8/19/2019 Dbd Lapkas
1/22
BAB I
PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue/ dengue hemorrhagic fever merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas di Asia tropik termasuk Indonesia.1 Beberapa dekade terakhir ini,
insiden demam dengue menunjukkan peningkatan yang sangat pesat diseluruh penjuru dunia.
Sebanyak dua setengah milyar atau dua perlima penduduk dunia beresiko terserang demam
dengue dan sebanyak 1,6 milyar (!"# dari penduduk yang beresiko tersebut hidup di $ilayah
Asia %enggara. &' memperkirakan sekitar ) juta kasus in*eksi dengue tiap tahunnya.!
Indonesia merupakan $ilayah endemis dengan sebaran di seluruh $ilayah tanah
air.Indonesia menempati urutan tertinggi kasus DBD tahun !)1) di Asean, dengan jumlah kasus
16.)+6 dan kematian 1.+ orang. Di -ektorat enderal emberantasan enyakit dan
enyehatan 0ingkungan (Ditjen dan 0 kemkes -I#, melaporkan kasus DBD tahun !)11 di
Indonesia menurun dengan jumlah kasus 2.+6 dan jumlah kematian ) orang.
Data kasus dan angka kematian DBD di Dinas 3esehatan ropinsi -iau tahun
!)11menunjukkan sebanyak !.2+ kasus dengan 4 orang meninggal dunia yang menyebar di 1!
3abupaten/kota. ada tahun !)1! menunjukkan DBD di ropinsi -iau sebanyak 24 kasus, dan
menempati urutan ke56 dari 1) besar penyakit yang dira$at di -SD Ari*in A7hmad ro8insi
-iau.
8/19/2019 Dbd Lapkas
2/22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
Demam dengue/ dan demam berdarah dengue ( Dengue Hemorrhagic Fever / D'9# adalah
penyakit in*eksi yang disebabkan oleh 8irus dengue dengan mani*estasi klinis demam, nyeri otot
dan/ atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, lim*adenopati, trombositopenia dan diatesis
hemoragik.
2. Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh 8irus dengue, yang
termasuk genus 9la8i8irus, keluarga 9la8i8iridae. 9la8i8irus merupakan 8irus dengan diameter
) nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul :1)6. %erdapat
serotipe 8irus yaitu D;
8/19/2019 Dbd Lapkas
3/22
renjatan terjadi sebagai akibat kebo7oran plasma ke daerah ekstra 8askuler melalui kapiler yang
rusak dengan mengakibatkan menurunnya 8olume plasma dan meningginya nilai hematokrit.6
ika seseorang digigit nyamuk Aedes aegypti, maka 8irus dengue masuk bersama darah
yang dihisapnya. Dalam tubuh nyamuk, 8irus dengue akan berkembang biak dengan 7ara
membelah diri dan menyebar di seluruh bagian tubuh nyamuk dan sebagian besar 8irus tersebut
berada dalam kelenjar liur nyamuk. Dalam tempo 1 minggu, jumlahnya dapat men7apai ratusan
ribu sehingga siap dipindahkan ke orang lain.4 >irus merupakan mikrooganisme yang hanya
dapat hidup di dalam sel hidup. =aka demi kelangsungan hidupnya, 8irus harus bersaing dengan
sel manusia sebagai pejamu (host # terutama dalam men7ukupi kebutuhan akan protein.
ersaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan pejamu, bila daya tahan baik maka akan
terjadi penyembuhan dan timbul antibodi, namun bila daya tahan rendah maka perjalanan
penyakit menjadi makin berat dan bahkan dapat menimbulkan kematian.,+
Dua teori yang banyak dianut dalam menjelaskan patogenesis in*eksi dengue adalah
hipotesis in*eksi sekunder ( secondary heterologous infection theory# dan hipotesis immune
enhancement.2 =enurut hipotesis in*eksi sekunder yang diajukan oleh Su8atte, sebagai akibat
in*eksi sekunder oleh tipe 8irus dengue yang berbeda, respon antibodi anamnestik pasien akan
terpi7u, menyebabkan proli*erasi dan trans*ormasi lim*osit dan menghasilkan titer tinggi Ig?
antidengue. 3arena bertempat di lim*osit, proli*erasi lim*osit juga menyebabkan tingginya angka
replikasi 8irus dengue. 'al ini mengakibatkan terbentuknya kompleks 8irus5antibodi yang
selanjutnya mengakti8asi sistem komplemen. elepasan @a dan @a menyebabkan peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya 7airan ke ekstra8askular. 'al ini
terbukti dengan peningkatan kadar hematokrit, penurunan natrium dan terdapatnya 7airan dalam
rongga serosa. ada penderita renjatan berat, 8olume plasma dapat berkurang sampai lebih
8/19/2019 Dbd Lapkas
4/22
dari pada )" dan berlangsung selama !5+ jam. -enjatan yang tidak ditanggulangi se7ara
adekuat akan menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.2
'ipotesis immune enhancement menjelaskan menyatakan se7ara tidak langsung bah$a
mereka yang terkena in*eksi kedua oleh 8irus heterolog mempunyai risiko berat yang lebih besar
untuk menderita DBD berat. Antibodi heterolog yang telah ada akan mengenali 8irus lain
kemudian membentuk kompleks antigen5antibodi yang berikatan dengan reseptor dari membran
leukosit terutama makro*ag. Sebagai tanggapan dari proses ini, akan terjadi sekresi mediator
8asoakti* yang kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, sehingga
mengakibatkan keadaan hipo8olemia dan syok.
2
?ambar 1. 'ipotesis secondary heterologous infection ,6
8/19/2019 Dbd Lapkas
5/22
%rombositopenia pada in*eksi dengue terjadi melalui mekanisme
1. Supresi sumsum tulang
!. Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit. ?ambaran sumsum tulang pada *ase
a$al in*eksi ( hari# menunjukkan keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit. Setelah
keadaan nadir ter7apai akan terjadi peningkatan proses hematopoeisis termasuk
megakariopoesis.
3adar trombopoeitin dalam darah pada saat terjadi trombositopenia justru menunjukkan
kenaikan, hal ini menunjukkan terjadinya stimulasi trombopoiesis sebagai mekanisme
kompensasi terhadap keadaan trombositopenia. Destruksi trombosit terjadi melalui pengikatan
*ragmen @g, terdapatnya antibodi >D, konsumsi trombosit selama proses koagulopatidan
sekuestrasi di peri*er. ?angguan *ungsi trombosit terjadi melalui mekanisme gangguan
pelepasan AD, peningkatan kadar b5hemoglobin dan 9 yang merupakan degranulasi
trombosit.!
3oagulopati terjadi sebagai akibat interaksi 8irus dengan endotel yang menyebabkan
dis*ungsi endotel. Berbagai penelitian menunjukkan terjadinya koagulopati konsumti* pada
demam berdarah dengue stadium III dan I>. Akti8asi koagulasi pada demam berdarah dengue
terjadi melalui akti8asi jalur ekstrinsik (tissue factor pathway#. alur intrinsik juga kberperan
melalui akti8asi *aktor CIa namun tidak melalui akti8asi kontak (kalikrein C1-inhibitor
comple#.
8/19/2019 Dbd Lapkas
6/22
4. Manifestasi lini
=ani*estasi klinik in*eksi 8irus dengue dapat bersi*at asimtomatik atau dapat berupa
demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue.
ada umumnya pasien mengalami *ase demam selama !54 hari, yang diikuti oleh *ase kritis
selama !5 hari. ada $aktu *ase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai resiko
untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan yang adekuat.1)
?ambaran klinis penderita dengue terdiri atas *ase yaitu *ase *ebris, *ase kritis dan *ase
pemulihan. ada *ase *ebris, Biasanya demam mendadak tinggi ! 4 hari, disertai muka
kemerahan, eritema kulit, nyeri seluruh tubuh, mialgia, artralgia dan sakit kepala. ada beberapa
kasus ditemukan nyeri tenggorok, injeksi *arings dan konjungti8a, anoreksia, mual dan muntah.
ada *ase ini dapat pula ditemukan tanda perdarahan seperti ptekie, perdarahan mukosa,
$alaupun jarang dapat pula terjadi perdarahan per8aginam dan perdarahan gastrointestinal.
9ase kritis, terjadi pada hari 4 sakit dan ditandai dengan penurunan suhu tubuh
disertai kenaikan permeabilitas kapiler dan timbulnya kebo7oran plasma yang biasanya
berlangsung selama ! + jam. 3ebo7oran plasma sering didahului oleh lekopeni progresi*
disertai penurunan hitung trombosit. ada *ase ini dapat terjadi syok.
9ase pemulihan, bila *ase kritis terle$ati maka terjadi pengembalian 7airan dari
ekstra8askuler ke intra8askuler se7ara perlahan pada + 4! jam setelahnya. 3eadaan umum
penderita membaik, na*su makan pulih kembali, hemodinamik stabil dan diuresis membaik.
8/19/2019 Dbd Lapkas
7/22
!. Pe"e#isaan $en%n&ang
emeriksaan laboratorium meliputi kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah
trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya lim*ositosis relati* disertai gambaran
lim*osit plasma biru (sejak hari ke5#. %rombositopenia umumnya dijumpai pada hari ke 5+
sejak timbulnya demam. 'emokonsentrasi dapat mulai dijumpai mulai hari ke demam. ada
DBD yang disertai mani*estasi perdarahan atau ke7urigaan terjadinya gangguan koagulasi dapat
dilakukan pemeriksaan hemostasis (%, A%%, 9ibrinogen, D5Dimer, atau 9D#. emeriksaan
lain yang dapat dikerjakan adalah albumin, S?%/S?%, ureum/ kreatinin.
ntuk membuktikan etiologi DBD, dapat dilakukan uji diagnostik melalui pemeriksaan
isolasi 8irus, pemeriksaan serologi atau biologi molekular. Di antara tiga jenis uji etiologi, yang
dianggap sebagai baku emas adalah metode isolasi 8irus.
8/19/2019 Dbd Lapkas
8/22
emeriksaan radiologis (*oto toraks A tegak dan lateral dekubitus kanan# dapat
dilakukan untuk melihat ada tidaknya e*usi pleura, terutama pada hemitoraks kanan dan pada
keadaan perembesan plasma hebat, e*usi dapat ditemukan pada kedua hemitoraks. Asites dan
e*usi pleura dapat pula dideteksi dengan S?.
'. Diagnosis
Diagnosis demam berdarah dengue ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut
&' tahun 1224 yang terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. 'al ini dimaksudkan untuk
mengurangi diagnosis yang berlebihan (overdiagnosis!. 3riteria klinis demam dengue adalah
demam akut selama !54 hari ditandai dengan dua atau lebih mani*estasi klinis seperti nyeri
kepala, nyeri retro5orbital, mialgia/artralgia, ruam kulit, mani*estasi perdarahan (petekie atau uji
bendung positi*#, leukopenia dan pemeriksaan serologi dengue positi* atau ditemukan pasien
demam dengue atau demam berdarah dengue yang sudah dikon*irmasi pada lokasi dan $aktu
yang sama.
3riteria 3linis2,1)
1. Demam akut mendadak !54 hari, bersi*at bi*asik
!. %erdapat mani*estasi perdarahan yang ditandai dengan
5 ji tourniket positi*
5 etekie, ekimosis, purpura
5 erdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
5 'ematemesis dan melena
3riteria 0aboratoris
5 %rombositopenia (1)).)))/ mm atau kurang#
8/19/2019 Dbd Lapkas
9/22
5 %erdapat minimal satu tanda5tanda kebo7oran plasma sebagai berikut
E eningkatan hematokrit F !)" dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
E enurunan hemtokrit F!)" setelah mendapatkan terapi 7airan, dibandingkan dengan nilai
hematokrit sebelumnya.
E %anda kebo7oran plasma seperti e*usi pleura, asites atau hipoproteinemia.
Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia atau peningkatan hematokrit,
7ukup untuk menegakkan diagnosis klinis demam berdarah dengue. ;*usi pleura dan atau
hipoalbumin, dapat memperkuat diagnosis terutama pada pasien anemia dan atau terjadi
perdarahan. ada kasus syok, peningkatan hematokrit dan adanya trombositopenia, mendukung
diagnosa demam berdarah dengue.
&' (!))# membagi demam berdarah dengue menjadi derajat berdasarkan tingkat
keparahan, yaitu
G Derajat 1 Demam disertai gejala tidak khas dan satu5satunya mani*estasi perdarahan adalah
uji torniHuet.
G Derajat ! Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain.
G Derajat Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi 7epat dan lemah, tekanan nadi
menurun (!) mm'g atau kurang# atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut kulit dingin dan
lembab, tampak gelisah.
G Derajat Syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.
8/19/2019 Dbd Lapkas
10/22
Berikut ini adalah tabel derajat penyakit in*eksi 8irus dengue 6
DD/DBD Derajat ?ejala 0aboratoriumDD Demam disertai !
atau lebih tanda
sakit kepala, nyeri
retro orbital, mialgia,
artralgia
0eukopenia, serologi
dengue positi*
DBD I ?ejala di atas
ditambah uji bendung
positi*
%rombositopenia
(1)).)))/ul#, bukti
ada kebo7oran
plasmaDBD II ?ejala di atas
ditambah perdarahan
spontan
%rombositopenia
(1)).)))/ul#, bukti
ada kebo7oran
plasmaDBD III ?ejala di atas
ditambah kegagalan
sirkulasi (kulit dingin
dan lembab serta
gelisah#
%rombositopenia
(1)).)))/ul#, bukti
ada kebo7oran
plasma
DBD I> Syok berat disertai
dengan tekanan darah
dan nadi tidak
terukur
%rombositopenia
(1)).)))/ul#, bukti
ada kebo7oran
plasmaDBD derajat III dan I> juga disebut sindrom syok dengue (SSD#
8/19/2019 Dbd Lapkas
11/22
(. Diagnosis Ban)ing
Diagnosis banding perlu dipertimbangkan bilamana terdapat kesesuaian klinis dengan
demam ti*oid, 7ampak, in*luena, 7hikungunya dan leptospirosis. ada a$al perjalanan penyakit,
diagnosis banding men7akup in*eksi bakteri, 8irus, atau in*eksi parasit seperti demam ti*oid,
7ampak, in*luena, demam 7hikungunya, leptospirosis. Adanya trombositopenia yang jelas
disertai hemokonsentrasi dapat membedakan antara DBD dengan penyakit lain.
Demam berdarah dengue harus dibedakan dengan demam 7hikungunya (D@#. ada demam
7hikungunya biasanya seluruh anggota keluarga dapat terserang dan penularannya mirip dengan
in*luena. Bila dibandingkan dengan DBD, D@ memperlihatkan serangan demam mendadak,
masa demam lebih pendek, suhu lebih tinggi, hampir selalu disertai ruam makulopapular, injeksi
konjungti8a dan lebih sering dijumpai nyeri sendi. roporsi uji tourniHuet positi*, petekie dan
epistaksis hampir sama dengan DBD. ada D@ tidak ditemukan perdarahan gastrointestinal dan
syok.
erdarahan seperti petekie dan ekimosis ditemukan pada beberapa penyakit in*eksi misalnya
sepsis, meningitis meningokokus. ada sepsis sejak semula pasien tampak sakit berat, demam
naik turun dan ditemukan tanda tanda in*eksi. Disamping itu jelas terdapat leukositosis disertai
dominasi sel polimor*onuklear (pergeseran ke kiri pada hitung jenis#, pemeriksaan laju endap
darah (0;D# dapat dipergunakan untuk membedakan in*eksi bakteri dengan 8irus. ada
menigitis meningokokus jelas terdapat gejala rangsangan meningeal dan kelainan pada
pemeriksaan 7airan serebrospinalis.
Idiopatik trombositopenia purpura (I%# sulit dibedakan dengan DBD derajat II oleh karena
didapatkan demam disertai perdarahan di ba$ah kulit. ada hari hari pertama, diagnosis I%
sulit dibedakan dengan penyakit DBD, tetapi pada I% demam 7epat menghilang atau bisa tidak
8/19/2019 Dbd Lapkas
12/22
diserta demam. %idak dijumpai leukopeni, tidak dijumpai hemokonsentrasi, tidak dijumpai
pergeseran ke kanan pada hitung jenis. ada *ase penyembuhan DBD jumlah trombosit lebih
7epat kembali ke normal daripada I%.
erdarahan dapat juga terjadi pada leukimia atau anemia aplastik. ada leukemia demam
tidak teratur, kelenjar lim*e dapat teraba dan sangat anemis. emeriksaan darah tepi dan sumsum
tulang akan memperjelas diagnosis leukimia. ada anemia aplastik biasanya sangat anemia,
demam timbul karena in*eksi sekunder. pada pemeriksaan darah ditemukan pansitopenia
(leukosit, hemoglobin dan trombosit menurun#. ada pasien perdarahan hebat, pemeriksaan *oto
toraks dan kadar protein dapat membantu menegakkan diagnosis. ada DBD ditemukan e*usi
pleura dan hipoproteinemia sebagai perembesan plasma.
*. Penatalasanaan
ada dasarnya pengobatan DBD bersi*at suporti* yaitu mengatasi kehilangan 7airan plasma
sebagai peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. asien DD dapat
berobat jalan sedangkan pasien DBD dira$at di ruang pera$atan biasa. %etapi pada kasus DBD
dengan komplikasi diperlukan pera$atan intensi*. ntuk dapat mera$at pasien DBD dengan
baik, diperlukan dokter dan pera$at yang terampil, sarana laboratorium yang memadai, 7airan
kristaloid dan koloid serta bank darah yang senantiasa siap bila diperlukan. Diagnosis dini dan
memberikan nasehat untuk segera dira$at bila terdapat tanda syok merupakan hal yang penting
untuk mengurangi angka kematian. Di pihak lain perjalanan penyakit DBD sulit diramalkan.
asien yang $aktu masuk keadaan umumnya tampak baik dalam $aktu singkat dapat memburuk
dan tidak tertolong. 3un7i keberhasilan tatalaksana DBD/SSD terletak pada ketrampilan para
8/19/2019 Dbd Lapkas
13/22
dokter untuk mengatasi masa peralihan dari *ase demam ke *ase penurunan suhu (*ase kritis, *ase
syok# dengan baik.
Dengan terapi suporti* yang adekuat, angka kematian dapat diturunkan hingga kurang dari
1". emeliharaan 8olume 7airan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam
penanganan kasus DBD. Asupan 7airan pasien harus tetap dijaga, terutama 7airan oral. ika
asupan 7airan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen 7airan melalui
intra8ena untuk men7egah dehidrasi dan hemokonsentrasi se7ara bermakna. >olume 7airan
kristaloid per hari yang diperlukan sesuai rumus berikut 1)) J K!):(BB dalam kg !)#L,
trans*usi trombosit hanya diberikan pada pasien DBD dengan perdarahan spontan dan masi*
dengan jumlah trombosit 1)).)))/mm disertai atau tanpa 3ID.
erhimpunan Dokter Ahli enyakit dalam Indonesia (ADI# bersama dengan Di8isi
enyakit %ropik dan in*eksi dan Di8isi 'ematologi dan onkologi =edik 9akultas 3edokteran
ni8ersitas Indonesia, telah menyusun lima protokol penatalaksanaan demam berdarah dengue
pada pasien de$asa berdasarkan kriteria
1. %atalaksana dengan ren7anan tindakan sesuai indikasi
!. raktis dalam penatalaksanaan
. =empertimbangkan cost efectiveness
P#otool l +,a"-a# 4
8/19/2019 Dbd Lapkas
14/22
enanganan %ersangka "#robable# DBD de$asa tanpa syok P#otool ! (?ambar #
emberian 7airan pada tersangka DBD de$asa di ruang ra$at.
8/19/2019 Dbd Lapkas
15/22
P#otool 1. Penanganan Te#sanga (Probable) DBD De/asa Tan$a S0o
rotokol 1 ini digunakan sebagai petunjuk dalam memberikan pertolongan pertama pada penderita
DBD atau yang diduga DBD di Instalasi ?a$at Darurat dan juga dipakai sebagai petunjuk dalam
memutuskan indikasi ra$at.
Seseorang yang tersangka menderita DBD nit ?a$at Darurat dilakukan pemeriksaan
hemoglobin ('b#, hematokrit ('t#, dan trombosit, bila
• 'b.'t dan trombosit normal atau trombosit antara 1)).))) 5 1).))), pasien dapat
dipulangkan dengan anjuran kontrol atau berobat jalan ke oliklinik dalam $aktu ! jam
berikutnya (dilakukan pemeriksaan 'b, 't 0ekosit dan trombosit tiap ! jam# atau bila keadaan
penderita memburuk segera kembali ke nit ?a$at Darurat.
• 'b, 't normal tetapi trombosit 1)).))) dianjurkan untuk dira$at.
• 'b, 't meningkat dan trombosit normal atau turun juga dianjurkan untuk dira$at.
P#otool 2. Pe"-e#ian ai#an $a)a Te#sanga DBD De/asa )i %ang a/at
8/19/2019 Dbd Lapkas
16/22
asien yang tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan massi* dan tanpa syok maka di
ruang ra$at diberikan 7airan in*use kristaloid dengan jumlah seperti rumus berikut ini
>olume 7airan kristaloid per hari yang diperlukan, sesuai rumus berikut
1)) !): (BB dalam kg !)#
@ontoh 8olume rumatan untuk BB 1)) J !): (BB dalam kg !)# M !!)) ml. setelah
pemberian 7airan dilakukan pemeriksaan 'b, 't tiap ! jam
• Bila 'b.'t meningkat 1)5!)" dan trombosit 1)).))) jumlah pemberian 7airan tetap seperti rumus
di atas tetapi pemantauan 'b, 't trombo dilakukan tiap 1! jam.• Bila 'b, 't meningkat F !)" dan trombosit 1)).))) maka pemberian 7airan sesuai dengan
protokol penatalaksanaan DBD dengan peningkatan 't F !)".
P#otool 3. Penatalasanaan DBD )engan Peningatan Ht 25
=eningkatnya 't F !)" menunjukkan bah$a tubuh mengalami de*isit 7airan sebanyak
". ada keadaan ini terapi a$al pemberian 7airan adalah dengan memberikan in*us 7airan
kristaloid sebanyak 654 ml/kg/jam. asien kemudian dipantau setelah 5 jam pemberian 7airan. Bila
terjadi perbaikan yang ditandai dengan tanda5tanda hematokrit turun, *rekuensi nadi turun, tekanan
darah stabil, produksi urin meningkat maka jumlah 7airan in*us dikurangi menjadi ml/kgBB/jam. Dua
jam kemudian dilakukan pemantauan kembali dan bila keadaan tetap menunjukkan perbaikan maka
jumlah 7airan in*us dikurangi menjadi ml/kgBB/jam. Bila dalam pemantauan keadaan tetap
membaik maka pemberian 7airan dapat dihentikan !5+ jam kemudian.
(1#
Apabila setelah pemberian terapi 7airan a$al 654 ml/ /jam tadi keadaan tetap tidak membaik,
yang ditandai dengan hematokrit dan nadi meningkat, tekanan nadi menurun !) mm'g, produksi
urin menurun, maka kita harus menaikkan jumlah 7airan in*us menjadi 1) ml/ kgBB/jam.
8/19/2019 Dbd Lapkas
17/22
Duajamkemudian dilakukan pemantauan kembali dan bila keadaan menunjukkan perbaikan maka
jumlah 7airan dikurangi menjadi ml/kgBB/jam tetapi bila keadaan tidak menunjukkan perbaikan
maka jumlah 7airan in*us dinaikan menjadi 1 ml/kgBB/jam dan bila dalam perkembangannya kondisi
menjadi memburuk dan didapatkan tanda5tanda syok maka pasien ditangani sesuai dengan
protokol tatalaksana sindrom syok dengue pada de$asa. Bila syok telah teratasi maka pemberian
7airan dimulai lagi seperti terapi pemberian 7airan a$al.
P#otool 4. Penatalasanaan Pe#)a#a6an S$ontan $a)a DBD De/asa
erdarahan spontan dan masi* pada penderita DBD de$asa adalah perdarahan hidung/epistaksis
yang tidak terkendaii $alaupun telah diberikan tampon hidung, perdarahan saluran 7erna
(hematemesis dan melena atau nematoskesia#, perdarahan saluran ken7ing (hematuria#, perdarahan
otak atau perdarahan tersembunyi dengan jumlah perdarahan sebanyak 5 ml/kgBB/jam. ada
keadaan seperti ini jumlah dan ke7epatan pemberian 7airan tetap seperti keadaan DBD tanpa syok
lainnya. emeriksaan tekanan darah, nadi, perna*asan dan jumlah urin dilakukan sesering mungkin
dengan ke$aspadaan 'b, 't, dan trombosis serta hemo5stasis harus segera dilakukan dan
pemeriksaan 'b, 't dan trombosit sebaiknya diulang setiap 56 jam.
emberian heparin diberikan apabila se7ara klinis dan laboratoris didapatkan tanda5tanda
koagulasi intra8askular diseminata (3ID#. %rans*usi komponen darah diberikan sesuai indikasi. 99
diberikan bila didapatkan de*isiensi *aktor5*aktor pembekuan (% dan a%% yang memanjang#, -@
diberikan bila nilai 'b kurang dari 1) g/dl. %rans*usi trombosit hanya diberikan pada pasien DBD
dengan perdarahan spontan dan masi* dengan jumlah trombosit 1)).)))/mm disertai atau tanpa
3ID.(1#.
P#otool !. Tatalasana Sin)#o" S0o Deng%e $a)a De/asa
8/19/2019 Dbd Lapkas
18/22
Bila kita berhadapan dengan Sindrom Syok Dengue (SSD# maka hal pertama yang harus diingat
adalah bah$a renjatan harus segera diatasi dan oleh karena itu penggantian 7airan intra8askular yang
hilang harus segera dilakukan. Angka kematian sindrom syok dengue sepuluh kali lipat
dibandingkan dengan penderita DBD tampa renjatan, dan renjatan dapat terjadi karena keterlambatan
penderita DBD mendapatkan pertolongan/pengobatan, penatalaksanaan yang tidak tepat termasuk
kurangnya ke$aspadaan terhadap tanda5tanda renjatan dini, dan penatalaksanaan renjatan yang
tidak adekuat.
ada kasus SSD 7airan kristaloid adalah pilihan utama yang diberikan. Selain resusitasi 7airan,
penderita juga diberikan oksigen !5 liter/menit. emeriksaan5pemeriksaan yang harus dilakukar
adalah pemeriksaan darah peri*er lengkap (D0#, hemostasis, analisis gas darah, kadar natrium,
kalium dan klorida, serta ureum dan kreatinin.
ada *ase a$al, 7airan kristaloid diguyur sebanyak 1)5!) ml/kgBB dan
die8aluasi setelah 15) menit. Bila renjatan telah teratasi (ditandai dengan tekanan darah sistolik
1)) mm'g dan tekanan nadi lebih dari !) mm'g, *rekuensi nadi kurang dari 1)) kali per menit
dengan 8olume yang 7ukup, akral teraba hangat, dan kulit tidak pu7at serta diuresis ),51
ml/kgBB/jarn# jumlah 7airan dikurangi menjadi 4 ml/kgBB/jam. Bila dalam $aktu 6)51!) menit
keadaan tetap stabil pemberian 7airan menjadi ml/ kgBB/jam. Bila dalam $aktu 6)51!) menit
kemudian keadaan tetap stabil pemberian 7airan menjadi ml/kgBB/ jam. Bila !5+ jam setelah
renjatan teratasi tanda5tanda 8ital dan hematokrit tetap stabil serta diuresis 7ukup maka pemberian
7airan perin*us harus dihentikan (karena jika reabsorpsi 7airan plasma yang mengalami
ekstra8asasi telah terjadi, ditandai dengan turunnya hematokrit, 7airan in*us terus diberikan maka
keadaan hiper8olemi, edema paru atau gagal jantung dapat terjadi#.(1#
8/19/2019 Dbd Lapkas
19/22
U$a0a Pen7ega6an )an Pe"-e#antasan DBD
ntuk men7egah penyakit DBD, nyamuk penularnya "Aedes aegypti! harus diberantas
sebab 8aksin untuk men7egahnya belum ada.@ara yang tepat dalam pen7egahan penyakit DBD
adalah dengan pengendalian 8e7tornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti.engendalian nyamuk tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu
a. 0ingkungan
=etode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
emberantasan Sarang
8/19/2019 Dbd Lapkas
20/22
tertentu. =emberikan bubuk abate "temephos! pada tempat5tempat penampungan air seperti bak air,
8as bunga, kolam dan lain5lain.
@ara yang paling e*ekti* dalam men7egah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan
7ara57ara di atas, yang disebut dengan = lus, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu
juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur lar8asida,
menggunakan kelambu pada $aktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida,
menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dan Iain5lain sesuai
dengan kondisi.
%idak demam selama ! jam tanpa antipiretik
G
8/19/2019 Dbd Lapkas
21/22
G 'ematokrit stabil
G %iga hari setelah syok teratasi
G umlah trombosit F).)))/Nl
G %idak dijumpai distress perna*asan (disebabkan oleh e*usi pleura atau asidosis#
DA8TA PUSTAKA
1. 'airani 03. ?ambaran epidemiologi demam berdarah di Indonesia. 93=
I. !))2.
8/19/2019 Dbd Lapkas
22/22
!. &ahono %D. Demam Berdarah Dengue. akarta Badan enelitian dan
engembangan 3esehatan Departemen 3esehatanO !)).
. Anggia SD. ?ambaran 3linis enderita Demam Berdarah Dengue yang
dira$at di Bagian Ilmu penyakit Dalam eriode 1 anuari5 1 Desember !)).
ekanbaru, !))6 !454.
. Suhendro, olume !. akarta ;?@, 1222 256.
4. Departemen kesehatan -I. Demam Berdarah Dengue. !))2. Pdiakses
4 April !)1Qhttp//$$$.depkes.go.id
+. @hen 3, 'erdiman %. ohan, Sinto -. Diagnosis dan terapi 7airan pada
demam berdarah dengue. =edi7inus S7ienti7 ournal o* harma7euti7al
De8elopment and =edi7al Appli7ation. !))2O !! 54.
2. &orld 'ealth rganiation. Dengue ?uidelines *or Diagnosis, %reatment,
re8ention and @ontrol.