
1. Dilakukannya pengkajian terhadap pasien baru oleh perawat
2. Perawat menjelaskan
1. Kepala ruangan mengingatkan perawat jika terlupa mengkaji pasien baru dan menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru serta meminta persetujuan
2. Mensosialisasikan kepada semua perawat tentang teknik
Perawat paham tentang teknik penerimaan pasien baru dan dapat mengkaji pasien baru serta menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru serta meminta persetujuan
70
penerimaan pasien baru, tidak meminta inform consent sentralisasi kepada keluargapasien
segala sesuatu tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru
penerimaan pasien baru yang tepat dan benar
3. Diadakannya evaluasi pemahaman perawat tentang penerimaan pasien baru
M4 = MoneyPembiayaanMasih banyak persyaratan untuk keperluan administrasi dari pihak pasien yang belum lengkap terutama pada pasien rujukan
Keteraturann administrasi (keuangan)
Mengusulkan untuk menginformasikan pendanaan yang dibutuhkan perawatan klien, penjelasan alur pendanaan untu ksemua pasien (ASKES, UMUM, JPS, ASTEK)
Klien membayar sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan dan menyelesaikan persyaratan yang diperlukan
M5 = MarketingPemasaranMutu pelayanan sudah berjalan tapi belum optimal
Kepuasan pasien meningkat
Mengusulkan peningkatan mutu pelayanan terus- menerus sehingga memberi kesan yang baik pada klien
1. Kepuasan klien terpenuhi2. Tidak ada komplain dari
pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan
71
3.2 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan praktik profesi manajemen keperawatan
dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal, maka kelompok menyusun
1. Lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK (kelengkapan administrasi)
2. Lembar pasien masuk rumah sakit3. Lembar pengkajian pasien4. Nursing kit5. Lembar inform consent sentralisasi obat6. Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien7. Kamar pasien (tempat tidur, kursi, meja, saran khusus
yang diperlukan seperti oksigen, suction dsb)
KARU, PP dan PA menyambut pasien baru
Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA
PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru (tata tertib rumah saki, Ruangan, pasien sekamar, obat, perawatan) dan petugas farmasi
Terminasi
Evaluasi
Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan
pasien baru, lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK,
informed consent, format pengkajian, nursing kit, dan lembar tata tertib
pasien dan pengunjung serta penjaga 1 orang.
- Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan
PA. Sedangkan pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA
2. Evaluasi Proses
- Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
- PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan
catatan khusus.
- PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA.
- Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi Ruangan, perawatan
(termasuk Sentralisasi obat), medis, serta tata tertib Ruangan.
- Keluarga pasien menandatangani inform consent untuk sentralisasi
obat.
- Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga.
3. Evaluasi Hasil
- Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
- Pasien mengetahui tentang fasilitas Ruangan, perawatan, medis, serta
tata tertib Ruangan
- Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat dan tahu
alur pengambilan obat (askeskin, askes dan umum).
114
115
BAB 4
Simpulan dan Saran
1.1 Kesimpulan
Dari pengkajian kelompok kami di temukanbeberapa masalah di Ruang Marwah IIIC
antara lain:
1. Ketenagaan (M1)
a. Jumlah tenaga perawat yang memiliki pendidikan S1 keperawatan masih 3 orang
b. pelaksanaan MAKP masih belum maksimal
c. Tidak semua perawat mendapat kesempatan pelatihan
d. Kurangnya minat pegawai untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi
2. Sarana Dan Prasarana (M2)
a. Belum ada ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat.
b. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus.
3. Metode (M3)
Penerapan :
a. Pelaksanaan metode MAKP Tim dilaksanakan belum optimal.
b. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal.
c. Sentralisasi obat belum dilaksanakan dengan optimal
d. Ronde keperawatan pelaksanaanya belum optimal.
e. Proses Timbang Terima belum menyentuh pada aspek asuhan keperawatan
4. Dokumentasi
a. Jumlah pasien dan beban kerja yang tinggi sehingga pendokumentasian belum
optimal.
b. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan
intervensi yang dibutuhkan.
c. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara
optimal.
d. Dokumentasi Asuhan Keperawatan tidak dilengkapi segera saat pasien masuk
rumah sakit dan dirawat
5. Ronde Keperawatan
a. Ronde keperawatan tidak dilaksanakan secara berkesinambungan.
b. Peran katim belum nampak untuk pelaksanaan ronde.
c. Belum diadakan informed concent ronde keperawatan.
116
d. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan.
e. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain
Karu dan CI.
f. Karu menentukan kasus yang dirondekan.
6. Sentralisasi obat
a. Ada lembar serah terima obat kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak
pernah di gunakan
b. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi
c. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat
d. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter
e. Sentralisasi obat di ruangan Marwah IIIC hanya dilakukan pada kamar A dan B
7. Supervisi
a. Belum ada program yang terjadwal tentang supervisi.
b. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi.
c. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
d. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.
8. Timbang terima
a. Isi timbang terima belum terfokus pada masalah keperawatan
b. Tehnik timbang terima masih belum optimal
c. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara optimal
d. Masih banyak timbang terima tentang masalah medis
9. Discharge planning
a. Tidak tersedianya leaflet saat pasien pulang
b. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja.
c. Pendokumentasian discharge planning di ruangan belum ada pada setiap pasien.
10. Money (M4)
a. Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama untuk semua
perawat.
b. Sistem administrasi terpusat
11. Marketing (M5)
Terdapat pasien yang menyatakan sangat puas terhadap pelayanan sebanyak 50%
responden, 25 % menyatakan puas dan 25% menyatakn kurang puas
117
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih